SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN TUGAS BESAR
STUDI SERTIFIKASI EVACUATION SLIDE
dibuat oleh:
Firza Fadlan Ekadj / 13613011
M. Izzuddin Fahmi / 13614034
AE4060 Kelaikan Udara
Dosen:
Dr. Ir. Rais Zain M.Eng
PROGRAM STUDI AERONOTIKA dan ASTRONOTIKA
FAKULTAS TEKNIK MESIN dan DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas besar
berjudul “STUDI SERTIFIKASI EVACUATION SLIDE”. Tugas besar ini
penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kelaikan Udara.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Rais Zain M.Eng, dosen
Kelaikan Udara, karena beliau sudah memberi tugas serta bersedia
membagikan ilmunya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun tugas
besar ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang tua yang selalu
mendoakan penulis, dan pihak-pihak lain yang turut membantu penyusunan
tugas besar ini sehingga dapat dinikmati oleh pembaca.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya tulis ini tak lepas dari
kesalahan dan kekurangan dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas.
Oleh karena itu, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca guna kesempurnaan tugas besar ini. Selain itu
penulis meminta maaf jika terdapat kekurangan dalam tugas besar ini. Penulis
berharap semoga tugas besar ini dapat bermanfaat serta menambah
pengetahuan bagi pembaca. Terima kasih.
Bandung, Desember 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ......................................Error! Bookmark not defined.
1.1. Penjelasan Produk ...................................Error! Bookmark not defined.
1.2. Latar Belakang...........................................................................................4
1.3. Tujuan........................................................................................................4
BAB II DESKRIPSI PRODUK ...............................................................................5
2.1. Produsen di Luar Negeri............................................................................5
2.2. Produsen yang Berpotensial di Dalam Negeri...........................................5
2.3. TSO............................................................................................................6
2.4. Deskripsi Pengajuan Sertifikasi.................................................................7
BAB III DESKRIPSI REGULASI YANG TERKAIT............................................9
BAB IV PENGUJIAN DAN TEMPAT PENGUJIAN..........................................10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Penjelasan Produk
Evacuation slide adalah perosotan yang dapat diisi dengan udara
yang digunakan untuk keperluan evakuasi pada pesawat dengan cepat.
Sebuah evacuation slide disimpan di dalam struktur pintu di dalam slide
bustle, bagian menonjol dari bagian dalam pintu pesawat yang beragam
dengan bentuk pesawat, bentuk pintu dan lokasi pintu. Dalam banyak
pesawat modern, untuk mengurangi waktu evakuasi, evacuation slide
keluar dengan otomatis ketika sebuah pintu terbuka dalam kondisi
“darurat”.
1.2. Latar Belakang
Ketika sebuah pesawat mendarat dalam kondisi darurat, perlu
adanya alat untuk menolong penumpang untuk melakukan evakuasi dalam
waktu cepat. Alat itu dapat berupa perosotan yang digunakan ketika keluar
dari pintu pesawat. Perosotan tersebut atau evacuation slide dapat
disimpan di dalam bagian bawah pintu dan dikeluarkan ketika pesawat
telah mendarat darurat dan dipompa secepat mungkin agar segera dapat
digunakan. Dalam pedoman CSR meyebutkan apabila
1.3. Tujuan
Tujuan laporan major assignment ini adalah untuk memberikan
gambaran kepada pabrik yang berpotensi untuk membuatkan item yang
dimaksudkan hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sertifikasi untuk memproduksi item tersebut.
BAB II
DESKRIPSI PRODUK
2.1. Produsen di Luar Negeri
Zodiac Aero Evacuation Systems
Gambar 1. Logo Zodiac Aerospace
Zodiac Aero Evacuation Systems (sebelumnya dikenal sebagai Air
Cruisers), adalah satu-satunya perusahaan di dunia yang menawarkan
ranah produk inflatable safety yang luas. Perusahaan tersebut adalah
pemimpin dunia untuk evacuation slide penerbangan sipil.
Semua produk produsen ini didukung oleh penjualan tingkat dunia
dan jaringan jasa mereka dengan tambahan dukungan staf insinyu yang
berbasis pabrik dan teknisi yang terlatih pabrik dengan fasilitas
manufaktur di Perancis, Amerika Serikat, dan Meksiko. Zodiac Aero
Evacuation Systems menggunakan jaringan internasional Zodiac
Aerospace Services untuk menawarkan bantuan teknis dan setelah-
penjualan.
Zodiac Aero Evacuation Systems memiliki lebih dari 75 tahun
pengalaman, terus menetapkan standar kemantapan dalam teknologi
inflatable berdedikasikan untuk keselamatan penerbangan.
2.2. Produsen yang Berpotensial di Dalam Negeri
PT Magma Inflatables Indonesia
Gambar 2. Logo Magma Inflatables Indonesia
PT Magma Inflatables Indonesia adalah perusahaan manufaktur
dan distrbusi berorientasi desain yang membuat replica produk inflatable
berukuran raksasa. Dengan kemampuan produsen ini dalam membuat
produk yang dapat diisi dengan udara, produsen tersebut berpotensi untuk
membuat evacuation slide yang berupa item inflatable.
2.3. TSO
TSO yang digunakan adalah TSO-C69c. TSO tersebut mencakup tujuan,
penerapan, kebutuhan (fungsionalitas dan deviasi), penilaian, kebutuhan data, dan
ketersediaan dokumen yang direferensikan. Bagian TSO yang akan digunakan
terbatas pada bagian yang relevan untuk tipe I pada bagian tujuan, yaitu inflatable
slide.
Appendix 1 pada TSO tersebut mencakup tujuan, cakupan, material, rinci
kebutuhan, dan pengujian. Terdapat dua macam material, yaitu material nonlogam
dan logam. Material nonlogam yang disebutkan adalah coated fabric, seam tape,
dan molded nonmetallic fitting. Rinci kebutuhan mencakup, antara lain, operasi,
fungsi, kekuatan, penghapusan listrik statis, resistensi kerusakan dan pemakaian,
panjang, kekuatan perangkat keras dan alat pengikat, kegunaan sebagai alat re-
entry, tingkat evakuasi, inflasi, waktu inflasi, perpanjangan panjang alat, sitem
inflasi, penjaga sisi, angin, permukaan alat, dan kinerja alat. Pengujian-pengujian
mencakup, antara lain, pengujian material, pengujian fungsional, pengujian panas,
dan pengujian tingkat evakuasi.
2.4. Deskripsi Pengajuan Sertifikasi
Berdasarkan 14 CFR no. 21.605(a)(2), pabrik harus memberi manajer,
Aircraft Certification Office (ACO), Federal Aviation Administration (FAA),
mempunyai bidang terhadap fasilitas-fasilitas pabrik tersebut, satu salinan setiap
dari data teknis untuk mendukung desain FAA dan persetujuan produksi:
(1) instruksi operasi dan batasan alat.
(2) prosedur instalasi dan batasan.
(3) gambar skematis sebagaimana dapat diterapkan pada prosedur
instalasi.
(4) diagram pemasangan kabel sebagaiman dapat diterapkan pada
prosedur instalasi.
(5) Daftar komponen, dengan nomor part, yang membuat sistem ramp
yang memenuhi standar yang ditentukan di TSO ini.
(6) Instruksi untuk perawatan periodic untuk memuat instruksi
pengepakan, kalibrasi dan perbaikan yang diperlukan untuk
melanjutkan kelaikan saat emergency evacuation slide dipasang,
termasuk interval inspeksi yang direkomendasikan dan waktu
service.
(7) Spesifikasi pengujian fungsional kendali kualitas digunakan pada
uji setiap artikel produksi untuk memastikan pemenuhan dengan
TSO ini, sebagaimana diperlukan oleh 14 CFR no. 21.605(a)(3)
dan no. 21.143(a).
(8) Laporan pengujian kualifikasi TSO dari pabrik.
(9) Gambar nameplate yang memberikan informasi yang diperlukan
paragraf 4 MARKING dari TSO-C69c.
(10) Daftar gambar menomorkan semua gambar dan proses yang
diperlukan untuk mendefinisikan desain artikel.
Sebagai tambahan untuk data yang digunakan secara langsung untuk FAA,
setiap pabrik harus dapat bersedia untuk diulas oleh manajer ACO yag
menyelediki fasilitas-fasilitas parbik, data teknik berikut:
(1) Spesifikasi kualifikasi fungsional untuk digunakan untuk
memenuhi setiap artikel produksi untuk memastikan kepenuhan dengan TSO-
C69c.
(2) Prosedur kalibrasi alat.
(3) Prosedur perawatan korektif dalam 12 bulan setelah otorisasi TSO.
(4) Gambar skematik.
(5) Spesifikasi material dan proses.
BAB III
DESKRIPSI REGULASI YANG TERKAIT
SelainTSOyangtealhdisebutkan,regulasi yangdigunakanuntukkeperlua
produksi adalahsebagai berikut:
• Federal Aviation Regulations 14 CFR part 25 no. 25.853(a), Appendix F,
part I (a)(1)(ii).
Regulasi ini digunakan sebagai standar yang harus dipenuhi dalam hal
pengujian flammability.
• Federal Test Method Standard (FTMS) No. 191
Regulasi ini mengandung dekskripsi pengujian yang harus dilakukan
untuk pengujian tear strength (trapezoid test).
• Federal Test Method Standard (FTMS) No. 191A
Regulasi ini mengandung deskripsi pengujian yang harus dilakukan untuk
pengujian accelerated age, tensile strength (grab test), tear strength (tongue
test), ply adhesion, coat adhesion, dan seam peel strength.
• ASTM Method D-1434-82, Procedure V
Regulasi ini mengandung deskripsi pengujian yang harus dilakukan untuk
pengujian permeability.
BAB IV
PENGUJIAN DAN TEMPAT PENGUJIAN
4.1. Accelerated Age Test
4.1.1. Batasan
Metode ini dimaksudkan untuk menentukan hambatan dari
kain yang diperlakukan, dilapisi, atau dilaminasi dan kain elastis
yang mengandung karet atau karet sintetik untuk memburuk dari
eksposur ke panas di dalam oven yang berisi udara bersikulasi.
4.1.2. Spesimen pengujian
Kecuali dispesifikasikan dalam dokumen yang diperlukan
sebelumnya, spesimen sebaiknya kain persegi panjang sebesar 4
kali 6 inci (102 kali 152 mm) dengan dimensi yang panjang
parallel dengan arah lengkungan.
4.1.3. Angka penentuan
Kecuali dispesifikasikan dalam dokumen yang diperlukan
sebelumnya, jumlah spesimen yang diujikan dari setiap unit sampel
harus diperlukan di dalam metode uji untuk menentukan
karakteristiknya.
4.1.4. Aparatus dan metode yang direferensikan
4.1.4.1.Aparatus
Oven dengan udara bersikulasi, secara thermostat
dikontrol dan mampu untuk mempertahankan suhu yang
diperlukan dalam kurang lebih empat derajat Fahrenheit
(kurang lebih 2 derajat celcius).
4.1.4.2.Metode yang direferensikan
Metode 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven
Cloth; Grab Method.
4.1.5. Prosedur
4.1.5.1.Kecuali dispesifikasikan dalam dokumen yang diperlukan
sebelumnya, spesimen harus dipanaskan di dalam oven
selama 48 jam pada suhu 212 derajat sampai 221 derajat
Fahrenheit (100 derajat sampai 105 derajat Celcius).
4.1.5.2.Spesimen harus ditempatkan secara terbuka di dalam oven
dengan udara bersikulasi dengan menangguhkan secara
vertikal tanpa menyentuh spesimen lain atau bagian oven,
dan diekspos untuk waktu yang diperlukan pada suhu yang
diperlukan. Pada akhir perioda eksposur spesimen tersebut
harus dipindahkan dari oven, didinginkan, dan dikondisikan
di bawah kondisi atmosfer standar seperti dispesifikasikan
dalam seksi 4 di standar ini, untuk tidak kurang dari 16 dan
tidak lebih dari 96 jam.
4.1.5.3.Pada akhir perioda pengondisian kekuatan patah dari
spesimen yang diumurkan jika diperlukan, harus ditentukan
seperti yang dideskripsikan di dalam metode 5100. Jika
properti fisik diperlukan, spesimen tersebut harus diujikan
seperti yang dideskripsikan di dalam metode yang
diperlukan. Pengujian fisik yang sama harus dikonduksikan
pada spesimen yang diumurkan atau tidak diumurkan untuk
keperluan perbandingan dalam menentukan derajat
kehancuran dari materi yang diumurkan.
4.1.5.4.Kondisi eksposur lain dan uji-uji evaluasi yang berurutan
yang dapat dispesifikasikan untuk sejumlah kain yang
diberikan dalam tabel 1.
Tabel 1
4.1.5.5.Perhitungan dari hasil.
Perubahan dalam kekuatan patah atau karakteristik lain
harus dihitung sebagai berikut:
Perubahan dalam karakteristik, persen =
O−E
O
× 100 atau
E−O
O
× 100
Yang mana: O = nilai sebelum perumuran.
E = nilai sesudah perumuran.
4.1.6. Laporan
4.1.6.1.Perubahan karakteristik dari unit sampel ha1rus rata-rata
dari hasil yang didapatkan dari spesimen yang diujikan dan
harus dilaporkan ke 1 persen terdekat.
4.1.6.2.Setiap nilai individual yang digunakan untuk menghitung
rata-rata harus dilaporkan juga.
4.2. Tensile Strength Test (Grab Test)
4.2.1. Batasan
Metode ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan patah
dan perpanjangan dari kain yang woven, non-woven, dan dilapisi.
4.2.2. Spesimen pengujian
Spesimen harus merupakan kain persegi panjang sebesar 4
inci (102 mm) kali paling kecil 6 inci (152 mm). Dimensi yang
panjang harus paralel dengan arah yang dievaluasi. Tidak ada dua
spesimen lengkung yang mengandung warp yarn yan g sama dan
tiak ada dua spesimen filling yang mengandung filling yarn yang
sama. Spesimen tidak boleh diambil lebih dekat ke selvage dari
sepersepuluh dari lebar kain.
4.2.3. Jumlah penentuan
Kecuali dispesifikasikan dalam dokumen yang diperlukan
sebelumnya, lima spesimen dari setiap lengkungan dana rah filling
harus diujikan dari setiap unit sampel.
4.2.4. Aparatus
4.2.4.1.Tensioning clamp
Sebuah penjepit tegangan seberat enam ons (170 g) (lihat
4.2.7.3 dan Gambar 5100B pada dokumen Federal Test
Method Standard (FTMS) No. 191A) didesain supaya berat
dari clamp terdistribusi merata sepanjang lebar penuh dari
spesimen.
Gambar 3
4.2.4.2.Prosedur untuk pengujian dapat dilakukan untuk kedua
penguji constant-rate-of-traverse (CRT) dan constant-rate-
of-extension (CRE) (lihat 7.1 dan 7.2). Penguji-penguji ini
harus terdiri dari tiga bagian utama:
a. Mekanisme straining
b. Mekanisme clamping
c. Mekanisme beban dan pemanjangan
4.2.4.2.1. Mekanisme straining
Mekanisme yang mana spesimen strained
oleh gerakan seragam dari clamp yang
menarik.
4.2.4.2.2. Mekanisme penjepitan
Penguji harus punya dua clamp dengan dua
rahang disetiap clamp. Desain dari dua
clamp harus agar satu rahang dapat menjadi
bagian integral dari frame kaku dari clamp
dan jaw yang lain harus dikencangkan untuk
memperbolehkan gerakan vertikal kecil.
