Privasi dan Keamanan Internet
Kerahasiaan pribadi atau keleluasaan pribadi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk menutup atau melindungi kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka.
Privasi 101 Panduan Memahami Privasi dan Perlindungan DataICT Watch
Buku ini membahas tentang privasi sebagai hak asasi manusia, perlindungan data pribadi, dan surveilans komunikasi. Privasi dijelaskan sebagai hak untuk membatasi siapa yang memiliki akses terhadap informasi dan komunikasi pribadi seseorang. Buku ini juga membahas berbagai bentuk pengumpulan dan penggunaan data pribadi serta metode surveilans komunikasi seperti pemantauan internet, telepon, lokasi, dan video. Tujuannya adal
Dokumen tersebut membahas pentingnya perlindungan data pribadi di Indonesia seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Indonesia belum memiliki undang-undang khusus tentang perlindungan data pribadi, sementara ancaman pelanggaran privasi semakin meningkat. Rancangan undang-undang ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan yang setara dengan negara lain dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Perlindungan privasi dan data pribadi sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi digital di suatu negara, tanpa terkecuali Indonesia. Perlindungan tersebut merupakan faktor penentu akan adanya kepercayaan daring (online trust), yang merupakan hal penting dalam transaksi digital. Privasi dan data pribadi menjadi sebuah hal yang penting karena pengguna dalam jaringan tidak akan melakukan sebuah transaksi digital apabila merasa keamanan akan privasi dan data pribadinya terancam. Salah satu perlindungan privasi dan data pribadi tersebut berkenaan bagaimana data pribadi tersebut akan diproses termasuk data sensitif dari pengguna yang apabila disebarkan ke pihak yang tidak bertanggung jawab akan berpotensi menimbulkan kerugian finansial, bahkan mengancam keamanan dan keselamatan pemiliknya. Ancaman-ancaman yang timbul dari lemahnya perlindungan privasi dan data pribadi tersebut memiliki korelasi garis lurus dengan pertubuhan ekonomi yang dihasilkan dari transaksitransaksi dalam jaringan (online)
Perlindungan Hak Atas Privasi di InternetICT Watch
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya perlindungan hak atas privasi di internet di Indonesia, termasuk pengertian konsep privasi, ancaman terhadap privasi seperti praktik pemantauan dan intersepsi komunikasi, serta upaya yang perlu dilakukan untuk memperkuat perlindungan privasi di Indonesia."
Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Melalui RUU PDPUnggul Sagena
Dokumen tersebut membahas mengenai regulasi terkait perlindungan data pribadi di Indonesia, meliputi definisi data pribadi menurut berbagai peraturan perundang-undangan terkait, prinsip-prinsip pemrosesan data pribadi, hak dan kewajiban pengendali dan pemroses data, sanksi terkait pelanggaran perlindungan data pribadi, serta tinjauan terhadap Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi."
Privasi Online dan Perlindungan Data PribadiICT Watch
Dokumen tersebut merangkum tentang perlindungan data pribadi dan privasi. Dokumen tersebut menjelaskan definisi data pribadi dan privasi serta pentingnya perlindungan terhadap data pribadi seseorang. Dokumen tersebut juga membahas tantangan yang muncul seiring perkembangan teknologi digital terkait pengelolaan dan perlindungan data pribadi.
Perlindungan Data Pribadi di Indonesia. Usulan Pelembagaan Kebijakan dari Perspektif Hak Asasi Manusia. Meningkatnya pemanfaatan teknologi internet, selain membuka banyak kesempatan dan peluang pengembangan, termasuk kemudahan dalam pertukaran informasi, pada sisi lain juga telah membuka kerawanan baru terjadinya intervensi terhadap privasi. Peredaran data dalam format digital yang tidak lagi mengenal batas ruang dan teritorial menjadikan semakin mudahnya data‐data pribadi seseorang terpapar atau dipindahtangankan secara semena‐mena, tanpa kontrol dari pemilik data.
Privasi dan Keamanan Internet
Kerahasiaan pribadi atau keleluasaan pribadi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk menutup atau melindungi kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka.
Privasi 101 Panduan Memahami Privasi dan Perlindungan DataICT Watch
Buku ini membahas tentang privasi sebagai hak asasi manusia, perlindungan data pribadi, dan surveilans komunikasi. Privasi dijelaskan sebagai hak untuk membatasi siapa yang memiliki akses terhadap informasi dan komunikasi pribadi seseorang. Buku ini juga membahas berbagai bentuk pengumpulan dan penggunaan data pribadi serta metode surveilans komunikasi seperti pemantauan internet, telepon, lokasi, dan video. Tujuannya adal
Dokumen tersebut membahas pentingnya perlindungan data pribadi di Indonesia seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Indonesia belum memiliki undang-undang khusus tentang perlindungan data pribadi, sementara ancaman pelanggaran privasi semakin meningkat. Rancangan undang-undang ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan yang setara dengan negara lain dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Perlindungan privasi dan data pribadi sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi digital di suatu negara, tanpa terkecuali Indonesia. Perlindungan tersebut merupakan faktor penentu akan adanya kepercayaan daring (online trust), yang merupakan hal penting dalam transaksi digital. Privasi dan data pribadi menjadi sebuah hal yang penting karena pengguna dalam jaringan tidak akan melakukan sebuah transaksi digital apabila merasa keamanan akan privasi dan data pribadinya terancam. Salah satu perlindungan privasi dan data pribadi tersebut berkenaan bagaimana data pribadi tersebut akan diproses termasuk data sensitif dari pengguna yang apabila disebarkan ke pihak yang tidak bertanggung jawab akan berpotensi menimbulkan kerugian finansial, bahkan mengancam keamanan dan keselamatan pemiliknya. Ancaman-ancaman yang timbul dari lemahnya perlindungan privasi dan data pribadi tersebut memiliki korelasi garis lurus dengan pertubuhan ekonomi yang dihasilkan dari transaksitransaksi dalam jaringan (online)
Perlindungan Hak Atas Privasi di InternetICT Watch
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya perlindungan hak atas privasi di internet di Indonesia, termasuk pengertian konsep privasi, ancaman terhadap privasi seperti praktik pemantauan dan intersepsi komunikasi, serta upaya yang perlu dilakukan untuk memperkuat perlindungan privasi di Indonesia."
Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Melalui RUU PDPUnggul Sagena
Dokumen tersebut membahas mengenai regulasi terkait perlindungan data pribadi di Indonesia, meliputi definisi data pribadi menurut berbagai peraturan perundang-undangan terkait, prinsip-prinsip pemrosesan data pribadi, hak dan kewajiban pengendali dan pemroses data, sanksi terkait pelanggaran perlindungan data pribadi, serta tinjauan terhadap Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi."
Privasi Online dan Perlindungan Data PribadiICT Watch
Dokumen tersebut merangkum tentang perlindungan data pribadi dan privasi. Dokumen tersebut menjelaskan definisi data pribadi dan privasi serta pentingnya perlindungan terhadap data pribadi seseorang. Dokumen tersebut juga membahas tantangan yang muncul seiring perkembangan teknologi digital terkait pengelolaan dan perlindungan data pribadi.
Perlindungan Data Pribadi di Indonesia. Usulan Pelembagaan Kebijakan dari Perspektif Hak Asasi Manusia. Meningkatnya pemanfaatan teknologi internet, selain membuka banyak kesempatan dan peluang pengembangan, termasuk kemudahan dalam pertukaran informasi, pada sisi lain juga telah membuka kerawanan baru terjadinya intervensi terhadap privasi. Peredaran data dalam format digital yang tidak lagi mengenal batas ruang dan teritorial menjadikan semakin mudahnya data‐data pribadi seseorang terpapar atau dipindahtangankan secara semena‐mena, tanpa kontrol dari pemilik data.
