Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan terhadap performa reproduksi induk dan pertumbuhan anak pra sapih domba lokal
Ringkasan:
1. Penelitian ini mengkaji pengaruh ransum dengan sumber protein tepung ikan dan bungkil kedelai terhadap performa reproduksi induk dan pertumbuhan anak domba lokal.
2. Tidak terdapat pengaruh nyata kualitas protein ransum terhadap konsumsi bahan kering induk. Namun, konsumsi ransum tanpa suplementasi cenderung lebih tinggi.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas reproduksi induk dan
Dokumen ini membahas tentang pemberian makanan tambahan untuk ternak ruminansia seperti lembu dan kambing. Pelepah sawit yang difermentasi dapat meningkatkan kandungan protein dan tenaga, sehingga dapat mengurangkan pemberian konsentrat serta menjadikan biaya pakan lebih rendah. Makanan tambahan seperti galian jilat, silaj, dan EM juga dibahas.
Modul ini membahas tentang berbagai jenis bahan pakan konsentrat dan uji kualitas nutrisi pakan untuk sapi perah. Jenis-jenis konsentrat dijelaskan berdasarkan umur sapi perah beserta persyaratan mutunya. Modul ini juga menjelaskan berbagai sumber bahan konsentrat seperti biji-bijian, limbah industri, dan hewan sebagai sumber protein dan energi."
Brosur ini memberikan informasi tentang alternatif bahan pakan murah dan mudah didapat untuk ayam buras seperti dedak, jagung, bungkil kelapa, singkong, kedelai, dan berbagai daun yang kaya protein seperti daun lamtoro dan turi. Brosur ini juga menjelaskan kebutuhan zat gizi dan produktivitas ayam buras serta beberapa jenis ayam buras lokal seperti ayam Pelting, Kedu, dan Nunukan.
Fermetasi ampas tahu dengan laru oncom sebagai pakan ayam ras pedagingdimasarienugraha123
Studi ini menguji penggunaan ampas tahu yang difermentasi dengan jamur oncom sebagai pakan ayam broiler. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian ampas tahu fermentasi hingga 15% meningkatkan pertambahan berat badan, berat karkas, dan persentase karkas ayam, serta menurunkan konversi pakan. Studi ini menyimpulkan bahwa ampas tahu fermentasi dapat digunakan sebagai pakan ayam broiler hingga 15% untuk
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14BBPP_Batu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengolahan limbah tanaman pangan untuk pakan ternak, khususnya potensi hasil ikutan tanaman padi seperti jerami, dedak, dan sekam sebagai sumber pakan.
2. Jerami padi dan dedak padi memiliki potensi sebagai sumber serat dan energi pakan ternak, meskipun jerami padi memiliki kandungan serat yang terikat erat sehingga sul
Dokumen ini membahas tentang pemberian makanan tambahan untuk ternak ruminansia seperti lembu dan kambing. Pelepah sawit yang difermentasi dapat meningkatkan kandungan protein dan tenaga, sehingga dapat mengurangkan pemberian konsentrat serta menjadikan biaya pakan lebih rendah. Makanan tambahan seperti galian jilat, silaj, dan EM juga dibahas.
Modul ini membahas tentang berbagai jenis bahan pakan konsentrat dan uji kualitas nutrisi pakan untuk sapi perah. Jenis-jenis konsentrat dijelaskan berdasarkan umur sapi perah beserta persyaratan mutunya. Modul ini juga menjelaskan berbagai sumber bahan konsentrat seperti biji-bijian, limbah industri, dan hewan sebagai sumber protein dan energi."
Brosur ini memberikan informasi tentang alternatif bahan pakan murah dan mudah didapat untuk ayam buras seperti dedak, jagung, bungkil kelapa, singkong, kedelai, dan berbagai daun yang kaya protein seperti daun lamtoro dan turi. Brosur ini juga menjelaskan kebutuhan zat gizi dan produktivitas ayam buras serta beberapa jenis ayam buras lokal seperti ayam Pelting, Kedu, dan Nunukan.
Fermetasi ampas tahu dengan laru oncom sebagai pakan ayam ras pedagingdimasarienugraha123
Studi ini menguji penggunaan ampas tahu yang difermentasi dengan jamur oncom sebagai pakan ayam broiler. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian ampas tahu fermentasi hingga 15% meningkatkan pertambahan berat badan, berat karkas, dan persentase karkas ayam, serta menurunkan konversi pakan. Studi ini menyimpulkan bahwa ampas tahu fermentasi dapat digunakan sebagai pakan ayam broiler hingga 15% untuk
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14BBPP_Batu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengolahan limbah tanaman pangan untuk pakan ternak, khususnya potensi hasil ikutan tanaman padi seperti jerami, dedak, dan sekam sebagai sumber pakan.
2. Jerami padi dan dedak padi memiliki potensi sebagai sumber serat dan energi pakan ternak, meskipun jerami padi memiliki kandungan serat yang terikat erat sehingga sul
Integrasi ternak dan tanaman pangan merupakan sistem pertanian yang mengintegrasikan ternak dan tanaman pangan dalam satu kesatuan usahatani. Integrasi memungkinkan limbah ternak dan tanaman saling dimanfaatkan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Keunggulan pertanian terintegrasi antara lain membentuk rantai ekosistem tertutup dan memanfaatkan biomassa secara maksimal. Pola integrasi ternak sapi dan tanaman p
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pemberian makanan yang tepat untuk ternak babi, mulai dari jenis, kualitas, dan cara pemberiannya sesuai umur dan kebutuhan nutrisi babi. Pemberian makanan yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan, produksi, dan keuntungan usaha peternakan babi.
Dokumen ini membahas tentang pengembangan teknologi pakan murah untuk sapi potong dengan memanfaatkan limbah agroindustri seperti tumpi jagung dan jarami padi. Dokumen juga membahas tentang penggunaan probiotik dan suplemen zat gizi untuk meningkatkan kecernaan pakan dan produktivitas ternak. Selain itu, dibahas pula sistem integrasi peternakan sapi dengan perkebunan kelapa sawit.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi pakan dalam penggemukan sapi secara intensif, termasuk cara meningkatkan mutu jerami sebagai pakan utama, penyusunan ransum pakan yang seimbang, dan penggunaan suplemen untuk mempercepat pertambahan berat badan sapi.
1. Dokumen ini membahas model integrasi ternak sapi dan kambing dengan perkebunan kelapa sawit dan kakao di Kalimantan Barat.