Dimensi dari jaw belakang di setiap clamp
harus 1 inci (25 mm) paralel dengan aplikasi
beban sebesar 1 inci (25 mm) atau lebih
tegak lurus terhadap pembebanan. Dimensi
dari rahang depan dari setiap clamp harus 1
inci kali 1 inci (25 kali 25 mm). Setiap
wajah rahang harus mempunyai permukaan
jepit yang datar dan halus. Setiap
pinggirannya yang dapat menyebabkan
perbuatan potong harus membulat dengan
jari-jari tidak lebih dari 1/64 inci (0.4 mm).
Dalam kasus yang mana spesimen
cenderung untuk slip ketika sedang diuji,
rahang-rahangnya dapat bertemu dengan
karet atau material lain untuk mencegah slip.
4.2.4.2.3. Mekanisme perekaman beban dan
perpanjangan
Penguji harus punya mekanisme perekaman
yang telah dikalibrasi untuk
mengindikasikan beban dan pemanjangan
yang diaplikasikan.
4.2.4.2.4. Kapasitas
Mesin penguji harus mempunyai kapasitas
beban maksimal untuk memathkan spesimen
tidak lebih besar dari 85 persen atau kurang
dari 15 persen dari kapaistas yang diukur.
4.2.4.2.5. Efisiensi mesin penguji
Galat dari mesin penguji tidak lebih dari 2
persen sampai dan termasuk beban 50 pon
(222 N) dan 1 persen lebih beban 50 pon
(222 N) pada pembacaan apapun dalam
jangkauan beban.
4.2.5. Prosedur
4.2.5.1.Persiapan spesimen uji
4.2.5.1.1. Kain woven
Satu sisi dari dimensi yang panjang dari
spesimen harus dilepas sampai yarn kontinu,
panjang dari spesimen, didapatkan. Ukur 1
½ inci (38 mm) dari sisi ini dan gambarkan
garis tipis pada panjang keseluruhan
spesimen. Ini harus secara akurat paralel
dengan panjang yarn.
4.2.5.1.2. Kain non-woven dan terlapis
Pada spesimen yang mana pelepasan tidak
parktis, ukur dan gambarkan sebuah garis
tipis 1 ½ inci (38 mm) dari sisi spesimen. Ini
harus, seakurat mungkin, paralel terhadap
arah panjang spesimen.
4.2.5.2.Kecuali dispesifikasikan sebaliknya, spesimen harus
dikondisikan dan diuji di bawah Standard Atmospheric
Conditions sesuai dengan seksi 4.2.4.
4.2.5.2.1. Ketika kekuatan pematahan basah
digunakan, harus dispesifikasian dalam
dokumen yang diperlukan sebelumnya yang
dapat digunakan, dan metode wetting out
spesimen harus dispesifikasikan.
4.2.5.3.Sebelum digunakan, mesin penguji harus disunting pada
titik nol sesuai dengan prosedur yang diperlukan untuk
penguji pembuatan dan model digunakan, dan mekanisme
perekaman otografi harus dicek untuk operasi yang pantas.
4.2.5.4.Panjang gage harus 3 inci (76 mm).
4.2.5.5.Kecuali dispesifikasikan sebalikknya di dalam dokumen
yang diperlukan sebelumnya, mesin penguji harus
dioperasikan dalam laju tarik yang seragam 12 ± 0,5
inci/menit (305 ± 13 mm/menit).
4.2.5.6.Setiap Muka rahang harus searah baik terhadap
pasangannya dalam penjepit yang sama maupun rahang
yang sesuai dalam penjepit yang lain.
4.2.5.7.Letakkan spesimen di antara rahang yang terbuka.
Luruskan sisi luar vertikal dari rahang atas depan 1 inci kali
1 inci (25 kali 25 mm) dengan garis vertikal yang digambar
pada spesimen dan dengan hati-hati kencangkan penjepit
atas. Sambungkan penjepit tarik yang dispesifikasikan
dalam 4.2.4.1. pada sisi bawah spesimen. Luruksna sisi luar
vertikal dari rahang bawah 1 inci kali 1 inci (25 kali 25 mm)
dengan garis yang digambar pada spesimen dan dengan
hati-hati kencangkan penjepit bawah (lihat Gambar 4).
Lepaskan penjepit tarik dan jalankan pengujiannya.
Gambar 4
4.2.5.7.1. Jika akibat dari penjepit bawah penjepit tarik
tidak bisa digunakan, tindakan yang sesuai
harus dilakukan untuk memastikan
penarikan seragam sebesar 6 ons terhadap
spesimen sebelum mengencangkan penjepit
bawah.
4.2.5.8.Tinjau spesimen selama pengujian untuk menentukan jika
spesimen patah dalam atau pada sisi dari rahang, semua
yarn dalam tempat uji tidak patah, spesimen slip dalam
rahang, atau patahan spesimen mengikuti pola random. Jika
salah satu dari yang telah disebutkan atau anomali lain
apapun terjadi yang diakibatkan teknis pengujian yang salah
dan hasilnya berada di bawah rata-rata unit sampel,
singkirkan hasil tersebut dan gunakan spesimen lain.
Lanjutkan prosedur ini sampai jumlah patahan yang dapat
diterima tercapai.
4.2.5.8.1. Harus dicatat bahwa kain tertentu karena
karakteristik yang melekat tidak akan patah
selain patah pada rahang.
4.2.5.9.Ketika uji pemanjangan, uji tersebut harus dilakuakn secara
langsung dengan uji pematahan. Pemanjangan pada titik
patah atau beban yang diperlukan lain harus merupakan
persen peningkatan dalam panjang dari spesimen yang
ditarik dan ditahan oleh rahang-rahang. Pemanjangan harus
ditentukan dari grafik dari mekanisme perekaman otografi
sesuai dengan prosedur yang diperlukan mesin penguji
pembuatan dan pemodelan yang digunakan.
4.2.5.9.1. Bagian awal dari kurva beban-pemanjangan
yang mengindikasikan pemanjangan tanpa
beban (selain beban tarik) tidak boleh
dimasukkan di dalam perhitungan
pemanjangan.
4.2.6. Laporan
4.2.6.1.Kekuatan pematahan dari unit sampel harus merupakan
rata-rata dari hasil yang didapatkan dari spesimen-spesimen
yang diuji dalam setiap arah warp dan filling dan harus
dilaporkan secara terpisah sebagai berikut:
Kekuatan pematahan Dilaporkan ke … terdekat
0-500 lbs. (0-2220 N) 1 lb. (1 N)
501 lbs. dan ke atas (2221
N dan ke atas)
5 lbs. (10 N)
4.2.6.2.Pemanjangan dari unit sampel harus merupakan rata-rata
dari hasil yang didapatkan dari spesimen yang diuji dalam
setiap arah warp dan filling dan harus dilaporkan ke 1,0
persen terdekat.
4.2.6.3.Setiap nilai individual yang didapatkan untuk setiap
spesimen harus dilaporkan juga.
4.3. Tear Strength Test (Tongue Test)
4.3.1. Batasan
Metode ini ditujukan untuk menentukan kekuatan lepas dari kain
woven yang mana mempunyai lepas yang sama pada kedua arah
warp dan filling.
4.3.2. Spesimen Uji
Kecuali dispesifikasikan sebaliknya di dalam dokumen yang
diperlukan sebelumnya, spesimen harus berupa kain persegi
panjang 3 kali 8 inci (76 kali 203 mm). Tidak selvage harus
diikutkan di sampel yang diuji.
4.3.3. Jumlah Penentuan
Keculai dispesifikasikan sebaliknya di dalam dokumen yang
diperlukan sebelumnya, lima spesiemn dari tiap arah warp dan
filling harus diujikan dari setiap unit sampel.
4.3.4. Aparatus dan Metode yang direferensikan
4.3.4.1.Aparatus
4.3.4.1.1.Mesin penguji sebagaimana dideskripsikan di
dalam Metode 5100, kecuali berikut:
4.3.4.1.1.1. Wajah dari rahang harus sebesar 1
inci (25 mm) kali 2 inci (51 mm) atau lebih dengan
dimensi yang panjang tegak lurus dengan arah
pembebanan.
4.3.4.1.1.2. Semua attachment mesin untuk
menentukan beban maksimum harus disengaged
selama pengujian ini.
4.3.4.1.Metode yang direferensikan
Metode 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven
Cloth; Grab Method
4.3.5. Prosedur
4.3.5.1.Persiapan spesimen
Jarak yang pendek dari spesimen harus paralel dengan warp
yarns untuk uji warp dan parallel terhadap filling yarns
untuk uji filling. Tidak ada dua spesimen untuk uji warp
mengandung warp yarns yang sama maupun dua spesimen
untuk uji filling mengandung filling yarn yang sama.
Potongan tiga inci (76 mm) harus dibuat di pertengahan
dari dan tegak lurus terhadap sisi pendek dari spesimen
yang membentuk lidah atau cut strips.
4.3.5.2.Mesin, ketika digunakan untuk spesimen yang diberikan,
harus mempunyai kapasitas gaya maksimum yang
diperlukan untuk melepaskan spesimen tidak lebih dari 85
persen atau kurang dari 15 persen dari kapasitas yang
diukur.
4.3.5.3.Spesimen harus ditengahkan di dalam mesin dengan 1 lidah
atau cut strip spesimen di dalam setiap clamp. Mesin harus
melepaskan dalam jarak 3 sampai 4 inci (76 mm sampai
102 mm). Mesin harus bisa dimulai, dan gayanya perlu
untuk melepaskan kain harus diteliti dengan maksud
sebagai alat rekam otografi.
4.3.5.4.Jika sebuah spesimen slip di antara rahang, patah, atau
lepas dalam arah selain perpotongan awal, atau jika, untuk
alasan apapun yang mengakibatkan kepada kesalahan
teknis, sebuah pengukuran individual gagal dengan ditandai
di bawah hasil pengujian rata-rata untuk unit sampel, suatu
hasil harus dibatalkan dan spesimen lain harus diuji.
4.3.6. Jumlah Penentuan
4.3.6.1.Kekuatan lepas dari spesimen uji harus merupakan rata-rata
dari 5 puncak tertinggi dari ketahanan (tidak termasuk
puncak awal) yang termasuk perpisahan dari pelepasan.
Kekuatan lepas dari unit sampel harus rata-rata yang
didapatkan dari 5 spesimen yang diuji dalam setiap arah
warp dan filling, dan harus dilaporkan ke 1 pon terdekat (ke
1 N terdekat).
4.3.6.2.Setiap nil.ai kekuatan lepas individual yang digunakan
untuk menghitung rata-rata harus juga dilaporkan.
4.4. Ply Adhesion Test dan Seam Peel Strength Test
4.4.1. Batasan
Metode ini ditujukan untuk menentukan adesi dari cemented
lapped seams yang belum disatukan.
4.4.2. Spesimen uji
Spesimen harus berupa seam sekitar 6 inci (152 mm) dalam
panjang dan lebar penuh dari seam.
4.4.3. Jumlah penentuan
Kecuali sebaliknya dispesifikasikan di dalam dokumen yang
diperlukan sebelumnya, lima spesimen harus diuji dari setiap unit
sampel.
4.4.4. Aparatus dan Metode yang direferensikan
4.4.4.1.Aparatus
Sebuah alat penguji dan mekanisme perekaman otografi
sebagaimana dideskripsikan di dalam Metode 5100, kecuali jika
clamp harus berupa lebar yang sesuai untuk menjepit lebar seam
penuh.
4.4.4.2.Metode yang direferensikan
Metode 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven
Cloth; Grab Method
4.4.5. Prosedur
4.4.5.1.Seam yang disemen harus dipisahkan oleh tangan dengan
jarak 2-1/2 sampai 3 inci (64 mm sampai 76 mm) dan ujung
yang terpisah dimasukkan di dalam clamp dari mesin.
4.4.5.2.Rahang-rahangnya harus terpisah dalam kecepatan 12 inci
±0,5 inci per menit (305 mm ± 13 mm/min) sampai sekitar
3 inci (76 mm) dari seam sampai perpisahan termasuk
keinginan mekanisme perekaman otografi.
4.4.6. Laporan
4.4.6.1.Perekatan dari spesimen harus merupakan rata-rata dari
lima beban puncak tertinggi dari ketahanan yang termasuk
untuk 3 inci (76 mm) dari perpisahan seam yang disemen
dipisah oleh lebar seam dalam inci-inci. Jika jumlah beban
puncak kurang dari lima, rata-rata beban untuk jumlah yang
lebih kecil dari puncak-puncak dipisahkan oleh lebar seam
dalam inci-inci harus merupakan perekatan dari spesimen
seam yang disemen.
4.4.6.2.Perekatan dari unit sampel. Perekatan dari seam yang
dismeen dari unit samepl harus merupakan rata-rata dari
hasil yang didapatkan dari spesimen yang diuji dan harus
dilaporkan ke 0,1 pon terdekat (ke 0,1 N terdekat).
4.4.6.3.Setiap nilai individual yang digunakan untuk menghitung
rata-rata harus juga dilaporkan.
4.5. Coat Adhesion Test
4.5.1. Batasan
Metode ini ditujukan untuk menentukan ketahanna terhadap
separasi dari tipe film kontinu dari kain.
4.5.2. Spesimen uji
Spesimen harus berupa 2 strip persegi panjang 3 inci kali 7 inci (76
mm kali 178 mm) dari coated kain yang disiapkan sesuia yang
dispesifikasikan di dalam 5.1. Kecuali sebaliknya dispesifikasikan
di dalam dokumen yang sebelumnya diperlukan, dimensi yang
panjang harus paralel terhadap warp dari coated cloth.
4.5.3. Jumlah penentuan
Kecuali sebaliknya dispesifikasikan di dalam dokumen yang
diperlukan sebelumnya, tiga spesimen harus diuji dari setiap unit
sampel.
4.5.4. Aparatus dan Metode yang direferensikan
4.5.4.1.Aparatus
4.5.4.1.1. Sebuah alat penguji dan mekanisme
perekaman otografi sebagaimana
dideskripsikan di dalam Metode 5100 harus
digunakan, kecuali muka dari setiap rahang
harus tidak lebih kecil dari 1 inci kali 2 inci
(25 mm kali 51 mm) dengan dimensi yang
panjang tegak lurus terhadap arah dari
pembebanan.
4.5.4.1.2. Perekat. Perekat yang digunakan untuk
mempersiapkan spesimen sebagaimana
dideskripsikan di dalam 5.1. harus salah satu
dari berikut:
a. Perekat cyanoacrylate solventless
(lihat 7.1.1)
b. Perekat (tipe solvent) (lihat 7.1.2)
Kecuali sebaliknya dispesifikasikan di dalam
dokumen yang diperlukan sebelumnya,
perekat (a) harus digunakan untuk
mendapatkan ikatan rekatan yang pantas.
Jika ikatan pantas tidak didapatkan dengan
perekat (a), perekat (b) harus digunakan.
4.5.4.1.3. Piring kaca. Dua piring kaca mempunyai
dimensi sekitar 4 inci kali 6 inci kali 1/8 inci
(102 mm kali 152 mm kali 3 mm).
4.5.4.1.4. Beban. Sebuah 10 pon (4,5 kg) beban.
4.5.4.1.5. Oven dengan udara bersikulasi. Oven dengan
udara bersikulasi mampu menjaga suhu 219
derajat ± 6 derajat Fahrenheit (104 derajat ±
3 derajat Celcius).
4.5.4.2.Metode yang direferensikan
Metode 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven
Cloth; Grab Method
4.5.5. Prosedur
4.5.5.1.Persiapan spesimen. Kecuali sebaliknya dispesifikasikan di
dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, sisi yang
dilpasisi dari sebuah kain terlapis satu-sisi, atau sisi yang
dilapisi lebih berat dari kain yang mana dilapisi pad akedua
sisi harus merupakan sisi dari kain untuk diuji. Permukaan
dari kain terlapis mungkin dibersihkan dengan mengelap
dengan kain yang telah dicelupkan pada larutan sabun mild,
dikeringkan dengan air jernih dan pengeringan udara
sebelum perlakuan perekatan. Agar memfasilitasi
perpisahan spesimen sebelum uji perekatan, gunakan kedua
metode sebagaimana digarisbawahi dalam 5.1.1 atau 5.1.2.
a. Perekat a. Satu kain perekat (a) harus diaplikasikan
pada sisi uji dari dua strip dari kain terlapis. Dua
strip harus diganti satu pada bagian atas dari yang
lain dengan sisi terlapis perekat bersama.
b. Perekat b. Tiga kain perekat (b) harus diaplikasikan
pada sisi-sisi uji dari dua strip dari dua kain terlapis
dengan 15 menit waktu pengeringan pad asuhu
ruangan setelah kain perekat pertama dan kedua, dan
5 menit waktu pengeringan pada suhu ruangan
setelah kain perekat ketiga. Dua strip harus
kemudian diletakkan pada bagian atas dari yang lain
dengan sisi-sisi terlapis perekat bersama.
4.5.5.1.1. Sebelum perlakuan perekatan, perpotongan
diagonal harus dilakukan dengan razor atau
pisau sepanjang ujung dari dua strip dari
kain terlapis melewati pelapisan pada sisi uji
dari kain dasar.
4.5.5.2. Ketika menggabungkan kedua strip dari kain
terlapis, sebuah tab kertas harus diletakkan
antara kedua strip pada satu ujung dari