Privasi dan keamanan data pribadi sangat penting untuk dilindungi karena data pribadi dapat mengidentifikasi diri seseorang. Beberapa ancaman terhadap privasi adalah phishing dan pelanggaran privasi oleh aplikasi. Untuk melindungi privasi, perlu mengatur izin aplikasi, menggunakan password yang kuat dan berbeda untuk setiap akun, serta mengaktifkan otentikasi dua faktor.
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan NegaraIGF Indonesia
Presented by Rosarita Niken Widiastuti (KEMKOMINFO)
ID IGF 2016
Sesi Hukum 1 - Mendesak Kesadaran Privasi dan Perlindungan Data Pribadi di Indonesia
Jakarta, 15 November 2016
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet (Sebuah Pengantar)ICT Watch
Dokumen ini membahas kerangka perlindungan anak di ranah maya di Indonesia, meliputi latar belakang masalah, komitmen global sebagai pedoman, aktivitas anak online, konten yang menyalahgunakan anak, daftar prioritas nasional perlindungan anak di ranah maya. Tujuannya adalah mengidentifikasi risiko, membangun kesadaran, mengurangi risiko, membagikan pengetahuan, dan meningkatkan pengawasan serta pelaporan pelanggaran hak anak.
Pandemi diiringi dengan hadirnya infodemi alias hoaks yang terkait dengan pandemi. PBB menyebutkan bahwa infodemi ini sama berbahayanya dengan virus pandemi itu sendiri.
Presentasi ini mencoba memperlihatkan fenomena infodemi dan dampaknya di masa pandemi ini
Seri buku literasi digital kebijakan cybersecurity dalam perspektif multistak...literasi digital
Cybersecurity merupakan istilah yang luas dan kompleks yang meliputi berbagai dimensi seperti keamanan informasi, cybercrime, dan cyber conflict. Dokumen ini menjelaskan pentingnya pemahaman yang tepat terhadap cybersecurity mengingat beragam pemangku kepentingan yang terlibat beserta tantangan yang dihadapi masing-masing pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan cybersecurity."
Teknologi Informasi dan UU Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP)Indriyatno Banyumurti
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendorong keterbukaan informasi publik. Teknologi informasi dan komunikasi memudahkan penyampaian, pengelolaan, dan pelayanan informasi publik serta meningkatkan partisipasi masyarakat. Contoh pemanfaatannya adalah portal open data pemerintah, aplikasi berbasis open data, dan penggunaan media sosial untuk menyebarluaskan informasi pemerintah. Situs
Apa yang Terjadi Pada Data Kita dan Bagaimana MenyikapinyaNabillah Saputri
Dokumen tersebut membahas tentang data pribadi pengguna di internet dan bagaimana algoritma pada platform media sosial dan mesin pencari mengolah data tersebut. Algoritma akan menyaring informasi berdasarkan minat pengguna untuk memudahkan penemuan konten yang relevan, namun hal ini dapat membentuk "filter bubble" dan "echo chamber" dimana pengguna hanya terpapar informasi yang sesuai dengan pandangannya saja.
Seri buku literasi digital- kerangka literasi digital indonesialiterasi digital
Kerangka Literasi Digital Indonesia memberikan pemahaman tentang 3 bagian utama yaitu proteksi atau perlindungan data pribadi, hak-hak seperti kebebasan berekspresi, dan pemberdayaan melalui jurnalisme warga."
Dokumen tersebut membahas tentang etika digital yang merupakan bagian dari mata kuliah digital society. Dokumen tersebut juga membahas tentang konten etika digital seperti privasi, hoaks, cyberbullying, SARA, hak cipta, perdagangan ilegal, dan contoh berinternet secara aman, sehat, dan inovatif.
Teks tersebut membahas praktik pemblokiran dan penapisan konten internet di berbagai negara dan kontroversinya. Secara umum, teks tersebut menjelaskan bahwa praktik ini dinilai melanggar hak asasi manusia namun dilakukan dengan berbagai alasan oleh negara-negara.
Gerakan Bijak Bersosmed memberikan panduan praktis dalam menggunakan media sosial. Gerakan ini mengajak warganet untuk menggali lebih banyak manfaat dari media sosial lewat praktik-praktik media sosial yang positif dan produktif lewat prinsip THINK (True, Helpful, Illegal, Necessary, Kind). Mulai dari etika bersosmed, tantangan di media sosial, dan ajakan untuk mengenal UU ITE yang dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami awam.
ID-IGF 2018 Dialog Nasional Ringkasan dan LaporanIGF Indonesia
Dialog Nasional ID-IGF 2018 membahas berbagai topik terkait tata kelola internet di Indonesia, mulai dari privasi data, penanggulangan hoaks, hingga upaya pemerintah dalam membangun internet yang andal dan tahan terhadap ancaman siber. Berbagai pemangku kepentingan turut berdiskusi untuk menemukan solusi bersama dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut."
Netizen Indonesia Kini (April - Juni 2016)ICT Watch
Dokumen tersebut membahas demonstrasi sopir taksi konvensional memprotes layanan transportasi berbasis aplikasi online seperti Uber dan Grab serta respon masyarakat terhadap isu tersebut. Pemerintah kemudian memfasilitasi solusi dengan mengizinkan pengemudi menggunakan kendaraan pribadi untuk layanan transportasi online dengan bergabung dalam koperasi serta meminta penyedia layanan memiliki badan usaha tetap di Indonesia.
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digitalliterasi digital
Di era digital, fenomena startup dan kewirausahaan digital muncul dan menjadi sorotan banyak
pihak, termasuk di Indonesia. Perusahaan teknologi kian banyak yang menuai kesuksesan besar.
Namun, tidak sedikit pula bisnis-bisnis berbasis teknologi digital yang mengalami kegagalan. Buku
ini hadir sebagai alternatif yang dapat digunakan sebagai bekal awal untuk Anda yang tertarik
untuk memulai bisnis berbasis digital.
Kajian ini menemukan bahwa selama masa darurat Covid-19 di NTB, akses informasi publik terkait penanganan Covid-19 sangat terbatas bagi masyarakat pedesaan, terutama kelompok perempuan dan rumah tangga berpenghasilan rendah. Informasi yang seharusnya tersedia tidak merata, bahkan ada masyarakat yang sama sekali tidak mengetahui informasi terkait Covid-19. Meskipun demikian, layanan informasi pemerintah
Pakar SEO Indonesia : Strategi Menjaga Citra Polri Di Media SosialPakar SEO Indonesia
Dokumen tersebut membahas strategi yang dapat dilakukan Polri dalam menghadapi opini publik di media sosial. Polri perlu memberikan prioritas besar terhadap media sosial namun dengan paradigma baru yang berbeda dari relasi dengan media massa tradisional. Counter opinion di media sosial perlu dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan untuk membangun komunitas di dunia maya."
Privasi dan keamanan data pribadi sangat penting untuk dilindungi karena data pribadi dapat mengidentifikasi diri seseorang. Beberapa ancaman terhadap privasi adalah phishing dan pelanggaran privasi oleh aplikasi. Untuk melindungi privasi, perlu mengatur izin aplikasi, menggunakan password yang kuat dan berbeda untuk setiap akun, serta mengaktifkan otentikasi dua faktor.
