SlideShare a Scribd company logo
by: Ghufranaka Aldrien
MUATAN LOKAL
MEMBUAT DOKUMENTASI VIDEO
Teknik Pengambilan Gambar
Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan film,
fungsi kamera yaitu mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan
oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang
melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa
disebut kameramen, kameramen mengoperasikan kamera sesuai dengan
arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui
jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik
pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.
Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya, namun
secara garis besar kamera terbagi tiga yaitu :
1. Kamera foto (still photography)
Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak ( still single
picture). Bahan baku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid,
sehingga setelah melakukan perekaman harus diproses lagi dengan
pemrosesan secara kimiawi. Contoh : kamera analog, kamera digital.
2. Kamera film (cinema photography)
Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil
yang didapat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau
biasa disebut still motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.
3. Kamera video (video photography)
Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena
menghasilkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu
bahan bakunya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar
hasilnya dapat langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan
elektronis. Contoh : kamera Betacam, MiniDV, HDCam.
Teknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat bervariasi,
sehingga saat kita menonton suatu film tampak macam-macam sudut
pandang pengambilan gambar yang merupakan hal penting dalam film.
Penonton akan merasa jenuh apabila gambar yang disajikan terlihat monoton.
Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu :
1. Sudut pengambilan gambar (Camera Angle)
a. Bird Eye View
Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga
memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain
yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya
menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi
b. High Angle
Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti
ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
c. Low Angle
Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar
ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut
pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan.
d. Eye Level
Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak
ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya
memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.
e. Frog Level
Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat
objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.
2. Ukuran gambar (frame size)
a. Extreem Close-up (ECU)
Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian
tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.
b. Big Close-up (BCU)
Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk
menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek.
c. Close-up (CU)
Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk
memberi gambaran jelas terhadap objek.
d. Medium Close-up (MCU)
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya
untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
e. Mid Shoot (MS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya
memperlihatkan sosok objek secara jelas.
f. Knee Shoot (KS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama
dengan Mid Shot.
g. Full Shoot (FS)
Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya
memperlihatkan objek beserta lingkungannya.
h. Long Shoot (LS)
Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan
objek dengan latar belakangnya.
i. Extreem Long Shoot (ELS)
Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek
secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari
lingkungannya.
j. 1 Shoot
Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan
seseorang/benda dalam frame.
k. 2 Shoot
pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua
orang yang sedang berkomunikasi.
l. 3 shoot
pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga
orang sedang mengobrol.
m. Group Shoot
Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan
sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.
3. Gerakan kamera (moving camera)
a. Zooming (In/Out)
Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan
objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan
kameramen hanya mengoperasikannya saja.
b. Panning (Left/Right)
Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah
ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak
tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan.
c. Tilting (Up/Down)
Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan
tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan
stabil.
d. Dolly (In/Out)
Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan
gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah
diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
e. Follow
Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak
searah.
f. Framing (In/Out)
Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau
keluar (out) framming shot.
g. Fading (In/Out)
Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru
masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika
gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru
disebut fade out.
h. Crane Shoot.
Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda
danbergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi
objek.
4. Gerakan objek (moving object)
a. Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke
kiri maupun ke kanan.
b. Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out)
kamera.
Setelah mengetahui teknik-teknik dalam pengambilan gambar, ada beberapa
elemen penting yang harus ada di dalam gambar. Adapun elemen-elemen
tersebut yaitu :
a. Motivasi
b. Informasi
c. Komposisi
d. Suara
e. Sudut Kamera
f. Kontinuitas
Selain teknik-teknik maupun tata cara pengambilan gambar yang harus
dimiliki oleh seorang kameramen yaitu sense of art atau rasa seni, karena
gambar yang diambil oleh kameramen merupakan karya seni. Setiap orang
memungkinkan untuk menguasai teknik-teknik pengambilan gambar namun
apabila tidak memiliki rasa seni atau keindahan maka hasil yang didapatpun
kurang maksimal. Jadi rasa seni yang tinggi dapat dijadikan modal utama
untuk menjadi kameramen. Gali terus potensi diri, selamat berkarya, bangun
perfilman Indonesia menjadi lebih maju dan sukses.
Apa Itu Film Dokumenter
FILM DOKUMENTER
Dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari „aktualitas‟—potongan
rekaman sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat
di dalamnya berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan, dan
tanpa media perantara. Walaupun kadang menjadi bahan ramuan utama
dalam pembuatan dokumenter, unsur-unsur itu jarang menjadi bagian dari
keseluruhan film dokumenter itu sendiri, karena semua bahan tersebut harus
diatur, diolah kembali, dan ditata struktur penyajiannya. Terkadang, bahkan
dalam pengambilan gambar sebelumnya, berbagai pilihan harus diambil oleh
para pembuat film dokumenter untuk menentukan sudut pandang, ukuran
shot (type of shot), pencahayaan, dan lain-lain, agar dapat mencapai hasil
akhir yang mereka inginkan.
John Grierson pertama-tama menemukan istilah „dokumenter‟ dalam suatu
pembahasan mengenai film karya Robert Flaherty, Moana (1925). Dia
mengacu pada kemampuan suatu media untuk menghasilkan dokumen visual
tentang suatu kejadian tertentu. Dia sangat percaya bahwa “...sinema
bukanlah seni atau hiburan, melainkan suatu bentuk publikasi dan dapat
dipublikasikan dengan 100 cara berbeda untuk 100 penonton yang berbeda
pula.” Oleh karena itu, dokumenter pun termasuk di dalamnya sebagai suatu
metode publikasi sinematik yang, dalam istilah Grierson sendiri, disebut
„perlakuan kreatif atas keaktualitasan‟ (creative treatment of actuality). Karena
ada perlakuan kreatif, sama seperti dalam film fiksi lainnya, dokumenter
dibangun dan bisa dilihat bukan sebagai suatu rekaman realitas, tetapi
sebagai jenis „representasi lain‟ dari realitas itu sendiri.
Kebanyakan penonton film/ video dokumenter di layar kaca sudah begitu
terbiasa dengan berbagai cara, gaya, dan bentuk-bentuk penyajian yang
selama ini palaing banyak dan umum digunakan dalam berbagai acara siaran
televisi. Sehingga, mereka tak lagi mempertanyakan lebih jauh tentang isi dari
dokumenter tersebut. Misalnya, penonton sering menyaksikan dokumenter
yang dipandu oleh suara (voice over) seorang penutur cerita (narator),
wawancara dari para pakar, saksi-mata atas suatu kejadian, rekaman
pendapat anggota masyarakat, Demikian pula dengan suasana tempat
kejadian yang terlihat nyata, potongan-potongan gambar kejadiannya
langsung, dan bahan-bahan yang berasal dari arsip yang ditemukan. Semua
unsur khas tersebut memiliki sejarah dan tempat tertentu dalam
perkembangan dan perluasan dokumenter sebagai suatu bentuk sinematik.
Ini penting ditekankan, karena --dalam berbagai hal-- bentuk dokumenter
sering diabaikan dan kurang dianggap di kalangan film seni, seakan-akan
dokumenter cenderung menjadi bersifat „pemberitaan‟ (jurnalistik) dalam
dunia pertelevisian. Bukti-bukti menunjukkan bahwa, bagaimanapun, dengan
pesatnya perkembangan film/ video dokumenter dalam bentuk pemberitaan,
ada kecenderungan kuat di kalangan para pembuat film dokumenter akhir-
akhir ini untuk mengarah kembali ke arah pendekatan yang lebih sinematik.
Dan, kini, perdebatannya berpindah pada segi estetik. Pengertian tentang
„kebenaran‟ dan „keaslian‟ suatu film dokumenter mulai dipertanyakan,
diputarbalikkan, dan diubah, mengacu pada pendekatan segi estetik film
dokumenter dan film-film non-fiksi lainnya.
Satu titik awal yang berguna adalah daftar kategori Richard Barsam tentang
apa yang dia sebut sebagai „film non-fiksi‟. Daftar ini secara efektif
menunjukkan jenis-jenis film yang dipandang sebagai dokumenter, dan
dengan jelas memiliki ide dan kode etik tentang dokumenter yang sama.
Kategori-kategori tersebut adalah:
* film faktual
* film etnografik
* film eksplorasi
* film propaganda
* cinéma-vérité
* direct cinema
* dokumenter
Pada dasarnya, Barsam menempatkan dokumenter sebagai suatu kategori
tersendiri, karena ia mengatakan bahwa peran si pembuat film dalam
menentukan interpretasi materi dalam jenis-jenis film tersebut jauh lebih khas.
Perkembangan dokumenter dan genre-nya saat ini sudah sangat pesat dan
beragam, tetapi ada beberapa unsur yang tetap dan penggunaannya; yakni
unsur-unsur visual dan verbal yang biasa digunakan dalam dokumenter.
Unsur Visual:
* Observasionalisme reaktif; pembuatan film dokumenter dengan bahan yang
sebisa mungkin diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini
berhubungan dengan ketepatan pengamatan oleh pengarah kamera atau
sutradara.
* Observasionalisme proaktif; pembuatan film dokumenter dengan memilih
materi film secara khusus sehubungan dengan pengamatan sebelumnya oleh
pengarah kamera atau sutradara.
* Mode ilustratif; pendekatan terhadap dokumenter yang berusaha
menggambarkan secara langsung tentang apa yang dikatakan oleh narator
(yang direkam suaranya sebagai voice over).
* Mode asosiatif; pendekatan dalam film dokumenter yang berusaha
menggunakan potongan-potongan gambar dengan berbagai cara. Dengan
demikian, diharapkan arti metafora dan simbolis yang ada pada informasi
harafiah dalam film itu, dapat terwakili.
Unsur Verbal:
* Overheard exchange; rekaman pembicaraan antara dua sumber atau lebih
yang terkesan direkam secara tidak sengaja dan secara langsung.
* Kesaksian; rekaman pengamatan, pendapat atau informasi, yang
diungkapkan secara jujur oleh saksi mata, pakar, dan sumber lain yang
berhubungan dengan subyek dokumenter. Hal ini merupakan tujuan utama
dari wawancara.
* Eksposisi; penggunaan voice over atau orang yang langsung berhadapan
dengan kamera, secara khusus mengarahkan penonton yang menerima
informasi dan argumen-argumennya.
Tekhnik Produksi Film
Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film.
Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan,
dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat
perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai.
Mengembangkan naskah ke dalam program video siap pakai melalui tahapan-
tahapannya : Tahap Pra Produksi, Tahap Produksi, Tahap Pasca Produksi
Dalam produksi film sangat erat kaitannya dengan kerabat kerja atau tim atau
crue pelaksana pembuatan film dan deskripsi kerjanya masing-masing.
Adapun tim tersebut dapat terdiri atas :
1.Director, Bertugas memimpin dan mengarahkan keseluruhan proses
pembuatan film. (Sutradara)
2.Ide cerita, Pencetus atau pemilik ide cerita pada naskah film yang
diproduksi.
3.Script Writer, Bertugas menterjemahkan ide cerita ke dalam bahasa visual
gambar atau skenario.
4.Kameramen, Bertugas mengambil gambar atau mengoperasikan kamera
saat shooting.
5.lighting, Bertugas mengatur pencahayan dalam produksi film.
6.Tata musik (music director), Bertugas membuat atau memilih musik yang
sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
7.costume designer), Bertugas membuat atau memilih dan
8.Tata kostum, menyediakan kostum atau pakaian yang sesuai dengan
nuansa cerita dalam produksi film.
9.Make up Artist), Bertugas mengatur make up yang sesuai dengan nuansa
cerita dalam produksi film
10. sound effect (sound recorder), Bertugas membuat atau memilih atau
merekam suara dan efek suara yang sesuai dengan nuansa cerita
dalam produksi film.
 artistic director), Bertugas membuat dan
mengatur
11. Tata artistik ( latar dan setting yang sesuai dengan nuansa cerita dalam
produksi film.

