SlideShare a Scribd company logo
OLEH:
ANIS QURLI W.W (46112120004)
METODE PENELITIAN DAN
ETIKA
PSIKOLOGI SOSIAL
LATAR BELAKANG PSIKOLOGI
SOSIAL
PSIKOLOGI
SOSIAL
Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya,
Psikologi sosial mempelajari tingkah laku
manusia di dalam suatu situasi sosial.
Sebagai ilmu pengetahuan yang masih
muda maka latar belakang pertumbuhan
Psikologi Sosial berasal dan terpengaruh
oleh ilmu-ilmu sosial lain seperti Sosiologi,
Anthropologi dan Psikologi yang
mempunyai usia lebih tua.
KEDUDUKAN PSIKOLOGI
SOSIAL
PSIKOLOGI
SOSIOLOGIANTROPOLOGI
PSIKOLOGI SOSIAL
SEJARAH PERKEMBANGAN
PSIKOLOGI SOSIAL
Sejarah Psikologi Sosial mempunyai hubungan
yang erat dengan aliran-aliran dalam Psikologi
Sosial yang telah diterangkan pada bagian
muka.
Sejarah Psikologi Sosial akan mengungkap
secara lebih rinci tentang sumbangan pemikiran
ahli-ahli ilmu pengetahuan sosial di luar
Psikologi Sosial sehingga pertumbuhan
Psikologi Sosial menjadi ilmu pengetahuan tidak
perlu diragukan.
DEFINISI PSIKOLOGI SOSIAL
Mc. David dan Herani (1968)
Psikologi Sosial adalah lapangan studi tentang
pengalaman dan tingkah laku individu dalam
hubungannya dengan individu lain, kelompok
dan kebudayaan.
Oldentorff (1955)
Psikologi Sosial adalah pengetahuan tentang
tingkah laku individu dalam hubungannya
dengan situasi sosial.
.....LANJUTAN
Jones dan Gerard (1967)
Psikologi Sosial adalah suatu bagian dari
cabang Psikologi yang secara khusus
memuat lapangan studi tentang tingkah
laku individu sebagai sesuatu fungsi dari
ransangan sosial.
Muzafer Sherif dan C.W Sherif (1956)
Psikologi Sosial adalah lapangan studi
tentang pengalaman dan tingkah laku
individu dalam hubungannya dengan
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI
SOSIAL
Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses
individual
Contoh : konsepsi, motivasi, belajar sosial, frustasi,
mekanisme pertahanan
Studi tentang proses-proses individual bersama
Contoh : sikap sosial, peranan sosial, situasi sosial,
kelompok sosial, propaganda, kabar angin.
Studi tentang interaksi kelompok
Contoh : komunikasi, interaksi sosial,
kepemimpinan, tingkah laku massa, ketegangan
internasional.
PENDEKATAN PSIKOLOGI
SOSIAL
Pendekatan Menurut S. Stansfeld
Sargend
Pendekatan Menurut David
O.Scars
Pendekatan Menurut S.
Stansfeld Sargend
Pendekatan Sosiologis
Adanya pengaruh kehidupan kelompok seperti kebiasaan,
institusi dan tingkah laku sosial terhadap kepribadian Individu.
Terbentuknya kepribadian individu menyebabkan individu yang
bersangkutan memiliki tingkah laku sosial sehingga menjadi
makhluk sosial, artinya individu tersebut dapat berkomunikasi
dengan individu lainnya.
Pendekatan Psikologis
Pendekatan ini dikemukakan oleh Floyd H. Allport yang
mempunyai pendapat sebagai berikut :
1. Bahwa tingkah laku sosial individu hanya dapat dipelajari dari
individu yang bersangkutan bukan dari lingkungan.
2. Tiap-tiap kelompok mempunyai jiwa kelompok yang berbeda
dengan jiwa individu
3. Dasar tingkah laku sosial individu berasal dari prepostent
reflexes yang artinya semacam insting yang telah diubah oleh
pengaruh kondisi sosial.
.....LANJUTAN
Pendekatan Intergratif
1. Dari Ahli Antropologi
Kepribadian kebudayaan individu sangat dipengaruhi oleh
pola kebudayaan di mana individu itu dibesarkan. Dalam
kepribadian individu termasuk trait, emosi, dorongan, sikap dan
kebiasaan, sedangkan tingkah laku sosial termasuk peran jenis
kelamin, reaksi motorik sosial dan interaksi sosial.
2. Dari Ahli Psikoanalisa
Adanya pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian yang
menyimpang dari kebiasaan pada umumnya.Penyimpangan ini
tampak pada tingkah laku individu yang berupa penyesuaian diri
yang salah, sakit mental, selalu menentang dan neurosis.
3. Dari Ahli Teori Medan
Setiap situasi sosial selalu mempengaruhi individu
sehingga dalam situasi sosial tersebut yang penting bagaimana
individu yang bersangkutan menanggapi dan
menginterprestasikan situasi sosial serta berbuat sesuai dengan
situasi sosialnya.
Pendekatan Menurut David O.Scars
Pendekatan Psikologis
1. Naluri
Konrad Lorenz berpendapat bahwa dorongan agresif didalam setiap diri individu ada sejak
lahir dan tidak dapat dirubah. Dorongan ini sangat berpengaruh terhadap tingkah laku individu.
Sigmund freud berpendapat bahwa dorongan bawaan mengarahkan individu untuk
melakukan aktivitas yang sifatnya merusak atau sebaliknya.
2. Perbedaan Genetik
Setiap individu memiliki susunan genetik yang berbeda satu dengan yang lain. Dari
perbedaan itu ternyata menimbulkan tingkah laku pada masing-masing individu.
Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar ini menjadi dasar dari teori Bahaviorisme dalam upaya menerangkan
dari mana tingkah laku individu itu berasal.
Pendekatan Insentif
Secara umum pendekatan insentif menerangkan bahwa individu berperilaku sebagai
sesuatu hal yang ditentukan oleh insentif yang tersedia bagi bermacam-macam tindakannya.
Pertimbangan adalah tingkah lakunya didasarkan pada keuntungan dan kerugian yang diperoleh
dari setiap perilakunya tersebut. Keuntungan dan kerugian inilah merupakan insentif (dorongan)
seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan pada situasi yang sedang dihadapi.
Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif menggambarkan bahwa seseorang individu bertingkah laku sangat
bergantung pada cara individu tersebut mengenali situasi sosial. Dalam pengamatan terhadap
situasi sosial, individu dituntut untuk melaksanakan presepsi sosial yang baik, artinya
bagaimana individu menanggapi, berfikiran dan berkeyakinan terhadap situasi sosialnya
sehingga individu tersebut dapat mengambil tingkah laku yang benar dan tepat.
METODE PENELITIAN
PSIKOLOGI SOSIAL
TUJUAN RISET
PENELTIAN
1.Deskripsi
Salah satu tujuan utama adalah memberi deskripsi
yang cermat dan sistematis tentang perilaku sosial agar
psikolog sosial bisa membuat generalisasi yang reliabel
tentang bagaimana orang bertindak di berbagai setting
sosial.
2.Analisis Kausal
Banyak riset di bidang psikologi bertujuan untuk
mengetahui hubungan sebab akibat.
3.Penyusunan Teori
Tujuan ketiga adalah menyusun teori perilaku sosial
yang membantu psikolog memahami alasan dari perilaku
seseorang.
4.Aplikasi
Pengetahuan psikologi sosial dapat diaplikasikan
untuk memecahkan problem sosial sehari-hari.
MENENTUKAN PARTISIPAN
Dalam penelitian psikologi sosial, berawal dari
bagaimana periset menentukan siapa yang akan
diteliti? Salah satu titik awalnya adalah
mempelajari tentang orang yang mengambil
kesimpulan. Ini dinamakan sampel respresentatif.
Cara terbaik untuk memastikan keterwakilan
adalah mempelajari sampel acak dari populasi.
Dalam istilah formal, random sample (sample
acak mewakili populasi yang akan diteliti) berarti
setiap orang dalam satu populasi memiliki
peluang yang sama untuk dimasukkan ke dalam
studi. Hukum probabilitas memastikan bahwa
sampel acak dalam jumlah besar akan hampir
selalu bisa mewakili populasi dalam batas
kesalahan (margin of error).
.....LANJUTAN
Kebanyakan psikolog sosial ingin agar hasil
risetnya berlaku untuk orang secara umum.
Namun, sulit dan amat mahal jika harus
mempelajari sampel dari populasi umum seperti
itu. Jadi, psikolog sosial harus
mempertimbangkan aspek praktis dan tujuan