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan NegaraIGF Indonesia
Presented by Rosarita Niken Widiastuti (KEMKOMINFO)
ID IGF 2016
Sesi Hukum 1 - Mendesak Kesadaran Privasi dan Perlindungan Data Pribadi di Indonesia
Jakarta, 15 November 2016
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet (Sebuah Pengantar)ICT Watch
Dokumen ini membahas kerangka perlindungan anak di ranah maya di Indonesia, meliputi latar belakang masalah, komitmen global sebagai pedoman, aktivitas anak online, konten yang menyalahgunakan anak, daftar prioritas nasional perlindungan anak di ranah maya. Tujuannya adalah mengidentifikasi risiko, membangun kesadaran, mengurangi risiko, membagikan pengetahuan, dan meningkatkan pengawasan serta pelaporan pelanggaran hak anak.
Pandemi diiringi dengan hadirnya infodemi alias hoaks yang terkait dengan pandemi. PBB menyebutkan bahwa infodemi ini sama berbahayanya dengan virus pandemi itu sendiri.
Presentasi ini mencoba memperlihatkan fenomena infodemi dan dampaknya di masa pandemi ini
Seri buku literasi digital kebijakan cybersecurity dalam perspektif multistak...literasi digital
Cybersecurity merupakan istilah yang luas dan kompleks yang meliputi berbagai dimensi seperti keamanan informasi, cybercrime, dan cyber conflict. Dokumen ini menjelaskan pentingnya pemahaman yang tepat terhadap cybersecurity mengingat beragam pemangku kepentingan yang terlibat beserta tantangan yang dihadapi masing-masing pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan cybersecurity."
Teknologi Informasi dan UU Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP)Indriyatno Banyumurti
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendorong keterbukaan informasi publik. Teknologi informasi dan komunikasi memudahkan penyampaian, pengelolaan, dan pelayanan informasi publik serta meningkatkan partisipasi masyarakat. Contoh pemanfaatannya adalah portal open data pemerintah, aplikasi berbasis open data, dan penggunaan media sosial untuk menyebarluaskan informasi pemerintah. Situs
Apa yang Terjadi Pada Data Kita dan Bagaimana MenyikapinyaNabillah Saputri
Dokumen tersebut membahas tentang data pribadi pengguna di internet dan bagaimana algoritma pada platform media sosial dan mesin pencari mengolah data tersebut. Algoritma akan menyaring informasi berdasarkan minat pengguna untuk memudahkan penemuan konten yang relevan, namun hal ini dapat membentuk "filter bubble" dan "echo chamber" dimana pengguna hanya terpapar informasi yang sesuai dengan pandangannya saja.
Seri buku literasi digital- kerangka literasi digital indonesialiterasi digital
Kerangka Literasi Digital Indonesia memberikan pemahaman tentang 3 bagian utama yaitu proteksi atau perlindungan data pribadi, hak-hak seperti kebebasan berekspresi, dan pemberdayaan melalui jurnalisme warga."
Dokumen tersebut membahas tentang etika digital yang merupakan bagian dari mata kuliah digital society. Dokumen tersebut juga membahas tentang konten etika digital seperti privasi, hoaks, cyberbullying, SARA, hak cipta, perdagangan ilegal, dan contoh berinternet secara aman, sehat, dan inovatif.
Teks tersebut membahas praktik pemblokiran dan penapisan konten internet di berbagai negara dan kontroversinya. Secara umum, teks tersebut menjelaskan bahwa praktik ini dinilai melanggar hak asasi manusia namun dilakukan dengan berbagai alasan oleh negara-negara.
Gerakan Bijak Bersosmed memberikan panduan praktis dalam menggunakan media sosial. Gerakan ini mengajak warganet untuk menggali lebih banyak manfaat dari media sosial lewat praktik-praktik media sosial yang positif dan produktif lewat prinsip THINK (True, Helpful, Illegal, Necessary, Kind). Mulai dari etika bersosmed, tantangan di media sosial, dan ajakan untuk mengenal UU ITE yang dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami awam.
ID-IGF 2018 Dialog Nasional Ringkasan dan LaporanIGF Indonesia
Dialog Nasional ID-IGF 2018 membahas berbagai topik terkait tata kelola internet di Indonesia, mulai dari privasi data, penanggulangan hoaks, hingga upaya pemerintah dalam membangun internet yang andal dan tahan terhadap ancaman siber. Berbagai pemangku kepentingan turut berdiskusi untuk menemukan solusi bersama dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut."
Netizen Indonesia Kini (April - Juni 2016)ICT Watch
Dokumen tersebut membahas demonstrasi sopir taksi konvensional memprotes layanan transportasi berbasis aplikasi online seperti Uber dan Grab serta respon masyarakat terhadap isu tersebut. Pemerintah kemudian memfasilitasi solusi dengan mengizinkan pengemudi menggunakan kendaraan pribadi untuk layanan transportasi online dengan bergabung dalam koperasi serta meminta penyedia layanan memiliki badan usaha tetap di Indonesia.
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digitalliterasi digital
Di era digital, fenomena startup dan kewirausahaan digital muncul dan menjadi sorotan banyak
pihak, termasuk di Indonesia. Perusahaan teknologi kian banyak yang menuai kesuksesan besar.
Namun, tidak sedikit pula bisnis-bisnis berbasis teknologi digital yang mengalami kegagalan. Buku
ini hadir sebagai alternatif yang dapat digunakan sebagai bekal awal untuk Anda yang tertarik
untuk memulai bisnis berbasis digital.
Kajian ini menemukan bahwa selama masa darurat Covid-19 di NTB, akses informasi publik terkait penanganan Covid-19 sangat terbatas bagi masyarakat pedesaan, terutama kelompok perempuan dan rumah tangga berpenghasilan rendah. Informasi yang seharusnya tersedia tidak merata, bahkan ada masyarakat yang sama sekali tidak mengetahui informasi terkait Covid-19. Meskipun demikian, layanan informasi pemerintah
Pakar SEO Indonesia : Strategi Menjaga Citra Polri Di Media SosialPakar SEO Indonesia
Dokumen tersebut membahas strategi yang dapat dilakukan Polri dalam menghadapi opini publik di media sosial. Polri perlu memberikan prioritas besar terhadap media sosial namun dengan paradigma baru yang berbeda dari relasi dengan media massa tradisional. Counter opinion di media sosial perlu dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan untuk membangun komunitas di dunia maya."
Aplikasi PeduliLindungi bertujuan untuk memfasilitasi penerapan protokol kesehatan dan melacak penyebaran Covid-19 dengan fitur seperti QR code, pelacakan lokasi, dan statistik kasus. Namun, keamanan data dan privasi informasi yang dikumpulkan perlu dijamin. Kerjasama antar lembaga dan sosialisasi ke masyarakat perlu ditingkatkan.