12. Editor, Bertugas melakukan editing pada hasil pengambilan gambar
dalam produksi film.
13. Kliper, Bertugas memberi tanda pengambilan shot dalam produksi film.
14. Pencatat adegan, Bertugas mencatat adegan atau shot yang diambil
serta kostum yang dipakai dalam produksi film.
15. Casting, Bertugas mencari dan memilih pemain yang sesuai ide cerita
dalam produksi film.
TAHAP PRA PRODUKSI
ANALISIS IDE CERITA.
Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film.
Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan,
dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat
perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah
ditentukan maka semua detail cerita dan pembuatan film akan terlihat dan
lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi dan pengumpulan data dan
faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel atau bertanya langsung kepada
sumbernya.
 Ide film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber antara
lain:
 • Pengalaman pribadi penulis yang menghebohkan.
 • Percakapan atau
aktifitas sehari-hari yang menarik untuk difilmkan.
 • Cerita rakyat atau
dongeng.
 • Biografi seorang terkenal atau berjasa.
 • Adaptasi dari cerita di
komik, cerpen, atau novel.
 • Dari kajian musik, dll


 MENYIAPKAN NASKAH
Jika penulis naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil
cerita dari cerpen, novel ataupun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi
yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah.
Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan
dibuat film.
MENYUSUN JADWAL DAN BUDGETING
Jadwal atau working schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa
saja , biaya dan peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta batas
waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot
keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi
sangat menentukan jadwal pengambilan gambar.
 Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
 • Penggandaan naskah skenario
film untuk kru dan pemain.
 • Penyediaan kaset video.
 • Penyediaan CD
blank sejumlah yang diinginkan.
 • Penyediaan property, kostum, make-up.
 •
Honor untuk pemain, konsumsi.
 • Akomodasi dan transportasi.
 • Menyewa
alat jika tidak tersedia.

 HUNTING LOKASI
Memilih dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah.
Untuk pengambilan gambar di tempat umum biasanya memerlukan surat ijin
tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba diusir
dipertengahan pengambilan gambar karena tidak memiliki ijin (dan saya
mengalaminya.. hehe).
 Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai
resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya
sumber listrik, dll. Setting yang telah ditentukan skenario harus betul-betul
layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi. Jika biaya produksi kecil,
maka tidak perlu tempat yang jauh dan memakan banyak biaya.

 MENYIAPKAN KOSTUM DAN PROPERTY.
Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta
propertinya. Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus
ataupun cukup membeli atau menyewa namun disesuaikan dengan cerita
skenario. Kelengkapan produksi menjadi tanggung jawab tim property dan
artistik.

MENYIAPKAN PERALATAN
Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan
yang lengkap dan berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film
minimalis) :
 • Clipboard.
 • Proyektor.
 • Lampu.
 • Kabel Roll.
 • TV
Monitor.
 • Kamera video S-VHS atau Handycam.
 • Pita/Tape.
 • Mikrophone
clip-on wireless.
 • Tripod Kamera.
 • Tripod Lampu.

 CASTING PEMAIN
Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film.
Dapat dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat
diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja.
Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi
budget/pembiayaan yang dimiliki.

TAHAP PRODUKSI

 TATA SETTING
Set construction merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan
pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi
lebih menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan
mempertegas latar peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita
secaramenarik.

 TATA SUARA
Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang
tepat dan berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah
dibawa, peka terhadap sumber suara, dan mampu meredam noise (gangguan
suara) di dalam dan di luar ruangan.]

 TATA CAHAYA
Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya
keualitas teknik film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan
melukis dengan menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun
maka kamera tidak akan dapat merekam objek.
 Penataan cahaya dengan
menggunakan kamera video cukup memperhatikan perbandingan Hi light
(bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar
tidak terlalu tinggi atau biasa disebut hight contrast. Sebagai contoh jika
pengambilan gambar dengan latar belakang lebih terang dibandingkan
dengan artist yang sedang melakukan acting, kita dapat gunakan reflektor
untuk menambah cahaya.
 Reflektor dapat dibuat sendiri dengan
menggunakan styrofoam atau aluminium foil yang ditempelkan di karton tebal
atau triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
 Perlu
diperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang
digunakan. Lebih baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal
lighting yang disarankan. Jika melebihi batasan atau dipaksakan maka
gambar akan terihat seperti pecah dan tampak titik-titik yang menandakan
cahaya under.
 Perlu diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan
film yang dibuat yang disebut white balance. Disebut white balance karena
memang untuk mencari standar warna putih di dalam atau di luar ruangan,
karena warna putih mengandung semua unsur warna cahaya.

 TATA KOSTUM (WARDROBE)
Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan
gambar dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari
scene satu ke yang lain. Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan
mengambil seluruh shot yang terjadi pada lokasi yang sama. Oleh karenanya
sangat erlu mengidentifikasi kostum pemain. Jangan sampai adegan yang
terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk mengantisipasinya
maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan
kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan
rambut, riasan, kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil
foto dan berguna untuk shot selanjutnya.

 TATA RIAS
Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada
wajah tetapi juga pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih
cantik atau tampan tetapi lebih ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur
manipulasi sangat berperan pada teknik tata rias, disesuaikan pula
bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar dengan kamera.
Membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.

 TAHAP PASCA PRODUKSI

 PROSES EDITING
Secara sederhana, proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat
sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Dalam
kegiatan ini seorang editor akan merekonstruksi potongan-potongan gambar
yang diambil oleh juru kamera.
 Tugas editor antara lain sebagai berikut:
 •
Menganalisis skenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai
kontruksi dramatinya.
 • Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan
yang tidak (NG) sesuai shooting report.
 • Menyiapkan bahan gambar dan
menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara.
 • Berkonsultasi
dengan sutradara atas hasil editingnya.
 • Bertanggung jawab sepenuhnya
atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang diserahkan
kepadanya untuk keperluan editing.

 REVIEW HASIL EDITING
Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran
film tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-
macam, dapat menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun
dengan PC (CD-ROM) yang diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light
Computer Display). Pemutaran intern ini berguna untuk review hasil editing.
Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan dari skenario maka
dapat segera diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang
pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu
tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film.

