SlideShare a Scribd company logo
39 
 
SUPPLY CHAIN SIRKULASI BOTOL TEH BOTOL SOSRO
(Studi Kasus di PT. Sinar Sosro, Ungaran)
Aditya Priyambodo1
, Yandra Rahadian Perdana
Teknik Industri Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
adit_if_ada7@yahoo.com1
ABSTRAK
Peran jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital terhadap produk-produk yang beredar di
pasaran. Jaringan distribusi dan transportasi memungkinkan produk pindah dari lokasi produksi ke lokasi
konsumen akhir (end user) yang sering kali dibatasi oleh jarak yang sangat jauh. Penggunaan kemasan botol
kaca pada produksi Teh Botol Sosro mengharuskan perusahaan melakukan pengisian ulang produk teh pada
kemasan botol. Dengan asumsi total jumlah botol yang dimiliki, bagaimana PT. Sinar Sosro mengatur
sirkulasi jumlah botol terisi yang beredar di pasaran dan jumlah botol kosong yang harus berada di pabrik
untuk diisi ulang agar proses pengisian tidak terhenti. Sistem Supply Chain Management yang diterapkan PT.
Sinar Sosro sudah sangat baik dengan ditunjang oleh sistem informasi, mode transportasi anak perusahaan
sendiri, prosedur penanganan material yang baik, sistem pemasaran yang variatif dan faktor pendukung
lainnya membuat PT. Sinar Sosro masih menjadi market leader khususnya untuk produk minuman teh dalam
kemasan. Ketersediaan PB terkadang menjadi penghambat faktor proses produksi. Botol kosong yang siap
diisi di pabrik belum mampu mencukupi target rencana produksi secara kontinyu. Aplikasi reverse logistics
sudah baik diaplikasikan, walaupun PT. Sinar Sosro Ungaran masih belum optimal untuk menangani
permintaan ‘pengendapan’ dari Kantor Penjualan (KP).
Kata kunci : Supply Chain Management, Reverse Logistic, Teh Botol Sosro.
1. PENDAHULUAN
Peran jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital terhadap produk-produk yang beredar di
pasaran. Jaringan distribusi dan transportasi memungkinkan produk pindah dari lokasi produksi ke lokasi
konsumen akhir (end user) yang sering kali dibatasi oleh jarak yang sangat jauh. Kemampuan untuk
mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dengan jumlah yang sesuai, dan dalam kondisi yang
baik sangat menentukan kesuksesan sebuah produk agar kompetitif di pasar. Oleh karena itu, kemampuan
untuk mengelola jaringan distribusi merupakan salah satu keunggulan kompetitif yang sangat penting untuk
industri.
Penggunaan kemasan botol kaca pada produksi Teh Botol Sosro mengharuskan perusahaan
melakukan pengisian ulang produk teh pada kemasan botol. Dengan asumsi total jumlah botol yang dimiliki,
bagaimana PT. Sinar Sosro mengatur sirkulasi jumlah botol terisi yang beredar di pasaran dan jumlah botol
kosong yang harus berada di pabrik untuk diisi ulang agar proses pengisian tidak terhenti.
Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan) adalah manajemen mengenai arus barang
sejak dari sumber yang paling hulu sampai ke ujung hilir paling akhir yaitu konsumen. Manajemen arus
barang ini lebih menekankan pada kelancaran pasokan barang, baik dari segi efisiensi maupun dari segi
efektifitas (Indrajit dan Permono, 2005). Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara
bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.
Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, retail, serta perusahaan-
perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik (Pujawan, 2005).
Tujuan utama dari adanya supply chain management adalah penyerahan/pengiriman produk secara
tepat waktu demi memuaskan pelanggan, mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh rantai
pasokan (bukan hanya satu perusahaan), mengurangi waktu penyampaian dan memuaskan kegiatan
perencanaan dan distribusi (Ellesmare, 1995). Secara kesuluruhan, komponen rantai pasokan ini adalah fungsi
pembelian, inbound logistic, produksi, distribusi yang meliputi outbound logistic dan pemasaran, dan reverse
40 
 
logistic. Mayoritas perusahaan masih memfokuskan dirinya pada aktifitas-aktifitas yang berada dalam
perusahaan, yaitu purchasing, inbound logistic, dan produksi. Hal ini dapat dimengerti mengingat ketiga
elemen rantai pasokan yang popular dengan value chain concept (Porter, 1985) ini masih berada dalam
internal organisasi sehingga lebih mudah untuk dilakukan pengendalian.
2. METODE PENELITIAN
2.1.Sumber Data
Penelitian menggunakan data yang bersumber dari Department Production and Maintenance,
Department Gudang PIPB (Peti Isi Peti Botol), dan Department Personalia and General Affair. Metode
penelitian dilakukan dengan wawancara dengan pihak yang berwenang pada bagian tersebut dan observasi
langsung di lapangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sistem supply chain management sirkulasi botol
produk Teh Botol Sosro terkait pengiriman produk jadi dan penarikan botol kosong kembali ke pabrik
(aktivitas reverse logistics).
2.2.Analisis Data
Berikut ini adalah langkah-langkah pengolahan data terkait inventory dan hasil produksi di PT. Sinar
Sosro, Ungaran.
Menurut Pujawan (2005), beberapa ukuran yang bisa digunakan untuk memonitor kinerja persediaan adalah :
1. Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover rate).
2. Inventory days of supply adalah rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah
persediaan yang dimiliki.
3. Fill rate adalah persentase jumlah item yang tersedia ketika diminta oleh pelanggan.
3. HASIL PENELITIAN
3.1 Sistem Informasi Manajemen
Supply Chain Management merupakan salah satu proses yang krusial dimana arus pertukaran bahan
baku, informasi serta keuangan antar perusahaan terjadi. Konsep kerja sama ini kemudian berkembang
menjadi E-SCM dengan menggunakan internet, intranet maupun extranet sebagai media komunikasi secara
online dan realtime, memastikan bahan baku baik dari pemasok maupun barang jadi ke konsumen selalu
tersedia sesuai kebutuhan.
Menu utama dari SI Fusion antara lain :
• Material Requirement Planning (MRP)
• Purchasing
• Inventory
• Plant Maintenance
• Executive Information System
• Order Management
• Administrator
Chopra & Meindl (2001) menyatakan bahwa dalam SCM terdapat empat penggerak (driver), yaitu
persediaan, transportasi, fasilitas, dan informasi. Dari keempat penggerak tersebut, informasi merupakan
penggerak utama. Informasi sangat mempengaruhi ketiga penggerak lainnya.
3.2 Proses Produksi
Proses produksi di PT. Sinar Sosro Ungaran dalam pembuatan TBS, secara umum dilakukan dalam 3
tahap, yaitu:
1. Proses pengolahan air (di Unit Water Treatment)
2. Proses pembuatan Teh Cair Manis (di Unit Kitchen)
3. Proses pembotolan (di Unit Bottling Line)
Bahan baku pembuatan Teh Cair Manis (TCM) adalah teh kering, gula industri dan air baku. Air baku
adalah air (raw water) yang telah mengalami beberapa tahap proses pengolahan di unit Water Treatment.
41 
 
