Faktor penghambat pengembangan produk digital di era digital banking 4.0 antara lain kurangnya modal, ide dan pasar yang semakin ketat. Perubahan perilaku konsumen ke arah online juga memengaruhi 10 industri konvensional. Potensi fintech di Indonesia terus bertumbuh didukung pertumbuhan transaksi digital dan regulasi yang mendukung.
2. 1. RESTO
2. CINEMA
3. UNIVERSITY
4. HOTEL
5. BIMBEL
6. BUKU
7. BANK
8. PRAKTIK DOKTER
9. MANUFACTURING
10. MALL
10 Industri Terancam di Era
Revolusi Industri 4.0 di Indonesia
3. 10 Industri Terancam …
• Perubahan perilaku/kebiasaan menabung, menjadi
konsumtif, atau dialihkan ke investasi bisnis atau
kepemilikan saham-saham yang dilakukan secara online
• Di beberapa negara, menabung bukannya dapat
bunga, tetapi adanya “Extra Fee” yg harus dibayar.
• Juga disebabkan oleh adanya :
Penetapan bunga tabungan yang rendah
dibandingkan dengan keuntungan dari
investasi/saham yang jauh lebih besar
Perubahan prilaku nasabah yang lebih menginginkan
kepraktisan bertransaksi secara online
4. 10 Industri akan BOOMING
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
1. Technology
2. Health
3. Energy
4. Media
5. Consumer Retail
6. Construction
7. Hospitality
8. Finance
9. Real Estate
10. Transportation
5. • Forecasted revenue growth : 19 percent
• Forecasted job growth (2016-2029): 120 percent
• Stock market 10-year gain : 295.88 percent
• Best sub-sectors: Cloud computing, Machine
learning/A.I & Big data
1. Technology
10 Industri akan BOOMING …
6. • Forecasted revenue growth : 1.6 percent
• Forecasted job growth (2016-2029): 107 percent
• Stock market 10-year gain : 66.49 percent
• Best sub-sectors: Fintech, Cryptocurrency
10 Industri akan BOOMING …
Cryptocurrency
8. • Teknologi, pasar, konsumen dan ekosistem
bisnis yang berubah telah mengubah pola
pelayanan kepada konsumen/pelanggan.
• Perubahan ini diharapkan mampu
mendobrak anggapan klasik, menjadi lebih
dinamis, efektif dan tentunya memudahkan
para konsumen untuk mengakses produk
dan layanan.
Change in ,,, Behavior
10. • Hal ini dapat mengakibatkan
transaksi konvensional cenderung
menjadi semakin berkurang.
• Pelayanan yang diinginkan tidak lagi
terpusat pada kantor yang memiliki
keterbatasan waktu, melainkan bisa
terus dilakukan selama 24 jam.
Change in ,,, Behavior
13. Marketing dan
Disrupsi Digital
• Marketing tentunya menghadapi tantangan
yang signifikan dari disrupsi digital.
• Tantangan tersebut muncul, baik secara
internal maupun secara eksternal, sehingga
perusahaan harus mampu mengoptimalkan
pemanfaatan kemajuan teknologi,
khususnya digital marketing.
• Saat ini kecepatan, efisiensi, ketepatan dan
fleksibelitas menjadi hal yang utama.
• Perlu adanya adaptasi terhadap perubahan
tersebut.
14. Konsumen saat ini cenderung belanja secara:
• Umumnya berkelompok,
• Mencari tahu pendapat orang lain,
• Tidak akan membuat keputusan sebelum mereka
mendiskusikannya dengan orang-orang yang mereka
percaya atau sebelum mendapat info yang jelas dari
posting-an public pigure yang mereka percayai.
• Senang terhadap hal-hal yang memberikan kesan
seakan-akan “sesuatu itu terbatas”,
• Suka adanya keterlibatan dalam penciptaan dan
pengembangan produk maupun layanan (product co-
creator).
• Pemesanan & pembayaran secara online (Sistem
Cashless/COD)
• Cenderung mementingkan kecepatan & ketepatan, dan
kepraktisan & fleksibilitas.