 PRESENTASI DAN EVALUASI
Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan
sesuai dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama
dengan kalangan yang lebih luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :
 •
Ahli Sinematografi.
 • Untuk mengupas film dari segi atau unsur
dramatikalnya.
 • Ahli Produksi Film.
 • Untuk mengupas film dari segi teknik,
baik pengambilan gambar, angle, teknik lighting, dll.
 • Ahli Editing Film
(Editor).
 • Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.
 • Penonton/penikmat
film.
 • Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film.
Hal ini dikarenakan mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat
film yang mungkin masih awam dalam pembuatan film.
Membuat Skenario Film
Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana membuat skenario
film:
1.IDE CERITA
Film itu sebuah cerita bergambar dan bersuara. Karena
sebuah cerita, jadi kamu harus punya cerita yang dianggap
menarik untuk difilmkan. Dari mana datangnya ide? Ide
banyak. Ada di mana-mana. Tinggal kamu buka lebar-lebar
semua indera kamu. Kamu bakal mendengar, merasa, melihat,
mengecap, dan mencium ide.
2.SIAPKAN SINOPSISNYA
Sekalipun film dan cerpen atau novel sama-sama sebuah
cerita, tetapi ada perbedaan. Perbedaannya pada medium yang
digunakan. Seperti disebutkan pada nomor satu, film
menggunakan medium gambar dan suara. Sedangkan cerpen dan
novel menggunakan medium teks.
Sementara sinopsis sendiri memiliki arti penting dalam
pembuatan skenario, yaitu sebagai pijakan. Kita akan
kesusahan bikin skenario bila kita tidak tahu sinopsis
ceritanya. Akan sama sulitnya kita akan bikin sinopsis bila
tidak punya ide cerita.
Bila yang kamu bikin bukan film lepas (FTV/layar lebar),
melainkan sinetron, maka selain menyiapkan sinopsis global,
kamu juga harus menyiapkan sinopsis per episode yang tentu
saja lebih detail dibanding dengan sinopsis global.
3.BIKIN LOGLINE/PREMIS
Logline atau premis bertujuan untuk memperjelas film apa
yang kamu buat. Logline sejenis iklan. Logline yang bagus
akan menarik orang untuk menonton film yang kita buat. Agar
mudah membuat logline, Richard Krevolin memberikan pola
kalimat sebagai berikut: bagaimana jika…… dan kemudian…….
Contoh: bagaimana jika orang yang kamu siksa adalah orang
yang akan menolong kamu dan kamu tidak tahu. Kalimatnya
dibikin sederhana menjadi: yang kamu siksa adalah
penolongmu yang tidak kamu ketahui.
Untuk lebih jelas tentang logline, kamu bisa melihat cover-
cover film. Di sana ada kalimat-kalimat yang menarik.
Itulah logline atau premis.
4.TREATMEN
Treatmen ini pembabakan. Sebuah film umumnya tiga babak.
Sinopsis itu harus dipecah ke dalam tiga babak ini. Babak
pertama sebagai pengenalan seting, tokoh, dan awal
masalahnya. Babak kedua sebagai bagian berkecamuknya
masalah. Babak ketiga sebagai penyelesaiannya.
Yang tiga babak ini disebut dengan struktur tiga babak
(tree acts structure). Ada juga yang disebut struktur
sembilan babak (nine acts structure), sebagai pengembangan
dari yang tiga babak. Yang sembilan babak ini terdiri dari:
· Babak 1: kejadian buruk menimpa orang lain.
· babak 2: pengenalan tokoh utama (protagonis).
· Babak 3: kejadian buruk menimpa protagonis, atau
terlibat/dilibatkan kepada masalah orang lain pada
babak 1.
· Babak 4: protagonis dan antagonis
· Babab 5: protagonis berusaha keluar dari masalah
· Babak 6: protagonis salah mengambil jalan
· Babak 7: protagonis mendapat pertolongan
· Babak 8: protagonis berusaha keluar dari masalah lagi
· Babak 9: protagonis dan antagonis berperang,
menyelesaikan masalahnya
5.OUTLINE SCENE/SCENE PLOT
Sekarang saatnya membuat outline scene/scene plot. Outline
scene/scene plot adalah rencana peristiwa-peristiwa yang
akan diambil (disyut). Pembuatan outline scene/scene plot
akan mempermudah pembuatan skenario.
Contoh:
1. Lisa pamit kepada orangtuanya untuk pergi ke Jakarta.
2. Arman, pacar Lisa, sedang menyiapkan rencana menculik
Lisa.
3. Dst
6. BIKIN SKENARIO!
Ini contoh skenario:
SANG PRABU
Datang Untuk Kembali
Cerita : Yul Andryono
Skenario : Gola Gong
Fade In
Act 1
01. EXT. TAMAN SARI-PAGI (HARI 1)
Pemain: Kepengen, Putri Malaka, Roh Deni
Kepengen memergoki PUTRI MALAKA sedang bersedih hati.
Kepengen menanyakan kesedihannya. Putri malaka bermuram
durja.
Tanpa mereka sadari, roh deni hadir di sini. Mendengarkan
percakapan mereka.
KEPENGAN:
Haiya, kenapa putli owe yang cantik ini belmulam
dulja?
ROH DENI:
Haiya, putli sedang sedih. Kasihan… ini salahku
juga!
PUTRI MALAKA:
Bagaimana Ay tidak sedih? Sekarang Ay tak punya
datang! Gusti Prabu belum nyariin Ay punya
dayang! Padahal gengsi seorang putri itu ada pada
seorang dayang!
Dialog dan seterusnya….
CUT TO
02. INT. PENDOPO ISTANA – SIANG (HARI 2)
Pemain: Prabu, Putri Malaka, Woro Denok, Putra Mahkota,
Selir, Permaesuri, Mahapatih, Para Punggawa, Dayang
Prabu duduk di singgasananya. Permaisuri di sebelahnya.
Woro Denok dengan genit duduk sambil memegang Putri
Mahkota.
PRABU:
Siang ini sengaja kukumpulkan. Pertemuan ini atas
permintaan Putri Bunga Seroja dari Kerjaan
Malaka…
Dst
CUT TO
03…………….
04………………….
FADE OUT
Keterangan:
Fade In : Cerita dimulai
Act 1 : Babak 1
01 : Scene 1 (secene [pemandangan]= potongan peristiwa)
EXT : Exterior (peristiwa terjadi di luar), INT=interior
Taman Sari : Lokasi peristiwa
Pagi : Waktu kejadian
Hari 1 : Hari kejadian (untuk membedakan kostum dll)
Pemain: ….. : Pemain yang main pada film
Kepengen…. : Deskripsi peristiwa
Kepengen: Haiya : Dialog
CUT TO : Pemisah antar scene.
Fade Out : Tanda cerita sudah usai
Selain Cut To masih ada turunannya spt: intercut to,
disslove to, paralel cut to, dll
PERTANYAAN PENTING
Ada 7 pertanyaan penting yang harus dijawab penulis
skenario agar skenarionya bagus. Tujuh pertanyaan itu
ialah:
1. Siapa tokoh utamanya?
2. Apa yang diinginkan oleh tokoh utama?
3. Siapa antaginisnya? Apa hal yang menghalangi tercapainya
keinginan protagonis?
4. Bagaimana protagonis bisa mencapai keinginannya?
5. Apa pesan yang ingin kamu sampaikan dalam cerita itu?
6. Bagaimana kamu nyeritain cerita itu?
7. Bagaimana perubahan nasib tokoh-tokohnya?
Itulah “prosedur” penulisan skenario film. Lebih jelasnya
kamu bisa baca pada buku-buku panduan menulis skenario.
BAHAN REFERENSI BACAAN:
Gola Gong, Menulis Skenario Itu (Lebih) Gampang
Richard Krevolin, Rahasia Sukses Skenario Film Box Office
Sony Set, Jangan Cuma Nonton, Jadilah Penulis Skenario
Profesional
CONTOH STORY BOARD DALAM SUATU NASKAH/CERITA
Skript Film
Written By Rizqisme
Judul Film : NASIR DAN ARIS
Penulis Skrip : Rizki Sopiyandi
Ide Cerita : Rizky Sopiyandi
Cuaca pagi hari di kota Bandung. Pagi ini lumayan cerah.
Mahasiswa berlalu-lalang terlihat sedang terburu-buru mengejar
waktu kuliah. Nasir Abdurrahman dan teman baiknya yang satu
kelas Aris Maulana. Mereka tercatat sebagai Mahasiswa Jurusan
Ilmu Komunikasi semester 6 di salah satu Universitas Komunikasi
Bandung terlihat santai berjalan menuju kelas disamping hiruk
pikuk temannya yang sedang berlarian karena takut terlambat.
SCENE 1.Ext. Kantin (MORNING)
Cast : Ibu Kantin, Nasir, Aris, Extras
(Terlihat banyak Mahasiswa yang sedang sarapan pagi sambil
berdiskusi tentang Mata Kuliah)
Nasir : Bu Bubur Ayamnya satu…(Sambil menuangkan Air Teh)
Ibu kantin : Mangga..Air minumnya udah a?
Nasir : (dengan muka yang dingin) Belum bu, baru Air Teh..
Ibu Kantin: (tersenyum kecil) he.. sama aza ath a..(sambil
menyerahkan satu mangkok bubur)
Nasir : oiaa..punteun bu..abi mah mun nuju hilap teh sok tara
inget..
Ibu Kantin : (Kebingungan) aya-aya wae si aa mah..
(Datanglah Aris dengan gaya khasnya)
Aris : Hallo Brother..enak ni. (Sambil membawa mangkok bubur
yang sedang dimakan Nasir)
Nasir : Ente kebiasaan..(dengan wajah yang sedikit kesal)
Aris : pelit amat lu (sambil menyerahkan mangkok bubur tadi)
Aris : ga bkln masuk lu sir? (Sambil berjalan menuju TV yang
ada di kantin itu)
Nasir : yaelah..orang banjaran ngomongnya sok betawi..ngomong
tuh musti enak nyet, biar bisa dimengerti orang.
Aris : lah..dah ganteng gini dipanggil monyet (aga kesal)
Nasir : ente emang ga masuk mata kul hadist kemaren
Aris : Emang kenapa? Apa hubungannya? (keheran-keranan)
Nasir : kemaren kan kata dosen…berkatalah yang haq meskipun itu
sakit.
Aris : (dengan gaya khasnya) Maksud lo????????? (lalu
menyalakan TV yang ada didekatnya, dan ternyata TV itu tidak
ada gambarnya)
Aris: (berteriak bertanya kepada ibu kantin) koq gd gambarnya
bu?
Ibu kantin : antena nya mereun a, kalo ngga mungkin TV nya lagi
gada signal? (sambil memainkan Hp nya)
Aris: Gd Signal?? Dah kaya Hp aza ni TV.. (lalu mengecek Antena
TV yang ternyata terbuat dari tali Rapia)
Aris : Nah ini apa bu? (sambil menunjukan Rapia tersebut)
Ibu kantin : itu antenanya? (menjawab sebari memainkan HPnya)
Aris : hah???? (dengan wajah yang bingung, dan mengambil kabel
yang tidak tidak ada colokannya dan menunjukan kepada ibu
kantin)
Aris : (Bertanya tentang kabel tersebut kepada ibu kantin) ini
apa?
Ibu kantin : itu colokannya (menjawab masih sebari memainkan
HPnya)
Aris : (tambah aneh, lalu mengambil asbak yang ada di sebelah
TV tersebut, dan bertanya lagi)
Ibu Kantin : (berhenti memainkan Hp karena sedikit kesal karena
aris banya bertanya dan menjawab), yaah..gt aza musti
nanya..yaah itu mah asbak atuh ris..
Aris : (tak kalah kesal) dasar si ibu..
(Dan berbunyi lah HP kepunyaan Nasir, Nasir pun mengambil HP
yang ada di kantong celananya, lalu ia membacanya, dan ternyata
sms temannya memberitahukan bahwa ada dosen yang mau masuk.)
Nasir : Ris udah ada dosen..ayooo (sambil berlari), bu ngutang
dulu..(berteriak kepada ibu kantin)
ibu kantin : (menggelengkan kepalanya)
Aris : Okei…
SCENE 2.INT.RUANG KELAS (MORNING)
Cast: Ibu Dosen, Nasir, Aris, Extras
Suasana kelas masih ramai. Ada beberapa Mahasiswa yang masih
berbincang-bincang dengan temannya di dalam kelas. ada yang
sedang membaca buku. Selang beberapa menit kemudian Ibu Dosen
masuk ke dalam kelas, disusul 2 orang Mahasiswa yang datang
terlambat.
Nasir : “Maaf Bu, kita terlambat. Ban motor saya bocor. Masih
boleh masuk bu?”
IBU DOSEN : “Ya sudah, duduk”.
Ibu DOsen : “Trus Aris kenapa kamu terlambat?”
Aris : (Dengan terbata-bata ia pun kebingungan mencari alasan).
“Emm..anu ..anu bu..tadi saya liat Nasir sedang dorong motor
bututnya, jadi jiwa social saya pun tergugah untuk membantunya
(dengan lantang ia berkata kepada Ibu Dosen)
IBU DOSEN :“kamu tuh banyak alasan. Ya sudah, kamu juga duduk”.
IBU Dosen : (Berbicara didepan kelas)
Dengan penuh wibawa ibu dosen pun berkata pada seluruh
Mahasiswa.
“Anak-anak, untuk hari ini kita akan praktek berpidato. Setiap
Mahasiswa saya beri waktu 5 menit untuk berpidato. Dan sekarang
kalian saya beri waktu 10 menit untuk merumuskan apa saja yang
akan kalian sampaikan ato yang jadi materi pidato kalian nanti.
Bagaimana bisa dimengerti?”
Seluruh Mahasiswa : (Bersama-sama) Paham Bu…
IBU Dosen : Jika sudah paham, silahkan mulai mengerjakan dan
jangan membuat kegaduhan.
CUT TO:
SCENE 3.INT.RUANG KELAS (MORNING)
Cast: Ibu Dosen, Nasir dan Aris, Extras
Seluruh Mahasiswa pun mengeluarkan buku catatan mereka dan
segera mengerjakan begitupun dengan Nasir dan Aris.
Nasir : (Berpikir, Dubbing) Hmm… tentang apa yaa…
CAMERA Move TO EXTRAS I
EXTRAS I : Kayanya tentang kasus mafia hukum yang kemaren marak
diberitakan ke TV seru tuh..
CAMERA MOVE TO EXTRAS II
EXTRAS II : Tentang pengarahan motivasi kaya Mario Teguh mantap
tu..
CAMERA MOVE TO Aris
Aris : (Wajah Kebingungan, mencoba menanyakan ide kepada nasir)
Sir..sir..lho bikin tantang apaan?
CAMERA MOVE TO Nasir
Nasir : (sedang berpikir keras.)
CUT : FADE OUT
CUT IN:
SCENE4.INT.RUANG KELAS (MORNING)
Cast: Nasir,Aris, Extras
Nasir : (Nasir sedang menggoyang-goyangkan pulpennya.) Yah,kok
macet sih…(Nasir mengeluarkan isi pulpen dan meniupnya lalu
mencoba untuk menulis lagi.)
CAMERA ZOOM TO: Aris SEDANG TERTIDUR
(Aris tertidur sambil menopang dagunya)
Aris : (Terantuk, Berteriak) Aduhh…
IBU Dosen : (Tegas) teman-teman kamu mengerjakan tugas kamu
asyik-asyikan tidur. Sekarang kamu berdiri di depan kelas
(Aris berjalan ke depan kelas.)
IBU Dosen : Angkat satu kaki, pegang kedua telinga dan bilang
saya tidak akan tidur lagi dikelas.
(Keheningan kelas pecah oleh suara anak-anak yang tertawa
menertawakan )
SCENE 5.INT.RUANG KELAS (MORNING)
Cast: Ibu Guru, Komandan Cilik, Extras
Bel pertanda jam usai pun berbunyi.
IBU Dosen : (Berjalan ke tengah kelas) Baik anak-anak, waktunya
sudah habis. Nasir tolong kumpulkan karanganya teman-temannya
dan bawakan ke meja Ibu.
Nasir : (Berdiri, Tegas) Siap Bu…!!! (tampak kebingungan karena
ia belum beres menyiapkan materinya)
(Nasir mengumpulkan pekerjaan teman-temannya. )
IBU Dosen : Silahkan siapa yang ingin pertama kedepan berpidato
Semua Mahasiswa : (Saling menoleh satu sama lain dengan keadaan
hening)
(Keheningan pun pecah ketika EXTRAS 1 mengangkat tangan dan
kedepan untuk berpidato)
CUT TO
Extras II
Berjalan Kedepan
CUT TO
Ibu Dosen :“Baik siapa yang belum kedepan?”
Camera Move To Aris dan Nasir
(Nasir dan aris tampak kebingungan)
Camera Move To Nasir
(Nasir Pun berjalan perlahan kedepan kelas dengan wajah
kebingungan)
Ibu Dosen : “silahkan Nasir”
Nasir : (Mengangguk, namun dengan wajah bingung, lalu ia
menghela nafas dan tersenyum kecil)
Nasir : “Baiklah sahabat-sahabat. Assalamualaikum wr.wb”
Seluruh Mahasiswa : (Menjawab) “wa’alaikum salam..”
Nasir : Berinteraksi dengan Audiens kelas (Seluruh Mahasiswa)
Nasir :”Sebelum ke pokok apakan sahabat-sahabat tau apa yang
akan saya sampaikan pada kesempatan kali ini?” (Seluruh
Mahasiswa pun kebingungan, lalu menjawab serentak)
Seluruh Mahasiswa : “Tidaaaak tau….”
Nasir : (dengan wajah yang kecewa, lalu ia berkata..)
“yaaah..percuma saya berdiri di depan sini kalaulah kalian
tidak tahu apa yang akan saya sampaikan”
(Nasir pun berlalu dengan wajah tanpa dosa menuju kusrinya)
(Seluruh Mahasiswa wajah bingung , aneh melihat tingkah nasir)
Extras III : Dasar Nasir..emang cerdik dia.
Ibu Dosen : (dengan wajah yang bingung, kecewa dan marah)
“baiklah siapa lagi yang belum?”
Seluruh Mahasiswa : (menjawab) “Aris Bu..”
Camera Move To Aris
(yang sedari tadi berdiri di depan karena di hokum nampak
bingung karena tidak punya materi yang akan disampaikan, ia pun
tersunyum kecil)
Aris : (berjalan menuju arah teman-temannya) ”Baiklah..
Assalamualaikum wr.wb”
Seluruh Mahasiswa : (Menjawab) “wa’alaikum salam..”
Aris : Agar lebih efektif, Sebelumnya saya juga terlebih dahulu
akan bertanya..Apa sahabat tahu apa yang akan saya sampaikan?”
Seluruh Mahasiswa : (dengan wajah bingung, namun punya
pengalaman seperti ini dan tidak mau hal sama terjadi seperti
yang nasir lakukan, menjawab setentak) “tahu..!!!”
Aris : (dengan wajah yang pura-pura bahagia) “Saya Bangga
kepada kalian semua..”
Seluruh Mahasiswa (ada yang bingung, ada yang tersenyum ke-
geeran)
Aris : “Baiklah, oleh karena itu saya tidak perlu lagi
menyampaikan pidato saya karena kalian semua sudah tau..terima
kasih. Wassalamualaikum”
(Sama seperti Nasir, Aris pun berlalu dengan wajah tanpa dosa
menuju kursinya)
Seluruh Mahasiswa : (Kebingungan namun dengan wajah kesal
karena telah tertipu untuk kedua kalinya)
Ibu Dosen : (dengan wajah yang bingung, kecewa dan marah)
“Nasir……….Aris………kalian berdua kedepan cepat sampaikan materi
pidato kalian!!!!
CAMERA MOVE TO ARIS DAN NASIR
(Nasir Dan Aris Pun Berjalan Menuju Kelas Dan Satu sama lain
Saling berbisik)
Nasir : Mungkin langsung saja, karena saya dan Aris sadar saya
sudah banyak menyita waktu..
Aris Dan Nasir : (Bersama-sama) Assalamualaikum Wr.Wb.
Aris : (Kembali Bertanya) Apa kalian tau apa yang akan kami
sampaikan?
Seluruh Mahasiswa : (Kebingungan karena tak ingin ditipu untuk
kesekian kalinya)
Nasir : “ada yang tau?”
Seluruh Mahasiswa : (Kebingungan, satu sama lain saling
berbisik, dan mereka pun menjawab) Tau..tidak…tau… (sebagian
ada yang menjawab tau, ada juga yang menjawab tidak)
Aris Dan Nasir : (Saling menatap dan tersenyum kecil)
Nasir : Baiklah..saya harap teman teman yang tau tidak egois.
Dan menyampaikan kepada yang tidak tau”
CAMERA MOVE TO SELURUH MAHASISWA (FREZZ)
Seluruh Mahasiswa : (Wajah bingung dan kesal)
(sama seperti sebelumnya Nasir dan Aris pun berlalu dengan
wajah tanpa dosa menuju kursinya)
CAMERA MOVE TO Ibu Dosen Close Up)
Ibu Dosen : (Dengan Wajah yang sangat Marah)
“Nasiiiiiiir…Ariiiiiiiiiis…Keluaaaaaaaaaaaaaaaaaaar!!!!!!!”
SCENE ?.EXt. Luar KELAS (Pagi Menuju Siang)
Cast : Aris, Nasir, Extras
(Saling Berlangkulan dan tersenyum Kecil)
CAMERA Move To Gedung
END FADE OUT
Dengan ada buku panduan untuk membuat dokumentasi video
ini semoga para siswa didik yang bersungguh sungguh
dengan bakat dan minat akan dapat kelak mengisi salah
satu bidang yang disukai dalam dunia broadcasting dan
perfilman di indonesia. Buku ini saya ambil dari berbagai
media perorangan maupun perusahaan baik dalam bentuk
tulisan dan gambar sehingga memungkinkan siswa didik
untuk mempelajarinya lebih fokus dan terarah tampa harus
membuang-buang waktu bersusah payah mencari diinternet
maupun buku panduan dari dinas pendidikan yang telah ada
saat ini. Untuk itulah saya minta maaf jika ada
kekeliruan dan kesalahan atas buku ini saya mohon
dikoreksi agar dapat perbaikan kelak dimasa mendatang.
Akhirnya saya ucapakan selamat membaca dan belajar
tentang apa yang ada pada buku yang ditangan anda
sekarang.
WASSALAM

