1. Dokumen ini membahas model integrasi ternak sapi dan kambing dengan perkebunan kelapa sawit dan kakao di Kalimantan Barat.
2. Biomassa dari perkebunan sawit dan limbah kulit buah kakao dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
3. Integrasi ternak dan perkebunan dapat meningkatkan pendapatan petani dan manfaat lingkungan.
1. Bagaimana struktur benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
2. Apa saja tipe perkecambahan benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
1. Bagaimana struktur benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
2. Apa saja tipe perkecambahan benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
Rekomendasi jenis rumput dan kacang kacangan (Leguim) di Desa Sinar Tebudak Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Metode penyusunan dengan metode yang direkomendasi oleh Tropical Forages
PengembanganMekanisasiUntukPeningkatanEfisiensiSumberDayaMenunjangSITT Sapi-Sawit
BalaiPengkajianTeknologiPertanianKalimantan Barat
Focus Group Discussion
Formulasi Ransum untuk Itik Petelur, lokasi di Kabupaten Sambas, Propinsi Kalimantan Barat. Susunan Komposisi ransum ini dibuat untuk fase starter, fase grower dan fase finisher/layer
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKEBUNAN DI KALIMANTAN BARAT
1. APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL
PENGEMBANGAN
SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKEBUNAN DI
KALIMANTAN BARAT
Disampaikan dalam Sosialisasi Sistem Integrasi Peternakan Perkebunan, tanggal 29 Nopember 2005 di
Hotel Merpati, Kalimantan Barat.
Tatang M Ibrahim dan L.M. Gufroni AR
Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Kalimantan Barat
Jalan Budi Utomo 45, Siantan Hulu, Pontianak 78241
2. PendahuluanPendahuluan
Ternak penghasil daging, susu dan telurTernak penghasil daging, susu dan telur
sumber protein hewani yang bernilaisumber protein hewani yang bernilai
tinggi,tinggi,
fungsi non pangan seperti penyediaanfungsi non pangan seperti penyediaan
tenaga kerja ternak, daur ulang nutrisitenaga kerja ternak, daur ulang nutrisi
(nutrient recycling),(nutrient recycling),
kompensasi kurangnya akses terhadapkompensasi kurangnya akses terhadap
input modern seperti pupukinput modern seperti pupuk
mempertahankan kelangsungan hidupmempertahankan kelangsungan hidup
dan kelestarian lingkungan.dan kelestarian lingkungan.
3. Kalimantan Barat defisit sapi potong yaitu sebesar 6.519 ekorKalimantan Barat defisit sapi potong yaitu sebesar 6.519 ekor
Daerah Sentra
Konsumsi
Neraca
(ekor)
Daerah Sentra
Produksi
Neraca
(ekor)
Jawa Barat - 292.138 Jawa Timur 93.627
DKI Jakarta - 177.068 Jawa Tengah 80.188
Kalimantan Timur - 25.917 Lampung 67.074
Irian Jaya - 14.860 Bali 58.637
Kalimantan Tengah - 8.082 Nusa Tenggara Timur 56.085
Kalimantan Barat - 6.519 Nusa Tenggara Barat 25.132
Sumatera Barat - 4.899 Sumatera Selatan 24.135
Kalimantan Selatan - 4.351 Sulawesi Selatan 23.375
Sumatera Utara - 3.691 Sulawesi Tengah 9.878
Riau - 3.389 Sulawesi Tenggara 8.889
Maluku - 2.711 Sulawesi Utara 6.919
Jambi - 1.669 D.I. Yogyakarta 6.598
N. A. Darussalam 3.763
Bengkulu 1.958
Total -545.294 Total 466.258
5. Komoditas Potensi
Lahan (Ha)
Luas
Tanam(Ha)
Produksi
(Ton)
Peluang
Pengembangan
(Ha)
1.
Kelapa Sawit 1.500.000 335.896 511.476 1.164.104
2.
Karet 1.000.000 464.390 209.482 535.610
3.
Kelapa 300.000 108.538 49.183 191.462
4.