3.2.1 Proses di Unit Water Treatment
Untuk kebutuhan air diperoleh dari sumur bawah tanah. PT. Sinar Sosro Ungaran memiliki 3 buah
sumur, sumur nomor 1 dipakai untuk kebutuhan masyarakat sekitar pabrik, sedangkan sumur nomor 2 dan 3
dipakai untuk proses produksi secara bergantian, 4 jam sekali. Air sumur (raw water) diambil dari kedalaman
80 – 100 m dengan deep well pump, dan masih mengandung kotoran dan mineral. Produk yang dihasilkan
PT. Sinar Sosro Ungaran harus memenuhi standar yang ditetapkan, maka air yang diperoleh dari alam harus
melewati proses pengolahan di unit Water Treatment (WT), sebelum dimanfaatkan untuk proses produksi.
3.2.2 Proses di Unit Kitchen
Pada Unit Kitchen dilakukan proses pembuatan Teh Cair Manis (TCM). Tahapan proses pembuatan
TCM adalah pembuatan sirup gula, pembuatan Teh Cair Pahit, pencampuran TCP dengan sirup gula dan
pasteurisasi.
3.2.3 Proses di Unit Bottling Line
A. Proses Pembotolan
Sebelum botol dan krat memasuki ruang produksi, dilakukan inspeksi terlebih dahulu di Pos Gudang.
Inspeksi ini meliputi penyortiran botol yang gupil/retak, botol asing, botol isi cairan, botol kotor/flek semen,
botol tertutup, botol berlabel, botol isi benda asing, krat asing, krat rusak, dan 1 krat < 24 botol. Untuk botol
yang sudah tidak dapat dipakai lagi seperti botol gupil/retak, botol asing dimasukkan dalam krat dan diberi
label “rejected” yang nantinya akan dimusnahkan. Sedangkan botol lain yang masih dapat dipakai, seperti
botol isi cairan, botol kotor/flek semen, botol tertutup, botol berlabel, botol isi benda asing dimasukkan ke
dalam krat merah yang nantinya akan dikembalikan ke gudang PI/PB untuk dilakukan pembersihan ulang.
Botol-botol yang masuk dalam proses pembotolan diklasifikasikan menjadi 3 macam, antara lain:
1. Botol dari konsumen, yakni botol yang diperoleh dari tempat pemasaran dan dikembalikan ke pabrik
untuk diproses dan digunakan kembali.
2. Botol dari pencucian manual, meliputi botol non-standar yang tidak dapat dibersihkan dengan mesin
bottle washer.
3. Botol baru. Pembelian botol baru dari supplier dilakukan setahun sekali dan jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
B. Penyimpanan dan Masa Inkubasi
Peti Isi disusun di atas pallet sebanyak 60 buah, kemudian dibawa ke gudang bahan jadi memakai
forklift. Di gudang, pallet berisi peti isi disusun per batch produksi dan diberi nomor batch produksi, nama
kepala regu (supervisor) dan tanggal dimulai inkubasi. Sebelum dipasarkan, TBS terlebih dahulu di inkubasi
selama 2-3 hari. Setelah masa inkubasi selesai TBS diperiksa kembali apakah ada terjadi perubahan pada
TBS. hal-hal yang diperiksa antara lain meliputi : basi, bau, perubahan warna dan rasa. Jika tidak terjadi
perubahan pada TBS maka akan dinyatakan Teh Botol Sosro siap untuk dipasarkan.
3.3 Manajemen Pergudangan
PT. Sinar Sosro Ungaran memiliki beberapa gudang untuk menyimpan materialnya. Gudang tersebut
antara lain :
1. Gudang PIPB
2. Gudang Spare part
3. Gudang Gula
4. Gudang Teh
5. Gudang Crown Cork
6. Gudang Harian Produksi
Gudang-gudang tersebut pengelolaannya di bawah departemen/bagian yang berbeda. Gudang spare
part, gudang gula, gudang teh, gudang crown cork, dan gudang harian produksi pengelolaannya di bawah
manajemen Departemen Produksi dan Maintenance bagian Spare Part dan Logistik, sedangkan Gudang PIPB
menjadi bagian tersendiri yang dikepalai oleh seorang supervisor dan langsung bertanggung jawab kepada
42 
 
General Manager. Metode penyimpanan ke dalam blok gudang menggunakan metode penyimpanan FiFO
(First In First Out).
A. Fungsi Persediaan
Fungsi persediaan yang digunakan PT. Sinar Sosro Ungaran adalah safety stock dengan persediaan
minimal 40.000 krat PI atau minimal ada 4 blok gudang dalam sehari dan pipeline/transit inventory karena
adanya lead time pengiriman untuk produk-produk Sosro lain (jenis OWP dan AMDK) yang tidak diproduksi
di PT. Sinar Sosro Ungaran. Satu blok gudang dapat menampung 14 baris x 4 kolom x 3 tingkat x 60 krat =
1080 krat.
3.4 Sirkulasi Penanganan Botol di Gudang PIPB
3.4.1 Penerimaan PB
Truk bermuatan PB dari Kantor Penjualan (KP) yang masuk ke Gudang PIPB akan diperiksa
dokumen Surat Jalan-nya oleh Petugas Pengawas PB. Surat Jalan diperiksa apakah sesuai dengan kondisi
muatan truk. Jika dokumen sesuai dengan kondisi muatan, maka dokumen distempel dan dibuatkan Tanda
Terima oleh bagian Administrasi Gudang PIPB dan dimasukkan data ke SI Fusion. Jika dokumen tidak sesuai
dengan kondisi muatan, maka Delivery Order (DO) akan diinfokan ke KPW. Kemudian akan dilakukan
pembongkaran beserta penyortiran PB. PB standard akan disusun ke atas palet, dan PB dengan kondisi non
standard akan disortir berdasarkan kriteria PB non standard seperti botol bibir karat, botol buram, botol flek
semen, botol gupil, botol retak, dan botol asing.
3.4.2 Penyimpanan PB
PB standard yang telah disusun di atas palet akan segera dimasukkan ke dalam gudang Blok A-I
menganut sistem FIFO (First In First Out). Dilakukan pencatatan stock PB masuk untuk ditambahkan pada
saldo Kartu Stock PB No.003/Gud-Ugn dan dimasukkan data ke SI Fusion, sehingga diketahui jumlah
persediaan PB dalam Gudang PIPB yang siap untuk keperluan produksi. Setelah divalidasi, data stock PB
dapat diakses oleh Departemen Produksi untuk mengetahui ketersediaan PB yang dapat digunakan untuk
produksi pada hari tersebut.
3.4.3 Pemakaian PB untuk Produksi
Stock PB dalam Gudang PIPB dapat diketahui jumlah saldo awal melalui SI Fusion. Departemen
Produksi and Maintenance dapat mengakses informasi ketersediaan PB ini dan mengajukan Bukti
Permintaan/Penyerahan Barang (BPPB). Data PB masuk ke lantai produksi akan dimasukkan ke SI Fusion.
Dalam bisnis Returnable Glass Bottle (RGB), ketersediaan PB sebagai bahan pengemas produk sangat
menentukan kapasitas produksi yang akan dijalankan. Dalam satu batch produksi yang menghasilkan 9300
liter, akan menghasilkan 1740 krat. Ketersediaan PB siap produksi akan dibagi dengan 1740 sebagai variabel
pembagi satuan batch hasil produksi. Sehingga didapatkan jumlah batch yang dapat diproduksi agar
penggunaan bahan di Unit Kitchen menjadi efisien.
3.4.4 Proses Produksi
PB yang dinaikkan ke lantai produksi dengan menggunakan Forklift akan kembali mengalami
penyortiran pada Pos 1,2, dan 3. Hasil pensortiran botol pada Departemen Produksi akan dicatat pada Bukti
Mutasi Intern Retur Produksi. PB yang disortir pada Pos 1 dan 2 akan diklasifikasikan ke dalam kategori PB
sangat kotor yang akan diproses ke Cuci Botol Manual dan afkir yang akan dimusnahkan. Produk jadi akan
dicek mutunya disesuaikan dengan proses produksi yang berjalan. Jika sudah sesuai maka diberi label
“Passed” dan jika kurang sesuai maka diberi label “Karantina”.
3.4.5 Penyimpanan PI
PI yang telah disusun di atas palet (60 krat) akan diberi keterangan “Passed” oleh Petugas QC.
Kemudian dimasukkan ke dalam Gudang PIPB Blok J-Q. Data jumlah PI hasil produksi yang masuk dicatat
ke dalam Kartu Stock PI No.009/Gud-Ugn. Data jumlah PI akan dimasukkan ke SI Fusion.
43 
 
