Studi kelayakan menganalisis kelayakan pendirian Apotek Pakis Medika Utama. Apotek ini diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan memberikan pelayanan obat secara rasional serta edukasi kesehatan. Analisis SWOT menunjukkan lokasi strategis dan potensi pasar, namun juga persaingan dan ketidakstabilan harga obat.
Proposal studi kelayakan pendirian Apotek "MILIMED" di Jl. Imam Bonjol No. 9, Purwosari, Semarang Utara, Kota Semarang. Proposal ini disusun untuk memenuhi syarat pendirian apotek baru dan diharapkan dapat meningkatkan akses obat bermutu dan terjangkau bagi masyarakat setempat.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kefarmasian di apotek, termasuk pengertian resep, bagian-bagian resep, copy resep, satuan obat cair dan padat, serta cara mencegah kesalahan dalam memberikan obat kepada pasien."
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotekAstriedAmalia
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa apoteker harus mematuhi standar pelayanan kefarmasian dan kode etik apoteker Indonesia dalam memberikan obat kepada pasien. Jika apoteker lalai, maka dapat dikenai sanksi atau bahkan dijadikan tersangka karena melanggar undang-undang.
Proposal studi kelayakan pendirian Apotek "MILIMED" di Jl. Imam Bonjol No. 9, Purwosari, Semarang Utara, Kota Semarang. Proposal ini disusun untuk memenuhi syarat pendirian apotek baru dan diharapkan dapat meningkatkan akses obat bermutu dan terjangkau bagi masyarakat setempat.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kefarmasian di apotek, termasuk pengertian resep, bagian-bagian resep, copy resep, satuan obat cair dan padat, serta cara mencegah kesalahan dalam memberikan obat kepada pasien."
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotekAstriedAmalia
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa apoteker harus mematuhi standar pelayanan kefarmasian dan kode etik apoteker Indonesia dalam memberikan obat kepada pasien. Jika apoteker lalai, maka dapat dikenai sanksi atau bahkan dijadikan tersangka karena melanggar undang-undang.
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
Tim tutor pelatihan pelayanan kefarmasian membahas pentingnya pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau keluar masuk obat, menyusun laporan, dan menjadi bukti pengelolaan telah dilaksanakan. Pencatatan dilakukan menggunakan kartu stok, buku penerimaan, dan rekapan harian. Laporan yang harus dibuat antara lain LPLPO, obat
Kuliah ini membahas peranan farmasis dalam memberikan pelayanan informasi obat dan konseling pasien, khususnya untuk penyakit kronis. Farmasis perlu memiliki keahlian komunikasi yang baik, kemampuan memecahkan masalah, dan evaluasi literatur medis untuk membantu pasien mengelola penyakitnya dengan benar. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi obat.
Kedua kasus menunjukkan pelanggaran standar pelayanan kefarmasian di apotek. Kasus 1 menunjukkan bahwa apotek dioperasikan tanpa kehadiran apoteker secara langsung dan menjual obat-obatan keras tanpa resep. Kasus 2 menunjukkan bahwa apoteker hanya hadir di akhir jam kerja sehingga pasien tidak mendapatkan informasi obat yang memadai. Kedua kasus melanggar peraturan tentang tanggung jawab apoteker atas pelayanan
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas Ulfah Hanum
Peraturan ini menetapkan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas yang meliputi pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Standar ini bertujuan meningkatkan mutu pelayanan dan melindungi pasien. Pelayanan kefarmasian diselenggarakan oleh apoteker dan tenaga teknis kefarmasian sesuai ketentuan sumber daya, prosedur, dan pengawasan.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kefarmasian di puskesmas, yang meliputi pengertian dan tujuan pelayanan kefarmasian, standar pelayanan kefarmasian sesuai peraturan, peran apoteker di puskesmas, serta indikator dan target pelayanan kefarmasian.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merupakan pedoman implementasi Kode Etik Apoteker Indonesia yang mencakup tanggung jawab umum apoteker, kewajiban terhadap pasien, teman sejawat, dan petugas kesehatan lain serta pedoman pelaksanaannya dalam praktik kefarmasian sehari-hari.