• Menyukai produk mutahir dan keluaran terbaru
Purchasing Habits
16. • Fintech (teknologi keuangan) merupakan teknologi
dan inovasi baru yang diciptakan dengan tujuan
untuk memudahkan masyarakat, yang dewasa ini
kian bersaing dengan layanan keuangan
konvensional.
• Dalam rangka membuka akses keuangan yang lebih
luas bagi masyarakat yang tidak bisa mengakses
perbankan konvensional, Indonesia sebagai salah
satu negara yang sudah mengadopsi fintech, telah
menunjukkan perkembangan di berbagai sektor
mulai dari lending online, personal finance,
pembiayaan, remitansi, investasi ritel, crowd
funding, insurtech, dan lain sebagainya.
Potensi FINTECH di Indonesia
17. • Di Indonesia, pada tahun 2006-2007 mencatat ada
7% pengguna fintech.
• Pada tahun 2017 terjadi kenaikan hingga 78%. Total
nilai transaksi fintech di Indonesia pada tahun 2016
adalah Rp.202,7 triliun. Nilai ini meningkat
sebanyak 24,6% dari tahun sebelumnya.
• hingga tahun 2018 nilai transaksi untuk fintech
peer-to-peer lending, sudah mencapai Rp.26 triliun.
Potensi FINTECH . . .
18. Potensi FINTECH . . .
• Per 2021 lalu, Otoritas Jasa Keuangan berhasil
mencatat 116 entitas yang merupakan para
penggerak resmi di dalam industri fintech.
Perusahaan yang kebanyakan bergerak di
bidang peer-to-peer lending, ini jumlahnya terus
bertambah seiring berjalannya waktu.
• Dari sini saja terlihat bahwa potensi fintech di
Indonesia terus bertumbuh, dan kesadaran akan
pentingnya regulasi dan aturan resmi juga
semakin tinggi.
19. • Selain itu, munculnya Asosiasi Fintech
Indonesia menjadi bukti bahwa keberadaan
teknologi baru ini semakin diakui.
• Bertujuan untuk menyediakan rekan bisnis
yang terpercaya untuk saling bekerjasama
membangun ekosistem fintech yang sehat di
Indonesia, kumpulan perusahaan ini berhasil
mengumpulkan 30% dari seluruh
pengguna fintech di Indonesia.
Potensi FINTECH . . .
20. • Dengan prediksi nilai ekonomi pasar digital Asia
Tenggara pada 2025 mencapai $240 miliar (setara
Rp3,3 kuadraliun), Indonesia diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan
kontribusi besar yang akan melampaui Singapura.
• Pendanaan untuk perusahaan pemimpin startup
Singapura yang nyaris disalip oleh 4 unicorn
Indonesia adalah salah satu buktinya.
• Potensi pasar Indonesia dengan 175 juta
pengguna internet yang jumlahnya 26 kali lebih
banyak dari Singapura menjadi alasan kenapa
banyak investor tergiur menanamkan modal ke
Indonesia.
Masa Depan FINTECH di Indonesia
21. Masa Depan FINTECH ...
• Menurut Catcha Group, kebanyakan investor ini
baik lokal maupun asing menyatakan tertarik
melakukan diversifikasi investasi selain
e-commerce, salah satunya adalah di
bidang fintech.
• Dengan tingkat adopsi fintech yang relatif lebih
tinggi dibanding negara-negara Asia Tenggara
lainnya, ini adalah kabar gembira bagi para
pelaku fintech tanah air. Apalagi saat ini institusi
pemerintah, lembaga keuangan dan startup juga
mulai mendirikan pundi dana dan inkubator untuk
mengakuisisi startup fintech. Kombinasi ini rasanya
cukup untuk membuat kita merasa yakin bahwa
industri fintech Indonesia akan segera mencapai
masa keemasan dalam beberapa tahun ke depan.
