TES RORSCHACH merupakan tes proyektif yang menggunakan 10 kartu bercak tinta untuk mengungkapkan kepribadian seseorang. Sistem Komprehensif Exner menstandarisasi administrasi, skoring, dan interpretasi tes ini agar menjadi lebih valid dan reliabel dengan membuat kategori penentuan skor dan norma yang terpisah untuk dewasa, anak, dan remaja.
Raven Progressive Matrices (RPM) adalah tes intelegensi yang dirancang oleh Dr. John Carlyr Raven pada tahun 1936 untuk mengukur kemampuan penalaran abstrak secara kultur netral. Terdapat beberapa jenis RPM yaitu SPM, CPM, dan APM yang masing-masing dirancang untuk kelompok usia tertentu dan mengukur aspek-aspek seperti daya abstraksi, berpikir logis, dan konsentrasi.
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosialAnis Qurli
Dokumen tersebut membahas tentang psikologi sosial dan metode penelitian psikologi sosial. Psikologi sosial mempelajari tingkah laku manusia dalam konteks sosial dengan pendekatan psikologis, sosiologis, dan antropologis. Metode penelitian psikologi sosial meliputi observasi, wawancara, angket, eksperimen, dan lainnya.
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosialajengseptiana
[Ringkasan]
Ada beberapa cara untuk mengenal diri sendiri, yaitu melalui introspeksi, mengamati perilaku diri, dan memperoleh umpan balik dari orang lain. Teori psikologi menunjukkan bahwa self terdiri dari bagian yang diketahui dan yang mengetahui, serta memiliki fungsi organisasi dan regulasi diri. Budaya dan gender dapat mempengaruhi konsep diri seseorang.
Dokumen tersebut merupakan contoh hasil skoring tes CFIT pada seorang testee berusia 14 tahun 5 bulan dengan nilai raw score 32 dan skor standar 16 yang menghasilkan IQ 134.
Raven Progressive Matrices (RPM) adalah tes intelegensi yang dirancang oleh Dr. John Carlyr Raven pada tahun 1936 untuk mengukur kemampuan penalaran abstrak secara kultur netral. Terdapat beberapa jenis RPM yaitu SPM, CPM, dan APM yang masing-masing dirancang untuk kelompok usia tertentu dan mengukur aspek-aspek seperti daya abstraksi, berpikir logis, dan konsentrasi.
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosialAnis Qurli
Dokumen tersebut membahas tentang psikologi sosial dan metode penelitian psikologi sosial. Psikologi sosial mempelajari tingkah laku manusia dalam konteks sosial dengan pendekatan psikologis, sosiologis, dan antropologis. Metode penelitian psikologi sosial meliputi observasi, wawancara, angket, eksperimen, dan lainnya.
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosialajengseptiana
[Ringkasan]
Ada beberapa cara untuk mengenal diri sendiri, yaitu melalui introspeksi, mengamati perilaku diri, dan memperoleh umpan balik dari orang lain. Teori psikologi menunjukkan bahwa self terdiri dari bagian yang diketahui dan yang mengetahui, serta memiliki fungsi organisasi dan regulasi diri. Budaya dan gender dapat mempengaruhi konsep diri seseorang.
Dokumen tersebut merupakan contoh hasil skoring tes CFIT pada seorang testee berusia 14 tahun 5 bulan dengan nilai raw score 32 dan skor standar 16 yang menghasilkan IQ 134.
Jung melihat kepribadian manusia terdiri dari berbagai sistem yang saling berinteraksi, termasuk ego, kompleks-kompleks dalam ketidaksadaran pribadi, archetype-archetype dalam ketidaksadaran kolektif seperti anima-animus dan shadow, serta fungsi-fungsi berpikir, merasa, mengindera dan intuitif. Self dipandang sebagai pusat keseimbangan kepribadian. Perkembangan kepribadian meliputi pengelolaan insting, penyad
Tes Rothwell-Miller Interest Blank (RMIB) digunakan untuk mengukur minat seseorang terhadap berbagai jenis pekerjaan melalui 12 kategori pekerjaan. Tes ini dilakukan dengan memberikan rating dari 1 hingga 12 untuk setiap pekerjaan berdasarkan tingkat minat, kemudian hasilnya diinterpretasi untuk mengetahui pola minat individu."