Dokumen tersebut membahas mengenai peran penting farmasis dalam memberikan konsultasi obat kepada masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan penggunaan obat dan mengurangi risiko efek samping obat. Konsultasi farmasi meliputi memberikan edukasi tentang penyakit, pengobatan, dan cara penggunaan obat yang benar kepada pasien. Teknik komunikasi seperti bertanya, mendengarkan, dan memberikan contoh digunakan untuk memastikan pas
Dokumen tersebut membahas manfaat konseling sebagai bentuk komunikasi dalam praktek farmasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat. Dua penelitian menunjukkan bahwa konseling obat berpengaruh positif terhadap pengetahuan, sikap, dan kepatuhan pasien diabetes dan tuberkulosis serta menurunkan kadar glukosa darah pasien diabetes. Konseling obat perlu diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien melalui
Dokumen tersebut berisi standar operasional prosedur (SOP) pelayanan di Apotek Mitra Sejahtera yang mencakup SOP pelayanan resep, pelayanan resep psikotropika dan narkotika, pelayanan tanpa resep, meracik obat, menimbang, penerimaan obat, pemesanan obat, tugas petugas shift, serta daftar persediaan obat.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan larutan isotonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotis sama dengan cairan tubuh. Terdapat beberapa cara untuk menghitung larutan isotonis yakni menggunakan penurunan titik beku air, ekivalensi NaCl, dan volume isotonik. Dokumen juga menjelaskan cara menghitung larutan isotonis dengan memperhatikan faktor pH tertentu.
Dokumen tersebut merangkum tentang profil Apotek Lestari yang berisi visi, misi, fasilitas, peralatan, dan SDM yang dimiliki apotek. Apotek Lestari bertujuan menyediakan obat dan layanan kesehatan berkualitas serta memberikan pelayanan yang profesional kepada masyarakat.
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
Tim tutor pelatihan pelayanan kefarmasian membahas pentingnya pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau keluar masuk obat, menyusun laporan, dan menjadi bukti pengelolaan telah dilaksanakan. Pencatatan dilakukan menggunakan kartu stok, buku penerimaan, dan rekapan harian. Laporan yang harus dibuat antara lain LPLPO, obat
Kuliah ini membahas peranan farmasis dalam memberikan pelayanan informasi obat dan konseling pasien, khususnya untuk penyakit kronis. Farmasis perlu memiliki keahlian komunikasi yang baik, kemampuan memecahkan masalah, dan evaluasi literatur medis untuk membantu pasien mengelola penyakitnya dengan benar. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi obat.
Kedua kasus menunjukkan pelanggaran standar pelayanan kefarmasian di apotek. Kasus 1 menunjukkan bahwa apotek dioperasikan tanpa kehadiran apoteker secara langsung dan menjual obat-obatan keras tanpa resep. Kasus 2 menunjukkan bahwa apoteker hanya hadir di akhir jam kerja sehingga pasien tidak mendapatkan informasi obat yang memadai. Kedua kasus melanggar peraturan tentang tanggung jawab apoteker atas pelayanan
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas Ulfah Hanum
Peraturan ini menetapkan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas yang meliputi pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Standar ini bertujuan meningkatkan mutu pelayanan dan melindungi pasien. Pelayanan kefarmasian diselenggarakan oleh apoteker dan tenaga teknis kefarmasian sesuai ketentuan sumber daya, prosedur, dan pengawasan.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kefarmasian di puskesmas, yang meliputi pengertian dan tujuan pelayanan kefarmasian, standar pelayanan kefarmasian sesuai peraturan, peran apoteker di puskesmas, serta indikator dan target pelayanan kefarmasian.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merupakan pedoman implementasi Kode Etik Apoteker Indonesia yang mencakup tanggung jawab umum apoteker, kewajiban terhadap pasien, teman sejawat, dan petugas kesehatan lain serta pedoman pelaksanaannya dalam praktik kefarmasian sehari-hari.