pengumpulan data yang dapat digeneralisasikan
untuk orang-orang di luar subjek yang diteliti.
METODE PENGUMPULAN DATA
1. METODE INTROPEKSI
2. METODE OBSERVASI
3. METODE INTERVIEW/WAWANCARA
4. METODE ANGKET
5. METODE KORELASIONAL
6. METODE EKSPERIMEN
7. METODE LABORATORIUM
8. METODE LAPANGAN
METODE INTROPEKSI
Dalam pratik metode interospeksi suit
dilaksanakan guna memperoleh data yang
akurat. Oleh karena itu, Charles H. Coaley
menggunakan istilah lain untuk introspeksi
tersebut dengan symathetic penetration yang
artinya metode digunakan untuk mengumpulkan
data melalui proses belajar dari penyelidik
terhadap dirinya sendiri melalui empat dan
kemudian penyelidik menerapkan pada individu
lain sebagai objek penyelidikannya untuk
memperoleh data yang diperlukan.
KELEMAHAN METODE INTROPEKSI
Keterbatasan pengalaman penyelidikan dan kekurang
sempurnaan penyelidik untuk mengungkapkan apa
yang dialami dan pengalaman masa lampau dari
individu lain sebagai objek
Kemungkinan banyak pengalaman masa lampau
yang dilupakan sehingga data tidak lengkap
Ada pengalaman-pengalaman yang tidak
diungkapkan oleh sasaran karena hal tersebut
merupakan pengalaman yang bersifat traumatis
seperti pengalaman patah hati
Keengganan sasaran menyebutkan pengalamannya
karena ada rasa malu, seperti dimarahi oleh gurunya
Pengungkapan pengalaman yang tidak sistematis
atau sepenggal-sepenggal dari sasaran sehingga
data sukar disusun secara runtut dan lengkap
KELEBIHAN METODE INTROPEKSI
Pengalaman yang diungkapkan oleh sasaran
tidak banyak dipengaruhi oleh pihak luar
Penyelidik dianggap sebagai orang untuk
menampakan perasaan oleh seseorang sehingga
data dapat diungkap secara terperinci
Penyelidik setiap saat dapat mengungkapkan
data yang diperlukan sehingga data dapat
lengkap dan terperinci
Penyelidik dapat menggunakan kesempatan
dalam pengumpulan data untuk memberikan
terapi/ jalan keluat dari masalah yang mungkin
dialami sasaran.
METODE OBSERVASI
Metode ObseRvasi
ADALAH
cara pengumpulan data dalam rangka penyelidikan
terhadap tingkah laku sosial dalam situasi sosial
yang wajar. (Suprijono T.P., 1969). Metode
observasi ini dapat dilakukan oleh penyelidik
terhadap tingkah laku sosialnya dari seseorang
individu dan dapat juga tingkah laku sosialnya
disuatu kelompok.
MACAM-MACAM METODE
OBSERVASI
Uncontrolled Observation (Observasi tidak terkontrol)
Yang dimaksud adalah observasi yang tidak
sistematis, tidak mewakili, kurang waktu dalam
beraneka ragam situasi sehingga simpulan yang
diambil berdasarkan kebiasaan tanpa data yang
akurat. (S.S. Sagent,1968). Bagaimanapun juga
metode observasi ini lebih baik dari pada metode
sebelumnya karena metode ini dapat dikontrol oleh
metode lainnya sehingga simpulan yang dihasilkan
tidak selalu salah.
Systematyc Observation (Observasi sistematis)
Observasi sistematis memiliki cara dalam
pengumpulan data dengan menggunakan tahap-
tahap yang bersifat ilmiah yaitu pengambilan sampel
yang mewakili, penyelidik memperoleh latihan
mengobservasi dan informasi atau data yang
diperoleh bersifat lebih objektif.
METODE INTERVIEW
Metode ini adalah cara untuk
mengumpulkan data yang
meliputi perasaan, pengalaman,
apa yang diingat, dorongan dan
alasan bertingkah laku dari
individu.
KELEBIHAN METODE INTERVIEW
Pewawancara dapat berhadapan langsung dengan
sasaran sehinga ia tahu apa yang dirasakan atau
dipikirkan oleh sasaran.
Pewawancara memperoleh data yang objektif , akurat
dan lengkap.
Wawancara dapat berlangsung dengan baik dan
lancar karena pewawancara dapat merundingkan
pelaksanaan wawancara dan sasaran.
Pewawancara dapat menjalin hubungan yang baik
dengan sasaran sehingga kondisi ini dapat membantu
dalam pengumpulan data.
Pewawancara dapat mengecek kekurangan atau
ketidakberesan data yang diperoleh dari metode lain.
KELEMAHAN METODE INTERVIEW
Mungkin ada data yang dikumpulkan dari sasaran
sehingga wawancara membutuhkan waktu yang
lama
Sikap pewawancara sangat menentukan
terhadap jalannya wawancara sehingga
pewawancara perlu laihan atau bantuan seorang
ahli
Sulit mengetahui data yang objektif dari metode
wawancara sehingga metode ini perlu dibantu
oleh metode lain.
METODE ANGKET
Metode angket adalah cara
pengumpulan data tentang
pendapat atau sikap seseorang
terhadap situasi, benda atau
individu lain dalam bentuk tertulis.
KELEBIHAN METODE ANGKET
Jawaban respoden lebih objektif karena
korespoden kurang memperoleh pengaruh pihak
luar.
Data dapat diperoleh secara sistematis karena
pertanyaan dapat disusun lebih dahulu.
Responden memperoleh kesempatan berfikir
secara leluasa sehingga jawaban responden
lebih masak dan mendalam.
Responden mempunyai keberanian menjawab
pertanyaan karena angket biasanya bersifat
anonim.
KELEMAHAN METODE
ANGKET
Ada kemungkinan respoden tidak mengirim
angket tersebut sehingga keadaan ini dapat
mengurangi representif sampel yang diambil
Bila ada pertanyaan yang kurang jelas bagi
koresponden maka koresponden tidak bisa
memberi jawaban karena responden tidak dapat
menanyakan ketidakjelasan pertanyaan tersebut.
Pengisian angket tidak bisa dikontrol sehingga
ada kemungkinan pengisian angket dilakukan
oleh orang lain.
Apabila jawaban angket tidak jelas maka
penyelidik membutuhkan waktu lama untuk
memperbaiki jawaban tersebut.
METODE KORELASIONAL
Dalam studi korelasional, periset secara cermat
mengamati dan mencatat hubungan antara dua
atau lebih faktor, yang istilah teknisnya
disebut variabel. Riset korelasional mencari
tahu apakah ada asosiasi atau hubungan
antarvariabel itu. Secara spesifik, saat nilai
variabel A tinggi, apakah variabel B juga tinggi
(korelasi negatif), atau apakah nilai variabel B
tidak ada kaitannya dengan variabel A (tidak
ada korelasi).
KELEBIHAN METODE KORELASI
Desain ini memampukan periset untuk
meneliti problem dimana intervensi tidak
dimungkinkan.
Riset korelasional adalah efisiensinya.
Metode ini memungkinkan periset
mengumpulkan lebih banyak informasi
dan menguji lebih banyak hubungan
ketimbang studi eksperiman.
KELEMAHAN METODE KORELASI
Riset ini tidak dapat memberikan bukti yang jelas
tentang hubungan sebab-akibat. Dalam studi
korelasional, hubungan sebab-akibat bisa bersifat
ambigu. Reserve-causality problem (Dalam riset arah
kausalitas tidak pasti) terjadi ketika dua variabel
saling berkorelasi, namun kedua variabel bisa sama-
sama menjadi penyebab dan menjadi akibat.
Ambigu lain adalah kemungkinan bahwa variabel A atau
B tidak saling mempengaruhi secara langsung.
Barangkali ada faktor lain yang mempengaruhi kedua
faktor itu. Masalah ini dinamakan third-variable
problem (problem varibel ketiga).
METODE EKSPERIMEN
David O.Scars menyebutkan eksperimen adalah
pengumpulan data melalui data melalui
pengukuran dua atau lebih kondisi yang berbeda
dalam kasus khusus, kemudian menugaskan
individu untuk merasakan kondisi yang berlainan
tersebut dan mengukur perilaku setiap individu
yang ada dalam kondisi tersebut.
Eksperimen adalah intervensi. Periset
meletakkan orang dalam situasi yang terkontrol
dan menilai bagaimana mereka
bereaksi.(Aronson,Wilson,& Brewer, 1998).
KEUNGGULAN METODE
Keunggulan metode eksperimen ini adalah bisa
bebas dari ambiguitas kausalitas seperti yang terjadi
dalam studi korelasional. Eksperimen secara acak
menempatkan orang dalam kondisi yang berbeda
