SlideShare a Scribd company logo
Cryotherapy
Pengertian (Cryotherapy)
Cryo = cold (dingin) dan therapy = pengobatan
Adl penggunaan temperatur dingin sbg modalitas
terapeutik.
Cryotherapy (terapi dingin) adalah pemanfaatan
dingin untuk mengobati nyeri atau gangguan
kesehatan lainnya. Terapi dingin dapat dipakai
dengan beberapa cara, seperti menggunakan es
atau Cold Baths. Terapi ini dipakai pada saat
respon peradangan masih sangat nyata (cedera
akut).
Tujuan pemberian cryotherapy
• Menurunkan proses peradangan
pd 24-48 jam pertama peradangan, dingin dapat
mengurangi reaksi radang.
 Kontraktur
Menguraangi extensibilitas jar ikat, mempunyai efek
menekan nyeri serta tahan thdp peregangan.
• Mengurangi oedema
• Mengurangi nyeri
• Menurunkan spasme dan spastisitas otot
mengurangi proses metabolisme, mengurangi nilai ambang
nyeri,serta mengurangi kecepatan hantar rangsang saraf.
Fisiologis Cryotherapy
Secara fisiologis, pada 15 menit pertama
setelah pemberian aplikasi dingin (suhu 10
derajat celcius) terjadi vasokontriksi arteriola
dan venula secara lokal. Vasokontriksi
disebabkan oleh aksi reflek dari otot polos
yang timbul akibat stimulasi sistem syaraf
otonom dan pelepasan epinephrine dan
norepinephrine. Namun, jika terapi dingin
terus dilakukan hingga 15 sampai 30 menit
akan menimbulkan respon hunting.
Respon hunting merupakan suatu peristiwa
dimana pembuluh darah yang semula mengalami
vasokontriksi akan mengadakan vasodilatasi
secara tiba-tiba dengan interval.
Aplikasi dingin juga dapat mengurangi tingkat
metabolisme sel sehingga limbah metabolisme
menjadi berkurang. Penurunan limbah
metabolisme pada akhirnya dapat menurunkan
spasme otot. Terapi dingin biasanya digunakan
pada 24 sampai 48 jam setelah terjadinya cedera
dan dipakai untuk mengurangi sakit dan
pembengkakan.
Indikasi
• Trauma muskuloskeletal stadium akut
• Sindroma nyeri myofascial
• Spastisitaspd px dengan spasticity utk
mengurangi hipertonic sementara.
KONTRAINDIKASI
 Gangguan vaskuler
 Hipersensitif thd rangsang dingin
 Gangguan sensibilitas kulit
Kontraindikasi
Coldtherapy sangat mudah digunakan, cepat, efisien dan ekonomis. Akan
tetapi terdapat beberapa kondisi yang dapat dipicu oleh coldtherapy. Individu
dengan riwayat gangguan tertentu memerlukan pengawasan yang ketat
pada terapi dingin. Beberapa kondisi tersebut diantaranya adalah :
a. Raynaud`s syndrom yang merupakan kondisi dimana terdapat hambatan
pada arteri terkecil yang menyalurkan darah ke jari tangan dan kaki ketika
terjadinya dingin atau emosi. Pada keadaan ini timbul sianosis yang apabila
berlanjut dapat mengakibatkan kerusakan anggota tubuh perifer.
b. Vasculitis (peradangan pembuluh darah)
c. Gangguan sensasi saraf misal neuropathy akibat diabetes mellitus maupun
leprosy
d. Cryoglobulinemia yang merupakan kondisi berkurangnya protein di dalam
darah yang menyebabkan darah akan berubah menjadi gel bila kena dingin
d. Paroxysmalcoldhemoglobinuria yang merupakan suatu kejadian
pembentukan antibodi yang merusak sel darah merah bila tubuh dikenai
dingin.
Metode aplikasi
• Ice pack / cold pack
• Ice massage
• Cool baths/ice water immersion
• Vapocoolant sprays
Pedoman aplikasi ice pack / cold
pack
• Posisikan pasien
nyaman
• Masukkan es batu yg
sdh dihaluskan ke
dalam kantong plastik
• Kompres area yang
diterapi
• Dosis waktu cidera akut
10 menit
• Ice pack / Cold Pack
Penggunaan kantong es dianjurkan diberi alas plastik
dan bila perlu dioleskan minyak pada kulit untuk
menghindari dingin terlalu cepat.
Perlu penggantian es secara periodik agar suhu tetap
antara 0o dan 5o C. Jangan ditindih karena dapat
menimbulkan ischemic. Waktu treatment kurang
lebih 20 menit.
• Ice Massage
penggunaan es batangan berbentuk lolipop dengan
tangkai kayu, mudah dibuat dan digunakan.
Tujuan penggunaan untuk mengurangi nyeri
dengan cara menggosokkan es secara lambat dalam
waktu 5 – 10 menit. Untuk merangsang kontraksi
otot gosokkan dengan cepat sekitar 4 detik.
Awal penerapan terapi :
 2-3 menit pertama akan timbul perasaan dingin
sampai nyeri spt nyeri terbakar
 Setelah 3 menit pertama akan timbul perasaan
kaku, tebal & anasthesia relative ( tdk merasa nyeri)
 5-10 menit akan timbul hyperemia (kemerah2an)
Pedoman aplikasi ice massage
• Posisikan pasien
nyaman
• Gunakan permukaan es
batu yg tumpul, pegang
menggunakan pelapis