spesimen. Tab tersebut tidak boleh
menyelimuti lebih dari 1-1/2 inci (38 mm)
dari panjang spesimen.
4.5.5.2.Strip yang disemen harus diletakkan dalam posisi
horizontal antara dua piringan kaca. Sebuah beban 10 pon
(4,5 kg) harus diletakkan di atas bentukan sandwich. Ketika
perekat (a) digunakan, rentang waktu total dari perlakuakn
perekatan sampai menempatkan beban 10 pon (4,5 kg) pada
bentukan sandwich harus sekitar 90 detik.
4.5.5.3.Ketika perekat (a) digunakan, spesimen harus dibiarkan
antara dua piringan selama 20 sampai 28 jam pada kondisi
standar sebagaimana dispesifikasikan dalam Section 4 dari
standar ini. Spesimen harus dipindahkan dari antara kedua
piringan dan potong menjadi potongan uji 2 kali 6 inci (51
kali 152 mm).
4.5.5.4.Ketika perekat (b) digunakna, spesimen harus dibiarkan
antara kedua piringan selama 2 jam pada suhu ruangan;
gabungan dari spesimen, piringan dan beban harus
kemudian diletakkan dalam oven dengan udara bersikulasi
pada suhu 219 derajat ± 6 derajat F (104 derajat ± 3 derajat
C) selama 1 jam. Spesimen harus kemudian dipindahkan
dari kedua piringan, potong menjadi potongan uji 2 kali 6
inci (51 kali 152 mm), dan didinginkan pada kondisi standar
selama 20 sampai 28 jam.
4.5.5.5.Perekatan. Spesimen harus dipisahkan oleh tangan pada
satu ujung pada jarak sekitar 2 inci (51 mm). Satu strip dari
spesimen harus dijepit di dalam penjepit tak bergerak dari
mesin uji dan strip lain di dalam penjepit yang dapat
bergerak. Pawl dari attachment bebena maksimal dari mesin
uji harus digunakan selama pengujian. Clamp yang dapat
bergerak harus mempunyai laju 12,0 ± 0,5 inci (305 ± 13
mm) per menit untuk memisahkan pelapisan dari kain dasar
spesimen, dan harus direkam p
4.5.5.6.Ketika uji perketan kering dan basah dispesifikasikan di
dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, spesimen
harus dua persegi panjang berukuran 3 inci kali 9 inci strip
dari kain terlapis yang dipersiapkan sebagaimana
dispesifikasikan dalam 5.1. Ketika dipindahkan dari antara
piringan gelas, spesimen harus dipotong menjadi potongan
uji 3 kali 8 inci (51 kali 203 mm). Uji perekatan kering
hharus dihentikan setelah perpisahan 3 inci (76 mm) telah
dicapai. Spesimen harus diimmers dalam air jernih pada
suhu ruangan selama 24 jam, kering blotted, dan uji
perekatan basah dijelaskan pada spesimen sisa.
4.5.6. Laporan
4.5.6.1.Spesimen perekatan harus berupa rata-rata dair 5 beban
puncak tertinggi dari ketahanan yang termasuk selama
perpisahan pelapisan. Jika pelapisan dipisahkan dari kain
pada gaya rata-rata lebih dari atau kurang dari yang
dispesifikasikan, atau jika gaya rata-rata yang diperlukan
untuk memisahakn spesimen tersebut pada garis perekatan
lebih besar dari yang dispesifikasikan, nilai yang didapatkan
valid dan harus dilaporkan. Jika gaya rata-rata yang
diperlukan untuk memisahkan spesimen pada garis
perekatan lebih kecil dari yang dispesifikasikan, dan
perpisahan terjadi pada garis perekatan, pengujian tidak sah,
dan spesimen lain harus diuji.
4.5.6.2.Perekatan dari pelapisandari unit sampel harus berupa rata-
rata dari hasil yang didapatkan dari spesimen yang
didaptkan dan harus dilaporkan ke 0,1 pon per lebar 2 inci
terdekat (10 N/m terdekat).
4.5.6.3.Perekat yang telah digunakan untuk menentukan perekatan
dari pelapisan harus dilaporkan.
4.5.6.4.Nilai individual bach yang digunakan untuk menghitung
rata-rata harus juga dilaporkan.
4.5.7. Catatan
4.5.7.1.Perekat berikut harus telah diuji dan diketahui memenuhi
penggunaan yang dideskripsikan.
4.5.7.1.1. Semen Eastman 910 harus dibeli dari
Armstrong Cork Co., Lancaster, PA 17603.
4.5.7.1.2. Boxer Liquid Plastic No. 700 dapat dibeli
dari Union Laboratories, Inc., Morganville
Tennent Road, Morganville, NJ 07751.
4.6. Tear Strength Test (Trapezoid Test)
4.6.1. Spesimen Uji
Spesimen harus berupa kain persegi panjang 3 inci kali 6 inci (7,6
cm kali 15,2 cm). Dimensi yang panjang harus paralel
terhadapwarp untuk uji warp dan paralel terhadap filling untuk uji
filling. Tidak ada dua spesimen untuk uji warp mengandung warp
yarn yang sama dan tidak ada dua spesimen untuk uji filling
mengandung filling yarn. Spesimen harus diambil tidak lebih dekat
dari selvage 1/10 lebar kain. Isosceles trapesium yang mempunyai
ketinggian 3 inci (7,6 cm) dan basis 1 inci (2,5 cm) dan 4 inci (10,2
cm) dalam panjang, masing-masing, harus ditandai pada setiap
spesimen, lebih baik dengan aid dari template. Sebuah potongan
3/8 inci (1 cm) dalam panjang harus kemudian dibuat di dalam
pusat tegak lurus terhadap sisi 1 inci (2,5 cm).
4.6.2. Alat
4.6.2.1.Clamp beban tekan 6 ons (0,17 kg) harus digunakan agar
mendesain bahwa beban 6 ons (0,17 kg) terdistribusi merata
sepajang panjang sampel.
4.6.2.2.Mesin tersebut harus terdiri dari tiga bagian utama:
Mekanisme strain, penjepit, dan beban dan mekanisme
perekaman perpanjangan.
4.6.2.3.Sebuah mesin yang mana spesimen dipegang di antara dua
clamp dan ditarik oleh gerakan seragam dari clamp penarik
harus digunakan.
4.6.2.4.Mesin tersebut harus disesuakan agar clamp penarik
mempunyai kecepatan seragam 12+ atau -10,5 inci per
menit (0,5+ atau -0,02 cm/detik).
4.6.2.5.Mesin tersebut harus mempunyai dua penjepit dengan dua
rahang pada setiap penjepit. Desain dari dua [enjepit harus
berupa sebagaiaman bahwa satu menjepit permukaan ataau
rahang dapat menjadi bagian integral dari struktur kaku dari
penjepit atau dikencangkan untuk memperbolehkan gerakan
vertikal kecil, sementara yang lain menjepit permukaan atau
rahang sepenuhnya dapat digerakkan. Dimensi dari rahang
yang tak dapat digerakkan dari setiap penjepit paralel
terhadap pembebanan harus mengukur 1 inci, dan dimensi
dari rahang tegak lurus terhadap arah harus mengukur 3 inci
atau lebih. Wajah dari rahang yang dapat digerakkan dari
setiap penjepit harus mengukur 1 inci kali 3 inci.
Setiap muka rahang harus mempunyai permukaan yang
halus, datar, dan menjepit. Setiap sisi yang dapat
menyebabkan perbuatan memotong harus membuat dengan
jari-jari tidak lebih dari 1/64 inci (0,04 cm). Pada kasus
yang mana sebuah kain cenderung untuk slip ketika sedang
diuji, rahangnya harus dihadapkan dengan karet atau
material lain untuk mencegah slip. Jarak antara rahang-
rahang (lebar gage) harus 1 inci pada awal pengujian.
4.6.2.6.Dial berkalibrasi; skala atau grafik harus digunakan untuk
mengindikasikan pembebanan atau perpanjangan. Mesin
tersebut harus disesuakan atau disunting, agar beban
maksimal yang dibutuhkan untuk mematahkan spesimen
tetap diindikasikan pada dial terkalibrasi atau skala setelah
spesimen telah dilakukan.
4.6.2.7.Mesin tersebut harus mempunyai kapasitas sebesar beban
maksimal yang diperlukan untuk mematahkan spesimen
harus tidak lebih besar dari 85 persen atau kurang dari 15
persen dari kapasitas yang ditentukan.
4.6.2.8.Galat dari mesin tersebut tidak boleh lebih dari 2 persen
sampai dan termasuk beban 50 pon (22,6 kg) dan 1 persen
lebih dari beban 50 pon (22,6 kg) pada pembacaan apapun
dalam ranah menunggu.
4.6.2.9.Semua lampiran mesin untuk menentukan beban maksimal
harus digunakan selama pengujian ini.
4.6.3. Prosedur
4.6.3.1.Spesimen harus dijepit di dalam mesin bersama dengan
sisi-sisi nonparallel dari trapezium agar sisi-sisi ini
berbaring bersama dengan pinggiran lebih rendah dari
jepitan atas dan pinggiran atas dari jepitan bawah dengan
mempotong separo jalan antara penjepit. Basis trapesium
pendek harus dipegang taut dan basis trapesium panjang
harus dibaring di dalam lipatan-lipatan.
4.6.3.2.Mesin tersebut harus dinyalakan dan gaya yang diperlukan
untuk memisahkan kain harus ditinjau dengan sebuah alat
perekam otografis. Kecepatan dari penjepit penarik harus
merupakan 12+ inci atau -0,5 inci per menit (0,5+ atau -0,02
cm/detik).
4.6.3.3.Jika sebuah spesimen slip antara rahang-rahang, hancur di
dalam atau pada sisi-sisi rahang, atau jika untuk alasan
apapun yang berkaitan dengan kegagalan teknis, sebuah
pengukuran individual jatuh secara ditandai di bawah hasil
pengujian rata-rata untuk unit sampel, semacam hasil harus
disingkirkan dan spesimen lain harus diuji.
4.6.3.4.Kekuatan pemisahan dari spesimen harus merupakan rata-
rata dari beban puncak tertinggi dari ketahanan yang
termasuk untuk 3 inci (7,6 cm) dari perpisahan.
4.6.4. Laporan
4.6.4.1.Lima spesimen dalam setiap arah warp dan filling harus
diuji dari setiap unit sampel.
4.6.4.2.Kekuatan pelepasan dari unit sampel harus merupakan rata-
rata dari hasil yang didapatkna dari spesimen yang diuji
dalam setiap arah warp dan filling dan harus dilaporkan
secara terpisah ke 0,1 pon (0,05 kg) terdekat.
4.7. Permeability Test
4.7.1. Alat
4.7.1.1.Volumetric Gas Transmission Cell, digambarkan di
Gambar.
4.7.1.2.Precision Glass Capillaries atau manometer dengan
bermacam-macam diameter (0,25; 0,50; dan 1,0 mm
direkomendasikan). Capillaries tersebut harus mempunyai
U-bend yang sesuai untuk menahan cairan manometer dan
engsel standar-taper untuk pas di dalam sel.
4.7.1.3.Cathetometer atau skala sesuai untuk mengukur perubahan
dalam posisi meniscus ke 0,5 mm terdekat.
4.7.1.4.Kendali suhu:
4.7.1.4.1. Baik cairan kendali-suhu direkomendasikan
untuk mengatur suhu dari badan sel menjadi
± 0,1 derajat Celcius.
4.7.1.4.2. Alat tersebut harus dilindungi untuk
membatasi perubahan suhu dari capillary ke
± 0,1 derajat Celcius selama pengujian.
4.7.1.5.Micrometer, untuk mengukur ketebalan spesimen, terhadap
2,5 μm (0,0001 inci) pada minimum dari lima poin
terdistribusi sepanjang luas seluruh pengujian. Nilai
maksimal, minimal, dan rata-rata harus direkam.
4.7.1.6.Barometer, sesuai untuk mengukur tekanan dari atmosfer
ke 133 Pa terdekat.
4.7.1.7.Pressure Gage, jenis mekanik atau elektrik presisi untuk
mengukur tekanan absolut sepanjang ranah dari 0 sampai
333 kPa.
4.7.2. Prosedur
4.7.2.1.Letakkan potongan dari kertas filter di tengah-tengah
bagian ata dari sel uji.
4.7.2.2.Letakkan spesimen yang dikondisikan secara halus pada
bagian atas dari sel uji.
4.7.2.3.Secara ringan grease gasket karet, O-ring, atau logam datar
yang mana permukaan spesimen bertemu. Jauhi grease
berlebihan.
4.7.2.4.Letakkan bagian atas dari sel pada basis dan jepitkan secara
baik untuk mencapai segel yang ketat.
4.7.2.5.Lakuakn uji positif tekanan gas terhadap kedua sisi dari sel,
mengeluarkan semua udara sebelum menutupkan vent
outlet. Suatu waktu rekomendasi pengeluaran adalah
sekurang-kurangnya 10 menit pada laju aliran sekitar 100
mL/menit.
4.7.2.6.Letakkan sebuah slug cairan sekitar 20 mm (pertahankan
tetap menyatu) pada bagian atas capillary dan tutup vent
outlet bagian atas setelah slug berdiam pada bagian dasar
dari capillary. Capillary tersebut harus bersih dan bebas
obstruksi.
4.7.2.7.Sesuakan tekanan sepanjang spesimen untuk menjaga
tekanan diferensial yang sama dan diinginkan.
4.7.2.8.Bocoran kecil sekitar hubungan-hubungan dapat sering
dideteksi dengan larutan sabun, tapi dalam beberapa kasus
larutan tersebut dapat seperlunya memasukkan sel di dalam
air sementara memberikan tekanan gas, agar meninjau
gelembung-gelembung pada bagian-bagian yang bocor.
Bocoran kecil yang terjadi pada sisi tekanan tinggi dari sel
tidak boleh termasuk signifikan.
4.7.2.9.Setelah interval waktu yang diperkirakan pas untuk
mendapatkan steady-state, memulai mengukur perpindahan
dari slug, menggunakan sebuha stop watch (atau jam) dan
skala jarak yang dijaga pada capillary atau cathetometer.
Ambil pengukuran pada meniscus atas.
4.7.2.10.Pada selesai penjalanan, kembalikan slug pada posisi
awalnya dengan secara perlahan membuka vent bertekanan
kecil.
4.7.2.11.Ulangi pengukuran seperlunya untuk memastikan
pencapaian kondisi steady-state.
4.7.3. Laporan
Laporan harus mengandung hal-hal berikut:
4.7.3.1.Prosedur yang digunakan.
4.7.3.2.Deskripsi dari sampel, termasuk identifikasi komposisi,
keberadaan keriput, gelembung, ketidak sempurnaan lain,
dan pemanufaktur, jika diketahui.
4.7.3.3.Gas uji digunakan, dan komposisi gas uji, termasuk
kemurnian.
4.7.3.4.Suhu uji dalam derajat Celsius, dan perbedaan tekanan
digunakan.
4.7.3.5.Setiap pengukurang ketebalan dilakukan ditambah rata-rata
dari setiap spesimen. Ketika pengukuran lima ketebalan
atau lebih dibuat per spesimen, rata-rata, standar deviasi dan
jumlah pengukuran dibuat dapat dilaporkan dibandingkan
setiap pengukuran.
4.7.3.6.Setiap pengukuran yang didapatkan ditambah rata-rata yang
pantas dalam unit pilihan. Ketika lima replika atau lebih
didapatkan rata-ratanya, standar deviasinya, dan jumlah
replikatnya dapat disubstitusi dengan yang atas.
4.8. Tempat Pengujian
Pengujian Tempat Pengujian
Accelerated Age KOMEG Technology Ind Co
Tensile Strength (Grab Test) PT Testindo
Tear Strength (Trapezoid Test) PT Testindo
Tear Strength (Tongue Test) PT Testindo
Ply Adhesion LIPI
Coat Adhesion LIPI
Permeability Test Testana Engineering inc
Puncture Strength PT. OSTENCO PROMITRA
JAYA
TensioningTest PT IKM-Indonesia
Overpressure Test SGS Indonesia, Jakarta Selatan
Flammibility Test Laboratorium pengujian
tekstil, Balai Besar Tekstil,
kemenperin
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari studi yang sudah dilakukan maka diperolehlah kesimpulan, sebagai
berikut.
• Emergency evacaution slide merupakan bagian dari emergensi sistem
suatu pesawat yang mimiliki fungsi dalam melakukan penyelamatan
terhadap penumpang
• Hasil studi kami dapat digunakan untuk menjadi pedoman dalam
melakukan produksi item tersebut.
• Produsen dalam negeri yang berpotensi untuk memproduksi item ini
adalah pt. magma inflatables indonesia karena pengalaman mereka dan
luasnya ranah kemampuan mereka terhadap produk yang dapat
mengembang.
DAFTAR PUSTAKA
• TSO-C69c, EMERGENCY EVACUATION SLIDES, RAMPS,
RAMP/SLIDES, AND SLIDE/RAFTS
• Federal Aviation Regulations 14 CFR part 25 no. 25.853(a), Appendix F,
part I (a)(1)(ii).
• Federal Test Method Standard (FTMS) No. 191
• Federal Test Method Standard (FTMS) No. 191A
• ASTM Method D-1434-82, Procedure V