untuk melihat apakah ada perbedaan respon mereka.
Metode ini dapat mencegah munculnya kesalahan
secara berkepanjangan
Dalam eksperimen, seorang periset dapat
mempelajari praktik suatu gejala yang diselidiki pada
saat tertentu.
Dalam eksperimen, seseorang tidak hanya dapat
memperhitungkan tujuan, tetapi juga dapat
menghitung bagian-bagian pelaksanaan secara
cermat.
KELEMAHAN METODE
Penggunaan skala atau tes dalam
eksperimen menimbulkan kebimbangan
sehingga tes tersebut belum tentu akurat.
Pengaruh yang ditimbulkan oleh gejala yang
disebabkan pada individu dapat bermacam-
macam.
Pengambilan sikap respodensi dapat
dipengaruhi tingkat berpikir yang
bersangkutan.
Harapan respoden sangat berpengaruh
terhadap tingkah laku yang bersangkutan
dalam suatu eksperimen.
METODE LABORATORIUM
Metode laboratorium dilakukan dalam situasi
yang tidak biasanya dialami oleh partisipan
riset. Kelebihan utama riset ini adalah
dimungkinkannya kontrol atas situasi. Periset
dapat merasakan yakin tentang apa yang
terjadi pada setiap subjek. Periset kontrol juga
punya kontrol lebih besar atas variabel terikat
dan dapat mengukur hasil secara lebih tepat
ketimbang periset lapangan. Karenanya
Laborataorium adalah tempat yang paling
ideal untuk mempelajari efek dari satu
variabel terhadap variabel yang lainnya.
KELEBIHAN METODE LAB
Kelebihan lain dari riset labotarium adalah
kenyamanan dan biayanya. Biasanya lebih
mudah dna murah bagi periset untuk
melakukan studi di suatu ruangan daripada
harus pergi ke tempat dimana orang bekerja
atau menjalani kehidupan sehari-hari.
Semua kelebihan ini dapat dinamakan validitas
internal. Internal validity akan tinggi jika
periset dapat yakin bahwa efek yang mereka
amati dalam variabel terikat benar-benar
disebabkan oleh variabel bebas yang mereka
manipulasi dalam eksperimen bukan dari
variabel yang tidak terkontrol.
METODE LAPANGAN
Metode lapangan adalah meneliti perilaku dalam “
habitatnya alamiahnya”. Dalam setting lapangan,
biasanya sulit untuk menempatkan subjek dalam
kondisi secara acak untuk memastikan agar mereka
semua mengalami hal yang sama dan untuk
mendapatkan ukuran yang tepat atas variabel
terikat.
Secara khusus, sulit untuk mendesain manipulasi
variabel bebas dan mendapatkan ukuran yang pasti
atas variabel terikat. Periset harus mencari atau
menata situasi yang menghasilkan perbedaan
spesifik di antara kondisi-kondisi tersebut.
KELEBIHAN METODE LAPANGAN
Kelebihan paling jelas dari setting lapangan adalah
setting itu lebih realitis dan karena hasilnya
mungkin bisa digenerasikan ke situasi kehidupan
riil. Ini dinamakan external validity (sejauh mana
hasil dari studi bisa digeneralisasikan ke populasi
dan setting berbeda) sehingga merefleksikan
fakta bahwa hasilnya kemungkinan lebih valid
dalam situasi di luar situasi riset itu (Campbell &
Stanley,1963). Validitas eksternal akan lebih
tinggi apabila hasil studi dapat digeneralisasikan
untuk setting dan populasi lain.
.....LANJUTAN
Kelebihan lain dari studi lapangan adalah periset
terkadang bertemu dengan variabel dan situasi
yang sangat kuat yang tidak bisa dipelajari di
laboratorium. Periset dalam mengamati orang
dalam situasi ekstrem. Karena lapangan
berkaitan dengan kehidupan riil, ia cenderung
lebih dipercaya oleh subjeknya. Respons
mereka akan lebih spontan dan tidak terlalu
mengandung bias.
BIAS DALAM RISET
1.Bias Eksperimenter
Partisipan riset sangat rentan dipengaruhi oleh
periset. Jika eksperimenter mengisyaratkan atau
secara sadar/tidak bahwa dia ingin agar subjek
merespon dengan cara tertentu maka ada tendensi
partisipan akan merespons dengan cara tersebut.
Ada 2 solusi masalah eksperimenter.
Pertama, membuat orang yang melakukan riset
tidak mengetahi hipotesis atau tentang kondisi
eksperimental bagi subjek tertentu. Sedangkan solusi
kedua adalah menstandarisasi situasi jika
dimungkinkan. Jika segala sesuatu distandarisasi dan
tidak ada perbedaan antara kondisi selain kondisi
yang sengaja itu, maka tidak akan ada bisa. Dalam
kasus ekstrem, subjek mungkin datang ke tempat
eksperime dan memberi perintah.
....LANJUTAN
2.Bias Subjek
Sumber bias lainnya berasal dari motif dan
tujuan subjek saat ikut menjadi partisipan riset.
Demand characteristic adalah ciri yang muncul dalam
sebuah riset karena fakta bahwa kegiatan ini adalah
studi riset dan subjek tahu bahwa mereka menjadi
bagian dari riset. (Aronson, Brewer, &
Carlsmith,1985,h.454).
Ide dasarnya adalah bahwa orang yang
mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti sangat
mungkin untuk mengubah perilakunya. Subjek
eksperimen mungkin berusaha mencari tahu apa
tujuan dari eksperimen dan akan mengubah
responnya berdasarkan dugaan mereka mengenai
BIAS DALAM RISET
Sebagus apapun desain studi yang sempurna
namun memiliki keterbatasan sendiri. Dan periset
tidak pernah bisa menguji seluruh populasi, jadi
selalu ada margin kesalahan dalam generalisasi
hasilnya. Karena setiap studi mengandung
kekurangan, maka riset yang baik harus dapat
direplikasi.
Replikasi (mengulang studi lebih dari sekali)
dalam bentuknya yang paling sederhana, berarti
bahwa periset bisa memproduksi temuan orang
lainjika mereka meniru metode risetnya. Intinya
adalah periset harus hati-hati dalam menerima
hasil dari sebuah studi tentang suatu topik.
ETIKA DALAM PSIKOLOGI
SOSIAL
ETIKA PSIKOLOGI SOSIAL
Di dalam bidang psikologi, perhatian etika sering
difokuskan pada penggunaan tipuan periset.
Karena besar kemungkinan eksperimen itu
menyebabkan partisipan merasa bersalah ketika
menyakiti seseorang. Studi-studi yang
menggunakan penipuan menimbulkan sejumlah
masalah etis.
American Psychological (APA) pertama kali
mengembangkan kode etik riset psikologi pada
1972 dan merevisi pedoman etik itu jika isu baru
muncul (APA,1992). Pemerintah mewajibkan
setiap universitas dan institusi riset yang
menerima dana pemerintah federal untuk
membuat komite periset yang bertugas me-
review semua proposal riset yang menggunakan
....LANJUTAN
Subjek harus setuju tanpa paksaan untuk
berpartisipasi dalam riset dan harus memahami
partisipasi apa yang akan dijalaninya. Ini
dinamakan informed consent (persetujuan
dengan sepengetahuan). Periset berkewajiban
memberi tahu calon subjek semua hal tentang
studi sebelum meminta mereka berpartisipasi.
Setelah studi berakhir, subjek harus diberi
penjelasan. Debriefing (menjelaskan tujuan dan
prosedur riset kepada partisipan) berarti
menjelaskan secara mendetail tujuan dan
prosedur riset.
....LANJUTAN
Pedoman etika ketiga adalah meminimalkan
resiko potensial. Minimal risk setiap kemungkinan
resiko dalam berpartisipasi dalam riset tidak
boleh lebih besar ketimbang yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
berarti Salah satu resiko terpenting adalah
privasi. Hak privasi individu harus dihormati dan
dihargai.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
Dina Haya Sufya
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Ratih Aini
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Tyaseta Sardjono
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
elianaherawati
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
elmakrufi
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
Ilma Urrutyana
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Wulandari Rima Kumari
 