2. Biomassa dari perkebunan sawit dan limbah kulit buah kakao dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
3. Integrasi ternak dan perkebunan dapat meningkatkan pendapatan petani dan manfaat lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang biomassa kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, terutama limbah-limbah seperti pelepah, bungkil, dan lumpur sawit. Dokumen juga menjelaskan manfaat integrasi tanaman kelapa sawit dengan ternak sapi dalam suatu sistem agroforestri (SISKA), seperti meningkatkan produktivitas lahan, pemanfaatan limbah, dan peningkatan pendapatan petani. Metode pengolahan limbah saw
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melaluiika rini
[Ringkasan]
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi terbaik dalam pembuatan roti manis yang dibuat dari substitusi tepung terigu dengan pati sagu dan Mocaf.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi pati sagu dan Mocaf secara signifikan mempengaruhi kadar air, abu, dan pati pada roti manis, namun tidak berpengaruh terhadap penilaian organoleptik
Formulasi pakan merupakan proses penting dalam budidaya perikanan dan perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti kebutuhan nutrisi spesifik ikan, ketersediaan bahan baku, dan harga pakan. Teknik formulasi tradisional, perangkat lunak, dan database dapat digunakan untuk menghasilkan pakan yang sesuai target nutrisi dan ekonomis. Pakan fungsional dapat meningkatkan pertumbuhan dan kekebalan ikan melalui
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang 5 bahan pakan lokal yang dapat digunakan untuk ikan, yaitu bungkil kacang tanah untuk ikan nila, keong mas untuk ikan gabus, azolla untuk ikan lele, tepung daun singkong, dan maggot black soldier fly untuk ikan koi.
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...lisa ruliaty 631971
Dalam kajian ini, induk rajungan di beri pakan berupa campuran pakan segar (cumi-cumi, udang dan ikan rucah) sebagai kontrol dan pakan segar dengan penambahan 50% biomasa artemia tanpa diperkaya.
Makalah ini membahas penelitian meningkatkan produktivitas induk udang windu dengan memberikan pakan yang diberi bubuk paprika. Paprika kaya akan beta-karoten dan vitamin yang dapat meningkatkan kualitas telur dan frekuensi matang gonad induk udang. Hasil penelitian menunjukkan pemberian bubuk paprika 2 gram/kg pakan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup induk 90% dan rata-rata tiap induk menghasilkan 3 kali matang
Dokumen tersebut membahas potensi isi rumen sapi yang berasal dari rumah potong hewan sebagai pakan ternak ruminansia. Penelitian ini menganalisis kuantitas (berat segar dan kering), kualitas (kadar bahan kering dan organik), dan karakteristik fisik isi rumen sapi. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata berat segar dan kering isi rumen masing-masing adalah 8,507 kg dan 1,127 kg. Kadar
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi isi rumen sapi yang dilihat dari kuantitas, kualitas, dan karakteristiknya.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berat segar isi rumen sapi adalah 8.507,88 gram per ekor sapi, sedangkan berat keringnya adalah 1.127,16 gram per ekor dengan kadar bahan kering sebesar 89,
Integrasi ternak dan tanaman pangan merupakan sistem pertanian yang mengintegrasikan ternak dan tanaman pangan dalam satu kesatuan usahatani. Integrasi memungkinkan limbah ternak dan tanaman saling dimanfaatkan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Keunggulan pertanian terintegrasi antara lain membentuk rantai ekosistem tertutup dan memanfaatkan biomassa secara maksimal. Pola integrasi ternak sapi dan tanaman p
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pemberian makanan yang tepat untuk ternak babi, mulai dari jenis, kualitas, dan cara pemberiannya sesuai umur dan kebutuhan nutrisi babi. Pemberian makanan yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan, produksi, dan keuntungan usaha peternakan babi.
Dokumen ini membahas tentang pengembangan teknologi pakan murah untuk sapi potong dengan memanfaatkan limbah agroindustri seperti tumpi jagung dan jarami padi. Dokumen juga membahas tentang penggunaan probiotik dan suplemen zat gizi untuk meningkatkan kecernaan pakan dan produktivitas ternak. Selain itu, dibahas pula sistem integrasi peternakan sapi dengan perkebunan kelapa sawit.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi pakan dalam penggemukan sapi secara intensif, termasuk cara meningkatkan mutu jerami sebagai pakan utama, penyusunan ransum pakan yang seimbang, dan penggunaan suplemen untuk mempercepat pertambahan berat badan sapi.
1. Dokumen ini membahas model integrasi ternak sapi dan kambing dengan perkebunan kelapa sawit dan kakao di Kalimantan Barat.
2. Biomassa dari perkebunan sawit dan limbah kulit buah kakao dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
3. Integrasi ternak dan perkebunan dapat meningkatkan pendapatan petani dan manfaat lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang biomassa kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, terutama limbah-limbah seperti pelepah, bungkil, dan lumpur sawit. Dokumen juga menjelaskan manfaat integrasi tanaman kelapa sawit dengan ternak sapi dalam suatu sistem agroforestri (SISKA), seperti meningkatkan produktivitas lahan, pemanfaatan limbah, dan peningkatan pendapatan petani. Metode pengolahan limbah saw
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melaluiika rini
[Ringkasan]
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi terbaik dalam pembuatan roti manis yang dibuat dari substitusi tepung terigu dengan pati sagu dan Mocaf.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi pati sagu dan Mocaf secara signifikan mempengaruhi kadar air, abu, dan pati pada roti manis, namun tidak berpengaruh terhadap penilaian organoleptik
Formulasi pakan merupakan proses penting dalam budidaya perikanan dan perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti kebutuhan nutrisi spesifik ikan, ketersediaan bahan baku, dan harga pakan. Teknik formulasi tradisional, perangkat lunak, dan database dapat digunakan untuk menghasilkan pakan yang sesuai target nutrisi dan ekonomis. Pakan fungsional dapat meningkatkan pertumbuhan dan kekebalan ikan melalui
DINAMIKA KANDUNGAN PROTEIN PUCUK KOLESOM (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) ...
Similar to Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan terhadap performa reproduksi induk dan pertumbuhan anak pra sapih domba lokal
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang 5 bahan pakan lokal yang dapat digunakan untuk ikan, yaitu bungkil kacang tanah untuk ikan nila, keong mas untuk ikan gabus, azolla untuk ikan lele, tepung daun singkong, dan maggot black soldier fly untuk ikan koi.
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...lisa ruliaty 631971
Dalam kajian ini, induk rajungan di beri pakan berupa campuran pakan segar (cumi-cumi, udang dan ikan rucah) sebagai kontrol dan pakan segar dengan penambahan 50% biomasa artemia tanpa diperkaya.
