SlideShare a Scribd company logo
TUGAS BESAR
STUDI SERTIFIKASI LUNCURAN EVAKUASI
Disusun untuk memenuhi tugas besar mata kuliah AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan
Oleh
Muhammad Syauqi Hanif 13618006
Muhammad Latif Nurrahman 13618007
I Kadek Surya Geryandika 13618009
Muhammad Hilmi 13618020
Muhammad Fadly Hidayat 13618041
Farras Ezra Carakapurwa 13618051
PROGRAM STUDI TEKNIK DIRGANTARA
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................2
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................2
1.2. Tujuan ..............................................................................................................................2
BAB II DESKRIPSI PART DAN PRODUSEN .........................................................................3
2.1 Deskripsi Part yang diajukan ke DKPPU ...........................................................................3
2.2. Produsen Luar Negri.......................................................................................................12
2.3. Produsen Dalam Negri....................................................................................................14
BAB III REGULASI KELAIKAN UDARA ............................................................................16
3.1. Regulasi yang Terkait dengan CASR dan Non CASR .....................................................16
3.2 Proses Sertifikasi Emergency Evacuation Slides ..............................................................21
3.3. Daftar Pengujian yang Diharuskan oleh Regulasi............................................................22
BAB IV DESKRIPSI JENIS PENGUJIAN DAN TEMPAT PENGUJIAN ..............................25
4.1 Accelerated Age Test.......................................................................................................25
4.2 Tensile Strength...............................................................................................................27
4.3. Tear Strength (Trapezoid Test) .......................................................................................31
4.4. Tear Strength (Tongue Test) ...........................................................................................33
4.5. Coat Adhesion ................................................................................................................35
4.6. Permeability ...................................................................................................................39
4.7. Seam Peel Strength.........................................................................................................41
4.8. Pengujian Fungsional......................................................................................................43
4.9 Radiant Heat Test ............................................................................................................44
4.10 Evacuation Rate Tests....................................................................................................46
4.11 Beam Strength Test-Except Type III Devices Inflatable Exit Ramp.................................48
4.12. Tempat Pengujian Material ...........................................................................................51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................52
5.1. Kesimpulan.....................................................................................................................52
5.2. Saran ..............................................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................53
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keselamatan dan keamanan dalam transportasi udara merupakan prioritas utama agar
memastikan moda transportasi ini selalu efektif dan dapat diandalkan. Salah satu upaya untuk
memastikan keamanannya tidak hanya melibatkan upaya preventif, namun juga upaya
penanggulangannya, yaitu pada saat suatu kegagalan telah terjadi.
Pada pesawat terbang, pendaratan bisa saja dilakukan di luar pangkalan/bandar udara jika
terjadi masalah yang cukup darurat dan tidak memungkinkan untuk mencapai landasan terdekat.
Ketika hal itu terjadi, evakuasi secara cepat merupakan hal yang penting untuk memastikan
keselamatan penumpang. Untuk memastikan aspek tersebut, maka dibuat evacuation slide atau
perosotan evakuasi yang berguna untuk mengevakuasi penumpang dan awak secara cepat dan
fleksibel.
Evacuation slide adalah perosotan berisi udara yang digunakan untuk mengevakuasi
penumpang dan awak pesawat dengan cepat. Evacuation slide dibawa dengan cara disimpan di
dalam struktur pintu di dalam bagian yang menonjol di area dalam pintu pesawat, yang disebut
slide bustle. Perosotan ini sangat berguna apabila pesawat melakukan pendaratan di air karena
dapat juga berfungsi sebagai sekoci, tetapi juga berguna di darat untuk membantu penumpang dan
awak turun dari pesawat tanpa harus terluka.
1.2. Tujuan
Tujuan laporan major assignment ini adalah untuk
1. Memberi gambaran deskripsi part yang diajukan ke DKPPU
2. Memberi informasi tentang produsen evacuation slide di dalam dan luar negeri
3. Memberikan gambaran tentang regulasi kelaikan udara yang berhubungan dengan
evacuation slide
4. Memberikan gambaran tentang pengujian yang perlu dilakukan serta tempat pelaksanaan
pengujian
3
BAB II
DESKRIPSI PART DAN PRODUSEN
2.1 Deskripsi Part yang diajukan ke DKPPU
Evacuation slide adalah perosotan berisi udara yang digunakan untuk mengevakuasi
penumpang dan awak pesawat dengan cepat. Evacuation slide dibawa dengan cara disimpan di
dalam struktur pintu di dalam bagian yang menonjol di area dalam pintu pesawat, yang disebut
slide bustle. Perosotan ini sangat berguna apabila pesawat melakukan pendaratan di air karena
dapat juga berfungsi sebagai sekoci, tetapi juga berguna di darat untuk membantu penumpang dan
awak turun dari pesawat tanpa harus terluka.
Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk membuat evacuation slide adalah dari bahan
nilon yang dilapisi urethane, yang kemudian disemprot dengan cat aluminized abu-abu. Langkah
ini dilakukan untuk membantu melindungi slide dari potensi kerusakan akibat kebakaran. Serat
kuat (strong fibers) juga digunakan dalam slide darurat untuk memastikan bahwa serat tersebut
sangat kuat dan tahan terhadap robekan. Evacuation slide ini cukup fleksibel untuk menahan beban
yang berbeda, serta memastikan bahwa penumpang tidak terluka saat meluncur ke bawah.
Gambar 1 Cara menyetel pintu ke mode armed
4
Evacuation slide dipasang dalam serat karbon yang ditutup dengan selubung dari bahan
yang mirip dengan dinding interior pesawat. Ketika pintu pesawat dibuka oleh awak kabin, mereka
akan mengaktifkan pintu ke mode armed dengan menggerakan arming lever pada Gambar 1,
sehingga sistem bantuan daya darurat akan mengambil alih. Ketika pintu keluar dibuka. evacuation
slide secara otomatis dikembangkan oleh tabung bertekanan tinggi, yang mengandung karbon
dioksida atau nitrogen. Lalu, evacuation slide akan jatuh dan mengembang dengan cepat. Jika
evacuation slide tidak mengembang secara otomatis, maka awak kabin dapat menarik pegangan
inflasi manual seperti Gambar 2 berikut
Gambar 2 Pegangan Inflasi Evacuation Slide secara Manual
Evacuation slide harus mengembang dengan cepat dan siap digunakan dalam waktu 6 detik
sebagaimana telah tercantum pada TSO-C69c dan ETSO-C69c. Dengan persyaratan tersebut,
produsen evacuation slide telah mengembangkan generator gas yang berukuran seperti kaleng
soda. Generator gas ini menyumbang gas dalam jumlah besar tanpa menambahkan bulk dan beban
pada evacuation slide itu sendiri. Proses pengembangan slide melibatkan propeler di generator
yang dinyalakan, yang kemudian menghasilkan gas yang terkompresi tinggi. Gas ini kemudian
bergabung dengan gas yang ada di dalam tabung untuk mempercepat pengembangan slide.
FAA dan EASA mengeluarkan standar performa minimum yang berisikan material
spesifik, part-part, proses, serta peralatan yang digunakan pada pesawat sipil, untuk evacuation
slide, yaitu TSO-C69c (dikeluarkan FAA) dan ETSO-C69c (dikeluarkan ETSO). Pada kedua
TSO juga dijelaskan secara lengkap mengenai evacuation slide seperti tujuan, penerapan,
5
kebutuhan (fungsionalitas dan deviasi), penilaian, kebutuhan data, dan ketersediaan dokumen
referensi. TSO yang akan ditinjau adalah bagian yang berhubungan untuk tipe I yaitu inflatable
slide.
Pada kedua TSO, terdapat Appendix 1 yang berisi tentang standar performa minimal yang
dikeluarkan oleh FAA. Standar performa minimal tersebut mencakup seperti tujuan, cakupan,
material, rinci kebutuhan, dan pengujian. Kelima hal tersebut harus dipenuhi oleh manufaktur
evacuation slide yang nantinya akan digunakan oleh pesawat.
Berikut adalah penamaan part dari tiap part yang ada dari automatic inflation system
evacuation slide berdasarkan beberapa referensi yang diperoleh
Gambar 3 Pandangan Samping dari Evacuation Slide
(Sumber:https://patentimages.storage.googleapis.com/8a/77/a4/fa79a1fa86669e/US6769647.pdf)
Berikut adalah nama dari nomor untuk Gambar 3
1. Nomor 10 : Evacuation Slide Assembly
2. Nomor 12 : Head End
3. Nomor 14 : Foot End
4. Nomor 16 : Plurality of Inflatable Beams
6
5. Nomor 18 : Exit Door
6. Nomor 20 : Aircraft
7. Nomor 22 : Ground
8. Nomor 24 : Pair of Longitudinally Extending Rail Tubes
9. Nomor 28 : Head End Truss Assembly
Gambar 4 Tampilan Sebagian Sistem Evacuation Slide
(Sumber:https://patentimages.storage.googleapis.com/8a/77/a4/fa79a1fa86669e/US6769647.pdf)
Berikut adalah nama dari nomor untuk Gambar 4
1. Nomor 18 : Exit Door
2. Nomor 30 : An Inflator
3. Nomor 32 : Housing of Inflation Gas
4. Nomor 34 : A Regulator Valve
5. Nomor 36 : Initiator
7
6. Nomor 38 : Manual Initiation Lanyard
7. Nomor 40 : The Initiator Housing
8. Nomor 42 : Pull Handle
9. Nomor 44 : Mechanical Stop
10. Nomor 46 : Grommet
11. Nomor 48 : A Distal End
12. Nomor 50 : An Automatic Initiation Lanyard
13. Nomor 52 : A Proximal End
14. Nomor 54 : Packboard
15. Nomor 56 : Conventional Speed Lacing
Gambar 5 Tampilan Skematik yang menunjukkan Urutan Pengoperasian Sistem Evacuation
Slide
(Sumber:https://patentimages.storage.googleapis.com/8a/77/a4/fa79a1fa86669e/US6769647.pdf)
Berikut adalah nama dari nomor untuk Gambar 5
8
1. Nomor 18 : Exit Door
2. Nomor 20 : Aircraft
3. Nomor 38 : Manual Initiation Lanyard
4. Nomor 42 : Pull Handle
5. Nomor 54 : Packboard
6. Nomor 56 : Conventional Speed Lacing
7. Nomor 60 : Slide Pack
8. Nomor 62 : Unfolding Girt
9. Nomor 64 : Girt Bar
10. Nomor 66 : Fair Leads
11. Nomor 68 : Retainer
Gambar 6. Tampillan Skematik Urutan Pengoperasian Sistem Evacuation Slide yang
menunjukkan Penurunan Kemasan Slide dan Lanyard Inisiasi Otomatis
(Sumber:https://patentimages.storage.googleapis.com/8a/77/a4/fa79a1fa86669e/US6769647.pdf)
9
Berikut adalah nama dari nomor untuk Gambar 6
1. Nomor 10 : Evacuation Slide Assembly
2. Nomor 18 : Exit Door
3. Nomor 20 : Aircraft
4. Nomor 30 : Inflator
5. Nomor 34 : Regulator Valve
6. Nomor 38 : Manual Initiation Lanyard
7. Nomor 40 : Initiator Housing
8. Nomor 42 : Pull Handle
9. Nomor 46 : Grommet
10. Nomor 50 : Automatic Initiation Lanyard
11. Nomor 52 : Proximal End
12. Nomor 54 : Packboard
13. Nomor 60 : Slide Pack
14. Nomor 62 : Unfolding Girt
15. Nomor 64 : Girt Bar
16. Nomor 68 : Retainer
17. Nomor 70 : Free End
18. Nomor 72 : Fixed End
19. Nomor 74 : The Initiator End
10
Gambar 7. Tampilan Skematik Urutan Operasi Sistem Geser Evacuation Slide yang
menunjukkan tali pengikat pemompa manual yang ditarik dari inisiator inflator.
(Sumber:https://patentimages.storage.googleapis.com/8a/77/a4/fa79a1fa86669e/US6769647.pdf)
Berikut adalah nama dari nomor untuk Gambar 7
1. Nomor 10 : Evacuation Slide Assembly
2. Nomor 18 : Exit Door
3. Nomor 20 : Aircraft
4. Nomor 30 : Inflator
5. Nomor 34 : Regulator Valve
6. Nomor 38 : Manual Initiation Lanyard
7. Nomor 40 : Initiator Housing
8. Nomor 42 : Pull Handle
9. Nomor 44 : Mechanical Stop
11
10. Nomor 46 : Grommet
11. Nomor 50 : Automatic Initiation Lanyard
12. Nomor 54 : Packboard
13. Nomor 60 : Slide Pack
14. Nomor 62 : Unfolding Girt
15. Nomor 64 : Girt Bar
16. Nomor 68 : Retainer
17. Nomor 74 : The Initiator End
Pada dasarnya dalam sertifikasi produk, DKPPU tidak menentukan desain, DKPPU hanya
mereview dan melakukan assessment terhadap desain yang diajukan oleh aplikan. Tetapi,
Technical Standard Order (TSO atau ETSO) dapat dipakai sebagai dasar untuk menyetujui desain
dari emergency evacuation slide. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, untuk Emergency
Evacuation Slide menggunakan TSO-C69c dan ETSO-C69c. Hal lain yang perlu diperhatikan
dalam mendesain emergency evacuation slide adalah aplikasinya di pesawat. Contoh, apabila
emergency evacuation slide ini akan dipasang pada pesawat yang melakukan terbang berjadwal,
maka desain emergency evacuation slide ini harus memenuhi CASR Part 121 Certification and
Operating Requirements, salah satunya part 121.291(c)(1) (yang membahas tentang
Demonstration of Emergency Evacuation Procedures) “Demonstrate the effectiveness of its
crewmember emergency training and evacuation procedures by conducting a demonstration, not
requiring passengers and observed by the DGCA, in which the flight attendants for that type and
model of airplane, using that operator's line operating procedures, open 50 percent of the required
floor-level emergency exits and 50 percent of the required non floor-level emergency exits whose
opening by a flight attendant is defined as an emergency evacuation duty under Section 121.397,
and deploy 50 percent of the exit-slides. The exits and slides will be selected by the DGCA and
must be ready for use within 15 seconds”. Artinya, slide serta pintu keluar yang akan
didemonstrasikan saat DGCA (DKPPU) melakukan assessment dan me-review harus siap
digunakan dalam waktu 15 detik.
12
2.2. Produsen Luar Negri
Perkembangan pasar dari evaluation slide meningkat beriringan dengan meningkatnya
juga minat penumpang untuk menggunakan pesawat yang setiap harinya selalu meningkat dengan
rata-rata 700 rute penerbangan dalam satu hari.
Amerika Utara dan Eropa menjadi major share dari pasar global evacuation market, namun
tidak menutup kemungkinan untuk negara lain seperti China, India, dan Negara Amerika Latin
lainnya untuk mengembangkan hal ini. Adapun beberapa perusahaan yang terlibat dalam pasar
evacuation Slide adalah sebagai berikut:
Safran Aerosystems, UTC Aerospace Systems, EAM Worldwide, Trelleborg AB, Switlik
Parachute Company, Inc., Cobham plc, Dart Aerospace Limited, ASTRONICS CORPORATION,
dan MEL Group. Berikut sedikit dibahas beberapa perusahaan tersebut:
A. SAFRAN AEROSYSTEMS
Safran Aerosystems mendesain dan manufaktur secara penuh evacuation slide dan sudah
berjalan sekitar 80 tahun. Evacuation slide yang dibuat oleh Safran Aerosystems digunakkan untuk
Commercial and Regional Aircraft (Boeing, Airbus, Comac, Irkut dll) Serta untuk Beberapa
pesawat militer seperti Lockheed C-5 Galaxy dan KC-46. Dimana Sistem Evakuasi tersebut
didesain untuk memenuhi standar performa yang diminta oleh EASA dan FAA (ETSO- and TSO-
C69)). Bahan yang digunakkan adalah nylon yang bisa menahan panas dan bisa digunakkan ketika
mendarat pada air.
Gambar 8 Contoh Evacuation Slide dari Safran Aerosystems
13
Gambar 9 Contoh lain Evacuation Slide dari Safran Aerosystems
B. Trelleborg AB
Trelleborg AB merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang berasal dari Swedia,
merupakan perusahaan multi lini dan termasuk juga Evacuation slide. Untuk Evacuation Slide
yang diciptakan oleh trelleborg AB tentunya juga mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh
FAA, yakni harus dapat terbentang dalam 6 detik, dan dapat dipanaskan dari suhu -65 hingga 160
derajat fahrenheit. Trelleborg AB sendiri menggunakan tiga jenis kategori regulasi, yakni dari
FAA TSO C69 untuk kriteria performansi secara keseluruhan, FAR dan JAR 25 untuk
airworthiness standard, dan FAR 121 dan JAR OPS 1 untuk kebutuhan operasi. Dengan kecepatan
penumpang 60 hingga 70 penumpang per menit.
Gambar 10 Contoh Evacuation Slide dari Trelleborg AB
14
C. Collins Aerospace
Merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang aerospace dan defense, Collins
aerospace pun menyiapkan berbagai peralatan untuk menunjang industi aerospace dan salah
satunya adalah evacuation slide, dimana evacuation slidenya sendiri pun sudah tersertifikasi
untuk pesawat 737, 747, 767, 777; A330/A340, A380; EMB E1 190/170, EMB E2 175/190/195,
Serta mengikuti aturan yang dibuat oleh FAA TSO C69c. Collins Aerospace pun membuka anak
perusahaan di daerah gedebage, Bandung.
Gambar 12. Evacuation Slide dari Collins Aerospace.
Serta masih ada beberapa perusahaan lainnya mampu untuk memproduksi evacuation slide
seperti: Zodiac Aerospace, EAM Worldwide, Switlik Parachute Company, Dart Aerospace
Limited, dan Astronics Corporation.
2.3. Produsen Dalam Negri
Hingga hari ini, untuk di Indonesia sendiri belum didapatkan suatu perusahaan yang bergerak
pada bidang pembuatan evacuation systems, dimana didalamnya termasuk evacuation slide. Data
yang didapatkan hanya menunjukkan calon perusahaan yang dianggap layak nantinya untuk
membuat evacuation slide.
PT Magma Inflatables Indonesia
PT Magma Inflatables adalah perusahaan yang bergerak pada bidang pembuatan
inflatables pada ukuran besar, namun untuk saat ini lebih banyak menghasilkan produk pada ranah
15
komersial. Namun dari produk yang dihasilkan sendiri pun tidak menutup kemungkinan apabila
kedepannya PT Magma Inflatables bisa mengembangkan sayapnya ke ranah produk untuk
evacuation systems dan salah satunya adalah evacuation slides meskipun banyak regulasi yang
harus dipenuhi terlebih dahulu.
Gambar 11 Logo Magma Inflatables Inc.
16
BAB III
REGULASI KELAIKAN UDARA
3.1. Regulasi yang Terkait dengan CASR dan Non CASR
Regulasi-regulasi berikut merupakan regulasi yang berhubungan dan mengandung
persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk standar keselamatan Emergency Slide.
Beberapa dari regulasi berikut merupakan isi langsung dalam regulasi yang ada, dan lainnya
merupakan kesimpulan dari regulasi yang telah ada.
a. Regulasi terkait CASR
1. CASR Part 121.291 (c)
Specifies situations when a certificate holder is required to conduct a partial
emergency evacuation demonstration. No passenger participants are used in a partial
demonstration. A partial emergency evacuation demonstration simulates an aborted
takeoff and requires that, before initiation of the demonstration, the flight attendants
(F/A) occupy their normal takeoff positions. After the initiation signal, the aircraft’s
emergency evacuation equipment and 50 percent of the required emergency exits and
slides must be ready for use in 15 seconds or less. A partial emergency evacuation
demonstration must be conducted in the following situations.
2. CASR Part 121.291 (e)
For a type and model airplane for which the simulated ditching, the requirements
to this part are complied with if each life raft is removed from stowage, one life raft is
launched and inflated (or one slide life raft is inflated) and crewmembers assigned to
the inflated life raft display and describe the use of each item of required emergency
equipment. The life raft or slide life raft to be inflated will be selected by the DGCA.
3. CASR Part 25.810 (FAR Part 25)
A. There is also a requirement for the evacuation system to provide a safe evacuation
to the ground even with some landing gear collapse. This means that the slide
usually end up being longer than what is required from a standard extended gear
configuration. Indeed the door sill height can be higher than its normal value in
case of a partial landing gear collapse or in the “tail-tip” condition due to the
17
center of gravity of a airplane it contacts the ground with its main landing gear and
its tail leading to very high door sill height for the forward door for example. This
increased slide length in turns increases the mass and bulk of the evacuation system
which is in contradiction with other evacuation slide design requirements.
B. The evacuation slide must be self-supporting and able to deploy and remain usable
with the help of only one person in 25 knots winds from the most critical angle. This
requires the slide to have a lot of what is called “beam strength” or rigidity and
load bearing. This typically leads to a compromise of inflatable tube diameter and
operating pressure.
C. Overwing exit requirements are similar to door exits, however in practical terms
the slide geometry, the evacuation system storage location and the means to guide
evacuees off the wing typically add design constraints. When it comes to aging
typical consequences are that overwing exits may be in non-pressurized parts of
the cabin (like on the A320 for example) and therefore more exposed to extreme
environment conditions. The overwing configuration impacts slide geometry. It
usually leads to a more complex construction for the inflatable increasing the
number of seams.
4. CASR Part 121 Appendix D (19)
The certificate holder’s approved procedures and all of the emergency equipment
that is normally available, including slides, ropes, lights, and megaphones, must be
fully utilized during the demonstration, except that the flight crew must take no active
role in assisting others inside the cabin during the demonstration.
5. CASR 25.853 (14 CFR 25.853)
The device, installed at its critical angle, may not collapse when loaded to its maximum
capacity as determined by a test in which a sufficient number of adult (170 pounds or
more) evacuees crowd closely in line at the top of each lane of the device and jump
into the device in rapid succession at a rate not less than one evacuee per second per
lane. It must demonstrate the means used to connect the device to the airplane (girt
material) will not fail when the device is operated at low angles (from horizontal) and
at maximum evacuee loading conditions (including asymmetrical loading) expected in
18
service. Also, the angles and loads selected may not be greater than 30 degrees and
less than 1,050 pounds per lane, respectively. If the device is equipped with outrigger
pontoons, additional test loads must be applied to account for asymmetrical loads that
would result from evacuees inadvertently entering the pontoon areas during an
emergency evacuation
6. CASR 25.809 (14 CFR 25.809)
At least five consecutive deployment and erection tests must be demonstrated
without failure to ensure that the slide/raft device performs its intended function. This
regulation section contains requirements pertaining to the deployment and erection
characteristics as well as the installation of the device on the airplane, which may be
taken into consideration along with the requirements of this TSO
b. Regulasi terkait Non-CASR
Pada regulasi-regulasi berikut terdapat emergency slide dibagi menjadi beberapa tipe,
yaitu:
 Type I Inflatable Slide
 Type II Inflatable Slide/Raft
 Type III Inflatable Exit Ramp
 Type IV Inflatable Ramp/Slide
1. TSO-C69c and ETSO-C69c (Isi dari kedua regulasi ini hampir sama dan isinya dapat
dijelaskan sebagai berikut)
A. TSO-C69c (4.11 and 4.12)
In condition when automatic inflation to full erection with a manual backup
is required in 6 seconds for all type of slide except for slide/raft with raft mode and
off wing slide mode systems which are allowed with maximum 10 seconds to deploy
B. TSO-C69c (2) and 14 CFR 21.611
Emergency evacuation slides, ramps, ramp/slides, and slide/rafts approved
under a previous TSO authorization may continue to be manufactured under the
provisions of their original approval. However, major design changes to
19
emergency evacuation slides, ramps, ramp/slides, and slide/rafts approved under
previous versions of this TSO require a new authorization under this TSO
C. TSO-C69c (4.16)
A multiple lane device must provide space for evacuees sliding
simultaneously in each lane. Each sliding surface, if separated by a raised divider
not considered to be a part of the sliding surface, must be at least 20 inches wide.
The combined width of two sliding surfaces not separated by a raised divider must
be at least 42 inches. The width of a multiple lane device with no raised lane divider
must be sufficient to enable evacuees to jump side-by-side into each slide lane
simultaneously and reach the ground safely
D. TSO-C69c (4.23.4)
All type slide must maintain adequate pressure to satisfactorily accomplish
its intended function throughout an emergency evacuation in which at least 200
persons in no more than 10 separate demonstrations use each slide lane of the
device at an average rate of not less than one person per second per lane
E. TSO-C69c (4.30)
Inflatable Slide and Slide/Raft devices shall be equipped with a nonrotting
lifeline of a size greater than or equal to 3/8-inch diameter or ½-inch width, .060
minimum thickness and of a color that contrasts with the device. The lifeline shall
be attached along at least 80 percent of the length of both sides of the device. The
lifeline shall not adversely compromise the use of the device as a slide. The lifeline
and its attachment must be capable of withstanding a minimum load of 500 lbs. and
must not interfere with the device's inflation.
F. TSO-C69c (4.42) for Automatic Inflatable Slide/Raft
If the device as a slide requires an additional operation to make it usable
as a raft, the means for initiating the additional operation shall be designed to
preclude inadvertent actuation but be readily available for use. If a pull motion is
used, the force required must not be more than 30 pounds.
20
G. Tambahan
 Evacuation rates to increase from 60 evacuees to 70 evacuees per minute per lane
at representative sill heights for a duration of at least 70 seconds.
 Radiant heat testing requirements of inflatable emergency evacuation slide/raft
material. The pressure holding materials in the device must meet the 90-second
minimum-time-to-failure requirement and the 180-second average-time-to-failure
requirement of the radiant heat resistance test
2. JAR Part 25 (25. 801) about Ditching
Regarding evacuation systems, this paragraph refers to the ditching provisions in
JAR 25-807, 25-1411 and 25-1415. These regulations typically define some raft mode
requirements and say that slide and slide rafts must be stowed by the exit they are
intended to be used at.
3. JAR OPS 1.830
Life rafts and survival ELTs for Extended Overwater flights defines requirements
for rafts and slide rafts. This does not directly relate to evacuation system aging.
4. Goodrich Newsletters 25-160 Appendix G about Failure Mode
A. Seam Failure
Seam failure is the loss of bond between fabric panels in a cemented area.
This phenomenon is mostly diagnosed during the overpressure test. This type of
failure if happening during deployment leads to a pressure loss. It may render the
system unusable or only usable as an apron. Again the leak rate due to the seam
failure will define how long it takes for the slide to loose its beam strength and self