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialTeori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialelmakrufi
 
Tokoh Psikoanalisa
Tokoh PsikoanalisaTokoh Psikoanalisa
Tokoh Psikoanalisa
Levi Rolan
 
Tokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran FungsionalismeTokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran Fungsionalisme
Wulandari Rima Kumari
 
Psikologi kognitif
Psikologi kognitifPsikologi kognitif
Psikologi kognitif
Seta Wicaksana
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
Wulandari Rima Kumari
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
Husna Sholihah
 
PPT PSIKOANALITIK HUMANISTIK - ERICH FROMM
PPT PSIKOANALITIK HUMANISTIK - ERICH FROMMPPT PSIKOANALITIK HUMANISTIK - ERICH FROMM
PPT PSIKOANALITIK HUMANISTIK - ERICH FROMM
azizahzahro
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Afra Balqis
 
B.F. Skinner
B.F. SkinnerB.F. Skinner
B.F. Skinner
Brian Langkai
 
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISASEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
Wulandari Rima Kumari
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
dina_nadifah4d1113500004
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
Puryanto SS
 

What's hot (20)

Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialTeori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
 
Tokoh Psikoanalisa
Tokoh PsikoanalisaTokoh Psikoanalisa
Tokoh Psikoanalisa
 
Tokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran FungsionalismeTokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran Fungsionalisme
 
Psikologi kognitif
Psikologi kognitifPsikologi kognitif
Psikologi kognitif
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
 
PPT PSIKOANALITIK HUMANISTIK - ERICH FROMM
PPT PSIKOANALITIK HUMANISTIK - ERICH FROMMPPT PSIKOANALITIK HUMANISTIK - ERICH FROMM
PPT PSIKOANALITIK HUMANISTIK - ERICH FROMM
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
B.F. Skinner
B.F. SkinnerB.F. Skinner
B.F. Skinner
 
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISASEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 

Viewers also liked

Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialMakalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Anis Qurli
 
Metode Survey (Psikologi Umum)
Metode Survey (Psikologi Umum)Metode Survey (Psikologi Umum)
Metode Survey (Psikologi Umum)
atone_lotus
 
Metode riset psikologi sosial
Metode riset psikologi sosialMetode riset psikologi sosial
Metode riset psikologi sosial
elmakrufi
 
metode pengambilan data penelitian kuantitatif
metode pengambilan data penelitian kuantitatifmetode pengambilan data penelitian kuantitatif
metode pengambilan data penelitian kuantitatif
Nora Indrasari
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
Tiya Widiyanti
 