• Lakukan teknik ice
massage: teknik
sirkuler, longitudinal
atau melintang selalu
dari arah distal ke
proksimal
Cold Baths / Water Immersion
Cold baths merupakan terapi mandi di dalam air dingin
dalm jangka waktu maksimal 20 menit.
• Indikasi
Terapi ini biasanya dilakukan untuk pemulihan paska
latihan maupun kompetisi
• Penggunaan
Penderita berendam di dalam air yang sudah didinginkan.
Proses ini berlangsung sekitar 10-15 menit. Ketika nyeri
berkurang, terapi dihentikan dan dilanjutkan terapi lain
seperti massage atau stretching. Pada saat nyeri kembali
dirasakan, dapat dilakukan perendaman kembali. Dalam
tiap sesi terapi, perendaman kembali dapat dilakukan
sampai tiga kali ulangan.
Pedoman aplikasi ice water immersion
• Masukkan pecahan es
dalam baskom/ember
yang berisi air
• Tunggu hingga 5 menit
agar terjadi
kesetimbangan
temperatur antara air &
es
• Masukkan dan rendam
bagian tubuh selama 10
– 15 menit
• Full body ice water
immersion
• douches/semprotan
penggunaan spray seperti chloraethyl atau
fluorimethane pada olahraga sangat populer.
Semprotan 5 detik, jarak 15cm 600 pada
permukaan.
Pedoman aplikasi Teknik
douches/semprotan
Vapocoolant Spray merupakan semprotan yang
berisi fluoromethane atau ethyl chloride.
Semprotan ini sering digunakan untuk mengurangi
nyeri akibat spasme otot serta meningkatkan range
of motion (ROM). Terdapat beberapa prosedur
dalam terapi ini, yakni semprotan membentuk
sudut 30 derajat dengan kulit dengan jarak 30
samapi 50 cm dari kulit. Penyemprotan dilakukan
dari arah proximal ke distal otot, dengan kecepatan
semprotan 10 cm/detik. Penyemprotan dapat
dilakukan 2 - 3 kali pengulangan.
• Posisikan area yg
diterapi terulur
• Posisi sprayer 30° thd
permukaan area yg
diterapi
• Jarak sprayer 25 cm
• Dosis 2 – 5 kali
semprotan, kecepatan
10 cm/detik
Untuk cedera akut, terapi dingin sering digunakan
bersama-sama dengan teknik pertolongan pertama
pada cedera yang disebut RICE (rest, ice,
compression and elevation). Teknik ini meliputi :
a. Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera.
b. Memberikan es selama dua hari setelah cedera
untuk mencegah pembengkakan luka.
c. Mempergunakan kompresi elastis selama dua hari
untuk mencegah pembengkakan.
d. Berusaha agar bagian yang cedera ada di atas letak
jantung untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
pembengkakan.
Aquatic therapy atau pool therapy
merupakan program latihan yang pelaksanaannya di
dalam air. Jenis terapi ini merupakan bentuk latihan
yang dapat digunakan untuk menangani berbagai
kasus atau kondisi. Aquatic therapy menggunakan
keberadaan air untuk membantu proses
penyembuhan dan pelaksanaan latihan.
Metode Program
Halliwick.
• Mental Adjustment
Menjadi mampu merespon dengan cara sewajarnya
perbedaan lingkungan, situasi, atau tugas yang sulit,
belajar kontrol pernafasan. Salah satu contohnya
adalah menyesuaikan untuk bergerak di dalam air.
• Disengage-ment
Sebuah proses yang terus menerus, seluruh
pembelajaran dengan seorang therapis yang ahli fisik
dan mental.
• Transversal Rotation Control(Formally Vertical
Rotation).
Kemampuan untuk mengontrol rotasi yang mana
saja yang dibuat frontotransversal axis.
• Sagittal Rotation Control
Kemampuan mengontrol rotasi yang mana saja yang
dibuat sagittotransversal (anterior/posterior) axis
• Longitudinal Rotation Control(formally Lateral
Rotation).
Kemampuan mengontrol rotasi yang mana saja yang
dibuat sagitto-frontal (longitudinal) axis.
• Combined Rotation Control
Kemampuan mengontrol kombinasi rotasi.
• Upthrust
Mempercayai air akan menyokong tubuh, kadang
dinamakan
”pembalikan mental” (karena therapis harus
membalikpikiran mereka dan menyadari mereka akan
mengapung dan tidak tenggelam
• Balance in Stillness
Mengapung dan rileks didalam air dan ini tergantung
pada mental kedua dan kontrol keseimbangan fisik.
Ketika seimbang, aktifitas lain bisa dilakukan lebih
mudah.
• Turbulent Gliding
Terapungnya perenang adalah termasuk bergerak di
dalam air dengan seorang instruktur tanpa kontak
fisik diantara mereka. Therapis mengontrol rotasi
yang tidak dikehendaki tetapi tidak membuat gerakan
yang bersifat mendorong.
• Simple Progression and Basic Swimming Movement
Pengembangan dari gerakan sedehana yang
mendorong, dibuat oleh gaya therapis yang mana
bersifat individu ke therapis yang lain.