3.4.6 Pengeluaran PI
PI yang sudah diberi memo released oleh petugas QC, kemudian data divalidasi oleh Departemen
Produksi dan Departemen QC agar PI dapat dipasarkan. Surat Permintaan Barang (SPB) dari KPW dicek oleh
Petugas PI dan dibuatkan Surat Jalan oleh Administrasi Bagian Gudang PIPB. Kemudian PI di Gudang PIPB
siap untuk dimasukkan ke dalam moda transportasi. Data PI yang dimuat akan dicatat ke Kartu Stock PI
No.009/gud-Ugn dan mengurangi saldo stock PI dalam Gudang PIPB. Truk dengan muatan PI siap menuju
lokasi KP tujuan distribusi.
3.4.7 Penghancuran Botol
Botol-botol yang telah disortir dengan kriteria botol asing, botol gupil, botol retak, dan botol yang
sudah tidak bisa ditangani lebih lanjut akan dikumpulkan dekat Gudang Bahan Baku dan siap untuk
dihancurkan. Penghancuran botol dapat dilakukan dengan pengajuan penghancuran botol oleh Petugas PB
Non-Standard yang disetujui oleh Departemen Purchasing dan General Manager dengan kuota minimal
tercapai 25 palet atau 1800 krat. Untuk botol yang akan dihancurkan, disusun mencapai 6 tingkat untuk
membedakan dengan tumpukan PB Standard yang disusun 5 tingkat.
Proses penghancuran dilakukan dengan cara menjatuhkan botol-botol afkir tersebut dari ketinggian.
3.5 Reverse Logistic Function
Reverse logistic merupakan aliran balik material, komponen, dan produk menuju ke bagian hulu rantai
pasokan. Carter dan Ellram (1998) mendefinisikan reverse logistic sebagai gerakan produk yang arahnya
berlawanan setelah digunakan, didaur ulang, dibuang, dengan tujuan untuk meminimalkan limbah. Reverse
logistic ini merupakan aktifitas yang spesifik, memerlukan keahlian dan bukan kompetensi inti mayoritas
perusahaan. Akibatnya, mayoritas perusahaan melakukan outsourcing untuk menangani reverse logistic ini.
Keterlibatan pihak ketiga ini memberikan berpeluang membuka pesaing baru bagi produsen awal produk
apabila perusahaan reverse logistic ini memutuskan untuk melakukan rekondisi (remanufacture) terhadap
produk dalam aliran reverse logistic.
Reverse logistics sebagai aktivitas untuk merencanakan, mengaplikasikan, dan mengendalikan proses
agar tercapai efisiensi terkait dengan arus material, persediaan, produk jadi, dan informasi terkait dari
konsumen kembali ke manufaktur dengan tujuan untuk mendapatkan kembali nilai ekonomis produk atau
untuk melakukan proses pembuangan yang tepat (Rogers dan Tibben-Lembke, 1999). Reverse logistics saat
ini menjadi salah satu alternatif terbaik yang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi keterbatasan sumber
daya bahan baku. Selain itu, reverse logistics terbukti dapat memberikan nilai ekonomi bagi para pelakunya
(Rivera dan Ertel, 2008). Aktivitas utama dari reverse logistics adalah mengumpulkan produk yang akan
diperbaharui dan melakukan redistribusi material baru yang dihasilkan (De Britto, 2002).
Dalam pemenuhan kebutuhan pasar, PT. Sinar Sosro setidaknya harus memiliki botol di pabrik untuk
diisi, botol yang diantar ke distribusi, dan botol yang ditarik dari gerai sehabis diminum pelanggan. PT. Sinar
Sosro mempercayakan proses reverse logistics-nya pada masing-masing Kantor Penjualan (KP). Material
yang ditarik dalam proses ini adalah krat berisi botol kosong. Idealnya dalam proses reverse logistics ini, KP
mengembalikan botol kosong sesuai dengan kuantitas Delivery Order pengiriman sebelumnya. Namun dalam
aplikasinya, dengan motif untuk pengembangan pasar, maka KP terkadang menyimpan stock PI di gudangnya
untuk ekspansi pasar sehingga terjadi pengendapan. Hal ini yang harus ditanggung oleh KPB Ungaran untuk
menyeimbangkan ketersediaan botolnya. Padahal pengadaan botol dan krat baru sangat ditentukan oleh
keputusan Head Office di Jakarta.
44 
 
Gambar 1. Alur Rantai Pasokan dari Hulu-Hilir PT. Sinar Sosro Ungaran
45 
 
4. PEMBAHASAN
Menurut Pujawan (2005), beberapa ukuran yang bisa digunakan untuk memonitor kinerja persediaan
adalah :
Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover rate).
Tabel 1. Data Persediaan Bulan Juni 2011
1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Tanggal
Rencana 
Produksi 
(krat)
Jumlah 
Persediaan 
PB (krat)
Jumlah 
Pengeluaran 
PI (krat)
Selisih= 4‐5
Persediaa
n Akhir PB 
(krat)
Persediaa
n Akhir PI 
(krat)
Rencana Produksi 
dgn Ketersediaan PB
1 01‐Jun‐11 34.800 31.023 29.580 1.443 943 0 Tidak Tercapai
2 02‐Jun‐11 7.540 3.403 3.325 78 0 0 Tidak Tercapai
3 03‐Jun‐11 11.600 0 0 0 0 0 Tidak Tercapai
4 04‐Jun‐11 26.100 19.500 19.152 348 0 0 Tidak Tercapai
5 05‐Jun‐11 0 0 0 0 0 0 No Production
6 06‐Jun‐11 0 0 0 0 0 0 No Production
7 07‐Jun‐11 13.050 12.456 11.585 871 668 0 Tidak Tercapai
8 08‐Jun‐11 30.450 29.708 28.008 1.700 1.191 0 Tidak Tercapai
9 09‐Jun‐11 11.600 2.391 2.304 87 0 0 Tidak Tercapai
10 10‐Jun‐11 26.680 19.020 17.826 1.194 889 0 Tidak Tercapai
11 11‐Jun‐11 0 14.089 13.772 317 0 0 Over Inventory
12 12‐Jun‐11 0 0 0 0 0 0 No Production
13 13‐Jun‐11 5.800 6.936 5.714 1.222 1.153 0 Over Inventory
14 14‐Jun‐11 29.000 33.433 32.856 577 0 0 Over Inventory
15 15‐Jun‐11 5.075 0 0 0 0 0 Tidak Tercapai
16 16‐Jun‐11 33.350 17.500 15.847 1.653 1.404 0 Tidak Tercapai
17 17‐Jun‐11 31.175 30.524 29.330 1.194 617 0 Tidak Tercapai
18 18‐Jun‐11 26.100 11.237 11.058 179 0 0 Tidak Tercapai
19 19‐Jun‐11 0 0 0 0 0 0 No Production
20 20‐Jun‐11 13.050 10.020 8.896 1.124 1.035 0 Tidak Tercapai
21 21‐Jun‐11 34.800 29.235 28.068 1.167 810 0 Tidak Tercapai
22 22‐Jun‐11 4.350 12.306 12.086 220 0 0 Over Inventory
23 23‐Jun‐11 19.575 29.664 28.187 1.477 1.049 0 Over Inventory
24 24‐Jun‐11 31.175 16.649 15.390 1.259 950 0 Tidak Tercapai
25 25‐Jun‐11 26.100 7.310 7.151 159 0 0 Tidak Tercapai
26 26‐Jun‐11 0 0 0 0 0 0 No Production
27 27‐Jun‐11 17.400 19.500 18.523 977 658 0 Over Inventory
28 28‐Jun‐11 13.920 9.298 9.117 181 0 0 Tidak Tercapai
29 29‐Jun‐11 0 0 0 0 0 0 No Production
30 30‐Jun‐11 13.050 13.548 12.425 1.123 902 0 Over Inventory
Total 465.740 378.750 360.200 18.550 12.269 0
Sumber : Data rencana produksi dan persediaan Departemen PEM
Berdasarkan data pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa PT. Sinar Sosro untuk produk TBS, antara lain
sebagai berikut :
a. Tidak melakukan penyimpanan PI dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga PI yang baru
diproduksi bisa segera dididistribusikan ke saluran pemasarannya, dengan persyaratan sudah
melalui masa inkubasi.
b. Jumlah pengeluaran/produksi PI selalu lebih rendah dari jumlah persediaan PB (PI ≤ PB), hal ini
dikarenakan botol sebagai bahan pengemas merupakan salah satu komponen bahan yang harus
ada untuk mendukung proses produksi.
c. Jumlah persediaan PB yang ada selama bulan Juni belum mampu mendukung rencana produksi
yang telah ditetapkan, sehingga dalam satu bulan (bulan Juni) terdapat 17 hari dimana target
rencana produksi tidak tercapai.
d. Terdapat 7 hari dimana terdapat kondisi jumlah persediaan PB melebihi target rencana produksi.
46 
 