Makalah ini membahas penelitian meningkatkan produktivitas induk udang windu dengan memberikan pakan yang diberi bubuk paprika. Paprika kaya akan beta-karoten dan vitamin yang dapat meningkatkan kualitas telur dan frekuensi matang gonad induk udang. Hasil penelitian menunjukkan pemberian bubuk paprika 2 gram/kg pakan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup induk 90% dan rata-rata tiap induk menghasilkan 3 kali matang
Dokumen tersebut membahas potensi isi rumen sapi yang berasal dari rumah potong hewan sebagai pakan ternak ruminansia. Penelitian ini menganalisis kuantitas (berat segar dan kering), kualitas (kadar bahan kering dan organik), dan karakteristik fisik isi rumen sapi. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata berat segar dan kering isi rumen masing-masing adalah 8,507 kg dan 1,127 kg. Kadar
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi isi rumen sapi yang dilihat dari kuantitas, kualitas, dan karakteristiknya.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berat segar isi rumen sapi adalah 8.507,88 gram per ekor sapi, sedangkan berat keringnya adalah 1.127,16 gram per ekor dengan kadar bahan kering sebesar 89,
Dokumen ini membahas pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar protein pada telur ayam kampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar protein telur ayam kampung dengan berbagai lama penyimpanan 5 hari, 10 hari, 15 hari, dan 20 hari pada suhu 15°C. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang penyimpanan telur yang tepat agar kadar protein telur tetap terjaga.
Dokumen ini membahas pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar protein pada telur ayam kampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar protein telur ayam kampung dengan berbagai lama penyimpanan 5, 10, 15, dan 20 hari pada suhu 15°C dan mengetahui lama penyimpanan yang optimal. Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti, masyarakat, dan tenaga kesehatan tentang pentingnya ef
Evaluasi Sumber Protein Alternatif Tepung Maggot mengevaluasi penggunaan tepung maggot sebagai substitusi tepung ikan dalam pakan ikan. Dokumen ini menganalisis nutrisi, efek terhadap pertumbuhan ikan, lingkungan, keamanan pangan, dan kelayakan ekonomi penggunaan tepung maggot. Kesimpulannya, tepung maggot dapat menjadi alternatif sumber protein yang baik untuk pakan ikan jika dikombinasikan dengan pakan k
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Dendy Vidianto
Dokumen tersebut membahas pengaruh suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan terhadap performa reproduksi induk dan pertumbuhan anak pra sapih domba lokal. Penelitian ini menggunakan 15 ekor domba betina akhir kebuntingan yang diberi 3 perlakuan ransum berbeda yaitu ransum komersil, ransum komersil ditambah 10% tepung ikan, dan ransum komersil ditambah 15% bungkil kedelai.
Modul ini membahas pengelolaan pakan pada budidaya udang vannamei. Pakan merupakan biaya terbesar dalam budidaya, sehingga pengelolaannya perlu dilakukan dengan tepat agar budidaya menjadi efektif dan efisien. Modul ini menjelaskan jenis pakan, kriteria pakan yang baik, penyimpanan pakan, pemberian pakan sesuai umur udang, dan pengawasan konsumsi pakan menggunakan alat anco.
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...dewi inne kumalasari
Makalah ini membahas cara mengatasi permasalahan ketersediaan pakan di Indonesia dengan melihat potensi sumber daya alam di Jawa Timur. Beberapa alternatif bahan pakan yang dibahas antara lain onggok dan tepung kulit kakao yang dapat ditingkatkan kualitasnya melalui proses fermentasi untuk meningkatkan kandungan protein dan menurunkan serat kasar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.
Kerupuk Tulang Gadis merupakan kerupuk yang terbuat dari campuran bekatul dan kaldu dari kepala dan kulit udang. Bekatul dan limbah udang memiliki kandungan gizi yang tinggi namun kurang dimanfaatkan. Kerupuk ini diharapkan dapat menjadi alternatif olahan organik yang menyehatkan serta memaksimalkan pemanfaatan limbah udang.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang ransum untuk berbagai jenis unggas seperti broiler, petelur, kalkun, angsa, dan bebek. Termasuk kandungan nutrisi, umur, dan tingkat produksi yang sesuai untuk masing-masing jenis unggas.
Similar to Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan terhadap performa reproduksi induk dan pertumbuhan anak pra sapih domba lokal (20)
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan terhadap performa reproduksi induk dan pertumbuhan anak pra sapih domba lokal
1. SUPLEMENTASI TEPUNG IKAN DAN BUNGKIL KEDELAI DALAM
RANSUM AKHIR KEBUNTINGAN TERHADAP PERFORMA
REPRODUKSI INDUK DAN PERTUMBUHAN
ANAK PRA SAPIH DOMBA LOKAL
Dendy Vidianto1), Lilis Khotijah1), Dwierra Evvyernie Amirroenas 1)
1)
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor
ABSTRACT
A fertile sheep is capable of producing two to three lambs in a birth. Birth weights and
growth rate is the character that determine the performance of sheep. Nutritional needs for pregnant
and lactation sheep is higher than other physiological conditions. The high protein intake is expected
to increase the amount of retention protein in the body and used by livestock to meet maintenance,
reproduction, and production. The purpose of this study is to examine the influence of the ration with
a protein source of fish meal and soybean meal to the performance of a pregnant sheep and the pre-
weaning lamb at local. The experiment was conducted at the local sheep randomized complete design
with three treatment five replications. The treatment consists of P1 = commercial ration, P2 =
commercial ration + fish meal 10%, and P3 = commercial ration + soybean meal 15%. The variable
that observed in this study : Does Feed Consumption, Water Consumption, Feed Efficiency at Late
Gestation, Does Weight at Late Gestation, Lamb Birth Weight, Litter Size, Mortality of Lamb At
Birth, Weaning Weight. Pre-Wean average daily gain, Lamb Sex Ratio, Milk Production, ratio of
births Twins, and Lambing Rate. The results showed that sheep reproduction on treatment P3 is better
than P1 and P2 in terms of production of the parent and child. Based on the analysis of variance, level
protein did not effect the reproductive performance and production of the does and lamb production.
Keywords : soybean meal, local sheep, lamb, protein, reproduction, fish meal.