Teks tersebut membahas tentang ambiguitas istilah lockdown dalam persepsi masyarakat Indonesia dan kaitannya dengan ketentuan hukum karantina kesehatan. Terdapat perbedaan pemahaman masyarakat yang menganggap lockdown sama dengan pembatasan sosial, sedangkan secara hukum istilah lockdown tidak tercantum dalam UU Karantina Kesehatan meskipun ada istilah serupa seperti karantina rumah dan wilayah. Teks ini juga membandingkan
Aplikasi PeduliLindungi dirancang untuk membantu pemerintah melacak penyebaran Covid-19 dan mendeteksi kontak erat antar individu. Aplikasi ini kini memiliki tiga fungsi utama yaitu screening kesehatan, sertifikat vaksinasi, dan pemantauan level PPKM daerah. Walaupun penggunaannya tidak wajib, aplikasi ini digunakan untuk memasuki tempat-tempat umum seperti bandara dan transportasi. Sistem PeduliL
Kebersihan di masa pandemi & pengaruh pelayanan aplikasi peduli lindungi bagi...NurAtmiNiawati
Layanan Aplikasi PeduliLindungi memiliki pengaruh yang signifikan bagi instansi dan masyarakat di era normal baru. Aplikasi ini memungkinkan pelacakan kontak erat serta memberikan peringatan lokasi berisiko untuk mendukung upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Dokumen tersebut membahas etika berkomunikasi dan bertindak di dunia digital. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang pentingnya etika digital dalam menggunakan teknologi, berbagi informasi secara online, serta mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku di dunia maya. Dokumen tersebut juga memberikan contoh-contoh kasus pelanggaran etika digital beserta sanksi hukumnya.
Analisis perilaku kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di Kelurahan Jatiwaringin. Studi menemukan pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai gejala Covid-19 dan kurangnya kesadaran akan bahayanya, sehingga protokol kesehatan belum sepenuhnya dipatuhi. Saran untuk meningkatkan sosialisasi serta menerapkan literasi digital dan 5M guna meningkatkan kepatuhan masyar
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...ICT Watch - Indonesia
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola internet / internet governance). Situs: igf.id. E-mail: contact [at] igf.id. Pengunggah: donnybu.id
Indepth report lumpur lapindo dan persaingan politik 2014 satu_duniaSatuDunia Foundation
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang persaingan politik dan pengaruh media massa terkait kasus Lumpur Lapindo pada tahun 2014.
2) Terdapat upaya dari Aburizal Bakrie untuk mengubah persepsi publik melalui media miliknya, sementara media milik lawan politiknya memberikan pemberitaan yang kritis.
3) Keterbukaan informasi publik menjadi isu penting dalam kasus ini karena adanya up
PPT TEORI PEMBANGUNAN JUNIA ARDILA(21102008).pptxJuniaArdila
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik masyarakat era digital, keterkaitan media komunikasi dengan pembangunan nasional, serta upaya yang harus dilakukan di era digital. Era digital membawa peluang dan tantangan baru, sehingga diperlukan pendidikan untuk memahami dan mengendalikan teknologi secara baik."
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukumRahmat Inggi
Dokumen tersebut membahas masalah privasi dan kebebasan berekspresi yang berkaitan dengan etika dan hukum dalam teknologi informasi. Dibahas pengertian privasi dan kebebasan berekspresi, contoh pelanggaran privasi seperti pemalsuan situs internet banking, serta prinsip-prinsip etika dalam berkomunikasi.
Konten Bunuh Diri Online dan Mencegah Terpapar Konten NegatifUnggul Sagena
Dokumen tersebut membahas tentang bagaimana mencegah paparan konten negatif di internet, terutama bagi anak dan remaja. Beberapa langkah yang disebutkan adalah mengatur privasi dan keamanan akun online, menggunakan fitur parental control pada perangkat dan browser, serta menanamkan literasi digital di kalangan anak muda untuk mengoptimalkan manfaat internet secara positif.
Digital Hygiene dan Perilaku BerinternetUnggul Sagena
Dokumen tersebut membahas tentang perilaku berinternet dan hygiene digital di internet, mencakup kondisi saat ini pengguna internet Indonesia, masalah yang dihadapi seperti digital divide, tujuan penggunaan internet yang kurang memadai, serta langkah-langkah untuk meningkatkan hygiene digital seperti mengatur privasi akun-akun online dan berhati-hati dalam mengklik tautan.
Presentasi Internet Sehat untuk Anak SDUnggul Sagena
Dokumen ini memberikan informasi tentang cara menggunakan internet secara sehat dan aman untuk anak-anak. Topik utama yang dibahas meliputi manfaat internet, aplikasi yang dapat digunakan untuk belajar dan bermain, serta tips agar anak-anak tidak terlalu lama menghabiskan waktu di depan layar dan selalu diawasi orang tua. Dokumen ini menekankan pentingnya keseimbangan antara aktivitas online dan offline serta pengawasan orang t
Merupakan Presentasi dari Kunjungan ke Newmont Nusa Tenggara di Batu Hijau, NTB. Slides ini merupakan hasil dari kegiatan Bootcamp dengan peserta yang memiliki latar belakang beragam dan sebelum berkunjung lebih banyak skeptis terhadap tambang Newmont yang dicap negatif. Hasilnya, ini dia!
Memahami karakter sosmed peran pengguna untuk jejaring sosial damai-informatifUnggul Sagena
Sosial Media khususnya Jejaring Sosial memiliki karakter yang harus dipahami sehingga sebagai pengguna, kita bisa memanfaatkannya untuk kegiatan yang positif. Presentasi ini menunjukkan berbagai aktivitas di jejaring sosial yang berdampak, baik positif maupun negatif sehingga diperlukan peran pengguna untuk wujudkan "damai" aman nyaman beraktivitas online
Dokumen tersebut membahas tentang tren digital dan peran blogger di era digital. Ia menjelaskan bahwa jumlah pengguna internet dan media sosial di Indonesia sangat besar, serta prospek iklan digital yang akan meledak. Dokumen ini juga memberikan tips kunci untuk menjadi blogger profesional seperti kemampuan bercerita, memproduksi konten berkualitas, memahami tren, dan teknologi pemasaran digital.
Menulis Esai, Motivation Letter, Aplikasi untuk BeasiswaUnggul Sagena
Menulis Esai, Motivation Letter, Aplikasi untuk Beragam Beasiswa.
Presentasi pada @KelasBogor oleh @BloggerBogor pada 20 Mei 2015 di Univ Pakuan Bogor.
REGOS Bogor ICT Volunteers Programme Profile Gnome.AsiaUnggul Sagena
This document discusses digital inclusion efforts in Indonesia through the Indonesia ICT Volunteers program. It notes that a digital divide exists due to inequalities in infrastructure and digital literacy. The solution is digital inclusion to equip communities with computer and internet skills. Stakeholders like government, businesses, academics and civil society must collaborate on strategic plans. In 2011, ICT volunteers were established in most Indonesian provinces to support communities' ICT use. The Bogor ICT Volunteers program called REGOS works in schools since 2012, providing: 1) ICT support and infrastructure development for schools, 2) ICT training for non-ICT teachers, and 3) assistance for students to use ICT productively.
Sosialisasi Pajak di event "Ngobrol Pajak Bareng Blogger"Unggul Sagena
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang digunakan untuk kesejahteraan rakyat; (2) Terdapat pajak pusat yang dikelola pemerintah pusat seperti pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai, serta pajak daerah seperti pajak bumi dan bangunan; (3) Penerimaan pajak digunakan negara untuk membiayai infrastruktur, lay
The document discusses property investment as an alternative to other investment options. It begins by defining investing as sacrificing now for future gains. It then discusses various investment alternatives, including paper assets like stocks and bonds, and tangible assets like real estate, land, and precious metals.
The bulk of the document focuses on why real estate is considered an "ideal" investment. It notes real estate provides income through rents, allows for depreciation tax deductions, builds equity as the mortgage is paid down, and offers appreciation potential as property values typically rise over the long term. The document uses examples to illustrate these benefits and show how real estate investment can provide returns even with a small net cash flow.