e. Terdapat 6 hari dimana catatan produksi kosong, hal ini dikarenakan PT. Sinar Sosro Ungaran
tidak memproduksi TBS pada hari-hari tersebut. Tidak produksi dikarenakan hari minggu, hari
libur, maintenance mesin, dan memproduksi produk jenis lain.
Inventory days of supply adalah rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah
persediaan yang dimiliki. Safety stock dengan persediaan minimal 40.000 krat PI atau minimal ada 4
blok gudang dalam sehari, maka PT. Sinar Sosro Ungaran masih aman untuk tidak berproduksi
selama satu hari.
Fill rate adalah persentase jumlah item yang tersedia ketika diminta oleh pelanggan.
5. KESIMPULAN
Berikut ini adalah kesimpulan dalam penelitian ini:
1. PT. Sinar Sosro Cabang Ungaran memproduksi Teh Botol Sosro (TBS), Fruit Tea Botol (FTB) dengan 2
rasa, yaitu rasa apel dan black currant, S-Tee, dan Joy Tea Green.
2. Proses produksi TBS secara umum terdiri dari 3 langkah yaitu:
a. Proses pembuatan air baku dan air softener di Unit Water Treatment (WT)
b. Proses pembuatan sirup gula, Teh Cair Pahit (TCP), pencampuran TCP- sirup gula menjadi Teh Cair
Manis (TCM) dan pasteurisasi di Unit Kitchen.
c. Proses pembotolan TCM pada Bottling Line ( ± 36.000 botol per jam).
3. Produk yang dihasilkan oleh PT Sinar Sosro Ungaran aman bagi kesehatan karena tidak mengandung 3P,
yaitu pengawet, pewarna dan pemanis buatan.
4. Proses pembuatan TBS membutuhkan bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku yang diperlukan
adalah:
a. Bahan baku produk berupa teh kering (Jasmine Tea), gula industri rafinasi, dan air baku
b. Bahan baku kemasan adalah Crown cork, botol, dan krat.
5. Semua langkah dalam proses produksi dilakukan pengendalian mutu. Pengendalian mutu dilakukan dari
proses kedatangan bahan baku, proses produksi berlangsung, hingga proses pengemasan produk jadi (PI).
6. Salah satu cara untuk mempertahankan kualitas dan menghasilkan produk sesuai harapan konsumen
adalah dengan melakukan sanitasi secara periodik, yang secara umum dibedakan menjadi Daily
Maintenance dan Weekly Maintenance.
7. Sistem Supply Chain Management yang diterapkan PT. Sinar Sosro sudah sangat baik dengan ditunjang
oleh sistem informasi, mode transportasi anak perusahaan sendiri, prosedur penanganan material yang
baik, sistem pemasaran yang variatif dan faktor pendukung lainnya membuat PT. Sinar Sosro masih
menjadi market leader khususnya untuk produk minuman teh dalam kemasan.
8. Ketersediaan PB terkadang menjadi penghambat faktor proses produksi. Botol kosong yang siap diisi di
pabrik belum mampu mencukupi target rencana produksi secara kontinyu.
9. Aplikasi reverse logistics sudah baik diaplikasikan, walaupun PT. Sinar Sosro Ungaran masih belum
optimal untuk menangani permintaan ‘pengendapan’ dari Kantor Penjualan (KP).
10. Pemasaran dari hasil produksi PT. Sinar Sosro Cabang Ungaran dilakukan oleh PT. Sasanamaya
Tirtamukti untuk wilayah sebagian Jawa Barat, seluruh Jawa Tengah dan DIY.
DAFTAR PUSTAKA
Carter, C.R., dan L.M. Ellram, 1998. “Reverse logistics: A review of the literature and framework for future
investigation.” Journal of Business Logistics. 19(1): 85-102.
Chopra, Sunil. Meindl, Peter. 2004. SCM Strategy, Planning, and Operation. 2nd Edition. Prentice Hall.
Ellesmare, Steve. 1995. Distribution and Logistic : Transforming the Supply Chain Management. Prime
Marketing Publication.
Indrajit dan Permono, 2005. Manajemen Manufaktur. Penerbit Pustaka Fahima : Yogyakarta.
Porter, M.E., 1985. Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance, New York: The
Free Press.
47 
 
Pujawan, I Nyoman. 2005. Supply Chain Management. Penerbit Guna Widya : Surabaya.
Rivera, Reynaldo., Ertel, Jurgen. 2008. Reverse logistics network design for the collection of End-of-Life
Vehicles in Mexico. European Journal of Operational Research 196 : 930–939
Rogers, D. S., and Tibben-Lembke, R., 1999. Going Backwards: Reverse Logistics Trends and Practices,
Reverse Logistics Executive Council, University of Nevada, Reno Center for Logistics Management.

More Related Content

What's hot

Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Syafril Djaelani,SE, MM
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 
CONTOH SOAL MATKUL MANAJEMEN LOGISTIK
CONTOH SOAL MATKUL MANAJEMEN LOGISTIKCONTOH SOAL MATKUL MANAJEMEN LOGISTIK
CONTOH SOAL MATKUL MANAJEMEN LOGISTIK
Nihayatul Mashumah
 
Presentation bisnis plan
Presentation bisnis planPresentation bisnis plan
Presentation bisnis plan
Dita Ovita
 
Studi kasus pemasaran internasional
Studi kasus pemasaran internasionalStudi kasus pemasaran internasional
Studi kasus pemasaran internasional
divachenel
 
Makalah Business Plan Catering
Makalah Business Plan CateringMakalah Business Plan Catering
Makalah Business Plan CateringNafiah RR
 
Perencanaan manajemen retail Alfamart
Perencanaan manajemen retail AlfamartPerencanaan manajemen retail Alfamart
Perencanaan manajemen retail Alfamart
Adria Rex
 
Manajemen Operasi - Pemeliharaan
Manajemen Operasi - PemeliharaanManajemen Operasi - Pemeliharaan
Manajemen Operasi - PemeliharaanResty Wahyu Pertiwi
 
1. donna wibiananda suryaman. hapzi ali. swot analysis pada pt ultrajaya. umb...
1. donna wibiananda suryaman. hapzi ali. swot analysis pada pt ultrajaya. umb...1. donna wibiananda suryaman. hapzi ali. swot analysis pada pt ultrajaya. umb...
1. donna wibiananda suryaman. hapzi ali. swot analysis pada pt ultrajaya. umb...
Donna Wibiananda
 
Manajemen produksi sari roti juhaeri - pasca sarjana universitas pamulang
Manajemen produksi sari roti   juhaeri - pasca sarjana universitas pamulangManajemen produksi sari roti   juhaeri - pasca sarjana universitas pamulang
Manajemen produksi sari roti juhaeri - pasca sarjana universitas pamulang
Juhaeri Susanto
 
Ujian Tugas Akhir (Sidang Skripsi)
Ujian Tugas Akhir (Sidang Skripsi)Ujian Tugas Akhir (Sidang Skripsi)
Ujian Tugas Akhir (Sidang Skripsi)
ocktav andrian
 
MO II Forecasting
MO II ForecastingMO II Forecasting
MO II Forecasting
Lilia Pascariani
 
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
AsadCungkring97
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanHartono Ikawy
 
Contoh Review Jurnal
Contoh Review JurnalContoh Review Jurnal
Contoh Review Jurnal
Trisnadi Wijaya
 
tugas perilaku organisasi
tugas perilaku organisasitugas perilaku organisasi
tugas perilaku organisasi
DianKurniawatii
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
Judianto Nugroho
 
3. komponen sistem informasi pemasaran modern
3. komponen sistem informasi pemasaran modern3. komponen sistem informasi pemasaran modern
3. komponen sistem informasi pemasaran modern
Izul chumzq
 
Analiasis abc
Analiasis abcAnaliasis abc
Analiasis abc
Dadan Ginanjar
 

What's hot (20)

Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
CONTOH SOAL MATKUL MANAJEMEN LOGISTIK
CONTOH SOAL MATKUL MANAJEMEN LOGISTIKCONTOH SOAL MATKUL MANAJEMEN LOGISTIK
CONTOH SOAL MATKUL MANAJEMEN LOGISTIK
 
Presentation bisnis plan
Presentation bisnis planPresentation bisnis plan
Presentation bisnis plan
 
Studi kasus pemasaran internasional
Studi kasus pemasaran internasionalStudi kasus pemasaran internasional
Studi kasus pemasaran internasional
 
Makalah Business Plan Catering
Makalah Business Plan CateringMakalah Business Plan Catering
Makalah Business Plan Catering
 
Perencanaan manajemen retail Alfamart
Perencanaan manajemen retail AlfamartPerencanaan manajemen retail Alfamart
Perencanaan manajemen retail Alfamart
 
Manajemen Operasi - Pemeliharaan
Manajemen Operasi - PemeliharaanManajemen Operasi - Pemeliharaan
Manajemen Operasi - Pemeliharaan
 
1. donna wibiananda suryaman. hapzi ali. swot analysis pada pt ultrajaya. umb...
1. donna wibiananda suryaman. hapzi ali. swot analysis pada pt ultrajaya. umb...1. donna wibiananda suryaman. hapzi ali. swot analysis pada pt ultrajaya. umb...
1. donna wibiananda suryaman. hapzi ali. swot analysis pada pt ultrajaya. umb...
 