PENDAHULUAN kesuburan induk. Induk domba yang
Latar Belakang subur adalah induk domba yang mampu
Ternak domba merupakan salah menghasilkan anak sekelahiran dua
satu ternak potong yang berkontribusi sampai dengan tiga ekor. Menurut
dalam kebutuhan protein hewani. Domba Suryadi (2006), jumlah anak sekelahiran
termasuk ternak penghasil daging yang dan jenis kelamin berpengaruh terhadap
sangat potensial karena mampu bobot lahir, pertambahan bobot badan
mengkonversi bahan pakan berkualitas prasapih, dan bobot sapih anak domba.
rendah menjadi produk bergizi tinggi Bobot lahir domba berpengaruh terhadap
dan memiliki kemampuan reproduksi laju pertumbuhan pra sapihnya. Anak
yang relatif tinggi. Selain itu, domba domba dengan bobot lahir rendah
mampu menghasilkan anak banyak biasanya diikuti oleh rendahnya air susu
(prolifik) dengan rataan jumlah yang diperoleh dari induknya, sehingga
sekelahiran sebesar 1,77 ekor per induk laju pertumbuhan sampai disapih terlihat
(Inounu, 1996). lebih lambat daripada anak domba yang
Produktifitas domba lokal selama bobot lahirnya tinggi.
ini masih rendah. Rata-rata pertambahan Salah satu yang bisa dilakukan
bobot badan domba lokal yang adalah pemberian pakan sumber protein
dipelihara di peternakan rakyat berkisar tinggi. Pakan yang mengandung sumber
30 gram/hari, namun melalui perbaikan protein yang tinggi akan meningkatkan
teknologi pakan PBB domba lokal produktifitas reproduksi domba lokal
mampu 57-132 gram/ekor (Prawoto et selama bunting dan laktasi. Menurut
al., 2001). Produktifitas domba Robinson (1987), bahwa kebutuhan
dipengaruhi oleh salah satunya tingkat protein pada saat fase akhir kebuntingan
1
2. dan awal laktasi lebih tinggi Tujuan
dibandingkan kondisi fase lainnya Penelitian ini bertujuan untuk
sehingga kebutuhan protein mengkaji pengaruh ransum dengan
mempengaruhi performa reproduksi. sumber protein tepung ikan dan bungkil
Selain itu, peningkatan kadar protein kedelai pada domba akhir kebuntingan
pakan secara nyata meningkatkan terhadap penampilan induk bunting dan
produksi susu, tanpa terjadi penurunan anak pra sapih domba lokal.
bobot hidup induk (Mathius et.al., 2003).
Tingginya protein terkonsumsi MATERI DAN METODE
diharapkan dapat meningkatkan jumlah Waktu dan Lokasi
protein teretensi dalam tubuh ternak dan Penelitian ini dilaksanakan di
dimanfaatkan ternak untuk memenuhi Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak
hidup pokok, reproduksi, dan produksi, Daging dan Kerja untuk tahap
lebih-lebih pada ternak bunting dan pemeliharaaan serta analisis sampel di
laktasi (Devendra dan Mcleroy, 1982). Laboratorium Ilmu dan Teknologi
Penggunaan nutrien untuk pembentukan Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan
susu selama laktasi menjadi prioritas Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
utama dibandingkan penggunaan untuk Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini
proses lain di dalam tubuh, sehingga dilaksanakan dari bulan Maret-Juni 2011
nutrien induk sangat mempengaruhi
produksi susu dan pertumbuhan anak Materi
(Gatenby, 1986). Kandang dan Peralatan
Bahan pakan yang sering dipakai Kandang yang digunakan dalam
sebagai sumber protein adalah bungkil penelitian adalah kandang individu
kedelai dan tepung ikan. Bungkil kedelai sebanyak 15 buah. Masing-masing
merupakan sumber protein nabati yang kandang berukuran 125 cm x 55 cm x
memiliki kandungan protein yang tinggi 110 cm. Setiap kandang dilengkapi
tetapi kandungan Ca, P, dan vitamin A dengan tempat konsentrat, hijauan, dan
rendah dan mengandung asam amino air minum. Peralatan yang digunakan
yang hampir lengkap namun defisiensi adalah termometer untuk mengukur suhu
salah satu asam amino ensensial seperti dalam kandang, timbangan kapasitas 50
metionin. Bungkil kedelai mengandung kg untuk menimbang bobot domba,
protein kasar sebesar 44,8% (NRC, timbangan duduk dengan kapasitas 2 kg
1985). Tepung ikan merupakan sumber untuk menimbang hijauan, timbangan
protein hewani yang memilki komposisi digital untuk menimbang pakan
asam amino yang sempurna dan konsentrat dan sisa pakan.
seimbang sehingga dapat mencukupi
kebutuhan asam amino esensial Ternak Percobaan
khususnya lisin dan metionin yang Ternak yang digunakan adalah
sering kali kurang dalam ransum ternak. 15 ekor domba betina akhir kebuntingan
Tepung ikan mengandung kadar protein 17,27±8,29 hari sebelum melahirkan
antara 55 – 65 %, lemak 5 – 7 % dengan rata-rata bobot awal 25±2,90 kg.
(NRC,1994). Melalui perbaikan
pemberian pakan berbasis sumber Ransum
protein pada penelitian ini diharapkan Ransum yang digunakan selama
mampu memperbaiki kualitas reproduksi penelitian terdiri dari hijauan dan
induk dan kualitas anak yang dilahirkan. konsentrat komersil dari CV. Tani
Mulya Cibinong, Bogor dengan
2
2
3. imbangan hijauan dan konsentrat sebesar P2 = ransum komersil + 10% tepung
40 : 60 serta air diberikan secara ad ikan, dan P3 = ransum komersil + 15%
libitum. Komposisi dan kandungan zat bungkil kedelai. Model matematik dari
makanan ransum disajikan pada Tabel 1 rancangan adalah sebagai berikut :
dan 2.
Xij = + i + ij
Tabel 1. Komposisi Bahan Makanan Keterangan :
Ransum Penelitian Xij = Respon amatan pada ransum ke-i
Ransum Penelitian dan ulangan ke-j
Bahan Pakan
P1 P2 P3 = Rataan umum pengamatan
------- % ------- i = Pengaruh pemberian ransum (i
Konsentrat Komersil 60 54 51
Rumput Lapang 40 40 40
= 1, 2, 3)
Tepung Ikan 0 6 0 ij = Pengaruh galat ransum ke-i dan
Bungkil kedelai 0 0 9 ulangan ke-j (j = 1, 2, 3, 4, 5)
Keterangan : P1 : ransum komersil, P2 : ransum
dengan sumber protein tepung ikan, P3 :
ransum dengan sumber protein bungkil
Peubah yang diamati
kedelai. Peubah yang diamati : konsumsi pakan
induk, konsumsi air minum, efisiensi
Tabel 2. Kandungan Zat Makanan Ransum penggunaan pakan akhir kebuntingan,
Penelitian*
bobot induk saat setelah melahirkan,
Perlakuan bobot lahir anak, litter size, lambing
Zat Makanan
P1 P2 P3 rate, rasio jenis kelamin anak, rasio
----------- % BK ---------- kelahiran kembar dan tunggal, mortalitas
anak sampai sapih, bobot sapih, PBB
BK 61,05 55,54 58,05
induk bunting, penyusutan bobot badan
Abu 11,69 9,69 12,71 induk laktasi, PBB anak sampai sapih,
PK 14,29 17,69 19,92 dan produksi susu.