More Related Content

What's hot

Konsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manualKonsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manual
Yanto Physio
 
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam FisioterapiTerapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Juliasti Pasorong
 
LAPORAN PRAKTEK UJIAN MASSAGE
LAPORAN PRAKTEK UJIAN MASSAGELAPORAN PRAKTEK UJIAN MASSAGE
LAPORAN PRAKTEK UJIAN MASSAGEPramudito Hutomo
 
B. klasifikasi teknik massage
B. klasifikasi teknik massage B. klasifikasi teknik massage
B. klasifikasi teknik massage
Nony Suci Yanti
 
Konsep dasar gerakan dalam manual terapi
Konsep dasar gerakan dalam manual terapiKonsep dasar gerakan dalam manual terapi
Konsep dasar gerakan dalam manual terapi
Yanto Physio
 
Referat / Pengayaan Piriformis syndrome
Referat / Pengayaan Piriformis syndromeReferat / Pengayaan Piriformis syndrome
Referat / Pengayaan Piriformis syndrome
azmiarraga
 
151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal
homeworkping4
 
Hidroterapi, parafin bath & hot pack
Hidroterapi, parafin bath & hot packHidroterapi, parafin bath & hot pack
Hidroterapi, parafin bath & hot pack
Mohammad Ali
 
Six minute walking test
Six minute walking testSix minute walking test
Six minute walking test
bastianus juatmadja
 