More Related Content

What's hot

Mengenal 5 Teknik Angle Fotografi.pptx
Mengenal 5 Teknik  Angle Fotografi.pptxMengenal 5 Teknik  Angle Fotografi.pptx
Mengenal 5 Teknik Angle Fotografi.pptx
HORGPPK
 
Komposisi dalam Fotografi
Komposisi dalam Fotografi Komposisi dalam Fotografi
Komposisi dalam Fotografi
Firdaus Azwar Ersyad
 
ATP KONSENTRASI DKV.doc
ATP KONSENTRASI DKV.docATP KONSENTRASI DKV.doc
ATP KONSENTRASI DKV.doc
KalsumKalsum1
 
TATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera
TATA CAHAYA - MATERI : Teori KameraTATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera
TATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera
Diana Amelia Bagti
 
Materi Teknik Editing video
Materi Teknik Editing videoMateri Teknik Editing video
Materi Teknik Editing video
Erwin Rasyid
 
Simulasi Digital (Proses pengambilan gambar)
Simulasi Digital (Proses pengambilan gambar)Simulasi Digital (Proses pengambilan gambar)
Simulasi Digital (Proses pengambilan gambar)
Rizky Nurcahyati
 
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptxTeknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
WayanWinarye1
 
Silabus desain grafis percetakan kelas xi
Silabus desain grafis percetakan kelas xiSilabus desain grafis percetakan kelas xi
Silabus desain grafis percetakan kelas xi
SaepulAripin1
 
Kameraman
KameramanKameraman
Power point tugas 3 (fotografi)
Power point tugas 3 (fotografi)Power point tugas 3 (fotografi)
Power point tugas 3 (fotografi)ArtSashin
 
Komposisi dalam fotografi
Komposisi dalam fotografiKomposisi dalam fotografi
Komposisi dalam fotografi
Abednego Febri
 
Anatomi DSLR Camera
Anatomi DSLR CameraAnatomi DSLR Camera
Anatomi DSLR Camera
Firdaus Azwar Ersyad
 
Contoh storyline moeljadi pranata
Contoh storyline moeljadi pranataContoh storyline moeljadi pranata
Contoh storyline moeljadi pranataYohanes Pranata
 
2. Materi Pembelajaran Storyboard
2.  Materi Pembelajaran Storyboard2.  Materi Pembelajaran Storyboard
2. Materi Pembelajaran Storyboard
Martin Arale
 
MANAJEMEN PRODUKSI FILM
MANAJEMEN PRODUKSI FILMMANAJEMEN PRODUKSI FILM
MANAJEMEN PRODUKSI FILM
Universitas `Aisyiyah Yogyakarta
 
04 storyboard
04 storyboard04 storyboard
04 storyboard
Indra Abdam Muwakhid
 
Desain grafis percetakan memahami jenis jenis kamera dan alat bantu fotografi
Desain grafis percetakan memahami jenis jenis kamera dan alat bantu fotografiDesain grafis percetakan memahami jenis jenis kamera dan alat bantu fotografi
Desain grafis percetakan memahami jenis jenis kamera dan alat bantu fotografi
MULTIMEDIA 'n BROADCASTING SMKN 1 PUNGGING MOJOKERTO
 
Perangkat broadcasting
Perangkat broadcastingPerangkat broadcasting
workshop sinematografi.pptx
workshop sinematografi.pptxworkshop sinematografi.pptx
workshop sinematografi.pptx
pranggokkopi
 
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBARTEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
31743174
 

What's hot (20)

Mengenal 5 Teknik Angle Fotografi.pptx
Mengenal 5 Teknik  Angle Fotografi.pptxMengenal 5 Teknik  Angle Fotografi.pptx
Mengenal 5 Teknik Angle Fotografi.pptx
 
Komposisi dalam Fotografi
Komposisi dalam Fotografi Komposisi dalam Fotografi
Komposisi dalam Fotografi
 
ATP KONSENTRASI DKV.doc
ATP KONSENTRASI DKV.docATP KONSENTRASI DKV.doc
ATP KONSENTRASI DKV.doc
 
TATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera
TATA CAHAYA - MATERI : Teori KameraTATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera
TATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera
 
Materi Teknik Editing video
Materi Teknik Editing videoMateri Teknik Editing video
Materi Teknik Editing video
 
Simulasi Digital (Proses pengambilan gambar)
Simulasi Digital (Proses pengambilan gambar)Simulasi Digital (Proses pengambilan gambar)
Simulasi Digital (Proses pengambilan gambar)
 
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptxTeknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
 
Silabus desain grafis percetakan kelas xi
Silabus desain grafis percetakan kelas xiSilabus desain grafis percetakan kelas xi
Silabus desain grafis percetakan kelas xi
 
Kameraman
KameramanKameraman
Kameraman
 
Power point tugas 3 (fotografi)
Power point tugas 3 (fotografi)Power point tugas 3 (fotografi)
Power point tugas 3 (fotografi)
 
Komposisi dalam fotografi
Komposisi dalam fotografiKomposisi dalam fotografi
Komposisi dalam fotografi
 
Anatomi DSLR Camera
Anatomi DSLR CameraAnatomi DSLR Camera
Anatomi DSLR Camera
 
Contoh storyline moeljadi pranata
Contoh storyline moeljadi pranataContoh storyline moeljadi pranata
Contoh storyline moeljadi pranata
 
2. Materi Pembelajaran Storyboard
2.  Materi Pembelajaran Storyboard2.  Materi Pembelajaran Storyboard
2. Materi Pembelajaran Storyboard
 
MANAJEMEN PRODUKSI FILM
MANAJEMEN PRODUKSI FILMMANAJEMEN PRODUKSI FILM
MANAJEMEN PRODUKSI FILM
 
04 storyboard
04 storyboard04 storyboard
04 storyboard
 
Desain grafis percetakan memahami jenis jenis kamera dan alat bantu fotografi
Desain grafis percetakan memahami jenis jenis kamera dan alat bantu fotografiDesain grafis percetakan memahami jenis jenis kamera dan alat bantu fotografi
Desain grafis percetakan memahami jenis jenis kamera dan alat bantu fotografi
 
Perangkat broadcasting
Perangkat broadcastingPerangkat broadcasting
Perangkat broadcasting
 
workshop sinematografi.pptx
workshop sinematografi.pptxworkshop sinematografi.pptx
workshop sinematografi.pptx
 
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBARTEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
 

Viewers also liked

teknik cara pengambilan gambar dan editing video menggunakan corel video stud...
teknik cara pengambilan gambar dan editing video menggunakan corel video stud...teknik cara pengambilan gambar dan editing video menggunakan corel video stud...
teknik cara pengambilan gambar dan editing video menggunakan corel video stud...
Agung Rismawan
 
Buku siswa simdig semester 2 versi 140713
Buku siswa simdig semester 2 versi 140713Buku siswa simdig semester 2 versi 140713
Buku siswa simdig semester 2 versi 140713EKO SUPRIYADI
 
Menerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-ind
Menerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-indMenerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-ind
Menerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-ind
zuhud11
 
Menjelaskan teknik pengambilan gambar
Menjelaskan teknik pengambilan gambarMenjelaskan teknik pengambilan gambar
Menjelaskan teknik pengambilan gambarEko Supriyadi
 
Studi perancangan penulisan skenario dalam produksi film melodrama "terbaik m...
Studi perancangan penulisan skenario dalam produksi film melodrama "terbaik m...Studi perancangan penulisan skenario dalam produksi film melodrama "terbaik m...
Studi perancangan penulisan skenario dalam produksi film melodrama "terbaik m...
Agus Murdadi
 
Macam-Macam Teknik Pengambilan Gambar
Macam-Macam Teknik Pengambilan GambarMacam-Macam Teknik Pengambilan Gambar
Macam-Macam Teknik Pengambilan Gambar
Ardian Restu
 
Proses penerbitan video
Proses penerbitan videoProses penerbitan video
Proses penerbitan videoSuZenne Bill
 
Drama
DramaDrama
Penerbitan video korporat
Penerbitan video korporatPenerbitan video korporat
Penerbitan video korporat
Hazrul Halim
 
contoh storyboard
contoh storyboardcontoh storyboard
contoh storyboardnur12005177
 
Materi pengenalan sinematografi
Materi pengenalan sinematografiMateri pengenalan sinematografi
Materi pengenalan sinematografikatarinaardela
 
Teknik editing part 1
Teknik editing part 1Teknik editing part 1
Teknik editing part 1Ricky Putra
 
TATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
TATA KAMERA - MATERI : Teknik KameraTATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
TATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
Diana Amelia Bagti
 
Tahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power pointTahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power pointRini Suharti
 
Skrip video
Skrip videoSkrip video
Skrip videotanaipoh
 
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7 Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
Firdaus Azwar Ersyad
 

Viewers also liked (20)

teknik cara pengambilan gambar dan editing video menggunakan corel video stud...
teknik cara pengambilan gambar dan editing video menggunakan corel video stud...teknik cara pengambilan gambar dan editing video menggunakan corel video stud...
teknik cara pengambilan gambar dan editing video menggunakan corel video stud...
 