supporting properties. Raft function could be lost if both chambers are effected.
B. Floor Fabric Aging
Possible ways of aging are mostly by peeling coating, delamination, tears,
wear (typically if a slide is used for training and flying – which is the case at certain
21
operators). Immediate recommendation here that an in service slide should not be
used for repetitive flight attendant training
C. Aging of Girts
Girts by their location in the packed configuration near the door sill at the
lower end of the pack and without protection from covers like the inflatable are
exposed to the environment. This may result over time to aging of fabric (wear and
humidity). Visual checks are covered in the CMM for possible replacement at the
OEM. Some slides are fitted with quick replacement girts that can be replaced in
the field. Obviously the rupture of a girt could have serious consequences, as it
ensures the evacuation system connection to the aircraft.
3.2 Proses Sertifikasi Emergency Evacuation Slides
Berikut adalah alur sertifikasi bagi manufaktur yang ingin melakukan sertifikasi
emergency evacuation slides yang telah dibuat agar bisa digunakan secara legal dan
terjamin.
1. Desain
Manufaktur terlebih dahulu mendesain evacuation slides dengan merujuk kepada
regulasi dan dokumen yang berlaku seperti CASR Part 121.291, TSO-C69c, dan
sebagainya agar dalam proses desain tetap berjalan sesuai aturan yang berlaku.
2. Pembuatan Prototipe dan Pengujian oleh Pihak Manufaktur
Selanjutnya pihak manufaktur dapat membuat prototipe dari desain yang telah dibuat
sebelumnya dan kemudian mengujinya dengan pengujian yang tercanum pada TSO-
C69c
3. Pengajuan Letter of TSO Design Approval ke DKPPU
Selanjutnya pihak manufaktur mengajukan letter of TSO design approval ke DKPPU
yang mencakup
a. State of Conformance
b. Salinan Techincal Data, yang berisi
 Deskripsi lengkap dari emergency evacuation slides yang dibuat, termasuk
material, identifikasi, dan spesifikasi.
 Instruksi dan limitasi dari pengoperasian dari emergency evacuation slides.
22
 Laporan pengujian yang dilakukan sesuai dengan TSO-C69c untuk kualifikasi
dan persetujuan emergency evacuation slide.
 Maintenance instructions.
 Spesifikasi quality control test yang akan digunakan untuk menguji setiap
artikel produksi guna memastikan kepatuhan dengan TSO-C69c.
4. Merencanakan Audit dengan DKPPU
Selanjutnya pihak manufaktur dapat merencankan audit dengan DKPPU untuk
pemeriksaan oleh DKPPU apakah semua yang dilakukan sebelumnya telah sesuai
dengan aturan yang berlaku.
5. Issued Letter of TSO Design Approval
Terakhir setelah audit telah selesai dan dinyatakan ‘lulus’, Letter of TSO Design
Approval dikeluarkan dan pihak manufaktur dapat memproduksi emergency
evacuation slides yang dapat digunakan pada pesawat.
3.3. Daftar Pengujian yang Diharuskan oleh Regulasi
Sesuai dengan regulasi yang berlaku, maka terdapat beberapa pengujian yang perlu
dilakukan pada produk evacuation slide. Berikut merupakan daftar beberapa pengujian
tersebut.
1. Material Tests. Pengujian properti material perlu dilaksanakan sesuai dengan metode-
metode dan standar berikut atau dengan metode setara lainnya yang telah disetujui.
Gambar 9 Daftar Methode Test untuk Evacuation Slide berdasarkan TSO-C69-C
23
2. Functional Tests.
2.1 Pressure Retention.
Dalam kondisi statis dan ketika dipompa dan distabilkan pada tekanan operasi
nominal, tekanan di setiap inflatable chamber dari perangkat Tipe II tidak boleh turun di
bawah tekanan minimum raft mode dalam waktu kurang dari 24 jam. Untuk perangkat Tipe
I, III & IV, tekanan di setiap inflatable chamber tidak boleh turun di bawah 50 persen dari
nominal operating pressure dalam waktu kurang dari 12 jam.
2.2. Overpressure Tests
Dalam penggunaannya perangkat pastinya akan mengalami tekanan eksternal, oleh
karena itu perangkat harus bisa menahan beban tekanan yang berlebih. Dalam overpressure
test perangkat harus dapat menahan beban setidaknya 1.5 kali dari tekanan operasi
maksimum dalam rentang waktu 5 menit. Untuk proses pengujian yang lebih mendetil akan
dijelaskan pada bab selanjutnya.
2.3. Water Tests- Type II Devices (Inflatable Slide/Raft)
Karena perangkat evacuation slide ini memiliki kemungkinan untuk beroperasi di
lingkungan berair maka perangkat ini harus dipastikan dapat berfungsi pada kondisi
demikian. Pengujian ini dilaksanakan dengan melakukan demonstrasi melibatkan beberapa
individu dengan ketentuan yang telah ditentukan (jumlahnya, berat badannya, jenis
kelaminnya, dan lain-lainnya). Perangkat harus dipastikan dapat berfungsi dalam keadaan
terbalik dan dapat kembali dibenarkan posisinya setidaknya oleh satu orang. Untuk
informasi mengenai pengujian ini lebih detil, akan disajikan pada bab selanjutnya.
3. Radiant Heat Test
Perangkat yang akan digunakan pastinya akan memiliki penandaan, penomoran,
pewarnaan, penambahan material (dengan cara melapisinya) sehingga dapat
mempengaruhi kemampuan perangkat mengahadapi radiasi panas. Oleh karena itu perlu
dilakukan radiant heat test pada perangkat beserta material-material yang terlibat tersebut
sehingga perangkat dipastikan bahwa perangkat layak digunakan. Untuk penjelasan lebih
detil mengenai radiant heat test akan disajikan pada bab selanjutnya.
24
4. Evacuation Rate Test
Evacuation rate test merupakan demonstrasi secara keseluruhan terkait perangkat
darurat yang akan digunakan. Beberapa individu akan dilibatkan dan suasana akan
dirancang agar semirip mungkin dengan kondisi aktual saat terjadi keadaan darurat. Pada
pengujian ini telah ditentukan jumlah individu yang seharusnya berhasil menyelamatkan
diri menggunakan perangkat dalam rentang waktu tertentu. Pada test kali ini juga terdapat
setidaknya tiga pengarahan (recruiting briefing, orientation briefing, dan final briefing)
yang perlu dilaksanakan agar para partisipan dalam pengujian dapat memahami skema
yang akan terjadi sehingga pengujian dapat dilaksanakan sesuai standard yang telah
ditentukan. Untuk penjelasan lebih detil mengenai evacuation rate test akan disajikan pada
bab selanjutnya.
5. Beam Strength Test-Except Type III Devices
Struktur dari perangkat harus dianggap layak dan kuat mengahapi beban dinamis
yaitu beberapa kantong pasir (pada kasus nyatanya adalah manusia). Beban akan diberikan
secara bertubi-tubi dan perangkat harus memiliki ketahanan untuk menghadapi kondisi
demikian baik saat evakuasi berlangsung maupun setelah evakuasi selesai. Pengujian ini
secara khusus tidak dilaksanakan untuk perangkat type III. Untuk penjelasan lebih detil
mengenai Beam Strength Test akan disajikan pada bab selanjutnya.
25
BAB IV
DESKRIPSI JENIS PENGUJIAN DAN TEMPAT PENGUJIAN
4.1 Accelerated Age Test
Pengujian Accelerated Age ini berdasarkan Federal Test Method Standard (FTMS) Method
5850. Pengujiannya adalah mencakup beberapa hal sebagai berikut
4.1.1 Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk menentukan ketahanan dari kain yang diolah, dilapisi, atau
dilaminasi dan kain elastis yang mengandung karet atau karet sintetik terhadap
penurunan kualitas akibat paparan panas dalam oven dengan udara bersirkulasi.
4.1.2 Spesimen Uji
Kecuali ditentukan dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, spesimen harus
berupa kain persegi panjang 4x6 inci (102x152 mm) dengan dimensi sejajar dengan
arah lengkungan
4.1.3 Jumlah Penetapan
Kecuali ditentukan dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, jumlah dari spesimen
yang dites dari tiap unit sampel harus memenuhi dalam metode uji untuk menentukan
karakteristiknya
4.1.4 Peralatan dan Metode Referensi
i. Peralatan
Oven dengan udara bersirkulasi, secara thermostat dikontrol dan mampu untuk
mempertahankan suhu yang diperlukan dalam kurang lebih empat derajat
Fahrenheit (±2 𝑜
𝑐)an
ii. Metode Referensi
Method 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth; Grab
Method.
26
4.1.5 Prosedur
 Kecuali ditentukan dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, spesimen harus
dipanaskan di dalam oven selama 48 jam pada 212 𝑜
sampai 221 𝑜
F (100 𝑜
sampai
105 𝑜
c).
 Spesimen harus ditempatkan secara terbuka di circulating air oven dalm posisi
menggantung secara vertikal tanpa menyentuh spesimen atau bagian lain dari oven
dan dibuka selama waktu yang diperlukan pada suhu yang diperlukan. Pada periode
akhir eksposur, spesimen harus dikeluarkan dari oven, didinginkan, dan
dikondisikan dalam kondisi atmosfer standar seperti yang ditentukan dalam bagian
4 di standar ini, tidak kurang dari 16 dan tidak lebih dari 96 jam.
 Pada akhir periode pengkondisian kekuatan patah dari spesimen berumur jika
dibutuhkan harus ditentukan seperti yang dijelaskan dalam Metode 5100. Jika
property lain diperlukan, spesimen harus diuji seperti yang dijelaskan dalam
metode yang diperlukan. Uji fisik yang sama harus dilakukan pada spesimen yang
ageing atau tidak ageing untuk tujuan perbandingan dalam menentukan tingkat
kerusakan materi yang ageing
 Kondisi eksposur lain dan uji-uji evaluasi yang berurutan yang dapat
dispesifikasikan untuk sejumlah kain yang diberikan dalam Tabel 1.
Tabel 1
27
 Hasil Perhitungan
Perubahan dalam breaking strength atau karakteristik lain dapat dihitung sebagai
berikut
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘, 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑛𝑡 =
𝑂 − 𝐸
𝑂
𝑋 100 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑂 − 𝐸
𝑂
𝑥 100
Dimana
O : Nilai sebelum ageing
E : Nilai setelah ageing
4.1.6 Laporan
 Perubahan karakteristik dari unit sampel harus rata-rata hasil yang diperoleh dari
spesimen yang diuji dan harus dilaporkan ke 1% terdekat.
 Setiap nilai individual yang digunakan untuk menghitung rata-rata harus dilaporkan
juga.
4.2 Tensile Strength
4.2.1 Cakupan
Metode ini dimaksudkan untuk menentukan tegangan patah (putus) dan
perpanjangan dari kain tenun, bukan tenunan, dan kain berlapis.
4.2.2. Spesimen Uji
Spesimen harus berupa kain persegi panjang berukuran 4 inci (102 mm) hingga 6
inci (152 mm). Dimensi panjang harus sejajar dengan arah yang sedang dihitung. Tidak
boleh ada warp spesiment yang terletak pada bagian yang sama begitu pula dengan
filling spesimen pun tidk boleh terdapat pada posisi yang sama.
4.2.3. Jumlah Penetapan
Lima spesimen dari masing-masing arah lungsin dan pengisian harus diuji dari
setiap unit sampel. Kecuali ada ketentuan lain dalam dokumen pengadaan,
28
4.2.4. Aparatus
a. Penjepit penegang.
Penjepit pengencang seberat 170 g (enam ons) dirancang sedemikian rupa sehingga
memiliki berat penjepit merata di seluruh lebar spesimen.
b. Prosedur untuk pengujian dapat diterapkan untuk constant rate of traverse (CRT) dan laju-
ekstensi-konstan (CRE). Penguji ini harus terdiri dari tiga bagian utama:
 Mekanisme Peregangan
 Mekanisme penjepitan
 Mekanisme pencatatan beban dan perpanjangan
i. Mekanisme peregangan.
Mekanisme peregangan spesimen dilakukan dengan gerakan dari penjepit
penarik.
ii. Mekanisme penjepitan.
Penguji harus memiliki dua klem dengan dua rahang di setiap penjepit. Desain
kedua klem harus sedemikian rupa sehingga rahang merupakan bagian tergabung
dari kerangka penjepit dan rahang lainnya harus dikencangkan untuk mengurangi
gerakan vertikal.
iii. Dimensi rahang belakang di setiap penjepit harus 1 inci (25 mm) sejajar dengan
beban sebesar 1 inci (25 mm) atau lebih, tegak lurus dengan penerapan beban.
Dimensi depan rahang setiap penjepit harus berukuran 1 inci kali 1 inci (25 kali 25
mm). Setiap bagian depan rahang harus memiliki permukaan pegangan yang rata
dan halus. Semua tepi yang mungkin menyebabkan pemotongan harus dibulatkan
ke radius yang tidak lebih dari 1/64 inci (0,4 mm). Dalam kasus dimana spesimen
cenderung tergelincir saat berada diuji, rahang harus dipasangkan dengan karet
atau bahan lain untuk mencegah kelicinan
iv. Mekanisme pencatatan beban dan perpanjangan
Penguji harus memiliki mekanisme perekaman terkalibrasi untuk menunjukkan
beban dan perpanjangan yang diterapkan.
v. Kapasitas
29
Penguji harus memiliki kapasitas maksimum beban yang diperlukan untuk
memecahkan spesimen dimana pemecahan tidak boleh lebih dari 85 persen atau
kurang dari 15 persen dari kapasitas yang ditentukan.
vi. Efisiensi pengujian
Kesalahan pengujian tidak boleh melebihi 2 persen dan termasuk beban 50 pon
(222 N) dan 1 persen lebih beban 50 pon (222 N) pada setiap pembacaan dalam
kisaran bebannya.
4.2.5. Prosedur
a. Persiapan benda uji.
o Kain tenun.
Pada salah Satu sisinya harus memiliki dimensi panjang spesimen acaa sampai
benang kontinu, sehingga panjang spesimen dapat diukur. Ukur 1 sampai 1 / 2 inci
(38 mm) dari tepi awal dan gambar garis tipis panjang spesimen seluruhnya. Dimana
pengukuran harus benar-benar sejajar dengan panjangnya benang.
o Kain yang bukan tenunan dan berlapis.
Pada spesimen dimana raveling tidak praktis, ukur dan gambar garis tipis 1-1
/ 2 inci (38 mm) dari tepi dari spesimen. Ini harus, seakurat mungkin, sejajar dengan
arah memanjang dari spesimen.
b. Kecuali ditentukan kondisi lain spesimen harus dikondisikan dan diuji di bawah Kondisi
Atmosfer Standar sesuai dengan bagian 4 Standar ini.
o Jika kekuatan pemecahan basah diperlukan, itu harus ditentukan dalam dokumen
pengadaan yang berlaku, dan metode pembasahan spesimen harus ditentukan.
c. Sebelum digunakan, alat penguji harus diatur pada titik nol sesuai dengan prosedur yang
diperlukan sesuai dengan merek alat dan model yang digunakan, dan mekanisme
pencatatan autografik harus diperiksa untuk pengoperasian yang benar. Pastikan pena
perekam memiliki cukup tinta untuk menghindari penipisan pasokan selama pengujian.
d. Panjang alat pengukur harus 3 inci (76 mm).
o Kecuali ditentukan ondisi lain dalam dokumen pengadaan, penguji harus
dioperasikan pada kecepatan tarik yang seragam 12 ± 0,5 in / min (305 ± 13 mm /
menit).
30
o Setiap wajah rahang harus sejajar baik sehubungan dengan pasangannya di
penjepit yang sama dan ke rahang yang sesuai di penjepit lainnya.
o Tempatkan spesimen di antara rahang yang terbuka. Sejajarkan secara vertikal tepi
luar rahang atas depan yang berukuran 1 inci kali 1 inci (25 kali 25 mm) garis
vertikal yang digambar pada spesimen, kemudiah kencangkan bagian atasnya
dengan penjepit. Pasang penjepit penegang yang telah ditentukan pada 4.1 ke tepi
bawah spesimen. Sejajarkan tepi luar vertikal dengan ukuran 1 inci kali 1 inci (25
kali 25 mm) dengan Rahang bawah yang sudah digambar garis pada spesimen dan
kencangkan penjepit bawah. Lepaskan penjepit penegan dan jalankan pengujian.
 Jika karena desain penjepit bawah sehingga penjepit penegang tidak dapat
digunakan, cara yang tepat harus diambil untuk memastikan keseragam
penerapan tegangan 6 ons (170 g) ke spesimen sebelumnya
mengencangkan penjepit bawah.
e. Amati spesimen selama pengujian untuk menentukan apakah spesimen tersebut putus,
semua benang harus di uji pada daerah yang tidak patah, spesimen yang tergelincir di
rahang, atau pecahnya spesimen mengikuti pola acak. Jika salah satu di atas atau lainnya
terjadi anomali yang disebabkan oleh teknik pengujian yang salah dan hasilnya turun jauh
di bawah rata-rata untuk unit sampel, buang hasilnya dan ambil spesimen lain. Lanjutkan
prosedur ini sampai diperlukan jumlah istirahat yang dapat diterima telah diperoleh.
o Harus diperhatikan bahwa kain tertentu karena sifatnya yang melekat
karakteristiknya tidak akan menghasilkan jeda selain jaw break.
f. Saat pengujian perpanjangan, harus diperoleh hasil secara bersamaan dengan kekuatan
putus. Perpanjangan di titik putus beban lainnya yang dibutuhkan harus dinyatakan
sebagai persentase pertambahan panjang spesimen yang dikencangkan dan ditahan di
antara rahang. Perpanjangan harus ditentukan dari grafik mekanisme perekaman
autografik sesuai dengan prosedur yang diperlukan untuk membuat dan model tester
dimanfaatkan.
o Bagian awal dari kurva pemanjangan beban (awal lintasan vertikal pena) yang
menunjukkan perpanjangan tanpa beban (selain beban tegangan) tidak boleh
dimasukkan dalam perhitungan perpanjangan.
31
4.2.6. Laporan
a. Kekuatan putus unit sampel harus hasil rata-rata yang diperoleh dari spesimen yang
diuji di masing-masing lungsin dan isian. Petunjuk harus dilaporkan secara terpisah
sebagai berikut: Kekuatan putus 0-500 lbs. (0-2220 N) 501 lbs. dan lebih tinggi (2221
N ke atas)
b. Perpanjangan sampel hasil yang diperoleh dari spesimen
c. Setiap nilai individu diperoleh untuk setiap spesimen yang diuji dilaporkan.
4.2.7. Catatan
a. Kecuali ditentukan lain dalam dokumen pengadaan, penguji rate-of-load (CRL) tidak
akan digunakan dan mengisi harus juga konstanta 7.2 Hasil yang diperoleh pada
penguji CRT mungkin tidak dapat direproduksi pada Penguji CRE dan sebaliknya.
Umumnya, untuk pengujian penerimaan, tidak disarankan untuk membandingkan hasil
yang diperoleh pada penguji CRT dengan yang diperoleh pada penguji CRE. Jika
terjadi perselisihan, disarankan untuk menggunakan waktu istirahat yang konstan (20
± 3 detik).
b. Penjepit penegang dengan berat enam ons (170 g) dijelaskan disini metode dapat
diperoleh dari Custom Scientific Instruments, Inc., 13 Wing Drive, Whippany, NJ
07981.
4.3. Tear Strength (Trapezoid Test)
4.3.1 Batasan
Metode ini ditujukan untuk menentukan kekuatan lepas dari kain woven yang mana
mempunyai lepas yang sama pada kedua arah warp dan filling.
4.3.2. Spesimen Uji
Kecuali dispesifikasikan sebaliknya di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya,
spesimen harus berupa kain persegi panjang 3 kali 8 inci (76 kali 203 mm). Tidak selvage
harus diikutkan di sampel yang diuji.
4.3.3. Jumlah Penentuan
32
Keculai dispesifikasikan sebaliknya di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, lima
spesiemn dari tiap arah warp dan filling harus diujikan dari setiap unit sampel.
4.3.4. Aparatus dan Metode yang direferensikan
a. Aparatus
i. Mesin penguji sebagaimana dideskripsikan di dalam Metode 5100, kecuali
berikut:
 Wajah dari rahang harus sebesar 1 inci (25 mm) kali 2 inci (51 mm) atau
lebih dengan dimensi yang panjang tegak lurus dengan arah
pembebanan.
 Semua attachment mesin untuk menentukan beban maksimum harus
disengaged selama pengujian ini.
b. Metode yang direferensikan
i. Metode 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth; Grab
Method
4.3.5. Prosedur
a. Persiapan spesimen
Jarak yang pendek dari spesimen harus paralel dengan warp yarns untuk uji
warp dan parallel terhadap filling yarns untuk uji filling. Tidak ada dua spesimen
untuk uji warp mengandung warp yarns yang sama maupun dua spesimen untuk uji
filling mengandung filling yarn yang sama. Potongan tiga inci (76 mm) harus dibuat
di pertengahan dari dan tegak lurus terhadap sisi pendek dari spesimen yang
membentuk lidah atau cut strips.
b. Mesin, ketika digunakan untuk spesimen yang diberikan, harus mempunyai
kapasitas gaya maksimum yang diperlukan untuk melepaskan spesimen tidak lebih
dari 85 persen atau kurang dari 15 persen dari kapasitas yang diukur.
c. Spesimen harus ditengahkan di dalam mesin dengan 1 lidah atau cut strip spesimen
di dalam setiap clamp. Mesin harus melepaskan dalam jarak 3 sampai 4 inci (76
mm sampai 102 mm). Mesin harus bisa dimulai, dan gayanya perlu untuk
melepaskan kain harus diteliti dengan maksud sebagai alat rekam otografi.
33
d. Jika sebuah spesimen slip di antara rahang, patah, atau lepas dalam arah selain
perpotongan awal, atau jika, untuk alasan apapun yang mengakibatkan kepada
kesalahan teknis, sebuah pengukuran individual gagal dengan ditandai di bawah
hasil pengujian rata-rata untuk unit sampel, suatu hasil harus dibatalkan dan
spesimen lain harus diuji.
4.3.6. Jumlah Penentuan
a. Kekuatan lepas dari spesimen uji harus merupakan rata-rata dari 5 puncak tertinggi
dari ketahanan (tidak termasuk puncak awal) yang termasuk perpisahan dari
pelepasan. Kekuatan lepas dari unit sampel harus rata-rata yang didapatkan dari 5
spesimen yang diuji dalam setiap arah warp dan filling, dan harus dilaporkan ke 1
pon terdekat (ke 1 N terdekat).
b. Setiap nilai kekuatan lepas individual yang digunakan untuk menghitung rata-rata
harus juga dilaporkan.
4.4. Tear Strength (Tongue Test)
4.4.1 Batasan
Metode ini ditujukan untuk menentukan kekuatan lepas dari kain woven yang mana
mempunyai lepas yang sama pada kedua arah warp dan filling.
4.4.2. Spesimen Uji
Kecuali dispesifikasikan sebaliknya di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya,
spesimen harus berupa kain persegi panjang 3 kali 8 inci (76 kali 203 mm). Tidak
selvage harus diikutkan di sampel yang diuji.
4.4.3. Jumlah Penentuan
Keculai dispesifikasikan sebaliknya di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya,
lima spesiemn dari tiap arah warp dan filling harus diujikan dari setiap unit sampel.
4.4.4. Aparatus dan Metode yang direferensikan
34
4.4.4.1 Aparatus
a. Mesin penguji sebagaimana dideskripsikan di dalam Metode 5100, kecuali
kondis berikut:
 Wajah dari rahang harus sebesar 1 inci (25 mm) kali 2 inci (51 mm) atau
lebih dengan dimensi yang panjang tegak lurus dengan arah pembebanan.
 Semua attachment mesin untuk menentukan beban maksimum harus
b. Metode yang direferensikan
 Metode 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth; Grab
Method
4.4.5. Prosedur
 Persiapan specimen
o Jarak yang pendek dari spesimen harus paralel dengan warp yarns untuk
uji warp dan parallel terhadap filling yarns untuk uji filling. Tidak ada
dua spesimen untuk uji warp mengandung warp yarns yang sama
maupun dua spesimen untuk uji filling mengandung filling yarn yang
sama. Potongan tiga inci (76 mm) harus dibuat di pertengahan dari dan
tegak lurus terhadap sisi pendek dari spesimen yang membentuk lidah
atau cut strips.
 Mesin, ketika digunakan untuk spesimen yang diberikan, harus mempunyai
kapasitas gaya maksimum yang diperlukan untuk melepaskan spesimen tidak
lebih dari 85 persen atau kurang dari 15 persen dari kapasitas yang diukur.
 Spesimen harus ditengahkan di dalam mesin dengan 1 lidah atau cut strip
spesimen di dalam setiap clamp. Mesin harus melepaskan dalam jarak 3 sampai
4 inci (76 mm sampai 102 mm). Mesin harus bisa dimulai, dan gayanya perlu
untuk melepaskan kain harus diteliti dengan maksud sebagai alat rekam
otografi.
 Jika sebuah spesimen slip di antara rahang, patah, atau lepas dalam arah selain
perpotongan awal, atau jika, untuk alasan apapun yang mengakibatkan kepada
kesalahan teknis, sebuah pengukuran individual gagal dengan ditandai di bawah
35
hasil pengujian rata-rata untuk unit sampel, suatu hasil harus dibatalkan dan
spesimen lain harus diuji.
4.4.6. Jumlah Penentuan
 Kekuatan lepas dari spesimen uji harus merupakan rata-rata dari 5 puncak
tertinggi dari ketahanan (tidak termasuk puncak awal) yang termasuk
perpisahan dari pelepasan. Kekuatan lepas dari unit sampel harus rata-rata yang
didapatkan dari 5 spesimen yang diuji dalam setiap arah warp dan filling, dan
harus dilaporkan ke 1 pon terdekat (ke 1 N terdekat).
 Setiap nilai kekuatan lepas individual yang digunakan untuk menghitung rata-
rata harus juga dilaporkan.
4.5. Coat Adhesion
Metode untuk pengujian ini akan didasarkan pada Federal Test Method Standard No 191A
Method 5970 ADHESION OF COATING; ADHESIVE METHOD. Persyaratan dalam
pengujian dengan metode ini adalah
4.5.1. Ruang Lingkup
Metode ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan terhadap pemisahan lapisan
jenis film kontinu dari kain.
4.5.2. Spesimen Uji
Spesimen harus berupa strip 2 persegi panjang 3 inci kali 7 inci (76 mm kali 178
mm) dari kain berlapis yang disiapkan seperti ditentukan dalam 5.1. Sampel harus
disiapkan dengan menggunakan perekat dan metode konstruksi yang digunakan
untuk membuat perangkat evakuasi. Laju pemisahan harus 2,0 hingga 2,5 inci /
menit.
4.5.3. Jumlah Spesimen
Jumlah minimal specimen yang harus diuji setiap satu unit sampel adalah sebanyak
5 spesimen yang sama, kecuali terdapat spesifikasi lain yang dibutuhkan.
4.5.4. Peralatan dan Referensi
 Peralatan
36
 Penguji dan mekanisme pencatatan autografik seperti yang dijelaskan
dalam Metode 5100 harus digunakan, kecuali bahwa muka setiap rahang
tidak boleh kurang dari 1 inci kali 2 inci (25 mm kali 51 mm) dengan
dimensi panjang tegak lurus ke arah dari penerapan beban.
 Perekat. Perekat yang digunakan untuk menyiapkan spesimen seperti yang
dijelaskan pada 5.1 harus salah satu dari yang berikut:
- Perekat sianoakrilat tanpa pelarut
- Perekat (jenis pelarut)
Kecuali ditentukan lain dalam dokumen pengadaan, perekat (a) harus
digunakan untuk mendapatkan ikatan perekat yang tepat. Jika ikatan yang tepat
tidak diperoleh dengan perekat (a), perekat (b) harus digunakan.
 Pelat kaca. Dua pelat kaca memiliki dimensi kira-kira 4 inci kali 6 inci kali
1/8 inci (102 mm kali 152 mm kali 3 mm).
 Berat. Berat 10 pon (4,5 kg).
 Oven sirkulasi udara. Oven sirkulasi udara yang mampu mempertahankan
suhu 219 ° ± 6 ° F (104 ° ± 3 ° C).
 Referensi
Method 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth Grab Method
4.5.5. Prosedur
a) Persiapan spesimen. Kecuali ditentukan lain dalam dokumen pengadaan, sisi
kain yang dilapisi satu sisi, atau sisi kain yang dilapisi pada kedua sisi yang
lebih berat harus menjadi sisi kain yang akan diuji. Permukaan kain yang
dilapisi dapat dibersihkan dengan menyeka dengan kain yang telah dicelupkan
ke dalam larutan sabun lembut, dibilas dengan air suling dan pengeringan udara
sebelum pengaplikasian perekat.
a. Perekat a. Satu lapis perekat (a) harus diterapkan pada sisi uji dari dua
strip kain berlapis. Kedua strip kemudian harus ditempatkan satu di atas
yang lain dengan sisi berlapis perekat menyatu.
b. Perekat b. Tiga lapis perekat (b) harus diterapkan pada sisi uji dari dua
strip kain berlapis dengan waktu pengeringan 15 menit pada suhu kamar
setelah lapis perekat pertama dan kedua, dan waktu pengeringan 5 menit
37
pada suhu kamar setelah lapisan perekat ketiga. Kedua strip kemudian
harus ditempatkan satu di atas yang lain dengan sisi berlapis perekat
menyatu.
Saat menyambungkan dua strip kain berlapis, sebuah tab kertas harus ditempatkan
di antara dua strip di salah satu ujung spesimen. Tab harus tidak menutupi lebih
dari 1-1 / 2 inci (38 mm) dari panjang spesimen.
b) Strip yang disemen harus ditempatkan pada posisi horizontal di antara dua pelat
kaca. Sebuah pemberat 10-pon (4,5 kg) harus ditempatkan di atas rakitan
sandwich. Jika perekat (a) digunakan, total waktu yang berlalu dari penerapan
perekat hingga penempatan berat 10 pon (4,5 kg) pada rakitan sandwich harus
kira-kira 90 detik.
c) Jika perekat (a) digunakan, spesimen harus dibiarkan di antara dua pelat selama
20 sampai 28 jam pada kondisi standar sebagaimana ditentukan dalam Bagian
4 Standar ini. Spesimen harus dipindahkan dari antara dua pelat dan dipotong
menjadi benda uji berukuran 2 kali 6 inci (51 kali 152 mm).
d) Jika perekat (b) digunakan, spesimen harus dibiarkan di antara dua pelat selama
2 jam pada suhu kamar; perakitan spesimen, pelat dan pemberat kemudian
harus ditempatkan dalam oven udara bersirkulasi pada suhu 219 ° ± 6 ° F (104
° ± 3 ° C) selama 1 jam. Spesimen kemudian harus dipindahkan dari antara dua
pelat, dipotong menjadi benda uji berukuran 2 kali 6 inci (51 kali 152 mm), dan