LK 5,88 2,66 2,36
Analisis Data
Analisis data terbagi menjadi 2,
SK 18,73 18,96 18,22 yaitu : secara deskriptif pada peubah
Beta-N 49,41 51,00 46,80 lambing rate, rasio jenis kelamin anak,
TDN 67,71 74,90 69,86 rasio kelahiran kembar, dan mortalitas
Ca 0,64 1,06 1,90 anak sampai sapih, sedangkan konsumsi
P 0,57 0,34 1,32 pakan induk, konsumsi air minum,
Keterangan : *) Hasil Analisa Laboratorium Ilmu
efisiensi penggunaan pakan, bobot induk
dan Teknologi Pakan, IPB (2011). P1 : ransum saat setelah melahirkan, litter size,
komersil, P2 : ransum dengan sumber protein tepung bobot lahir anak, bobot sapih, PBB
ikan, P3 : ransum dengan sumber protein bungkil
kedelai. BK : Bahan Kering, PK : Protein Kasar, LK :
induk bunting dan Laktasi, PBB anak
Lemak Kasar, SK : Serat Kasar, TDN : Total sampai sapih, dan produksi susu
Digestibility Nutrient, Ca : kalsium, P : Phospor. menggunakan analisa ragam (Analysis
of Variance) jika terdapat perbedaan
Metode yang nyata, maka dilakukan dengan Uji
Rancangan Percobaan Kontras Ortogonal (Steel dan Torrie,
Rancangan percobaan yang 1993).
digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Tiga
perlakuan adalah P1 = ransum komersil,
3
3
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi bahan kering pada perlakuan
tanpa suplementasi sumber protein (P1)
Konsumsi Bahan Kering Ransum cenderung lebih tinggi dibandingkan
Induk kedua perlakuan pemberian sumber
Konsumsi bahan kering ransum protein tepung ikan (P2) dan bungkil
domba akhir kebuntingan dan laktasi Kedelai (P3) selama akhir kebuntingan
disajikan pada Tabel 3. dan laktasi. Hal ini diduga tingkat
Kualitas protein pada akhir kebutuhan bahan kering induk belum
kebuntingan dan laktasi tidak tercukupi karena rendahnya kualitas
berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum perlakuan P1 sehingga
bahan kering ransum (P>0,05). diperlukan kuantitas yang lebih tinggi.
Tabel 3. Konsumsi Bahan Kering Ransum Induk Domba yang Mendapat Perlakuan
Berbeda Selama Bunting dan Laktasi
Perlakuan
Peubah Rataan
P1 P2 P3
Selama Akhir kebuntingan
Konsumsi BK (g/e/h) 787,96±72,66 735,09±41,64 717,78±54,61 746,94±61,73
Ransum (%BB) 3,05 2,81 2,77 2,88
Konsumsi BK Rumput (g/e/h) 336,97±42,47 308,10±22,43 298,58±38,64 314,55±37,03
Konsumsi Konsentrat (g/e/h) 450,99±40,57 426,99±25,66 419,20±34,01 432,39±34,42
Konsumsi Air Minum (l/e/h) 2,66±0,30 2,82±0,32 2,73±0,26 2,74±0,26
Rasio Hijauan : Konsentrat 43 : 57 42 : 58 42 : 58 42 : 58
Selama Laktasi
Konsumsi BK (g/e/h) 968,90±112,30 890,35±93,84 879,51±74,82 912,92±97,05
Ransum (%BB) 3,33 2,88 2,88 3,03
Konsumsi BK Rumput (g/e/h) 365,58±42,53 342,00±43,20 312,55±75,56 340,04±56,44
Konsumsi Konsentrat (g/e/h) 603,32±96,26 548,36±64,24 566,97±33,86 572,88±68,65
Konsumsi Air Minum (l/e/h) 3,16±0,46 3,27±0,25 3,32±0,50 3,25±0,39
Rasio Hijauan : Konsentrat 38 : 62 38 : 62 36 : 64 37 : 63
Keterangan : P1 : ransum komersil, P2 : ransum + 10% tepung ikan, P3 : ransum dengan + 15% bungkil
kedelai, BB = Berat Badan, BK = Bahan Kering.
Tingkat konsumsi dipengaruhi dikonsumsi karena bersaing dengan
oleh berat badan, bangsa, jenis kelamin, perkembangan fetus (Oor et. al., 1983).
umur, kondisi ternak, jenis makanan, Sedangkan selama laktasi, domba induk
kadar energi bahan makanan, dan stress banyak memobilisasi cadangan
(Parakkasi, 1999). Konsumsi BK domba lemaknya untuk memenuhi kebutuhan
akhir kebuntingan sekitar 746,94±61,73 nutrisi yang meningkat akibat kebutuhan
g/e/h. Sedangkan selama laktasi, produksi susu, perbaikan jaringan
konsumsi BK sekitar 912,92±97,05 reproduksi setelah melahiran dan
g/e/h. Konsumsi BK pada keadaan mempersiapkan perkawinan selanjutnya
laktasi cenderung meningkat 22,22% (NRC, 1985).
lebih tinggi dibandingkan pada keadaan
bunting. Hal ini diduga dikarenakan Konsumsi Air minum
domba pada status akhir kebuntingan Berdasarkan analisis ragam,
mempunyai rongga perut yang lebih peningkatan kualitas protein pakan tidak
kecil untuk menampung pakan yang berpengaruh nyata terhadap konsumsi air
4
4
5. (P>0,05) selama akhir kebuntingan dan untuk memproduksi susu dan konsumsi
laktasi. Konsumsi air minum perlakuan anak selama laktasi. Rata-rata konsumsi
P2 cenderung lebih tinggi dibandingkan air pada penelitian ini sesuai dengan
perlakuan lainnya selama akhir penelitian Markwick (2007), konsumsi
kebuntingan, sedangkan selama laktasi, air pada domba sekitar 2-4 l/e/h.
perlakuan P3 cenderung lebih tinggi
dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini Konsumsi Zat Makanan
diduga dipengaruhi tingkat kandungan Berdasarkan kualitas, zat
protein ransum (Tabel 4). Kandungan makanan yang dikonsumsi selama
protein ransum dapat meningkatkan laktasi lebih besar dibandingkan bunting.
konsumsi air minum mencapai 26 persen Nutrien tersebut digunakan untuk
atau lebih karena air banyak dibutuhkan kebutuhan pokok hidup, reproduksi, dan
untuk mengeluarkan hasil metabolisme produksi susu (Devendra dan Mcleroy,
N via urin (Parakkasi, 1999) 1982). Secara deskriptif, konsumsi
Konsumsi air dipengaruhi oleh protein selama laktasi cenderung lebih
konsumsi bahan kering, zat kandungan besar dibandingkan bunting. Hal ini
pakan, bahan makanan, dan lingkungan sesuai dengan NRC (1985), domba
(Parakkasi, 1999). Konsumsi air pada laktasi membutuhkan PK 14,6% dan
saat laktasi lebih tinggi dibandingkan TDN 65.2%, sedangkan pada keadaan
selama akhir kebuntingan yaitu masing- akhir kebuntingan membutuhan PK
masing 3,25±0,39 l/e/h dan 2,74±0,26 11,6% dan TDN 64,8%.
