Asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke memberikan penjelasan mengenai pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan untuk pasien stroke. Pengkajian meliputi riwayat medis dan gejala klinis, seperti gangguan fungsi saraf dan mobilitas. Diagnosa keperawatan meliputi hambatan mobilitas, komunikasi, dan aktivitas sehari-hari karena kerusakan saraf serta risiko komplikasi peredaran darah otak. Rencana keperawatan bertujuan
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Trauma medulla spinalis adalah cedera pada tulang belakang yang menyebabkan lesi di medulla spinalis dan gangguan neurologis; (2) Penatalaksanaan meliputi pemeriksaan penunjang seperti X-Ray dan MRI, penatalaksanaan medis seperti operasi, terapi, dan imobilisasi, serta pengelolaan komplikasi seperti sistem pernafasan dan genitourinaria; (3) Tujuannya adalah memp
Dokumen tersebut merangkum proses pengkajian keperawatan sistem persarafan yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis, studi diagnostik, dan konsultasi tim kesehatan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan sistem saraf pasien dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup definisi, etiologi, gejala, klasifikasi, faktor risiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan perawatan untuk stroke.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke memberikan penjelasan mengenai pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan untuk pasien stroke. Pengkajian meliputi riwayat medis dan gejala klinis, seperti gangguan fungsi saraf dan mobilitas. Diagnosa keperawatan meliputi hambatan mobilitas, komunikasi, dan aktivitas sehari-hari karena kerusakan saraf serta risiko komplikasi peredaran darah otak. Rencana keperawatan bertujuan
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Trauma medulla spinalis adalah cedera pada tulang belakang yang menyebabkan lesi di medulla spinalis dan gangguan neurologis; (2) Penatalaksanaan meliputi pemeriksaan penunjang seperti X-Ray dan MRI, penatalaksanaan medis seperti operasi, terapi, dan imobilisasi, serta pengelolaan komplikasi seperti sistem pernafasan dan genitourinaria; (3) Tujuannya adalah memp
Dokumen tersebut merangkum proses pengkajian keperawatan sistem persarafan yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis, studi diagnostik, dan konsultasi tim kesehatan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan sistem saraf pasien dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup definisi, etiologi, gejala, klasifikasi, faktor risiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan perawatan untuk stroke.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pemeriksaan neurologis yang meliputi penilaian kekuatan otot, penilaian kesadaran, pengujian saraf kranial, tanda-tanda meningeal, refleks fisiologis dan patologis.
Stroke non hemoragik adalah gangguan fungsi otak akibat berhentinya suplai darah ke bagian otak. Penyebabnya antara lain trombosis, emboli, dan iskemia. Faktor risikonya meliputi hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok. Gejalanya bervariasi bergantung lokasi otak yang terganggu seperti kelemahan otot, gangguan bahasa, dan gangguan sensorik. Pemeriksaan seperti CT scan dan
Vertigo patologis memiliki berbagai jenis yang dapat bersifat sementara atau persisten, fungsional atau struktural, yang disebabkan oleh gangguan sistem vestibular, visual, proprioseptif, atau pusat integrasi otak. Diagnosis vertigo memerlukan evaluasi sumber dan penyebabnya, termasuk tes gerakan mata, keseimbangan, pendengaran, CT scan, MRI, dan pemeriksaan darah untuk menentukan penyakit terkait.
Makalah ini membahas tentang vertigo, termasuk pengertian, jenis, etiologi, dan patofisiologi vertigo. Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya yang ditandai dengan perasaan berputar dan gejala seperti mual. Vertigo dapat disebabkan oleh gangguan sistem vestibular di telinga tengah atau saraf vestibular di otak.
Laporan ini membahas tentang kasus Ny. H yang mengalami gejala vertigo. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan vertigo. Termasuk di dalamnya adalah pengkajian awal terhadap aktivitas, sirkulasi, dan integritas ego pasien oleh perawat.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Low back pain adalah nyeri punggung bawah yang umumnya terjadi pada diskus intervertebralis L4-L5 dan L5-S1.