didinginkan pada kondisi standar selama 20 hingga 28 jam.
e) Adhesi. Spesimen harus dipisahkan dengan tangan di salah satu ujungnya untuk
jarak kira-kira 2 inci (51 mm). Satu strip dari spesimen harus dijepit pada
penjepit yang tidak dapat digerakkan dari mesin uji dan strip lainnya pada
penjepit yang dapat digerakkan. Pawl dari lampiran beban maksimum dari
mesin uji harus dilepaskan selama pengujian. Penjepit yang dapat digerakkan
harus memiliki kecepatan 12,0 ± 0,5 inci (305 ± 13 mm) per menit untuk
memisahkan lapisan dari kain dasar spesimen, dan harus dicatat pada
mekanisme autografik. Panjang minimal 3 inci (76 mm) pelapis harus
dipisahkan oleh mesin uji selama uji adhesi. Perhatian harus diberikan agar
38
pelapis benar-benar terpisah dari kain untuk seluruh spesimen dengan lebar 2
inci (51 mm).
f) Jika uji adhesi kering dan basah ditentukan dalam dokumen pengadaan,
spesimen harus berupa dua strip kain berlapis berukuran 3 inci kali 9 inci
persegi panjang yang disiapkan sebagaimana ditentukan dalam 5.1. Jika
dilepaskan dari antara pelat kaca, spesimen harus dipotong menjadi benda uji
berukuran 2 kali 8 inci (51 x 203 mm). Uji adhesi kering harus dihentikan
setelah jarak 3 inci (76 mm) tercapai. Spesimen kemudian direndam dalam
suling 24 jam, kering tanpa noda, dan uji adhesi basah dari spesimen.
4.5.6. Laporan
 Daya rekat spesimen harus rata-rata dari 5 beban puncak tertinggi resistansi yang
tercatat selama pemisahan lapisan. Jika pelapis dipisahkan dari kain dengan gaya
rata-rata lebih besar dari atau kurang dari yang ditentukan, atau jika gaya rata-rata
yang diperlukan untuk memisahkan spesimen pada garis adhesif lebih besar dari
"yang ditentukan, nilai yang diperoleh valid dan harus dilaporkan. Jika gaya rata-
rata yang diperlukan untuk memisahkan spesimen pada garis adhesif kurang dari
yang ditentukan, dan pemisahan terjadi pada garis adhesif, pengujian harus tidak
valid, dan spesimen lain harus diuji.
 Adhesi lapisan unit sampel harus merupakan rata-rata hasil yang diperoleh dari
spesimen yang diuji dan harus dilaporkan ke terdekat 0,1 pon per lebar 2 inci (ke
terdekat 10 N / m).
 Adhesif yang digunakan untuk menentukan perekatan lapisan harus dilaporkan.
 Nilai individual Bach yang digunakan untuk menghitung rata-rata juga harus
dilaporkan.
39
4.6. Permeability
4.6.1 Alat
a. Volumetric Gas Transmission Cell, digambarkan di Gambar.
b. Precision Glass Capillaries atau manometer dengan bermacam-macam diameter (0,25;
0,50; dan 1,0 mm direkomendasikan). Capillaries tersebut harus mempunyai U-bend
yang sesuai untuk menahan cairan manometer dan engsel standar-taper untuk pas di
dalam sel.
c. Cathetometer atau skala sesuai untuk mengukur perubahan dalam posisi meniscus ke
0,5 mm terdekat.
d. Kendali suhu:
 Baik cairan kendali-suhu direkomendasikan untuk mengatur suhu dari badan sel
menjadi ± 0,1 derajat Celcius.
 Alat tersebut harus dilindungi untuk membatasi perubahan suhu dari capillary ke ±
0,1 derajat Celcius selama pengujian.
40
 Micrometer, untuk mengukur ketebalan spesimen, terhadap 2,5 μm (0,0001 inci)
pada minimum dari lima poin terdistribusi sepanjang luas seluruh pengujian. Nilai
maksimal, minimal, dan rata-rata harus direkam.
 Barometer, sesuai untuk mengukur tekanan dari atmosfer ke 133 Pa terdekat.
 Pressure Gage, jenis mekanik atau elektrik presisi untuk mengukur tekanan absolut
sepanjang ranah dari 0 sampai 333 kPa.
4.6.2. Prosedur
a. Letakkan potongan dari kertas filter di tengah-tengah bagian ata dari sel uji.
b. Letakkan spesimen yang dikondisikan secara halus pada bagian atas dari sel uji.
c. Secara ringan grease gasket karet, O-ring, atau logam datar yang mana permukaan
spesimen bertemu. Jauhi grease berlebihan.
d. Letakkan bagian atas dari sel pada basis dan jepitkan secara baik untuk mencapai segel
yang ketat.
e. Lakukan uji positif tekanan gas terhadap kedua sisi dari sel, mengeluarkan semua udara
sebelum menutupkan vent outlet. Suatu waktu rekomendasi pengeluaran adalah
sekurang-kurangnya 10 menit pada laju aliran sekitar 100 mL/menit.
f. Letakkan sebuah slug cairan sekitar 20 mm (pertahankan tetap menyatu) pada bagian
atas capillary dan tutup vent outlet bagian atas setelah slug berdiam pada bagian dasar
dari capillary. Capillary tersebut harus bersih dan bebas obstruksi.
g. Sesuakan tekanan sepanjang spesimen untuk menjaga tekanan diferensial yang sama
dan diinginkan.
h. Bocoran kecil sekitar hubungan-hubungan dapat sering dideteksi dengan larutan sabun,
tapi dalam beberapa kasus larutan tersebut dapat seperlunya memasukkan sel di dalam
air sementara memberikan tekanan gas, agar meninjau gelembung-gelembung pada
bagian-bagian yang bocor. Bocoran kecil yang terjadi pada sisi tekanan tinggi dari sel
tidak boleh termasuk signifikan.
i. Setelah interval waktu yang diperkirakan pas untuk mendapatkan steady-state,
memulai mengukur perpindahan dari slug, menggunakan sebuha stop watch (atau jam)
dan skala jarak yang dijaga pada capillary atau cathetometer. Ambil pengukuran pada
meniscus atas.
41
j. Pada selesai penjalanan, kembalikan slug pada posisi awalnya dengan secara perlahan
membuka vent bertekanan kecil.
k. Ulangi pengukuran seperlunya untuk memastikan pencapaian kondisi steady-state.
4.6.3. Laporan
Laporan harus mengandung hal-hal berikut:
a. Prosedur yang digunakan.
b. Deskripsi dari sampel, termasuk identifikasi komposisi, keberadaan keriput,
gelembung, ketidak sempurnaan lain dan pemanufaktur, jika diketahui.
c. Gas uji digunakan, dan komposisi gas uji, termasuk kemurnian.
d. Suhu uji dalam derajat Celsius, dan perbedaan tekanan digunakan.
e. Setiap pengukurang ketebalan dilakukan ditambah rata-rata dari setiap spesimen.
Ketika pengukuran lima ketebalan atau lebih dibuat per spesimen, rata-rata, standar
deviasi dan jumlah pengukuran dibuat dapat dilaporkan dibandingkan setiap
pengukuran.
f. Setiap pengukuran yang didapatkan ditambah rata-rata yang pantas dalam unit pilihan.
Ketika lima replika atau lebih didapatkan rata-ratanya, standar deviasinya, dan jumlah
replikatnya dapat disubstitusi dengan yang atas.
4.7. Seam Peel Strength
Metode untuk pengujian ini akan didasarkan pada Federal Test Method Standard No 191A
Method 5960 Adhesion of Cemented Seams. Persyaratan dalam pengujian dengan metode
ini adalah
4.7.1 Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk menentukan adhesi dari cemented lapped seams yang
belum ditautkan. Metode ini juga dapat diaplikasikan untuk cemented seams seperti
bahan untuk membuat jas hujan, flotation bladders, coated bags, dan slide.
4.7.2 Spesimen Uji
Spesimen haruslah seam dengan estimasi panjang 6inch (152 mm) dan dengan lebar
sesuai dengan seam yang ingin digunakan. Khusus material untuk emergency slide
lebar dari specimen adalah 1 inch.
42
4.7.3 Jumlah Spesimen
Jumlah minimal specimen yang harus diuji setiap satu unit sampel adalah sebanyak
5 spesimen yang sama, kecuali terdapat spesifikasi lain yang dibutuhkan.
4.7.4 Peralatan dan Referensi
 Peralatan
Alat uji dan mekanisme pencatatan autografik harus memiliki error yang
tidak lebih dari 2% dan termasuk untuk specimen dengan berat 50pound (222 N)
dan tidak lebih dari 1% untuk berat yang melebihi 50pound pada setiap
pembacaan skala (dengan batasan rentang skala pada alat uji), kecuali clamps
yang harus memiliki lebar yang cukup untuk mencengkeram lebar dari seams
yang diuji
 Referensi
Method 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth; Grab Method
4.7.5 Prosedur
 Cemented seams specimen harus dipisahkan dengan tangan dan jarak pisah
adalah 2.5inch sampai 3 inch (64 mm sampai 76 mm). Untuk ujung yang terpisah
dimasukkan langsung ke mesin clamp.
 Jaws harus dipisahkan dengan kecepatan 12 inci ± 0,5 inci per menit (305 mm ±
13 mm / menit) sampai sekitar 3 inci (76 mm) dari seams untuk pemisahan harus
dicatat dengan menggunakan mekanisme perekaman autografik.
 Khusus untuk material slide, separation rate yang digunakan adalah 2inch
sampai 2.5 inch per menit
Catatan
 Adhesi dari spesimen harus merupakan rata-rata dari lima beban tertinggi dari
tahanan yang tercatat untuk jarak 3 inci (76 mm) dari pemisahan cemented seam
yang dibagi dengan lebar lapisan dalam inci. Jika jumlah beban puncak kurang
dari lima, rata-rata beban untuk jumlah puncak yang lebih sedikit dibagi dengan
lebar lapisan dalam inci harus menjadi adhesi untuk specimen cemented seam.
43
 Adhesi lapisan semen (cemented seam) pada unit sampel harus merupakan rata-
rata hasil yang diperoleh dari spesimen yang diuji dan harus dilaporkan dalam
0,1 pon terdekat (ke 0,1 N terdekat).
 Setiap nilai individu yang digunakan untuk menghitung rata-rata juga harus
dilaporkan.
.
4.8. Pengujian Fungsional
4.8.1 Pressure Retention
Dalam kondisi statik dan ketika dipompa dan distabilkan pada tekanan
operasi nominal, tekanan di setiap ruang tiup dari perangkat Type II tidak boleh
turun di bawah tekanan operasi mode rakit minimum dalam waktu kurang dari 24
jam. Untuk perangkat Tipe I, III, dan IV, tekanan di setiap ruang tiup tidak boleh
turun dibawah 50% dari tekanan operasi nominal dalam waktu kurang dari 12 jam.
4.8.2 Overpressure Tests
a. Perangkat harus menahan tekanan setidaknya 1.5 kali tekanan operasi maksimum
selama 5 menit tanpa mengalami kerusakan
b. Setidaknya satu spesimen dari model perangkat tiup harus diujikan untuk menahan
tekanan setidaknya 2 kali tekanan operasi maksimum tanpa kegagalan setidaknya
selama 1 menit. Perangkat yang diuji harus diidentifikasi dengan jelas.
4.8.3 Water Tests- Type II Devices (Inflatable Slide/Raft)
44
Baik di kolam yang dapat dikendalikan atau air tawar, kapasitas dan daya
apung perangkat harus didemonstrasikan sebagai berikut:
a. Kedua kapasitas yang ditentukan dan overload yang ditetapkan sesuai dengan
persyaratan Paragraf 4.26 dari Appendix TSO-C69c, harus ditunjukkan dengan
tabung inflasi pada tekanan operasi mode rakit minimum dan dengan ruang apung
kritis yang dikempiskan. Freeboard yang dihasilkan dalam setiap kasus harus
memenuhi persyaratan paragraf 4.27.2 dari Appendix TSO-C69c.
b. Orang yang digunakan dalam demonstrasi harus memiliki berat rata-rata tidak
kurang dari 170 pon (± 77kg). Ballast dalam bentuk karung pasir atau sejenisnya
dapat digunakan untuk mencapai pemberian beban yang tepat agar distribusi beban
dalam perangkat tetap sesuai.
c. Orang yang mengikuti demonstrasi harus menggunakan pelampung yang disetuji
FAA dengan setidaknya satu bilik yang dipompa.
d. Peralatan rakit yang dibutuhkan oleh TSO, ditambah satu pemancar pelacak darurat
atau pemancar yang mensimulasikan beban, harus ada di dalam perangkat.
e. Kecuali jika dapat ditunjukkan bahwa tidak ada kecenderungan perangkat menjadi
terbalik selama proses pengangkutan dan lepas dari pesawat, harus
didemonstrasikan bahwa perangkat tersebut dapat Kembali ke posisi semula secara
otomatis atau dapat dikembalikan ke posisi semula oleh satu orang di dalam air,
atau Ketika terbalik, tetap dapat dinaiki dan dapat mengambang untuk kapasitas
normal yang telah ditentukan.
f. Harus didemonstrasikan bahwa alat bantu memadai untuk tujuan yang
dimaksudkan dan memungkinkan bagi pria dan wanita dewasa yang mengenakan
pelampung untuk naik ke rakit tanpa bantuan.
4.9 Radiant Heat Test
Bahan penahan tekanan dalam emergency evacuation inflatable device harus diuji
ketahanannya terhadap panas radiasi sesuai dengan standar pada TSO-C69c. Jika salah satu
permukaan luar dari bahan penahan tekanan diubah dengan penandaan, dengan tulisan, dengan
pelapis yang ditempelkan atau bahan dasar, atau dengan cara lain yang mempengaruhi ketahanan
panas radiasi, bahan yang diubah juga harus diuji.
45
4.9.1 Kriteria Keberhasilan
Untuk setiap bahan yang memerlukan pengujian, setidaknya tiga specimen
harus diuji pada 1.5 𝐵𝑡𝑢/𝑓𝑡2
− 𝑠𝑒𝑐 (1.7 𝑊/𝑐𝑚2
), dan waktu kegagalan yang
diperoleh dirata-ratakan. Waktu rata-rata menuju kegagalan tidak boleh kurang dari
180 detik dengan nilai tidak kurang dari 90 detik. Waktu kegagalan adalah waktu
antara penerapan panas pertama ke specimen dan penurunan tekanan pertama di
bawah tekanan maksimum yang dicapai dalam silinder uji selama pengujian
4.9.2 Alat Uji
Pengujian harus dilakukan menggunakan FAA Slide Material Radiant Heat
Apparatus, atau peralatan uji ekivalen lainnya dan metode pengujian yang disetujui
oleh manajer kantor FAA yang memiliki lingkup fasilitas pabrikan seperti yang
dipersyaratkan dalam paragraf 3b, Deviasi, dan 5a, Data Aplikasi TSO ini.
Peralatan terdiri dari silinder yang dipasang secara horizontal yang ditutup pada
salah satu ujungnya dan dilengkapi dengan sumber tekanan udara dan pengukuran
tekanan. Penahan spesimen yang dijepit di atas ujung terbuka menutup kedap udara
silinder dengan spesimen material yang bertindak sebagai diafragma penahan
tekanan. Silinder dan specimen dudukan dipasang pada poros dan batang geser dan
dapat ditempatkan pada jarak yang bervariasi dari tungku panas radiasi listrik
berdiameter 3 inci (76mm) dan kalorimeter. Peralatan uji dijelaskan dalam gambar
2 sampai 5 dan paragraf 5.3.2.1 sampai 5.3.2.6 pada lampiran TSO-C69c.
4.9.3 Spesimen Uji
a. Spesimen uji berdiameter 7inch (178mm) dengan lubang 1/4inch (6mm) yang
dilubangi pada bahan agar sesuai dengan tiang di silinder tekanan harus dipotong
darti bahan yang akan diuji.
b. Specimen uji harus dikondisikan pada 70 ± 3 derajat F (21±3 derajat C) dan
kelembaban relatif 50±5 persen setidaknya selama 24 jam sebelum pengujian.
4.9.4 Prosedur Pengujian
a. Semua pengujian harus dilakukan di ruangan bebas angin atau ruangan tertutup.
46
b. Setelah menyalakan tungku panas radiasi dan instrumentasi lain yang diperlukan,
biarkan 1/2 hingga 3/4 jam untuk menstabilkan keluaran panas dan untuk
pemanasan instrumentasi.
c. Sesuaikan trafo untuk menghasilkan fluks panas radiasi 2 Btu / ft2-detik (2,3 W /
cm2) ketika kalorimeter diposisikan 1 1/2 inci (38mm) di depan panas radiasi
perapian.
d. Temukan lokasi di depan tungku untuk uji fluks panas 1,5Btu / ft2-detik (1,7W /
cm2) dengan menggeser kalorimeter pada bilah horizontal dan memperbaiki
posisinya dengan berhenti geser. Ayunkan kalorimeter keluar dari posisinya.
e. Pasang spesimen di ujung terbuka silinder dengan paking neoprena di setiap sisi
spesimen dengan permukaan reflektif material menghadap ke tungku. Tempatkan
cincin aluminium pada stud dan kencangkan mur sehingga dibuat segel kedap
udara.
f. Tekan silinder ke tekanan operasi nominal perangkat. Periksa kebocoran.
g. Periksa jarak dari tungku panas radiasi ke permukaan benda uji. Jarak ini sama
dengan jarak ke permukaan kalorimeter.
h. Tempatkan kalorimeter di depan tungku panas radiasi dan catat fluks panas. Fluks
panas yang dapat diterima adalah 1,5 Btu / ft2-detik (1,7 W / cm2). Copot
kalorimeter.
i. Tempatkan silinder tekanan dan spesimen uji di depan pancaran tungku panas.
Mulai timer atau catat waktu mulai di perekam.
j. Tekanan dipantau sejak spesimen ditempatkan di depan tungku sampai kehilangan
tekanan awal diamati.
4.10 Evacuation Rate Tests
4.10.1 Kondisi Dasar Test
Berikut adalah kondisi test yang dapat diaplikasikan pada pengujian
a. Perangkat diuji pada ketinggian normal
b. Perangkat diuji pada tiga pemberian tekanan inflation yang berbeda: minimum
operating, maximum operating, dan nominal operating pressure
c. Permukaan perangkat yang diuji harus dalam kondisi kering
47
d. Area pengujian dapat diterangi ke tingkat yang sesuai untuk pelaksanaan pengujian
yang aman
e. Relawan yang mengikuti pengujian dapat dari umur berapa saja, jenis kelamin,
berat badan, atau tingkat pengalaman yang sesuai untuk pelaksaan tes yang aman,
tetapi setiap kelompok relawan harus memiliki rata-rata berat minimal 170 pound
per orang. Relawan yang mengikuti pengujian dapat berpatisipasi dalam lebih dari
satu uji coba
f. Tiap jalur perangkat harus dilalui oleh minimal 20 relawan per jalur untuk setiap
uji coba
g. Semua uji coba harus berada dalam artikel uji yang sama
h. Setiap pengujian harus memiliki tingkat uji 60 relawan/menit per jalur atau lebih
tinggi
i. Tingkat rata-rata gabungan dari semua uji coba harus 70 relawan/menit per jalur
atau lebih tinggi. Jika jumlah relawan yang berbeda digunakan antara uji coba yang
berbeda, tingkat uji untuk setiap uji coba harus dihitung secara matematis untuk
memperoleh rata-rata yang tepat.
4.10.2 Maximum and Minimum Sill Height Conditions.
Selain pengujian pada paragraf 4.10.1 di atas, perangkat harus diuji pada ketinggian
ambang maksimum dan minimum. Tiga uji coba harus dilakukan pada artikel uji yang
sama untuk kedua ketinggian ambang pintu, masing-masing satu pada operasi minimum,
operasi maksimum, dan tekanan operasi nominal dari kisaran tekanan kondisi normal. Pada
ketinggian ambang maksimum, minimal lima orang relawan per jalur per test harus
menggunakan perangkat dan dibawa dengan aman ke tanah. Pada ketinggian ambang
minimum, minimal 20 relawan per jalur per test harus menggunakan perangkat. Para
relawan harus memenuhi persyaratan yang sama seperti dalam poin e paragraph 4.10.1
diatas. Tidak ada tingkat evakuasi khusus yang diperlukan untuk pengujian ketinggian
ambang maksimum.
48
4.11 Beam Strength Test-Except Type III Devices Inflatable Exit Ramp
4.11.1 Kondisi Dasar Pengujian
Berikut adalah kondisi pengujian yang harus diaplikasikan pada pengujian
ini sesuai dengan paragraph 4.3.1 pada TSO-C69c.
4.11.2 Sand Bags
a. Tiga kantong pasir, masing-masing dengan berat minimal 170 pon, dihubungkan
secara seri, diperlukan untuk setiap jalur perangkat.
b. Semua kantong pasir harus sama beratnya dalam 5,0 lbs.
c. Satu kantong pasir seberat 170 pon dapat dirakit dari dua atau lebih kantong yang
lebih kecil untuk kemudahan penanganan. Tas yang lebih kecil tidak harus
memiliki berat yang sama.
d. Penutup luar dari kantong pasir harus merupakan bahan yang memiliki koefisien
gesekan paling sedikit 0,4 saat diuji menurut Standar ASTM D 1894-95. (Nilai ini
khas dari beberapa campuran bahan katun dan poliester / kapas. Data pengujian
untuk bahan yang digunakan harus disertakan dengan laporan pengujian akhir.)
e. Bahan pengisi selain pasir dapat digunakan, namun cairan tidak dapat diterima
kecuali jika dibatasi secara memadai untuk mencegah perpindahan di dalam
kantong.
f. Bentuk dasar kantong pasir harus berbentuk persegi panjang padat dengan sudut
membulat dan lebar permukaan kontak minimal 15 inci. Kantong harus lebih
panjang daripada lebarnya dan tingginya harus kurang dari lebarnya.
g. Ketentuan untuk menghubungkan tiga karung pasir satu sama lain dengan aman
harus disertakan di setiap tas. Ketentuan interkoneksi harus dirancang untuk
meminimalkan kecenderungan tas terguling atau terjatuh.
h. Saat dihubungkan, ketiga kantong pasir harus menempati area tidak melebihi 7,5
kali 2kaki.
4.11.3 Delivery System
a. Sistem pengiriman harus digunakan untuk membawa karung pasir ke awal
bagian geser ke bawah dari perangkat dan untuk melepaskannya sehingga dapat
49
meluncur ke bawah perangkat. Offset vertikal dari ujung sistem pengiriman dan
perangkat di titik pengiriman harus diminimalkan untuk meminimalkan
jatuhnya karung pasir.
b. Sistem pengiriman harus terdiri dari bidang datar dan kaku dengan panjang
maksimum 8 kaki yang dilapisi dengan bahan yang mirip dengan yang
digunakan pada permukaan geser perangkat.
c. Sistem pengiriman harus memasukkan ketentuan untuk menaikkan bagian
belakang pesawat secara perlahan sampai karung pasir akan mulai bergerak ke
bawah ke permukaan geser hanya karena pengaruh gravitasi atau sampai
pesawat berada pada sudut yang sama dengan permukaan geser dan bertindak
sebagai a ekstensi mulus untuk itu. Sudut antara dua titik ini dapat diterima,
tetapi sudut bidang tidak boleh melebihi sudut permukaan geser. Karung pasir
harus ditahan sampai pengujian dimulai.
d. Jika desain sistem pengiriman lurus tidak dapat digunakan karena perangkat
memiliki ramp atau beranda atau lebih dari 20 derajat dari posisi tegak lurus ke
badan pesawat, desain sistem pengiriman alternatif dapat digunakan jika
disetujui sebelumnya oleh manajer ACO yang memiliki lingkup fasilitas
pabrikan.
4.11.4 Konfigurasi dan Pemasangan Perangkat
a. Perangkat harus dalam konfigurasi produksi-pengiriman dengan semua
peralatan yang diperlukan terpasang.
b. Permukaan geser perangkat harus kering dan baru (tidak pernah terkena orang
atau karung pasir yang meluncur di permukaannya sebelum pengujian).
c. Tekanan di setiap ruang perangkat harus menjadi tekanan operasi nominalnya.
d. Perangkat harus dipasang pada ketinggian ambang normal dan dengan sarana
pemasangan normalnya. Jika perangkat dimaksudkan untuk digunakan pada
lebih dari satu pasangan keluar, itu harus diuji pada ketinggian ambang normal
untuk setiap pasangan keluar.
e. Lebar pintu keluar tempat karung pasir dikirim harus mewakili jalan keluar
pesawat tempat perangkat biasanya akan dipasang dan tempat relawan biasanya
50
akan memasuki perangkat. Untuk perangkat yang tidak dipasang di pintu
keluar, hanya struktur pesawat yang akan mengontrol aliran relawan ke
perangkat yang perlu disimulasikan.
4.11.5 Pengujian
a. Untuk perangkat multi-jalur, karung pasir untuk semua jalur harus diluncurkan
secara bersamaan atau sedekat mungkin. Direkomendasikan sebuah mekanisme
tunggal yang akan memungkinkan pelepasan semua tas secara bersamaan.
Karung pasir tidak boleh diluncurkan dengan selisih lebih dari satu perbedaan
panjang karung pasir di antara semua jalur. Kasus yang tidak memenuhi
persyaratan ini harus dianggap non-uji.
b. Karung pasir tidak boleh tumpang tindih atau bertumpuk satu sama lain saat
memulai pengujian.
c. Karung pasir tidak boleh menggelinding atau jatuh lebih dari 180 derajat baik
dengan kekuatan peluncuran atau melalui gerakan ke bawah perangkat.
Beberapa karung pasir yang jatuh di bagian bawah perangkat karena efek alat
perlambatan dapat diterima.
d. Karung pasir tidak boleh meninggalkan perangkat kecuali di ujung bawah
kontak relawan dengan tanah.
e. Penyeberangan karung pasir dari satu jalur ke jalur lainnya pada perangkat
beberapa jalur dapat diterima.
4.11.6 Kriteria Keberhasilan
a. Agar barang uji dianggap dapat diterima, pengujian harus diselesaikan berhasil
tiga kali berturut-turut. (Tes yang dibatalkan atau dianggap non-tes, misalnya,
ada lebih dari satu karung pasir yang diimbangi antara jalur selama dimulainya
tes perangkat beberapa jalur, tidak dihitung terhadap tujuan dari tiga tes yang
berhasil berturut-turut.).
b. Semua karung pasir di semua jalur harus benar-benar keluar dari ujung
perangkat atau akan dianggap kemungkinan besar keluar dari perangkat jika
tidak terhalang oleh tas yang sebagian tanah dan sebagian di perangkat.
c. Bagian bawah permukaan geser tidak boleh menyentuh tanah selama pengujian
51
d. Perangkat, tanpa perbaikan, harus memenuhi persyaratan paragraph 4.10.1 dari
lampiran pada TS0-C69c setelah menjadi sasaran pengujian ini.
4.12. Tempat Pengujian Material
Tabel 1 Pengujian dan Tempat Pengujian untuk Evacuation Slides
Pengujian Tempat Pengujian
Accelerated Age KOMEG Technology Ind Co
Tensile Strength (Grab Test) PT Testindo
Tear Strength (Trapezoid Test) PT Testindo
Tear Strength (Tongue Test) PT Testindo
Ply Adhesion LIPI
Coat Adhesion LIPI
Permeability Test Testana Engineering Inc
Puncture Strength PT. Ostenco Promitra Jaya
Tensioning Test PT. IKM Indonesia
Overpressure Test SGS Indonesia, Jakarta Selatan
Flammability Test Laboratorium Pengujian Tekstil, Balai Besar
Tekstil, Kementerian Perindustrian
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari studi yang sudah dilakukan maka diperolehlah kesimpulan, sebagai berikut:
 Emergency evacaution slide merupakan bagian dari emergensi sistem suatu pesawat yang
mimiliki fungsi dalam melakukan penyelamatan terhadap penumpang
 Produsen dalam negeri yang berpotensi untuk memproduksi item ini adalah PT. Magma
Inflatables Indonesia karena pengalaman mereka dan luasnya ranah kemampuan mereka
terhadap produk yang dapat mengembang.
 Regulasi terkait emergency evacuation slide dapat dilihat pada BAB 3
 Pengujian terkait emergency evacuation slide dapat dilihat pada BAB 4, untuk penjelasan
pengujian lebih lengkap silahkan melihat TSO-C69c dan ETSO-C69c
 Hasil studi kami dapat digunakan untuk menjadi pedoman dalam melakukan produksi item
tersebut.
5.2. Saran
Berikut adalah saran yang dapat diberikan:
 Melakukan peninjauan lebih dalam terkait pengujian yang digunakan emergency
evacuation slide, karena mungkin ada metode baru yang digunakan namun belum
disebarluaskan di internet
 Produsen dapat mengacu pada TSO-C69c dan ETSO-C69c, serta regulasi terkait seperti
CASR part 121.291 dalam mendesain emergency evacuation slide.
 Pemerintah dapat lebih memperhatikan lagi produsen dalam negeri yang berpotensi dalam
pembuatan alat emergency yang digunakan pada pesawat.
53
DAFTAR PUSTAKA
AREZUR. 2002. Preliminary Study on Aircraft Evacuation Systems Aging. Tersedia di
https://skybrary.aero/bookshelf/books/1010.pdf
Aviation Impact Reform. 2014. Evacuation Slides: (copy of an FAA webpage). Tersedia di
http://aireform.com/evacuation-slides-copy-of-an-faa-webpage/
DITJENHUBUD. 22 Mei 2018. Staff Instruction: Emergency Evauation and Ditching
Demonstrations. Tersedia di http://hubud.dephub.go.id/hubud/website/Regulasi.php?id=5
EASA. (24 Maret 2003). European Technical Standard Order: Emergency Evacuations
Slides, Ramps, Ramp/Slides, and Slide/Rafts. Tersedia di
https://www.easa.europa.eu/download/etso/ETSO-C69c_CS-ETSO_0.pdf
FAA. 1999. Technical Standard Order: Emergency Evacuations Slides, Ramps,
Ramp/Slides, and Slide/Rafts. Tersedia di
https://rgl.faa.gov/Regulatory_and_Guidance_Library/rgTSO.nsf/0/CF67750E10C416C286256
DC1005384A0?OpenDocument
Federal Test Method Standard No 191A.(20 Juli 1978). Tersedia di
http://everyspec.com/FED-STD/download.php?spec=FED-STD-191A.008930.PDF
INACA. Mei 2017. CASR Part 121 Certification and Operating Requirements: Domestic,
Flag and Supplemental Air Carriers. Tersedia di : https://inaca.or.id/casr-121/
INACA. 2003. CASR Part 25 Airworthiness Standard : Transport Category Airplanes.
Tersedia di https://vdocuments.site//casr-part-25-rev-5
Mail Online. 2017. How Do Evacuation Slides Work? British Airways relesases
mesmerising demonstrasion video of emergency procedure. Tersedia di
https://www.dailymail.co.uk/news/article-5065247/BA-engineer-reveals-evacuation-slides-
work.html
Safran. 2019. Discover our evacution slides. Tersedia di https://www.safran-
group.com/video/15998
54
Safran. 2019. Evacuation Systems. Tersedia di https://www.safran-
aerosystems.com/safety-systems/evacuation-systems-0
Simpel Flying. 2020. How Do Passenger Plane Emergency Slides Work?. Tersedia di
https://simpleflying.com/passenger-plane-emergency-slides/
United States Patent. 2004. Automatic Inflation System For Evacuation Slide. Tersedia di
https://patentimages.storage.googleapis.com/8a/77/a4/fa79a1fa86669e/US6769647.pdf
Trelleborg. 2013. Airliner Evacuation Slides Remail Copmliant with Trelleborg’s Coated
Fabrics. Tersedia di https://www.trelleborg.com/en/engineered-coated-fabrics/media/escape--
slide
Wikipedia. 2016. Evacuation Slide. Tersedia di
https://en.wikipedia.org/wiki/Evacuation_slide