Eksperimen merupakan metode penelitian kuantitatif untuk menemukan hubungan sebab akibat dengan manipulasi variabel independen dan pengukuran variabel dependen. Terdapat tujuh tahapan pelaksanaan eksperimen yaitu mengenal masalah, memilih variabel, desain, pelaksanaan, analisis data, kesimpulan, dan etika untuk melindungi subjek. Validitas internal penting untuk memastikan hasil penelitian hanya dipengaruhi variabel independen.
Dokumen tersebut membahas tentang persepsi sosial, termasuk pengertian persepsi sosial, ruang lingkup persepsi sosial, hubungan antara persepsi sosial dan kesehatan mental, ekspresi emosi pada wajah, perilaku nonverbal, budaya dan saluran komunikasi nonverbal, komunikasi nonverbal multikanal, serta perbedaan jenis kelamin dalam komunikasi nonverbal.
Tes Kreativitas Verbal dan Figural merupakan alat ukur untuk mengidentifikasi potensi kreatif seseorang yang dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1977. Kedua tes tersebut terdiri dari beberapa subtes yang mengukur kelancaran ide, fleksibilitas pemikiran, dan kemampuan elaborasi berdasarkan teori Guilford tentang tiga dimensi kemampuan intelek.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian bakat sebagai kemampuan khusus seseorang yang dapat dikembangkan melalui latihan, konsep bakat yang muncul karena ketidakpuasan terhadap tes inteligensi, dan berbagai tes bakat seperti DAT, GATB, FACT, Kreplin, dan SAT beserta karakteristiknya.
Hans Eysenck adalah psikolog Inggris yang mengembangkan teori kepribadian berdasarkan faktor-faktor genetik dan fisiologi. Menurut teorinya, perbedaan kepribadian berasal dari warisan genetik dan terdiri atas tiga dimensi yaitu ekstraversi, neurotisme, dan psikotisme. Ia mengukur kepribadian ini melalui beberapa inventori seperti MPI, EPI, EPQ, dan EPQ-R.
Tes kognitif dan non-kognitif memberikan ringkasan mengenai pengertian, jenis, dan contoh soal tes kognitif dan non-kognitif. Tes kognitif digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual seseorang melalui soal objektif dan esai, sedangkan tes non-kognitif mengukur sifat kepribadian dengan kuesioner, wawancara, skala, dan portofolio.
Tes IST merupakan tes inteligensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer pada tahun 1953 di Jerman. Tes ini terdiri dari sembilan subtes yang masing-masing mengukur aspek kecerdasan tertentu. Hasil tes digunakan untuk menentukan taraf kecerdasan, gaya berpikir (Festigung-Flexibilität dan profil M-W), serta rekomendasi jurusan berdasarkan kekuatan subtes tertentu. Tes ini telah diadaptasi di Indonesia.
Tes grafis, DAP, dan HTP merupakan alat ukur kepribadian proyektif yang menganalisis gambar rumah, pohon, dan orang untuk memahami sifat emosi, motivasi, dan hubungan sosial seseorang. Tes-tes tersebut didasarkan pada asumsi bahwa gambar merefleksikan hal-hal tak sadar dan memberikan petunjuk mengenai kepribadian, minat, dan konflik internal seseorang. Administrasi dan interpretasi tes mempertimbangkan fak
Jung melihat kepribadian manusia terdiri dari berbagai sistem yang saling berinteraksi, termasuk ego, kompleks-kompleks dalam ketidaksadaran pribadi, archetype-archetype dalam ketidaksadaran kolektif seperti anima-animus dan shadow, serta fungsi-fungsi berpikir, merasa, mengindera dan intuitif. Self dipandang sebagai pusat keseimbangan kepribadian. Perkembangan kepribadian meliputi pengelolaan insting, penyad
Tes Rothwell-Miller Interest Blank (RMIB) digunakan untuk mengukur minat seseorang terhadap berbagai jenis pekerjaan melalui 12 kategori pekerjaan. Tes ini dilakukan dengan memberikan rating dari 1 hingga 12 untuk setiap pekerjaan berdasarkan tingkat minat, kemudian hasilnya diinterpretasi untuk mengetahui pola minat individu."