Investasi property sebagai alokasi asetUnggul Sagena
The document discusses financial planning and investment strategies. It provides graphs showing the historical performance of the Indonesian stock market index over multiple decades. It emphasizes the importance of diversifying investments across different asset classes, such as stocks, bonds, cash, commodities, property, and precious metals. Data from studies show the range of returns achieved from various asset types. The document advocates allocating funds across multiple asset classes to balance risk when inflation is high.
Presentasi Beasiswa LPDP Lengkap -- Indonesia Presidential Scholarship dan Be...Unggul Sagena
Merupakan bahan presentasi di acara Kompasianer Nangkring Bareng LPDP tanggal 12 April 2014. Jika ada hal yang berbeda maka bukan tanggung jawab pengunggah.
Dokumen tersebut membahas mengapa perusahaan perlu melakukan pemasaran secara online. Beberapa poin penting yang disebutkan adalah jumlah pengguna internet dan smartphone di Indonesia yang terus meningkat, serta manfaat pemasaran online seperti biaya yang lebih rendah, peningkatan penjualan, dan ekspansi pasar. Dokumen ini juga memberikan saran untuk memulai dengan memperkuat konsep dan merek, memilih saluran sosial media yang tepat, serta terus
Final revised 10 biggest mistakes freelancers make_presentation material_july...Unggul Sagena
The document outlines the 10 biggest mistakes that freelancers make according to Daniel G. Pratidya, President of the Indonesia Freelancers Association. The mistakes include using long introduction templates, overselling skills and capabilities, not knowing customers well, giving up easily on projects, pretending to understand tasks when confused, missing deadlines, failing to create contracts, not understanding how freelancing systems work, prioritizing money over reputation, and just doing what they are told without thinking critically. The document provides advice on how freelancers can evaluate themselves to avoid these common pitfalls.
This document provides an overview of innovation systems and approaches. It defines key concepts like innovation, systems of innovation, and the system of innovation approach. It describes the main actors and agents in innovation systems as well as typologies of innovation. The strengths and weaknesses of the systems of innovation approach are outlined. Systems of innovation for development are discussed as a variant for developing countries. Examples of national innovation systems from Finland, China, and Indonesia are briefly described. Measures for innovation policy and frameworks for analyzing innovation performance are also mentioned.
2. Justifikasi
Pembatasan
HAM di Masa
Pandemi
⊙Human rights law also recognizes that in
the context of serious public health threats
and public emergencies threatening the life
of the nation, restrictions on some rights
can be justified when they have a legal
basis, are strictly necessary, based on
scientific evidence and neither arbitrary nor
discriminatory in application, of limited
duration, respectful of human dignity,
subject to review, and proportionate to
achieve the objective.
2
https://www.hrw.org/news/20
20/03/19/human-rights-
dimensions-covid-19-
response#_Toc35446579
3. “
The right to health is closely related to and dependent
upon the realization of other human rights…including the
rights to food, housing, work, education, human dignity,
life, non-discrimination, equality, the prohibition against
torture, privacy, access to information, and the freedoms
of association, assembly and movement.
3
Any measures taken to protect the population that limit people’s rights
and freedoms must be lawful, necessary, and proportionate.
States of emergency need to be limited in duration and any curtailment of
rights needs to take into consideration the disproportionate impact on
specific populations or marginalized groups.
The Syracusa Principles
4. Peran
Pemerintah
terkait HAM
di Masa
COVID-19
⊙Melindung Kebebasan Berekspresi dan
Memastikan Hak Atas Akses Informasi
⊙Memastikan Karantina, Lockdown, Travel bans
dan sejenisnya tidak melanggar norma HAM
⊙Memastikan perlindungan pekerja medis
⊙Memenuhi Hak memperoleh Pendidikan
walaupun sekolah ditutup
⊙Menghilangkan diskriminasi dan stigma dengan
menjaga data pribadi pasien
⊙Menjamin masyarakat dapat mengakses
layanan kesehatan tanpa diskriminasi
⊙Menjamin pendapatan/menjaga ekonomi
warga miskin/kelas bawah
4
5. Kebebasan
Ekspresi dan
Hak Atas
Informasi
⊙Pemerintah harus memastikan informasi yang diumumkan ke public
terkait COVID-19 akurat, tepat waktu, dan konsisten dengan prinsip HAM.
Ini penting agar informasi tidak misleading dan misinformatif.
5
⊙Semua informasi mengenai COVID-19 harus accessible dan tersedia dan
dapat diakses dengan mudah. Misalnya situs informasi yang resmi dan
kerjasama dengan semua pihak dalam menanggulangi beragam hoaks di
sosial media.
⊙Data Kesehatan bersifat sensitive, dan publikasi dan informasi online
rentan pelanggaran data pribadi, sehingga diperlukan tatakelola yang
benar dalam mengelola data kesehatan pribadi. Misalnya dalam soal
privacy policy dari contact-tracking app yang dikembangkan pemerintah
dengan swasta.
⊙Akses internet yang dibutuhkan masyarakat harus tersedia dengan cukup
dan memastikan dapat diakses oleh masyarakat dengan pendapatan
menengah ke bawah. Misalnya paket akses Pendidikan, internet gratis dan
sejenisnya.
⊙Beberapa isu privadi dan hak digital yang terjadi di masa pandemic
COVID-19 harus diberikan perhatian dan solusi.
7. Free Speech
⊙Kebebasan berekspresi melalui berbagai saluran menjadi isu
di masa pandemic. Dalam hal opini dan pendapat, tak hanya
saat pandemic, perlindungan dan jaminan kebebasan
berekspresi sesuai dengan norma HAM internasional harus
dihormati. Keteledoran dalam berpendapat tidak serta merta
menjustifikasi pemidanaan di masa pandemic. Diskusi dan
memberikan informasi yang benar menjadi penting di masa
ini.
7
https://www.eff.org/issues/covid-19
⊙Beberapa platform digital juga melakukan screening, dan
dapat melakukan takedown posting atau bahkan akun dengan
hestek covid—19 dan sejenisnya apabila dianggap melanggar
ketentuan pengguna. Perlu pengawasan karena online
platforms meningkatkan ketergantungan ke automated
content moderation (bot), kegiatan ini harus
dalam sementara, transparan, dan mudah untuk disanggah
(appeal).
8. Place y Screen Shot 2020-05-02 at 07.08.29.png our screenshot here
JRXSID vs
dr. Tirta
Berpendapat
Mengenai Teori
Konspirasi COVID-19
vs Realita Rumah Sakit
8
9. Surveillance
9
⊙Pemerintah Bersama korporasi saat ini mulai melakukan
Pemantauan Masif dengan alasan menyetop rantai COVID-19. Ada
tiga pertanyaan dasar untuk pemantauan yang dilakukan, apakah
efektif, apakah membatasi kebebasan berekspresi dan apakah ada
cukup perlindungan (safeguards).
⊙Beberapa teknologi dengan intrusive technologies seperti phone
location surveillance, tidak cukup efektif untuk mengidentifikasi
dua-orang yang dekat untuk mengetahui adanya kontak virus,
sehingga misalnya proximity location melalui Bluetooth lebih
efektif.
⊙Namun demikian, tidak ada COVID-19 tracking app yang boleh
dilakukan tanpa adanya pengetesan, percobaan dan juga tidak
boleh ada kewajiban untuk semua orang menggunakannya.
⊙Pemantauan seperti kamera di tempat umum semisal yang
menggunakan face recognition atau thermal imaging, atau
memberikan informasi kepada Penegak hukum dimana tempat
tinggal mereka yang positif COVID-19 juga memerlukan
pengawasan ketat. Penggunaan aggregate location data yang
diperbolehkan pun memerlukan perlindungan privasi yang tinggi.
