Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan untuk trauma kapitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi trauma kapitis sebagai cedera kepala berat yang menyebabkan gangguan otak dengan atau tanpa perdarahan, etiologi yang terjadi akibat benturan benda tumpul pada kepala, manifestasi klinis seperti denyut nadi lemah dan gangguan fungsi mental, serta pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, pengobatan, dan komplikasi stroke. Secara ringkas, stroke terjadi akibat gangguan aliran darah otak yang dapat menyebabkan kematian atau cacat permanen, dengan penyebab utama hipertensi, emboli, dan perdarahan. Diagnosis didasarkan pada gejala neurologis dan pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan keadaan darurat di bidang neurologi, termasuk penurunan kesadaran, status epileptikus, infeksi sistem saraf pusat, dan stroke. Terdapat penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan tatalaksana awal untuk kondisi-kondisi tersebut.
Pasien laki-laki berusia 6 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala dan mimisan setelah mengalami kecelakaan. Pemeriksaan menemukan fraktur basis cranii dan vulnus di kepala. Pasien dirawat selama 3 hari dan kondisinya membaik.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penanganan kegawatan pada anak, termasuk tersedak makanan, terkena bahan kimia atau serangga di mata, gigitan binatang, dan keracunan. Beberapa penanganan yang direkomendasikan adalah membersihkan luka, mengompres area yang terkena, mengompres dengan es untuk sengatan serangga, dan memberikan cairan untuk menetralisir racun.
Wanita berusia 52 tahun dirawat karena muntah darah berulang selama 12 jam. Pasien juga mengeluh nyeri perut dan berak kehitaman. Pemeriksaan menunjukkan anemia berat dan leukositosis. Diagnosisnya diduga gastritis erosif berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pasien mendapat penatalaksanaan konservatif berupa cairan infus, antiasam, vitamin, analgesik, dan antibiotik serta transfusi darah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang trauma kepala dan tulang belakang, termasuk anatomi, patologi, tanda-tanda, dan penatalaksanaannya. (2) Beberapa poin penting adalah stabilisasi dan penilaian ABCDE pasien trauma kepala, indikasi CT scan dan bedah, serta teknik pengangkatan dan pemindahan pasien trauma tulang belakang dengan aman. (3) Penatalaksanaan er
Wanita 30 tahun dirawat karena sesak nafas dan mual. Pemeriksaan menemukan murmur jantung dan edema kaki. Rontgen paru menunjukkan pembesaran jantung. Diagnosis sementara CHF dan sindroma dispepsia, akan dilakukan pemeriksaan lanjut untuk mendiagnosis penyakit jantung.
Strok merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan neurologis di Indonesia. Dokumen ini membahas tentang definisi, etiologi, jenis, patofisiologi, gejala, faktor risiko, dan penatalaksanaan strok serta konsep asuhan keperawatan untuk gangguan mobilisasi, defisit perawatan diri, dan cemas yang mungkin timbul akibat strok.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan untuk trauma kapitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi trauma kapitis sebagai cedera kepala berat yang menyebabkan gangguan otak dengan atau tanpa perdarahan, etiologi yang terjadi akibat benturan benda tumpul pada kepala, manifestasi klinis seperti denyut nadi lemah dan gangguan fungsi mental, serta pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, pengobatan, dan komplikasi stroke. Secara ringkas, stroke terjadi akibat gangguan aliran darah otak yang dapat menyebabkan kematian atau cacat permanen, dengan penyebab utama hipertensi, emboli, dan perdarahan. Diagnosis didasarkan pada gejala neurologis dan pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan keadaan darurat di bidang neurologi, termasuk penurunan kesadaran, status epileptikus, infeksi sistem saraf pusat, dan stroke. Terdapat penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan tatalaksana awal untuk kondisi-kondisi tersebut.