Eksperimen merupakan metode penelitian kuantitatif untuk menemukan hubungan sebab akibat dengan manipulasi variabel independen dan pengukuran variabel dependen. Terdapat tujuh tahapan pelaksanaan eksperimen yaitu mengenal masalah, memilih variabel, desain, pelaksanaan, analisis data, kesimpulan, dan etika untuk melindungi subjek. Validitas internal penting untuk memastikan hasil penelitian hanya dipengaruhi variabel independen.
Dokumen tersebut membahas tentang persepsi sosial, termasuk pengertian persepsi sosial, ruang lingkup persepsi sosial, hubungan antara persepsi sosial dan kesehatan mental, ekspresi emosi pada wajah, perilaku nonverbal, budaya dan saluran komunikasi nonverbal, komunikasi nonverbal multikanal, serta perbedaan jenis kelamin dalam komunikasi nonverbal.
Tes Kreativitas Verbal dan Figural merupakan alat ukur untuk mengidentifikasi potensi kreatif seseorang yang dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1977. Kedua tes tersebut terdiri dari beberapa subtes yang mengukur kelancaran ide, fleksibilitas pemikiran, dan kemampuan elaborasi berdasarkan teori Guilford tentang tiga dimensi kemampuan intelek.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian bakat sebagai kemampuan khusus seseorang yang dapat dikembangkan melalui latihan, konsep bakat yang muncul karena ketidakpuasan terhadap tes inteligensi, dan berbagai tes bakat seperti DAT, GATB, FACT, Kreplin, dan SAT beserta karakteristiknya.
Hans Eysenck adalah psikolog Inggris yang mengembangkan teori kepribadian berdasarkan faktor-faktor genetik dan fisiologi. Menurut teorinya, perbedaan kepribadian berasal dari warisan genetik dan terdiri atas tiga dimensi yaitu ekstraversi, neurotisme, dan psikotisme. Ia mengukur kepribadian ini melalui beberapa inventori seperti MPI, EPI, EPQ, dan EPQ-R.
Tes kognitif dan non-kognitif memberikan ringkasan mengenai pengertian, jenis, dan contoh soal tes kognitif dan non-kognitif. Tes kognitif digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual seseorang melalui soal objektif dan esai, sedangkan tes non-kognitif mengukur sifat kepribadian dengan kuesioner, wawancara, skala, dan portofolio.
Tes IST merupakan tes inteligensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer pada tahun 1953 di Jerman. Tes ini terdiri dari sembilan subtes yang masing-masing mengukur aspek kecerdasan tertentu. Hasil tes digunakan untuk menentukan taraf kecerdasan, gaya berpikir (Festigung-Flexibilität dan profil M-W), serta rekomendasi jurusan berdasarkan kekuatan subtes tertentu. Tes ini telah diadaptasi di Indonesia.
Tes grafis, DAP, dan HTP merupakan alat ukur kepribadian proyektif yang menganalisis gambar rumah, pohon, dan orang untuk memahami sifat emosi, motivasi, dan hubungan sosial seseorang. Tes-tes tersebut didasarkan pada asumsi bahwa gambar merefleksikan hal-hal tak sadar dan memberikan petunjuk mengenai kepribadian, minat, dan konflik internal seseorang. Administrasi dan interpretasi tes mempertimbangkan fak
2. Apa itu Apersepsi?
1.
2.
3.