Dokumen tersebut membahas mengenai peran penting farmasis dalam memberikan konsultasi obat kepada masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan penggunaan obat dan mengurangi risiko efek samping obat. Konsultasi farmasi meliputi memberikan edukasi tentang penyakit, pengobatan, dan cara penggunaan obat yang benar kepada pasien. Teknik komunikasi seperti bertanya, mendengarkan, dan memberikan contoh digunakan untuk memastikan pas
Dokumen tersebut membahas manfaat konseling sebagai bentuk komunikasi dalam praktek farmasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat. Dua penelitian menunjukkan bahwa konseling obat berpengaruh positif terhadap pengetahuan, sikap, dan kepatuhan pasien diabetes dan tuberkulosis serta menurunkan kadar glukosa darah pasien diabetes. Konseling obat perlu diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien melalui
Dokumen tersebut berisi standar operasional prosedur (SOP) pelayanan di Apotek Mitra Sejahtera yang mencakup SOP pelayanan resep, pelayanan resep psikotropika dan narkotika, pelayanan tanpa resep, meracik obat, menimbang, penerimaan obat, pemesanan obat, tugas petugas shift, serta daftar persediaan obat.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan larutan isotonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotis sama dengan cairan tubuh. Terdapat beberapa cara untuk menghitung larutan isotonis yakni menggunakan penurunan titik beku air, ekivalensi NaCl, dan volume isotonik. Dokumen juga menjelaskan cara menghitung larutan isotonis dengan memperhatikan faktor pH tertentu.
Dokumen tersebut merangkum tentang profil Apotek Lestari yang berisi visi, misi, fasilitas, peralatan, dan SDM yang dimiliki apotek. Apotek Lestari bertujuan menyediakan obat dan layanan kesehatan berkualitas serta memberikan pelayanan yang profesional kepada masyarakat.
3 draft keputusan direktur mengenai kebijakan pelayanan farmasiSisca Yoliza
Kebijakan Pelayanan Farmasi RSUD Dr Murjani Sampit mengatur penyediaan obat dan layanan farmasi yang berkualitas dan terjangkau untuk semua pasien. Kebijakan ini mencakup pengelolaan perbekalan farmasi, pelayanan klinis, dan sistem distribusi obat untuk memastikan pasokan obat yang memadai serta dukungan layanan kefarmasian bagi pasien dan petugas kesehatan.
PBL dilakukan di Apotek Gelis Waras untuk melatih mahasiswa agar memiliki pengetahuan dan keterampilan praktek kefarmasian, seperti pelayanan pasien, pengelompokan obat, dan administrasi apotek. Tujuannya agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang dipelajari selama kuliah di dunia kerja apotek secara nyata.
1. Perencanaan kebutuhan obat untuk pelayanan kesehatan dasar disusun secara terpadu berdasarkan sistem bottom up dan mempertimbangkan pola konsumsi serta epidemiologi.
2. Pengadaan obat dilakukan secara elektronik melalui e-catalog untuk mencapai efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas perencanaan, pendistribusian, dan jaminan
PENDAHULUAN TUGAS DAN FUNGSI APOTEKER.pptxAstiPratiwi3
Dokumen tersebut membahas tentang peran dan fungsi apoteker dalam beberapa bidang seperti administrasi apotek, gudang farmasi, farmasi rumah sakit, dan pendidikan."
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi pengelolaan obat mulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pelayanan ke pasien, serta pencatatan dan pelaporan. Tugas petugas farmasi antara lain memastikan ketersediaan obat yang tepat untuk pasien dan memberikan informasi tentang penggunaan obat.
Modul ini membahas sistem informasi rumah sakit khususnya subsistem farmasi, meliputi penjelasan antarmuka sistem, proses pendataan obat paten dan racikan, serta order dan stok obat pasien.
Penelitian ini mengkaji kadar fenol dan uji fisik serbuk jamu kombinasi jahe merah, kencur, dan kunyit dengan variasi komposisi. Dilakukan penetapan kadar fenol menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan uji fisik meliputi organoleptik, pH, kadar air, keseragaman bobot. Hasilnya menunjukkan kadar fenol berkisar 0,0178-0,0283% dan memenuhi standar uji fisik.
The document discusses several key aspects of good manufacturing practices (GMP) for pharmaceutical products:
1. GMP aims to ensure consistent production of medicines that meet quality standards and are suitable for their intended use. It covers all aspects of production and quality control.