22. • Jumlah transaksi pembayaran online menurut BI
ditargetkan tembus US$ 130 miliar pada tahun
2020 ini, atau tumbuh 78,4% dari tahun 2016
sebesar US$ 14,8 miliar. Target tersebut seiring
pertumbuhan perusahaan keuangan berbasis
teknologi (Financial Technology/FINTECH).
• Kehadiran fintech diharapkan dapat mengisi gap
pembiayaan pembangunan sebesar Rp 988 triliun
dan menjangkau 49 juta usaha kecil menangah
(UKM) yang belum bankable. (Dian Kurniadi Dian/
Dewan Pengawas Asosiasi Fintech
Indonesia)
Transaksi Online &
Perkembangan FINTECH
23. • Keanggotaan Fintech tercatat 120, yang terdiri dari 86
komunitas Fintech (per 25 September 2016). Di mana,
mayoritas perusahaan berumur kurang dari dua tahun.
• 7% perusahaan fintech beroperasional pada 2006-
2010, 6% pada 2011-2012, 9% pada 2013-2014, dan
78% pada tahun 2015-2016.
• Sementara menurut sektor, perusahaan pembayaran
mendominasi dengan persentase 44%, 15% agregator,
15% lending, 8% crowdfunding, 10% personal
atau financial planning, dan 8% lain-lain.
Transaksi Online &
Perkembangan FINTECH …
24. Namun masih terdapat beberapa kebijakan yang
masih perlu menjadi perhatian, yakni :
• keamanan data,
• tanda tangan elektronik,
• penyelenggaraan know your customer digital,
• elektronifikasi pembayaran, dan
• kepastian hukum pinjaman berbasis online.
Transaksi Online &
Perkembangan FINTECH …
25.
26. • Sejalan dengan perkembangan tersebut,
tren e-Commerce di Indonesia juga diprediksi
terus meningkat dari Rp 150 triliun di tahun
2014, menjadi Rp 210 triliun pada tahun 2025.
• Situasi e-Commerce di Indonesia potensi
pasarnya sangat besar, namun sayangnya
infrastruktur finansial dan pengiriman masih
kurang.
Transaksi Online &
Perkembangan FINTECH …
27. Transaksi Online &
Perkembangan FINTECH …
FINTECH juga mampu :
• memperkuat peran perbankan atau lembaga
keuangan dalam memberikan jasa keuangan
kepada nasabah,
• membantu nasabah membuat keputusan
keuangan,
• mengurangi biaya operasional dan risiko kerugian
misalnya akibat kredit macet, dan
• mengembangkan pasar.
28. Dari sisi pembayaran e-Commerce:
• transfer bank masih merupakan favorit
dengan persentase 57%,
• cash on delivery 28%,
• kartu kredit 7%,
• dan lain-lain 8%.
Transaksi Online &
Perkembangan FINTECH …
29. Transaksi Online &
Perkembangan FINTECH …
• Sementara dari sisi keamanan transaksi,
Indonesia menempati peringkat 1 negara risiko
tertinggi serangan malware disusul Tiongkok,
Thailand, Filipina dan Malaysia.
• Sedangkan, negara teraman yakni Norwegia,
Swedia, Jepang, Inggris, dan Swiss.
• Cyber crime memang tidak bisa dihindari karena
layanan akan going online.
• Menkominfo menilai ada tiga sektor strategis
untuk cyber security, yakni: finansial, industri, dan
energi.
30. Faktor Penghambat Pengembangan
Produk / Penciptaan Produk Baru
Faktor penghambat pengembangan produk / penciptaan
produk baru, antara lain:
• Kurangnya ide/gagasan pengembangan produk
• Mahalnya proses pengembangan produk
• Kegagalan produk utk masuk pasar
• Pasar yang terbagi akibat ketatnya persaingan (adanya
produk substitusi)
• Mudahnya produk untuk ditiru oleh pesaing
• Kekurangan modal untuk pengembangan produk
• Batasan dalam Ketentuan Pemerintah (seperti
keamanan konsumen, keseimbangan lingkungan, dll)