10. 10
Surveillance measures rolled out across the world as
governments try curb the spread of coronavirus
could cause lasting damage to the right to privacy“ Joseph Cannataci,
the U.N. Special Rapporteur on the Right to Privacy
11. Tracking entire
populations to
combat the
pandemic now
could open the
doors to more
invasive forms of
government
snooping later.
11
In South Korea, government agencies are harnessing surveillance-camera footage,
smartphone location data and credit card purchase records to help trace the recent
movements of coronavirus patients and establish virus transmission chains.
In Lombardy, Italy, the authorities are analyzing location data transmitted by
citizens’ mobile phones to determine how many people are obeying a government
lockdown order and the typical distances they move every day. About 40 percent
are moving around “too much,” an official recently said.
In Israel, the country’s internal security agency is poised to start using a cache of
mobile phone location data — originally intended for counterterrorism operations
— to try to pinpoint citizens who may have been exposed to the virus.
Police in China and Spain have also started to use technology to enforce
quarantine, with drones being used to patrol and broadcast audio messages
to the public, encouraging them to stay at home
People flying to Hong Kong airport receive monitoring bracelets that alert the
authorities if they breach the quarantine by leaving their home.
Reuters reported a case in China wherein the authorities relied on facial
recognition cameras to track a man from Hangzhou who had traveled in an
affected area. Upon his return home, the local police were there to instruct him
to self-quarantine or face repercussions.
13. Joint civil
society
statement:
States use of
digital
surveillance
technologies
to fight
pandemic
must respect
human rights
13
⊙Tindakan pemantauan massal harus lawful, necessary, proportionate
dan transparan. Tindakan pemantauan harus ada jangka waktunya
(time-bound) dan hanya berlangsung selama masa pandemic.
⊙Negara harus memastikan peningkatan pengumpulan data,
penyimpanan data dan penggunaan agregat dari data pribadi termasuk
data kesehatan HANYA digunakan untuk tujuan penanggulangan
COVID-19. Data yang diambil tersebut harus dalam lingkup terbatas,
time-bound dan tidak digunakan untuk tujuan komersial atau tujuan
lain diluar penanggulangan COVID-19.
⊙Pemerintah harus memastikan perlindungan data pribadi, termasuk
memastikan keamanan yan cukup (sufficient security) dari semua data
pribadi yang diambil dari semua devices (perangkat), aplikasi, jaringan,
jasa-jasa terkait pengambilan, transmisi data dan pemrosesan dan
penyimpanan data..
⊙Penggunaan digital surveillance technologies termasuk penggunaan big
data dan artificial intelligence systems, harus memerhatikan rentannya
diskriminasi terhadap minoritas rasial, mereka yang miskin, masyarakat
marginal yang yang kebutuhannya dapat disalahgunakan dengan alas
an COVID-19.2 April 2020
14. Joint civil
society
statement:
States use of
digital
surveillance
technologies
to fight
pandemic
must respect
human rights
14
⊙Jika Pemerintah bekerjasama dengan swasta atau entitas
publik lainnya, perjanjian harus berdasar hukum dan perjanjian
ini jika terkait akses terhadap privasi dan HAM maka harus
diinformasikan ke khalayak (publicly disclosed).
⊙Respons apa pun harus memasukkan perlindungan dan
perlindungan akuntabilitas terhadap penyalahgunaan. Upaya-
upaya pengawasan yang meningkat terkait dengan COVID-19
tidak boleh berada di bawah domain badan-badan keamanan
atau intelijen dan harus dikenai pengawasan yang efektif oleh
badan-badan independen yang sesuai..
⊙Tanggapan terkait COVID-19 yang mencakup upaya
pengumpulan data harus mencakup cara partisipasi yang
bebas, aktif, dan bermakna dari pemangku kepentingan yang
relevan, khususnya para pakar di sektor kesehatan masyarakat
dan kelompok populasi yang paling terpinggirkan.
2 April 2020
https://www.hrw.org/news/2020/04/02/joint-civil-society-statement-states-use-digital-
surveillance-technologies-fight
15. Innovation
dan
Government
Transparancy
⊙Teknologi dan Ide baru dapat membantu mengatasi krisis
kesehatan. Open innovation di dalam riset medis dapat
mempercepat penemuan dan penggunaan vaksin. Perlu
akses bebas dan terbuka, open access terhadap beragam
pengetahuan mengenai corona dan penyakit COVID-19.
⊙Beragam layanan publik dapat dipercepat dengan
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk
memenuhi tepat dan cepatnya kebutuhan masyarakat di
masa pandemic.
⊙Pengambilan keputusan pemerintah tentang virus harus
transparan. Ketika pemerintah sementara menutup ruang
fisik di mana mereka membuat keputusan, untuk tujuan
social distancing, mereka harus mengadopsi akomodasi
transparansi baru, seperti menyiarkan proses mereka
secara online, rapat online dan terbuka dengan masyarakat.
15
16. Living More
Online
⊙Jarak sosial menyebabkan banyak dari kita menghabiskan
lebih banyak waktu di Internet. Dengan demikian, ekspresi
digital akan lebih banyak kita lakukan.
⊙Akses internet yang murah dan gratis dibutuhkan.
⊙Akses online ke sumberdaya misalnya buku-buku digital,
Pendidikan/kursus/keterampilan, dan jaminan
berlangsungnya hak atas Pendidikan dapat dilakukan.
⊙Akses ke berbagai pasar produk barang dan jasa online baik
penjual dan pembeli dengan meningkatkan keamanan dan
perlindungan data pribadi.
⊙Meningkatnya kejahatan online (cyber crime).
⊙Melakukan aktivitas rapat, komunikasi berupa video
conferencing tools, webinar, bekerja dari rumah
⊙Perlunya pendalaman dan pemahaman mengenai literasi
digital dengan baik oleh pengguna.
16
20. Place your screenshot here
Targeted
vs Random
Selain random users
dengan alasan
ekonomi, juga target
users dengan alasan
politik.
20https://citizenlab.ca/
21. 21
In Mexico, journalists, lawyers and activists have all been
targets of suspected government spyware. Members of the
Tibetan community — of particular interest to the Chinese
government — have faced persistent phishing attacks for
years. And in countries such as the United Arab Emirates
and Bahrain, access to political criticism and
LGBTQ content is frequently monitored and outright
blocked.
Amnesty International, one of the most
prominent non-profit human rights organizations
in the world, claims one of its staff members has
been targeted by a sophisticated surveillance
tool made by Israel's NSO Group.
22. 22
https://cltc.berkeley.edu/defendingpvos/
Center for Long-Term Cybersecurity (CLTC)
“media outlets, human rights groups, NGOs, and other
politically vulnerable organizations face significant
cybersecurity threats—often at the hands of powerful
governments—but have limited resources to protect
themselves"
24. “
“media outlets, human rights groups, NGOs, and other
politically vulnerable organizations face significant
cybersecurity threats—often at the hands of powerful
governments—but have limited resources to protect
themselves".
24
From mass surveillance of political dissidents in Thailand to spyware attacks on
journalists in Mexico, cyberattacks against civil society organizations have become a
persistent problem in recent years
While journalists, activists, and others take steps to protect themselves, such as installing
firewalls and anti-virus software, they often lack the technical ability or capital to
establish protections better suited to the threats they face, including phishing. Too few
organizations and resources are available help them expand their cybersecurity
capabilities
Steve Weber,
Faculty Director of
CLTC
25. Politically
Vulnerable
Organizations
(PVOs)
⊙PVOs may be the target of governments, criminals, hate
groups, hacktivists, and many other threat actors, and they
may be targeted for many different reasons.