Konsep dasar PNF
Konsep dasar PNFKonsep dasar PNF
Konsep dasar PNF
Yanto Physio
 
Ppt relaksasi-otot-progresif (1)
Ppt relaksasi-otot-progresif (1)Ppt relaksasi-otot-progresif (1)
Ppt relaksasi-otot-progresif (1)
Sumirah Budi Pertami
 
Range of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarRange of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by Verar
Verar Oka
 
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan AtasAnatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Darwis Yang Terbuang
 
Teknik Dasar Massage
Teknik Dasar MassageTeknik Dasar Massage
Teknik Dasar Massage
UFDK
 
Pengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi MekanikPengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi Mekanik
Yanto Physio
 
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMTassesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
Fitri Ardini Nuranisa
 
Low Frequency motor points and application
Low Frequency motor points and applicationLow Frequency motor points and application
Low Frequency motor points and application
Sreeraj S R
 
Dmp (dystrophy muscular progressive
Dmp (dystrophy muscular progressiveDmp (dystrophy muscular progressive
Dmp (dystrophy muscular progressive
Student
 

What's hot (20)

Konsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manualKonsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manual
 
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam FisioterapiTerapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
 
LAPORAN PRAKTEK UJIAN MASSAGE
LAPORAN PRAKTEK UJIAN MASSAGELAPORAN PRAKTEK UJIAN MASSAGE
LAPORAN PRAKTEK UJIAN MASSAGE
 
B. klasifikasi teknik massage
B. klasifikasi teknik massage B. klasifikasi teknik massage
B. klasifikasi teknik massage
 
Konsep dasar gerakan dalam manual terapi
Konsep dasar gerakan dalam manual terapiKonsep dasar gerakan dalam manual terapi
Konsep dasar gerakan dalam manual terapi
 
Manifulasi
ManifulasiManifulasi
Manifulasi
 
Referat / Pengayaan Piriformis syndrome
Referat / Pengayaan Piriformis syndromeReferat / Pengayaan Piriformis syndrome
Referat / Pengayaan Piriformis syndrome
 
151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal
 
Hidroterapi, parafin bath & hot pack
Hidroterapi, parafin bath & hot packHidroterapi, parafin bath & hot pack
Hidroterapi, parafin bath & hot pack
 
Six minute walking test
Six minute walking testSix minute walking test
Six minute walking test
 
Konsep dasar PNF
Konsep dasar PNFKonsep dasar PNF
Konsep dasar PNF
 
Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)
 
Ppt relaksasi-otot-progresif (1)
Ppt relaksasi-otot-progresif (1)Ppt relaksasi-otot-progresif (1)
Ppt relaksasi-otot-progresif (1)
 
Range of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarRange of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by Verar
 
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan AtasAnatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
 
Teknik Dasar Massage
Teknik Dasar MassageTeknik Dasar Massage
Teknik Dasar Massage
 
Pengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi MekanikPengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi Mekanik
 
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMTassesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
 
Low Frequency motor points and application
Low Frequency motor points and applicationLow Frequency motor points and application
Low Frequency motor points and application
 
Dmp (dystrophy muscular progressive
Dmp (dystrophy muscular progressiveDmp (dystrophy muscular progressive
Dmp (dystrophy muscular progressive
 

Similar to Teknik cryotherapy

Presentation Hydrotherapy
Presentation HydrotherapyPresentation Hydrotherapy
Presentation Hydrotherapy
UFDK
 
Elektrofisika pengantar hidro ii (1)
Elektrofisika pengantar hidro ii (1)Elektrofisika pengantar hidro ii (1)
Elektrofisika pengantar hidro ii (1)
Basid Baidowi Fisio
 
Elektrofisika pengantar hidro ii (2)
Elektrofisika pengantar hidro ii (2)Elektrofisika pengantar hidro ii (2)
Elektrofisika pengantar hidro ii (2)
Basid Baidowi Fisio
 
Recovery Sports Science dalam cedera olahraga
Recovery Sports Science dalam cedera olahragaRecovery Sports Science dalam cedera olahraga
Recovery Sports Science dalam cedera olahraga
TasyaBudiningrum2
 