More Related Content

What's hot

Hands on experience understand and test electrical bonding on aircraft
Hands on experience understand and test electrical bonding on aircraftHands on experience understand and test electrical bonding on aircraft
Hands on experience understand and test electrical bonding on aircraft
Mayank Gupta
 
CAR Sec 1 Series C
CAR Sec 1 Series CCAR Sec 1 Series C
CAR Sec 1 Series C
S P Singh
 
Take Off And Landing Performance
Take Off And Landing PerformanceTake Off And Landing Performance
Take Off And Landing Performance
ahmad bassiouny
 
Fatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraft
Fatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraftFatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraft
Fatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraft
eSAT Journals
 
Motor vehicle Mechanical repair workshop Risk assessment, safety engineering ...
Motor vehicle Mechanical repair workshop Risk assessment, safety engineering ...Motor vehicle Mechanical repair workshop Risk assessment, safety engineering ...
Motor vehicle Mechanical repair workshop Risk assessment, safety engineering ...
Tarun Kumar Cheddy
 
HIRARC
HIRARCHIRARC
HIRARC
nurulazani1
 
ATDA Commercial Transport Airframe Part 2.pdf
ATDA Commercial Transport Airframe Part 2.pdfATDA Commercial Transport Airframe Part 2.pdf
ATDA Commercial Transport Airframe Part 2.pdf
Geoffrey Wardle. MSc. MSc. Snr.MAIAA
 
FAA Drone Regulations - Your Part 107 Cheat Sheet
FAA Drone Regulations - Your Part 107 Cheat SheetFAA Drone Regulations - Your Part 107 Cheat Sheet
FAA Drone Regulations - Your Part 107 Cheat Sheet
Dialexa
 
T 50 avionics embedded software development using java
T 50 avionics embedded software development using javaT 50 avionics embedded software development using java
T 50 avionics embedded software development using java
Korea Aerospace Industries, Ltd.
 
Aviation Safety Mangement
Aviation Safety MangementAviation Safety Mangement
Aviation Safety Mangement
hggowtham
 
Maintenance Mistakes
Maintenance MistakesMaintenance Mistakes
Maintenance MistakesZulfiqar Ali
 
Consequences of Errors in Aviation
Consequences of Errors in AviationConsequences of Errors in Aviation
Consequences of Errors in Aviation
Omar Hayat Khan, MSc
 
Safety Management Systems (SMS) Fundmentals: Policy
Safety Management Systems (SMS) Fundmentals: PolicySafety Management Systems (SMS) Fundmentals: Policy
Safety Management Systems (SMS) Fundmentals: Policy
FAA Safety Team Central Florida
 
ACO-10 Aircraft Cargo Hazards, Including Haz-Mat and Dangerous Goods
ACO-10 Aircraft Cargo Hazards, Including Haz-Mat and Dangerous Goods ACO-10 Aircraft Cargo Hazards, Including Haz-Mat and Dangerous Goods
ACO-10 Aircraft Cargo Hazards, Including Haz-Mat and Dangerous Goods
Brock Jester
 
Langkah keselamatan mengangkat barang
Langkah keselamatan mengangkat barangLangkah keselamatan mengangkat barang
Langkah keselamatan mengangkat barangSalwa Zakaria
 
ATDA Commercial Transport Airframe Part 4.pdf
ATDA Commercial Transport Airframe Part 4.pdfATDA Commercial Transport Airframe Part 4.pdf
ATDA Commercial Transport Airframe Part 4.pdf
Geoffrey Wardle. MSc. MSc. Snr.MAIAA
 
helicopter ground handling equipment
helicopter ground handling equipmenthelicopter ground handling equipment
helicopter ground handling equipmentBai Haqi
 
Parte 2 con iriana
Parte 2 con irianaParte 2 con iriana
Parte 2 con iriana
David González Moreno
 

What's hot (20)

Hands on experience understand and test electrical bonding on aircraft
Hands on experience understand and test electrical bonding on aircraftHands on experience understand and test electrical bonding on aircraft
Hands on experience understand and test electrical bonding on aircraft
 
CAR Sec 1 Series C
CAR Sec 1 Series CCAR Sec 1 Series C
CAR Sec 1 Series C
 
Take Off And Landing Performance
Take Off And Landing PerformanceTake Off And Landing Performance
Take Off And Landing Performance
 
Fatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraft
Fatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraftFatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraft
Fatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraft
 
Motor vehicle Mechanical repair workshop Risk assessment, safety engineering ...
Motor vehicle Mechanical repair workshop Risk assessment, safety engineering ...Motor vehicle Mechanical repair workshop Risk assessment, safety engineering ...
Motor vehicle Mechanical repair workshop Risk assessment, safety engineering ...
 