2. Terdapat berbagai penyebab low back pain seperti degenerasi, inflamasi, osteoporosis, dan faktor psikologis.
3. Diagnosis low back pain didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti ront
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Nyeri pinggang bawah pasien disebabkan oleh aktivitas berat yang menyebabkan kerusakan pada diskus intervertebral L4-L5. Penatalaksanaannya meliputi istirahat total di tempat tidur dengan alas keras, infus cairan dan obat, serta diet normal.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan untuk trauma kapitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi trauma kapitis sebagai cedera kepala berat yang menyebabkan gangguan otak dengan atau tanpa perdarahan, etiologi yang terjadi akibat benturan benda tumpul pada kepala, manifestasi klinis seperti denyut nadi lemah dan gangguan fungsi mental, serta pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
Dokumen tersebut merangkum anatomi sistem panca indera meliputi struktur dan fungsi organ indera penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan peraba. Dibahas pula jenis-jenis reseptor yang terlibat dalam menerima rangsangan dari lingkungan serta proses transmisi impuls sarafnya ke otak untuk ditafsirkan.
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
1. Vertigo sentral disebabkan oleh gangguan sistem keseimbangan pada sistem saraf pusat, baik di pusat integrasi (serebelum dan batang otak) maupun di area persepsi (korteks).
2. Penyebabnya meliputi perdarahan serebelum, infark serebelum, sindrom Wallenberg, sklerosis multiple, neuroma akustik, infeksi sistem saraf pusat, dan trauma.
3. Manifestasi klinisnya bervariasi namun seringkali berupa vertigo kon
Dokumen tersebut membahas tentang vertigo, yang merupakan persepsi gerakan berupa rasa berputar atau melayang walaupun seseorang sedang diam. Vertigo dibedakan menjadi vertigo vestibular perifer, yang disebabkan gangguan sistem vestibuler telinga, dan vertigo vestibular sentral yang disebabkan gangguan sistem vestibular pusat di otak. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai tes diagnostik dan terapi untuk vertigo, seperti manuver Epley unt
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang trauma kepala dan tulang belakang, termasuk anatomi, patologi, tanda-tanda, dan penatalaksanaannya. (2) Beberapa poin penting adalah stabilisasi dan penilaian ABCDE pasien trauma kepala, indikasi CT scan dan bedah, serta teknik pengangkatan dan pemindahan pasien trauma tulang belakang dengan aman. (3) Penatalaksanaan er
Stroke merupakan gangguan sirkulasi darah otak yang dapat menyebabkan kecacatan permanen atau kematian. Penyebabnya antara lain pembekuan darah atau perdarahan yang tidak dapat diatasi dengan obat. Pengobatan yang diberikan tergantung penyebabnya dan gejala yang timbul, seperti obat untuk mengurangi resiko serangan lanjutan atau terapi rehabilitasi. Pencegahan melalui pola hidup sehat sangat penting bagi penderita stroke.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pemeriksaan neurologis yang meliputi penilaian kekuatan otot, penilaian kesadaran, pengujian saraf kranial, tanda-tanda meningeal, refleks fisiologis dan patologis.
Stroke non hemoragik adalah gangguan fungsi otak akibat berhentinya suplai darah ke bagian otak. Penyebabnya antara lain trombosis, emboli, dan iskemia. Faktor risikonya meliputi hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok. Gejalanya bervariasi bergantung lokasi otak yang terganggu seperti kelemahan otot, gangguan bahasa, dan gangguan sensorik. Pemeriksaan seperti CT scan dan
Vertigo patologis memiliki berbagai jenis yang dapat bersifat sementara atau persisten, fungsional atau struktural, yang disebabkan oleh gangguan sistem vestibular, visual, proprioseptif, atau pusat integrasi otak. Diagnosis vertigo memerlukan evaluasi sumber dan penyebabnya, termasuk tes gerakan mata, keseimbangan, pendengaran, CT scan, MRI, dan pemeriksaan darah untuk menentukan penyakit terkait.