More Related Content

What's hot

Continuing airworthiness management organisation
Continuing airworthiness management organisationContinuing airworthiness management organisation
Continuing airworthiness management organisation
S P Singh
 
Aircraft certification authorisation
Aircraft certification authorisationAircraft certification authorisation
Aircraft certification authorisation
S P Singh
 
Aircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti Bala
Aircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti BalaAircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti Bala
Aircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti Bala
Malay Kanti Bala
 
helicopter structure
helicopter structurehelicopter structure
helicopter structure
Bai Haqi
 
Caterpillar cat c13 industrial engine (prefix jr9) service repair manual (jr9...
Caterpillar cat c13 industrial engine (prefix jr9) service repair manual (jr9...Caterpillar cat c13 industrial engine (prefix jr9) service repair manual (jr9...
Caterpillar cat c13 industrial engine (prefix jr9) service repair manual (jr9...
ifkkdmdmdm
 
Manual aeronave Cessna 152 - Aeroclube de Jundiaí
Manual aeronave Cessna 152 - Aeroclube de JundiaíManual aeronave Cessna 152 - Aeroclube de Jundiaí
Manual aeronave Cessna 152 - Aeroclube de Jundiaí
Lucas Carramenha
 
SRM A320.pdf
SRM A320.pdfSRM A320.pdf
SRM A320.pdf
LuisAlbertoMartinezZ2
 
Analisis Sertifikasi Ban Baru untuk Pesawat Udara - Major Assignment Ae4060 K...
Analisis Sertifikasi Ban Baru untuk Pesawat Udara - Major Assignment Ae4060 K...Analisis Sertifikasi Ban Baru untuk Pesawat Udara - Major Assignment Ae4060 K...
Analisis Sertifikasi Ban Baru untuk Pesawat Udara - Major Assignment Ae4060 K...
Aqil Nedhio Wibowo
 
Fuselages
FuselagesFuselages
Fuselages
machetozo
 
01. boeing 727 ata 32 - landing gear
01. boeing 727   ata 32 - landing gear01. boeing 727   ata 32 - landing gear
01. boeing 727 ata 32 - landing gear
DiegoRuddyArcaineZeg
 
Landing Gear Project Final Report
Landing Gear Project Final ReportLanding Gear Project Final Report
Landing Gear Project Final Report
Kevin Osman
 
01. boeing 727 ata 31 - instruments
01. boeing 727   ata 31 - instruments01. boeing 727   ata 31 - instruments
01. boeing 727 ata 31 - instruments
DiegoRuddyArcaineZeg
 
13 master configuration deviation list a-320
13   master configuration deviation list a-32013   master configuration deviation list a-320
13 master configuration deviation list a-320
Francisco Buenrostro
 
Prosedur darurat
Prosedur daruratProsedur darurat
Prosedur darurat
Mayeng Coey
 
Manual de servicio toyota / KIJYANG INNOVA / ONNOVA 1KD/2KD
Manual de servicio toyota / KIJYANG INNOVA / ONNOVA 1KD/2KDManual de servicio toyota / KIJYANG INNOVA / ONNOVA 1KD/2KD
Manual de servicio toyota / KIJYANG INNOVA / ONNOVA 1KD/2KD
Jordan Felipe Cabrera Nuñez
 
Basic autolube system
Basic autolube systemBasic autolube system
Basic autolube system
Bambang Esa
 
landing-gear-design-and-development
landing-gear-design-and-developmentlanding-gear-design-and-development
landing-gear-design-and-development
durga kumari
 
ATA Codes.docx
ATA Codes.docxATA Codes.docx
ATA Codes.docx
Earl Joy
 
air india express flight 812.pptx
air india express flight 812.pptxair india express flight 812.pptx
air india express flight 812.pptx
IftekharAhmad64
 
Caisa ddmel desviaciones de_despacho_ro_feb 18 2015
Caisa ddmel desviaciones de_despacho_ro_feb 18 2015Caisa ddmel desviaciones de_despacho_ro_feb 18 2015
Caisa ddmel desviaciones de_despacho_ro_feb 18 2015
ealvaq
 

What's hot (20)

Continuing airworthiness management organisation
Continuing airworthiness management organisationContinuing airworthiness management organisation
Continuing airworthiness management organisation
 
Aircraft certification authorisation
Aircraft certification authorisationAircraft certification authorisation
Aircraft certification authorisation
 
Aircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti Bala
Aircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti BalaAircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti Bala
Aircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti Bala
 
helicopter structure
helicopter structurehelicopter structure
helicopter structure
 
Caterpillar cat c13 industrial engine (prefix jr9) service repair manual (jr9...
Caterpillar cat c13 industrial engine (prefix jr9) service repair manual (jr9...Caterpillar cat c13 industrial engine (prefix jr9) service repair manual (jr9...
Caterpillar cat c13 industrial engine (prefix jr9) service repair manual (jr9...
 