Pasien laki-laki berusia 6 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala dan mimisan setelah mengalami kecelakaan. Pemeriksaan menemukan fraktur basis cranii dan vulnus di kepala. Pasien dirawat selama 3 hari dan kondisinya membaik.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penanganan kegawatan pada anak, termasuk tersedak makanan, terkena bahan kimia atau serangga di mata, gigitan binatang, dan keracunan. Beberapa penanganan yang direkomendasikan adalah membersihkan luka, mengompres area yang terkena, mengompres dengan es untuk sengatan serangga, dan memberikan cairan untuk menetralisir racun.
Wanita berusia 52 tahun dirawat karena muntah darah berulang selama 12 jam. Pasien juga mengeluh nyeri perut dan berak kehitaman. Pemeriksaan menunjukkan anemia berat dan leukositosis. Diagnosisnya diduga gastritis erosif berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pasien mendapat penatalaksanaan konservatif berupa cairan infus, antiasam, vitamin, analgesik, dan antibiotik serta transfusi darah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang trauma kepala dan tulang belakang, termasuk anatomi, patologi, tanda-tanda, dan penatalaksanaannya. (2) Beberapa poin penting adalah stabilisasi dan penilaian ABCDE pasien trauma kepala, indikasi CT scan dan bedah, serta teknik pengangkatan dan pemindahan pasien trauma tulang belakang dengan aman. (3) Penatalaksanaan er
Wanita 30 tahun dirawat karena sesak nafas dan mual. Pemeriksaan menemukan murmur jantung dan edema kaki. Rontgen paru menunjukkan pembesaran jantung. Diagnosis sementara CHF dan sindroma dispepsia, akan dilakukan pemeriksaan lanjut untuk mendiagnosis penyakit jantung.
Strok merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan neurologis di Indonesia. Dokumen ini membahas tentang definisi, etiologi, jenis, patofisiologi, gejala, faktor risiko, dan penatalaksanaan strok serta konsep asuhan keperawatan untuk gangguan mobilisasi, defisit perawatan diri, dan cemas yang mungkin timbul akibat strok.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. overview
Gigitan ular merupakan salah satu penyebab morbiditas dan
mortalitas di negara tropis
Reaksi bersifat lethal dan mematikan korban
Bisa suatu modifikasi air liur mengandung protein dan enzim
yang dapat melumpuhkan korban
Korban mengalami paralisis, perdarahan, hingga gangguan
napas/respiratory failure
3. Gejala Lokalis
• Bekas gigitan
• Nyeri
• Perdarahan
• Ekimosis
• Tanda radang
• Bula
• Infeksi lokal, abses
• nekrosis
a
b
d
c
4.
5. Gigitan Ular Laut
• Nyeri kepala
• Lidah kaku
• Haus
• Berkeringat
• Mual
Awal
30 min – 3.5
Jam
• Nyeri seluruh tubuh
• Kekakuan dan nyeri tekan otot
• Nyeri saat peregangan otot scr
pasif
• Paralisis flaccid
• Ptosis
• Respiratory failure
• Mioglobinemia dan
mioglobinuria - coca cola
urine
• Acute kidney injury
• Hiperkalemia (6-12 jam pasca
gigitan)
• Cardiac arrest
3-8 jam pasca
gigitan
• Tidak Nyeri dan Tidak Dirasakan Korban
• Taring dapat tertinggal
• Minimal edema/bengkak
• Rabdomiolisis generalisata
6. Ptosis, Paralisis Wajah, Trismus
a b
c
Mialgia generalisata dengan peregangan otot scr pasif
Mioglobinuria
8. •Tetap tenang dan usahakan untuk mengingat jenis, warna, serta ukuran ular.
•Kurangi aktifitas dan melakukan imobilisasi area gigitan.
•Posisikan area gigitan lebih rendah dari jantung.
•Tutup dengan kain kering yang bersih.
•Lepaskan cincin atau jam tangan dari anggota tubuh yang digigit
•Longgarkan pakaian yang dipakai
•Segera dikirim untuk pertolongan medis terdekat.
Yang perlu dilakukan :
•Memanipulasi luka, baik dengan cara menyedot bisa ular dari tempat gigitan atau
menyayat kulit agar bisa keluar bersama darah, menggosok dengan zat kimia, atau
mengompres dengan air panas atau es pada luka gigitan.