⊙The term “politically vulnerable” is not intended to define an
organization as inherently weak, but rather to highlight that
they may be subject to attack for expressing minority or
politically unpopular opinions.
⊙CIVIL SOCIETY IS A SOFT TARGET. Technically immature
organizations share a wide variety of vulnerabilities that
criminals, repressive governments, and hacktivists can exploit.
⊙The broad asymmetry between attackers and defenders
online is unsurprising; politically vulnerable organizations lack
resources and are therefore particularly under-protected.
⊙Many public and private organizations have underinvested in
cybersecurity and have become soft targets for criminals and
other bad actors
25
26. Type of
Attack to
Politically
Vulnerable
Organizations
(PVOs)
⊙Phising
⊙Malware (malicious software, comes in many
forms, including Trojans, worms, viruses, and
spyware)
⊙Vandalism
⊙Distributed Denial of Service (DDoS)
⊙Attacks on Website or Service Infrastructure
⊙Data Disclosure
⊙Infrastructure-based Attacks
⊙Advanced Persistent Threats (APTs)
⊙Man-in-the-Middle (MITM) Attacks
26
28. ⊙is a network of digital rights defenders in Southeast Asia which was established
on 27 June 2013 in Bali, Indonesia. The establishment of SAFEnet was motivated
by the widespread criminalization of netizens because of its expression on the
Internet after the enactment of Law No. 11 of 2008 concerning Information and
Electronic Transactions (UU ITE).
⊙In 2018, SAFEnet began to widen the issue of advocacy towards the fulfillment
of digital rights after previously only focusing on advocating freedom of
expression on the Internet. 28
⊙MONITOR: Pantau pelanggaran hak digital di
negara-negara Asia Tenggara
⊙ADVOKASI: Advokasi di tingkat kebijakan
dan membantu korban untuk mengakses
keadilan.
⊙SOLIDARITAS: Tingkatkan dukungan dan
solidaritas, dan kembangkan jaringan di
antara para pembela hak digital di kawasan
untuk memperkuat penerapan prinsip-
prinsip hak asasi manusia di internet.
Hotline:
+628119223375
E-mail:
info@safenet.or.id
Website:
www.safenet.or.id
Follow and like our
social media!
F/T/IG/YT:
safenetvoice
31. 31
Regulasi
Terkait
Data
Pribadi
Kelahiran
Akta Kelahiran (UU
Kependudukan)
Anak-anak
Kartu Penduduk Anak
(UU Kependudukan)
Jaminan Sosial
(UU SJSN dan BPJS)
Perbankan
(UU Perbankan)
Kepesertaan
Pendidikan (Peraturan
PerUUan Pendidikan)
Dewasa
Kartu Tanda Penduduk
(UU Kependudukan)
Paspor (UU
Keimigrasian)
Perbankan (UU
Perbankan)
Lembaga Keuangan Non
Bank (Peraturan PerUUan
LKNB)
Data Kesehatan pribadi
(Peraturan PerUUan
Kesehatan/kedokteran)
Konsumen (UU
Perlindungan Konsumen,
PP Ecommerce)
Perkawinan
Buku Nikah (UU
Perkawinan)
Kartu Keluarga (UU
Kependudukan)
Perbankan (UU
Perbankan)
Lembaga Keuangan Non
Bank (Peraturan PerUUan
LKNB)
Data Kesehatan pribadi
(Peraturan PerUUan
Kesehatan/kedokteran)
Konsumen (UU
Perlindungan Konsumen,
PP Ecommerce)
Meninggal
Akta Kematian (UU
Kependudukan)
UUD 1945
Pasal 28G ayat 1
Setiap orang berhak
atas perlindungan diri
pribadi, keluarga,
kehormatan,
martabat, dan harta
benda yang di bawah
kekuasaannya, serta
berhak atas rasa
aman dan
perlindungan dari
ancaman ketakutan
untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu
yang merupakan hak
asasi.
UU No. 11/2008
jo. UU No.
19/2016
ITE
UU No. 23/206
jo. UU 24/2013
Adminduk
Permenkominfo
20/2016 PDP
UU 14/2008
Keterbukaan
Informasi Publik
RUU
PELINDUNGAN
DATA PRIBADI ?
35. The right to access, generate, communicate, and benefit
from information during crisis
Hak untuk mengakses, menghasilkan, berkomunikasi, dan
mendapat manfaat dari informasi selama krisis
Akses ke informasi selama krisis, serta sarana untuk
mengkomunikasikannya, adalah kebutuhan kemanusiaan
dasar. Dengan demikian, semua orang dan populasi
memiliki hak fundamental untuk menghasilkan, mengakses,
memperoleh, mengirimkan, dan mendapat manfaat dari
informasi selama krisis.
Hak atas informasi selama krisis ada pada setiap fase krisis,
terlepas dari lokasi geografis, politik, budaya, atau konteks
operasional atau tingkat keparahannya.
The Right to
Information
35
36. The right to protection from threats and harms resulting
from the use of ICTs and data during crisis
Hak untuk perlindungan dari ancaman dan bahaya yang
dihasilkan dari penggunaan TIK dan data selama krisis
Semua orang memiliki hak untuk melindungi hidup mereka,
kebebasan, dan keamanan orang dari potensi ancaman dan
bahaya yang dihasilkan secara langsung atau tidak langsung
dari penggunaan TIK atau data yang mungkin berkaitan
dengan mereka.
Kerugian dan ancaman ini mencakup faktor dan kejadian
yang berdampak atau dapat berdampak pada keselamatan
seseorang, status sosial, dan penghormatan terhadap hak
asasi manusia mereka.
The Right to
Protection
36
37. Semua orang memiliki hak untuk memperlakukan informasi pribadi
mereka dengan cara yang konsisten dengan standar hukum, etika,
dan teknis yang diterima secara internasional tentang privasi individu
dan perlindungan data.
Pengecualian untuk privasi data dan perlindungan selama krisis yang
dilakukan oleh aktor kemanusiaan harus diterapkan dengan cara yang
konsisten dengan hak asasi manusia internasional dan hukum dan
standar kemanusiaan.
Hak ini memastikan bahwa data ini adalah:
⊙ diproses secara adil dan sah, dan tidak diproses lebih lanjut
dengan cara yang tidak sesuai dengan tujuan itu;
⊙ memadai, relevan, dan tidak berlebihan dalam kaitannya dengan
tujuan itu;
⊙ akurat dan, jika perlu, terus diperbarui; dan
⊙ tidak disimpan lebih lama dari yang diperlukan untuk mencapai
tujuan yang dinyatakan di bawah persetujuan dan / atau
partisipasi yang diperoleh.
The Right to
Privacy and
Security
37
38. ⊙ Setiap orang memiliki hak untuk mengatur
pengumpulan, penggunaan, dan pengungkapan
informasi pengenal pribadi (personally identifiable
information/PII) dan agregat data yang mencakup
informasi pribadi mereka, seperti informasi yang dapat
diidentifikasi secara demografis (demographically
identifiable information/DII).
⊙ Populasi memiliki hak untuk mendapat informasi yang
cukup tentang kegiatan informasi selama semua fase
perolehan dan penggunaan informasi.
⊙ Hak untuk agensi data mencakup hak untuk perlindungan
dari eksperimen non-konsensual, dan termasuk konsep
persetujuan, partisipasi, dan pemberitahuan
pengumpulan dan penggunaan data.