Aneka
Tanaman
2.450.000 46.000 2.404.000
Komoditas Potensi Hijauan Makanan
Ternak
Potensi Hasil Samping Pengolahan
Kelapa Sawit Biomassa tanaman, ruput
dan gulma
Bungkil, Solid, Serabut, Janjang Kosong
Karet Rumput dan tanaman
penutup tanah
Bungkil Biji Karet
Kelapa Biomassa, rumput dan
tan.penutup
Bungkil, Ampas Kelapa
Coklat Tanaman penutup, rumput Kulit Buah Kakao
Tanaman
Lainnya
Biomassa, rumput dan
penutup tanah
Keragaan Perkebunan di Kalimantan Barat
Potensi Perkebunan Sebagai Sumber Pakan Ternak
6. Tandan Kosong Sawit
(TKS)
(23 %)
Minyak Inti
Sawit
(45-46 %)
Serat Mesokarp (13 %) Minyak Sawit
(20-22%)
Lumpur Sawit
(2 % BK)
Inti Sawit
(5%)
Cangkang
(7 %)
Bungkil Inti Sawit
(45-46 %)
Pelepah Sawit Batang Pohon SawitTandan Buah Segar (TBS)
Pohon Kelapa Sawit
Produk dan Hasil Samping Kelapa Sawit
7. Biomasa Segar (kg)
Bahan kering
(%)
Bahan kering
(kg)
Daun tanpa lidi 1.430 46,18 658
Pelepah 9.292 26,07 1.640
Tandan kosong 3.680 92,1 3.386
Serat perasan 2.880 93,11 2.681
Lumpur sawit, solid 4.704 24,07 1.132
Bungkil inti sawit 560 91,83 514
Total biomasa 10.011
Biomassa Kebun Kelapa Sawit
8. Komposisi
Kimiawi
Bahan
Bungki
l
Inti
Sawit
Solid
Decante
r
Pelepah Daun
Serat
Perasan
Buah
Batang
Bahan
Kering , %
88-93 84-92 85-90 85-87 86-92 88-92
Protein
Kasar, %
16-18 12-15 4,1-5,0 13-15 4,0-5,8 1,6-3,2
Serat
Kasar, %
13-17 12-17 38-40 - 42-48 36-39
Lemak Kasar, % 2,0-3,5 12-14 2,0-3,0 3,0-3,4 3,0-5,8 0,6-1,0
BETN, % 52-58 40-46 - - 29-40 51-54
Abu, % 3,0-4,4 19-23 3,2-3,6 3,8-4,2 6,0-9,0 2,8-3,2
GE, Mkal/kg 4,1-4,3 3,8-4,1 - 5,0-5,5 4,0-4,8 4,3-4,6
ME, Mkal/kg 2,8-3,0 2,9-3,1 2,5-2,7 - 1,8-2,2 2,0-2,5
Komposisi Kimia Sumber Pakan Dari Kebun Sawit
9. Keunggulan Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit
1. Integrasi ternak dengan perkebunan dapat
menurunkan biaya produksi
2. Vegetasi (rerumputan) di lahan perkebunan
digunakan sebagai pakan ternak
3. Ternak bertindak sebagai bioindustri, dengan
menghasilkan pupuk kandang yang
4. Berperan ganda sebagai pemroses hasil samping
perkebunan
5. Pemberantas gulma, pemanfaatan limbah naungan
tanah yang biasa digunakan saat tanaman muda
maupun pada lahan berlereng
6. Tenaga kerja (penghela)
7. Sebagai sumber penghasilan bagi petani
Perlakuan meningkatkan nilai nutrien produk samping KS
•Fisik (cacah, giling, tekanan uap),
•Kimia (NaOH, Urea),
•Biologis (fermentasi)
•Kombinasi
(Mathius et al., 2004).
10. 1 Ha Kebun = 10.011 kg bahan kering/ha/th
Jumlah ternak sapi yang dapat ditampung = 6.364.618 UT
(1 UT = 250 kg, konsumsi ± 3,5 % dari bobot hidup)
Kalbar 672 ribu – 840 ribu ekor
Uraian Plasma Inti
Luas kebun (ha) 1,75 15
Jumlah ternak(ekor) 4 12
Pendapatan
peternak
1.246.101 17.966.000
R/C 1,42 2,18
Analisis Usahatani Inegrasi Ternak Sapi Kelapa Sawit
12. • Limbah kulit buah kakao
• Hijuan dari tanaman pelindung (gamal dan
lamtoro)
Sumber pakan ternak kambing
Kulit buah kakao sekitar 10 %
Gamal dan lamtoro lebih dari 20 % (Prabowo et al., 2004).
Kandungan Protein Kasar
Pemberian pakan 30 – 70 % kulit buah kakao
• Kambing jantan 76,8 dan
• Kambing betina mencapai sebesar58,6 g.
Peningkatan berat badan harian :
13. Pemeliharan ternak kambing dikandangkan sangat dianjurkan :
• faktor keamanan,
• memudahkan pengontrolan reproduksi
• mencegah terjadinya kembung perut (bloat)
• memudahkan rekording ternak
• memudahkan penanganan kotoran ternak sebagai pupuk organik
• Manajemen perkawinan akan mudah dilakukan sehingga kambing
dapat beranak 3 kali selama dua tahun.
14. Uraian Kontrol Koperator
Skala Usaha(ekor) 9 9
Biaya tetap 6.853.600 7.109.180
Penerimaan 8.019.750 9.274.500
Pendapatan Bersih 1.166.150 2.165.300
R/C 1,17 1,31
Analisis Usaha Ternak Kambing Pada Kebun Kakao
(Dengan Pemberian Supplementasi)
15. KESIMPULAN
1. Pakan dasar ternak sapi dari kebun kelapa sawit meliputi pelepah,
daun, serat perasan buah dan batang kelapa sawit
2. Biomassa setiap ha tanaman kelapa sawit mampu mendukung 1-3
ekor sapi dewasa per tahun.
3. Integrasi ternak dengan Kebun Kelapa Sawit dapat menurunkan biaya
produksi, saling menguntungkan (benefit mutualistis), pemroses hasil
samping perkebunan, pemberantas gulma, pemanfaatan limbah
naungan tanah, tenaga kerja (penghela) dan bertindak sebagai sumber
penghasilan bagi petani.
4. Limbah kulit buah kakao dan hijuan dari tanaman pelindung (gamal dan
lamtoro) dimanfaatkan petani sebagai sumber pakan dalam usaha
ternak kambing.
5. Penggunaan kulit buah kakao sebagai pakan ternak kambing dapat
diberikan sampai sebesar 70 % dari total pakan.
6. Pengandangan ternak kambing sangat dianjurkan dengan pertimbangan
faktor keamanan, memudahkan pengontrolan reproduksi, mencegah
terjadinya kembung perut (bloat), memudahkan rekording ternak dan
memudahkan penanganan kotoran ternak sebagai pupuk organik.
7. Pengembangan model integrasi tanaman kebun dan ternak memberikan
tambahan pendapatan yang berarti bagi petani.