Makalah ini membahas tentang vertigo, termasuk pengertian, jenis, etiologi, dan patofisiologi vertigo. Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya yang ditandai dengan perasaan berputar dan gejala seperti mual. Vertigo dapat disebabkan oleh gangguan sistem vestibular di telinga tengah atau saraf vestibular di otak.
Laporan ini membahas tentang kasus Ny. H yang mengalami gejala vertigo. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan vertigo. Termasuk di dalamnya adalah pengkajian awal terhadap aktivitas, sirkulasi, dan integritas ego pasien oleh perawat.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Low back pain adalah nyeri punggung bawah yang umumnya terjadi pada diskus intervertebralis L4-L5 dan L5-S1.
2. Terdapat berbagai penyebab low back pain seperti degenerasi, inflamasi, osteoporosis, dan faktor psikologis.
3. Diagnosis low back pain didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti ront
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Nyeri pinggang bawah pasien disebabkan oleh aktivitas berat yang menyebabkan kerusakan pada diskus intervertebral L4-L5. Penatalaksanaannya meliputi istirahat total di tempat tidur dengan alas keras, infus cairan dan obat, serta diet normal.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan untuk trauma kapitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi trauma kapitis sebagai cedera kepala berat yang menyebabkan gangguan otak dengan atau tanpa perdarahan, etiologi yang terjadi akibat benturan benda tumpul pada kepala, manifestasi klinis seperti denyut nadi lemah dan gangguan fungsi mental, serta pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
Dokumen tersebut merangkum anatomi sistem panca indera meliputi struktur dan fungsi organ indera penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan peraba. Dibahas pula jenis-jenis reseptor yang terlibat dalam menerima rangsangan dari lingkungan serta proses transmisi impuls sarafnya ke otak untuk ditafsirkan.
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
1. Vertigo sentral disebabkan oleh gangguan sistem keseimbangan pada sistem saraf pusat, baik di pusat integrasi (serebelum dan batang otak) maupun di area persepsi (korteks).
2. Penyebabnya meliputi perdarahan serebelum, infark serebelum, sindrom Wallenberg, sklerosis multiple, neuroma akustik, infeksi sistem saraf pusat, dan trauma.
3. Manifestasi klinisnya bervariasi namun seringkali berupa vertigo kon
Dokumen tersebut membahas tentang vertigo, yang merupakan persepsi gerakan berupa rasa berputar atau melayang walaupun seseorang sedang diam. Vertigo dibedakan menjadi vertigo vestibular perifer, yang disebabkan gangguan sistem vestibuler telinga, dan vertigo vestibular sentral yang disebabkan gangguan sistem vestibular pusat di otak. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai tes diagnostik dan terapi untuk vertigo, seperti manuver Epley unt
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang trauma kepala dan tulang belakang, termasuk anatomi, patologi, tanda-tanda, dan penatalaksanaannya. (2) Beberapa poin penting adalah stabilisasi dan penilaian ABCDE pasien trauma kepala, indikasi CT scan dan bedah, serta teknik pengangkatan dan pemindahan pasien trauma tulang belakang dengan aman. (3) Penatalaksanaan er
Stroke merupakan gangguan sirkulasi darah otak yang dapat menyebabkan kecacatan permanen atau kematian. Penyebabnya antara lain pembekuan darah atau perdarahan yang tidak dapat diatasi dengan obat. Pengobatan yang diberikan tergantung penyebabnya dan gejala yang timbul, seperti obat untuk mengurangi resiko serangan lanjutan atau terapi rehabilitasi. Pencegahan melalui pola hidup sehat sangat penting bagi penderita stroke.