Manual aeronave Cessna 152 - Aeroclube de Jundiaí
Manual aeronave Cessna 152 - Aeroclube de JundiaíManual aeronave Cessna 152 - Aeroclube de Jundiaí
Manual aeronave Cessna 152 - Aeroclube de Jundiaí
 
SRM A320.pdf
SRM A320.pdfSRM A320.pdf
SRM A320.pdf
 
Analisis Sertifikasi Ban Baru untuk Pesawat Udara - Major Assignment Ae4060 K...
Analisis Sertifikasi Ban Baru untuk Pesawat Udara - Major Assignment Ae4060 K...Analisis Sertifikasi Ban Baru untuk Pesawat Udara - Major Assignment Ae4060 K...
Analisis Sertifikasi Ban Baru untuk Pesawat Udara - Major Assignment Ae4060 K...
 
Fuselages
FuselagesFuselages
Fuselages
 
01. boeing 727 ata 32 - landing gear
01. boeing 727   ata 32 - landing gear01. boeing 727   ata 32 - landing gear
01. boeing 727 ata 32 - landing gear
 
Landing Gear Project Final Report
Landing Gear Project Final ReportLanding Gear Project Final Report
Landing Gear Project Final Report
 
01. boeing 727 ata 31 - instruments
01. boeing 727   ata 31 - instruments01. boeing 727   ata 31 - instruments
01. boeing 727 ata 31 - instruments
 
13 master configuration deviation list a-320
13   master configuration deviation list a-32013   master configuration deviation list a-320
13 master configuration deviation list a-320
 
Prosedur darurat
Prosedur daruratProsedur darurat
Prosedur darurat
 
Manual de servicio toyota / KIJYANG INNOVA / ONNOVA 1KD/2KD
Manual de servicio toyota / KIJYANG INNOVA / ONNOVA 1KD/2KDManual de servicio toyota / KIJYANG INNOVA / ONNOVA 1KD/2KD
Manual de servicio toyota / KIJYANG INNOVA / ONNOVA 1KD/2KD
 
Basic autolube system
Basic autolube systemBasic autolube system
Basic autolube system
 
landing-gear-design-and-development
landing-gear-design-and-developmentlanding-gear-design-and-development
landing-gear-design-and-development
 
ATA Codes.docx
ATA Codes.docxATA Codes.docx
ATA Codes.docx
 
air india express flight 812.pptx
air india express flight 812.pptxair india express flight 812.pptx
air india express flight 812.pptx
 
Caisa ddmel desviaciones de_despacho_ro_feb 18 2015
Caisa ddmel desviaciones de_despacho_ro_feb 18 2015Caisa ddmel desviaciones de_despacho_ro_feb 18 2015
Caisa ddmel desviaciones de_despacho_ro_feb 18 2015
 

Similar to Studi Sertifikasi Evacuation Slides (Tubes Sertifikasi Kelaikudaraan 2020)

Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Ahmad Mushthafa Syauqi
 
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Destya Maharani
 
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
M. Satryo Sahara
 
Studi sertifikasi rakit penyelamat
Studi sertifikasi rakit penyelamatStudi sertifikasi rakit penyelamat
Studi sertifikasi rakit penyelamat
Ratih Julistina
 
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat TerbangAE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
Cesario Iriansyah
 
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...
MachfuzaEnjeliPutri
 
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem PesawatLaporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
NauvalRifdan
 
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbangStudi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Bagus Bambang Riswandi
 
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-Tabrakan
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-TabrakanLaporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-Tabrakan
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-Tabrakan
AlvinIrwanto1
 
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
MardiahHayati2
 
Studi sertifikasi perangkat tambahan daya (auxiliary power unit) berdasarkan ...
Studi sertifikasi perangkat tambahan daya (auxiliary power unit) berdasarkan ...Studi sertifikasi perangkat tambahan daya (auxiliary power unit) berdasarkan ...
Studi sertifikasi perangkat tambahan daya (auxiliary power unit) berdasarkan ...
Imam Safi'i
 
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
Gopindo Sihombing
 
Tugas pokok.ppt
Tugas pokok.pptTugas pokok.ppt
Tugas pokok.ppt
WahyuSiswoyo2
 
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat TerbangStudi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Khansa Ufaira
 
Studi Sertifikasi Alat Pelindung Pernapasan
Studi Sertifikasi Alat Pelindung PernapasanStudi Sertifikasi Alat Pelindung Pernapasan
Studi Sertifikasi Alat Pelindung Pernapasan
SilviaAmanda2
 
kursus asas pneumatik
kursus asas pneumatikkursus asas pneumatik
kursus asas pneumatik
MuhammaD RaffanI
 
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...
TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...
TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...
pramesthisukma1
 
Makalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahi
Makalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahiMakalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahi
Makalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahi
DanielFransiscoSilal
 

Similar to Studi Sertifikasi Evacuation Slides (Tubes Sertifikasi Kelaikudaraan 2020) (20)

Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
 
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
 
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
 
Studi sertifikasi rakit penyelamat
Studi sertifikasi rakit penyelamatStudi sertifikasi rakit penyelamat
Studi sertifikasi rakit penyelamat
 
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat TerbangAE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
 
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...
 
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem PesawatLaporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
 
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbangStudi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
 
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-Tabrakan
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-TabrakanLaporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-Tabrakan
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-Tabrakan
 
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
 
Studi sertifikasi perangkat tambahan daya (auxiliary power unit) berdasarkan ...
Studi sertifikasi perangkat tambahan daya (auxiliary power unit) berdasarkan ...Studi sertifikasi perangkat tambahan daya (auxiliary power unit) berdasarkan ...
Studi sertifikasi perangkat tambahan daya (auxiliary power unit) berdasarkan ...
 
Lapter nanda
Lapter nandaLapter nanda
Lapter nanda
 
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
 
Tugas pokok.ppt
Tugas pokok.pptTugas pokok.ppt
Tugas pokok.ppt
 
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat TerbangStudi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
 
Studi Sertifikasi Alat Pelindung Pernapasan
Studi Sertifikasi Alat Pelindung PernapasanStudi Sertifikasi Alat Pelindung Pernapasan
Studi Sertifikasi Alat Pelindung Pernapasan
 
kursus asas pneumatik
kursus asas pneumatikkursus asas pneumatik
kursus asas pneumatik
 
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
 
TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...
TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...
TUGAS BESAR AE4060 KELAIKAN UDARA STUDI SERTIFIKASI BANK & PITCH INSTRUMENT B...
 
Makalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahi
Makalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahiMakalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahi
Makalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahi
 

Recently uploaded

ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalanPerencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
MarvinPatrick1
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLNPROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
tejakusuma17
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 

Recently uploaded (9)

ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalanPerencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLNPROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 

Studi Sertifikasi Evacuation Slides (Tubes Sertifikasi Kelaikudaraan 2020)