Buku siswa simdig semester 2 versi 140713
Buku siswa simdig semester 2 versi 140713Buku siswa simdig semester 2 versi 140713
Buku siswa simdig semester 2 versi 140713
 
Menerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-ind
Menerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-indMenerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-ind
Menerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-ind
 
Menjelaskan teknik pengambilan gambar
Menjelaskan teknik pengambilan gambarMenjelaskan teknik pengambilan gambar
Menjelaskan teknik pengambilan gambar
 
Simulasi digital jilid 2
Simulasi digital jilid 2Simulasi digital jilid 2
Simulasi digital jilid 2
 
PERGERAKAN KAMERA VIDEO
PERGERAKAN KAMERA VIDEOPERGERAKAN KAMERA VIDEO
PERGERAKAN KAMERA VIDEO
 
Studi perancangan penulisan skenario dalam produksi film melodrama "terbaik m...
Studi perancangan penulisan skenario dalam produksi film melodrama "terbaik m...Studi perancangan penulisan skenario dalam produksi film melodrama "terbaik m...
Studi perancangan penulisan skenario dalam produksi film melodrama "terbaik m...
 
Macam-Macam Teknik Pengambilan Gambar
Macam-Macam Teknik Pengambilan GambarMacam-Macam Teknik Pengambilan Gambar
Macam-Macam Teknik Pengambilan Gambar
 
Syarat video korporat
Syarat video korporatSyarat video korporat
Syarat video korporat
 
Proses penerbitan video
Proses penerbitan videoProses penerbitan video
Proses penerbitan video
 
Drama
DramaDrama
Drama
 
SIMDIG
SIMDIGSIMDIG
SIMDIG
 
Penerbitan video korporat
Penerbitan video korporatPenerbitan video korporat
Penerbitan video korporat
 
contoh storyboard
contoh storyboardcontoh storyboard
contoh storyboard
 
Materi pengenalan sinematografi
Materi pengenalan sinematografiMateri pengenalan sinematografi
Materi pengenalan sinematografi
 
Teknik editing part 1
Teknik editing part 1Teknik editing part 1
Teknik editing part 1
 
TATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
TATA KAMERA - MATERI : Teknik KameraTATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
TATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
 
Tahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power pointTahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power point
 
Skrip video
Skrip videoSkrip video
Skrip video
 
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7 Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
 

Similar to Teknik pengambilan gambar

Teknik pengambilan
Teknik pengambilanTeknik pengambilan
Teknik pengambilan
Suhermawan Iwan
 
Modul persiapan dokumen video
Modul persiapan dokumen videoModul persiapan dokumen video
Modul persiapan dokumen videoKhairil Anwar
 
Videografi.ppt
Videografi.pptVideografi.ppt
Videografi.ppt
ZaenulStiyawan
 
About Video Camera
About Video CameraAbout Video Camera
About Video Camera
Siti Yahdia
 
Presentation produksi
Presentation produksiPresentation produksi
Presentation produksi
FilmIndie
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
Saleh Wati
 
FOTOGRAFI.pptx
FOTOGRAFI.pptxFOTOGRAFI.pptx
FOTOGRAFI.pptx
agasahirosi
 
Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...
Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...
Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...
MULTIMEDIA 'n BROADCASTING SMKN 1 PUNGGING MOJOKERTO
 
INFORMATIKA - FOTO DAN VIDEO DENGAN SMARTPHONE
INFORMATIKA - FOTO DAN VIDEO DENGAN SMARTPHONEINFORMATIKA - FOTO DAN VIDEO DENGAN SMARTPHONE
INFORMATIKA - FOTO DAN VIDEO DENGAN SMARTPHONE
DEDEALAMSYAHSPd
 
Power point tentang " Animasi Stop Motion "
Power point tentang " Animasi Stop Motion "Power point tentang " Animasi Stop Motion "
Power point tentang " Animasi Stop Motion "
Mozok Aboy
 
Presentasi Teknologi dalam Bisnis dan Pekerjaan Elemen 3D Oranye dan Biru.pdf
Presentasi Teknologi dalam Bisnis dan Pekerjaan Elemen 3D Oranye dan Biru.pdfPresentasi Teknologi dalam Bisnis dan Pekerjaan Elemen 3D Oranye dan Biru.pdf
Presentasi Teknologi dalam Bisnis dan Pekerjaan Elemen 3D Oranye dan Biru.pdf
faridramadhan16
 
JENIS-JENIS FOTOGRAFI
JENIS-JENIS FOTOGRAFIJENIS-JENIS FOTOGRAFI
JENIS-JENIS FOTOGRAFI
Amalia Dekata
 
bidang pandang gambar.pptx
bidang pandang gambar.pptxbidang pandang gambar.pptx
bidang pandang gambar.pptx
BayuAlimuddinSany2
 
Black Red Movie Apps Presentation Template_20230822_210151_0000.pptx
Black Red Movie Apps Presentation Template_20230822_210151_0000.pptxBlack Red Movie Apps Presentation Template_20230822_210151_0000.pptx
Black Red Movie Apps Presentation Template_20230822_210151_0000.pptx
Rahman Haqym
 
Tehnik fotografi fix
Tehnik fotografi fixTehnik fotografi fix
Tehnik fotografi fixedy1953
 
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambarMenganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
MULTIMEDIA 'n BROADCASTING SMKN 1 PUNGGING MOJOKERTO
 
PUPPETER.pptx
PUPPETER.pptxPUPPETER.pptx
PUPPETER.pptx
ardenas_mom
 
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAKTEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK
Drs. HM. Yunus
 

Similar to Teknik pengambilan gambar (20)

Teknik pengambilan
Teknik pengambilanTeknik pengambilan
Teknik pengambilan
 
Modul persiapan dokumen video
Modul persiapan dokumen videoModul persiapan dokumen video
Modul persiapan dokumen video
 
Videografi.ppt
Videografi.pptVideografi.ppt
Videografi.ppt
 
1
11
1
 
About Video Camera
About Video CameraAbout Video Camera
About Video Camera
 
Presentation produksi
Presentation produksiPresentation produksi
Presentation produksi
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
FOTOGRAFI.pptx
FOTOGRAFI.pptxFOTOGRAFI.pptx
FOTOGRAFI.pptx
 
Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...
Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...
Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...
 
INFORMATIKA - FOTO DAN VIDEO DENGAN SMARTPHONE
INFORMATIKA - FOTO DAN VIDEO DENGAN SMARTPHONEINFORMATIKA - FOTO DAN VIDEO DENGAN SMARTPHONE
INFORMATIKA - FOTO DAN VIDEO DENGAN SMARTPHONE
 
Power point tentang " Animasi Stop Motion "
Power point tentang " Animasi Stop Motion "Power point tentang " Animasi Stop Motion "
Power point tentang " Animasi Stop Motion "
 
Presentasi Teknologi dalam Bisnis dan Pekerjaan Elemen 3D Oranye dan Biru.pdf
Presentasi Teknologi dalam Bisnis dan Pekerjaan Elemen 3D Oranye dan Biru.pdfPresentasi Teknologi dalam Bisnis dan Pekerjaan Elemen 3D Oranye dan Biru.pdf
Presentasi Teknologi dalam Bisnis dan Pekerjaan Elemen 3D Oranye dan Biru.pdf
 
JENIS-JENIS FOTOGRAFI
JENIS-JENIS FOTOGRAFIJENIS-JENIS FOTOGRAFI
JENIS-JENIS FOTOGRAFI
 
bidang pandang gambar.pptx
bidang pandang gambar.pptxbidang pandang gambar.pptx
bidang pandang gambar.pptx
 
Black Red Movie Apps Presentation Template_20230822_210151_0000.pptx
Black Red Movie Apps Presentation Template_20230822_210151_0000.pptxBlack Red Movie Apps Presentation Template_20230822_210151_0000.pptx
Black Red Movie Apps Presentation Template_20230822_210151_0000.pptx
 
Tehnik fotografi fix
Tehnik fotografi fixTehnik fotografi fix
Tehnik fotografi fix
 
2
22
2
 
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambarMenganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
 
PUPPETER.pptx
PUPPETER.pptxPUPPETER.pptx
PUPPETER.pptx
 
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAKTEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK
 

More from ghufranaka aldrien

RAB PLTMH
RAB PLTMHRAB PLTMH
Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02
Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02
Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02ghufranaka aldrien
 
Rumus 5 c untuk penulisan berita tv
Rumus 5 c untuk penulisan berita tvRumus 5 c untuk penulisan berita tv
Rumus 5 c untuk penulisan berita tv
ghufranaka aldrien
 
TEKNIK AUDIO VIDEO - F011 p1-spk audio video
TEKNIK AUDIO VIDEO - F011 p1-spk audio videoTEKNIK AUDIO VIDEO - F011 p1-spk audio video
TEKNIK AUDIO VIDEO - F011 p1-spk audio video
ghufranaka aldrien
 
Soal ujian semester kelas 1 2 3 tav ( semua soal-soal saya untuk kls 1,2,3 SMK)
Soal ujian semester kelas 1 2 3 tav ( semua soal-soal saya untuk kls 1,2,3 SMK)Soal ujian semester kelas 1 2 3 tav ( semua soal-soal saya untuk kls 1,2,3 SMK)
Soal ujian semester kelas 1 2 3 tav ( semua soal-soal saya untuk kls 1,2,3 SMK)
ghufranaka aldrien
 
Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP )
Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP ) Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP )
Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP )
ghufranaka aldrien
 
Memahami sifat dasar signal audio
Memahami sifat dasar signal audioMemahami sifat dasar signal audio
Memahami sifat dasar signal audio
ghufranaka aldrien
 

More from ghufranaka aldrien (12)

RAB PLTMH
RAB PLTMHRAB PLTMH
RAB PLTMH
 
RAB PLTMH Sirin-Punti-dgn-ppn
RAB PLTMH  Sirin-Punti-dgn-ppnRAB PLTMH  Sirin-Punti-dgn-ppn
RAB PLTMH Sirin-Punti-dgn-ppn
 
Panduan mulai singkat dropbox
Panduan mulai singkat dropboxPanduan mulai singkat dropbox
Panduan mulai singkat dropbox
 
Materi nilai tav kls 3.xlsx
Materi nilai tav  kls 3.xlsxMateri nilai tav  kls 3.xlsx
Materi nilai tav kls 3.xlsx
 
Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02
Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02
Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02
 
Rumus 5 c untuk penulisan berita tv
Rumus 5 c untuk penulisan berita tvRumus 5 c untuk penulisan berita tv
Rumus 5 c untuk penulisan berita tv
 
TEKNIK AUDIO VIDEO - F011 p1-spk audio video
TEKNIK AUDIO VIDEO - F011 p1-spk audio videoTEKNIK AUDIO VIDEO - F011 p1-spk audio video
TEKNIK AUDIO VIDEO - F011 p1-spk audio video
 
Soal ujian semester kelas 1 2 3 tav ( semua soal-soal saya untuk kls 1,2,3 SMK)
Soal ujian semester kelas 1 2 3 tav ( semua soal-soal saya untuk kls 1,2,3 SMK)Soal ujian semester kelas 1 2 3 tav ( semua soal-soal saya untuk kls 1,2,3 SMK)
Soal ujian semester kelas 1 2 3 tav ( semua soal-soal saya untuk kls 1,2,3 SMK)
 
Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP )
Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP ) Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP )
Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP )
 
Memahami sifat dasar signal audio
Memahami sifat dasar signal audioMemahami sifat dasar signal audio
Memahami sifat dasar signal audio
 
Lughat ul Arabia1
Lughat ul Arabia1Lughat ul Arabia1
Lughat ul Arabia1
 
Kitab Arohiqul Mahtum Mubarok
Kitab Arohiqul Mahtum MubarokKitab Arohiqul Mahtum Mubarok
Kitab Arohiqul Mahtum Mubarok
 

Recently uploaded

UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 

Recently uploaded (20)

UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 

Teknik pengambilan gambar

  • 1. by: Ghufranaka Aldrien MUATAN LOKAL MEMBUAT DOKUMENTASI VIDEO Teknik Pengambilan Gambar Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan film, fungsi kamera yaitu mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen, kameramen mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll. Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya, namun secara garis besar kamera terbagi tiga yaitu : 1. Kamera foto (still photography) Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak ( still single picture). Bahan baku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga setelah melakukan perekaman harus diproses lagi dengan pemrosesan secara kimiawi. Contoh : kamera analog, kamera digital. 2. Kamera film (cinema photography) Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil yang didapat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa disebut still motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.
  • 2. 3. Kamera video (video photography) Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena menghasilkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan bakunya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis. Contoh : kamera Betacam, MiniDV, HDCam. Teknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat bervariasi, sehingga saat kita menonton suatu film tampak macam-macam sudut pandang pengambilan gambar yang merupakan hal penting dalam film. Penonton akan merasa jenuh apabila gambar yang disajikan terlihat monoton. Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu : 1. Sudut pengambilan gambar (Camera Angle) a. Bird Eye View
  • 3. Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi b. High Angle Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil. c. Low Angle Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan.
  • 4. d. Eye Level Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri. e. Frog Level Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar. 2. Ukuran gambar (frame size) a. Extreem Close-up (ECU)
  • 5. Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek. b. Big Close-up (BCU) Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek. c. Close-up (CU) Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi gambaran jelas terhadap objek.
  • 6. d. Medium Close-up (MCU) Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas. e. Mid Shoot (MS) Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.
  • 7. f. Knee Shoot (KS) Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid Shot. g. Full Shoot (FS) Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya. h. Long Shoot (LS) Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya.
  • 8. i. Extreem Long Shoot (ELS) Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya. j. 1 Shoot Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame. k. 2 Shoot pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.
  • 9. l. 3 shoot pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol. m. Group Shoot Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.
  • 10. 3. Gerakan kamera (moving camera) a. Zooming (In/Out) Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja. b. Panning (Left/Right) Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan. c. Tilting (Up/Down) Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.
  • 11. d. Dolly (In/Out) Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur. e. Follow Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah. f. Framing (In/Out) Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framming shot.
  • 12. g. Fading (In/Out) Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out. h. Crane Shoot. Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda danbergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.
  • 13. 4. Gerakan objek (moving object) a. Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri maupun ke kanan. b. Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera. Setelah mengetahui teknik-teknik dalam pengambilan gambar, ada beberapa elemen penting yang harus ada di dalam gambar. Adapun elemen-elemen tersebut yaitu : a. Motivasi b. Informasi c. Komposisi d. Suara e. Sudut Kamera f. Kontinuitas Selain teknik-teknik maupun tata cara pengambilan gambar yang harus dimiliki oleh seorang kameramen yaitu sense of art atau rasa seni, karena gambar yang diambil oleh kameramen merupakan karya seni. Setiap orang memungkinkan untuk menguasai teknik-teknik pengambilan gambar namun apabila tidak memiliki rasa seni atau keindahan maka hasil yang didapatpun kurang maksimal. Jadi rasa seni yang tinggi dapat dijadikan modal utama untuk menjadi kameramen. Gali terus potensi diri, selamat berkarya, bangun perfilman Indonesia menjadi lebih maju dan sukses.
  • 14. Apa Itu Film Dokumenter FILM DOKUMENTER Dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari „aktualitas‟—potongan rekaman sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan, dan tanpa media perantara. Walaupun kadang menjadi bahan ramuan utama dalam pembuatan dokumenter, unsur-unsur itu jarang menjadi bagian dari keseluruhan film dokumenter itu sendiri, karena semua bahan tersebut harus diatur, diolah kembali, dan ditata struktur penyajiannya. Terkadang, bahkan dalam pengambilan gambar sebelumnya, berbagai pilihan harus diambil oleh para pembuat film dokumenter untuk menentukan sudut pandang, ukuran shot (type of shot), pencahayaan, dan lain-lain, agar dapat mencapai hasil akhir yang mereka inginkan. John Grierson pertama-tama menemukan istilah „dokumenter‟ dalam suatu pembahasan mengenai film karya Robert Flaherty, Moana (1925). Dia mengacu pada kemampuan suatu media untuk menghasilkan dokumen visual tentang suatu kejadian tertentu. Dia sangat percaya bahwa “...sinema bukanlah seni atau hiburan, melainkan suatu bentuk publikasi dan dapat dipublikasikan dengan 100 cara berbeda untuk 100 penonton yang berbeda pula.” Oleh karena itu, dokumenter pun termasuk di dalamnya sebagai suatu metode publikasi sinematik yang, dalam istilah Grierson sendiri, disebut „perlakuan kreatif atas keaktualitasan‟ (creative treatment of actuality). Karena ada perlakuan kreatif, sama seperti dalam film fiksi lainnya, dokumenter dibangun dan bisa dilihat bukan sebagai suatu rekaman realitas, tetapi sebagai jenis „representasi lain‟ dari realitas itu sendiri. Kebanyakan penonton film/ video dokumenter di layar kaca sudah begitu terbiasa dengan berbagai cara, gaya, dan bentuk-bentuk penyajian yang selama ini palaing banyak dan umum digunakan dalam berbagai acara siaran televisi. Sehingga, mereka tak lagi mempertanyakan lebih jauh tentang isi dari dokumenter tersebut. Misalnya, penonton sering menyaksikan dokumenter yang dipandu oleh suara (voice over) seorang penutur cerita (narator), wawancara dari para pakar, saksi-mata atas suatu kejadian, rekaman pendapat anggota masyarakat, Demikian pula dengan suasana tempat kejadian yang terlihat nyata, potongan-potongan gambar kejadiannya langsung, dan bahan-bahan yang berasal dari arsip yang ditemukan. Semua unsur khas tersebut memiliki sejarah dan tempat tertentu dalam perkembangan dan perluasan dokumenter sebagai suatu bentuk sinematik. Ini penting ditekankan, karena --dalam berbagai hal-- bentuk dokumenter sering diabaikan dan kurang dianggap di kalangan film seni, seakan-akan dokumenter cenderung menjadi bersifat „pemberitaan‟ (jurnalistik) dalam
  • 15. dunia pertelevisian. Bukti-bukti menunjukkan bahwa, bagaimanapun, dengan pesatnya perkembangan film/ video dokumenter dalam bentuk pemberitaan, ada kecenderungan kuat di kalangan para pembuat film dokumenter akhir- akhir ini untuk mengarah kembali ke arah pendekatan yang lebih sinematik. Dan, kini, perdebatannya berpindah pada segi estetik. Pengertian tentang „kebenaran‟ dan „keaslian‟ suatu film dokumenter mulai dipertanyakan, diputarbalikkan, dan diubah, mengacu pada pendekatan segi estetik film dokumenter dan film-film non-fiksi lainnya. Satu titik awal yang berguna adalah daftar kategori Richard Barsam tentang apa yang dia sebut sebagai „film non-fiksi‟. Daftar ini secara efektif menunjukkan jenis-jenis film yang dipandang sebagai dokumenter, dan dengan jelas memiliki ide dan kode etik tentang dokumenter yang sama. Kategori-kategori tersebut adalah: * film faktual * film etnografik * film eksplorasi * film propaganda * cinéma-vérité * direct cinema * dokumenter Pada dasarnya, Barsam menempatkan dokumenter sebagai suatu kategori tersendiri, karena ia mengatakan bahwa peran si pembuat film dalam menentukan interpretasi materi dalam jenis-jenis film tersebut jauh lebih khas. Perkembangan dokumenter dan genre-nya saat ini sudah sangat pesat dan beragam, tetapi ada beberapa unsur yang tetap dan penggunaannya; yakni unsur-unsur visual dan verbal yang biasa digunakan dalam dokumenter. Unsur Visual: * Observasionalisme reaktif; pembuatan film dokumenter dengan bahan yang sebisa mungkin diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini berhubungan dengan ketepatan pengamatan oleh pengarah kamera atau sutradara. * Observasionalisme proaktif; pembuatan film dokumenter dengan memilih materi film secara khusus sehubungan dengan pengamatan sebelumnya oleh pengarah kamera atau sutradara. * Mode ilustratif; pendekatan terhadap dokumenter yang berusaha menggambarkan secara langsung tentang apa yang dikatakan oleh narator (yang direkam suaranya sebagai voice over). * Mode asosiatif; pendekatan dalam film dokumenter yang berusaha menggunakan potongan-potongan gambar dengan berbagai cara. Dengan demikian, diharapkan arti metafora dan simbolis yang ada pada informasi harafiah dalam film itu, dapat terwakili.
  • 16. Unsur Verbal: * Overheard exchange; rekaman pembicaraan antara dua sumber atau lebih yang terkesan direkam secara tidak sengaja dan secara langsung. * Kesaksian; rekaman pengamatan, pendapat atau informasi, yang diungkapkan secara jujur oleh saksi mata, pakar, dan sumber lain yang berhubungan dengan subyek dokumenter. Hal ini merupakan tujuan utama dari wawancara. * Eksposisi; penggunaan voice over atau orang yang langsung berhadapan dengan kamera, secara khusus mengarahkan penonton yang menerima informasi dan argumen-argumennya. Tekhnik Produksi Film Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Mengembangkan naskah ke dalam program video siap pakai melalui tahapan- tahapannya : Tahap Pra Produksi, Tahap Produksi, Tahap Pasca Produksi Dalam produksi film sangat erat kaitannya dengan kerabat kerja atau tim atau crue pelaksana pembuatan film dan deskripsi kerjanya masing-masing. Adapun tim tersebut dapat terdiri atas : 1.Director, Bertugas memimpin dan mengarahkan keseluruhan proses pembuatan film. (Sutradara) 2.Ide cerita, Pencetus atau pemilik ide cerita pada naskah film yang diproduksi. 3.Script Writer, Bertugas menterjemahkan ide cerita ke dalam bahasa visual gambar atau skenario. 4.Kameramen, Bertugas mengambil gambar atau mengoperasikan kamera saat shooting. 5.lighting, Bertugas mengatur pencahayan dalam produksi film. 6.Tata musik (music director), Bertugas membuat atau memilih musik yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film. 7.costume designer), Bertugas membuat atau memilih dan 8.Tata kostum, menyediakan kostum atau pakaian yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film. 9.Make up Artist), Bertugas mengatur make up yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film 10. sound effect (sound recorder), Bertugas membuat atau memilih atau merekam suara dan efek suara yang sesuai dengan nuansa cerita
  • 17. dalam produksi film.
 artistic director), Bertugas membuat dan mengatur 11. Tata artistik ( latar dan setting yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 12. Editor, Bertugas melakukan editing pada hasil pengambilan gambar dalam produksi film. 13. Kliper, Bertugas memberi tanda pengambilan shot dalam produksi film. 14. Pencatat adegan, Bertugas mencatat adegan atau shot yang diambil serta kostum yang dipakai dalam produksi film. 15. Casting, Bertugas mencari dan memilih pemain yang sesuai ide cerita dalam produksi film. TAHAP PRA PRODUKSI ANALISIS IDE CERITA. Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita dan pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi dan pengumpulan data dan faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel atau bertanya langsung kepada sumbernya.
 Ide film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber antara lain:
 • Pengalaman pribadi penulis yang menghebohkan.
 • Percakapan atau aktifitas sehari-hari yang menarik untuk difilmkan.
 • Cerita rakyat atau dongeng.
 • Biografi seorang terkenal atau berjasa.
 • Adaptasi dari cerita di komik, cerpen, atau novel.
 • Dari kajian musik, dll
 