2. Strict adherence to written standard operating procedures is essential at each stage of manufacturing to build quality into every batch and minimize risks that cannot be eliminated through final testing.
3. Non-compliance with GMP can result in sanctions like warnings, product recalls, or factory closures to protect public health, and also damages a company's reputation and viability. Ensuring product quality is the responsibility of both regulators and manufacturers.
Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan pemberian obat secara oral dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jenis-jenis sediaan oral yang dibahas meliputi tablet, kapsul, kaplet, cairan, dan pil. Faktor fisiologi seperti usia, pH lambung, dan flora usus mempengaruhi penyerapan obat secara oral. Bentuk dan formulasi sediaan seperti larutan, suspensi, atau emulsi juga berpengaruh pada
DATA PROSENTASE PUBLIKASI ILMIAH DOSEN TETAP.pdfyoustiana rusita
Dokumen ini memberikan data publikasi ilmiah 17 dosen tetap Poltekkes Kemenkes Surakarta dari tahun 2018 hingga 2021. Publikasi tersebut terdiri dari jurnal nasional (70,6%) dan internasional (29,4%). Topik publikasi meliputi ekstrak tumbuhan obat, aktivitas antioksidan, formulasi sediaan farmasi, dan upaya pencegahan Covid-19.
Data Pembimbing KTI, Tugas Akhir Skripsi anafarma.pdfyoustiana rusita
Dokumen ini berisi data dosen pembimbing tugas akhir/skripsi/KTI di Program Studi D3 Anafarma Poltekkes Kemenkes Surakarta periode 2021. Terdapat 11 orang dosen pembimbing dengan rata-rata jumlah mahasiswa yang dibimbing masing-masing antara 14-20 orang. Lama penyelesaian tugas akhir/skripsi/KTI adalah 6 bulan. Semua dosen pembimbing berstatus tetap dengan latar belakang pendidikan strata 2.
2. 1.Rencana nama apotek : Apotek Pakis Medika Utama
2.Apoteker penanggungjawab : apt. Youstiana Dwi Rusita, M.Si.
3.Pemilik modal : Apt. Hevi Jayanti, S.Farm.
4.Status bangunan : Kontrak
STATUS PENDIRIAN APOTEK
3. Kebutuhan akan kesehatan yang dahulu lebih dititik beratkan pada upaya
penyembuhan kini telah berkembang menuju upaya kesehatan yang menyeluruh, yakni
berupa upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Salah satu
sarana bagi pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat adalah Apotek
Pakis Medika Utama. Dengan adanya Apotek ini diharapkan dapat meningkatkan derajat
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, memberikan pelayanan obat secara rasional,
pemberian informasi maupun edukasi bagi pasien, tanpa meninggalkan orientasi profit
yang didapat sehingga dapat menunjang keberlangsungan apotek.
LATAR BELAKANG
4. Menjadi apotek unggulan,
dapat bersaing dengan melakukan
pelayanan kefarmasian yang
berkualitas, dan terpercaya,
mampu menjadi mitra bagi
masyarakat sekitar, sehingga
mampu menghasilkan pelayanan
dan keuntungan yang optimal.
VISI MISI
1. Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan
farmasi lainnya yang berkualitas dan terjangkau oleh
masyarakat.
2. Memberikan pelayanan berbasis pharmaceutical care
kepada masyarakat.
3. Ikut serta dan berpartisipasi aktif menjaga dan
memantau pemakaian obat di masyarakat secara
rasional.
4. Melakukan pelayanan konsultasi dan informasi obat
kepada masyarakat.
5. Menjalin kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan
lainnya
6. Memberikan pelayanan kepada customer dengan tepat
dan cepat.
7. Menyediakan obat obat yang sudah terdaftar resmi di
BPOM dan layak edar.
8. Menyediakan tempat yang bersih, nyaman dan layak
untuk pelayanan customer.
5. 1. Apoteker berada di apotek pada hari Senin- Sabtu.
2. Mengatur tata ruang apotek dengan suasana yang nyaman, dinamis dan
bernilai estetika.
3. Menjamin bahwa seluruh pelayanan obat yang diberikan tepat, nyaman dan
aman bagi pasien.