  • 1. TUGAS BESAR STUDI SERTIFIKASI LUNCURAN EVAKUASI Disusun untuk memenuhi tugas besar mata kuliah AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan Oleh Muhammad Syauqi Hanif 13618006 Muhammad Latif Nurrahman 13618007 I Kadek Surya Geryandika 13618009 Muhammad Hilmi 13618020 Muhammad Fadly Hidayat 13618041 Farras Ezra Carakapurwa 13618051 PROGRAM STUDI TEKNIK DIRGANTARA FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2020
  • 2. DAFTAR ISI DAFTAR ISI ..............................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................2 1.1. Latar Belakang..................................................................................................................2 1.2. Tujuan ..............................................................................................................................2 BAB II DESKRIPSI PART DAN PRODUSEN .........................................................................3 2.1 Deskripsi Part yang diajukan ke DKPPU ...........................................................................3 2.2. Produsen Luar Negri.......................................................................................................12 2.3. Produsen Dalam Negri....................................................................................................14 BAB III REGULASI KELAIKAN UDARA ............................................................................16 3.1. Regulasi yang Terkait dengan CASR dan Non CASR .....................................................16 3.2 Proses Sertifikasi Emergency Evacuation Slides ..............................................................21 3.3. Daftar Pengujian yang Diharuskan oleh Regulasi............................................................22 BAB IV DESKRIPSI JENIS PENGUJIAN DAN TEMPAT PENGUJIAN ..............................25 4.1 Accelerated Age Test.......................................................................................................25 4.2 Tensile Strength...............................................................................................................27 4.3. Tear Strength (Trapezoid Test) .......................................................................................31 4.4. Tear Strength (Tongue Test) ...........................................................................................33 4.5. Coat Adhesion ................................................................................................................35 4.6. Permeability ...................................................................................................................39 4.7. Seam Peel Strength.........................................................................................................41 4.8. Pengujian Fungsional......................................................................................................43 4.9 Radiant Heat Test ............................................................................................................44 4.10 Evacuation Rate Tests....................................................................................................46 4.11 Beam Strength Test-Except Type III Devices Inflatable Exit Ramp.................................48 4.12. Tempat Pengujian Material ...........................................................................................51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................52 5.1. Kesimpulan.....................................................................................................................52 5.2. Saran ..............................................................................................................................52 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................53
  • 3. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan keamanan dalam transportasi udara merupakan prioritas utama agar memastikan moda transportasi ini selalu efektif dan dapat diandalkan. Salah satu upaya untuk memastikan keamanannya tidak hanya melibatkan upaya preventif, namun juga upaya penanggulangannya, yaitu pada saat suatu kegagalan telah terjadi. Pada pesawat terbang, pendaratan bisa saja dilakukan di luar pangkalan/bandar udara jika terjadi masalah yang cukup darurat dan tidak memungkinkan untuk mencapai landasan terdekat. Ketika hal itu terjadi, evakuasi secara cepat merupakan hal yang penting untuk memastikan keselamatan penumpang. Untuk memastikan aspek tersebut, maka dibuat evacuation slide atau perosotan evakuasi yang berguna untuk mengevakuasi penumpang dan awak secara cepat dan fleksibel. Evacuation slide adalah perosotan berisi udara yang digunakan untuk mengevakuasi penumpang dan awak pesawat dengan cepat. Evacuation slide dibawa dengan cara disimpan di dalam struktur pintu di dalam bagian yang menonjol di area dalam pintu pesawat, yang disebut slide bustle. Perosotan ini sangat berguna apabila pesawat melakukan pendaratan di air karena dapat juga berfungsi sebagai sekoci, tetapi juga berguna di darat untuk membantu penumpang dan awak turun dari pesawat tanpa harus terluka. 1.2. Tujuan Tujuan laporan major assignment ini adalah untuk 1. Memberi gambaran deskripsi part yang diajukan ke DKPPU 2. Memberi informasi tentang produsen evacuation slide di dalam dan luar negeri 3. Memberikan gambaran tentang regulasi kelaikan udara yang berhubungan dengan evacuation slide 4. Memberikan gambaran tentang pengujian yang perlu dilakukan serta tempat pelaksanaan pengujian
  • 4. 3 BAB II DESKRIPSI PART DAN PRODUSEN 2.1 Deskripsi Part yang diajukan ke DKPPU Evacuation slide adalah perosotan berisi udara yang digunakan untuk mengevakuasi penumpang dan awak pesawat dengan cepat. Evacuation slide dibawa dengan cara disimpan di dalam struktur pintu di dalam bagian yang menonjol di area dalam pintu pesawat, yang disebut slide bustle. Perosotan ini sangat berguna apabila pesawat melakukan pendaratan di air karena dapat juga berfungsi sebagai sekoci, tetapi juga berguna di darat untuk membantu penumpang dan awak turun dari pesawat tanpa harus terluka. Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk membuat evacuation slide adalah dari bahan nilon yang dilapisi urethane, yang kemudian disemprot dengan cat aluminized abu-abu. Langkah ini dilakukan untuk membantu melindungi slide dari potensi kerusakan akibat kebakaran. Serat kuat (strong fibers) juga digunakan dalam slide darurat untuk memastikan bahwa serat tersebut sangat kuat dan tahan terhadap robekan. Evacuation slide ini cukup fleksibel untuk menahan beban yang berbeda, serta memastikan bahwa penumpang tidak terluka saat meluncur ke bawah. Gambar 1 Cara menyetel pintu ke mode armed
  • 5. 4 Evacuation slide dipasang dalam serat karbon yang ditutup dengan selubung dari bahan yang mirip dengan dinding interior pesawat. Ketika pintu pesawat dibuka oleh awak kabin, mereka akan mengaktifkan pintu ke mode armed dengan menggerakan arming lever pada Gambar 1, sehingga sistem bantuan daya darurat akan mengambil alih. Ketika pintu keluar dibuka. evacuation slide secara otomatis dikembangkan oleh tabung bertekanan tinggi, yang mengandung karbon dioksida atau nitrogen. Lalu, evacuation slide akan jatuh dan mengembang dengan cepat. Jika evacuation slide tidak mengembang secara otomatis, maka awak kabin dapat menarik pegangan inflasi manual seperti Gambar 2 berikut Gambar 2 Pegangan Inflasi Evacuation Slide secara Manual Evacuation slide harus mengembang dengan cepat dan siap digunakan dalam waktu 6 detik sebagaimana telah tercantum pada TSO-C69c dan ETSO-C69c. Dengan persyaratan tersebut, produsen evacuation slide telah mengembangkan generator gas yang berukuran seperti kaleng soda. Generator gas ini menyumbang gas dalam jumlah besar tanpa menambahkan bulk dan beban pada evacuation slide itu sendiri. Proses pengembangan slide melibatkan propeler di generator yang dinyalakan, yang kemudian menghasilkan gas yang terkompresi tinggi. Gas ini kemudian bergabung dengan gas yang ada di dalam tabung untuk mempercepat pengembangan slide. FAA dan EASA mengeluarkan standar performa minimum yang berisikan material spesifik, part-part, proses, serta peralatan yang digunakan pada pesawat sipil, untuk evacuation slide, yaitu TSO-C69c (dikeluarkan FAA) dan ETSO-C69c (dikeluarkan ETSO). Pada kedua TSO juga dijelaskan secara lengkap mengenai evacuation slide seperti tujuan, penerapan,
  • 6. 5 kebutuhan (fungsionalitas dan deviasi), penilaian, kebutuhan data, dan ketersediaan dokumen referensi. TSO yang akan ditinjau adalah bagian yang berhubungan untuk tipe I yaitu inflatable slide. Pada kedua TSO, terdapat Appendix 1 yang berisi tentang standar performa minimal yang dikeluarkan oleh FAA. Standar performa minimal tersebut mencakup seperti tujuan, cakupan, material, rinci kebutuhan, dan pengujian. Kelima hal tersebut harus dipenuhi oleh manufaktur evacuation slide yang nantinya akan digunakan oleh pesawat. Berikut adalah penamaan part dari tiap part yang ada dari automatic inflation system evacuation slide berdasarkan beberapa referensi yang diperoleh Gambar 3 Pandangan Samping dari Evacuation Slide (Sumber:https://patentimages.storage.googleapis.com/8a/77/a4/fa79a1fa86669e/US6769647.pdf) Berikut adalah nama dari nomor untuk Gambar 3 1. Nomor 10 : Evacuation Slide Assembly 2. Nomor 12 : Head End 3. Nomor 14 : Foot End 4. Nomor 16 : Plurality of Inflatable Beams
  • 7. 6 5. Nomor 18 : Exit Door 6. Nomor 20 : Aircraft 7. Nomor 22 : Ground 8. Nomor 24 : Pair of Longitudinally Extending Rail Tubes 9. Nomor 28 : Head End Truss Assembly Gambar 4 Tampilan Sebagian Sistem Evacuation Slide (Sumber:https://patentimages.storage.googleapis.com/8a/77/a4/fa79a1fa86669e/US6769647.pdf) Berikut adalah nama dari nomor untuk Gambar 4 1. Nomor 18 : Exit Door 2. Nomor 30 : An Inflator 3. Nomor 32 : Housing of Inflation Gas 4. Nomor 34 : A Regulator Valve 5. Nomor 36 : Initiator
  • 8. 7 6. Nomor 38 : Manual Initiation Lanyard 7. Nomor 40 : The Initiator Housing 8. Nomor 42 : Pull Handle 9. Nomor 44 : Mechanical Stop 10. Nomor 46 : Grommet 11. Nomor 48 : A Distal End 12. Nomor 50 : An Automatic Initiation Lanyard 13. Nomor 52 : A Proximal End 14. Nomor 54 : Packboard 15. Nomor 56 : Conventional Speed Lacing Gambar 5 Tampilan Skematik yang menunjukkan Urutan Pengoperasian Sistem Evacuation Slide (Sumber:https://patentimages.storage.googleapis.com/8a/77/a4/fa79a1fa86669e/US6769647.pdf) Berikut adalah nama dari nomor untuk Gambar 5
  • 9. 8 1. Nomor 18 : Exit Door 2. Nomor 20 : Aircraft 3. Nomor 38 : Manual Initiation Lanyard 4. Nomor 42 : Pull Handle 5. Nomor 54 : Packboard 6. Nomor 56 : Conventional Speed Lacing 7. Nomor 60 : Slide Pack 8. Nomor 62 : Unfolding Girt 9. Nomor 64 : Girt Bar 10. Nomor 66 : Fair Leads 11. Nomor 68 : Retainer Gambar 6. Tampillan Skematik Urutan Pengoperasian Sistem Evacuation Slide yang menunjukkan Penurunan Kemasan Slide dan Lanyard Inisiasi Otomatis (Sumber:https://patentimages.storage.googleapis.com/8a/77/a4/fa79a1fa86669e/US6769647.pdf)
  • 10. 9 Berikut adalah nama dari nomor untuk Gambar 6 1. Nomor 10 : Evacuation Slide Assembly 2. Nomor 18 : Exit Door 3. Nomor 20 : Aircraft 4. Nomor 30 : Inflator 5. Nomor 34 : Regulator Valve 6. Nomor 38 : Manual Initiation Lanyard 7. Nomor 40 : Initiator Housing 8. Nomor 42 : Pull Handle 9. Nomor 46 : Grommet 10. Nomor 50 : Automatic Initiation Lanyard 11. Nomor 52 : Proximal End 12. Nomor 54 : Packboard 13. Nomor 60 : Slide Pack 14. Nomor 62 : Unfolding Girt 15. Nomor 64 : Girt Bar 16. Nomor 68 : Retainer 17. Nomor 70 : Free End 18. Nomor 72 : Fixed End 19. Nomor 74 : The Initiator End
  • 11. 10 Gambar 7. Tampilan Skematik Urutan Operasi Sistem Geser Evacuation Slide yang menunjukkan tali pengikat pemompa manual yang ditarik dari inisiator inflator. (Sumber:https://patentimages.storage.googleapis.com/8a/77/a4/fa79a1fa86669e/US6769647.pdf) Berikut adalah nama dari nomor untuk Gambar 7 1. Nomor 10 : Evacuation Slide Assembly 2. Nomor 18 : Exit Door 3. Nomor 20 : Aircraft 4. Nomor 30 : Inflator 5. Nomor 34 : Regulator Valve 6. Nomor 38 : Manual Initiation Lanyard 7. Nomor 40 : Initiator Housing 8. Nomor 42 : Pull Handle 9. Nomor 44 : Mechanical Stop
  • 12. 11 10. Nomor 46 : Grommet 11. Nomor 50 : Automatic Initiation Lanyard 12. Nomor 54 : Packboard 13. Nomor 60 : Slide Pack 14. Nomor 62 : Unfolding Girt 15. Nomor 64 : Girt Bar 16. Nomor 68 : Retainer 17. Nomor 74 : The Initiator End Pada dasarnya dalam sertifikasi produk, DKPPU tidak menentukan desain, DKPPU hanya mereview dan melakukan assessment terhadap desain yang diajukan oleh aplikan. Tetapi, Technical Standard Order (TSO atau ETSO) dapat dipakai sebagai dasar untuk menyetujui desain dari emergency evacuation slide. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, untuk Emergency Evacuation Slide menggunakan TSO-C69c dan ETSO-C69c. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mendesain emergency evacuation slide adalah aplikasinya di pesawat. Contoh, apabila emergency evacuation slide ini akan dipasang pada pesawat yang melakukan terbang berjadwal, maka desain emergency evacuation slide ini harus memenuhi CASR Part 121 Certification and Operating Requirements, salah satunya part 121.291(c)(1) (yang membahas tentang Demonstration of Emergency Evacuation Procedures) “Demonstrate the effectiveness of its crewmember emergency training and evacuation procedures by conducting a demonstration, not requiring passengers and observed by the DGCA, in which the flight attendants for that type and model of airplane, using that operator's line operating procedures, open 50 percent of the required floor-level emergency exits and 50 percent of the required non floor-level emergency exits whose opening by a flight attendant is defined as an emergency evacuation duty under Section 121.397, and deploy 50 percent of the exit-slides. The exits and slides will be selected by the DGCA and must be ready for use within 15 seconds”. Artinya, slide serta pintu keluar yang akan didemonstrasikan saat DGCA (DKPPU) melakukan assessment dan me-review harus siap digunakan dalam waktu 15 detik.
  • 13. 12 2.2. Produsen Luar Negri Perkembangan pasar dari evaluation slide meningkat beriringan dengan meningkatnya juga minat penumpang untuk menggunakan pesawat yang setiap harinya selalu meningkat dengan rata-rata 700 rute penerbangan dalam satu hari. Amerika Utara dan Eropa menjadi major share dari pasar global evacuation market, namun tidak menutup kemungkinan untuk negara lain seperti China, India, dan Negara Amerika Latin lainnya untuk mengembangkan hal ini. Adapun beberapa perusahaan yang terlibat dalam pasar evacuation Slide adalah sebagai berikut: Safran Aerosystems, UTC Aerospace Systems, EAM Worldwide, Trelleborg AB, Switlik Parachute Company, Inc., Cobham plc, Dart Aerospace Limited, ASTRONICS CORPORATION, dan MEL Group. Berikut sedikit dibahas beberapa perusahaan tersebut: A. SAFRAN AEROSYSTEMS Safran Aerosystems mendesain dan manufaktur secara penuh evacuation slide dan sudah berjalan sekitar 80 tahun. Evacuation slide yang dibuat oleh Safran Aerosystems digunakkan untuk Commercial and Regional Aircraft (Boeing, Airbus, Comac, Irkut dll) Serta untuk Beberapa pesawat militer seperti Lockheed C-5 Galaxy dan KC-46. Dimana Sistem Evakuasi tersebut didesain untuk memenuhi standar performa yang diminta oleh EASA dan FAA (ETSO- and TSO- C69)). Bahan yang digunakkan adalah nylon yang bisa menahan panas dan bisa digunakkan ketika mendarat pada air. Gambar 8 Contoh Evacuation Slide dari Safran Aerosystems
  • 14. 13 Gambar 9 Contoh lain Evacuation Slide dari Safran Aerosystems B. Trelleborg AB Trelleborg AB merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang berasal dari Swedia, merupakan perusahaan multi lini dan termasuk juga Evacuation slide. Untuk Evacuation Slide yang diciptakan oleh trelleborg AB tentunya juga mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh FAA, yakni harus dapat terbentang dalam 6 detik, dan dapat dipanaskan dari suhu -65 hingga 160 derajat fahrenheit. Trelleborg AB sendiri menggunakan tiga jenis kategori regulasi, yakni dari FAA TSO C69 untuk kriteria performansi secara keseluruhan, FAR dan JAR 25 untuk airworthiness standard, dan FAR 121 dan JAR OPS 1 untuk kebutuhan operasi. Dengan kecepatan penumpang 60 hingga 70 penumpang per menit. Gambar 10 Contoh Evacuation Slide dari Trelleborg AB
  • 15. 14 C. Collins Aerospace Merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang aerospace dan defense, Collins aerospace pun menyiapkan berbagai peralatan untuk menunjang industi aerospace dan salah satunya adalah evacuation slide, dimana evacuation slidenya sendiri pun sudah tersertifikasi untuk pesawat 737, 747, 767, 777; A330/A340, A380; EMB E1 190/170, EMB E2 175/190/195, Serta mengikuti aturan yang dibuat oleh FAA TSO C69c. Collins Aerospace pun membuka anak perusahaan di daerah gedebage, Bandung. Gambar 12. Evacuation Slide dari Collins Aerospace. Serta masih ada beberapa perusahaan lainnya mampu untuk memproduksi evacuation slide seperti: Zodiac Aerospace, EAM Worldwide, Switlik Parachute Company, Dart Aerospace Limited, dan Astronics Corporation. 2.3. Produsen Dalam Negri Hingga hari ini, untuk di Indonesia sendiri belum didapatkan suatu perusahaan yang bergerak pada bidang pembuatan evacuation systems, dimana didalamnya termasuk evacuation slide. Data yang didapatkan hanya menunjukkan calon perusahaan yang dianggap layak nantinya untuk membuat evacuation slide. PT Magma Inflatables Indonesia PT Magma Inflatables adalah perusahaan yang bergerak pada bidang pembuatan inflatables pada ukuran besar, namun untuk saat ini lebih banyak menghasilkan produk pada ranah
  • 16. 15 komersial. Namun dari produk yang dihasilkan sendiri pun tidak menutup kemungkinan apabila kedepannya PT Magma Inflatables bisa mengembangkan sayapnya ke ranah produk untuk evacuation systems dan salah satunya adalah evacuation slides meskipun banyak regulasi yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Gambar 11 Logo Magma Inflatables Inc.
  • 17. 16 BAB III REGULASI KELAIKAN UDARA 3.1. Regulasi yang Terkait dengan CASR dan Non CASR Regulasi-regulasi berikut merupakan regulasi yang berhubungan dan mengandung persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk standar keselamatan Emergency Slide. Beberapa dari regulasi berikut merupakan isi langsung dalam regulasi yang ada, dan lainnya merupakan kesimpulan dari regulasi yang telah ada. a. Regulasi terkait CASR 1. CASR Part 121.291 (c) Specifies situations when a certificate holder is required to conduct a partial emergency evacuation demonstration. No passenger participants are used in a partial demonstration. A partial emergency evacuation demonstration simulates an aborted takeoff and requires that, before initiation of the demonstration, the flight attendants (F/A) occupy their normal takeoff positions. After the initiation signal, the aircraft’s emergency evacuation equipment and 50 percent of the required emergency exits and slides must be ready for use in 15 seconds or less. A partial emergency evacuation demonstration must be conducted in the following situations. 2. CASR Part 121.291 (e) For a type and model airplane for which the simulated ditching, the requirements to this part are complied with if each life raft is removed from stowage, one life raft is launched and inflated (or one slide life raft is inflated) and crewmembers assigned to the inflated life raft display and describe the use of each item of required emergency equipment. The life raft or slide life raft to be inflated will be selected by the DGCA. 3. CASR Part 25.810 (FAR Part 25) A. There is also a requirement for the evacuation system to provide a safe evacuation to the ground even with some landing gear collapse. This means that the slide usually end up being longer than what is required from a standard extended gear configuration. Indeed the door sill height can be higher than its normal value in case of a partial landing gear collapse or in the “tail-tip” condition due to the
  • 18. 17 center of gravity of a airplane it contacts the ground with its main landing gear and its tail leading to very high door sill height for the forward door for example. This increased slide length in turns increases the mass and bulk of the evacuation system which is in contradiction with other evacuation slide design requirements. B. The evacuation slide must be self-supporting and able to deploy and remain usable with the help of only one person in 25 knots winds from the most critical angle. This requires the slide to have a lot of what is called “beam strength” or rigidity and load bearing. This typically leads to a compromise of inflatable tube diameter and operating pressure. C. Overwing exit requirements are similar to door exits, however in practical terms the slide geometry, the evacuation system storage location and the means to guide evacuees off the wing typically add design constraints. When it comes to aging typical consequences are that overwing exits may be in non-pressurized parts of the cabin (like on the A320 for example) and therefore more exposed to extreme environment conditions. The overwing configuration impacts slide geometry. It usually leads to a more complex construction for the inflatable increasing the number of seams. 4. CASR Part 121 Appendix D (19) The certificate holder’s approved procedures and all of the emergency equipment that is normally available, including slides, ropes, lights, and megaphones, must be fully utilized during the demonstration, except that the flight crew must take no active role in assisting others inside the cabin during the demonstration. 5. CASR 25.853 (14 CFR 25.853) The device, installed at its critical angle, may not collapse when loaded to its maximum capacity as determined by a test in which a sufficient number of adult (170 pounds or more) evacuees crowd closely in line at the top of each lane of the device and jump into the device in rapid succession at a rate not less than one evacuee per second per lane. It must demonstrate the means used to connect the device to the airplane (girt material) will not fail when the device is operated at low angles (from horizontal) and at maximum evacuee loading conditions (including asymmetrical loading) expected in
  • 19. 18 service. Also, the angles and loads selected may not be greater than 30 degrees and less than 1,050 pounds per lane, respectively. If the device is equipped with outrigger pontoons, additional test loads must be applied to account for asymmetrical loads that would result from evacuees inadvertently entering the pontoon areas during an emergency evacuation 6. CASR 25.809 (14 CFR 25.809) At least five consecutive deployment and erection tests must be demonstrated without failure to ensure that the slide/raft device performs its intended function. This regulation section contains requirements pertaining to the deployment and erection characteristics as well as the installation of the device on the airplane, which may be taken into consideration along with the requirements of this TSO b. Regulasi terkait Non-CASR Pada regulasi-regulasi berikut terdapat emergency slide dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:  Type I Inflatable Slide  Type II Inflatable Slide/Raft  Type III Inflatable Exit Ramp  Type IV Inflatable Ramp/Slide 1. TSO-C69c and ETSO-C69c (Isi dari kedua regulasi ini hampir sama dan isinya dapat dijelaskan sebagai berikut) A. TSO-C69c (4.11 and 4.12) In condition when automatic inflation to full erection with a manual backup is required in 6 seconds for all type of slide except for slide/raft with raft mode and off wing slide mode systems which are allowed with maximum 10 seconds to deploy B. TSO-C69c (2) and 14 CFR 21.611 Emergency evacuation slides, ramps, ramp/slides, and slide/rafts approved under a previous TSO authorization may continue to be manufactured under the provisions of their original approval. However, major design changes to
  • 20. 19 emergency evacuation slides, ramps, ramp/slides, and slide/rafts approved under previous versions of this TSO require a new authorization under this TSO C. TSO-C69c (4.16) A multiple lane device must provide space for evacuees sliding simultaneously in each lane. Each sliding surface, if separated by a raised divider not considered to be a part of the sliding surface, must be at least 20 inches wide. The combined width of two sliding surfaces not separated by a raised divider must be at least 42 inches. The width of a multiple lane device with no raised lane divider must be sufficient to enable evacuees to jump side-by-side into each slide lane simultaneously and reach the ground safely D. TSO-C69c (4.23.4) All type slide must maintain adequate pressure to satisfactorily accomplish its intended function throughout an emergency evacuation in which at least 200 persons in no more than 10 separate demonstrations use each slide lane of the device at an average rate of not less than one person per second per lane E. TSO-C69c (4.30) Inflatable Slide and Slide/Raft devices shall be equipped with a nonrotting lifeline of a size greater than or equal to 3/8-inch diameter or ½-inch width, .060 minimum thickness and of a color that contrasts with the device. The lifeline shall be attached along at least 80 percent of the length of both sides of the device. The lifeline shall not adversely compromise the use of the device as a slide. The lifeline and its attachment must be capable of withstanding a minimum load of 500 lbs. and must not interfere with the device's inflation. F. TSO-C69c (4.42) for Automatic Inflatable Slide/Raft If the device as a slide requires an additional operation to make it usable as a raft, the means for initiating the additional operation shall be designed to preclude inadvertent actuation but be readily available for use. If a pull motion is used, the force required must not be more than 30 pounds.
  • 21. 20 G. Tambahan  Evacuation rates to increase from 60 evacuees to 70 evacuees per minute per lane at representative sill heights for a duration of at least 70 seconds.  Radiant heat testing requirements of inflatable emergency evacuation slide/raft material. The pressure holding materials in the device must meet the 90-second minimum-time-to-failure requirement and the 180-second average-time-to-failure requirement of the radiant heat resistance test 2. JAR Part 25 (25. 801) about Ditching Regarding evacuation systems, this paragraph refers to the ditching provisions in JAR 25-807, 25-1411 and 25-1415. These regulations typically define some raft mode requirements and say that slide and slide rafts must be stowed by the exit they are intended to be used at. 3. JAR OPS 1.830 Life rafts and survival ELTs for Extended Overwater flights defines requirements for rafts and slide rafts. This does not directly relate to evacuation system aging. 4. Goodrich Newsletters 25-160 Appendix G about Failure Mode A. Seam Failure Seam failure is the loss of bond between fabric panels in a cemented area. This phenomenon is mostly diagnosed during the overpressure test. This type of failure if happening during deployment leads to a pressure loss. It may render the system unusable or only usable as an apron. Again the leak rate due to the seam failure will define how long it takes for the slide to loose its beam strength and self supporting properties. Raft function could be lost if both chambers are effected. B. Floor Fabric Aging Possible ways of aging are mostly by peeling coating, delamination, tears, wear (typically if a slide is used for training and flying – which is the case at certain