Ppt jurnal mr
Ppt jurnal   mrPpt jurnal   mr
Ppt jurnal mr
 
Manajemen produksi sari roti juhaeri - pasca sarjana universitas pamulang
Manajemen produksi sari roti   juhaeri - pasca sarjana universitas pamulangManajemen produksi sari roti   juhaeri - pasca sarjana universitas pamulang
Manajemen produksi sari roti juhaeri - pasca sarjana universitas pamulang
 
Ujian Tugas Akhir (Sidang Skripsi)
Ujian Tugas Akhir (Sidang Skripsi)Ujian Tugas Akhir (Sidang Skripsi)
Ujian Tugas Akhir (Sidang Skripsi)
 
MO II Forecasting
MO II ForecastingMO II Forecasting
MO II Forecasting
 
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
 
Contoh Review Jurnal
Contoh Review JurnalContoh Review Jurnal
Contoh Review Jurnal
 
tugas perilaku organisasi
tugas perilaku organisasitugas perilaku organisasi
tugas perilaku organisasi
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
3. komponen sistem informasi pemasaran modern
3. komponen sistem informasi pemasaran modern3. komponen sistem informasi pemasaran modern
3. komponen sistem informasi pemasaran modern
 
Analiasis abc
Analiasis abcAnaliasis abc
Analiasis abc
 

Similar to Tehbotol1

4113230009 bab i
4113230009 bab i4113230009 bab i
4113230009 bab i
eko_apt
 
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan SosroSistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
mohhmamedd
 
E 27 penerapan-metode_exponential_smoothing_winter_dalam_sistem_informasi_pen...
E 27 penerapan-metode_exponential_smoothing_winter_dalam_sistem_informasi_pen...E 27 penerapan-metode_exponential_smoothing_winter_dalam_sistem_informasi_pen...
E 27 penerapan-metode_exponential_smoothing_winter_dalam_sistem_informasi_pen...
Zulyy Astutik
 
PPT OKL ILHAM.pptx
PPT OKL ILHAM.pptxPPT OKL ILHAM.pptx
PPT OKL ILHAM.pptx
SDN7BA3
 
industry 4.0-Revolution-PowerPoint-Templates.pptx
industry 4.0-Revolution-PowerPoint-Templates.pptxindustry 4.0-Revolution-PowerPoint-Templates.pptx
industry 4.0-Revolution-PowerPoint-Templates.pptx
20037ZONITRIAANANDA
 
Proses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdf
Proses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdfProses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdf
Proses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdf
beastcraft04
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokan
Brigita Haryani
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
2. BAB I
2. BAB I2. BAB I
2. BAB I
sirlifitriani_
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
pdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.ppt
pdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.pptpdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.ppt
pdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.ppt
KMBBINDONESIA
 
Makalah maharani uas indah kiat
Makalah maharani uas indah kiatMakalah maharani uas indah kiat
Makalah maharani uas indah kiat
maharani04
 
Artikel sim, tetti vera, hapzi ali, implementasi sistem informasi pt sido mun...
Artikel sim, tetti vera, hapzi ali, implementasi sistem informasi pt sido mun...Artikel sim, tetti vera, hapzi ali, implementasi sistem informasi pt sido mun...
Artikel sim, tetti vera, hapzi ali, implementasi sistem informasi pt sido mun...
tettivera
 
02. Agribisnis Ternak - PROBIS 1.docx.pdf
02. Agribisnis Ternak - PROBIS 1.docx.pdf02. Agribisnis Ternak - PROBIS 1.docx.pdf
02. Agribisnis Ternak - PROBIS 1.docx.pdf
FatahHudaya
 
DDAPHP_Elemen 1. Proses bisnis secara menyeluruh di bidang industry pengolaha...
DDAPHP_Elemen 1. Proses bisnis secara menyeluruh di bidang industry pengolaha...DDAPHP_Elemen 1. Proses bisnis secara menyeluruh di bidang industry pengolaha...
DDAPHP_Elemen 1. Proses bisnis secara menyeluruh di bidang industry pengolaha...
evimayasari4
 
Difusi inovasi lipi (yuti)
Difusi inovasi   lipi (yuti)Difusi inovasi   lipi (yuti)
Difusi inovasi lipi (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido Muncul
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido MunculSistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido Muncul
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido Muncul
InayatulInsiyahFarchaty
 

Similar to Tehbotol1 (20)

4113230009 bab i
4113230009 bab i4113230009 bab i
4113230009 bab i
 
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan SosroSistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
 
E 27 penerapan-metode_exponential_smoothing_winter_dalam_sistem_informasi_pen...
E 27 penerapan-metode_exponential_smoothing_winter_dalam_sistem_informasi_pen...E 27 penerapan-metode_exponential_smoothing_winter_dalam_sistem_informasi_pen...
E 27 penerapan-metode_exponential_smoothing_winter_dalam_sistem_informasi_pen...
 
PPT OKL ILHAM.pptx
PPT OKL ILHAM.pptxPPT OKL ILHAM.pptx
PPT OKL ILHAM.pptx
 
industry 4.0-Revolution-PowerPoint-Templates.pptx
industry 4.0-Revolution-PowerPoint-Templates.pptxindustry 4.0-Revolution-PowerPoint-Templates.pptx
industry 4.0-Revolution-PowerPoint-Templates.pptx
 
Proses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdf
Proses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdfProses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdf
Proses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdf
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokan
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
2. BAB I
2. BAB I2. BAB I
2. BAB I
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
pdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.ppt
pdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.pptpdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.ppt
pdfslide.net_power-point-material-sido-muncul.ppt
 
Makalah maharani uas indah kiat
Makalah maharani uas indah kiatMakalah maharani uas indah kiat
Makalah maharani uas indah kiat
 
Artikel sim, tetti vera, hapzi ali, implementasi sistem informasi pt sido mun...
Artikel sim, tetti vera, hapzi ali, implementasi sistem informasi pt sido mun...Artikel sim, tetti vera, hapzi ali, implementasi sistem informasi pt sido mun...
Artikel sim, tetti vera, hapzi ali, implementasi sistem informasi pt sido mun...
 
M penelitian11
M penelitian11M penelitian11
M penelitian11
 
02. Agribisnis Ternak - PROBIS 1.docx.pdf
02. Agribisnis Ternak - PROBIS 1.docx.pdf02. Agribisnis Ternak - PROBIS 1.docx.pdf
02. Agribisnis Ternak - PROBIS 1.docx.pdf
 
DDAPHP_Elemen 1. Proses bisnis secara menyeluruh di bidang industry pengolaha...
DDAPHP_Elemen 1. Proses bisnis secara menyeluruh di bidang industry pengolaha...DDAPHP_Elemen 1. Proses bisnis secara menyeluruh di bidang industry pengolaha...
DDAPHP_Elemen 1. Proses bisnis secara menyeluruh di bidang industry pengolaha...
 
Difusi inovasi lipi (yuti)
Difusi inovasi   lipi (yuti)Difusi inovasi   lipi (yuti)
Difusi inovasi lipi (yuti)
 
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido Muncul
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido MunculSistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido Muncul
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido Muncul
 

Recently uploaded

TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
UmiKalsum53666
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 

Recently uploaded (8)

TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 

Tehbotol1

  • 1. 39    SUPPLY CHAIN SIRKULASI BOTOL TEH BOTOL SOSRO (Studi Kasus di PT. Sinar Sosro, Ungaran) Aditya Priyambodo1 , Yandra Rahadian Perdana Teknik Industri Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta adit_if_ada7@yahoo.com1 ABSTRAK Peran jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital terhadap produk-produk yang beredar di pasaran. Jaringan distribusi dan transportasi memungkinkan produk pindah dari lokasi produksi ke lokasi konsumen akhir (end user) yang sering kali dibatasi oleh jarak yang sangat jauh. Penggunaan kemasan botol kaca pada produksi Teh Botol Sosro mengharuskan perusahaan melakukan pengisian ulang produk teh pada kemasan botol. Dengan asumsi total jumlah botol yang dimiliki, bagaimana PT. Sinar Sosro mengatur sirkulasi jumlah botol terisi yang beredar di pasaran dan jumlah botol kosong yang harus berada di pabrik untuk diisi ulang agar proses pengisian tidak terhenti. Sistem Supply Chain Management yang diterapkan PT. Sinar Sosro sudah sangat baik dengan ditunjang oleh sistem informasi, mode transportasi anak perusahaan sendiri, prosedur penanganan material yang baik, sistem pemasaran yang variatif dan faktor pendukung lainnya membuat PT. Sinar Sosro masih menjadi market leader khususnya untuk produk minuman teh dalam kemasan. Ketersediaan PB terkadang menjadi penghambat faktor proses produksi. Botol kosong yang siap diisi di pabrik belum mampu mencukupi target rencana produksi secara kontinyu. Aplikasi reverse logistics sudah baik diaplikasikan, walaupun PT. Sinar Sosro Ungaran masih belum optimal untuk menangani permintaan ‘pengendapan’ dari Kantor Penjualan (KP). Kata kunci : Supply Chain Management, Reverse Logistic, Teh Botol Sosro. 1. PENDAHULUAN Peran jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital terhadap produk-produk yang beredar di pasaran. Jaringan distribusi dan transportasi memungkinkan produk pindah dari lokasi produksi ke lokasi konsumen akhir (end user) yang sering kali dibatasi oleh jarak yang sangat jauh. Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dengan jumlah yang sesuai, dan dalam kondisi yang baik sangat menentukan kesuksesan sebuah produk agar kompetitif di pasar. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola jaringan distribusi merupakan salah satu keunggulan kompetitif yang sangat penting untuk industri. Penggunaan kemasan botol kaca pada produksi Teh Botol Sosro mengharuskan perusahaan melakukan pengisian ulang produk teh pada kemasan botol. Dengan asumsi total jumlah botol yang dimiliki, bagaimana PT. Sinar Sosro mengatur sirkulasi jumlah botol terisi yang beredar di pasaran dan jumlah botol kosong yang harus berada di pabrik untuk diisi ulang agar proses pengisian tidak terhenti. Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan) adalah manajemen mengenai arus barang sejak dari sumber yang paling hulu sampai ke ujung hilir paling akhir yaitu konsumen. Manajemen arus barang ini lebih menekankan pada kelancaran pasokan barang, baik dari segi efisiensi maupun dari segi efektifitas (Indrajit dan Permono, 2005). Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, retail, serta perusahaan- perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik (Pujawan, 2005). Tujuan utama dari adanya supply chain management adalah penyerahan/pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan pelanggan, mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh rantai pasokan (bukan hanya satu perusahaan), mengurangi waktu penyampaian dan memuaskan kegiatan perencanaan dan distribusi (Ellesmare, 1995). Secara kesuluruhan, komponen rantai pasokan ini adalah fungsi pembelian, inbound logistic, produksi, distribusi yang meliputi outbound logistic dan pemasaran, dan reverse
  • 2. 40    logistic. Mayoritas perusahaan masih memfokuskan dirinya pada aktifitas-aktifitas yang berada dalam perusahaan, yaitu purchasing, inbound logistic, dan produksi. Hal ini dapat dimengerti mengingat ketiga elemen rantai pasokan yang popular dengan value chain concept (Porter, 1985) ini masih berada dalam internal organisasi sehingga lebih mudah untuk dilakukan pengendalian. 2. METODE PENELITIAN 2.1.Sumber Data Penelitian menggunakan data yang bersumber dari Department Production and Maintenance, Department Gudang PIPB (Peti Isi Peti Botol), dan Department Personalia and General Affair. Metode penelitian dilakukan dengan wawancara dengan pihak yang berwenang pada bagian tersebut dan observasi langsung di lapangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sistem supply chain management sirkulasi botol produk Teh Botol Sosro terkait pengiriman produk jadi dan penarikan botol kosong kembali ke pabrik (aktivitas reverse logistics). 2.2.Analisis Data Berikut ini adalah langkah-langkah pengolahan data terkait inventory dan hasil produksi di PT. Sinar Sosro, Ungaran. Menurut Pujawan (2005), beberapa ukuran yang bisa digunakan untuk memonitor kinerja persediaan adalah : 1. Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover rate). 2. Inventory days of supply adalah rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki. 3. Fill rate adalah persentase jumlah item yang tersedia ketika diminta oleh pelanggan. 3. HASIL PENELITIAN 3.1 Sistem Informasi Manajemen Supply Chain Management merupakan salah satu proses yang krusial dimana arus pertukaran bahan baku, informasi serta keuangan antar perusahaan terjadi. Konsep kerja sama ini kemudian berkembang menjadi E-SCM dengan menggunakan internet, intranet maupun extranet sebagai media komunikasi secara online dan realtime, memastikan bahan baku baik dari pemasok maupun barang jadi ke konsumen selalu tersedia sesuai kebutuhan. Menu utama dari SI Fusion antara lain : • Material Requirement Planning (MRP) • Purchasing • Inventory • Plant Maintenance • Executive Information System • Order Management • Administrator Chopra & Meindl (2001) menyatakan bahwa dalam SCM terdapat empat penggerak (driver), yaitu persediaan, transportasi, fasilitas, dan informasi. Dari keempat penggerak tersebut, informasi merupakan penggerak utama. Informasi sangat mempengaruhi ketiga penggerak lainnya. 3.2 Proses Produksi Proses produksi di PT. Sinar Sosro Ungaran dalam pembuatan TBS, secara umum dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: 1. Proses pengolahan air (di Unit Water Treatment) 2. Proses pembuatan Teh Cair Manis (di Unit Kitchen) 3. Proses pembotolan (di Unit Bottling Line) Bahan baku pembuatan Teh Cair Manis (TCM) adalah teh kering, gula industri dan air baku. Air baku adalah air (raw water) yang telah mengalami beberapa tahap proses pengolahan di unit Water Treatment.
  • 3. 41    3.2.1 Proses di Unit Water Treatment Untuk kebutuhan air diperoleh dari sumur bawah tanah. PT. Sinar Sosro Ungaran memiliki 3 buah sumur, sumur nomor 1 dipakai untuk kebutuhan masyarakat sekitar pabrik, sedangkan sumur nomor 2 dan 3 dipakai untuk proses produksi secara bergantian, 4 jam sekali. Air sumur (raw water) diambil dari kedalaman 80 – 100 m dengan deep well pump, dan masih mengandung kotoran dan mineral. Produk yang dihasilkan PT. Sinar Sosro Ungaran harus memenuhi standar yang ditetapkan, maka air yang diperoleh dari alam harus melewati proses pengolahan di unit Water Treatment (WT), sebelum dimanfaatkan untuk proses produksi. 3.2.2 Proses di Unit Kitchen Pada Unit Kitchen dilakukan proses pembuatan Teh Cair Manis (TCM). Tahapan proses pembuatan TCM adalah pembuatan sirup gula, pembuatan Teh Cair Pahit, pencampuran TCP dengan sirup gula dan pasteurisasi. 3.2.3 Proses di Unit Bottling Line A. Proses Pembotolan Sebelum botol dan krat memasuki ruang produksi, dilakukan inspeksi terlebih dahulu di Pos Gudang. Inspeksi ini meliputi penyortiran botol yang gupil/retak, botol asing, botol isi cairan, botol kotor/flek semen, botol tertutup, botol berlabel, botol isi benda asing, krat asing, krat rusak, dan 1 krat < 24 botol. Untuk botol yang sudah tidak dapat dipakai lagi seperti botol gupil/retak, botol asing dimasukkan dalam krat dan diberi label “rejected” yang nantinya akan dimusnahkan. Sedangkan botol lain yang masih dapat dipakai, seperti botol isi cairan, botol kotor/flek semen, botol tertutup, botol berlabel, botol isi benda asing dimasukkan ke dalam krat merah yang nantinya akan dikembalikan ke gudang PI/PB untuk dilakukan pembersihan ulang. Botol-botol yang masuk dalam proses pembotolan diklasifikasikan menjadi 3 macam, antara lain: 1. Botol dari konsumen, yakni botol yang diperoleh dari tempat pemasaran dan dikembalikan ke pabrik untuk diproses dan digunakan kembali. 