4. Memberikan pelayanan KIE (Konsultasi, Informasi, Edukasi) serta
melakukan monitoring obat dan evaluasi penggunaan obat baik secara
langsung, sms, maupun media online.
5. Melakukan monitoring obat dan evaluasi penggunaan obat.
6. Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin
melakukan pengobatan mandiri (swamedikasi).
7. Memberikan sumber informasi obat secara cepat kepada tenaga kesehatan
lain menggunakan teknologi komunikasi.
STRATEGI
6. TUJUAN
Tempat pengabdian profesi
apoteker yang telah
mengucapkan sumpah
jabatan
Melayani kebutuhan obat,
bahan obat, alat kesehatan
serta perbekalan farmasi
lainnya
Meningkatkan
pemahaman masyarakat
tentang penggunaan obat
secara rasional
Memberikan konseling,
informasi, dan edukasi
kepada pasien
Melakukan evaluasi
penggunaan obat
Sebagai tempat apoteker
untuk menambah
wawasan, kemampuan,
dan pengalaman
Memupuk laba dengan
tetap memegang prinsip-
prinsip pengelolaan
apotek yang sehat
7. a) Lokasi apotek berada dipinggir jalan utama perempatan pakis yang ramai dilalui
kendaraan.
b) Apoteker selalu ada di apotek (Standby).
c) Pelayanan konsultasi obat gratis.
a) Status bangunan masih kontrak
b) Management sistem yang masih manual/belum menggunakan sistem
komputerisasi.
a) Pinggir jalan yang ramai
b) Dekat dengan keramaian salah satunya adanya kampus IAIN
c) Potensi daerah, dekat dengan pemukiman warga
a) Mayoritas status ekonomi masyarakat sekitar apotek menengah kebawah.
b) Jarak dengan pesaing apotek lainnya dekat.
c) Harga obat yang relatif tidak stabil.
d) Apotek tidak bisa buka selama 24 jam.
ANALISA
SWOT STRENGHT
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREATHS
8. Apoteker Pengelola
Apotek (APA)
Bertanggungjawab dalam memimpin,
mengelola dan mengembangkan hasil
dan kualitas apotek
Apoteker Pendamping
Memberikan masukan, membantu Apoteker
serta bertanggungjawab dalam pembacaan
resep, laporan kepada Badan POM dan
penyampaian informasi
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Tenaga Teknis
Kefarmasian
Bertanggungjawab langsung pada
pimpinan apotek dan berwenang
melaksanakan tugas sesuai instruksi dan
petunjuk pimpinan apotek.
Kasir/Staff
Bertugas sebagai kasir apotek, membantu
bagian gudang dan menjaga kebersihan dan
keamanan apotek
10. Sistem Pembelian
• Menyiapkan pesanan, memilih supplier
• Melakukan negosiasi tentang harga, diskon, tempo dan melaksanakan pembelian
• Mengirimkan surat pesanan kepada supplier terpilih
• Menerima dan mengecek fisik sesuai dengan pesanan
• Petugas mengecek faktur dan ED
• Membuat tanda terima barang di faktur (stempel dan tanda tangan)
Sistem Penyimpangan
• Petugas harus menyesuaikan antara faktur dengan surat pemesanan saat menerima barang.
• Petugas gudang memeriksa dan menerima fisik barang sesuai dengan faktur.
• Membuat tanda terima penerimaan barang.
• Mendokumentasikan barang masuk dan keluar.
• Petugas menyimpan barang sesuai metode FIFO dan FEFO
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
11. Sistem Keuangan
• Memeriksa dan menerima uang dan surat berharga lainnya dari penjualan
• Membuat tanda terima penerimaan uang dan surat berharga lainnya
• Menyimpan dan mendokumentasikan uang dan surat berharga lainnya
Sistem Administrasi
• Mencatat seluruh pembelian barang di buku pembelian
• Membuat laporan pembelian
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
16. PENUTUP DAN KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis studi kelayakan, dapat disimpulkan
bahwa pendirian Apotek Pakis Medika Utama yang terletak di jl.
Pakis - Daleman KM.0 Prapatan Pakis, Wadunggetas, Wonosari,
apabila ditinjau dari segi ekonomi dan segi pelayanan dinyatakan
layak untuk didirikan.