 MENYIAPKAN NASKAH Jika penulis naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel ataupun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah. Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan dibuat film. MENYUSUN JADWAL DAN BUDGETING Jadwal atau working schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal pengambilan gambar.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
 • Penggandaan naskah skenario
  • 18. film untuk kru dan pemain.
 • Penyediaan kaset video.
 • Penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan.
 • Penyediaan property, kostum, make-up.
 • Honor untuk pemain, konsumsi.
 • Akomodasi dan transportasi.
 • Menyewa alat jika tidak tersedia. 
 HUNTING LOKASI Memilih dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan gambar di tempat umum biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba diusir dipertengahan pengambilan gambar karena tidak memiliki ijin (dan saya mengalaminya.. hehe).
 Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang telah ditentukan skenario harus betul-betul layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi. Jika biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh dan memakan banyak biaya. 
 MENYIAPKAN KOSTUM DAN PROPERTY. Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya. Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi tanggung jawab tim property dan artistik.
 MENYIAPKAN PERALATAN Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap dan berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) :
 • Clipboard.
 • Proyektor.
 • Lampu.
 • Kabel Roll.
 • TV Monitor.
 • Kamera video S-VHS atau Handycam.
 • Pita/Tape.
 • Mikrophone clip-on wireless.
 • Tripod Kamera.
 • Tripod Lampu. 
 CASTING PEMAIN Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.
 TAHAP PRODUKSI 
 TATA SETTING Set construction merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan
  • 19. mempertegas latar peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita secaramenarik. 
 TATA SUARA Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah dibawa, peka terhadap sumber suara, dan mampu meredam noise (gangguan suara) di dalam dan di luar ruangan.] 
 TATA CAHAYA Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya keualitas teknik film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis dengan menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan dapat merekam objek.
 Penataan cahaya dengan menggunakan kamera video cukup memperhatikan perbandingan Hi light (bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut hight contrast. Sebagai contoh jika pengambilan gambar dengan latar belakang lebih terang dibandingkan dengan artist yang sedang melakukan acting, kita dapat gunakan reflektor untuk menambah cahaya.
 Reflektor dapat dibuat sendiri dengan menggunakan styrofoam atau aluminium foil yang ditempelkan di karton tebal atau triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
 Perlu diperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan. Lebih baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal lighting yang disarankan. Jika melebihi batasan atau dipaksakan maka gambar akan terihat seperti pecah dan tampak titik-titik yang menandakan cahaya under.
 Perlu diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan film yang dibuat yang disebut white balance. Disebut white balance karena memang untuk mencari standar warna putih di dalam atau di luar ruangan, karena warna putih mengandung semua unsur warna cahaya. 
 TATA KOSTUM (WARDROBE) Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan gambar dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lain. Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shot yang terjadi pada lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat erlu mengidentifikasi kostum pemain. Jangan sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk mengantisipasinya maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan rambut, riasan, kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot selanjutnya. 
 TATA RIAS
  • 20. Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada wajah tetapi juga pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan tetapi lebih ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi sangat berperan pada teknik tata rias, disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar dengan kamera. Membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll. 
 TAHAP PASCA PRODUKSI 
 PROSES EDITING Secara sederhana, proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Dalam kegiatan ini seorang editor akan merekonstruksi potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera.
 Tugas editor antara lain sebagai berikut:
 • Menganalisis skenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai kontruksi dramatinya.
 • Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai shooting report.
 • Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara.
 • Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil editingnya.
 • Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang diserahkan kepadanya untuk keperluan editing. 
 REVIEW HASIL EDITING Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam- macam, dapat menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini berguna untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan dari skenario maka dapat segera diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film. 
 PRESENTASI DAN EVALUASI Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan yang lebih luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :
 • Ahli Sinematografi.
 • Untuk mengupas film dari segi atau unsur dramatikalnya.
 • Ahli Produksi Film.
 • Untuk mengupas film dari segi teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik lighting, dll.
 • Ahli Editing Film (Editor).
 • Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.
 • Penonton/penikmat film.
 • Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini dikarenakan mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang mungkin masih awam dalam pembuatan film.
  • 21. Membuat Skenario Film Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana membuat skenario film: 1.IDE CERITA Film itu sebuah cerita bergambar dan bersuara. Karena sebuah cerita, jadi kamu harus punya cerita yang dianggap menarik untuk difilmkan. Dari mana datangnya ide? Ide banyak. Ada di mana-mana. Tinggal kamu buka lebar-lebar semua indera kamu. Kamu bakal mendengar, merasa, melihat, mengecap, dan mencium ide. 2.SIAPKAN SINOPSISNYA Sekalipun film dan cerpen atau novel sama-sama sebuah cerita, tetapi ada perbedaan. Perbedaannya pada medium yang digunakan. Seperti disebutkan pada nomor satu, film menggunakan medium gambar dan suara. Sedangkan cerpen dan novel menggunakan medium teks. Sementara sinopsis sendiri memiliki arti penting dalam pembuatan skenario, yaitu sebagai pijakan. Kita akan kesusahan bikin skenario bila kita tidak tahu sinopsis ceritanya. Akan sama sulitnya kita akan bikin sinopsis bila tidak punya ide cerita. Bila yang kamu bikin bukan film lepas (FTV/layar lebar), melainkan sinetron, maka selain menyiapkan sinopsis global, kamu juga harus menyiapkan sinopsis per episode yang tentu saja lebih detail dibanding dengan sinopsis global. 3.BIKIN LOGLINE/PREMIS Logline atau premis bertujuan untuk memperjelas film apa yang kamu buat. Logline sejenis iklan. Logline yang bagus akan menarik orang untuk menonton film yang kita buat. Agar mudah membuat logline, Richard Krevolin memberikan pola kalimat sebagai berikut: bagaimana jika…… dan kemudian……. Contoh: bagaimana jika orang yang kamu siksa adalah orang yang akan menolong kamu dan kamu tidak tahu. Kalimatnya dibikin sederhana menjadi: yang kamu siksa adalah penolongmu yang tidak kamu ketahui.
  • 22. Untuk lebih jelas tentang logline, kamu bisa melihat cover- cover film. Di sana ada kalimat-kalimat yang menarik. Itulah logline atau premis. 4.TREATMEN Treatmen ini pembabakan. Sebuah film umumnya tiga babak. Sinopsis itu harus dipecah ke dalam tiga babak ini. Babak pertama sebagai pengenalan seting, tokoh, dan awal masalahnya. Babak kedua sebagai bagian berkecamuknya masalah. Babak ketiga sebagai penyelesaiannya. Yang tiga babak ini disebut dengan struktur tiga babak (tree acts structure). Ada juga yang disebut struktur sembilan babak (nine acts structure), sebagai pengembangan dari yang tiga babak. Yang sembilan babak ini terdiri dari: · Babak 1: kejadian buruk menimpa orang lain. · babak 2: pengenalan tokoh utama (protagonis). · Babak 3: kejadian buruk menimpa protagonis, atau terlibat/dilibatkan kepada masalah orang lain pada babak 1. · Babak 4: protagonis dan antagonis · Babab 5: protagonis berusaha keluar dari masalah · Babak 6: protagonis salah mengambil jalan · Babak 7: protagonis mendapat pertolongan · Babak 8: protagonis berusaha keluar dari masalah lagi · Babak 9: protagonis dan antagonis berperang, menyelesaikan masalahnya 5.OUTLINE SCENE/SCENE PLOT Sekarang saatnya membuat outline scene/scene plot. Outline scene/scene plot adalah rencana peristiwa-peristiwa yang akan diambil (disyut). Pembuatan outline scene/scene plot akan mempermudah pembuatan skenario. Contoh: 1. Lisa pamit kepada orangtuanya untuk pergi ke Jakarta.
  • 23. 2. Arman, pacar Lisa, sedang menyiapkan rencana menculik Lisa. 3. Dst 6. BIKIN SKENARIO! Ini contoh skenario: SANG PRABU Datang Untuk Kembali Cerita : Yul Andryono Skenario : Gola Gong Fade In Act 1 01. EXT. TAMAN SARI-PAGI (HARI 1) Pemain: Kepengen, Putri Malaka, Roh Deni Kepengen memergoki PUTRI MALAKA sedang bersedih hati. Kepengen menanyakan kesedihannya. Putri malaka bermuram durja. Tanpa mereka sadari, roh deni hadir di sini. Mendengarkan percakapan mereka. KEPENGAN: Haiya, kenapa putli owe yang cantik ini belmulam dulja? ROH DENI: Haiya, putli sedang sedih. Kasihan… ini salahku juga! PUTRI MALAKA: Bagaimana Ay tidak sedih? Sekarang Ay tak punya datang! Gusti Prabu belum nyariin Ay punya dayang! Padahal gengsi seorang putri itu ada pada seorang dayang! Dialog dan seterusnya….
  • 24. CUT TO 02. INT. PENDOPO ISTANA – SIANG (HARI 2) Pemain: Prabu, Putri Malaka, Woro Denok, Putra Mahkota, Selir, Permaesuri, Mahapatih, Para Punggawa, Dayang Prabu duduk di singgasananya. Permaisuri di sebelahnya. Woro Denok dengan genit duduk sambil memegang Putri Mahkota. PRABU: Siang ini sengaja kukumpulkan. Pertemuan ini atas permintaan Putri Bunga Seroja dari Kerjaan Malaka… Dst CUT TO 03……………. 04…………………. FADE OUT Keterangan: Fade In : Cerita dimulai Act 1 : Babak 1 01 : Scene 1 (secene [pemandangan]= potongan peristiwa) EXT : Exterior (peristiwa terjadi di luar), INT=interior Taman Sari : Lokasi peristiwa Pagi : Waktu kejadian Hari 1 : Hari kejadian (untuk membedakan kostum dll) Pemain: ….. : Pemain yang main pada film Kepengen…. : Deskripsi peristiwa Kepengen: Haiya : Dialog CUT TO : Pemisah antar scene.
  • 25. Fade Out : Tanda cerita sudah usai Selain Cut To masih ada turunannya spt: intercut to, disslove to, paralel cut to, dll PERTANYAAN PENTING Ada 7 pertanyaan penting yang harus dijawab penulis skenario agar skenarionya bagus. Tujuh pertanyaan itu ialah: 1. Siapa tokoh utamanya? 2. Apa yang diinginkan oleh tokoh utama? 3. Siapa antaginisnya? Apa hal yang menghalangi tercapainya keinginan protagonis? 4. Bagaimana protagonis bisa mencapai keinginannya? 5. Apa pesan yang ingin kamu sampaikan dalam cerita itu? 6. Bagaimana kamu nyeritain cerita itu? 7. Bagaimana perubahan nasib tokoh-tokohnya? Itulah “prosedur” penulisan skenario film. Lebih jelasnya kamu bisa baca pada buku-buku panduan menulis skenario. BAHAN REFERENSI BACAAN: Gola Gong, Menulis Skenario Itu (Lebih) Gampang Richard Krevolin, Rahasia Sukses Skenario Film Box Office Sony Set, Jangan Cuma Nonton, Jadilah Penulis Skenario Profesional