  • 22. 21 operators). Immediate recommendation here that an in service slide should not be used for repetitive flight attendant training C. Aging of Girts Girts by their location in the packed configuration near the door sill at the lower end of the pack and without protection from covers like the inflatable are exposed to the environment. This may result over time to aging of fabric (wear and humidity). Visual checks are covered in the CMM for possible replacement at the OEM. Some slides are fitted with quick replacement girts that can be replaced in the field. Obviously the rupture of a girt could have serious consequences, as it ensures the evacuation system connection to the aircraft. 3.2 Proses Sertifikasi Emergency Evacuation Slides Berikut adalah alur sertifikasi bagi manufaktur yang ingin melakukan sertifikasi emergency evacuation slides yang telah dibuat agar bisa digunakan secara legal dan terjamin. 1. Desain Manufaktur terlebih dahulu mendesain evacuation slides dengan merujuk kepada regulasi dan dokumen yang berlaku seperti CASR Part 121.291, TSO-C69c, dan sebagainya agar dalam proses desain tetap berjalan sesuai aturan yang berlaku. 2. Pembuatan Prototipe dan Pengujian oleh Pihak Manufaktur Selanjutnya pihak manufaktur dapat membuat prototipe dari desain yang telah dibuat sebelumnya dan kemudian mengujinya dengan pengujian yang tercanum pada TSO- C69c 3. Pengajuan Letter of TSO Design Approval ke DKPPU Selanjutnya pihak manufaktur mengajukan letter of TSO design approval ke DKPPU yang mencakup a. State of Conformance b. Salinan Techincal Data, yang berisi  Deskripsi lengkap dari emergency evacuation slides yang dibuat, termasuk material, identifikasi, dan spesifikasi.  Instruksi dan limitasi dari pengoperasian dari emergency evacuation slides.
  • 23. 22  Laporan pengujian yang dilakukan sesuai dengan TSO-C69c untuk kualifikasi dan persetujuan emergency evacuation slide.  Maintenance instructions.  Spesifikasi quality control test yang akan digunakan untuk menguji setiap artikel produksi guna memastikan kepatuhan dengan TSO-C69c. 4. Merencanakan Audit dengan DKPPU Selanjutnya pihak manufaktur dapat merencankan audit dengan DKPPU untuk pemeriksaan oleh DKPPU apakah semua yang dilakukan sebelumnya telah sesuai dengan aturan yang berlaku. 5. Issued Letter of TSO Design Approval Terakhir setelah audit telah selesai dan dinyatakan ‘lulus’, Letter of TSO Design Approval dikeluarkan dan pihak manufaktur dapat memproduksi emergency evacuation slides yang dapat digunakan pada pesawat. 3.3. Daftar Pengujian yang Diharuskan oleh Regulasi Sesuai dengan regulasi yang berlaku, maka terdapat beberapa pengujian yang perlu dilakukan pada produk evacuation slide. Berikut merupakan daftar beberapa pengujian tersebut. 1. Material Tests. Pengujian properti material perlu dilaksanakan sesuai dengan metode- metode dan standar berikut atau dengan metode setara lainnya yang telah disetujui. Gambar 9 Daftar Methode Test untuk Evacuation Slide berdasarkan TSO-C69-C
  • 24. 23 2. Functional Tests. 2.1 Pressure Retention. Dalam kondisi statis dan ketika dipompa dan distabilkan pada tekanan operasi nominal, tekanan di setiap inflatable chamber dari perangkat Tipe II tidak boleh turun di bawah tekanan minimum raft mode dalam waktu kurang dari 24 jam. Untuk perangkat Tipe I, III & IV, tekanan di setiap inflatable chamber tidak boleh turun di bawah 50 persen dari nominal operating pressure dalam waktu kurang dari 12 jam. 2.2. Overpressure Tests Dalam penggunaannya perangkat pastinya akan mengalami tekanan eksternal, oleh karena itu perangkat harus bisa menahan beban tekanan yang berlebih. Dalam overpressure test perangkat harus dapat menahan beban setidaknya 1.5 kali dari tekanan operasi maksimum dalam rentang waktu 5 menit. Untuk proses pengujian yang lebih mendetil akan dijelaskan pada bab selanjutnya. 2.3. Water Tests- Type II Devices (Inflatable Slide/Raft) Karena perangkat evacuation slide ini memiliki kemungkinan untuk beroperasi di lingkungan berair maka perangkat ini harus dipastikan dapat berfungsi pada kondisi demikian. Pengujian ini dilaksanakan dengan melakukan demonstrasi melibatkan beberapa individu dengan ketentuan yang telah ditentukan (jumlahnya, berat badannya, jenis kelaminnya, dan lain-lainnya). Perangkat harus dipastikan dapat berfungsi dalam keadaan terbalik dan dapat kembali dibenarkan posisinya setidaknya oleh satu orang. Untuk informasi mengenai pengujian ini lebih detil, akan disajikan pada bab selanjutnya. 3. Radiant Heat Test Perangkat yang akan digunakan pastinya akan memiliki penandaan, penomoran, pewarnaan, penambahan material (dengan cara melapisinya) sehingga dapat mempengaruhi kemampuan perangkat mengahadapi radiasi panas. Oleh karena itu perlu dilakukan radiant heat test pada perangkat beserta material-material yang terlibat tersebut sehingga perangkat dipastikan bahwa perangkat layak digunakan. Untuk penjelasan lebih detil mengenai radiant heat test akan disajikan pada bab selanjutnya.
  • 25. 24 4. Evacuation Rate Test Evacuation rate test merupakan demonstrasi secara keseluruhan terkait perangkat darurat yang akan digunakan. Beberapa individu akan dilibatkan dan suasana akan dirancang agar semirip mungkin dengan kondisi aktual saat terjadi keadaan darurat. Pada pengujian ini telah ditentukan jumlah individu yang seharusnya berhasil menyelamatkan diri menggunakan perangkat dalam rentang waktu tertentu. Pada test kali ini juga terdapat setidaknya tiga pengarahan (recruiting briefing, orientation briefing, dan final briefing) yang perlu dilaksanakan agar para partisipan dalam pengujian dapat memahami skema yang akan terjadi sehingga pengujian dapat dilaksanakan sesuai standard yang telah ditentukan. Untuk penjelasan lebih detil mengenai evacuation rate test akan disajikan pada bab selanjutnya. 5. Beam Strength Test-Except Type III Devices Struktur dari perangkat harus dianggap layak dan kuat mengahapi beban dinamis yaitu beberapa kantong pasir (pada kasus nyatanya adalah manusia). Beban akan diberikan secara bertubi-tubi dan perangkat harus memiliki ketahanan untuk menghadapi kondisi demikian baik saat evakuasi berlangsung maupun setelah evakuasi selesai. Pengujian ini secara khusus tidak dilaksanakan untuk perangkat type III. Untuk penjelasan lebih detil mengenai Beam Strength Test akan disajikan pada bab selanjutnya.
  • 26. 25 BAB IV DESKRIPSI JENIS PENGUJIAN DAN TEMPAT PENGUJIAN 4.1 Accelerated Age Test Pengujian Accelerated Age ini berdasarkan Federal Test Method Standard (FTMS) Method 5850. Pengujiannya adalah mencakup beberapa hal sebagai berikut 4.1.1 Ruang Lingkup Metode ini digunakan untuk menentukan ketahanan dari kain yang diolah, dilapisi, atau dilaminasi dan kain elastis yang mengandung karet atau karet sintetik terhadap penurunan kualitas akibat paparan panas dalam oven dengan udara bersirkulasi. 4.1.2 Spesimen Uji Kecuali ditentukan dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, spesimen harus berupa kain persegi panjang 4x6 inci (102x152 mm) dengan dimensi sejajar dengan arah lengkungan 4.1.3 Jumlah Penetapan Kecuali ditentukan dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, jumlah dari spesimen yang dites dari tiap unit sampel harus memenuhi dalam metode uji untuk menentukan karakteristiknya 4.1.4 Peralatan dan Metode Referensi i. Peralatan Oven dengan udara bersirkulasi, secara thermostat dikontrol dan mampu untuk mempertahankan suhu yang diperlukan dalam kurang lebih empat derajat Fahrenheit (±2 𝑜 𝑐)an ii. Metode Referensi Method 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth; Grab Method.
  • 27. 26 4.1.5 Prosedur  Kecuali ditentukan dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, spesimen harus dipanaskan di dalam oven selama 48 jam pada 212 𝑜 sampai 221 𝑜 F (100 𝑜 sampai 105 𝑜 c).  Spesimen harus ditempatkan secara terbuka di circulating air oven dalm posisi menggantung secara vertikal tanpa menyentuh spesimen atau bagian lain dari oven dan dibuka selama waktu yang diperlukan pada suhu yang diperlukan. Pada periode akhir eksposur, spesimen harus dikeluarkan dari oven, didinginkan, dan dikondisikan dalam kondisi atmosfer standar seperti yang ditentukan dalam bagian 4 di standar ini, tidak kurang dari 16 dan tidak lebih dari 96 jam.  Pada akhir periode pengkondisian kekuatan patah dari spesimen berumur jika dibutuhkan harus ditentukan seperti yang dijelaskan dalam Metode 5100. Jika property lain diperlukan, spesimen harus diuji seperti yang dijelaskan dalam metode yang diperlukan. Uji fisik yang sama harus dilakukan pada spesimen yang ageing atau tidak ageing untuk tujuan perbandingan dalam menentukan tingkat kerusakan materi yang ageing  Kondisi eksposur lain dan uji-uji evaluasi yang berurutan yang dapat dispesifikasikan untuk sejumlah kain yang diberikan dalam Tabel 1. Tabel 1
  • 28. 27  Hasil Perhitungan Perubahan dalam breaking strength atau karakteristik lain dapat dihitung sebagai berikut 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘, 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑛𝑡 = 𝑂 − 𝐸 𝑂 𝑋 100 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑂 − 𝐸 𝑂 𝑥 100 Dimana O : Nilai sebelum ageing E : Nilai setelah ageing 4.1.6 Laporan  Perubahan karakteristik dari unit sampel harus rata-rata hasil yang diperoleh dari spesimen yang diuji dan harus dilaporkan ke 1% terdekat.  Setiap nilai individual yang digunakan untuk menghitung rata-rata harus dilaporkan juga. 4.2 Tensile Strength 4.2.1 Cakupan Metode ini dimaksudkan untuk menentukan tegangan patah (putus) dan perpanjangan dari kain tenun, bukan tenunan, dan kain berlapis. 4.2.2. Spesimen Uji Spesimen harus berupa kain persegi panjang berukuran 4 inci (102 mm) hingga 6 inci (152 mm). Dimensi panjang harus sejajar dengan arah yang sedang dihitung. Tidak boleh ada warp spesiment yang terletak pada bagian yang sama begitu pula dengan filling spesimen pun tidk boleh terdapat pada posisi yang sama. 4.2.3. Jumlah Penetapan Lima spesimen dari masing-masing arah lungsin dan pengisian harus diuji dari setiap unit sampel. Kecuali ada ketentuan lain dalam dokumen pengadaan,
  • 29. 28 4.2.4. Aparatus a. Penjepit penegang. Penjepit pengencang seberat 170 g (enam ons) dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki berat penjepit merata di seluruh lebar spesimen. b. Prosedur untuk pengujian dapat diterapkan untuk constant rate of traverse (CRT) dan laju- ekstensi-konstan (CRE). Penguji ini harus terdiri dari tiga bagian utama:  Mekanisme Peregangan  Mekanisme penjepitan  Mekanisme pencatatan beban dan perpanjangan i. Mekanisme peregangan. Mekanisme peregangan spesimen dilakukan dengan gerakan dari penjepit penarik. ii. Mekanisme penjepitan. Penguji harus memiliki dua klem dengan dua rahang di setiap penjepit. Desain kedua klem harus sedemikian rupa sehingga rahang merupakan bagian tergabung dari kerangka penjepit dan rahang lainnya harus dikencangkan untuk mengurangi gerakan vertikal. iii. Dimensi rahang belakang di setiap penjepit harus 1 inci (25 mm) sejajar dengan beban sebesar 1 inci (25 mm) atau lebih, tegak lurus dengan penerapan beban. Dimensi depan rahang setiap penjepit harus berukuran 1 inci kali 1 inci (25 kali 25 mm). Setiap bagian depan rahang harus memiliki permukaan pegangan yang rata dan halus. Semua tepi yang mungkin menyebabkan pemotongan harus dibulatkan ke radius yang tidak lebih dari 1/64 inci (0,4 mm). Dalam kasus dimana spesimen cenderung tergelincir saat berada diuji, rahang harus dipasangkan dengan karet atau bahan lain untuk mencegah kelicinan iv. Mekanisme pencatatan beban dan perpanjangan Penguji harus memiliki mekanisme perekaman terkalibrasi untuk menunjukkan beban dan perpanjangan yang diterapkan. v. Kapasitas
  • 30. 29 Penguji harus memiliki kapasitas maksimum beban yang diperlukan untuk memecahkan spesimen dimana pemecahan tidak boleh lebih dari 85 persen atau kurang dari 15 persen dari kapasitas yang ditentukan. vi. Efisiensi pengujian Kesalahan pengujian tidak boleh melebihi 2 persen dan termasuk beban 50 pon (222 N) dan 1 persen lebih beban 50 pon (222 N) pada setiap pembacaan dalam kisaran bebannya. 4.2.5. Prosedur a. Persiapan benda uji. o Kain tenun. Pada salah Satu sisinya harus memiliki dimensi panjang spesimen acaa sampai benang kontinu, sehingga panjang spesimen dapat diukur. Ukur 1 sampai 1 / 2 inci (38 mm) dari tepi awal dan gambar garis tipis panjang spesimen seluruhnya. Dimana pengukuran harus benar-benar sejajar dengan panjangnya benang. o Kain yang bukan tenunan dan berlapis. Pada spesimen dimana raveling tidak praktis, ukur dan gambar garis tipis 1-1 / 2 inci (38 mm) dari tepi dari spesimen. Ini harus, seakurat mungkin, sejajar dengan arah memanjang dari spesimen. b. Kecuali ditentukan kondisi lain spesimen harus dikondisikan dan diuji di bawah Kondisi Atmosfer Standar sesuai dengan bagian 4 Standar ini. o Jika kekuatan pemecahan basah diperlukan, itu harus ditentukan dalam dokumen pengadaan yang berlaku, dan metode pembasahan spesimen harus ditentukan. c. Sebelum digunakan, alat penguji harus diatur pada titik nol sesuai dengan prosedur yang diperlukan sesuai dengan merek alat dan model yang digunakan, dan mekanisme pencatatan autografik harus diperiksa untuk pengoperasian yang benar. Pastikan pena perekam memiliki cukup tinta untuk menghindari penipisan pasokan selama pengujian. d. Panjang alat pengukur harus 3 inci (76 mm). o Kecuali ditentukan ondisi lain dalam dokumen pengadaan, penguji harus dioperasikan pada kecepatan tarik yang seragam 12 ± 0,5 in / min (305 ± 13 mm / menit).
  • 31. 30 o Setiap wajah rahang harus sejajar baik sehubungan dengan pasangannya di penjepit yang sama dan ke rahang yang sesuai di penjepit lainnya. o Tempatkan spesimen di antara rahang yang terbuka. Sejajarkan secara vertikal tepi luar rahang atas depan yang berukuran 1 inci kali 1 inci (25 kali 25 mm) garis vertikal yang digambar pada spesimen, kemudiah kencangkan bagian atasnya dengan penjepit. Pasang penjepit penegang yang telah ditentukan pada 4.1 ke tepi bawah spesimen. Sejajarkan tepi luar vertikal dengan ukuran 1 inci kali 1 inci (25 kali 25 mm) dengan Rahang bawah yang sudah digambar garis pada spesimen dan kencangkan penjepit bawah. Lepaskan penjepit penegan dan jalankan pengujian.  Jika karena desain penjepit bawah sehingga penjepit penegang tidak dapat digunakan, cara yang tepat harus diambil untuk memastikan keseragam penerapan tegangan 6 ons (170 g) ke spesimen sebelumnya mengencangkan penjepit bawah. e. Amati spesimen selama pengujian untuk menentukan apakah spesimen tersebut putus, semua benang harus di uji pada daerah yang tidak patah, spesimen yang tergelincir di rahang, atau pecahnya spesimen mengikuti pola acak. Jika salah satu di atas atau lainnya terjadi anomali yang disebabkan oleh teknik pengujian yang salah dan hasilnya turun jauh di bawah rata-rata untuk unit sampel, buang hasilnya dan ambil spesimen lain. Lanjutkan prosedur ini sampai diperlukan jumlah istirahat yang dapat diterima telah diperoleh. o Harus diperhatikan bahwa kain tertentu karena sifatnya yang melekat karakteristiknya tidak akan menghasilkan jeda selain jaw break. f. Saat pengujian perpanjangan, harus diperoleh hasil secara bersamaan dengan kekuatan putus. Perpanjangan di titik putus beban lainnya yang dibutuhkan harus dinyatakan sebagai persentase pertambahan panjang spesimen yang dikencangkan dan ditahan di antara rahang. Perpanjangan harus ditentukan dari grafik mekanisme perekaman autografik sesuai dengan prosedur yang diperlukan untuk membuat dan model tester dimanfaatkan. o Bagian awal dari kurva pemanjangan beban (awal lintasan vertikal pena) yang menunjukkan perpanjangan tanpa beban (selain beban tegangan) tidak boleh dimasukkan dalam perhitungan perpanjangan.
  • 32. 31 4.2.6. Laporan a. Kekuatan putus unit sampel harus hasil rata-rata yang diperoleh dari spesimen yang diuji di masing-masing lungsin dan isian. Petunjuk harus dilaporkan secara terpisah sebagai berikut: Kekuatan putus 0-500 lbs. (0-2220 N) 501 lbs. dan lebih tinggi (2221 N ke atas) b. Perpanjangan sampel hasil yang diperoleh dari spesimen c. Setiap nilai individu diperoleh untuk setiap spesimen yang diuji dilaporkan. 4.2.7. Catatan a. Kecuali ditentukan lain dalam dokumen pengadaan, penguji rate-of-load (CRL) tidak akan digunakan dan mengisi harus juga konstanta 7.2 Hasil yang diperoleh pada penguji CRT mungkin tidak dapat direproduksi pada Penguji CRE dan sebaliknya. Umumnya, untuk pengujian penerimaan, tidak disarankan untuk membandingkan hasil yang diperoleh pada penguji CRT dengan yang diperoleh pada penguji CRE. Jika terjadi perselisihan, disarankan untuk menggunakan waktu istirahat yang konstan (20 ± 3 detik). b. Penjepit penegang dengan berat enam ons (170 g) dijelaskan disini metode dapat diperoleh dari Custom Scientific Instruments, Inc., 13 Wing Drive, Whippany, NJ 07981. 4.3. Tear Strength (Trapezoid Test) 4.3.1 Batasan Metode ini ditujukan untuk menentukan kekuatan lepas dari kain woven yang mana mempunyai lepas yang sama pada kedua arah warp dan filling. 4.3.2. Spesimen Uji Kecuali dispesifikasikan sebaliknya di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, spesimen harus berupa kain persegi panjang 3 kali 8 inci (76 kali 203 mm). Tidak selvage harus diikutkan di sampel yang diuji. 4.3.3. Jumlah Penentuan
  • 33. 32 Keculai dispesifikasikan sebaliknya di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, lima spesiemn dari tiap arah warp dan filling harus diujikan dari setiap unit sampel. 4.3.4. Aparatus dan Metode yang direferensikan a. Aparatus i. Mesin penguji sebagaimana dideskripsikan di dalam Metode 5100, kecuali berikut:  Wajah dari rahang harus sebesar 1 inci (25 mm) kali 2 inci (51 mm) atau lebih dengan dimensi yang panjang tegak lurus dengan arah pembebanan.  Semua attachment mesin untuk menentukan beban maksimum harus disengaged selama pengujian ini. b. Metode yang direferensikan i. Metode 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth; Grab Method 4.3.5. Prosedur a. Persiapan spesimen Jarak yang pendek dari spesimen harus paralel dengan warp yarns untuk uji warp dan parallel terhadap filling yarns untuk uji filling. Tidak ada dua spesimen untuk uji warp mengandung warp yarns yang sama maupun dua spesimen untuk uji filling mengandung filling yarn yang sama. Potongan tiga inci (76 mm) harus dibuat di pertengahan dari dan tegak lurus terhadap sisi pendek dari spesimen yang membentuk lidah atau cut strips. b. Mesin, ketika digunakan untuk spesimen yang diberikan, harus mempunyai kapasitas gaya maksimum yang diperlukan untuk melepaskan spesimen tidak lebih dari 85 persen atau kurang dari 15 persen dari kapasitas yang diukur. c. Spesimen harus ditengahkan di dalam mesin dengan 1 lidah atau cut strip spesimen di dalam setiap clamp. Mesin harus melepaskan dalam jarak 3 sampai 4 inci (76 mm sampai 102 mm). Mesin harus bisa dimulai, dan gayanya perlu untuk melepaskan kain harus diteliti dengan maksud sebagai alat rekam otografi.
  • 34. 33 d. Jika sebuah spesimen slip di antara rahang, patah, atau lepas dalam arah selain perpotongan awal, atau jika, untuk alasan apapun yang mengakibatkan kepada kesalahan teknis, sebuah pengukuran individual gagal dengan ditandai di bawah hasil pengujian rata-rata untuk unit sampel, suatu hasil harus dibatalkan dan spesimen lain harus diuji. 4.3.6. Jumlah Penentuan a. Kekuatan lepas dari spesimen uji harus merupakan rata-rata dari 5 puncak tertinggi dari ketahanan (tidak termasuk puncak awal) yang termasuk perpisahan dari pelepasan. Kekuatan lepas dari unit sampel harus rata-rata yang didapatkan dari 5 spesimen yang diuji dalam setiap arah warp dan filling, dan harus dilaporkan ke 1 pon terdekat (ke 1 N terdekat). b. Setiap nilai kekuatan lepas individual yang digunakan untuk menghitung rata-rata harus juga dilaporkan. 4.4. Tear Strength (Tongue Test) 4.4.1 Batasan Metode ini ditujukan untuk menentukan kekuatan lepas dari kain woven yang mana mempunyai lepas yang sama pada kedua arah warp dan filling. 4.4.2. Spesimen Uji Kecuali dispesifikasikan sebaliknya di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, spesimen harus berupa kain persegi panjang 3 kali 8 inci (76 kali 203 mm). Tidak selvage harus diikutkan di sampel yang diuji. 4.4.3. Jumlah Penentuan Keculai dispesifikasikan sebaliknya di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, lima spesiemn dari tiap arah warp dan filling harus diujikan dari setiap unit sampel. 4.4.4. Aparatus dan Metode yang direferensikan
  • 35. 34 4.4.4.1 Aparatus a. Mesin penguji sebagaimana dideskripsikan di dalam Metode 5100, kecuali kondis berikut:  Wajah dari rahang harus sebesar 1 inci (25 mm) kali 2 inci (51 mm) atau lebih dengan dimensi yang panjang tegak lurus dengan arah pembebanan.  Semua attachment mesin untuk menentukan beban maksimum harus b. Metode yang direferensikan  Metode 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth; Grab Method 4.4.5. Prosedur  Persiapan specimen o Jarak yang pendek dari spesimen harus paralel dengan warp yarns untuk uji warp dan parallel terhadap filling yarns untuk uji filling. Tidak ada dua spesimen untuk uji warp mengandung warp yarns yang sama maupun dua spesimen untuk uji filling mengandung filling yarn yang sama. Potongan tiga inci (76 mm) harus dibuat di pertengahan dari dan tegak lurus terhadap sisi pendek dari spesimen yang membentuk lidah atau cut strips.  Mesin, ketika digunakan untuk spesimen yang diberikan, harus mempunyai kapasitas gaya maksimum yang diperlukan untuk melepaskan spesimen tidak lebih dari 85 persen atau kurang dari 15 persen dari kapasitas yang diukur.  Spesimen harus ditengahkan di dalam mesin dengan 1 lidah atau cut strip spesimen di dalam setiap clamp. Mesin harus melepaskan dalam jarak 3 sampai 4 inci (76 mm sampai 102 mm). Mesin harus bisa dimulai, dan gayanya perlu untuk melepaskan kain harus diteliti dengan maksud sebagai alat rekam otografi.  Jika sebuah spesimen slip di antara rahang, patah, atau lepas dalam arah selain perpotongan awal, atau jika, untuk alasan apapun yang mengakibatkan kepada kesalahan teknis, sebuah pengukuran individual gagal dengan ditandai di bawah
  • 36. 35 hasil pengujian rata-rata untuk unit sampel, suatu hasil harus dibatalkan dan spesimen lain harus diuji. 4.4.6. Jumlah Penentuan  Kekuatan lepas dari spesimen uji harus merupakan rata-rata dari 5 puncak tertinggi dari ketahanan (tidak termasuk puncak awal) yang termasuk perpisahan dari pelepasan. Kekuatan lepas dari unit sampel harus rata-rata yang didapatkan dari 5 spesimen yang diuji dalam setiap arah warp dan filling, dan harus dilaporkan ke 1 pon terdekat (ke 1 N terdekat).  Setiap nilai kekuatan lepas individual yang digunakan untuk menghitung rata- rata harus juga dilaporkan. 4.5. Coat Adhesion Metode untuk pengujian ini akan didasarkan pada Federal Test Method Standard No 191A Method 5970 ADHESION OF COATING; ADHESIVE METHOD. Persyaratan dalam pengujian dengan metode ini adalah 4.5.1. Ruang Lingkup Metode ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan terhadap pemisahan lapisan jenis film kontinu dari kain. 4.5.2. Spesimen Uji Spesimen harus berupa strip 2 persegi panjang 3 inci kali 7 inci (76 mm kali 178 mm) dari kain berlapis yang disiapkan seperti ditentukan dalam 5.1. Sampel harus disiapkan dengan menggunakan perekat dan metode konstruksi yang digunakan untuk membuat perangkat evakuasi. Laju pemisahan harus 2,0 hingga 2,5 inci / menit. 4.5.3. Jumlah Spesimen Jumlah minimal specimen yang harus diuji setiap satu unit sampel adalah sebanyak 5 spesimen yang sama, kecuali terdapat spesifikasi lain yang dibutuhkan. 4.5.4. Peralatan dan Referensi  Peralatan
  • 37. 36  Penguji dan mekanisme pencatatan autografik seperti yang dijelaskan dalam Metode 5100 harus digunakan, kecuali bahwa muka setiap rahang tidak boleh kurang dari 1 inci kali 2 inci (25 mm kali 51 mm) dengan dimensi panjang tegak lurus ke arah dari penerapan beban.  Perekat. Perekat yang digunakan untuk menyiapkan spesimen seperti yang dijelaskan pada 5.1 harus salah satu dari yang berikut: - Perekat sianoakrilat tanpa pelarut - Perekat (jenis pelarut) Kecuali ditentukan lain dalam dokumen pengadaan, perekat (a) harus digunakan untuk mendapatkan ikatan perekat yang tepat. Jika ikatan yang tepat tidak diperoleh dengan perekat (a), perekat (b) harus digunakan.  Pelat kaca. Dua pelat kaca memiliki dimensi kira-kira 4 inci kali 6 inci kali 1/8 inci (102 mm kali 152 mm kali 3 mm).  Berat. Berat 10 pon (4,5 kg).  Oven sirkulasi udara. Oven sirkulasi udara yang mampu mempertahankan suhu 219 ° ± 6 ° F (104 ° ± 3 ° C).  Referensi Method 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth Grab Method 4.5.5. Prosedur a) Persiapan spesimen. Kecuali ditentukan lain dalam dokumen pengadaan, sisi kain yang dilapisi satu sisi, atau sisi kain yang dilapisi pada kedua sisi yang lebih berat harus menjadi sisi kain yang akan diuji. Permukaan kain yang dilapisi dapat dibersihkan dengan menyeka dengan kain yang telah dicelupkan ke dalam larutan sabun lembut, dibilas dengan air suling dan pengeringan udara sebelum pengaplikasian perekat. a. Perekat a. Satu lapis perekat (a) harus diterapkan pada sisi uji dari dua strip kain berlapis. Kedua strip kemudian harus ditempatkan satu di atas yang lain dengan sisi berlapis perekat menyatu. b. Perekat b. Tiga lapis perekat (b) harus diterapkan pada sisi uji dari dua strip kain berlapis dengan waktu pengeringan 15 menit pada suhu kamar setelah lapis perekat pertama dan kedua, dan waktu pengeringan 5 menit
  • 38. 37 pada suhu kamar setelah lapisan perekat ketiga. Kedua strip kemudian harus ditempatkan satu di atas yang lain dengan sisi berlapis perekat menyatu. Saat menyambungkan dua strip kain berlapis, sebuah tab kertas harus ditempatkan di antara dua strip di salah satu ujung spesimen. Tab harus tidak menutupi lebih dari 1-1 / 2 inci (38 mm) dari panjang spesimen. b) Strip yang disemen harus ditempatkan pada posisi horizontal di antara dua pelat kaca. Sebuah pemberat 10-pon (4,5 kg) harus ditempatkan di atas rakitan sandwich. Jika perekat (a) digunakan, total waktu yang berlalu dari penerapan perekat hingga penempatan berat 10 pon (4,5 kg) pada rakitan sandwich harus kira-kira 90 detik. c) Jika perekat (a) digunakan, spesimen harus dibiarkan di antara dua pelat selama 20 sampai 28 jam pada kondisi standar sebagaimana ditentukan dalam Bagian 4 Standar ini. Spesimen harus dipindahkan dari antara dua pelat dan dipotong menjadi benda uji berukuran 2 kali 6 inci (51 kali 152 mm). d) Jika perekat (b) digunakan, spesimen harus dibiarkan di antara dua pelat selama 2 jam pada suhu kamar; perakitan spesimen, pelat dan pemberat kemudian harus ditempatkan dalam oven udara bersirkulasi pada suhu 219 ° ± 6 ° F (104 ° ± 3 ° C) selama 1 jam. Spesimen kemudian harus dipindahkan dari antara dua pelat, dipotong menjadi benda uji berukuran 2 kali 6 inci (51 kali 152 mm), dan didinginkan pada kondisi standar selama 20 hingga 28 jam. e) Adhesi. Spesimen harus dipisahkan dengan tangan di salah satu ujungnya untuk jarak kira-kira 2 inci (51 mm). Satu strip dari spesimen harus dijepit pada penjepit yang tidak dapat digerakkan dari mesin uji dan strip lainnya pada penjepit yang dapat digerakkan. Pawl dari lampiran beban maksimum dari mesin uji harus dilepaskan selama pengujian. Penjepit yang dapat digerakkan harus memiliki kecepatan 12,0 ± 0,5 inci (305 ± 13 mm) per menit untuk memisahkan lapisan dari kain dasar spesimen, dan harus dicatat pada mekanisme autografik. Panjang minimal 3 inci (76 mm) pelapis harus dipisahkan oleh mesin uji selama uji adhesi. Perhatian harus diberikan agar