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
Sofyan Dwi Nugroho
 
Pertolongan cemas.pptx
Pertolongan cemas.pptxPertolongan cemas.pptx
Pertolongan cemas.pptx
SivaKumar250937
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapsyafa69
 
Intruksi kerja
Intruksi kerja Intruksi kerja
Intruksi kerja
SyifaARN
 
Askep kejang dan demam pada anak
Askep kejang dan demam pada anakAskep kejang dan demam pada anak
Askep kejang dan demam pada anak
Astriie Desiyanti
 
0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf
0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf
0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf
AdeCucuMulyana
 
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - HEAT, WORK, ENERGY 1.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - HEAT, WORK, ENERGY 1.pptxMATERI BIOLOGI MOLEKULER - HEAT, WORK, ENERGY 1.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - HEAT, WORK, ENERGY 1.pptx
Julfiana Mardatillah
 
Tindakan Awal Sebelum Medis_Dewi Setiyana
Tindakan Awal Sebelum Medis_Dewi SetiyanaTindakan Awal Sebelum Medis_Dewi Setiyana
Tindakan Awal Sebelum Medis_Dewi Setiyana
dewisetiyana52
 
Panas tubuh dalam latihan akbid paramata muna
Panas tubuh dalam latihan akbid paramata muna Panas tubuh dalam latihan akbid paramata muna
Panas tubuh dalam latihan akbid paramata muna Operator Warnet Vast Raha
 
04. nila putri suci p 3 b (sop kompres hangat)
04. nila putri suci p 3 b (sop kompres hangat)04. nila putri suci p 3 b (sop kompres hangat)
04. nila putri suci p 3 b (sop kompres hangat)
ArianXBod
 

Similar to Teknik cryotherapy (20)

Presentation Hydrotherapy
Presentation HydrotherapyPresentation Hydrotherapy
Presentation Hydrotherapy
 
Elektrofisika pengantar hidro ii (1)
Elektrofisika pengantar hidro ii (1)Elektrofisika pengantar hidro ii (1)
Elektrofisika pengantar hidro ii (1)
 
Elektrofisika pengantar hidro ii (2)
Elektrofisika pengantar hidro ii (2)Elektrofisika pengantar hidro ii (2)
Elektrofisika pengantar hidro ii (2)
 
Recovery Sports Science dalam cedera olahraga
Recovery Sports Science dalam cedera olahragaRecovery Sports Science dalam cedera olahraga
Recovery Sports Science dalam cedera olahraga
 
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
 
3
33
3
 
Pertolongan cemas.pptx
Pertolongan cemas.pptxPertolongan cemas.pptx
Pertolongan cemas.pptx
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
 
Intruksi kerja
Intruksi kerja Intruksi kerja
Intruksi kerja
 
Askep kejang dan demam pada anak
Askep kejang dan demam pada anakAskep kejang dan demam pada anak
Askep kejang dan demam pada anak
 
0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf
0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf
0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf
 
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - HEAT, WORK, ENERGY 1.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - HEAT, WORK, ENERGY 1.pptxMATERI BIOLOGI MOLEKULER - HEAT, WORK, ENERGY 1.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - HEAT, WORK, ENERGY 1.pptx
 
Tindakan Awal Sebelum Medis_Dewi Setiyana
Tindakan Awal Sebelum Medis_Dewi SetiyanaTindakan Awal Sebelum Medis_Dewi Setiyana
Tindakan Awal Sebelum Medis_Dewi Setiyana
 
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetikPatofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
 
Panas tubuh dalam latihan
Panas tubuh dalam latihanPanas tubuh dalam latihan
Panas tubuh dalam latihan
 
Panas tubuh dalam latihan
Panas tubuh dalam latihanPanas tubuh dalam latihan
Panas tubuh dalam latihan
 
Panas tubuh dalam latihan
Panas tubuh dalam latihanPanas tubuh dalam latihan
Panas tubuh dalam latihan
 
Panas tubuh dalam latihan akbid paramata muna
Panas tubuh dalam latihan akbid paramata muna Panas tubuh dalam latihan akbid paramata muna
Panas tubuh dalam latihan akbid paramata muna
 