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Alvin Agustino Saputra
 
Langkah langkah umum penelitian Kuantitatif
Langkah langkah umum penelitian KuantitatifLangkah langkah umum penelitian Kuantitatif
Langkah langkah umum penelitian KuantitatifYaser Lopekabausirah
 
Hubungan akrab
Hubungan akrabHubungan akrab
Hubungan akrab
elmakrufi
 

Viewers also liked (8)

Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialMakalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
 
Metode Survey (Psikologi Umum)
Metode Survey (Psikologi Umum)Metode Survey (Psikologi Umum)
Metode Survey (Psikologi Umum)
 
Metode riset psikologi sosial
Metode riset psikologi sosialMetode riset psikologi sosial
Metode riset psikologi sosial
 
metode pengambilan data penelitian kuantitatif
metode pengambilan data penelitian kuantitatifmetode pengambilan data penelitian kuantitatif
metode pengambilan data penelitian kuantitatif
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
 
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
 
Langkah langkah umum penelitian Kuantitatif
Langkah langkah umum penelitian KuantitatifLangkah langkah umum penelitian Kuantitatif
Langkah langkah umum penelitian Kuantitatif
 
Hubungan akrab
Hubungan akrabHubungan akrab
Hubungan akrab
 

Similar to Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial

Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
Ancha Madrista
 
Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiwarjoyo susilo
 
Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologiCabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologi
Siti Oyim
 
1 ruang lingkup psi sosial
1 ruang lingkup psi sosial1 ruang lingkup psi sosial
1 ruang lingkup psi sosial
Anggi Septiyani
 
Psikologi umum 1
Psikologi umum 1Psikologi umum 1
Psikologi umum 1
nurali191191
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusia
pjj_kemenkes
 
pengantar psikologi sosial
pengantar psikologi sosialpengantar psikologi sosial
pengantar psikologi sosial
RiandaElvinawanty1
 
Perspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialPerspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialDian Bunga Lestari
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - PengantarPsikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Haristian Sahroni Putra
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
istiyuliawati
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
muji3228
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
tyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialtyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial
tyaadhietz
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
Diana Amelia Bagti
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
Diana Amelia Bagti
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Pengantar
PSIKOLOGI SOSIAL - PengantarPSIKOLOGI SOSIAL - Pengantar
PSIKOLOGI SOSIAL - Pengantar
Diana Amelia Bagti
 
Psikologi sosial.xps2. powerpoint
Psikologi sosial.xps2. powerpointPsikologi sosial.xps2. powerpoint
Psikologi sosial.xps2. powerpoint
frahmawati528
 
Psikologi sosial bab i
Psikologi sosial bab iPsikologi sosial bab i
Psikologi sosial bab iWulan Cioel
 

Similar to Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial (20)

Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologi
 
Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologiCabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologi
 
1 ruang lingkup psi sosial
1 ruang lingkup psi sosial1 ruang lingkup psi sosial
1 ruang lingkup psi sosial
 
Psikologi umum 1
Psikologi umum 1Psikologi umum 1
Psikologi umum 1
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusia
 
pengantar psikologi sosial
pengantar psikologi sosialpengantar psikologi sosial
pengantar psikologi sosial
 
Perspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialPerspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosial
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - PengantarPsikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Pengantar
PSIKOLOGI SOSIAL - PengantarPSIKOLOGI SOSIAL - Pengantar
PSIKOLOGI SOSIAL - Pengantar
 
Psikologi sosial.xps2. powerpoint
Psikologi sosial.xps2. powerpointPsikologi sosial.xps2. powerpoint
Psikologi sosial.xps2. powerpoint
 
Psikologi sosial bab i
Psikologi sosial bab iPsikologi sosial bab i
Psikologi sosial bab i
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptxmodul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
IrfanAudah1
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptxmodul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 

Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial

  • 1. OLEH: ANIS QURLI W.W (46112120004) METODE PENELITIAN DAN ETIKA PSIKOLOGI SOSIAL
  • 3. PSIKOLOGI SOSIAL Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, Psikologi sosial mempelajari tingkah laku manusia di dalam suatu situasi sosial. Sebagai ilmu pengetahuan yang masih muda maka latar belakang pertumbuhan Psikologi Sosial berasal dan terpengaruh oleh ilmu-ilmu sosial lain seperti Sosiologi, Anthropologi dan Psikologi yang mempunyai usia lebih tua.
  • 5. SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI SOSIAL Sejarah Psikologi Sosial mempunyai hubungan yang erat dengan aliran-aliran dalam Psikologi Sosial yang telah diterangkan pada bagian muka. Sejarah Psikologi Sosial akan mengungkap secara lebih rinci tentang sumbangan pemikiran ahli-ahli ilmu pengetahuan sosial di luar Psikologi Sosial sehingga pertumbuhan Psikologi Sosial menjadi ilmu pengetahuan tidak perlu diragukan.
  • 6. DEFINISI PSIKOLOGI SOSIAL Mc. David dan Herani (1968) Psikologi Sosial adalah lapangan studi tentang pengalaman dan tingkah laku individu dalam hubungannya dengan individu lain, kelompok dan kebudayaan. Oldentorff (1955) Psikologi Sosial adalah pengetahuan tentang tingkah laku individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.
  • 7. .....LANJUTAN Jones dan Gerard (1967) Psikologi Sosial adalah suatu bagian dari cabang Psikologi yang secara khusus memuat lapangan studi tentang tingkah laku individu sebagai sesuatu fungsi dari ransangan sosial. Muzafer Sherif dan C.W Sherif (1956) Psikologi Sosial adalah lapangan studi tentang pengalaman dan tingkah laku individu dalam hubungannya dengan
  • 8. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI SOSIAL Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individual Contoh : konsepsi, motivasi, belajar sosial, frustasi, mekanisme pertahanan Studi tentang proses-proses individual bersama Contoh : sikap sosial, peranan sosial, situasi sosial, kelompok sosial, propaganda, kabar angin. Studi tentang interaksi kelompok Contoh : komunikasi, interaksi sosial, kepemimpinan, tingkah laku massa, ketegangan internasional.
  • 9. PENDEKATAN PSIKOLOGI SOSIAL Pendekatan Menurut S. Stansfeld Sargend Pendekatan Menurut David O.Scars
  • 10. Pendekatan Menurut S. Stansfeld Sargend Pendekatan Sosiologis Adanya pengaruh kehidupan kelompok seperti kebiasaan, institusi dan tingkah laku sosial terhadap kepribadian Individu. Terbentuknya kepribadian individu menyebabkan individu yang bersangkutan memiliki tingkah laku sosial sehingga menjadi makhluk sosial, artinya individu tersebut dapat berkomunikasi dengan individu lainnya. Pendekatan Psikologis Pendekatan ini dikemukakan oleh Floyd H. Allport yang mempunyai pendapat sebagai berikut : 1. Bahwa tingkah laku sosial individu hanya dapat dipelajari dari individu yang bersangkutan bukan dari lingkungan. 2. Tiap-tiap kelompok mempunyai jiwa kelompok yang berbeda dengan jiwa individu 3. Dasar tingkah laku sosial individu berasal dari prepostent reflexes yang artinya semacam insting yang telah diubah oleh pengaruh kondisi sosial.
  • 11. .....LANJUTAN Pendekatan Intergratif 1. Dari Ahli Antropologi Kepribadian kebudayaan individu sangat dipengaruhi oleh pola kebudayaan di mana individu itu dibesarkan. Dalam kepribadian individu termasuk trait, emosi, dorongan, sikap dan kebiasaan, sedangkan tingkah laku sosial termasuk peran jenis kelamin, reaksi motorik sosial dan interaksi sosial. 2. Dari Ahli Psikoanalisa Adanya pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian yang menyimpang dari kebiasaan pada umumnya.Penyimpangan ini tampak pada tingkah laku individu yang berupa penyesuaian diri yang salah, sakit mental, selalu menentang dan neurosis. 3. Dari Ahli Teori Medan Setiap situasi sosial selalu mempengaruhi individu sehingga dalam situasi sosial tersebut yang penting bagaimana individu yang bersangkutan menanggapi dan menginterprestasikan situasi sosial serta berbuat sesuai dengan situasi sosialnya.
  • 12. Pendekatan Menurut David O.Scars Pendekatan Psikologis 1. Naluri Konrad Lorenz berpendapat bahwa dorongan agresif didalam setiap diri individu ada sejak lahir dan tidak dapat dirubah. Dorongan ini sangat berpengaruh terhadap tingkah laku individu. Sigmund freud berpendapat bahwa dorongan bawaan mengarahkan individu untuk melakukan aktivitas yang sifatnya merusak atau sebaliknya. 2. Perbedaan Genetik Setiap individu memiliki susunan genetik yang berbeda satu dengan yang lain. Dari perbedaan itu ternyata menimbulkan tingkah laku pada masing-masing individu. Pendekatan Belajar Pendekatan belajar ini menjadi dasar dari teori Bahaviorisme dalam upaya menerangkan dari mana tingkah laku individu itu berasal. Pendekatan Insentif Secara umum pendekatan insentif menerangkan bahwa individu berperilaku sebagai sesuatu hal yang ditentukan oleh insentif yang tersedia bagi bermacam-macam tindakannya. Pertimbangan adalah tingkah lakunya didasarkan pada keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari setiap perilakunya tersebut. Keuntungan dan kerugian inilah merupakan insentif (dorongan) seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan pada situasi yang sedang dihadapi. Pendekatan Kognitif Pendekatan kognitif menggambarkan bahwa seseorang individu bertingkah laku sangat bergantung pada cara individu tersebut mengenali situasi sosial. Dalam pengamatan terhadap situasi sosial, individu dituntut untuk melaksanakan presepsi sosial yang baik, artinya bagaimana individu menanggapi, berfikiran dan berkeyakinan terhadap situasi sosialnya sehingga individu tersebut dapat mengambil tingkah laku yang benar dan tepat.
  • 14. TUJUAN RISET PENELTIAN 1.Deskripsi Salah satu tujuan utama adalah memberi deskripsi yang cermat dan sistematis tentang perilaku sosial agar psikolog sosial bisa membuat generalisasi yang reliabel tentang bagaimana orang bertindak di berbagai setting sosial. 2.Analisis Kausal Banyak riset di bidang psikologi bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat. 3.Penyusunan Teori Tujuan ketiga adalah menyusun teori perilaku sosial yang membantu psikolog memahami alasan dari perilaku seseorang. 4.Aplikasi Pengetahuan psikologi sosial dapat diaplikasikan untuk memecahkan problem sosial sehari-hari.
  • 15. MENENTUKAN PARTISIPAN Dalam penelitian psikologi sosial, berawal dari bagaimana periset menentukan siapa yang akan diteliti? Salah satu titik awalnya adalah mempelajari tentang orang yang mengambil kesimpulan. Ini dinamakan sampel respresentatif. Cara terbaik untuk memastikan keterwakilan adalah mempelajari sampel acak dari populasi. Dalam istilah formal, random sample (sample acak mewakili populasi yang akan diteliti) berarti setiap orang dalam satu populasi memiliki peluang yang sama untuk dimasukkan ke dalam studi. Hukum probabilitas memastikan bahwa sampel acak dalam jumlah besar akan hampir selalu bisa mewakili populasi dalam batas kesalahan (margin of error).
  • 16. .....LANJUTAN Kebanyakan psikolog sosial ingin agar hasil risetnya berlaku untuk orang secara umum. Namun, sulit dan amat mahal jika harus mempelajari sampel dari populasi umum seperti itu. Jadi, psikolog sosial harus mempertimbangkan aspek praktis dan tujuan pengumpulan data yang dapat digeneralisasikan untuk orang-orang di luar subjek yang diteliti.