HIRARC
HIRARCHIRARC
HIRARC
 
ATDA Commercial Transport Airframe Part 2.pdf
ATDA Commercial Transport Airframe Part 2.pdfATDA Commercial Transport Airframe Part 2.pdf
ATDA Commercial Transport Airframe Part 2.pdf
 
FAA Drone Regulations - Your Part 107 Cheat Sheet
FAA Drone Regulations - Your Part 107 Cheat SheetFAA Drone Regulations - Your Part 107 Cheat Sheet
FAA Drone Regulations - Your Part 107 Cheat Sheet
 
Kuiz hazard
Kuiz hazardKuiz hazard
Kuiz hazard
 
F 35 brochure
F 35 brochureF 35 brochure
F 35 brochure
 
T 50 avionics embedded software development using java
T 50 avionics embedded software development using javaT 50 avionics embedded software development using java
T 50 avionics embedded software development using java
 
Aviation Safety Mangement
Aviation Safety MangementAviation Safety Mangement
Aviation Safety Mangement
 
Maintenance Mistakes
Maintenance MistakesMaintenance Mistakes
Maintenance Mistakes
 
Consequences of Errors in Aviation
Consequences of Errors in AviationConsequences of Errors in Aviation
Consequences of Errors in Aviation
 
Safety Management Systems (SMS) Fundmentals: Policy
Safety Management Systems (SMS) Fundmentals: PolicySafety Management Systems (SMS) Fundmentals: Policy
Safety Management Systems (SMS) Fundmentals: Policy
 
ACO-10 Aircraft Cargo Hazards, Including Haz-Mat and Dangerous Goods
ACO-10 Aircraft Cargo Hazards, Including Haz-Mat and Dangerous Goods ACO-10 Aircraft Cargo Hazards, Including Haz-Mat and Dangerous Goods
ACO-10 Aircraft Cargo Hazards, Including Haz-Mat and Dangerous Goods
 
Langkah keselamatan mengangkat barang
Langkah keselamatan mengangkat barangLangkah keselamatan mengangkat barang
Langkah keselamatan mengangkat barang
 
ATDA Commercial Transport Airframe Part 4.pdf
ATDA Commercial Transport Airframe Part 4.pdfATDA Commercial Transport Airframe Part 4.pdf
ATDA Commercial Transport Airframe Part 4.pdf
 
helicopter ground handling equipment
helicopter ground handling equipmenthelicopter ground handling equipment
helicopter ground handling equipment
 
Parte 2 con iriana
Parte 2 con irianaParte 2 con iriana
Parte 2 con iriana
 

Similar to Tugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation Slide

Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Ahmad Mushthafa Syauqi
 
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
MardiahHayati2
 
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
M. Satryo Sahara
 
Logam mesin casting and moulding 6
Logam mesin casting and moulding 6Logam mesin casting and moulding 6
Logam mesin casting and moulding 6Eko Supriyadi
 
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbangStudi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Bagus Bambang Riswandi
 
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Destya Maharani
 
Opkr60 007 b body & painting (28)
Opkr60 007 b body & painting (28)Opkr60 007 b body & painting (28)
Opkr60 007 b body & painting (28)Eko Supriyadi
 
Studi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman
Studi Sertifikasi LRU Sabuk PengamanStudi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman
Studi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman
Epafras Ernesto Boanerges Sihombing
 
Opkr20 001 b engine (27)
Opkr20 001 b engine (27)Opkr20 001 b engine (27)
Opkr20 001 b engine (27)Eko Supriyadi
 
Opkr20 001 b engine (21)
Opkr20 001 b engine (21)Opkr20 001 b engine (21)
Opkr20 001 b engine (21)Eko Supriyadi
 
Logam mesin casting and moulding 16
Logam mesin casting and moulding 16Logam mesin casting and moulding 16
Logam mesin casting and moulding 16Eko Supriyadi
 
Logam mesin surface finishing 1 (15)
Logam mesin surface finishing 1 (15)Logam mesin surface finishing 1 (15)
Logam mesin surface finishing 1 (15)Eko Supriyadi
 
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem PesawatLaporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
NauvalRifdan
 
Logam mesin surface finishing 1 (12)
Logam mesin surface finishing 1 (12)Logam mesin surface finishing 1 (12)
Logam mesin surface finishing 1 (12)Eko Supriyadi
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Dewi Izza
 
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat TerbangAE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
Cesario Iriansyah
 
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat TerbangStudi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Khansa Ufaira
 
Logam mesin casting and moulding 15
Logam mesin casting and moulding 15Logam mesin casting and moulding 15
Logam mesin casting and moulding 15Eko Supriyadi
 
Opkr40 001 b chasis & suspension (6)
Opkr40 001 b chasis & suspension (6)Opkr40 001 b chasis & suspension (6)
Opkr40 001 b chasis & suspension (6)Eko Supriyadi
 
Opkr50 008 b electrical (8)
Opkr50 008 b electrical (8)Opkr50 008 b electrical (8)
Opkr50 008 b electrical (8)Eko Supriyadi
 

Similar to Tugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation Slide (20)

Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
 
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
 
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kaca Depan Kokpit (Windshield)
 
Logam mesin casting and moulding 6
Logam mesin casting and moulding 6Logam mesin casting and moulding 6
Logam mesin casting and moulding 6
 
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbangStudi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
 
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
 
Opkr60 007 b body & painting (28)
Opkr60 007 b body & painting (28)Opkr60 007 b body & painting (28)
Opkr60 007 b body & painting (28)
 
Studi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman
Studi Sertifikasi LRU Sabuk PengamanStudi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman
Studi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman
 
Opkr20 001 b engine (27)
Opkr20 001 b engine (27)Opkr20 001 b engine (27)
Opkr20 001 b engine (27)
 
Opkr20 001 b engine (21)
Opkr20 001 b engine (21)Opkr20 001 b engine (21)
Opkr20 001 b engine (21)
 
Logam mesin casting and moulding 16
Logam mesin casting and moulding 16Logam mesin casting and moulding 16
Logam mesin casting and moulding 16
 
Logam mesin surface finishing 1 (15)
Logam mesin surface finishing 1 (15)Logam mesin surface finishing 1 (15)
Logam mesin surface finishing 1 (15)
 
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem PesawatLaporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
 
Logam mesin surface finishing 1 (12)
Logam mesin surface finishing 1 (12)Logam mesin surface finishing 1 (12)
Logam mesin surface finishing 1 (12)
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
 
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat TerbangAE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
 
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat TerbangStudi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
 
Logam mesin casting and moulding 15
Logam mesin casting and moulding 15Logam mesin casting and moulding 15
Logam mesin casting and moulding 15
 
Opkr40 001 b chasis & suspension (6)
Opkr40 001 b chasis & suspension (6)Opkr40 001 b chasis & suspension (6)
Opkr40 001 b chasis & suspension (6)
 
Opkr50 008 b electrical (8)
Opkr50 008 b electrical (8)Opkr50 008 b electrical (8)
Opkr50 008 b electrical (8)
 

Recently uploaded

elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
PES2018Mobile
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
UmiKalsum53666
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 

Recently uploaded (11)

elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 

Tugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation Slide

  • 1. LAPORAN TUGAS BESAR STUDI SERTIFIKASI EVACUATION SLIDE dibuat oleh: Firza Fadlan Ekadj / 13613011 M. Izzuddin Fahmi / 13614034 AE4060 Kelaikan Udara Dosen: Dr. Ir. Rais Zain M.Eng PROGRAM STUDI AERONOTIKA dan ASTRONOTIKA FAKULTAS TEKNIK MESIN dan DIRGANTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2017
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas besar berjudul “STUDI SERTIFIKASI EVACUATION SLIDE”. Tugas besar ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kelaikan Udara. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Rais Zain M.Eng, dosen Kelaikan Udara, karena beliau sudah memberi tugas serta bersedia membagikan ilmunya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun tugas besar ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang tua yang selalu mendoakan penulis, dan pihak-pihak lain yang turut membantu penyusunan tugas besar ini sehingga dapat dinikmati oleh pembaca. Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya tulis ini tak lepas dari kesalahan dan kekurangan dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna kesempurnaan tugas besar ini. Selain itu penulis meminta maaf jika terdapat kekurangan dalam tugas besar ini. Penulis berharap semoga tugas besar ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi pembaca. Terima kasih. Bandung, Desember 2017
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN ......................................Error! Bookmark not defined. 1.1. Penjelasan Produk ...................................Error! Bookmark not defined. 1.2. Latar Belakang...........................................................................................4 1.3. Tujuan........................................................................................................4 BAB II DESKRIPSI PRODUK ...............................................................................5 2.1. Produsen di Luar Negeri............................................................................5 2.2. Produsen yang Berpotensial di Dalam Negeri...........................................5 2.3. TSO............................................................................................................6 2.4. Deskripsi Pengajuan Sertifikasi.................................................................7 BAB III DESKRIPSI REGULASI YANG TERKAIT............................................9 BAB IV PENGUJIAN DAN TEMPAT PENGUJIAN..........................................10 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................36 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................37
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Penjelasan Produk Evacuation slide adalah perosotan yang dapat diisi dengan udara yang digunakan untuk keperluan evakuasi pada pesawat dengan cepat. Sebuah evacuation slide disimpan di dalam struktur pintu di dalam slide bustle, bagian menonjol dari bagian dalam pintu pesawat yang beragam dengan bentuk pesawat, bentuk pintu dan lokasi pintu. Dalam banyak pesawat modern, untuk mengurangi waktu evakuasi, evacuation slide keluar dengan otomatis ketika sebuah pintu terbuka dalam kondisi “darurat”. 1.2. Latar Belakang Ketika sebuah pesawat mendarat dalam kondisi darurat, perlu adanya alat untuk menolong penumpang untuk melakukan evakuasi dalam waktu cepat. Alat itu dapat berupa perosotan yang digunakan ketika keluar dari pintu pesawat. Perosotan tersebut atau evacuation slide dapat disimpan di dalam bagian bawah pintu dan dikeluarkan ketika pesawat telah mendarat darurat dan dipompa secepat mungkin agar segera dapat digunakan. Dalam pedoman CSR meyebutkan apabila 1.3. Tujuan Tujuan laporan major assignment ini adalah untuk memberikan gambaran kepada pabrik yang berpotensi untuk membuatkan item yang dimaksudkan hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikasi untuk memproduksi item tersebut.
  • 5. BAB II DESKRIPSI PRODUK 2.1. Produsen di Luar Negeri Zodiac Aero Evacuation Systems Gambar 1. Logo Zodiac Aerospace Zodiac Aero Evacuation Systems (sebelumnya dikenal sebagai Air Cruisers), adalah satu-satunya perusahaan di dunia yang menawarkan ranah produk inflatable safety yang luas. Perusahaan tersebut adalah pemimpin dunia untuk evacuation slide penerbangan sipil. Semua produk produsen ini didukung oleh penjualan tingkat dunia dan jaringan jasa mereka dengan tambahan dukungan staf insinyu yang berbasis pabrik dan teknisi yang terlatih pabrik dengan fasilitas manufaktur di Perancis, Amerika Serikat, dan Meksiko. Zodiac Aero Evacuation Systems menggunakan jaringan internasional Zodiac Aerospace Services untuk menawarkan bantuan teknis dan setelah- penjualan. Zodiac Aero Evacuation Systems memiliki lebih dari 75 tahun pengalaman, terus menetapkan standar kemantapan dalam teknologi inflatable berdedikasikan untuk keselamatan penerbangan. 2.2. Produsen yang Berpotensial di Dalam Negeri PT Magma Inflatables Indonesia
  • 6. Gambar 2. Logo Magma Inflatables Indonesia PT Magma Inflatables Indonesia adalah perusahaan manufaktur dan distrbusi berorientasi desain yang membuat replica produk inflatable berukuran raksasa. Dengan kemampuan produsen ini dalam membuat produk yang dapat diisi dengan udara, produsen tersebut berpotensi untuk membuat evacuation slide yang berupa item inflatable. 2.3. TSO TSO yang digunakan adalah TSO-C69c. TSO tersebut mencakup tujuan, penerapan, kebutuhan (fungsionalitas dan deviasi), penilaian, kebutuhan data, dan ketersediaan dokumen yang direferensikan. Bagian TSO yang akan digunakan terbatas pada bagian yang relevan untuk tipe I pada bagian tujuan, yaitu inflatable slide. Appendix 1 pada TSO tersebut mencakup tujuan, cakupan, material, rinci kebutuhan, dan pengujian. Terdapat dua macam material, yaitu material nonlogam dan logam. Material nonlogam yang disebutkan adalah coated fabric, seam tape, dan molded nonmetallic fitting. Rinci kebutuhan mencakup, antara lain, operasi, fungsi, kekuatan, penghapusan listrik statis, resistensi kerusakan dan pemakaian, panjang, kekuatan perangkat keras dan alat pengikat, kegunaan sebagai alat re- entry, tingkat evakuasi, inflasi, waktu inflasi, perpanjangan panjang alat, sitem inflasi, penjaga sisi, angin, permukaan alat, dan kinerja alat. Pengujian-pengujian mencakup, antara lain, pengujian material, pengujian fungsional, pengujian panas, dan pengujian tingkat evakuasi.
  • 7. 2.4. Deskripsi Pengajuan Sertifikasi Berdasarkan 14 CFR no. 21.605(a)(2), pabrik harus memberi manajer, Aircraft Certification Office (ACO), Federal Aviation Administration (FAA), mempunyai bidang terhadap fasilitas-fasilitas pabrik tersebut, satu salinan setiap dari data teknis untuk mendukung desain FAA dan persetujuan produksi: (1) instruksi operasi dan batasan alat. (2) prosedur instalasi dan batasan. (3) gambar skematis sebagaimana dapat diterapkan pada prosedur instalasi. (4) diagram pemasangan kabel sebagaiman dapat diterapkan pada prosedur instalasi. (5) Daftar komponen, dengan nomor part, yang membuat sistem ramp yang memenuhi standar yang ditentukan di TSO ini. (6) Instruksi untuk perawatan periodic untuk memuat instruksi pengepakan, kalibrasi dan perbaikan yang diperlukan untuk melanjutkan kelaikan saat emergency evacuation slide dipasang, termasuk interval inspeksi yang direkomendasikan dan waktu service. (7) Spesifikasi pengujian fungsional kendali kualitas digunakan pada uji setiap artikel produksi untuk memastikan pemenuhan dengan TSO ini, sebagaimana diperlukan oleh 14 CFR no. 21.605(a)(3) dan no. 21.143(a). (8) Laporan pengujian kualifikasi TSO dari pabrik. (9) Gambar nameplate yang memberikan informasi yang diperlukan paragraf 4 MARKING dari TSO-C69c. (10) Daftar gambar menomorkan semua gambar dan proses yang diperlukan untuk mendefinisikan desain artikel. Sebagai tambahan untuk data yang digunakan secara langsung untuk FAA, setiap pabrik harus dapat bersedia untuk diulas oleh manajer ACO yag menyelediki fasilitas-fasilitas parbik, data teknik berikut:
  • 8. (1) Spesifikasi kualifikasi fungsional untuk digunakan untuk memenuhi setiap artikel produksi untuk memastikan kepenuhan dengan TSO- C69c. (2) Prosedur kalibrasi alat. (3) Prosedur perawatan korektif dalam 12 bulan setelah otorisasi TSO. (4) Gambar skematik. (5) Spesifikasi material dan proses.
  • 9. BAB III DESKRIPSI REGULASI YANG TERKAIT SelainTSOyangtealhdisebutkan,regulasi yangdigunakanuntukkeperlua produksi adalahsebagai berikut: • Federal Aviation Regulations 14 CFR part 25 no. 25.853(a), Appendix F, part I (a)(1)(ii). Regulasi ini digunakan sebagai standar yang harus dipenuhi dalam hal pengujian flammability. • Federal Test Method Standard (FTMS) No. 191 Regulasi ini mengandung dekskripsi pengujian yang harus dilakukan untuk pengujian tear strength (trapezoid test). • Federal Test Method Standard (FTMS) No. 191A Regulasi ini mengandung deskripsi pengujian yang harus dilakukan untuk pengujian accelerated age, tensile strength (grab test), tear strength (tongue test), ply adhesion, coat adhesion, dan seam peel strength. • ASTM Method D-1434-82, Procedure V Regulasi ini mengandung deskripsi pengujian yang harus dilakukan untuk pengujian permeability.
  • 10. BAB IV PENGUJIAN DAN TEMPAT PENGUJIAN 4.1. Accelerated Age Test 4.1.1. Batasan Metode ini dimaksudkan untuk menentukan hambatan dari kain yang diperlakukan, dilapisi, atau dilaminasi dan kain elastis yang mengandung karet atau karet sintetik untuk memburuk dari eksposur ke panas di dalam oven yang berisi udara bersikulasi. 4.1.2. Spesimen pengujian Kecuali dispesifikasikan dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, spesimen sebaiknya kain persegi panjang sebesar 4 kali 6 inci (102 kali 152 mm) dengan dimensi yang panjang parallel dengan arah lengkungan. 4.1.3. Angka penentuan Kecuali dispesifikasikan dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, jumlah spesimen yang diujikan dari setiap unit sampel harus diperlukan di dalam metode uji untuk menentukan karakteristiknya. 4.1.4. Aparatus dan metode yang direferensikan 4.1.4.1.Aparatus Oven dengan udara bersikulasi, secara thermostat dikontrol dan mampu untuk mempertahankan suhu yang diperlukan dalam kurang lebih empat derajat Fahrenheit (kurang lebih 2 derajat celcius). 4.1.4.2.Metode yang direferensikan Metode 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth; Grab Method.
  • 11. 4.1.5. Prosedur 4.1.5.1.Kecuali dispesifikasikan dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, spesimen harus dipanaskan di dalam oven selama 48 jam pada suhu 212 derajat sampai 221 derajat Fahrenheit (100 derajat sampai 105 derajat Celcius). 4.1.5.2.Spesimen harus ditempatkan secara terbuka di dalam oven dengan udara bersikulasi dengan menangguhkan secara vertikal tanpa menyentuh spesimen lain atau bagian oven, dan diekspos untuk waktu yang diperlukan pada suhu yang diperlukan. Pada akhir perioda eksposur spesimen tersebut harus dipindahkan dari oven, didinginkan, dan dikondisikan di bawah kondisi atmosfer standar seperti dispesifikasikan dalam seksi 4 di standar ini, untuk tidak kurang dari 16 dan tidak lebih dari 96 jam. 4.1.5.3.Pada akhir perioda pengondisian kekuatan patah dari spesimen yang diumurkan jika diperlukan, harus ditentukan seperti yang dideskripsikan di dalam metode 5100. Jika properti fisik diperlukan, spesimen tersebut harus diujikan seperti yang dideskripsikan di dalam metode yang diperlukan. Pengujian fisik yang sama harus dikonduksikan pada spesimen yang diumurkan atau tidak diumurkan untuk keperluan perbandingan dalam menentukan derajat kehancuran dari materi yang diumurkan. 4.1.5.4.Kondisi eksposur lain dan uji-uji evaluasi yang berurutan yang dapat dispesifikasikan untuk sejumlah kain yang diberikan dalam tabel 1.
  • 12. Tabel 1 4.1.5.5.Perhitungan dari hasil. Perubahan dalam kekuatan patah atau karakteristik lain harus dihitung sebagai berikut: Perubahan dalam karakteristik, persen = O−E O × 100 atau E−O O × 100 Yang mana: O = nilai sebelum perumuran. E = nilai sesudah perumuran. 4.1.6. Laporan 4.1.6.1.Perubahan karakteristik dari unit sampel ha1rus rata-rata dari hasil yang didapatkan dari spesimen yang diujikan dan harus dilaporkan ke 1 persen terdekat. 4.1.6.2.Setiap nilai individual yang digunakan untuk menghitung rata-rata harus dilaporkan juga. 4.2. Tensile Strength Test (Grab Test) 4.2.1. Batasan Metode ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan patah dan perpanjangan dari kain yang woven, non-woven, dan dilapisi. 4.2.2. Spesimen pengujian
  • 13. Spesimen harus merupakan kain persegi panjang sebesar 4 inci (102 mm) kali paling kecil 6 inci (152 mm). Dimensi yang panjang harus paralel dengan arah yang dievaluasi. Tidak ada dua spesimen lengkung yang mengandung warp yarn yan g sama dan tiak ada dua spesimen filling yang mengandung filling yarn yang sama. Spesimen tidak boleh diambil lebih dekat ke selvage dari sepersepuluh dari lebar kain. 4.2.3. Jumlah penentuan Kecuali dispesifikasikan dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, lima spesimen dari setiap lengkungan dana rah filling harus diujikan dari setiap unit sampel. 4.2.4. Aparatus 4.2.4.1.Tensioning clamp Sebuah penjepit tegangan seberat enam ons (170 g) (lihat 4.2.7.3 dan Gambar 5100B pada dokumen Federal Test Method Standard (FTMS) No. 191A) didesain supaya berat dari clamp terdistribusi merata sepanjang lebar penuh dari spesimen.
  • 14. Gambar 3 4.2.4.2.Prosedur untuk pengujian dapat dilakukan untuk kedua penguji constant-rate-of-traverse (CRT) dan constant-rate- of-extension (CRE) (lihat 7.1 dan 7.2). Penguji-penguji ini harus terdiri dari tiga bagian utama: a. Mekanisme straining b. Mekanisme clamping c. Mekanisme beban dan pemanjangan 4.2.4.2.1. Mekanisme straining Mekanisme yang mana spesimen strained oleh gerakan seragam dari clamp yang menarik. 4.2.4.2.2. Mekanisme penjepitan Penguji harus punya dua clamp dengan dua rahang disetiap clamp. Desain dari dua