Pasien laki-laki berusia 17 tahun mengalami kejang sebanyak 5 kali dalam 2 hari. Didiagnosis menderita epilepsi berdasarkan riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan. Diberikan pengobatan antiepilepsi dan edukasi untuk keluarga.
Proses keperawatan mencakup pengkajian berbagai aspek kesehatan pasien seperti aktivitas istirahat, sirkulasi, eliminasi, makanan dan cairan, higiene, neurosensori, nyeri dan kenyamanan, pernafasan, keamanan, dan integritas ego. Berdasarkan hasil pengkajian, diagnosis keperawatan dapat meliputi risiko infeksi, perubahan perfusi serebral, trauma, nyeri, hambatan mobilitas, dan ansietas. Rencana intervens
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan sistem neurologi, yang mencakup pengkajian fungsional neurologi seperti kondisi mental, fungsi syaraf kranial, bahasa dan berbicara, status sensori, dan status motorik. Beberapa bagian otak dan penilaian refleks juga dijelaskan.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang neuromuscular disease dan neuropati. Secara singkat, dokumen menjelaskan definisi neuromuscular disease dan neuropati, jenis-jenisnya seperti polineuropati dan mononeuropati, klasifikasi, gejala, penyebab, dan penatalaksanaannya. Dokumen juga membahas sindrom Guillain Barre dan miastenia gravis secara spesifik.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Parkinson. Penyakit ini disebabkan oleh hilangnya neuron pigmen di substantia nigra otak yang mengakibatkan kekurangan dopamin. Gejalanya antara lain tremor, kekakuan otot, dan perlambatan gerakan. Penatalaksanaannya meliputi obat-obatan seperti levodopa dan terapi lainnya.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
2. SARAF
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan
direspon oleh tubuh
BAGIAN-BAGIAN SEL SARAF
Sel Saraf (Neuron)
Badan sel
Dendrit
Akson
3.
4.
5. Pengkajian
Umum
Airway
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Atur posisi : posisi kepala flat dan tidak miring ke satu sisi untuk mencegah
penekanan / bendungan pada vena jugularis
Cek adanya pengeluaran cairan dari hidung, telinga atau mulut.
Breathing
Kaji pola nafas, frekuensi, irama nafas, kedalaman
Monitoring ventilasi : pemeriksaan analisa gas darah, saturasi oksigen
Circulation
Kaji keadaan perfusi jaringan perifes (akral, nadi capillary rafill, sianosis pada kuku,
bibir)
Monitor tingkat kesadaran, GCS, periksa pupil, ukuran, reflek terhadap cahaya
Monitoring tanda- tanda vital
Pemberian cairan dan elektrolit
Monitoring intake dan output
Khusus
Konservatif : Dengan pemberian manitol/gliserin, furosemid, pemberian steroid
Operatif : Tindakan kraniotomi, pemasangan drain, shuting prosedur
Monitoring tekanan intrakranial : yang ditandai dengan sakit kepala hebat, muntah
proyektil dan papil edema
Pemberian diet/nutrisi
Rehabilitasi, fisioterapi
Prioritas Keperawatan
Memaksimalkan perfusi/fungsi serebral
Mencegah/meminimalkan komplikasi
6. Mengoptimalkan fungsi otak/mengembalikan pada keadaan sebelum trauma
Meningkatkan koping individu dan keluarga
Memberikan informasi
Kebutuhan sehari-hari :
Aktivitas/Istirahat
Gejala : Merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan.