  • 17. METODE PENGUMPULAN DATA 1. METODE INTROPEKSI 2. METODE OBSERVASI 3. METODE INTERVIEW/WAWANCARA 4. METODE ANGKET 5. METODE KORELASIONAL 6. METODE EKSPERIMEN 7. METODE LABORATORIUM 8. METODE LAPANGAN
  • 18. METODE INTROPEKSI Dalam pratik metode interospeksi suit dilaksanakan guna memperoleh data yang akurat. Oleh karena itu, Charles H. Coaley menggunakan istilah lain untuk introspeksi tersebut dengan symathetic penetration yang artinya metode digunakan untuk mengumpulkan data melalui proses belajar dari penyelidik terhadap dirinya sendiri melalui empat dan kemudian penyelidik menerapkan pada individu lain sebagai objek penyelidikannya untuk memperoleh data yang diperlukan.
  • 19. KELEMAHAN METODE INTROPEKSI Keterbatasan pengalaman penyelidikan dan kekurang sempurnaan penyelidik untuk mengungkapkan apa yang dialami dan pengalaman masa lampau dari individu lain sebagai objek Kemungkinan banyak pengalaman masa lampau yang dilupakan sehingga data tidak lengkap Ada pengalaman-pengalaman yang tidak diungkapkan oleh sasaran karena hal tersebut merupakan pengalaman yang bersifat traumatis seperti pengalaman patah hati Keengganan sasaran menyebutkan pengalamannya karena ada rasa malu, seperti dimarahi oleh gurunya Pengungkapan pengalaman yang tidak sistematis atau sepenggal-sepenggal dari sasaran sehingga data sukar disusun secara runtut dan lengkap
  • 20. KELEBIHAN METODE INTROPEKSI Pengalaman yang diungkapkan oleh sasaran tidak banyak dipengaruhi oleh pihak luar Penyelidik dianggap sebagai orang untuk menampakan perasaan oleh seseorang sehingga data dapat diungkap secara terperinci Penyelidik setiap saat dapat mengungkapkan data yang diperlukan sehingga data dapat lengkap dan terperinci Penyelidik dapat menggunakan kesempatan dalam pengumpulan data untuk memberikan terapi/ jalan keluat dari masalah yang mungkin dialami sasaran.
  • 21. METODE OBSERVASI Metode ObseRvasi ADALAH cara pengumpulan data dalam rangka penyelidikan terhadap tingkah laku sosial dalam situasi sosial yang wajar. (Suprijono T.P., 1969). Metode observasi ini dapat dilakukan oleh penyelidik terhadap tingkah laku sosialnya dari seseorang individu dan dapat juga tingkah laku sosialnya disuatu kelompok.
  • 22. MACAM-MACAM METODE OBSERVASI Uncontrolled Observation (Observasi tidak terkontrol) Yang dimaksud adalah observasi yang tidak sistematis, tidak mewakili, kurang waktu dalam beraneka ragam situasi sehingga simpulan yang diambil berdasarkan kebiasaan tanpa data yang akurat. (S.S. Sagent,1968). Bagaimanapun juga metode observasi ini lebih baik dari pada metode sebelumnya karena metode ini dapat dikontrol oleh metode lainnya sehingga simpulan yang dihasilkan tidak selalu salah. Systematyc Observation (Observasi sistematis) Observasi sistematis memiliki cara dalam pengumpulan data dengan menggunakan tahap- tahap yang bersifat ilmiah yaitu pengambilan sampel yang mewakili, penyelidik memperoleh latihan mengobservasi dan informasi atau data yang diperoleh bersifat lebih objektif.
  • 23. METODE INTERVIEW Metode ini adalah cara untuk mengumpulkan data yang meliputi perasaan, pengalaman, apa yang diingat, dorongan dan alasan bertingkah laku dari individu.
  • 24. KELEBIHAN METODE INTERVIEW Pewawancara dapat berhadapan langsung dengan sasaran sehinga ia tahu apa yang dirasakan atau dipikirkan oleh sasaran. Pewawancara memperoleh data yang objektif , akurat dan lengkap. Wawancara dapat berlangsung dengan baik dan lancar karena pewawancara dapat merundingkan pelaksanaan wawancara dan sasaran. Pewawancara dapat menjalin hubungan yang baik dengan sasaran sehingga kondisi ini dapat membantu dalam pengumpulan data. Pewawancara dapat mengecek kekurangan atau ketidakberesan data yang diperoleh dari metode lain.
  • 25. KELEMAHAN METODE INTERVIEW Mungkin ada data yang dikumpulkan dari sasaran sehingga wawancara membutuhkan waktu yang lama Sikap pewawancara sangat menentukan terhadap jalannya wawancara sehingga pewawancara perlu laihan atau bantuan seorang ahli Sulit mengetahui data yang objektif dari metode wawancara sehingga metode ini perlu dibantu oleh metode lain.
  • 26. METODE ANGKET Metode angket adalah cara pengumpulan data tentang pendapat atau sikap seseorang terhadap situasi, benda atau individu lain dalam bentuk tertulis.
  • 27. KELEBIHAN METODE ANGKET Jawaban respoden lebih objektif karena korespoden kurang memperoleh pengaruh pihak luar. Data dapat diperoleh secara sistematis karena pertanyaan dapat disusun lebih dahulu. Responden memperoleh kesempatan berfikir secara leluasa sehingga jawaban responden lebih masak dan mendalam. Responden mempunyai keberanian menjawab pertanyaan karena angket biasanya bersifat anonim.
  • 28. KELEMAHAN METODE ANGKET Ada kemungkinan respoden tidak mengirim angket tersebut sehingga keadaan ini dapat mengurangi representif sampel yang diambil Bila ada pertanyaan yang kurang jelas bagi koresponden maka koresponden tidak bisa memberi jawaban karena responden tidak dapat menanyakan ketidakjelasan pertanyaan tersebut. Pengisian angket tidak bisa dikontrol sehingga ada kemungkinan pengisian angket dilakukan oleh orang lain. Apabila jawaban angket tidak jelas maka penyelidik membutuhkan waktu lama untuk memperbaiki jawaban tersebut.
  • 29. METODE KORELASIONAL Dalam studi korelasional, periset secara cermat mengamati dan mencatat hubungan antara dua atau lebih faktor, yang istilah teknisnya disebut variabel. Riset korelasional mencari tahu apakah ada asosiasi atau hubungan antarvariabel itu. Secara spesifik, saat nilai variabel A tinggi, apakah variabel B juga tinggi (korelasi negatif), atau apakah nilai variabel B tidak ada kaitannya dengan variabel A (tidak ada korelasi).
  • 30. KELEBIHAN METODE KORELASI Desain ini memampukan periset untuk meneliti problem dimana intervensi tidak dimungkinkan. Riset korelasional adalah efisiensinya. Metode ini memungkinkan periset mengumpulkan lebih banyak informasi dan menguji lebih banyak hubungan ketimbang studi eksperiman.
  • 31. KELEMAHAN METODE KORELASI Riset ini tidak dapat memberikan bukti yang jelas tentang hubungan sebab-akibat. Dalam studi korelasional, hubungan sebab-akibat bisa bersifat ambigu. Reserve-causality problem (Dalam riset arah kausalitas tidak pasti) terjadi ketika dua variabel saling berkorelasi, namun kedua variabel bisa sama- sama menjadi penyebab dan menjadi akibat. Ambigu lain adalah kemungkinan bahwa variabel A atau B tidak saling mempengaruhi secara langsung. Barangkali ada faktor lain yang mempengaruhi kedua faktor itu. Masalah ini dinamakan third-variable problem (problem varibel ketiga).
  • 32. METODE EKSPERIMEN David O.Scars menyebutkan eksperimen adalah pengumpulan data melalui data melalui pengukuran dua atau lebih kondisi yang berbeda dalam kasus khusus, kemudian menugaskan individu untuk merasakan kondisi yang berlainan tersebut dan mengukur perilaku setiap individu yang ada dalam kondisi tersebut. Eksperimen adalah intervensi. Periset meletakkan orang dalam situasi yang terkontrol dan menilai bagaimana mereka bereaksi.(Aronson,Wilson,& Brewer, 1998).