  • 15. clamp harus agar satu rahang dapat menjadi bagian integral dari frame kaku dari clamp dan jaw yang lain harus dikencangkan untuk memperbolehkan gerakan vertikal kecil. Dimensi dari jaw belakang di setiap clamp harus 1 inci (25 mm) paralel dengan aplikasi beban sebesar 1 inci (25 mm) atau lebih tegak lurus terhadap pembebanan. Dimensi dari rahang depan dari setiap clamp harus 1 inci kali 1 inci (25 kali 25 mm). Setiap wajah rahang harus mempunyai permukaan jepit yang datar dan halus. Setiap pinggirannya yang dapat menyebabkan perbuatan potong harus membulat dengan jari-jari tidak lebih dari 1/64 inci (0.4 mm). Dalam kasus yang mana spesimen cenderung untuk slip ketika sedang diuji, rahang-rahangnya dapat bertemu dengan karet atau material lain untuk mencegah slip. 4.2.4.2.3. Mekanisme perekaman beban dan perpanjangan Penguji harus punya mekanisme perekaman yang telah dikalibrasi untuk mengindikasikan beban dan pemanjangan yang diaplikasikan. 4.2.4.2.4. Kapasitas Mesin penguji harus mempunyai kapasitas beban maksimal untuk memathkan spesimen tidak lebih besar dari 85 persen atau kurang dari 15 persen dari kapaistas yang diukur.
  • 16. 4.2.4.2.5. Efisiensi mesin penguji Galat dari mesin penguji tidak lebih dari 2 persen sampai dan termasuk beban 50 pon (222 N) dan 1 persen lebih beban 50 pon (222 N) pada pembacaan apapun dalam jangkauan beban. 4.2.5. Prosedur 4.2.5.1.Persiapan spesimen uji 4.2.5.1.1. Kain woven Satu sisi dari dimensi yang panjang dari spesimen harus dilepas sampai yarn kontinu, panjang dari spesimen, didapatkan. Ukur 1 ½ inci (38 mm) dari sisi ini dan gambarkan garis tipis pada panjang keseluruhan spesimen. Ini harus secara akurat paralel dengan panjang yarn. 4.2.5.1.2. Kain non-woven dan terlapis Pada spesimen yang mana pelepasan tidak parktis, ukur dan gambarkan sebuah garis tipis 1 ½ inci (38 mm) dari sisi spesimen. Ini harus, seakurat mungkin, paralel terhadap arah panjang spesimen. 4.2.5.2.Kecuali dispesifikasikan sebaliknya, spesimen harus dikondisikan dan diuji di bawah Standard Atmospheric Conditions sesuai dengan seksi 4.2.4. 4.2.5.2.1. Ketika kekuatan pematahan basah digunakan, harus dispesifikasian dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya yang
  • 17. dapat digunakan, dan metode wetting out spesimen harus dispesifikasikan. 4.2.5.3.Sebelum digunakan, mesin penguji harus disunting pada titik nol sesuai dengan prosedur yang diperlukan untuk penguji pembuatan dan model digunakan, dan mekanisme perekaman otografi harus dicek untuk operasi yang pantas. 4.2.5.4.Panjang gage harus 3 inci (76 mm). 4.2.5.5.Kecuali dispesifikasikan sebalikknya di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, mesin penguji harus dioperasikan dalam laju tarik yang seragam 12 ± 0,5 inci/menit (305 ± 13 mm/menit). 4.2.5.6.Setiap Muka rahang harus searah baik terhadap pasangannya dalam penjepit yang sama maupun rahang yang sesuai dalam penjepit yang lain. 4.2.5.7.Letakkan spesimen di antara rahang yang terbuka. Luruskan sisi luar vertikal dari rahang atas depan 1 inci kali 1 inci (25 kali 25 mm) dengan garis vertikal yang digambar pada spesimen dan dengan hati-hati kencangkan penjepit atas. Sambungkan penjepit tarik yang dispesifikasikan dalam 4.2.4.1. pada sisi bawah spesimen. Luruksna sisi luar vertikal dari rahang bawah 1 inci kali 1 inci (25 kali 25 mm) dengan garis yang digambar pada spesimen dan dengan hati-hati kencangkan penjepit bawah (lihat Gambar 4). Lepaskan penjepit tarik dan jalankan pengujiannya.
  • 18. Gambar 4 4.2.5.7.1. Jika akibat dari penjepit bawah penjepit tarik tidak bisa digunakan, tindakan yang sesuai harus dilakukan untuk memastikan penarikan seragam sebesar 6 ons terhadap spesimen sebelum mengencangkan penjepit bawah. 4.2.5.8.Tinjau spesimen selama pengujian untuk menentukan jika spesimen patah dalam atau pada sisi dari rahang, semua yarn dalam tempat uji tidak patah, spesimen slip dalam rahang, atau patahan spesimen mengikuti pola random. Jika salah satu dari yang telah disebutkan atau anomali lain apapun terjadi yang diakibatkan teknis pengujian yang salah dan hasilnya berada di bawah rata-rata unit sampel, singkirkan hasil tersebut dan gunakan spesimen lain. Lanjutkan prosedur ini sampai jumlah patahan yang dapat diterima tercapai.
  • 19. 4.2.5.8.1. Harus dicatat bahwa kain tertentu karena karakteristik yang melekat tidak akan patah selain patah pada rahang. 4.2.5.9.Ketika uji pemanjangan, uji tersebut harus dilakuakn secara langsung dengan uji pematahan. Pemanjangan pada titik patah atau beban yang diperlukan lain harus merupakan persen peningkatan dalam panjang dari spesimen yang ditarik dan ditahan oleh rahang-rahang. Pemanjangan harus ditentukan dari grafik dari mekanisme perekaman otografi sesuai dengan prosedur yang diperlukan mesin penguji pembuatan dan pemodelan yang digunakan. 4.2.5.9.1. Bagian awal dari kurva beban-pemanjangan yang mengindikasikan pemanjangan tanpa beban (selain beban tarik) tidak boleh dimasukkan di dalam perhitungan pemanjangan. 4.2.6. Laporan 4.2.6.1.Kekuatan pematahan dari unit sampel harus merupakan rata-rata dari hasil yang didapatkan dari spesimen-spesimen yang diuji dalam setiap arah warp dan filling dan harus dilaporkan secara terpisah sebagai berikut: Kekuatan pematahan Dilaporkan ke … terdekat 0-500 lbs. (0-2220 N) 1 lb. (1 N) 501 lbs. dan ke atas (2221 N dan ke atas) 5 lbs. (10 N) 4.2.6.2.Pemanjangan dari unit sampel harus merupakan rata-rata dari hasil yang didapatkan dari spesimen yang diuji dalam setiap arah warp dan filling dan harus dilaporkan ke 1,0 persen terdekat.
  • 20. 4.2.6.3.Setiap nilai individual yang didapatkan untuk setiap spesimen harus dilaporkan juga. 4.3. Tear Strength Test (Tongue Test) 4.3.1. Batasan Metode ini ditujukan untuk menentukan kekuatan lepas dari kain woven yang mana mempunyai lepas yang sama pada kedua arah warp dan filling. 4.3.2. Spesimen Uji Kecuali dispesifikasikan sebaliknya di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, spesimen harus berupa kain persegi panjang 3 kali 8 inci (76 kali 203 mm). Tidak selvage harus diikutkan di sampel yang diuji. 4.3.3. Jumlah Penentuan Keculai dispesifikasikan sebaliknya di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, lima spesiemn dari tiap arah warp dan filling harus diujikan dari setiap unit sampel. 4.3.4. Aparatus dan Metode yang direferensikan 4.3.4.1.Aparatus 4.3.4.1.1.Mesin penguji sebagaimana dideskripsikan di dalam Metode 5100, kecuali berikut: 4.3.4.1.1.1. Wajah dari rahang harus sebesar 1 inci (25 mm) kali 2 inci (51 mm) atau lebih dengan dimensi yang panjang tegak lurus dengan arah pembebanan. 4.3.4.1.1.2. Semua attachment mesin untuk menentukan beban maksimum harus disengaged selama pengujian ini.
  • 21. 4.3.4.1.Metode yang direferensikan Metode 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth; Grab Method 4.3.5. Prosedur 4.3.5.1.Persiapan spesimen Jarak yang pendek dari spesimen harus paralel dengan warp yarns untuk uji warp dan parallel terhadap filling yarns untuk uji filling. Tidak ada dua spesimen untuk uji warp mengandung warp yarns yang sama maupun dua spesimen untuk uji filling mengandung filling yarn yang sama. Potongan tiga inci (76 mm) harus dibuat di pertengahan dari dan tegak lurus terhadap sisi pendek dari spesimen yang membentuk lidah atau cut strips. 4.3.5.2.Mesin, ketika digunakan untuk spesimen yang diberikan, harus mempunyai kapasitas gaya maksimum yang diperlukan untuk melepaskan spesimen tidak lebih dari 85 persen atau kurang dari 15 persen dari kapasitas yang diukur. 4.3.5.3.Spesimen harus ditengahkan di dalam mesin dengan 1 lidah atau cut strip spesimen di dalam setiap clamp. Mesin harus melepaskan dalam jarak 3 sampai 4 inci (76 mm sampai 102 mm). Mesin harus bisa dimulai, dan gayanya perlu untuk melepaskan kain harus diteliti dengan maksud sebagai alat rekam otografi. 4.3.5.4.Jika sebuah spesimen slip di antara rahang, patah, atau lepas dalam arah selain perpotongan awal, atau jika, untuk alasan apapun yang mengakibatkan kepada kesalahan teknis, sebuah pengukuran individual gagal dengan ditandai di bawah hasil pengujian rata-rata untuk unit sampel, suatu hasil harus dibatalkan dan spesimen lain harus diuji.
  • 22. 4.3.6. Jumlah Penentuan 4.3.6.1.Kekuatan lepas dari spesimen uji harus merupakan rata-rata dari 5 puncak tertinggi dari ketahanan (tidak termasuk puncak awal) yang termasuk perpisahan dari pelepasan. Kekuatan lepas dari unit sampel harus rata-rata yang didapatkan dari 5 spesimen yang diuji dalam setiap arah warp dan filling, dan harus dilaporkan ke 1 pon terdekat (ke 1 N terdekat). 4.3.6.2.Setiap nil.ai kekuatan lepas individual yang digunakan untuk menghitung rata-rata harus juga dilaporkan. 4.4. Ply Adhesion Test dan Seam Peel Strength Test 4.4.1. Batasan Metode ini ditujukan untuk menentukan adesi dari cemented lapped seams yang belum disatukan. 4.4.2. Spesimen uji Spesimen harus berupa seam sekitar 6 inci (152 mm) dalam panjang dan lebar penuh dari seam. 4.4.3. Jumlah penentuan Kecuali sebaliknya dispesifikasikan di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, lima spesimen harus diuji dari setiap unit sampel. 4.4.4. Aparatus dan Metode yang direferensikan 4.4.4.1.Aparatus Sebuah alat penguji dan mekanisme perekaman otografi sebagaimana dideskripsikan di dalam Metode 5100, kecuali jika clamp harus berupa lebar yang sesuai untuk menjepit lebar seam penuh.
  • 23. 4.4.4.2.Metode yang direferensikan Metode 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth; Grab Method 4.4.5. Prosedur 4.4.5.1.Seam yang disemen harus dipisahkan oleh tangan dengan jarak 2-1/2 sampai 3 inci (64 mm sampai 76 mm) dan ujung yang terpisah dimasukkan di dalam clamp dari mesin. 4.4.5.2.Rahang-rahangnya harus terpisah dalam kecepatan 12 inci ±0,5 inci per menit (305 mm ± 13 mm/min) sampai sekitar 3 inci (76 mm) dari seam sampai perpisahan termasuk keinginan mekanisme perekaman otografi. 4.4.6. Laporan 4.4.6.1.Perekatan dari spesimen harus merupakan rata-rata dari lima beban puncak tertinggi dari ketahanan yang termasuk untuk 3 inci (76 mm) dari perpisahan seam yang disemen dipisah oleh lebar seam dalam inci-inci. Jika jumlah beban puncak kurang dari lima, rata-rata beban untuk jumlah yang lebih kecil dari puncak-puncak dipisahkan oleh lebar seam dalam inci-inci harus merupakan perekatan dari spesimen seam yang disemen. 4.4.6.2.Perekatan dari unit sampel. Perekatan dari seam yang dismeen dari unit samepl harus merupakan rata-rata dari hasil yang didapatkan dari spesimen yang diuji dan harus dilaporkan ke 0,1 pon terdekat (ke 0,1 N terdekat). 4.4.6.3.Setiap nilai individual yang digunakan untuk menghitung rata-rata harus juga dilaporkan. 4.5. Coat Adhesion Test 4.5.1. Batasan
  • 24. Metode ini ditujukan untuk menentukan ketahanna terhadap separasi dari tipe film kontinu dari kain. 4.5.2. Spesimen uji Spesimen harus berupa 2 strip persegi panjang 3 inci kali 7 inci (76 mm kali 178 mm) dari coated kain yang disiapkan sesuia yang dispesifikasikan di dalam 5.1. Kecuali sebaliknya dispesifikasikan di dalam dokumen yang sebelumnya diperlukan, dimensi yang panjang harus paralel terhadap warp dari coated cloth. 4.5.3. Jumlah penentuan Kecuali sebaliknya dispesifikasikan di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, tiga spesimen harus diuji dari setiap unit sampel. 4.5.4. Aparatus dan Metode yang direferensikan 4.5.4.1.Aparatus 4.5.4.1.1. Sebuah alat penguji dan mekanisme perekaman otografi sebagaimana dideskripsikan di dalam Metode 5100 harus digunakan, kecuali muka dari setiap rahang harus tidak lebih kecil dari 1 inci kali 2 inci (25 mm kali 51 mm) dengan dimensi yang panjang tegak lurus terhadap arah dari pembebanan. 4.5.4.1.2. Perekat. Perekat yang digunakan untuk mempersiapkan spesimen sebagaimana dideskripsikan di dalam 5.1. harus salah satu dari berikut: a. Perekat cyanoacrylate solventless (lihat 7.1.1)
  • 25. b. Perekat (tipe solvent) (lihat 7.1.2) Kecuali sebaliknya dispesifikasikan di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, perekat (a) harus digunakan untuk mendapatkan ikatan rekatan yang pantas. Jika ikatan pantas tidak didapatkan dengan perekat (a), perekat (b) harus digunakan. 4.5.4.1.3. Piring kaca. Dua piring kaca mempunyai dimensi sekitar 4 inci kali 6 inci kali 1/8 inci (102 mm kali 152 mm kali 3 mm). 4.5.4.1.4. Beban. Sebuah 10 pon (4,5 kg) beban. 4.5.4.1.5. Oven dengan udara bersikulasi. Oven dengan udara bersikulasi mampu menjaga suhu 219 derajat ± 6 derajat Fahrenheit (104 derajat ± 3 derajat Celcius). 4.5.4.2.Metode yang direferensikan Metode 5100, Strength and Elongation, Breaking of Woven Cloth; Grab Method 4.5.5. Prosedur 4.5.5.1.Persiapan spesimen. Kecuali sebaliknya dispesifikasikan di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, sisi yang dilpasisi dari sebuah kain terlapis satu-sisi, atau sisi yang dilapisi lebih berat dari kain yang mana dilapisi pad akedua sisi harus merupakan sisi dari kain untuk diuji. Permukaan dari kain terlapis mungkin dibersihkan dengan mengelap dengan kain yang telah dicelupkan pada larutan sabun mild, dikeringkan dengan air jernih dan pengeringan udara sebelum perlakuan perekatan. Agar memfasilitasi
  • 26. perpisahan spesimen sebelum uji perekatan, gunakan kedua metode sebagaimana digarisbawahi dalam 5.1.1 atau 5.1.2. a. Perekat a. Satu kain perekat (a) harus diaplikasikan pada sisi uji dari dua strip dari kain terlapis. Dua strip harus diganti satu pada bagian atas dari yang lain dengan sisi terlapis perekat bersama. b. Perekat b. Tiga kain perekat (b) harus diaplikasikan pada sisi-sisi uji dari dua strip dari dua kain terlapis dengan 15 menit waktu pengeringan pad asuhu ruangan setelah kain perekat pertama dan kedua, dan 5 menit waktu pengeringan pada suhu ruangan setelah kain perekat ketiga. Dua strip harus kemudian diletakkan pada bagian atas dari yang lain dengan sisi-sisi terlapis perekat bersama. 4.5.5.1.1. Sebelum perlakuan perekatan, perpotongan diagonal harus dilakukan dengan razor atau pisau sepanjang ujung dari dua strip dari kain terlapis melewati pelapisan pada sisi uji dari kain dasar. 4.5.5.2. Ketika menggabungkan kedua strip dari kain terlapis, sebuah tab kertas harus diletakkan antara kedua strip pada satu ujung dari spesimen. Tab tersebut tidak boleh menyelimuti lebih dari 1-1/2 inci (38 mm) dari panjang spesimen. 4.5.5.2.Strip yang disemen harus diletakkan dalam posisi horizontal antara dua piringan kaca. Sebuah beban 10 pon (4,5 kg) harus diletakkan di atas bentukan sandwich. Ketika perekat (a) digunakan, rentang waktu total dari perlakuakn