Menyatupadukan dan mengasimilasikan
pengamatan dengan pengalaman
Kesadaran berasosiasi dengan kesan lama
sehingga munculkasn kesan baru
Tanda yang diterima individu atas objek
tertentu
Apersepsi/getaran Panca Indera
PERSEPSI
3. Sejarah Thematic Apperception
Test (TAT)
Morgan dan Murray @Harvard Psyhcological
Clinic
Thematic Apperception Test (TAT) adalah tes yang
mengapersepsikan tema dari gambar yang ambigu
atau tidak jelas atau tidak terstruktur
Setumpuk kartu bergambar yang mengandung
ekspresi-ekspresi yang kuat
Di kategorikan berdasarkan gender
B boys
G girls
M-F male and female
4. Sejarah Thematic Apperception
Test (TAT)
Tahun 1935 : Morgan Murray
30 kartu bergambar + 1 kartu kosong (blank
card)
Menggambarkan berbagai situasi sosial dan
interpersonal
Menggambarkan atau menceritakan sebuah
cerita setiap gambar kepada tester
Tahun 1938 : Murray merevisi
19 kartu bergambar dan 1 kartu kosong
5. Kegunaan
1.
2.
3.
Mengungkap dinamika kepribadian
Dapat digunakan untuk menafsirkan atau
menginterpretasikan segala bentuk tingkah
laku menyimpang atau abnormal
Pengantar untuk melaksanakan serangkaian
interview dalam psikoterapi
6. Dasar Pemikiran (Asumsi)
Sebab
(1)
(2)
Tidak semua orang
dapat
mengkomunikasikan
dengan jelas mengenai
ide dan sikapnya yang
ada dalam kesadaran
Banyak hal yang tidak
disadari oleh
seseorang, yang tidak
mampu untuk
Sehingga
(S)ambigu (R)need &
press
pengalaman masa lalu
kebutuhan masa kini
lingkungan
7. Aspek yang Diungkap
1. Mental
2. Imajinasi
3. Dinamika Keluarga
4. Penyesuaian terhadap diri sendiri
5. Emosi
6. Penyesuaian Seksual
7. Behavioral
8. Prosedur Pelaksanaan
1. Building raport
2. Tester menyediakan tempat duduk tegak
3. Tester menyiapkan materi tes
4. Tester memberi petunjuk
5. Tester mencatat atau merekam ;
Manual Recording
Self Recording
Stenografi
Machine Recording
Hidden Microphone
9. Karakteristik kartu-kartu TAT
Kejelasan
struktur
konteks/situa
si orang dan
objek
tampak jelas
Situasi
kejadiannya.
Biasa atau
lur
biasa, ditinja
u dari
pengalaman
manusia
pada
umumnya
Bermanusi
a atau
tidak
Sederhana
dan rumitnya
bentuk, tanpa
memandang
sederhana
dan rumitnya
isi
10. Kriteria Pemilihan Kartu
Stimulus latent yang ditimbulkan
Hubungan interpersonal yang paling
dasar
Penyajian kenyataan
Intensitas
Fleksibilitas dan keraguan
Kecocokan dengan simbol-simbol
budaya
Kecocokan bagi problem-problem
11. No Kartu
keterangan kartu dan stimulus
latent Stimulus yang dihasilkan
Keterangan kartu
1
Gambar anak sedang memandangi
biolanya
Keinginan untuk berprestasi,
Hubungan dengan orang tua
2
Gambar wanita sedang membawa buku
dan melihat ke arah lain
Seorang
anak
laki-laki
&
anak
perempuan sedang menutupi wajahnya.
Seorang wanita sedang memegang
tubuh laki-laki, tetapi laki-laki tersebut
melihat ke arah lain.
Ambisi klien , sikap terhadap
orang tua.
Seorang wanita tua melihat ke arah
dalam ruangan.
Sikap terhadap tokoh ibu,
terutama dari segi larangan
atau pengawasan.
Gambar laki-laki muda dan wanita tua.
Konflik antara ibu dan anak
laki-laki.
3BF &
3GF
4
5
6BM
7BM &
7GF
Putus asa, Kesedihan,
Depresi, konflik.
·Situasi konflik dalam rumah
tangga, Sikap terhadap jenis
kelamin lain (aspek seksual)
Gambar pria tua memandang pria muda. Sikap ayah terhadap anak laki-laki
atau terhadap sesama jenis Sikap
Gambar wanita tua memandang wanita
Ibu terhadap anak perempuan atau
muda
terhadap sesama jenis.