  • 26. CONTOH STORY BOARD DALAM SUATU NASKAH/CERITA
  • 27. Skript Film Written By Rizqisme Judul Film : NASIR DAN ARIS Penulis Skrip : Rizki Sopiyandi Ide Cerita : Rizky Sopiyandi Cuaca pagi hari di kota Bandung. Pagi ini lumayan cerah. Mahasiswa berlalu-lalang terlihat sedang terburu-buru mengejar waktu kuliah. Nasir Abdurrahman dan teman baiknya yang satu kelas Aris Maulana. Mereka tercatat sebagai Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi semester 6 di salah satu Universitas Komunikasi Bandung terlihat santai berjalan menuju kelas disamping hiruk pikuk temannya yang sedang berlarian karena takut terlambat. SCENE 1.Ext. Kantin (MORNING) Cast : Ibu Kantin, Nasir, Aris, Extras (Terlihat banyak Mahasiswa yang sedang sarapan pagi sambil berdiskusi tentang Mata Kuliah) Nasir : Bu Bubur Ayamnya satu…(Sambil menuangkan Air Teh) Ibu kantin : Mangga..Air minumnya udah a? Nasir : (dengan muka yang dingin) Belum bu, baru Air Teh.. Ibu Kantin: (tersenyum kecil) he.. sama aza ath a..(sambil menyerahkan satu mangkok bubur) Nasir : oiaa..punteun bu..abi mah mun nuju hilap teh sok tara inget.. Ibu Kantin : (Kebingungan) aya-aya wae si aa mah.. (Datanglah Aris dengan gaya khasnya) Aris : Hallo Brother..enak ni. (Sambil membawa mangkok bubur yang sedang dimakan Nasir) Nasir : Ente kebiasaan..(dengan wajah yang sedikit kesal) Aris : pelit amat lu (sambil menyerahkan mangkok bubur tadi)
  • 28. Aris : ga bkln masuk lu sir? (Sambil berjalan menuju TV yang ada di kantin itu) Nasir : yaelah..orang banjaran ngomongnya sok betawi..ngomong tuh musti enak nyet, biar bisa dimengerti orang. Aris : lah..dah ganteng gini dipanggil monyet (aga kesal) Nasir : ente emang ga masuk mata kul hadist kemaren Aris : Emang kenapa? Apa hubungannya? (keheran-keranan) Nasir : kemaren kan kata dosen…berkatalah yang haq meskipun itu sakit. Aris : (dengan gaya khasnya) Maksud lo????????? (lalu menyalakan TV yang ada didekatnya, dan ternyata TV itu tidak ada gambarnya) Aris: (berteriak bertanya kepada ibu kantin) koq gd gambarnya bu? Ibu kantin : antena nya mereun a, kalo ngga mungkin TV nya lagi gada signal? (sambil memainkan Hp nya) Aris: Gd Signal?? Dah kaya Hp aza ni TV.. (lalu mengecek Antena TV yang ternyata terbuat dari tali Rapia) Aris : Nah ini apa bu? (sambil menunjukan Rapia tersebut) Ibu kantin : itu antenanya? (menjawab sebari memainkan HPnya) Aris : hah???? (dengan wajah yang bingung, dan mengambil kabel yang tidak tidak ada colokannya dan menunjukan kepada ibu kantin) Aris : (Bertanya tentang kabel tersebut kepada ibu kantin) ini apa? Ibu kantin : itu colokannya (menjawab masih sebari memainkan HPnya) Aris : (tambah aneh, lalu mengambil asbak yang ada di sebelah TV tersebut, dan bertanya lagi)
  • 29. Ibu Kantin : (berhenti memainkan Hp karena sedikit kesal karena aris banya bertanya dan menjawab), yaah..gt aza musti nanya..yaah itu mah asbak atuh ris.. Aris : (tak kalah kesal) dasar si ibu.. (Dan berbunyi lah HP kepunyaan Nasir, Nasir pun mengambil HP yang ada di kantong celananya, lalu ia membacanya, dan ternyata sms temannya memberitahukan bahwa ada dosen yang mau masuk.) Nasir : Ris udah ada dosen..ayooo (sambil berlari), bu ngutang dulu..(berteriak kepada ibu kantin) ibu kantin : (menggelengkan kepalanya) Aris : Okei… SCENE 2.INT.RUANG KELAS (MORNING) Cast: Ibu Dosen, Nasir, Aris, Extras Suasana kelas masih ramai. Ada beberapa Mahasiswa yang masih berbincang-bincang dengan temannya di dalam kelas. ada yang sedang membaca buku. Selang beberapa menit kemudian Ibu Dosen masuk ke dalam kelas, disusul 2 orang Mahasiswa yang datang terlambat. Nasir : “Maaf Bu, kita terlambat. Ban motor saya bocor. Masih boleh masuk bu?” IBU DOSEN : “Ya sudah, duduk”. Ibu DOsen : “Trus Aris kenapa kamu terlambat?” Aris : (Dengan terbata-bata ia pun kebingungan mencari alasan). “Emm..anu ..anu bu..tadi saya liat Nasir sedang dorong motor bututnya, jadi jiwa social saya pun tergugah untuk membantunya (dengan lantang ia berkata kepada Ibu Dosen) IBU DOSEN :“kamu tuh banyak alasan. Ya sudah, kamu juga duduk”. IBU Dosen : (Berbicara didepan kelas) Dengan penuh wibawa ibu dosen pun berkata pada seluruh Mahasiswa.
  • 30. “Anak-anak, untuk hari ini kita akan praktek berpidato. Setiap Mahasiswa saya beri waktu 5 menit untuk berpidato. Dan sekarang kalian saya beri waktu 10 menit untuk merumuskan apa saja yang akan kalian sampaikan ato yang jadi materi pidato kalian nanti. Bagaimana bisa dimengerti?” Seluruh Mahasiswa : (Bersama-sama) Paham Bu… IBU Dosen : Jika sudah paham, silahkan mulai mengerjakan dan jangan membuat kegaduhan. CUT TO: SCENE 3.INT.RUANG KELAS (MORNING) Cast: Ibu Dosen, Nasir dan Aris, Extras Seluruh Mahasiswa pun mengeluarkan buku catatan mereka dan segera mengerjakan begitupun dengan Nasir dan Aris. Nasir : (Berpikir, Dubbing) Hmm… tentang apa yaa… CAMERA Move TO EXTRAS I EXTRAS I : Kayanya tentang kasus mafia hukum yang kemaren marak diberitakan ke TV seru tuh.. CAMERA MOVE TO EXTRAS II EXTRAS II : Tentang pengarahan motivasi kaya Mario Teguh mantap tu.. CAMERA MOVE TO Aris Aris : (Wajah Kebingungan, mencoba menanyakan ide kepada nasir) Sir..sir..lho bikin tantang apaan? CAMERA MOVE TO Nasir Nasir : (sedang berpikir keras.) CUT : FADE OUT CUT IN:
  • 31. SCENE4.INT.RUANG KELAS (MORNING) Cast: Nasir,Aris, Extras Nasir : (Nasir sedang menggoyang-goyangkan pulpennya.) Yah,kok macet sih…(Nasir mengeluarkan isi pulpen dan meniupnya lalu mencoba untuk menulis lagi.) CAMERA ZOOM TO: Aris SEDANG TERTIDUR (Aris tertidur sambil menopang dagunya) Aris : (Terantuk, Berteriak) Aduhh… IBU Dosen : (Tegas) teman-teman kamu mengerjakan tugas kamu asyik-asyikan tidur. Sekarang kamu berdiri di depan kelas (Aris berjalan ke depan kelas.) IBU Dosen : Angkat satu kaki, pegang kedua telinga dan bilang saya tidak akan tidur lagi dikelas. (Keheningan kelas pecah oleh suara anak-anak yang tertawa menertawakan ) SCENE 5.INT.RUANG KELAS (MORNING) Cast: Ibu Guru, Komandan Cilik, Extras Bel pertanda jam usai pun berbunyi. IBU Dosen : (Berjalan ke tengah kelas) Baik anak-anak, waktunya sudah habis. Nasir tolong kumpulkan karanganya teman-temannya dan bawakan ke meja Ibu. Nasir : (Berdiri, Tegas) Siap Bu…!!! (tampak kebingungan karena ia belum beres menyiapkan materinya) (Nasir mengumpulkan pekerjaan teman-temannya. ) IBU Dosen : Silahkan siapa yang ingin pertama kedepan berpidato Semua Mahasiswa : (Saling menoleh satu sama lain dengan keadaan hening) (Keheningan pun pecah ketika EXTRAS 1 mengangkat tangan dan
  • 32. kedepan untuk berpidato) CUT TO Extras II Berjalan Kedepan CUT TO Ibu Dosen :“Baik siapa yang belum kedepan?” Camera Move To Aris dan Nasir (Nasir dan aris tampak kebingungan) Camera Move To Nasir (Nasir Pun berjalan perlahan kedepan kelas dengan wajah kebingungan) Ibu Dosen : “silahkan Nasir” Nasir : (Mengangguk, namun dengan wajah bingung, lalu ia menghela nafas dan tersenyum kecil) Nasir : “Baiklah sahabat-sahabat. Assalamualaikum wr.wb” Seluruh Mahasiswa : (Menjawab) “wa’alaikum salam..” Nasir : Berinteraksi dengan Audiens kelas (Seluruh Mahasiswa) Nasir :”Sebelum ke pokok apakan sahabat-sahabat tau apa yang akan saya sampaikan pada kesempatan kali ini?” (Seluruh Mahasiswa pun kebingungan, lalu menjawab serentak) Seluruh Mahasiswa : “Tidaaaak tau….” Nasir : (dengan wajah yang kecewa, lalu ia berkata..) “yaaah..percuma saya berdiri di depan sini kalaulah kalian tidak tahu apa yang akan saya sampaikan” (Nasir pun berlalu dengan wajah tanpa dosa menuju kusrinya) (Seluruh Mahasiswa wajah bingung , aneh melihat tingkah nasir) Extras III : Dasar Nasir..emang cerdik dia.
  • 33. Ibu Dosen : (dengan wajah yang bingung, kecewa dan marah) “baiklah siapa lagi yang belum?” Seluruh Mahasiswa : (menjawab) “Aris Bu..” Camera Move To Aris (yang sedari tadi berdiri di depan karena di hokum nampak bingung karena tidak punya materi yang akan disampaikan, ia pun tersunyum kecil) Aris : (berjalan menuju arah teman-temannya) ”Baiklah.. Assalamualaikum wr.wb” Seluruh Mahasiswa : (Menjawab) “wa’alaikum salam..” Aris : Agar lebih efektif, Sebelumnya saya juga terlebih dahulu akan bertanya..Apa sahabat tahu apa yang akan saya sampaikan?” Seluruh Mahasiswa : (dengan wajah bingung, namun punya pengalaman seperti ini dan tidak mau hal sama terjadi seperti yang nasir lakukan, menjawab setentak) “tahu..!!!” Aris : (dengan wajah yang pura-pura bahagia) “Saya Bangga kepada kalian semua..” Seluruh Mahasiswa (ada yang bingung, ada yang tersenyum ke- geeran) Aris : “Baiklah, oleh karena itu saya tidak perlu lagi menyampaikan pidato saya karena kalian semua sudah tau..terima kasih. Wassalamualaikum” (Sama seperti Nasir, Aris pun berlalu dengan wajah tanpa dosa menuju kursinya) Seluruh Mahasiswa : (Kebingungan namun dengan wajah kesal karena telah tertipu untuk kedua kalinya) Ibu Dosen : (dengan wajah yang bingung, kecewa dan marah) “Nasir……….Aris………kalian berdua kedepan cepat sampaikan materi pidato kalian!!!! CAMERA MOVE TO ARIS DAN NASIR
  • 34. (Nasir Dan Aris Pun Berjalan Menuju Kelas Dan Satu sama lain Saling berbisik) Nasir : Mungkin langsung saja, karena saya dan Aris sadar saya sudah banyak menyita waktu.. Aris Dan Nasir : (Bersama-sama) Assalamualaikum Wr.Wb. Aris : (Kembali Bertanya) Apa kalian tau apa yang akan kami sampaikan? Seluruh Mahasiswa : (Kebingungan karena tak ingin ditipu untuk kesekian kalinya) Nasir : “ada yang tau?” Seluruh Mahasiswa : (Kebingungan, satu sama lain saling berbisik, dan mereka pun menjawab) Tau..tidak…tau… (sebagian ada yang menjawab tau, ada juga yang menjawab tidak) Aris Dan Nasir : (Saling menatap dan tersenyum kecil) Nasir : Baiklah..saya harap teman teman yang tau tidak egois. Dan menyampaikan kepada yang tidak tau” CAMERA MOVE TO SELURUH MAHASISWA (FREZZ) Seluruh Mahasiswa : (Wajah bingung dan kesal) (sama seperti sebelumnya Nasir dan Aris pun berlalu dengan wajah tanpa dosa menuju kursinya) CAMERA MOVE TO Ibu Dosen Close Up) Ibu Dosen : (Dengan Wajah yang sangat Marah) “Nasiiiiiiir…Ariiiiiiiiiis…Keluaaaaaaaaaaaaaaaaaaar!!!!!!!” SCENE ?.EXt. Luar KELAS (Pagi Menuju Siang) Cast : Aris, Nasir, Extras (Saling Berlangkulan dan tersenyum Kecil) CAMERA Move To Gedung END FADE OUT
  • 35. Dengan ada buku panduan untuk membuat dokumentasi video ini semoga para siswa didik yang bersungguh sungguh dengan bakat dan minat akan dapat kelak mengisi salah satu bidang yang disukai dalam dunia broadcasting dan perfilman di indonesia. Buku ini saya ambil dari berbagai media perorangan maupun perusahaan baik dalam bentuk tulisan dan gambar sehingga memungkinkan siswa didik untuk mempelajarinya lebih fokus dan terarah tampa harus membuang-buang waktu bersusah payah mencari diinternet maupun buku panduan dari dinas pendidikan yang telah ada saat ini. Untuk itulah saya minta maaf jika ada kekeliruan dan kesalahan atas buku ini saya mohon dikoreksi agar dapat perbaikan kelak dimasa mendatang. Akhirnya saya ucapakan selamat membaca dan belajar tentang apa yang ada pada buku yang ditangan anda sekarang. WASSALAM