  • 27. perekatan sampai menempatkan beban 10 pon (4,5 kg) pada bentukan sandwich harus sekitar 90 detik. 4.5.5.3.Ketika perekat (a) digunakan, spesimen harus dibiarkan antara dua piringan selama 20 sampai 28 jam pada kondisi standar sebagaimana dispesifikasikan dalam Section 4 dari standar ini. Spesimen harus dipindahkan dari antara kedua piringan dan potong menjadi potongan uji 2 kali 6 inci (51 kali 152 mm). 4.5.5.4.Ketika perekat (b) digunakna, spesimen harus dibiarkan antara kedua piringan selama 2 jam pada suhu ruangan; gabungan dari spesimen, piringan dan beban harus kemudian diletakkan dalam oven dengan udara bersikulasi pada suhu 219 derajat ± 6 derajat F (104 derajat ± 3 derajat C) selama 1 jam. Spesimen harus kemudian dipindahkan dari kedua piringan, potong menjadi potongan uji 2 kali 6 inci (51 kali 152 mm), dan didinginkan pada kondisi standar selama 20 sampai 28 jam. 4.5.5.5.Perekatan. Spesimen harus dipisahkan oleh tangan pada satu ujung pada jarak sekitar 2 inci (51 mm). Satu strip dari spesimen harus dijepit di dalam penjepit tak bergerak dari mesin uji dan strip lain di dalam penjepit yang dapat bergerak. Pawl dari attachment bebena maksimal dari mesin uji harus digunakan selama pengujian. Clamp yang dapat bergerak harus mempunyai laju 12,0 ± 0,5 inci (305 ± 13 mm) per menit untuk memisahkan pelapisan dari kain dasar spesimen, dan harus direkam p 4.5.5.6.Ketika uji perketan kering dan basah dispesifikasikan di dalam dokumen yang diperlukan sebelumnya, spesimen harus dua persegi panjang berukuran 3 inci kali 9 inci strip dari kain terlapis yang dipersiapkan sebagaimana dispesifikasikan dalam 5.1. Ketika dipindahkan dari antara
  • 28. piringan gelas, spesimen harus dipotong menjadi potongan uji 3 kali 8 inci (51 kali 203 mm). Uji perekatan kering hharus dihentikan setelah perpisahan 3 inci (76 mm) telah dicapai. Spesimen harus diimmers dalam air jernih pada suhu ruangan selama 24 jam, kering blotted, dan uji perekatan basah dijelaskan pada spesimen sisa. 4.5.6. Laporan 4.5.6.1.Spesimen perekatan harus berupa rata-rata dair 5 beban puncak tertinggi dari ketahanan yang termasuk selama perpisahan pelapisan. Jika pelapisan dipisahkan dari kain pada gaya rata-rata lebih dari atau kurang dari yang dispesifikasikan, atau jika gaya rata-rata yang diperlukan untuk memisahakn spesimen tersebut pada garis perekatan lebih besar dari yang dispesifikasikan, nilai yang didapatkan valid dan harus dilaporkan. Jika gaya rata-rata yang diperlukan untuk memisahkan spesimen pada garis perekatan lebih kecil dari yang dispesifikasikan, dan perpisahan terjadi pada garis perekatan, pengujian tidak sah, dan spesimen lain harus diuji. 4.5.6.2.Perekatan dari pelapisandari unit sampel harus berupa rata- rata dari hasil yang didapatkan dari spesimen yang didaptkan dan harus dilaporkan ke 0,1 pon per lebar 2 inci terdekat (10 N/m terdekat). 4.5.6.3.Perekat yang telah digunakan untuk menentukan perekatan dari pelapisan harus dilaporkan. 4.5.6.4.Nilai individual bach yang digunakan untuk menghitung rata-rata harus juga dilaporkan. 4.5.7. Catatan 4.5.7.1.Perekat berikut harus telah diuji dan diketahui memenuhi penggunaan yang dideskripsikan.
  • 29. 4.5.7.1.1. Semen Eastman 910 harus dibeli dari Armstrong Cork Co., Lancaster, PA 17603. 4.5.7.1.2. Boxer Liquid Plastic No. 700 dapat dibeli dari Union Laboratories, Inc., Morganville Tennent Road, Morganville, NJ 07751. 4.6. Tear Strength Test (Trapezoid Test) 4.6.1. Spesimen Uji Spesimen harus berupa kain persegi panjang 3 inci kali 6 inci (7,6 cm kali 15,2 cm). Dimensi yang panjang harus paralel terhadapwarp untuk uji warp dan paralel terhadap filling untuk uji filling. Tidak ada dua spesimen untuk uji warp mengandung warp yarn yang sama dan tidak ada dua spesimen untuk uji filling mengandung filling yarn. Spesimen harus diambil tidak lebih dekat dari selvage 1/10 lebar kain. Isosceles trapesium yang mempunyai ketinggian 3 inci (7,6 cm) dan basis 1 inci (2,5 cm) dan 4 inci (10,2 cm) dalam panjang, masing-masing, harus ditandai pada setiap spesimen, lebih baik dengan aid dari template. Sebuah potongan 3/8 inci (1 cm) dalam panjang harus kemudian dibuat di dalam pusat tegak lurus terhadap sisi 1 inci (2,5 cm). 4.6.2. Alat 4.6.2.1.Clamp beban tekan 6 ons (0,17 kg) harus digunakan agar mendesain bahwa beban 6 ons (0,17 kg) terdistribusi merata sepajang panjang sampel. 4.6.2.2.Mesin tersebut harus terdiri dari tiga bagian utama: Mekanisme strain, penjepit, dan beban dan mekanisme perekaman perpanjangan. 4.6.2.3.Sebuah mesin yang mana spesimen dipegang di antara dua clamp dan ditarik oleh gerakan seragam dari clamp penarik harus digunakan.
  • 30. 4.6.2.4.Mesin tersebut harus disesuakan agar clamp penarik mempunyai kecepatan seragam 12+ atau -10,5 inci per menit (0,5+ atau -0,02 cm/detik). 4.6.2.5.Mesin tersebut harus mempunyai dua penjepit dengan dua rahang pada setiap penjepit. Desain dari dua [enjepit harus berupa sebagaiaman bahwa satu menjepit permukaan ataau rahang dapat menjadi bagian integral dari struktur kaku dari penjepit atau dikencangkan untuk memperbolehkan gerakan vertikal kecil, sementara yang lain menjepit permukaan atau rahang sepenuhnya dapat digerakkan. Dimensi dari rahang yang tak dapat digerakkan dari setiap penjepit paralel terhadap pembebanan harus mengukur 1 inci, dan dimensi dari rahang tegak lurus terhadap arah harus mengukur 3 inci atau lebih. Wajah dari rahang yang dapat digerakkan dari setiap penjepit harus mengukur 1 inci kali 3 inci. Setiap muka rahang harus mempunyai permukaan yang halus, datar, dan menjepit. Setiap sisi yang dapat menyebabkan perbuatan memotong harus membuat dengan jari-jari tidak lebih dari 1/64 inci (0,04 cm). Pada kasus yang mana sebuah kain cenderung untuk slip ketika sedang diuji, rahangnya harus dihadapkan dengan karet atau material lain untuk mencegah slip. Jarak antara rahang- rahang (lebar gage) harus 1 inci pada awal pengujian. 4.6.2.6.Dial berkalibrasi; skala atau grafik harus digunakan untuk mengindikasikan pembebanan atau perpanjangan. Mesin tersebut harus disesuakan atau disunting, agar beban maksimal yang dibutuhkan untuk mematahkan spesimen tetap diindikasikan pada dial terkalibrasi atau skala setelah spesimen telah dilakukan. 4.6.2.7.Mesin tersebut harus mempunyai kapasitas sebesar beban maksimal yang diperlukan untuk mematahkan spesimen
  • 31. harus tidak lebih besar dari 85 persen atau kurang dari 15 persen dari kapasitas yang ditentukan. 4.6.2.8.Galat dari mesin tersebut tidak boleh lebih dari 2 persen sampai dan termasuk beban 50 pon (22,6 kg) dan 1 persen lebih dari beban 50 pon (22,6 kg) pada pembacaan apapun dalam ranah menunggu. 4.6.2.9.Semua lampiran mesin untuk menentukan beban maksimal harus digunakan selama pengujian ini. 4.6.3. Prosedur 4.6.3.1.Spesimen harus dijepit di dalam mesin bersama dengan sisi-sisi nonparallel dari trapezium agar sisi-sisi ini berbaring bersama dengan pinggiran lebih rendah dari jepitan atas dan pinggiran atas dari jepitan bawah dengan mempotong separo jalan antara penjepit. Basis trapesium pendek harus dipegang taut dan basis trapesium panjang harus dibaring di dalam lipatan-lipatan. 4.6.3.2.Mesin tersebut harus dinyalakan dan gaya yang diperlukan untuk memisahkan kain harus ditinjau dengan sebuah alat perekam otografis. Kecepatan dari penjepit penarik harus merupakan 12+ inci atau -0,5 inci per menit (0,5+ atau -0,02 cm/detik). 4.6.3.3.Jika sebuah spesimen slip antara rahang-rahang, hancur di dalam atau pada sisi-sisi rahang, atau jika untuk alasan apapun yang berkaitan dengan kegagalan teknis, sebuah pengukuran individual jatuh secara ditandai di bawah hasil pengujian rata-rata untuk unit sampel, semacam hasil harus disingkirkan dan spesimen lain harus diuji. 4.6.3.4.Kekuatan pemisahan dari spesimen harus merupakan rata- rata dari beban puncak tertinggi dari ketahanan yang termasuk untuk 3 inci (7,6 cm) dari perpisahan.
  • 32. 4.6.4. Laporan 4.6.4.1.Lima spesimen dalam setiap arah warp dan filling harus diuji dari setiap unit sampel. 4.6.4.2.Kekuatan pelepasan dari unit sampel harus merupakan rata- rata dari hasil yang didapatkna dari spesimen yang diuji dalam setiap arah warp dan filling dan harus dilaporkan secara terpisah ke 0,1 pon (0,05 kg) terdekat. 4.7. Permeability Test 4.7.1. Alat 4.7.1.1.Volumetric Gas Transmission Cell, digambarkan di Gambar. 4.7.1.2.Precision Glass Capillaries atau manometer dengan bermacam-macam diameter (0,25; 0,50; dan 1,0 mm direkomendasikan). Capillaries tersebut harus mempunyai U-bend yang sesuai untuk menahan cairan manometer dan engsel standar-taper untuk pas di dalam sel. 4.7.1.3.Cathetometer atau skala sesuai untuk mengukur perubahan dalam posisi meniscus ke 0,5 mm terdekat. 4.7.1.4.Kendali suhu: 4.7.1.4.1. Baik cairan kendali-suhu direkomendasikan untuk mengatur suhu dari badan sel menjadi ± 0,1 derajat Celcius. 4.7.1.4.2. Alat tersebut harus dilindungi untuk membatasi perubahan suhu dari capillary ke ± 0,1 derajat Celcius selama pengujian. 4.7.1.5.Micrometer, untuk mengukur ketebalan spesimen, terhadap 2,5 μm (0,0001 inci) pada minimum dari lima poin
  • 33. terdistribusi sepanjang luas seluruh pengujian. Nilai maksimal, minimal, dan rata-rata harus direkam. 4.7.1.6.Barometer, sesuai untuk mengukur tekanan dari atmosfer ke 133 Pa terdekat. 4.7.1.7.Pressure Gage, jenis mekanik atau elektrik presisi untuk mengukur tekanan absolut sepanjang ranah dari 0 sampai 333 kPa. 4.7.2. Prosedur 4.7.2.1.Letakkan potongan dari kertas filter di tengah-tengah bagian ata dari sel uji. 4.7.2.2.Letakkan spesimen yang dikondisikan secara halus pada bagian atas dari sel uji. 4.7.2.3.Secara ringan grease gasket karet, O-ring, atau logam datar yang mana permukaan spesimen bertemu. Jauhi grease berlebihan. 4.7.2.4.Letakkan bagian atas dari sel pada basis dan jepitkan secara baik untuk mencapai segel yang ketat. 4.7.2.5.Lakuakn uji positif tekanan gas terhadap kedua sisi dari sel, mengeluarkan semua udara sebelum menutupkan vent outlet. Suatu waktu rekomendasi pengeluaran adalah sekurang-kurangnya 10 menit pada laju aliran sekitar 100 mL/menit. 4.7.2.6.Letakkan sebuah slug cairan sekitar 20 mm (pertahankan tetap menyatu) pada bagian atas capillary dan tutup vent outlet bagian atas setelah slug berdiam pada bagian dasar dari capillary. Capillary tersebut harus bersih dan bebas obstruksi.
  • 34. 4.7.2.7.Sesuakan tekanan sepanjang spesimen untuk menjaga tekanan diferensial yang sama dan diinginkan. 4.7.2.8.Bocoran kecil sekitar hubungan-hubungan dapat sering dideteksi dengan larutan sabun, tapi dalam beberapa kasus larutan tersebut dapat seperlunya memasukkan sel di dalam air sementara memberikan tekanan gas, agar meninjau gelembung-gelembung pada bagian-bagian yang bocor. Bocoran kecil yang terjadi pada sisi tekanan tinggi dari sel tidak boleh termasuk signifikan. 4.7.2.9.Setelah interval waktu yang diperkirakan pas untuk mendapatkan steady-state, memulai mengukur perpindahan dari slug, menggunakan sebuha stop watch (atau jam) dan skala jarak yang dijaga pada capillary atau cathetometer. Ambil pengukuran pada meniscus atas. 4.7.2.10.Pada selesai penjalanan, kembalikan slug pada posisi awalnya dengan secara perlahan membuka vent bertekanan kecil. 4.7.2.11.Ulangi pengukuran seperlunya untuk memastikan pencapaian kondisi steady-state. 4.7.3. Laporan Laporan harus mengandung hal-hal berikut: 4.7.3.1.Prosedur yang digunakan. 4.7.3.2.Deskripsi dari sampel, termasuk identifikasi komposisi, keberadaan keriput, gelembung, ketidak sempurnaan lain, dan pemanufaktur, jika diketahui. 4.7.3.3.Gas uji digunakan, dan komposisi gas uji, termasuk kemurnian.
  • 35. 4.7.3.4.Suhu uji dalam derajat Celsius, dan perbedaan tekanan digunakan. 4.7.3.5.Setiap pengukurang ketebalan dilakukan ditambah rata-rata dari setiap spesimen. Ketika pengukuran lima ketebalan atau lebih dibuat per spesimen, rata-rata, standar deviasi dan jumlah pengukuran dibuat dapat dilaporkan dibandingkan setiap pengukuran. 4.7.3.6.Setiap pengukuran yang didapatkan ditambah rata-rata yang pantas dalam unit pilihan. Ketika lima replika atau lebih didapatkan rata-ratanya, standar deviasinya, dan jumlah replikatnya dapat disubstitusi dengan yang atas. 4.8. Tempat Pengujian Pengujian Tempat Pengujian Accelerated Age KOMEG Technology Ind Co Tensile Strength (Grab Test) PT Testindo Tear Strength (Trapezoid Test) PT Testindo Tear Strength (Tongue Test) PT Testindo Ply Adhesion LIPI Coat Adhesion LIPI Permeability Test Testana Engineering inc Puncture Strength PT. OSTENCO PROMITRA JAYA TensioningTest PT IKM-Indonesia Overpressure Test SGS Indonesia, Jakarta Selatan Flammibility Test Laboratorium pengujian tekstil, Balai Besar Tekstil, kemenperin
  • 36. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari studi yang sudah dilakukan maka diperolehlah kesimpulan, sebagai berikut. • Emergency evacaution slide merupakan bagian dari emergensi sistem suatu pesawat yang mimiliki fungsi dalam melakukan penyelamatan terhadap penumpang • Hasil studi kami dapat digunakan untuk menjadi pedoman dalam melakukan produksi item tersebut. • Produsen dalam negeri yang berpotensi untuk memproduksi item ini adalah pt. magma inflatables indonesia karena pengalaman mereka dan luasnya ranah kemampuan mereka terhadap produk yang dapat mengembang.
  • 37. DAFTAR PUSTAKA • TSO-C69c, EMERGENCY EVACUATION SLIDES, RAMPS, RAMP/SLIDES, AND SLIDE/RAFTS • Federal Aviation Regulations 14 CFR part 25 no. 25.853(a), Appendix F, part I (a)(1)(ii). • Federal Test Method Standard (FTMS) No. 191 • Federal Test Method Standard (FTMS) No. 191A • ASTM Method D-1434-82, Procedure V