12. Continue
No
Kartu
8BM &
8GF
9BM
Keterangan Kartu
Stimulus yang dihasilkan
Gambar pria & wanita muda sedang
melamun.
Ambisi positif (kemampuan
merancang masa depan)
Hubungan teman sesama
jenis
Sikap
terhadap
Gambar 4 pria muda sedang tidur di atas
rumput.
kehidupan seksual.
10
Gambar kepala seorang wanita muda bersandar dibahu seorang pria.
Hubungan antara lawan jenis atau Hubungan dengan
orang tua.
11
Gambar suatu jalan menyusuri jurang yang dalam diantara batu cadas terjal.
Diatas jalan ada gambaran yang tidak jelas.
Ketakutan terhadap agresi atau rasa ingin tahu klien
yang
besar
terhadap
hal-hal
yang
berbahaya/mengancam.
Gambar wanita muda dan wanita tua.
Hubungan antara wanita yang
berbeda umur.
Masalah seksual
12 F
13 MF
13B
14
Gambar laki-laki dan wanita.
Gambar anak laki-laki duduk di pintu
Perasaan kesepian dan tidak
berarti.
Gambar bayangan seorang pria (atau Ambisi
dan
pengaturan
wanita) pada jendela yang terang. Gambar rencana menghadapi masa
sisanya seluruhnya gelap.
depan.
13. Continu
e
No
Kartu
15
16
17 BM
18BM
19
20
Keterangan kartu
Stimulus yang dihasilkan
Gambar seorang pria kurus dengan Ide-ide
mengenai
kesusahan,
tangan terpadu berdiri diantara batu kematian, dan permusuhan.
nisan.
Blank Card
Pantulan dari timbunan kecemasan
atau ambisi yang telah menumpuk
pada cerita sebelumnya.
Gambar laki-laki sedang bergelayut di Tingkat masalah/konflik yang belum
seutas tali.
dapat diatasi
Seorang pria dipegang erat dari Perasaan tidak berdaya.
belakang oleh tiga tangan.
Gambar
yang
menyeramkan, Keinginan akan rasa aman, caramelukiskan
kumpulan
awan cara yang dapat mengatasi frustasi
menyelimuti pondok yang tertutup yang ditimbulkan oleh lingkungan.
salju di pedesaan.
Gambar remang-remang seorang pria Kesepian, keragu-raguan, agresi,
20. Sejarah
Diciptakan oleh seorang psikiater
Swiss bernama Hermann
Rorschach pada tahun 1921
dalam monografnya
Psychodiagnostik.
Dalam
psychodiagnostic, Rorschach
menulis bahwa dia telah
menyeleksi satu seri bercak tinta
yang terdiri dari 10 kartu dari
beribu-ribu kartu yang telah
dicobakan.
Asumsi dasar atau dasar
pemikiran dari Rorschach dalam
mengembangkan alat ukur
kepribadian proyektif dengan
teknik noda tinta ini adalah
bahwa ada hubungan antara
21. Bentuk bercak tinta yang banyak arti
(ambiguous) dan tidak berstruktur
(unstructured) memberi banyak kesempatan
bagi subjek untuk mempersepsi secara
personal.
22. Kartu I (Akromatik)
Kartu ini memiliki
bercak besar yang
berwarna hitam hitam
ke abu-abuan dengan
empat lubang putih
yang menyolok di
tengah . Reaksi
pertama subjek
biasanya akan
menggunakan
keseluruhan bercak
dan melihatnya
sebagai makhluk
23. Kartu IV (Akromatik)
Bercak tinta pada kartu
ini menimbulkan kesan
besar, berat, utuh, atau
massive. Kartu ini
berwarna hitam dengan
shading yang kuat dan
jelas
bentuknya, sehingga
sering membingungkan
subjek. Respon yang
sering muncul pada
kartu ini adalah
monster, raksasa,gorila
yang sedang duduk
atau berjalan
mendekat.
24. Kartu V (Akromatik)
Bentuk bercak dalam
kartu ini sangat
jelas, hampit semua
berwarna hitam pekat
rata, dengan shading
tidak kuat.