The Right to
Data Agency
38
39. ⊙ Semua orang memiliki hak untuk memperbaiki
(rectification) data yang terbukti salah, tidak
akurat, atau tidak lengkap yang dikumpulkan
tentang mereka. Sebagai bagian dari hak ini,
individu dan komunitas memiliki hak untuk
menetapkan keberadaan dan akses ke data pribadi
yang dikumpulkan tentang diri mereka sendiri.
⊙ Semua orang memiliki hak untuk mendapatkan
ganti rugi (redress) dari pihak-pihak terkait ketika
kerusakan disebabkan sebagai akibat dari baik data
yang dikumpulkan tentang mereka atau cara di
mana data yang berkaitan dengan mereka
dikumpulkan, diproses, atau digunakan.
The Right to
Rectification
and Redress
39
42. Epidemiological sense & purpose
⊙ Aplikasi dan data apa pun yang dikumpulkan harus
digunakan secara eksklusif untuk penanggulangan
Pandemi. Penggunaan lain apa pun harus secara
teknis dicegah sejauh mungkin dan dilarang secara
hukum.
⊙ Aplikasi "pelacakan kontak" harus dapat
membantu mengurangi jumlah infeksi secara
nyata.
⊙ Validasi penilaian ini adalah tanggung jawab
epidemiologi. Jika ternyata "pelacakan kontak"
melalui aplikasi tidak berguna atau tidak
memenuhi tujuan, percobaan harus dihentikan.
Kriteria
Sosial
(1)
42
https://www.ccc.de/en/updates/2
020/contact-tracing-requirements
43. Voluntariness & freedom from discrimination
⊙ Aplikasi "pelacakan kontak" memerlukan
penyebaran tingkat tinggi di masyarakat, namun
Distribusi luas ini tidak boleh dicapai dengan
paksa, tetapi hanya dengan menerapkan sistem
yang dapat dipercaya yang menghormati privasi.
⊙ Terhadap latar belakang ini, tidak boleh ada
pungutan biaya untuk penggunaan serta tidak ada
insentif keuangan untuk penggunaanya.
⊙ Aplikasi harus secara teratur memberi tahu orang-
orang tentang operasinya dan memungkinkan
pengguna untuk penonaktifan sementara
sederhana dan/atau penghapusan permanen.
Kriteria
Sosial
(2)
43
44. Fundamental Privacy
⊙ Aplikasi harus dikembangkan dengan prinsip
privasi sejak awal.
⊙ Langkah-langkah teknis yang dapat diverifikasi
seperti kriptografi dan teknologi anonimisasi harus
memastikan privasi pengguna.
⊙ Tidak dapat mengandalkan "kepercayaan" dan
janji pengembang Aplikasi, namun berdasarkan
ketentuan perundangan yang melindungi privasi.
⊙ Sebagai prinsip dasar, pengguna tidak harus
'mempercayai' orang atau lembaga apa pun
dengan data mereka, tetapi harus menikmati
keamanan teknis yang terdokumentasi dan teruji.
Kriteria
Sosial
(3)
44
45. Transparency & Verifiability
⊙ Kode sumber lengkap untuk aplikasi dan
infrastruktur harus tersedia secara bebas tanpa
batasan akses untuk memungkinkan audit oleh
semua pihak yang berkepentingan.
⊙ Teknik pembuatan yang dapat direproduksi harus
digunakan untuk memastikan bahwa pengguna
dapat memverifikasi bahwa aplikasi yang mereka
unduh telah dibuat dari kode sumber yang diaudit.
⊙ Pengembang Aplikasi memiliki kompetensi, dan
memiliki tanggung jawab moral, sosial dan juga
Hukum.
Kriteria
Sosial
(4)
45
46. Data economy
⊙ Hanya data dan metadata minimal yang diperlukan untuk
tujuan aplikasi yang dapat disimpan dan tidak boleh ada pusat
data apa pun yang tidak spesifik untuk kontak antara orang dan
durasinya.
⊙ Jika data tambahan seperti informasi lokasi direkam secara lokal
di telepon, pengguna tidak boleh dipaksa atau diminta untuk
meneruskan data ini kepada pihak ketiga.
⊙ Data yang tidak lagi dibutuhkan harus dihapus. Data sensitif
juga harus dienkripsi secara aman di telepon.
⊙ Untuk pengumpulan data sukarela untuk tujuan penelitian
epidemiologis yang melampaui tujuan sebenarnya dari
pelacakan kontak, persetujuan terpisah yang jelas harus
diperoleh secara eksplisit di antarmuka aplikasi dan harus
dimungkinkan untuk mencabutnya kapan saja. Persetujuan ini
tidak boleh menjadi prasyarat untuk digunakan.
Kriteria
Teknis
(1)
46
47. No central entity to trust
⊙ Pelacakan kontak sepenuhnya anonim tanpa server pusat yang
tahu segalanya; secara teknis memungkinkan.
⊙ Ketergantungan privasi pengguna pada kepercayaan dan
kompetensi operator infrastruktur pusat secara teknis tidak
diperlukan.
No creation of central movement or contact profiles
⊙ Sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga profil
gerakan (pelacakan lokasi) atau profil kontak (pola kontak yang
sering dilacak ke orang tertentu) tidak dapat dibuat dengan
sengaja atau tidak sengaja.
⊙ Metode seperti GPS pusat / pencatatan lokasi atau
menghubungkan data ke nomor telepon, akun media sosial,
dan sejenisnya harus ditolak sebagai masalah prinsip.
Kriteria
Teknis
(2)
47
48. Anonymity
⊙ Data yang dikumpulkan oleh masing-masing perangkat
tentang perangkat lain harus tidak dapat mengetahui
identitas penggunanya. Karena itu, dimungkinkan untuk
menggunakan sistem tanpa mengumpulkan atau
mendapatkan data pribadi apa pun.
⊙ ID untuk "pelacakan kontak" melalui teknologi nirkabel
(mis. Bluetooth atau ultrasound) tidak boleh dilacak oleh
orang dan harus sering diubah. Karena alasan ini,
dilarang menghubungkan atau mendapatkan ID dengan
data komunikasi yang menyertainya seperti token push,
nomor telepon, alamat IP yang digunakan, ID
perangkat, dll
Kriteria
Teknis
(3)
48
49. Unlinkability
⊙ Desain pembuatan ID sementara harus sedemikian rupa
sehingga ID tidak dapat diartikan dan ditautkan tanpa
memiliki kunci pribadi yang dikendalikan pengguna.
Karenanya mereka tidak boleh berasal dari informasi
pengidentifikasi pengguna lain secara langsung atau
tidak langsung.
Unobservability of communication
⊙ Walaupun transmisi pesan antar device dapat diamati,
namun secara otomatis tidak boleh dapat
menyimpulkan bahwa seorang pengguna terinfeksi atau
tidak karena adanya kontak
Kriteria
Teknis
(4)
49
51. 51
⊙How smartphones could use
Bluetooth to track COVID-19
Smartphones could generate complex strings of
characters and exchange them, providing a way to
know what people have been near each other without
the need for personal information.
52. 52
A Global Coalition for Privacy-First Digital Contact Tracing Protocols to Fight COVID-19
On Sunday, April 5, 2020, a global, open coalition emerged for digital contact tracing protocols to flatten the
curve and stop the spread of COVID-19 while reopening the economy.
https://tcn-coalition.org/
A TCN Coalition statement in response to the Apple/Google announcement on
Friday, April 10 is available here.
Tanggapan
Anda?
Silakan Diskusi