  • 39. 38 pelapis benar-benar terpisah dari kain untuk seluruh spesimen dengan lebar 2 inci (51 mm). f) Jika uji adhesi kering dan basah ditentukan dalam dokumen pengadaan, spesimen harus berupa dua strip kain berlapis berukuran 3 inci kali 9 inci persegi panjang yang disiapkan sebagaimana ditentukan dalam 5.1. Jika dilepaskan dari antara pelat kaca, spesimen harus dipotong menjadi benda uji berukuran 2 kali 8 inci (51 x 203 mm). Uji adhesi kering harus dihentikan setelah jarak 3 inci (76 mm) tercapai. Spesimen kemudian direndam dalam suling 24 jam, kering tanpa noda, dan uji adhesi basah dari spesimen. 4.5.6. Laporan  Daya rekat spesimen harus rata-rata dari 5 beban puncak tertinggi resistansi yang tercatat selama pemisahan lapisan. Jika pelapis dipisahkan dari kain dengan gaya rata-rata lebih besar dari atau kurang dari yang ditentukan, atau jika gaya rata-rata yang diperlukan untuk memisahkan spesimen pada garis adhesif lebih besar dari "yang ditentukan, nilai yang diperoleh valid dan harus dilaporkan. Jika gaya rata- rata yang diperlukan untuk memisahkan spesimen pada garis adhesif kurang dari yang ditentukan, dan pemisahan terjadi pada garis adhesif, pengujian harus tidak valid, dan spesimen lain harus diuji.  Adhesi lapisan unit sampel harus merupakan rata-rata hasil yang diperoleh dari spesimen yang diuji dan harus dilaporkan ke terdekat 0,1 pon per lebar 2 inci (ke terdekat 10 N / m).  Adhesif yang digunakan untuk menentukan perekatan lapisan harus dilaporkan.  Nilai individual Bach yang digunakan untuk menghitung rata-rata juga harus dilaporkan.
  • 40. 39 4.6. Permeability 4.6.1 Alat a. Volumetric Gas Transmission Cell, digambarkan di Gambar. b. Precision Glass Capillaries atau manometer dengan bermacam-macam diameter (0,25; 0,50; dan 1,0 mm direkomendasikan). Capillaries tersebut harus mempunyai U-bend yang sesuai untuk menahan cairan manometer dan engsel standar-taper untuk pas di dalam sel. c. Cathetometer atau skala sesuai untuk mengukur perubahan dalam posisi meniscus ke 0,5 mm terdekat. d. Kendali suhu:  Baik cairan kendali-suhu direkomendasikan untuk mengatur suhu dari badan sel menjadi ± 0,1 derajat Celcius.  Alat tersebut harus dilindungi untuk membatasi perubahan suhu dari capillary ke ± 0,1 derajat Celcius selama pengujian.
  • 41. 40  Micrometer, untuk mengukur ketebalan spesimen, terhadap 2,5 μm (0,0001 inci) pada minimum dari lima poin terdistribusi sepanjang luas seluruh pengujian. Nilai maksimal, minimal, dan rata-rata harus direkam.  Barometer, sesuai untuk mengukur tekanan dari atmosfer ke 133 Pa terdekat.  Pressure Gage, jenis mekanik atau elektrik presisi untuk mengukur tekanan absolut sepanjang ranah dari 0 sampai 333 kPa. 4.6.2. Prosedur a. Letakkan potongan dari kertas filter di tengah-tengah bagian ata dari sel uji. b. Letakkan spesimen yang dikondisikan secara halus pada bagian atas dari sel uji. c. Secara ringan grease gasket karet, O-ring, atau logam datar yang mana permukaan spesimen bertemu. Jauhi grease berlebihan. d. Letakkan bagian atas dari sel pada basis dan jepitkan secara baik untuk mencapai segel yang ketat. e. Lakukan uji positif tekanan gas terhadap kedua sisi dari sel, mengeluarkan semua udara sebelum menutupkan vent outlet. Suatu waktu rekomendasi pengeluaran adalah sekurang-kurangnya 10 menit pada laju aliran sekitar 100 mL/menit. f. Letakkan sebuah slug cairan sekitar 20 mm (pertahankan tetap menyatu) pada bagian atas capillary dan tutup vent outlet bagian atas setelah slug berdiam pada bagian dasar dari capillary. Capillary tersebut harus bersih dan bebas obstruksi. g. Sesuakan tekanan sepanjang spesimen untuk menjaga tekanan diferensial yang sama dan diinginkan. h. Bocoran kecil sekitar hubungan-hubungan dapat sering dideteksi dengan larutan sabun, tapi dalam beberapa kasus larutan tersebut dapat seperlunya memasukkan sel di dalam air sementara memberikan tekanan gas, agar meninjau gelembung-gelembung pada bagian-bagian yang bocor. Bocoran kecil yang terjadi pada sisi tekanan tinggi dari sel tidak boleh termasuk signifikan. i. Setelah interval waktu yang diperkirakan pas untuk mendapatkan steady-state, memulai mengukur perpindahan dari slug, menggunakan sebuha stop watch (atau jam) dan skala jarak yang dijaga pada capillary atau cathetometer. Ambil pengukuran pada meniscus atas.
  • 42. 41 j. Pada selesai penjalanan, kembalikan slug pada posisi awalnya dengan secara perlahan membuka vent bertekanan kecil. k. Ulangi pengukuran seperlunya untuk memastikan pencapaian kondisi steady-state. 4.6.3. Laporan Laporan harus mengandung hal-hal berikut: a. Prosedur yang digunakan. b. Deskripsi dari sampel, termasuk identifikasi komposisi, keberadaan keriput, gelembung, ketidak sempurnaan lain dan pemanufaktur, jika diketahui. c. Gas uji digunakan, dan komposisi gas uji, termasuk kemurnian. d. Suhu uji dalam derajat Celsius, dan perbedaan tekanan digunakan. e. Setiap pengukurang ketebalan dilakukan ditambah rata-rata dari setiap spesimen. Ketika pengukuran lima ketebalan atau lebih dibuat per spesimen, rata-rata, standar deviasi dan jumlah pengukuran dibuat dapat dilaporkan dibandingkan setiap pengukuran. f. Setiap pengukuran yang didapatkan ditambah rata-rata yang pantas dalam unit pilihan. Ketika lima replika atau lebih didapatkan rata-ratanya, standar deviasinya, dan jumlah replikatnya dapat disubstitusi dengan yang atas. 4.7. Seam Peel Strength Metode untuk pengujian ini akan didasarkan pada Federal Test Method Standard No 191A Method 5960 Adhesion of Cemented Seams. Persyaratan dalam pengujian dengan metode ini adalah 4.7.1 Ruang Lingkup Metode ini digunakan untuk menentukan adhesi dari cemented lapped seams yang belum ditautkan. Metode ini juga dapat diaplikasikan untuk cemented seams seperti bahan untuk membuat jas hujan, flotation bladders, coated bags, dan slide. 4.7.2 Spesimen Uji Spesimen haruslah seam dengan estimasi panjang 6inch (152 mm) dan dengan lebar sesuai dengan seam yang ingin digunakan. Khusus material untuk emergency slide lebar dari specimen adalah 1 inch.
  • 43. 42 4.7.3 Jumlah Spesimen Jumlah minimal specimen yang harus diuji setiap satu unit sampel adalah sebanyak 5 spesimen yang sama, kecuali terdapat spesifikasi lain yang dibutuhkan. 4.7.4 Peralatan dan Referensi  Peralatan Alat uji dan mekanisme pencatatan autografik harus memiliki error yang tidak lebih dari 2% dan termasuk untuk specimen dengan berat 50pound (222 N) dan tidak lebih dari 1% untuk berat yang melebihi 50pound pada setiap pembacaan skala (dengan batasan rentang skala pada alat uji), kecuali clamps yang harus memiliki lebar yang cukup untuk mencengkeram lebar dari seams yang diuji  Referensi Method 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth; Grab Method 4.7.5 Prosedur  Cemented seams specimen harus dipisahkan dengan tangan dan jarak pisah adalah 2.5inch sampai 3 inch (64 mm sampai 76 mm). Untuk ujung yang terpisah dimasukkan langsung ke mesin clamp.  Jaws harus dipisahkan dengan kecepatan 12 inci ± 0,5 inci per menit (305 mm ± 13 mm / menit) sampai sekitar 3 inci (76 mm) dari seams untuk pemisahan harus dicatat dengan menggunakan mekanisme perekaman autografik.  Khusus untuk material slide, separation rate yang digunakan adalah 2inch sampai 2.5 inch per menit Catatan  Adhesi dari spesimen harus merupakan rata-rata dari lima beban tertinggi dari tahanan yang tercatat untuk jarak 3 inci (76 mm) dari pemisahan cemented seam yang dibagi dengan lebar lapisan dalam inci. Jika jumlah beban puncak kurang dari lima, rata-rata beban untuk jumlah puncak yang lebih sedikit dibagi dengan lebar lapisan dalam inci harus menjadi adhesi untuk specimen cemented seam.
  • 44. 43  Adhesi lapisan semen (cemented seam) pada unit sampel harus merupakan rata- rata hasil yang diperoleh dari spesimen yang diuji dan harus dilaporkan dalam 0,1 pon terdekat (ke 0,1 N terdekat).  Setiap nilai individu yang digunakan untuk menghitung rata-rata juga harus dilaporkan. . 4.8. Pengujian Fungsional 4.8.1 Pressure Retention Dalam kondisi statik dan ketika dipompa dan distabilkan pada tekanan operasi nominal, tekanan di setiap ruang tiup dari perangkat Type II tidak boleh turun di bawah tekanan operasi mode rakit minimum dalam waktu kurang dari 24 jam. Untuk perangkat Tipe I, III, dan IV, tekanan di setiap ruang tiup tidak boleh turun dibawah 50% dari tekanan operasi nominal dalam waktu kurang dari 12 jam. 4.8.2 Overpressure Tests a. Perangkat harus menahan tekanan setidaknya 1.5 kali tekanan operasi maksimum selama 5 menit tanpa mengalami kerusakan b. Setidaknya satu spesimen dari model perangkat tiup harus diujikan untuk menahan tekanan setidaknya 2 kali tekanan operasi maksimum tanpa kegagalan setidaknya selama 1 menit. Perangkat yang diuji harus diidentifikasi dengan jelas. 4.8.3 Water Tests- Type II Devices (Inflatable Slide/Raft)
  • 45. 44 Baik di kolam yang dapat dikendalikan atau air tawar, kapasitas dan daya apung perangkat harus didemonstrasikan sebagai berikut: a. Kedua kapasitas yang ditentukan dan overload yang ditetapkan sesuai dengan persyaratan Paragraf 4.26 dari Appendix TSO-C69c, harus ditunjukkan dengan tabung inflasi pada tekanan operasi mode rakit minimum dan dengan ruang apung kritis yang dikempiskan. Freeboard yang dihasilkan dalam setiap kasus harus memenuhi persyaratan paragraf 4.27.2 dari Appendix TSO-C69c. b. Orang yang digunakan dalam demonstrasi harus memiliki berat rata-rata tidak kurang dari 170 pon (± 77kg). Ballast dalam bentuk karung pasir atau sejenisnya dapat digunakan untuk mencapai pemberian beban yang tepat agar distribusi beban dalam perangkat tetap sesuai. c. Orang yang mengikuti demonstrasi harus menggunakan pelampung yang disetuji FAA dengan setidaknya satu bilik yang dipompa. d. Peralatan rakit yang dibutuhkan oleh TSO, ditambah satu pemancar pelacak darurat atau pemancar yang mensimulasikan beban, harus ada di dalam perangkat. e. Kecuali jika dapat ditunjukkan bahwa tidak ada kecenderungan perangkat menjadi terbalik selama proses pengangkutan dan lepas dari pesawat, harus didemonstrasikan bahwa perangkat tersebut dapat Kembali ke posisi semula secara otomatis atau dapat dikembalikan ke posisi semula oleh satu orang di dalam air, atau Ketika terbalik, tetap dapat dinaiki dan dapat mengambang untuk kapasitas normal yang telah ditentukan. f. Harus didemonstrasikan bahwa alat bantu memadai untuk tujuan yang dimaksudkan dan memungkinkan bagi pria dan wanita dewasa yang mengenakan pelampung untuk naik ke rakit tanpa bantuan. 4.9 Radiant Heat Test Bahan penahan tekanan dalam emergency evacuation inflatable device harus diuji ketahanannya terhadap panas radiasi sesuai dengan standar pada TSO-C69c. Jika salah satu permukaan luar dari bahan penahan tekanan diubah dengan penandaan, dengan tulisan, dengan pelapis yang ditempelkan atau bahan dasar, atau dengan cara lain yang mempengaruhi ketahanan panas radiasi, bahan yang diubah juga harus diuji.
  • 46. 45 4.9.1 Kriteria Keberhasilan Untuk setiap bahan yang memerlukan pengujian, setidaknya tiga specimen harus diuji pada 1.5 𝐵𝑡𝑢/𝑓𝑡2 − 𝑠𝑒𝑐 (1.7 𝑊/𝑐𝑚2 ), dan waktu kegagalan yang diperoleh dirata-ratakan. Waktu rata-rata menuju kegagalan tidak boleh kurang dari 180 detik dengan nilai tidak kurang dari 90 detik. Waktu kegagalan adalah waktu antara penerapan panas pertama ke specimen dan penurunan tekanan pertama di bawah tekanan maksimum yang dicapai dalam silinder uji selama pengujian 4.9.2 Alat Uji Pengujian harus dilakukan menggunakan FAA Slide Material Radiant Heat Apparatus, atau peralatan uji ekivalen lainnya dan metode pengujian yang disetujui oleh manajer kantor FAA yang memiliki lingkup fasilitas pabrikan seperti yang dipersyaratkan dalam paragraf 3b, Deviasi, dan 5a, Data Aplikasi TSO ini. Peralatan terdiri dari silinder yang dipasang secara horizontal yang ditutup pada salah satu ujungnya dan dilengkapi dengan sumber tekanan udara dan pengukuran tekanan. Penahan spesimen yang dijepit di atas ujung terbuka menutup kedap udara silinder dengan spesimen material yang bertindak sebagai diafragma penahan tekanan. Silinder dan specimen dudukan dipasang pada poros dan batang geser dan dapat ditempatkan pada jarak yang bervariasi dari tungku panas radiasi listrik berdiameter 3 inci (76mm) dan kalorimeter. Peralatan uji dijelaskan dalam gambar 2 sampai 5 dan paragraf 5.3.2.1 sampai 5.3.2.6 pada lampiran TSO-C69c. 4.9.3 Spesimen Uji a. Spesimen uji berdiameter 7inch (178mm) dengan lubang 1/4inch (6mm) yang dilubangi pada bahan agar sesuai dengan tiang di silinder tekanan harus dipotong darti bahan yang akan diuji. b. Specimen uji harus dikondisikan pada 70 ± 3 derajat F (21±3 derajat C) dan kelembaban relatif 50±5 persen setidaknya selama 24 jam sebelum pengujian. 4.9.4 Prosedur Pengujian a. Semua pengujian harus dilakukan di ruangan bebas angin atau ruangan tertutup.
  • 47. 46 b. Setelah menyalakan tungku panas radiasi dan instrumentasi lain yang diperlukan, biarkan 1/2 hingga 3/4 jam untuk menstabilkan keluaran panas dan untuk pemanasan instrumentasi. c. Sesuaikan trafo untuk menghasilkan fluks panas radiasi 2 Btu / ft2-detik (2,3 W / cm2) ketika kalorimeter diposisikan 1 1/2 inci (38mm) di depan panas radiasi perapian. d. Temukan lokasi di depan tungku untuk uji fluks panas 1,5Btu / ft2-detik (1,7W / cm2) dengan menggeser kalorimeter pada bilah horizontal dan memperbaiki posisinya dengan berhenti geser. Ayunkan kalorimeter keluar dari posisinya. e. Pasang spesimen di ujung terbuka silinder dengan paking neoprena di setiap sisi spesimen dengan permukaan reflektif material menghadap ke tungku. Tempatkan cincin aluminium pada stud dan kencangkan mur sehingga dibuat segel kedap udara. f. Tekan silinder ke tekanan operasi nominal perangkat. Periksa kebocoran. g. Periksa jarak dari tungku panas radiasi ke permukaan benda uji. Jarak ini sama dengan jarak ke permukaan kalorimeter. h. Tempatkan kalorimeter di depan tungku panas radiasi dan catat fluks panas. Fluks panas yang dapat diterima adalah 1,5 Btu / ft2-detik (1,7 W / cm2). Copot kalorimeter. i. Tempatkan silinder tekanan dan spesimen uji di depan pancaran tungku panas. Mulai timer atau catat waktu mulai di perekam. j. Tekanan dipantau sejak spesimen ditempatkan di depan tungku sampai kehilangan tekanan awal diamati. 4.10 Evacuation Rate Tests 4.10.1 Kondisi Dasar Test Berikut adalah kondisi test yang dapat diaplikasikan pada pengujian a. Perangkat diuji pada ketinggian normal b. Perangkat diuji pada tiga pemberian tekanan inflation yang berbeda: minimum operating, maximum operating, dan nominal operating pressure c. Permukaan perangkat yang diuji harus dalam kondisi kering
  • 48. 47 d. Area pengujian dapat diterangi ke tingkat yang sesuai untuk pelaksanaan pengujian yang aman e. Relawan yang mengikuti pengujian dapat dari umur berapa saja, jenis kelamin, berat badan, atau tingkat pengalaman yang sesuai untuk pelaksaan tes yang aman, tetapi setiap kelompok relawan harus memiliki rata-rata berat minimal 170 pound per orang. Relawan yang mengikuti pengujian dapat berpatisipasi dalam lebih dari satu uji coba f. Tiap jalur perangkat harus dilalui oleh minimal 20 relawan per jalur untuk setiap uji coba g. Semua uji coba harus berada dalam artikel uji yang sama h. Setiap pengujian harus memiliki tingkat uji 60 relawan/menit per jalur atau lebih tinggi i. Tingkat rata-rata gabungan dari semua uji coba harus 70 relawan/menit per jalur atau lebih tinggi. Jika jumlah relawan yang berbeda digunakan antara uji coba yang berbeda, tingkat uji untuk setiap uji coba harus dihitung secara matematis untuk memperoleh rata-rata yang tepat. 4.10.2 Maximum and Minimum Sill Height Conditions. Selain pengujian pada paragraf 4.10.1 di atas, perangkat harus diuji pada ketinggian ambang maksimum dan minimum. Tiga uji coba harus dilakukan pada artikel uji yang sama untuk kedua ketinggian ambang pintu, masing-masing satu pada operasi minimum, operasi maksimum, dan tekanan operasi nominal dari kisaran tekanan kondisi normal. Pada ketinggian ambang maksimum, minimal lima orang relawan per jalur per test harus menggunakan perangkat dan dibawa dengan aman ke tanah. Pada ketinggian ambang minimum, minimal 20 relawan per jalur per test harus menggunakan perangkat. Para relawan harus memenuhi persyaratan yang sama seperti dalam poin e paragraph 4.10.1 diatas. Tidak ada tingkat evakuasi khusus yang diperlukan untuk pengujian ketinggian ambang maksimum.
  • 49. 48 4.11 Beam Strength Test-Except Type III Devices Inflatable Exit Ramp 4.11.1 Kondisi Dasar Pengujian Berikut adalah kondisi pengujian yang harus diaplikasikan pada pengujian ini sesuai dengan paragraph 4.3.1 pada TSO-C69c. 4.11.2 Sand Bags a. Tiga kantong pasir, masing-masing dengan berat minimal 170 pon, dihubungkan secara seri, diperlukan untuk setiap jalur perangkat. b. Semua kantong pasir harus sama beratnya dalam 5,0 lbs. c. Satu kantong pasir seberat 170 pon dapat dirakit dari dua atau lebih kantong yang lebih kecil untuk kemudahan penanganan. Tas yang lebih kecil tidak harus memiliki berat yang sama. d. Penutup luar dari kantong pasir harus merupakan bahan yang memiliki koefisien gesekan paling sedikit 0,4 saat diuji menurut Standar ASTM D 1894-95. (Nilai ini khas dari beberapa campuran bahan katun dan poliester / kapas. Data pengujian untuk bahan yang digunakan harus disertakan dengan laporan pengujian akhir.) e. Bahan pengisi selain pasir dapat digunakan, namun cairan tidak dapat diterima kecuali jika dibatasi secara memadai untuk mencegah perpindahan di dalam kantong. f. Bentuk dasar kantong pasir harus berbentuk persegi panjang padat dengan sudut membulat dan lebar permukaan kontak minimal 15 inci. Kantong harus lebih panjang daripada lebarnya dan tingginya harus kurang dari lebarnya. g. Ketentuan untuk menghubungkan tiga karung pasir satu sama lain dengan aman harus disertakan di setiap tas. Ketentuan interkoneksi harus dirancang untuk meminimalkan kecenderungan tas terguling atau terjatuh. h. Saat dihubungkan, ketiga kantong pasir harus menempati area tidak melebihi 7,5 kali 2kaki. 4.11.3 Delivery System a. Sistem pengiriman harus digunakan untuk membawa karung pasir ke awal bagian geser ke bawah dari perangkat dan untuk melepaskannya sehingga dapat
  • 50. 49 meluncur ke bawah perangkat. Offset vertikal dari ujung sistem pengiriman dan perangkat di titik pengiriman harus diminimalkan untuk meminimalkan jatuhnya karung pasir. b. Sistem pengiriman harus terdiri dari bidang datar dan kaku dengan panjang maksimum 8 kaki yang dilapisi dengan bahan yang mirip dengan yang digunakan pada permukaan geser perangkat. c. Sistem pengiriman harus memasukkan ketentuan untuk menaikkan bagian belakang pesawat secara perlahan sampai karung pasir akan mulai bergerak ke bawah ke permukaan geser hanya karena pengaruh gravitasi atau sampai pesawat berada pada sudut yang sama dengan permukaan geser dan bertindak sebagai a ekstensi mulus untuk itu. Sudut antara dua titik ini dapat diterima, tetapi sudut bidang tidak boleh melebihi sudut permukaan geser. Karung pasir harus ditahan sampai pengujian dimulai. d. Jika desain sistem pengiriman lurus tidak dapat digunakan karena perangkat memiliki ramp atau beranda atau lebih dari 20 derajat dari posisi tegak lurus ke badan pesawat, desain sistem pengiriman alternatif dapat digunakan jika disetujui sebelumnya oleh manajer ACO yang memiliki lingkup fasilitas pabrikan. 4.11.4 Konfigurasi dan Pemasangan Perangkat a. Perangkat harus dalam konfigurasi produksi-pengiriman dengan semua peralatan yang diperlukan terpasang. b. Permukaan geser perangkat harus kering dan baru (tidak pernah terkena orang atau karung pasir yang meluncur di permukaannya sebelum pengujian). c. Tekanan di setiap ruang perangkat harus menjadi tekanan operasi nominalnya. d. Perangkat harus dipasang pada ketinggian ambang normal dan dengan sarana pemasangan normalnya. Jika perangkat dimaksudkan untuk digunakan pada lebih dari satu pasangan keluar, itu harus diuji pada ketinggian ambang normal untuk setiap pasangan keluar. e. Lebar pintu keluar tempat karung pasir dikirim harus mewakili jalan keluar pesawat tempat perangkat biasanya akan dipasang dan tempat relawan biasanya
  • 51. 50 akan memasuki perangkat. Untuk perangkat yang tidak dipasang di pintu keluar, hanya struktur pesawat yang akan mengontrol aliran relawan ke perangkat yang perlu disimulasikan. 4.11.5 Pengujian a. Untuk perangkat multi-jalur, karung pasir untuk semua jalur harus diluncurkan secara bersamaan atau sedekat mungkin. Direkomendasikan sebuah mekanisme tunggal yang akan memungkinkan pelepasan semua tas secara bersamaan. Karung pasir tidak boleh diluncurkan dengan selisih lebih dari satu perbedaan panjang karung pasir di antara semua jalur. Kasus yang tidak memenuhi persyaratan ini harus dianggap non-uji. b. Karung pasir tidak boleh tumpang tindih atau bertumpuk satu sama lain saat memulai pengujian. c. Karung pasir tidak boleh menggelinding atau jatuh lebih dari 180 derajat baik dengan kekuatan peluncuran atau melalui gerakan ke bawah perangkat. Beberapa karung pasir yang jatuh di bagian bawah perangkat karena efek alat perlambatan dapat diterima. d. Karung pasir tidak boleh meninggalkan perangkat kecuali di ujung bawah kontak relawan dengan tanah. e. Penyeberangan karung pasir dari satu jalur ke jalur lainnya pada perangkat beberapa jalur dapat diterima. 4.11.6 Kriteria Keberhasilan a. Agar barang uji dianggap dapat diterima, pengujian harus diselesaikan berhasil tiga kali berturut-turut. (Tes yang dibatalkan atau dianggap non-tes, misalnya, ada lebih dari satu karung pasir yang diimbangi antara jalur selama dimulainya tes perangkat beberapa jalur, tidak dihitung terhadap tujuan dari tiga tes yang berhasil berturut-turut.). b. Semua karung pasir di semua jalur harus benar-benar keluar dari ujung perangkat atau akan dianggap kemungkinan besar keluar dari perangkat jika tidak terhalang oleh tas yang sebagian tanah dan sebagian di perangkat. c. Bagian bawah permukaan geser tidak boleh menyentuh tanah selama pengujian
  • 52. 51 d. Perangkat, tanpa perbaikan, harus memenuhi persyaratan paragraph 4.10.1 dari lampiran pada TS0-C69c setelah menjadi sasaran pengujian ini. 4.12. Tempat Pengujian Material Tabel 1 Pengujian dan Tempat Pengujian untuk Evacuation Slides Pengujian Tempat Pengujian Accelerated Age KOMEG Technology Ind Co Tensile Strength (Grab Test) PT Testindo Tear Strength (Trapezoid Test) PT Testindo Tear Strength (Tongue Test) PT Testindo Ply Adhesion LIPI Coat Adhesion LIPI Permeability Test Testana Engineering Inc Puncture Strength PT. Ostenco Promitra Jaya Tensioning Test PT. IKM Indonesia Overpressure Test SGS Indonesia, Jakarta Selatan Flammability Test Laboratorium Pengujian Tekstil, Balai Besar Tekstil, Kementerian Perindustrian
  • 53. 52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari studi yang sudah dilakukan maka diperolehlah kesimpulan, sebagai berikut:  Emergency evacaution slide merupakan bagian dari emergensi sistem suatu pesawat yang mimiliki fungsi dalam melakukan penyelamatan terhadap penumpang  Produsen dalam negeri yang berpotensi untuk memproduksi item ini adalah PT. Magma Inflatables Indonesia karena pengalaman mereka dan luasnya ranah kemampuan mereka terhadap produk yang dapat mengembang.  Regulasi terkait emergency evacuation slide dapat dilihat pada BAB 3  Pengujian terkait emergency evacuation slide dapat dilihat pada BAB 4, untuk penjelasan pengujian lebih lengkap silahkan melihat TSO-C69c dan ETSO-C69c  Hasil studi kami dapat digunakan untuk menjadi pedoman dalam melakukan produksi item tersebut. 5.2. Saran Berikut adalah saran yang dapat diberikan:  Melakukan peninjauan lebih dalam terkait pengujian yang digunakan emergency evacuation slide, karena mungkin ada metode baru yang digunakan namun belum disebarluaskan di internet  Produsen dapat mengacu pada TSO-C69c dan ETSO-C69c, serta regulasi terkait seperti CASR part 121.291 dalam mendesain emergency evacuation slide.  Pemerintah dapat lebih memperhatikan lagi produsen dalam negeri yang berpotensi dalam pembuatan alat emergency yang digunakan pada pesawat.
  • 54. 53 DAFTAR PUSTAKA AREZUR. 2002. Preliminary Study on Aircraft Evacuation Systems Aging. Tersedia di https://skybrary.aero/bookshelf/books/1010.pdf Aviation Impact Reform. 2014. Evacuation Slides: (copy of an FAA webpage). Tersedia di http://aireform.com/evacuation-slides-copy-of-an-faa-webpage/ DITJENHUBUD. 22 Mei 2018. Staff Instruction: Emergency Evauation and Ditching Demonstrations. Tersedia di http://hubud.dephub.go.id/hubud/website/Regulasi.php?id=5 EASA. (24 Maret 2003). European Technical Standard Order: Emergency Evacuations Slides, Ramps, Ramp/Slides, and Slide/Rafts. Tersedia di https://www.easa.europa.eu/download/etso/ETSO-C69c_CS-ETSO_0.pdf FAA. 1999. Technical Standard Order: Emergency Evacuations Slides, Ramps, Ramp/Slides, and Slide/Rafts. Tersedia di https://rgl.faa.gov/Regulatory_and_Guidance_Library/rgTSO.nsf/0/CF67750E10C416C286256 DC1005384A0?OpenDocument Federal Test Method Standard No 191A.(20 Juli 1978). Tersedia di http://everyspec.com/FED-STD/download.php?spec=FED-STD-191A.008930.PDF INACA. Mei 2017. CASR Part 121 Certification and Operating Requirements: Domestic, Flag and Supplemental Air Carriers. Tersedia di : https://inaca.or.id/casr-121/ INACA. 2003. CASR Part 25 Airworthiness Standard : Transport Category Airplanes. Tersedia di https://vdocuments.site//casr-part-25-rev-5 Mail Online. 2017. How Do Evacuation Slides Work? British Airways relesases mesmerising demonstrasion video of emergency procedure. Tersedia di https://www.dailymail.co.uk/news/article-5065247/BA-engineer-reveals-evacuation-slides- work.html Safran. 2019. Discover our evacution slides. Tersedia di https://www.safran- group.com/video/15998
  • 55. 54 Safran. 2019. Evacuation Systems. Tersedia di https://www.safran- aerosystems.com/safety-systems/evacuation-systems-0 Simpel Flying. 2020. How Do Passenger Plane Emergency Slides Work?. Tersedia di https://simpleflying.com/passenger-plane-emergency-slides/ United States Patent. 2004. Automatic Inflation System For Evacuation Slide. Tersedia di https://patentimages.storage.googleapis.com/8a/77/a4/fa79a1fa86669e/US6769647.pdf Trelleborg. 2013. Airliner Evacuation Slides Remail Copmliant with Trelleborg’s Coated Fabrics. Tersedia di https://www.trelleborg.com/en/engineered-coated-fabrics/media/escape-- slide Wikipedia. 2016. Evacuation Slide. Tersedia di https://en.wikipedia.org/wiki/Evacuation_slide