04. nila putri suci p 3 b (sop kompres hangat)
04. nila putri suci p 3 b (sop kompres hangat)04. nila putri suci p 3 b (sop kompres hangat)
04. nila putri suci p 3 b (sop kompres hangat)
 
Kasus ringan p3 k
Kasus ringan p3 kKasus ringan p3 k
Kasus ringan p3 k
 

More from UFDK

Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakKajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
UFDK
 
Atlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor PenyakitAtlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor Penyakit
UFDK
 
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganBuku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
UFDK
 
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitPMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
UFDK
 
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasPMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
UFDK
 
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriPMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
UFDK
 
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
UFDK
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
UFDK
 
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit MenularPMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
UFDK
 
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
UFDK
 
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
UFDK
 
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian VektorPMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
UFDK
 
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumPmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
UFDK
 
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasPermenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
UFDK
 
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirPer menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
UFDK
 
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan SanitarianPermenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
UFDK
 
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan SolusinyaPenyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
UFDK
 
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakitPenanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
UFDK
 
Teknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian dataTeknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian data
UFDK
 
Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
UFDK
 

More from UFDK (20)

Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakKajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
 
Atlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor PenyakitAtlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor Penyakit
 
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganBuku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
 
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitPMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
 
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasPMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
 
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriPMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
 
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit MenularPMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
 
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
 
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian VektorPMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
 
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumPmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
 
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasPermenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
 
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirPer menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
 
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan SanitarianPermenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
 
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan SolusinyaPenyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
 
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakitPenanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
 
Teknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian dataTeknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian data
 
Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
 

Recently uploaded

Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 

Recently uploaded (19)

Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 

Teknik cryotherapy

  • 2. Pengertian (Cryotherapy) Cryo = cold (dingin) dan therapy = pengobatan Adl penggunaan temperatur dingin sbg modalitas terapeutik. Cryotherapy (terapi dingin) adalah pemanfaatan dingin untuk mengobati nyeri atau gangguan kesehatan lainnya. Terapi dingin dapat dipakai dengan beberapa cara, seperti menggunakan es atau Cold Baths. Terapi ini dipakai pada saat respon peradangan masih sangat nyata (cedera akut).
  • 3. Tujuan pemberian cryotherapy • Menurunkan proses peradangan pd 24-48 jam pertama peradangan, dingin dapat mengurangi reaksi radang.  Kontraktur Menguraangi extensibilitas jar ikat, mempunyai efek menekan nyeri serta tahan thdp peregangan. • Mengurangi oedema • Mengurangi nyeri • Menurunkan spasme dan spastisitas otot mengurangi proses metabolisme, mengurangi nilai ambang nyeri,serta mengurangi kecepatan hantar rangsang saraf.
  • 4. Fisiologis Cryotherapy Secara fisiologis, pada 15 menit pertama setelah pemberian aplikasi dingin (suhu 10 derajat celcius) terjadi vasokontriksi arteriola dan venula secara lokal. Vasokontriksi disebabkan oleh aksi reflek dari otot polos yang timbul akibat stimulasi sistem syaraf otonom dan pelepasan epinephrine dan norepinephrine. Namun, jika terapi dingin terus dilakukan hingga 15 sampai 30 menit akan menimbulkan respon hunting.
  • 5. Respon hunting merupakan suatu peristiwa dimana pembuluh darah yang semula mengalami vasokontriksi akan mengadakan vasodilatasi secara tiba-tiba dengan interval. Aplikasi dingin juga dapat mengurangi tingkat metabolisme sel sehingga limbah metabolisme menjadi berkurang. Penurunan limbah metabolisme pada akhirnya dapat menurunkan spasme otot. Terapi dingin biasanya digunakan pada 24 sampai 48 jam setelah terjadinya cedera dan dipakai untuk mengurangi sakit dan pembengkakan.
  • 6. Indikasi • Trauma muskuloskeletal stadium akut • Sindroma nyeri myofascial • Spastisitaspd px dengan spasticity utk mengurangi hipertonic sementara. KONTRAINDIKASI  Gangguan vaskuler  Hipersensitif thd rangsang dingin  Gangguan sensibilitas kulit
  • 7. Kontraindikasi Coldtherapy sangat mudah digunakan, cepat, efisien dan ekonomis. Akan tetapi terdapat beberapa kondisi yang dapat dipicu oleh coldtherapy. Individu dengan riwayat gangguan tertentu memerlukan pengawasan yang ketat pada terapi dingin. Beberapa kondisi tersebut diantaranya adalah : a. Raynaud`s syndrom yang merupakan kondisi dimana terdapat hambatan pada arteri terkecil yang menyalurkan darah ke jari tangan dan kaki ketika terjadinya dingin atau emosi. Pada keadaan ini timbul sianosis yang apabila berlanjut dapat mengakibatkan kerusakan anggota tubuh perifer. b. Vasculitis (peradangan pembuluh darah) c. Gangguan sensasi saraf misal neuropathy akibat diabetes mellitus maupun leprosy d. Cryoglobulinemia yang merupakan kondisi berkurangnya protein di dalam darah yang menyebabkan darah akan berubah menjadi gel bila kena dingin d. Paroxysmalcoldhemoglobinuria yang merupakan suatu kejadian pembentukan antibodi yang merusak sel darah merah bila tubuh dikenai dingin.
  • 8. Metode aplikasi • Ice pack / cold pack • Ice massage • Cool baths/ice water immersion • Vapocoolant sprays
  • 9. Pedoman aplikasi ice pack / cold pack • Posisikan pasien nyaman • Masukkan es batu yg sdh dihaluskan ke dalam kantong plastik • Kompres area yang diterapi • Dosis waktu cidera akut 10 menit
  • 10. • Ice pack / Cold Pack Penggunaan kantong es dianjurkan diberi alas plastik dan bila perlu dioleskan minyak pada kulit untuk menghindari dingin terlalu cepat. Perlu penggantian es secara periodik agar suhu tetap antara 0o dan 5o C. Jangan ditindih karena dapat menimbulkan ischemic. Waktu treatment kurang lebih 20 menit.
  • 11. • Ice Massage penggunaan es batangan berbentuk lolipop dengan tangkai kayu, mudah dibuat dan digunakan. Tujuan penggunaan untuk mengurangi nyeri dengan cara menggosokkan es secara lambat dalam waktu 5 – 10 menit. Untuk merangsang kontraksi otot gosokkan dengan cepat sekitar 4 detik.
  • 12. Awal penerapan terapi :  2-3 menit pertama akan timbul perasaan dingin sampai nyeri spt nyeri terbakar  Setelah 3 menit pertama akan timbul perasaan kaku, tebal & anasthesia relative ( tdk merasa nyeri)  5-10 menit akan timbul hyperemia (kemerah2an)