2. Botol dari pencucian manual, meliputi botol non-standar yang tidak dapat dibersihkan dengan mesin bottle washer. 3. Botol baru. Pembelian botol baru dari supplier dilakukan setahun sekali dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. B. Penyimpanan dan Masa Inkubasi Peti Isi disusun di atas pallet sebanyak 60 buah, kemudian dibawa ke gudang bahan jadi memakai forklift. Di gudang, pallet berisi peti isi disusun per batch produksi dan diberi nomor batch produksi, nama kepala regu (supervisor) dan tanggal dimulai inkubasi. Sebelum dipasarkan, TBS terlebih dahulu di inkubasi selama 2-3 hari. Setelah masa inkubasi selesai TBS diperiksa kembali apakah ada terjadi perubahan pada TBS. hal-hal yang diperiksa antara lain meliputi : basi, bau, perubahan warna dan rasa. Jika tidak terjadi perubahan pada TBS maka akan dinyatakan Teh Botol Sosro siap untuk dipasarkan. 3.3 Manajemen Pergudangan PT. Sinar Sosro Ungaran memiliki beberapa gudang untuk menyimpan materialnya. Gudang tersebut antara lain : 1. Gudang PIPB 2. Gudang Spare part 3. Gudang Gula 4. Gudang Teh 5. Gudang Crown Cork 6. Gudang Harian Produksi Gudang-gudang tersebut pengelolaannya di bawah departemen/bagian yang berbeda. Gudang spare part, gudang gula, gudang teh, gudang crown cork, dan gudang harian produksi pengelolaannya di bawah manajemen Departemen Produksi dan Maintenance bagian Spare Part dan Logistik, sedangkan Gudang PIPB menjadi bagian tersendiri yang dikepalai oleh seorang supervisor dan langsung bertanggung jawab kepada
  • 4. 42    General Manager. Metode penyimpanan ke dalam blok gudang menggunakan metode penyimpanan FiFO (First In First Out). A. Fungsi Persediaan Fungsi persediaan yang digunakan PT. Sinar Sosro Ungaran adalah safety stock dengan persediaan minimal 40.000 krat PI atau minimal ada 4 blok gudang dalam sehari dan pipeline/transit inventory karena adanya lead time pengiriman untuk produk-produk Sosro lain (jenis OWP dan AMDK) yang tidak diproduksi di PT. Sinar Sosro Ungaran. Satu blok gudang dapat menampung 14 baris x 4 kolom x 3 tingkat x 60 krat = 1080 krat. 3.4 Sirkulasi Penanganan Botol di Gudang PIPB 3.4.1 Penerimaan PB Truk bermuatan PB dari Kantor Penjualan (KP) yang masuk ke Gudang PIPB akan diperiksa dokumen Surat Jalan-nya oleh Petugas Pengawas PB. Surat Jalan diperiksa apakah sesuai dengan kondisi muatan truk. Jika dokumen sesuai dengan kondisi muatan, maka dokumen distempel dan dibuatkan Tanda Terima oleh bagian Administrasi Gudang PIPB dan dimasukkan data ke SI Fusion. Jika dokumen tidak sesuai dengan kondisi muatan, maka Delivery Order (DO) akan diinfokan ke KPW. Kemudian akan dilakukan pembongkaran beserta penyortiran PB. PB standard akan disusun ke atas palet, dan PB dengan kondisi non standard akan disortir berdasarkan kriteria PB non standard seperti botol bibir karat, botol buram, botol flek semen, botol gupil, botol retak, dan botol asing. 3.4.2 Penyimpanan PB PB standard yang telah disusun di atas palet akan segera dimasukkan ke dalam gudang Blok A-I menganut sistem FIFO (First In First Out). Dilakukan pencatatan stock PB masuk untuk ditambahkan pada saldo Kartu Stock PB No.003/Gud-Ugn dan dimasukkan data ke SI Fusion, sehingga diketahui jumlah persediaan PB dalam Gudang PIPB yang siap untuk keperluan produksi. Setelah divalidasi, data stock PB dapat diakses oleh Departemen Produksi untuk mengetahui ketersediaan PB yang dapat digunakan untuk produksi pada hari tersebut. 3.4.3 Pemakaian PB untuk Produksi Stock PB dalam Gudang PIPB dapat diketahui jumlah saldo awal melalui SI Fusion. Departemen Produksi and Maintenance dapat mengakses informasi ketersediaan PB ini dan mengajukan Bukti Permintaan/Penyerahan Barang (BPPB). Data PB masuk ke lantai produksi akan dimasukkan ke SI Fusion. Dalam bisnis Returnable Glass Bottle (RGB), ketersediaan PB sebagai bahan pengemas produk sangat menentukan kapasitas produksi yang akan dijalankan. Dalam satu batch produksi yang menghasilkan 9300 liter, akan menghasilkan 1740 krat. Ketersediaan PB siap produksi akan dibagi dengan 1740 sebagai variabel pembagi satuan batch hasil produksi. Sehingga didapatkan jumlah batch yang dapat diproduksi agar penggunaan bahan di Unit Kitchen menjadi efisien. 3.4.4 Proses Produksi PB yang dinaikkan ke lantai produksi dengan menggunakan Forklift akan kembali mengalami penyortiran pada Pos 1,2, dan 3. Hasil pensortiran botol pada Departemen Produksi akan dicatat pada Bukti Mutasi Intern Retur Produksi. PB yang disortir pada Pos 1 dan 2 akan diklasifikasikan ke dalam kategori PB sangat kotor yang akan diproses ke Cuci Botol Manual dan afkir yang akan dimusnahkan. Produk jadi akan dicek mutunya disesuaikan dengan proses produksi yang berjalan. Jika sudah sesuai maka diberi label “Passed” dan jika kurang sesuai maka diberi label “Karantina”. 3.4.5 Penyimpanan PI PI yang telah disusun di atas palet (60 krat) akan diberi keterangan “Passed” oleh Petugas QC. Kemudian dimasukkan ke dalam Gudang PIPB Blok J-Q. Data jumlah PI hasil produksi yang masuk dicatat ke dalam Kartu Stock PI No.009/Gud-Ugn. Data jumlah PI akan dimasukkan ke SI Fusion.
  • 5. 43    3.4.6 Pengeluaran PI PI yang sudah diberi memo released oleh petugas QC, kemudian data divalidasi oleh Departemen Produksi dan Departemen QC agar PI dapat dipasarkan. Surat Permintaan Barang (SPB) dari KPW dicek oleh Petugas PI dan dibuatkan Surat Jalan oleh Administrasi Bagian Gudang PIPB. Kemudian PI di Gudang PIPB siap untuk dimasukkan ke dalam moda transportasi. Data PI yang dimuat akan dicatat ke Kartu Stock PI No.009/gud-Ugn dan mengurangi saldo stock PI dalam Gudang PIPB. Truk dengan muatan PI siap menuju lokasi KP tujuan distribusi. 3.4.7 Penghancuran Botol Botol-botol yang telah disortir dengan kriteria botol asing, botol gupil, botol retak, dan botol yang sudah tidak bisa ditangani lebih lanjut akan dikumpulkan dekat Gudang Bahan Baku dan siap untuk dihancurkan. Penghancuran botol dapat dilakukan dengan pengajuan penghancuran botol oleh Petugas PB Non-Standard yang disetujui oleh Departemen Purchasing dan General Manager dengan kuota minimal tercapai 25 palet atau 1800 krat. Untuk botol yang akan dihancurkan, disusun mencapai 6 tingkat untuk membedakan dengan tumpukan PB Standard yang disusun 5 tingkat. Proses penghancuran dilakukan dengan cara menjatuhkan botol-botol afkir tersebut dari ketinggian. 3.5 Reverse Logistic Function Reverse logistic merupakan aliran balik material, komponen, dan produk menuju ke bagian hulu rantai pasokan. Carter dan Ellram (1998) mendefinisikan reverse logistic sebagai gerakan produk yang arahnya berlawanan setelah digunakan, didaur ulang, dibuang, dengan tujuan untuk meminimalkan limbah. Reverse logistic ini merupakan aktifitas yang spesifik, memerlukan keahlian dan bukan kompetensi inti mayoritas perusahaan. Akibatnya, mayoritas perusahaan melakukan outsourcing untuk menangani reverse logistic ini. Keterlibatan pihak ketiga ini memberikan berpeluang membuka pesaing baru bagi produsen awal produk apabila perusahaan reverse logistic ini memutuskan untuk melakukan rekondisi (remanufacture) terhadap produk dalam aliran reverse logistic. Reverse logistics sebagai aktivitas untuk merencanakan, mengaplikasikan, dan mengendalikan proses agar tercapai efisiensi terkait dengan arus material, persediaan, produk jadi, dan informasi terkait dari konsumen kembali ke manufaktur dengan tujuan untuk mendapatkan kembali nilai ekonomis produk atau untuk melakukan proses pembuangan yang tepat (Rogers dan Tibben-Lembke, 1999). Reverse logistics saat ini menjadi salah satu alternatif terbaik yang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi keterbatasan sumber daya bahan baku. Selain itu, reverse logistics terbukti dapat memberikan nilai ekonomi bagi para pelakunya (Rivera dan Ertel, 2008). Aktivitas utama dari reverse logistics adalah mengumpulkan produk yang akan diperbaharui dan melakukan redistribusi material baru yang dihasilkan (De Britto, 2002). Dalam pemenuhan kebutuhan pasar, PT. Sinar Sosro setidaknya harus memiliki botol di pabrik untuk diisi, botol yang diantar ke distribusi, dan botol yang ditarik dari gerai sehabis diminum pelanggan. PT. Sinar Sosro mempercayakan proses reverse logistics-nya pada masing-masing Kantor Penjualan (KP). Material yang ditarik dalam proses ini adalah krat berisi botol kosong. Idealnya dalam proses reverse logistics ini, KP mengembalikan botol kosong sesuai dengan kuantitas Delivery Order pengiriman sebelumnya. Namun dalam aplikasinya, dengan motif untuk pengembangan pasar, maka KP terkadang menyimpan stock PI di gudangnya untuk ekspansi pasar sehingga terjadi pengendapan. Hal ini yang harus ditanggung oleh KPB Ungaran untuk menyeimbangkan ketersediaan botolnya. Padahal pengadaan botol dan krat baru sangat ditentukan oleh keputusan Head Office di Jakarta.