  • 33. KEUNGGULAN METODE Keunggulan metode eksperimen ini adalah bisa bebas dari ambiguitas kausalitas seperti yang terjadi dalam studi korelasional. Eksperimen secara acak menempatkan orang dalam kondisi yang berbeda untuk melihat apakah ada perbedaan respon mereka. Metode ini dapat mencegah munculnya kesalahan secara berkepanjangan Dalam eksperimen, seorang periset dapat mempelajari praktik suatu gejala yang diselidiki pada saat tertentu. Dalam eksperimen, seseorang tidak hanya dapat memperhitungkan tujuan, tetapi juga dapat menghitung bagian-bagian pelaksanaan secara cermat.
  • 34. KELEMAHAN METODE Penggunaan skala atau tes dalam eksperimen menimbulkan kebimbangan sehingga tes tersebut belum tentu akurat. Pengaruh yang ditimbulkan oleh gejala yang disebabkan pada individu dapat bermacam- macam. Pengambilan sikap respodensi dapat dipengaruhi tingkat berpikir yang bersangkutan. Harapan respoden sangat berpengaruh terhadap tingkah laku yang bersangkutan dalam suatu eksperimen.
  • 35. METODE LABORATORIUM Metode laboratorium dilakukan dalam situasi yang tidak biasanya dialami oleh partisipan riset. Kelebihan utama riset ini adalah dimungkinkannya kontrol atas situasi. Periset dapat merasakan yakin tentang apa yang terjadi pada setiap subjek. Periset kontrol juga punya kontrol lebih besar atas variabel terikat dan dapat mengukur hasil secara lebih tepat ketimbang periset lapangan. Karenanya Laborataorium adalah tempat yang paling ideal untuk mempelajari efek dari satu variabel terhadap variabel yang lainnya.
  • 36. KELEBIHAN METODE LAB Kelebihan lain dari riset labotarium adalah kenyamanan dan biayanya. Biasanya lebih mudah dna murah bagi periset untuk melakukan studi di suatu ruangan daripada harus pergi ke tempat dimana orang bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Semua kelebihan ini dapat dinamakan validitas internal. Internal validity akan tinggi jika periset dapat yakin bahwa efek yang mereka amati dalam variabel terikat benar-benar disebabkan oleh variabel bebas yang mereka manipulasi dalam eksperimen bukan dari variabel yang tidak terkontrol.
  • 37. METODE LAPANGAN Metode lapangan adalah meneliti perilaku dalam “ habitatnya alamiahnya”. Dalam setting lapangan, biasanya sulit untuk menempatkan subjek dalam kondisi secara acak untuk memastikan agar mereka semua mengalami hal yang sama dan untuk mendapatkan ukuran yang tepat atas variabel terikat. Secara khusus, sulit untuk mendesain manipulasi variabel bebas dan mendapatkan ukuran yang pasti atas variabel terikat. Periset harus mencari atau menata situasi yang menghasilkan perbedaan spesifik di antara kondisi-kondisi tersebut.
  • 38. KELEBIHAN METODE LAPANGAN Kelebihan paling jelas dari setting lapangan adalah setting itu lebih realitis dan karena hasilnya mungkin bisa digenerasikan ke situasi kehidupan riil. Ini dinamakan external validity (sejauh mana hasil dari studi bisa digeneralisasikan ke populasi dan setting berbeda) sehingga merefleksikan fakta bahwa hasilnya kemungkinan lebih valid dalam situasi di luar situasi riset itu (Campbell & Stanley,1963). Validitas eksternal akan lebih tinggi apabila hasil studi dapat digeneralisasikan untuk setting dan populasi lain.
  • 39. .....LANJUTAN Kelebihan lain dari studi lapangan adalah periset terkadang bertemu dengan variabel dan situasi yang sangat kuat yang tidak bisa dipelajari di laboratorium. Periset dalam mengamati orang dalam situasi ekstrem. Karena lapangan berkaitan dengan kehidupan riil, ia cenderung lebih dipercaya oleh subjeknya. Respons mereka akan lebih spontan dan tidak terlalu mengandung bias.
  • 40. BIAS DALAM RISET 1.Bias Eksperimenter Partisipan riset sangat rentan dipengaruhi oleh periset. Jika eksperimenter mengisyaratkan atau secara sadar/tidak bahwa dia ingin agar subjek merespon dengan cara tertentu maka ada tendensi partisipan akan merespons dengan cara tersebut. Ada 2 solusi masalah eksperimenter. Pertama, membuat orang yang melakukan riset tidak mengetahi hipotesis atau tentang kondisi eksperimental bagi subjek tertentu. Sedangkan solusi kedua adalah menstandarisasi situasi jika dimungkinkan. Jika segala sesuatu distandarisasi dan tidak ada perbedaan antara kondisi selain kondisi yang sengaja itu, maka tidak akan ada bisa. Dalam kasus ekstrem, subjek mungkin datang ke tempat eksperime dan memberi perintah.
  • 41. ....LANJUTAN 2.Bias Subjek Sumber bias lainnya berasal dari motif dan tujuan subjek saat ikut menjadi partisipan riset. Demand characteristic adalah ciri yang muncul dalam sebuah riset karena fakta bahwa kegiatan ini adalah studi riset dan subjek tahu bahwa mereka menjadi bagian dari riset. (Aronson, Brewer, & Carlsmith,1985,h.454). Ide dasarnya adalah bahwa orang yang mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti sangat mungkin untuk mengubah perilakunya. Subjek eksperimen mungkin berusaha mencari tahu apa tujuan dari eksperimen dan akan mengubah responnya berdasarkan dugaan mereka mengenai
  • 42. BIAS DALAM RISET Sebagus apapun desain studi yang sempurna namun memiliki keterbatasan sendiri. Dan periset tidak pernah bisa menguji seluruh populasi, jadi selalu ada margin kesalahan dalam generalisasi hasilnya. Karena setiap studi mengandung kekurangan, maka riset yang baik harus dapat direplikasi. Replikasi (mengulang studi lebih dari sekali) dalam bentuknya yang paling sederhana, berarti bahwa periset bisa memproduksi temuan orang lainjika mereka meniru metode risetnya. Intinya adalah periset harus hati-hati dalam menerima hasil dari sebuah studi tentang suatu topik.
  • 44. ETIKA PSIKOLOGI SOSIAL Di dalam bidang psikologi, perhatian etika sering difokuskan pada penggunaan tipuan periset. Karena besar kemungkinan eksperimen itu menyebabkan partisipan merasa bersalah ketika menyakiti seseorang. Studi-studi yang menggunakan penipuan menimbulkan sejumlah masalah etis. American Psychological (APA) pertama kali mengembangkan kode etik riset psikologi pada 1972 dan merevisi pedoman etik itu jika isu baru muncul (APA,1992). Pemerintah mewajibkan setiap universitas dan institusi riset yang menerima dana pemerintah federal untuk membuat komite periset yang bertugas me- review semua proposal riset yang menggunakan
  • 45. ....LANJUTAN Subjek harus setuju tanpa paksaan untuk berpartisipasi dalam riset dan harus memahami partisipasi apa yang akan dijalaninya. Ini dinamakan informed consent (persetujuan dengan sepengetahuan). Periset berkewajiban memberi tahu calon subjek semua hal tentang studi sebelum meminta mereka berpartisipasi. Setelah studi berakhir, subjek harus diberi penjelasan. Debriefing (menjelaskan tujuan dan prosedur riset kepada partisipan) berarti menjelaskan secara mendetail tujuan dan prosedur riset.
  • 46. ....LANJUTAN Pedoman etika ketiga adalah meminimalkan resiko potensial. Minimal risk setiap kemungkinan resiko dalam berpartisipasi dalam riset tidak boleh lebih besar ketimbang yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. berarti Salah satu resiko terpenting adalah privasi. Hak privasi individu harus dihormati dan dihargai.