Tanda : Perubahan kesadaran, letargi, hemiparese, quadreplegia, ataksia cara berjalan tak tegap,
masalah dalam keseimbangan, cedera (tauma) ortopedi, kehilangan tonus otot, otot spastic
Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah atau normal (hipertensi), perubahan frekuensi jantung (bradikardi,
takikardi yang diselingi dengan bradikardi,disritmia
Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang atau dramatis)
Tanda : Cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung, depresi daninpulsif
Eliminasi
Gejala : Inkontinensia kandung kemih/usus atau mengalami gangguan fungsi
Makanan/Cairan
Gejala : Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera
Tanda : Muntah (mungkin proyektil), gangguan menelan (batuk, air liur keluar,disfagia)
Neurosensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian. Vertigo, sinkope, tinitus,
kehilangan pendengaran, tingling, baal pada ekstermitas. Perubahan dalam penglihatan, seperti
ketajamannya, diplopia, kehilangan sebagian lapang pandang, fotofobia.
Gangguan pengecapan dan juga penciuman.
7. Tanda : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status mental (orientasi,
kewaspadaan, perhatian, konsentrasi, pemecahan masalah, pengaruh emosi/tingkah
laku dan memori). Perubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri), deviasi pada
mata, ketidakmampuan mengikuti. Kehilangan pengindraan, seperti: pengecapan,
penciuman dan pendengaran. Wajah tidak simetris, genggaman lemah, tidak
seimbang, reflek tendon dalam tidak ada atau lemah, apraksia, hemiparese,
quadreplegia, postur (dekortikasi,deserebrasi), kejang. Sangat sensitive terhadap
sentuhan dan gerakan, kehilangan sensasi sebagian tubuh, kesulitan dalam
menentukan posisi tubuh
Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri yang hebat,
gelisah tidak bisa beristirahat, merintih.
Pernafasan
Tanda : Perubahan pola nafas (apnea yang diselingi oleh hiperventilasi). Napas
berbunyi, stridor, tersedak. Ronkhi, mengi positif (kemungkinan karenarespirasi)
Keamanan
Gejala : Trauma baru/trauma karena kecelakaan
Tanda : Fraktur/dislokasi, gangguan penglihatan.
Kulit: laserasi, abrasi, perubahan warna, spt “raccoon eye”, tanda battle disekitar
telinga (merupakan tanda adanya trauma). Adanya aliran cairan (drainase) dari
telinga/hidung (CSS).
Gangguan kognitif, gangguan rentang gerak, tonus otot hilang, kekuatan secara
umum mengalami paralysis. Demam, gangguan dalam regulasi suhu tubuh
interaksi Sosial
Tanda : Afasia motorik dan sensorik, bicara tanpa arti, bicara berulang ulang,
disartris, anomia.
Penyuluhan/pembelajaran
8. Diagnosa Keperawatan
•Kerusakan pertukaran gas: yang berhubungan
dengan hilangnya kontrol volunter terhadap otot
pernapasan dan/atau frekuensi irama, kedalamanan
atau otomatisasi pernapasan.
•Ketidakefektifan perfusi jaringan (spesifik serebral
)b.d aliran arteri dan atau vena terputus.
•Nyeri akut b.d dengan agen injuri fisik
•Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan
immobilitas berkepanjangan
•Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
memakan makanan, tonus otot menurun, kelemahan
otot pengunyah dan mengeluh gangguan sensasi
rasa.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15. Pengertian
Cedera kepala yaitu adanya
deformasi berupa
penyimpangan bentuk atau
penyimpangan garis pada
tulang tengkorak, percepatan
dan perlambatan ( accelerasi –
decelerasi ) yang merupakan
perubahan bentuk.
