SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
TERDEFERENSIASI
Apersepsi
Bagaimana saya dapat mengelola kelas untuk memenuhi kebutuhan murid secara individu?
Apa yang saya ketahui tentang latar belakang murid saya, pembelajaran sebelumnya, dan perkembangan
keterampilan mereka?
Apa yang saya ketahui tentang minat murid saya (di sekolah dan di luar), motivator, dan tujuan mereka?
Apa yang saya ketahui tentang profil belajar murid saya? Apa gaya belajar yang disukai oleh mereka?
Bagaimana saya bisa menggunakan informasi tentang minat, kesiapan dan profil belajar murid saya untuk
membantu saya merancang dan melaksanakan pembelajaran secara efektif?
Pengertian
• Ingatlah satu persatu murid di kelas Anda. Bagaimanakah karakteristik setiap anak di kelas
Anda? Tahukah Anda apa kekuatan mereka? Bagaimana gaya belajar mereka? Apa minat
mereka? Siapakah yang memiliki keterampilan menghitung paling baik di kelas Anda?
Siapakah yang sebaliknya? Siapakah yang paling menyukai kegiatan kelompok? Siapakah
yang justru selalu menghindar saat bekerja kelompok? Siapakah yang level membacanya
paling tinggi? Siapakah murid yang masih perlu dibantu untuk meningkatkan keterampilan
memahami bacaan mereka? Siapakah yang paling senang menulis? Siapakah yang lebih
senang berbicara?
• Setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan oleh keberagaman yang banyak sekali
bentuknya. Mereka secara terus menerus menghadapi tantangan yang beragam dan kerap
kali harus melakukan dan memutuskan banyak hal dalam satu waktu. Keterampilan ini
banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu naturalnya hal ini terjadi di kelas
dan betapa terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Berbagai usaha mereka lakukan
yang tentu saja tujuannya adalah untuk memastikan setiap murid di kelas mereka sukses
dalam proses pembelajarannya.
Ilustrasi
• Ibu Renjana adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid
sebanyak 32 murid. Di antara 32 murid di kelasnya tersebut,
Bu Renjana memperhatikan bahwa 3 murid selalu selesai lebih
dahulu saat diberikan tugas menyelesaikan soal-soal perkalian.
Karena dia tidak ingin ketiga anak ini tidak ada pekerjaan dan
malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia berinisiatif
untuk menyiapkan lembar kerja tambahan untuk 3 anak
tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal
perkalian, maka untuk 3 anak tersebut, Bu Renjana
menyiapkan 25 soal perkalian.
Berdasarkan ilustrasi kelas tersebut, jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut ini:
• Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu
Renjana tepat? Jika ya, mengapa? Jika tidak, mengapa?
• Jika Anda adalah Ibu Renjana, apakah yang akan Anda
lakukan? Jelaskanlah mengapa Anda melakukan hal tersebut.
Miskonsepsi
• Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran terdiferensiasi adalah
usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk
memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
• Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti
bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk
mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus
memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja
dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan
berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar
dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan
tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi
bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic),
yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan
pembelajaran sekaligus, di mana guru harus berlari ke sana kemari
untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan.
Bukan. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman
yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-
beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan.
• Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi?
Pengertian
Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan
pembelajaran, namun juga muridnya.
Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk
memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan
penugasan serta penilaian yang berbeda.
Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar
yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga
struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan,
untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang
ditetapkan.
Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar
tersebut.
Mengidentifikasi
atau Memetakan
Kebutuhan
Belajar Murid
• Tomlinson (2001) dalam bukunya yang
berjudul How to Differentiate Instruction
in Mixed Ability Classroom
menyampaikan bahwa kita dapat
mengkategorikan kebutuhan belajar
murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek,
yakni:
• Kesiapan belajar (readiness) murid
• Minat murid
• Profil belajar murid
Kesiapan
belajar
Dalam pelajaran bahasa Indonesia, Bu Renjana ingin
mengajarkan muridnya membuat karangan berbentuk narasi. Ia
kemudian melakukan penilaian diagnostik. Ia menemukan
bahwa ada tiga kelompok murid di kelasnya.
Kelompok A adalah murid yang telah memiliki keterampilan
menulis dengan struktur yang baik dan memiliki kosakata yang
cukup kaya. Mereka juga cukup mandiri dan percaya diri dalam
bekerja.
Kelompok B adalah murid yang memiliki keterampilan menulis
dengan struktur yang baik, namun kosakatanya masih terbatas.
Kelompok C adalah murid yang belum memiliki keterampilan
menulis dengan struktur yang baik dan kosakatanya pun
terbatas.
• Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah
tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari
zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang
memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
• Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001: 46) mengatakan
bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol
equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik
biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat
Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid
akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan
menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer
tersebut mewakili beberapa perspektif yang dapat kita gunakan untuk menentukan
tingkat kesiapan murid. Dalam modul ini, kita hanya akan membahas 6 perspektif dari
beberapa contoh perspektif yang terdapat dalam Equalizer yang diperkenalkan oleh
Tomlinson (2001: 47).
Tombol-tombol dalam equalizer mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat
digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid. (Tomlinson, 2001).
• Bersifat mendasar - Bersifat transformative. Saat murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru, yang
mungkin belum dikuasainya, mereka akan membutuhkan informasi pendukung yang jelas, sederhana,
dan tidak bertele-tele untuk dapat memahami ide tersebut. Mereka juga akan perlu waktu untuk berlatih
menerapkan ide-ide tersebut. Selain itu, mereka juga membutuhkan bahan-bahan materi dan tugas-
tugas yang bersifat mendasar serta disajikan dengan cara yang membantu mereka membangun landasan
pemahaman yang kuat. Sebaliknya, saat murid dihadapkan pada ide-ide yang telah mereka kuasai dan
pahami, tentunya mereka membutuhkan informasi yang lebih rinci dari ide tersebut. Mereka perlu
melihat bagaimana ide tersebut berhubungan dengan ide-ide lain untuk menciptakan pemikiran baru.
Kondisi seperti itu membutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat transformatif.
• Konkret – Abstrak. Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan
melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret atau sudah siap bergerak
mempelajari sesuatu yang lebih abstrak.
• Sederhana - Kompleks . Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana dengan
satu abstraksi pada satu waktu, yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagai abstraksi pada