  • 6. 44    Gambar 1. Alur Rantai Pasokan dari Hulu-Hilir PT. Sinar Sosro Ungaran
  • 7. 45    4. PEMBAHASAN Menurut Pujawan (2005), beberapa ukuran yang bisa digunakan untuk memonitor kinerja persediaan adalah : Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover rate). Tabel 1. Data Persediaan Bulan Juni 2011 1 2 3 4 5 6 7 8 9 No Tanggal Rencana  Produksi  (krat) Jumlah  Persediaan  PB (krat) Jumlah  Pengeluaran  PI (krat) Selisih= 4‐5 Persediaa n Akhir PB  (krat) Persediaa n Akhir PI  (krat) Rencana Produksi  dgn Ketersediaan PB 1 01‐Jun‐11 34.800 31.023 29.580 1.443 943 0 Tidak Tercapai 2 02‐Jun‐11 7.540 3.403 3.325 78 0 0 Tidak Tercapai 3 03‐Jun‐11 11.600 0 0 0 0 0 Tidak Tercapai 4 04‐Jun‐11 26.100 19.500 19.152 348 0 0 Tidak Tercapai 5 05‐Jun‐11 0 0 0 0 0 0 No Production 6 06‐Jun‐11 0 0 0 0 0 0 No Production 7 07‐Jun‐11 13.050 12.456 11.585 871 668 0 Tidak Tercapai 8 08‐Jun‐11 30.450 29.708 28.008 1.700 1.191 0 Tidak Tercapai 9 09‐Jun‐11 11.600 2.391 2.304 87 0 0 Tidak Tercapai 10 10‐Jun‐11 26.680 19.020 17.826 1.194 889 0 Tidak Tercapai 11 11‐Jun‐11 0 14.089 13.772 317 0 0 Over Inventory 12 12‐Jun‐11 0 0 0 0 0 0 No Production 13 13‐Jun‐11 5.800 6.936 5.714 1.222 1.153 0 Over Inventory 14 14‐Jun‐11 29.000 33.433 32.856 577 0 0 Over Inventory 15 15‐Jun‐11 5.075 0 0 0 0 0 Tidak Tercapai 16 16‐Jun‐11 33.350 17.500 15.847 1.653 1.404 0 Tidak Tercapai 17 17‐Jun‐11 31.175 30.524 29.330 1.194 617 0 Tidak Tercapai 18 18‐Jun‐11 26.100 11.237 11.058 179 0 0 Tidak Tercapai 19 19‐Jun‐11 0 0 0 0 0 0 No Production 20 20‐Jun‐11 13.050 10.020 8.896 1.124 1.035 0 Tidak Tercapai 21 21‐Jun‐11 34.800 29.235 28.068 1.167 810 0 Tidak Tercapai 22 22‐Jun‐11 4.350 12.306 12.086 220 0 0 Over Inventory 23 23‐Jun‐11 19.575 29.664 28.187 1.477 1.049 0 Over Inventory 24 24‐Jun‐11 31.175 16.649 15.390 1.259 950 0 Tidak Tercapai 25 25‐Jun‐11 26.100 7.310 7.151 159 0 0 Tidak Tercapai 26 26‐Jun‐11 0 0 0 0 0 0 No Production 27 27‐Jun‐11 17.400 19.500 18.523 977 658 0 Over Inventory 28 28‐Jun‐11 13.920 9.298 9.117 181 0 0 Tidak Tercapai 29 29‐Jun‐11 0 0 0 0 0 0 No Production 30 30‐Jun‐11 13.050 13.548 12.425 1.123 902 0 Over Inventory Total 465.740 378.750 360.200 18.550 12.269 0 Sumber : Data rencana produksi dan persediaan Departemen PEM Berdasarkan data pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa PT. Sinar Sosro untuk produk TBS, antara lain sebagai berikut : a. Tidak melakukan penyimpanan PI dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga PI yang baru diproduksi bisa segera dididistribusikan ke saluran pemasarannya, dengan persyaratan sudah melalui masa inkubasi. b. Jumlah pengeluaran/produksi PI selalu lebih rendah dari jumlah persediaan PB (PI ≤ PB), hal ini dikarenakan botol sebagai bahan pengemas merupakan salah satu komponen bahan yang harus ada untuk mendukung proses produksi. c. Jumlah persediaan PB yang ada selama bulan Juni belum mampu mendukung rencana produksi yang telah ditetapkan, sehingga dalam satu bulan (bulan Juni) terdapat 17 hari dimana target rencana produksi tidak tercapai. d. Terdapat 7 hari dimana terdapat kondisi jumlah persediaan PB melebihi target rencana produksi.
  • 8. 46    e. Terdapat 6 hari dimana catatan produksi kosong, hal ini dikarenakan PT. Sinar Sosro Ungaran tidak memproduksi TBS pada hari-hari tersebut. Tidak produksi dikarenakan hari minggu, hari libur, maintenance mesin, dan memproduksi produk jenis lain. Inventory days of supply adalah rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki. Safety stock dengan persediaan minimal 40.000 krat PI atau minimal ada 4 blok gudang dalam sehari, maka PT. Sinar Sosro Ungaran masih aman untuk tidak berproduksi selama satu hari. Fill rate adalah persentase jumlah item yang tersedia ketika diminta oleh pelanggan. 5. KESIMPULAN Berikut ini adalah kesimpulan dalam penelitian ini: 1. PT. Sinar Sosro Cabang Ungaran memproduksi Teh Botol Sosro (TBS), Fruit Tea Botol (FTB) dengan 2 rasa, yaitu rasa apel dan black currant, S-Tee, dan Joy Tea Green. 2. Proses produksi TBS secara umum terdiri dari 3 langkah yaitu: a. Proses pembuatan air baku dan air softener di Unit Water Treatment (WT) b. Proses pembuatan sirup gula, Teh Cair Pahit (TCP), pencampuran TCP- sirup gula menjadi Teh Cair Manis (TCM) dan pasteurisasi di Unit Kitchen. c. Proses pembotolan TCM pada Bottling Line ( ± 36.000 botol per jam). 3. Produk yang dihasilkan oleh PT Sinar Sosro Ungaran aman bagi kesehatan karena tidak mengandung 3P, yaitu pengawet, pewarna dan pemanis buatan. 4. Proses pembuatan TBS membutuhkan bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku yang diperlukan adalah: a. Bahan baku produk berupa teh kering (Jasmine Tea), gula industri rafinasi, dan air baku b. Bahan baku kemasan adalah Crown cork, botol, dan krat. 5. Semua langkah dalam proses produksi dilakukan pengendalian mutu. Pengendalian mutu dilakukan dari proses kedatangan bahan baku, proses produksi berlangsung, hingga proses pengemasan produk jadi (PI). 6. Salah satu cara untuk mempertahankan kualitas dan menghasilkan produk sesuai harapan konsumen adalah dengan melakukan sanitasi secara periodik, yang secara umum dibedakan menjadi Daily Maintenance dan Weekly Maintenance. 7. Sistem Supply Chain Management yang diterapkan PT. Sinar Sosro sudah sangat baik dengan ditunjang oleh sistem informasi, mode transportasi anak perusahaan sendiri, prosedur penanganan material yang baik, sistem pemasaran yang variatif dan faktor pendukung lainnya membuat PT. Sinar Sosro masih menjadi market leader khususnya untuk produk minuman teh dalam kemasan. 8. Ketersediaan PB terkadang menjadi penghambat faktor proses produksi. Botol kosong yang siap diisi di pabrik belum mampu mencukupi target rencana produksi secara kontinyu. 9. Aplikasi reverse logistics sudah baik diaplikasikan, walaupun PT. Sinar Sosro Ungaran masih belum optimal untuk menangani permintaan ‘pengendapan’ dari Kantor Penjualan (KP). 10. Pemasaran dari hasil produksi PT. Sinar Sosro Cabang Ungaran dilakukan oleh PT. Sasanamaya Tirtamukti untuk wilayah sebagian Jawa Barat, seluruh Jawa Tengah dan DIY. DAFTAR PUSTAKA Carter, C.R., dan L.M. Ellram, 1998. “Reverse logistics: A review of the literature and framework for future investigation.” Journal of Business Logistics. 19(1): 85-102. Chopra, Sunil. Meindl, Peter. 2004. SCM Strategy, Planning, and Operation. 2nd Edition. Prentice Hall. Ellesmare, Steve. 1995. Distribution and Logistic : Transforming the Supply Chain Management. Prime Marketing Publication. Indrajit dan Permono, 2005. Manajemen Manufaktur. Penerbit Pustaka Fahima : Yogyakarta. Porter, M.E., 1985. Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance, New York: The Free Press.
  • 9. 47    Pujawan, I Nyoman. 2005. Supply Chain Management. Penerbit Guna Widya : Surabaya. Rivera, Reynaldo., Ertel, Jurgen. 2008. Reverse logistics network design for the collection of End-of-Life Vehicles in Mexico. European Journal of Operational Research 196 : 930–939 Rogers, D. S., and Tibben-Lembke, R., 1999. Going Backwards: Reverse Logistics Trends and Practices, Reverse Logistics Executive Council, University of Nevada, Reno Center for Logistics Management.