Dipengaruhi oleh perubahan
peningkatan pada percepatan
faktor dan penurunan
kecepatan, serta notasi yaitu
pergerakan pada kepala
dirasakan juga oleh otak
sebagai akibat perputaran
pada tindakan pencegahan,
(Syaifuddin, 2006)
Patofisiologi
Pada CKB terjadi dimana kepala
mengalami benturan yang kuat
dan cepat akan menimbulkan
pergerakan dan penekanan pada
otak dan jaringan sekitarnya
secara mendadak serta
pengembangan gaya kompresi
yang destruktif. Peristiwa ini
dikenal dengan sebutan cedera
akselerasi-deselerasi. Dipandang
dari aspek mekanis, akselerasi dan
deselerasi merupakan kejadian
yang serupa, hanya berbeda
arahnya saja. Efek akselerasi
kepala pada bidang sagital dari
posterior ke anterior adalah serupa
dengan deselerasi kepala anterior-
posterior, (Satyanegara, 2003)
16. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
- KASUS-
An X Gadis 17 Tahun Masuk Unit Perawatan Kritis keadaan
samnolen GCS E;2 V;2 M: 4 = 8, setelah kecelakaan mobil
yang menghantam kepalanya. Dia tidak menggunakan
sabuk pengaman pada mobil yang dikemudikan oleh teman
laki-lakinya dan telah terseret kira-kira 40 kaki dari mobil.
Pengemudi yang menggunakan sabuk pengaman tidak
mengalami cedera. Setelah dilakukan foto kepala dan
medulla spinalis, PIV, Scan CT kepala dan evaluasi meds, An
X didiagnosa kepala berat tertutup dengan edema cerebral
sedang, tidak ada pendarahan intrakranial dan
kemungkinan fraktur tengkorak basiler. Terpasang
ventilator dengan diset FiO2 = 0,5; VT = 1200cc; VMI= 18;
dan TAPJ = 0, GDA; pH 7,32; CO2 42 mmHg; pao2 60
mmHg; HCO3 20 mEq/L, TD : 180/68mmHG N: 60 ; p:26; S:
39,2 C, TIK= 32 mmHg. Pupil isokor 4mm, reaksi lambat
tak ada respon terhadap perintah, menunjukan postur
deserbrasi terhadap nyeri. Bunyi napas ronki=pada lapang
paru atas, rales pada kedua dasar paru.
17. Gangguan pertukaran gas: yang berhubungan
dengan cedera yang mempengaruhi frekuensi,
irama, kedalamanan atau otomatisasi
pernapasan. (00030)
Batasan karakteristik:
PH darah arteri abnormal
Pernapasan abnormal
Penurunan karbondioksida
Faktor yang berhubungan : perubahan membran
alveolar-kapiler
Samnolen
18.
19.
20. INTERVENSI KOLABORASI:
Pantau TIK
Manitol 25%, 1/3 g/kg IV prn TIK > 20mmHg
Beritahu dokter jika TIK berlanjut sampai >25mmHg
Periksa tanda vital dan neuro setiap 30 menit
Pasang kateter untuk mengeluarkan drainase
Selang NG untuk penghisapan
Tinggikan kepala tempat tidur 30’
Deksametason 10mg IV pertama, kemudian 4mg IV
setiap 6 jam
Famotidin 20mg IV setiap 12 jam
Difenilhidentoin 100mg setiap 8 jam
Asetaminofen 650 mg supositoria prn suhu lebih
besar dari 38’
Selimut hipotermia prn pada suhu lebih tinggi dari
38,5 ‘C
Ventilator dengan diset FiO2 = 0,5; VT=120 cc;
VMI=18; dan TAPJ=0
21. INTERVENSI KOLABORASI:
Pantau CO2 tidal-akhir;pertahankan CO2 26-
30torr
Dekstrosa 5%/salin normal 0,2 IV dengan
kecepatan 60ml/jam
Batasi cairan total =1500ml/24jam
Pengkajian data berikut dodapat beberapa jam
setelah penerimaan An. X
GDA; pH 7,32; CO2 42 mmHg; PaO2 mmHg; HCO3
20mEq/L TD: 180/68mmHg , Hg: N: 60; P: 26; S:
39,2’C; TIK= 32mmHg.
Pupil isokor 4 mm, reaksi lambat tak adda respon
terhadap perintah; menunjukan postur deserebrasi
terhadap nyeri.
Bunyi napas = ronki pada lapang paru atas, rales
pada kedua dasar paru.