l/e/h. Hal ini disebabkan air digunakan
Tabel 4. Konsumsi Zat Makanan selama bunting dan laktasi
Zat Makanan
Perlakuan Satuan
BK Abu LK PK SK Ca P TDN
Akhir Bunting
P1 g/e/h 787,96 75,86 44,93 105,92 159,81 4,15 3,05 348,77
P2 g/e/h 735,09 61,68 26,07 115,98 149,58 6,02 1,82 363,88
P3 g/e/h 717,78 74,79 24,00 123,93 142,50 9,93 6,48 332,35
Laktasi
P1 g/e/h 968,90 96,60 55,53 131,61 194,02 5,27 4,04 454,82
P2 g/e/h 890,36 76,13 30,59 142,60 179,64 7,57 2,31 459,91
P3 g/e/h 879,52 95,92 27,56 156,81 171,56 13,13 8,72 436,92
Keterangan : P1 : ransum komersil, P2 : ransum + 10% tepung ikan, P3 : ransum dengan + 15% bungkil
kedelai, BK = Bahan Kering, LK = Lemak Kasar, PK = Protein Kasar, SK = Serat Kasar, Ca =
Kalsium, P = Phosphor, TDN = Total Digestible Nutrient.
Penampilan Reproduksi Induk dari sekelompok induk. Lambing rate ini
Domba dipengaruhi laju ovulasi, fertilitas, dan
Penampilan reproduksi induk mortalitas embrio (Hanrahan dan Quirk,
domba terdiri dari lambing rate, litter 1985). Secara deskriptif, kelompok
size, rasio jantan betina, dan rasio induk tanpa suplementasi dan pemberian
kembar tunggal. Data penampilan bungkil kedelai memiliki lambing rate
reproduksi induk domba disajikan pada yang sama. Lambing rate pada penelitian
tabel 5. ini mengalami peningkatan
Lambing rate merupakan dibandingkan penelitian Kumalasanti
persentase jumlah anak yang dilahirkan (2011) yang memiliki lambing rate
5
2
6. tertinggi sekitar 120% pada domba Sugana (1988) dan Yedi (1997),
pertama melahirkan dengan pemberian Peningkatan kualitas pakan protein
suplementasi sumber energi berbeda tinggi akan meningkatkan pertumbuhan
pada ransum. Hal ini sesuai penelitian dan daya tahan hidup.
Tabel 5. Penampilan Reproduksi Induk Domba.
Perlakuan
Peubah
P1 P2 P3
Jumlah Induk Awal (ekor) 5 5 5
Jumlah Anak (ekor) 7 6 7
Lambing Rate (%) 140 120 140
Litter size 1,4±0,55 1,2±0,45 1,4±0,89
Rasio ♂ : ♀ anak (%) 57 : 43 83 : 17 71 : 29
Rasio Tunggal : Kembar (%) 60 : 40 80 : 20 80 : 20
Keterangan : P1 : ransum komersil, P2 : ransum + 10% tepung ikan, P3 : ransum dengan + 15% bungkil
kedelai, ♂ = Jantan, ♀ = Betina.
Tingkat protein tidak tunggal 70,37% dan kembar 29,63%.
berpengaruh nyata terhadap litter size Pembentukan jenis kelamin dan jumlah
induk (P>0,05). Induk tanpa anak sekelahiran terjadi pada saat
suplementasi sumber protein dan bungkil fertilisasi sedangkan pemberian sumber
kedelai cenderung memiliki litter size protein dilakukan pada akhir
lebih banyak dibandingkan pemberian kebuntingan sehingga pemberian sumber
sumber protein tepung ikan. Litter size protein tidak berdampak terhadap
pada penelitian ini lebih rendah penampilan reproduksi penentuan jenis
dibandingkan penelitian Inounu (1996) kelamin dan jumlah anak sekelahiran.
pada domba lokal memiliki litter size
sekitar 1,77 ekor perkelahiran. Hal ini Penampilan Produksi Induk Domba
diduga dipengaruhi genotip, manajemen, Penampilan produksi induk
dan PBB induk (Tiesnamurti, 2002). mencakup bobot induk saat setelah
Secara deskriptif, rasio jenis melahirkan, pertambahan bobot badan
kelamin pada penelitian ini didapatkan induk akhir kebuntingan, efisiensi pakan
jenis kelamin jantan lebih banyak pada akhir kebuntingan, bobot sapih induk,
pemberian sumber protein tepung ikan dan penyusutan bobot badan induk
dan bungkil kedelai. Sedangkan jenis sampai sapih. Penampilan produksi
kelamin betina lebih banyak pada induk domba akhir kebuntingan dan
perlakuan tanpa suplementasi sumber laktasi terdapat pada Tabel 6.
protein (P1). Akan tetapi, Menurut Kualitas protein tidak
Harahap (2008), rasio jenis kelamin berpengaruh nyata terhadap pertambahan
betina pada domba lokal tinggi bobot badan induk selama akhir
dibandingkan jantan, yaitu masing- kebuntingan (P>0,05). Pertambahan
masing 50,47% : 49,53%. Sedangkan bobot badan selama bunting mengalami
6
rasio jumlah anak sekelahiran peningkatan dengan rata-rata
didapatkan bahwa anak tunggal lebih 136,41±165,85 g/e/h. Pertambahan
banyak pada perlakuan tanpa bobot badan perlakuan P2 cenderung
suplementasi sumber protein (P1). Hal lebih besar dibandingkan P1 dan P3. Hal
ini sejalan dengan penelitian Harahap ini diduga dikarenakan perkembangan
(2008), rasio jumlah anak kelahiran dan jumlah fetus yang terdapat di dalam
2
6
7. kandungan dan tingkat konsumsi pakan. konsumsi ini dikarenakan kapasitas
Kemampuan konsumsi pakan domba rongga perut yang lebih kecil untuk
bunting akan menurun sejalan dengan dapat menampung pakan yang
umur kebuntingan. Keterbatasan dikonsumsi (Orr et al., 1983).