Kebanyakan subjek
akan mudah
memberikan
respon, terutama bagi
yang mengalami
kesulitan memberikan
respon pada kartu
sebelumnya.
25. Kartu VI (Akromatik)
Kartu ini disebut
sebagai sex
card, karena bagian
atas sering dipersepsi
sebagai alat kelamin
pria ; di bagian bawah
dipersepsi sebagai
alat kelamin wanita ;
dan bagian lain yang
menimbulkan kesan
hal-hal yang
berhubungan dengan
organ seksual
26. Kartu VII (Akromatik)
Bercak tinta pada
kartu ini mempunyai
kesan ringan dan
lembut. Warnanya
abu-abu muda
dengan sedikit bagian
agak gelap di bagian
tengah bawah. Kartu
ini memungkinkan
subjek memberi
respon secara
keseluruhan berupa
awan dan asap.
27. Kartu II (Kromatik)
Pada kartu ini, subjek
memberi jawaan
dengan menggunkan
bagian bercak secara
terpisah. Subjek
dengan kemampuan
mengorganisir, mamp
u melihat bercak
secara keseluruhan.
Bagian yang
berwarna hitam
sering direspon
sebagai manusia atau
binatang yang sedang
bergerak.
28. Kartu III (Kromatik)
Kartu ini terdiri dari dua
bagian berwarna hitam
kebau-abuan yang
terpisah dan dihubungkan
dengan warna abu-abu
muda. Di antara kedua
bagian itu terdapat bercak
merah. Kartu ini tampak
terpisah-pisah secara jelas
dan lebih sugestif,
sehingga lebih mudah bagi
subjek untuk memberikan
respon. Oleh karena itu,
kartu ini sering disebut
sebagai “kartu penolong”
(recovery card)
29. Kartu VIII (Kromatik)
Kartu ini adalah kartu
yang seleruhnya
berwarna. Bentuk
bercak agak kecil,
menyatu dengan
beberapa bagian
yang jelas dan
terpisah.
Bagian samping
berwarna merah
muda sering direspon
sebagai bentuk
binatang berkaki
empat yang sedang
bergerak.
30. Kartu IX (Kromatik)
Bercak tinta pada kartu ini
menimbulkan kesan besar
dibandingkan dengan
bercak pada kartu-kartu
yang lain. Namun, bentuk
atau strukturnya tidak
jelas, sehingga sulit untuk
membedakan bagianbagiannya. Warna-warna
saling bertumpang tindih
atau tercampur. Struktur
mengalami kesulitan untuk
memberi jawaban secara
keseluruhan.
31. Kartu X (Kromatik)
Pada kartu ini, warnawarna tersebar secara
terpisah, sehingga sulit
bagi subjek untuk
melihat bercak sebagai
suatu yang utuh.
Subjek yang memiliki
kemampuan
mengorganisasikan
bercak dengan
baik, akan
memunculkan respon
palet seorang pelukis
atau pemandangan
dibawah laut.
32. SISTEM KOMPREHENSIF
EXNER
Pada tahun 1960an, Tes Rorschach menjadi kurang dihargai
sebagai instrumen psikometri. Disebabkan karena kelemahan
metode tes itu sendiri, sehingga lama-kelamaan hasil tes
Rorschach dianggap tidak memadai. Kemudian John E
Exner, Jr, Samuel Beck, dan Bruno Klopfer mencoba
memperbaiki metode dan membuatnya menjadi satu sistem
tunggal. Usaha ini mereka lakukan selama hampir 25 tahun, dan
mereka berhasil menempatkan Tes Rorschach memiliki dasar
psikometri yang kuat. Usaha yang mereka lakukan adalah :
1. membuat administrasi tes, sistem skoring, dan interpretasi
yang terstandar dan diseleksi atas dasar perbandingan empiris
2. mengkodofikasikan respon pada beberapa kategori penentuan
skor yang berbeda, meliputi lokasi, determinan,kualitas
bentuk, isi, aktivitas organisasional, dan popularitas
3. membuat norma tes untuk orang dewasa, anak-anak, dan
remaja secara terpisah