•Mengikat atau member torniket terlalu keras pada luka gigitan.
•Minum minuman alcohol atau kopi.
•Mencoba mengejar dan menangkap ular.
Yang tidak boleh dilakukan :
10. Pasien datang dengan riwayat gigitan
ular, tanpa deskripsi ciri-ciri ular
Edema Lokal
Tanda-tanda
Neurotoksik
Perdarahan Spontan/
Gg. Pembekuan Darah
Ya Ya
Tanda-tanda
Neurotoksik
Perdarahan Spontan/
Gg. Pembekuan Darah
Tanda-tanda
Neurotoksik
Ya Ya
Tidak
Ya
Digigit di
tanah,
tidur di
lantai/
rumah
Ular Welang
Digigit di
laut/rawa
payau
Ular Laut
Tidak
Gg. Ginjal Akut
Ya
Ular Hijau/
Ular Tanah
Ya
Bula/
Nekrosis
Gg. Ginjal
Akut
Tidak
Ya Tidak
Kobra Ular Tanah
11. Pemeriksaan Fisik
Status
Generalis
• Tekanan Darah
• Heart Rate
• Kulit: Ptekie, purpuram ekimosis
• Oral: perdarahan gusi
• Nyeri tekan perut
• Nyeri otot, sendi
• Neurologik: Pupill, kesadaran, lateralisasi,
ptosis, oftalmoplegi
Status Lokalis
• Inspeksi: Bekas gigitan, Eritema, Bula, Blister,
Nekrosis, Pus
• Palpasi: Edema, pulsasi nadi proksimal/distal,
sindroma kompartemen, sensoris
12. • Darah Rutin
• Diffcount
• PT/APTT
• Fibrinogen
• Fibrin deg products
• Golongan darah cross
match
• Elektrolit serum
• Glukosa
• SGOT/SGPT
• Bilirubin
• CK
• Uerum/Creatinine
• Urinalisis
• EKG
• BGA
Pemeriksaan
Lab
13. Derajat Gigitan Ular Klinis Penatalaksanaa
n
Derajat 0 Bekas taring, abrasi, nyeri lokal Perawatan Luka,
ABU (-)
D 1. Ringan Nyeri, nyeri tekan, edema,
parestesia perioral
5 Vial ABU
D 2. Sedang Nyeri, nyeri tekan, eritema,
edema melebihi area gigitan,
koagulopati ringan
15 Vial ABU
D 3. Berat Nyeri meningkat,
pembengkakan seluruh
ekstremitas, tanda sistemik,
koagulopati
15-20 Vial ABU
D 4. Mengancam nyawa Koagulopati Berat Min 25 Vial ABU
grading
14. Indikasi pemberian ABU
• Kelainan hematologik: Perdarahan spontan (Pemanjangan PT/APTT,
Trombositopenia)
• Tanda Neurotoksik: Ptosis, oftalmoplegik, paralisis
• Kelainan Kardiovaskuler: hipotensi, syok, aritmia, kelainan EKG
• Gangguan Ginjal Akut : Oliguria/Anuria (klinis), peningkatan
ureum/creatinin (Lab)
• Hemoglobinuria/Mioglobinuria: Urin coca cola (klinis), dipstick urin
(hemolisis), rabdomiolisis klinis (nyeri otot, hiperkalemia)
Efek Bisa Sistemik
• Pembengkakan > setengah ekstremitas bekas gigitan dalam 48 jam
pascagigitan
• Pembengkakan jari-jari di ekstremitas gigitan
• Pembesaran kelenjar limfe lokasi gigitan
Efek Bisa Lokal
15. Adrenalin
• 0,5 mg/kali dan 0.01 mg/kg
Antihistamin Gen 1
• CTM 0,2 mg/kg IV
Corticosteroids
• Hidrokortison 100mg; 2 mg/kg
• Prednisolon 0,7mg/kg/hari 5-7 hari
Antipyretics
• Paracetamol 10-15 mg/kg/kali