Tabel 6. Penampilan Produksi Induk Domba
Perlakuan
Peubah Rataan
P1 P2 P3
BB Awal (kg/ekor) 25,20±2,68 24,60±3,78 25,60±2,70 25,13±2,90
BB Sesaat Setelah Melahirkan
24,20±2,95 24,80±3,35 23,40±2,97 24,13±2,92
(kg/ekor)
PBB Akhir Kebuntingan (g/e/h) 130,47±73,42 152,36±82,26 126,40±289,18 136,41±165,85
Efisiensi Ransum Akhir
0,16±0,09 0,21±0,12 0,18±0,38 0,177±0,218
Kebuntingan
BB Sapih (kg/ekor) 22,40±3,21 23,40±4,28 23,40±2,88 23,07±3,28
Penyusutan Bobot Badan Induk
-1,80±1,79 -1,40±2,61 0,00±1,22 -1,07±1,98
Sapih
Keterangan : P1 : ransum komersil, P2 : ransum + 10% tepung ikan, P3 : ransum dengan + 15% bungkil
kedelai, BB = Berat Badan, PBB = Pertambahan Berat Badan.
Efisiensi ransum akhir (P>0,05). Perlakuan P3 dan P2
kebuntingan tidak nyata (P>0,05) cenderung memiliki bobot sapih sama
dipengaruhi perlakuan. Perlakuan P2 tinggi dibandingkan perlakuan P1. Hal
cenderung memiliki efisiensi lebih tinggi ini diduga kualitas ransum pada P3 dan
dibandingkan perlakuan P1 dan P3. Hal P2 lebih tinggi dibandingkan perlakuan
ini diduga dipengaruhi kecernaan bahan P1 sehingga kebutuhan induk dan anak
pakan, kecukupan nutrisi, dan bahan terpenuhi, terutama protein (Tabel 5).
pakan yang dikonsumsi (Cambell dan
Lasley (1985). Penampilan Produksi Anak
Kualitas protein tidak Penampilan produksi anak terdiri
berpengaruh nyata terhadap penyusutan bobot lahir, bobot sapih, pertambahan
bobot badan induk sampai sapih bobot badan anak, mortalitas anak
(P>0,05). Penyusutan tersebut sampai sapih dan produksi susu.
menandakan bahwa konsumsi ransum Penampilan produksi anak disajikan
ataupun cadangan lemak digunakan pada Tabel 7.
untuk produksi susu. Perlakuan P3 tidak Kualitas protein tidak
mengalami penyusutan bobot badan berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
dibandingkan perlakuan lainnya yang bobot lahir. Perlakuan P2 cenderung
mengalami penyusutan bobot badan. Hal memiliki bobot lahir lebih berat
ini diduga dikarenakan induk domba dibandingkan perlakuan P1 dan P3.
memerlukan kebutuhan nutrisi untuk Bobot lahir dipengaruhi oleh jenis
pemulihan pasca melahirkan, perbaikan kelahiran dan jenis kelamin (Farida,
jaringan reproduksi setelah melahirkan, 2008). Secara umum bobot lahir anak
dan mempersiapkan perkawinan sesuai dengan standar bobot lahir lokal
selanjutnya (NRC, 1985) yaitu sebesar 2,0-3,2 kg (Heriyadi,
Kualitas protein tidak 2007).
berpengaruh terhadap bobot sapih induk
2
7
8. Tabel 7. Penampilan Produksi Anak domba
Perlakuan
Peubah Rataan
P1 P2 P3
Bobot Lahir (kg/e) 2,29±0,52 2,96±0,81 2,76±0,78 2,67±0,72
Bobot Hari Ke-28 (kg/e) 6,05±1,25 6,82±2,23 7,55±2,13 6,81±1,89
PBB Hari Ke 0-28
134,21±42,77 137,82±59,34 171,03±50,40 147,68±50,48
(g/e/h)
Produksi Susu (g/e/h)* 805,24±256,64 826,91±356,03 1026,17±302,38 886,11±302,91
Bobot Sapih (kg/e) 8,92±2,15 10,33±3,14 11,32±3,20 10,19±2,84
PBB Hari Ke 29-56
102,50±42,04 125,36±42,99 134,46±39,63 120,77±40,93
(g/e/h)
PBB Anak Hari 0-56
118,35±40,49 131,59±46,07 152,75±43,92 134±42,91
(g/e/h)
Mortalitas Anak Sampai
0 0 0 0
Sapih
Keterangan : P1 : ransum komersil, P2 : ransum + 10% tepung ikan, P3 : ransum dengan + 15% bungkil
kedelai, PBB = Pertambahan Berat Badan *) produksi susu hari 0-28 laktasi.
Kualitas protein tidak Sedangkan pertambahan bobot badan
berpengaruh nyata terhadap bobot sapih anak selama hari ke 28-56 yaitu
anak (P>0,05). Bobot sapih anak pada 120,77±40,93 g/e/h. Penurunan
perlakuan P3 cenderung lebih tinggi pertambahan bobot badan anak diduga
dibandingkan perlakuan P2 dan P1. dikarenakan produksi susu pada hari ke
Bobot sapih anak diduga dipengaruhi 28-56 mengalami penurunan dan anak
oleh produksi air susu induk (Tabel 7) telah mampu mengkonsumsi nutrisi dari
dan nutrisi pakan (Tabel 5). Rata-rata ransum induk (Dove, 1988; Raharjo,
bobot sapih pada penelitian ini sesuai 2008).
dengan standar bobot sapih domba lokal Anak setelah melahirkan sampai
sebesar 10,69±1,2 kg (Kumalasanti, sapih tidak terdapat mortalitas. Akan
2011). tetapi pada perlakuan P3 anak domba
Kualitas protein tidak (14,29%) mengalami abnormal induk
berpengaruh nyata terhadap pertambahan karena tidak menyusui salahsatu anak
bobot badan anak selama laktasi kembar tiga. Hal ini diduga dikarenakan
(P>0,05). Perlakuan P3 cenderung tingkat kompetisi dalam memperoleh
memiliki Pertambahan bobot badan lebih susu induk sehingga kebutuhan susu
besar dibandingkan perlakuan lainnya. anak kurang tercukupi. Mortalitas pada
Hal ini diduga dipengaruhi oleh produksi penelitaian ini tidak sesuai dengan
susu induk perlakuan P3 lebih tinggi penelitian Inounu (1991), kemampuan
dibandingkan perlakuan lainnya (Tabel hidup anak domba sebesar 90% pada
7). Pertambahan bobot badan harian kelahiran tunggal, 68% pada kelahiran
anak domba pada penelitian ini lebih kembar dua, dan 60 - 65% pada
tinggi dibandingkan domba lokal hasil kelahiran kembar tiga.