  • 13. Pedoman aplikasi ice massage • Posisikan pasien nyaman • Gunakan permukaan es batu yg tumpul, pegang menggunakan pelapis • Lakukan teknik ice massage: teknik sirkuler, longitudinal atau melintang selalu dari arah distal ke proksimal
  • 14.
  • 15. Cold Baths / Water Immersion Cold baths merupakan terapi mandi di dalam air dingin dalm jangka waktu maksimal 20 menit. • Indikasi Terapi ini biasanya dilakukan untuk pemulihan paska latihan maupun kompetisi • Penggunaan Penderita berendam di dalam air yang sudah didinginkan. Proses ini berlangsung sekitar 10-15 menit. Ketika nyeri berkurang, terapi dihentikan dan dilanjutkan terapi lain seperti massage atau stretching. Pada saat nyeri kembali dirasakan, dapat dilakukan perendaman kembali. Dalam tiap sesi terapi, perendaman kembali dapat dilakukan sampai tiga kali ulangan.
  • 16. Pedoman aplikasi ice water immersion • Masukkan pecahan es dalam baskom/ember yang berisi air • Tunggu hingga 5 menit agar terjadi kesetimbangan temperatur antara air & es • Masukkan dan rendam bagian tubuh selama 10 – 15 menit • Full body ice water immersion
  • 17. • douches/semprotan penggunaan spray seperti chloraethyl atau fluorimethane pada olahraga sangat populer. Semprotan 5 detik, jarak 15cm 600 pada permukaan. Pedoman aplikasi Teknik douches/semprotan
  • 18. Vapocoolant Spray merupakan semprotan yang berisi fluoromethane atau ethyl chloride. Semprotan ini sering digunakan untuk mengurangi nyeri akibat spasme otot serta meningkatkan range of motion (ROM). Terdapat beberapa prosedur dalam terapi ini, yakni semprotan membentuk sudut 30 derajat dengan kulit dengan jarak 30 samapi 50 cm dari kulit. Penyemprotan dilakukan dari arah proximal ke distal otot, dengan kecepatan semprotan 10 cm/detik. Penyemprotan dapat dilakukan 2 - 3 kali pengulangan.
  • 19. • Posisikan area yg diterapi terulur • Posisi sprayer 30° thd permukaan area yg diterapi • Jarak sprayer 25 cm • Dosis 2 – 5 kali semprotan, kecepatan 10 cm/detik
  • 20. Untuk cedera akut, terapi dingin sering digunakan bersama-sama dengan teknik pertolongan pertama pada cedera yang disebut RICE (rest, ice, compression and elevation). Teknik ini meliputi : a. Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera. b. Memberikan es selama dua hari setelah cedera untuk mencegah pembengkakan luka. c. Mempergunakan kompresi elastis selama dua hari untuk mencegah pembengkakan. d. Berusaha agar bagian yang cedera ada di atas letak jantung untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembengkakan.
  • 21. Aquatic therapy atau pool therapy merupakan program latihan yang pelaksanaannya di dalam air. Jenis terapi ini merupakan bentuk latihan yang dapat digunakan untuk menangani berbagai kasus atau kondisi. Aquatic therapy menggunakan keberadaan air untuk membantu proses penyembuhan dan pelaksanaan latihan.
  • 22. Metode Program Halliwick. • Mental Adjustment Menjadi mampu merespon dengan cara sewajarnya perbedaan lingkungan, situasi, atau tugas yang sulit, belajar kontrol pernafasan. Salah satu contohnya adalah menyesuaikan untuk bergerak di dalam air.
  • 23. • Disengage-ment Sebuah proses yang terus menerus, seluruh pembelajaran dengan seorang therapis yang ahli fisik dan mental. • Transversal Rotation Control(Formally Vertical Rotation). Kemampuan untuk mengontrol rotasi yang mana saja yang dibuat frontotransversal axis.
  • 24. • Sagittal Rotation Control Kemampuan mengontrol rotasi yang mana saja yang dibuat sagittotransversal (anterior/posterior) axis • Longitudinal Rotation Control(formally Lateral Rotation). Kemampuan mengontrol rotasi yang mana saja yang dibuat sagitto-frontal (longitudinal) axis.
  • 25. • Combined Rotation Control Kemampuan mengontrol kombinasi rotasi. • Upthrust Mempercayai air akan menyokong tubuh, kadang dinamakan ”pembalikan mental” (karena therapis harus membalikpikiran mereka dan menyadari mereka akan mengapung dan tidak tenggelam • Balance in Stillness Mengapung dan rileks didalam air dan ini tergantung pada mental kedua dan kontrol keseimbangan fisik. Ketika seimbang, aktifitas lain bisa dilakukan lebih mudah.
  • 26. • Turbulent Gliding Terapungnya perenang adalah termasuk bergerak di dalam air dengan seorang instruktur tanpa kontak fisik diantara mereka. Therapis mengontrol rotasi yang tidak dikehendaki tetapi tidak membuat gerakan yang bersifat mendorong. • Simple Progression and Basic Swimming Movement Pengembangan dari gerakan sedehana yang mendorong, dibuat oleh gaya therapis yang mana bersifat individu ke therapis yang lain.