penelitian Saputra (2008) yaitu sebesar Kualitas protein tidak
75,10±25,85 g/e/h. berpengaruh nyata terhadap produksi
Pertambahan bobot badan hari ke susu. Perlakuan P3 cenderung memiliki
0-28 cenderung lebih besar produksi susu lebih banyak
dibandingkan hari 28-56 sebelum sapih. dibandingkan P2 dan P1. Rata-rata
Pertambahan bobot badan anak selama produksi susu pada penelitian ini
hari ke 0-28 yaitu 147,68±50,48 g/e/h. (886,11±302,91 g/e/h) lebih rendah
2
8
9. dibandingkan produksi susu hasil Gatenby, R.M. 1986. Sheep. The
penelitian Kumalasanti (2011) dengan Tropical Agriculturalist.
pemberian kualitas sumber energi McMillan Education Ltd,
berbeda pada ransum domba laktasi London
yaitu rata-rata sebesar 976,85 g/e/h. Harahap, A.S., 2008. Pengaruh umur
Sedangkan menurut penelitian Raharjo terhadap performa reproduksi
(2008), rata-rata produksi susu sekitar induk domba lokal yang
355,29±72,43 g/e/h dengan digembalakan di UP3 Jonggol.
menggunakan domba lokal Skripsi. Fakultas Peternakan.
digembalakan di padang rumput. Hal ini Institut Pertanian Bogor. Bogor
sejalan dengan hasil penelitian Mathius
et. al., (2003), peningkatan kadar energi Heriyadi, D. 2007. Standarisasi Plasma
dan protein pakan akan meningkatkan Nutfah Mutu Bibit domba
produksi susu. Garut. Fakultas Peternakan.
Universitas Padjadjaran.
KESIMPULAN Bandung
Performa reproduksi induk Inounu, I. 1991. Produstion performance
domba dengan pemberian ransum of prolific Javanese sheep.
sumber protein tepung ikan dan bungkil Tesis. Program Pascasarjana.
kedelai tidak memberikan pengaruh Institut Pertanian Bogor. Bogor
yang nyata terhadap penampilan
reproduksi dan produksi induk serta Inounu, I. 1996. Keragaman Produksi
produksi anak. Ternak Domba Prolifik.
Disertasi. Sekolah Pascasarjana,
DAFTAR PUSTAKA Institut Pertanian Bogor. Bogor
Kumalasanti, N. E. 2011. performa
Campbell, J.R. & J.F. Lasley. 1985. reproduksi induk dan
TheScience of Animal that pertumbuhan anak domba
Serve Humanity.3rd Ed. Mc jonggol yang mendapatkan
Graw – Hill Inc., New York. ransum berbasis sumber energi
Devendra, C. & G.B. Mcleroy. 1982. jagung dan onggok. Skripsi.
Goat and Sheep Production in Fakultas Peternakan. Institut
the Tropics. International Pertanian Bogor.
Tropical Agric. Series. Markwick, G. 2007. Water requirements
Longman. London for sheep and cattle. NSW
Dove, H. 1988. Estimating the Intake of departement of Primary
Milk by Lambs, From the Turn Industries. New South Wales.
Over Of Deuterium Ortritium- Matthius, I. W. 1996. Kebuthan Energi
labelled Water. British Journal dan Protein Domba Induk Pada
of Nutrition 60, 375-387. Fase Akhir Kebuntingan dan
Farida. 2008. Peran Perbedaan Kation- Laktasi. Disertasi. Institut
Anion Ransum dalam Pertanian Bogor. Bogor
Metabolisme Mineral dan pH Matthius, I.W., Sastradipradja, D.,
Cairan Vagina dalam Upaya Sutardi, T., Natasasmita, A.
Mengubah Rasio Kelamin Anak Sofyan, L. A., & Sihombing,
Domba Garut. Disertasi. Institut D.T. H. 2003. Studi Strategi
Pertanian Bogor. Bogor Kebutuhan Energi-Protein
2
9
9
10. Untuk Domba Lokal : Induk dua bulan di UP3J Jonggol.
Fase Laktasi. Jurnal LIPI Vol. 8 Skripsi. Fakultas Peternakan.
No. 1. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Steel, R. G. D., dan J. H. Torrie.
National Research Council (NRC). 1985.
1993. Prinsip dan Prosedur
Effect of Environment on
Statistika. Terjemahan PT.
nutrient requirements of
Gramedia. Jakarta
domestic animals. National
Academy Press,Washington. Steel. R. G. D., & J.H. Torrie. 1993.
Prinsip dan Prosedur Statistika.
National Research Council. 1994.
Terjemahan PT. Gramedia.
Nutrient Requrements of
Jakarta.
Poultry. 6th Ed. National
Academic Press. Washington, Sugana, N. 1988. Tumbuh Kembang
D.C Fetus dan Organ Reproduksi
Induk Domba Priangan selama
Orr, R.J., J.E. Newton & C.A. Jackson.
Kebuntingan. Thesis. Program
1983. The intake and
Pasca Sarjana-Institut Pertanian
performance of ewes offered
concentrate and grass silage in Bogor. Bogor
late pregnancy. Anim. Prod. 36: Suryadi. 2006. Pengaruh Jumlah Anak
21-27. Sekelahiran Dan Jenis Kelamin
Terhadap Kinerja Anak Domba
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan
Sampai Sapih. Ejournal
Makanan Ternak Ruminan.
Universitas Udayana Volume 1.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Bali.
Prawoto, J. A., C. M. S. Lestari, & E.
Tiesnamurti, B. 2002. Kajian Genetik
Purbowati. 2001. Keragaan dan
Terhadap Induk Domba
kinerja produksi domba lokal
Priangan Peridi Ditinjau dari
jantan yang dipelihara intensif
Aspek Kuantitatif dan
dengan memanfaatkan ampas
Molekuler. Disertasi. Program
tahu sebagai pakan campuran.
Pascasarjana. Institut Pertanian
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian
Bogor. Bogor
Tahun 1998/1999. Lembaga
Penelitian Universitas Yedi, M.S. 1977. Prediksi Banyaknya
Diponegoro. Semarang. Hal 68- Anak, Bobot Lahir, Komponen
70 (Abstr). Kimia Kelenjar Susu dan
Produksi Susu Kaitannya
Raharjo, P.P., 2008. Produksi susu induk
Dengan Bobot Sapih
domba lokal pada tipe kelahiran
Berdasarkan Profil Hormon dan
dan umur berbeda di UP3
Metabolit Darah Selama
Jonggol. Skripsi. Fakultas
Kebuntingan Pada Domba
Perternakan. Institut Pertanian
(Ovis Aries). Disertasi. Program
Bogor. Bogor
Pasca Sarjana-Institut Pertanian
Robinson, J. J. 1987. Energi and Protein Bogor. Bogor.
Requirements of the Ewe. In :
Recent advences in Animal
Nutrition. Pp . 187-204
Saputra, Y. 2008. Penampilan produksi
anak domba pra sapih selama
3
10