satu waktu.
• Terstruktur - Open Ended. Kadang-kadang murid perlu menyelesaikan
tugas yang ditata dengan cukup baik untuk mereka, di mana mereka tidak
memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat. Namun, di waktu lain
murid mungkin siap menjelajah dan menggunakan kreativitas mereka.
• Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent). Walaupun pada akhirnya
kita mengharapkan bahwa semua murid kita dapat belajar, berpikir, dan
menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama seperti tinggi badan,
mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi daripada yang
lain. Dengan kata lain, beberapa murid mungkin akan siap untuk
kemandirian yang lebih awal daripada yang lain.
• Lambat – Cepat. Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam
suatu mata pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang
telah ia kuasai atau sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, murid yang
sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain
untuk mempelajari topik yang lain.
Contoh
Mengidentifikasi
atau Memetakan
Kebutuhan Belajar
Berdasarkan
Kesiapan Belajar
Minat Murid
• Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi
atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.
• Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat,
diantaranya adalah sebagai berikut:
• membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri
untuk belajar;
• mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran;
• menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide
atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
• meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
2 Perspektif minat
• Minat situasional. Dalam perspektif ini, minat merupakan keadaan psikologis yang
dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat
tertentu. Seorang anak bisa saja tertarik saat seorang gurunya berbicara tentang topik
hewan, meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan tersebut, karena
gurunya berbicara dengan cara yang sangat menghibur, menarik dan menggunakan
berbagai alat bantu visual.
• Minat juga dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam
jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Minat ini disebut juga dengan
minat individu. Seorang anak yang memang memiliki minat terhadap hewan, maka ia
akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun mungkin saat itu guru yang
mengajar sama sekali tidak membawakannya dengan cara yang menarik atau menghibur.
Karena minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’
dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektif tentang minat di atas akan
membantu guru untuk dapat mempertimbangkan bagaimana ia dapat mempertahankan
atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
menarik minat murid diantaranya adalah dengan:
• menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian
murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan,
dsb),
• menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan
minat individu murid,
• mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari
murid,
• menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid
dapat memecahkan persoalan (problem-based learning).
Contoh Mengidentifikasi atau Memetakan kebutuhan
belajar berdasarkan minat
Ibu Putik ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat teks prosedur. Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan
bagaimana membuat teks prosedur, Bu Putik lalu meminta murid berlatih membuat sendiri teks prosedur tersebut.
Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka.
Anak yang memiliki minat terhadap memasak, boleh membuat teks prosedur tentang bagaimana cara memasak makanan tertentu.
Murid yang memiliki minat terhadap kerajinan tangan boleh membuat teks prosedur tentang membuat sebuah produk kerajinan
tangan tertentu, dan sebagainya.
Keterampilan yang dilatih tetap sama, yaitu membuat teks prosedur, walaupun topiknya mungkin berbeda.
PROFIL BELAJAR MURID
• Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan,
jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur, dsb.
Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu
bising, terlalu terang, dsb.
• Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
• Preferensi gaya belajar.. Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses,
dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
• visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan
diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer );
• auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca
dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik);
• kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh,
kegiatan hands on, dsb).
Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting
bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar.
• Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): visual-spasial,
musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika.
Contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan
Belajar Berdasarkan Profil Belajar murid
Pak Neon akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan
pembelajaran yaitu agar murid dapat mendemonstrasikan
pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.
Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Neon telah
mengetahui bahwa sebagian muridnya adalah pembelajar visual,
sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar
kinestetik.
Aktifitas
Saat mengajar, Pak Neon:
• menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
• menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid.
• membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat
berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi.
Saat memberikan tugas,
• Pak Neon memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan
pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan
pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara maupun performance atau
role-play.
Contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajar murid
mengamati perilaku murid-murid mereka;
mengidentifikasi pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik yang akan dipelajari;
melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian
mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut;
mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid;
mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;
bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
Contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajar murid
membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru
sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;
berbicara dengan guru murid sebelumnya;
membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau
keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini;
menggunakan berbagai penilaian penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada
dalam level yang sesuai;
melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui
efektivitas pembelajaran mereka; dll.
CATATAN
Perlu diperhatikan bahwa
mengidentifikasi atau memetakan
kebutuhan belajar murid, tidak
selalu harus melibatkan sebuah
kegiatan yang rumit.
Guru yang memperhatikan dengan
saksama hasil penilaian formatif,
perilaku murid atau terbiasa
mendengarkan dengan baik murid-
muridnya biasanya akan dengan
mudah mengetahui kebutuhan
belajar murid-muridnya.

More Related Content

Similar to terdeferensiasi.pptx

Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdfArtikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdfHarlimanDs
 
Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pakem
Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan  pakemHal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan  pakem
Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pakemDeri Suyatma
 
Presentasi Pendidikan Orientasi Kelas Matematika Papan Tulis(1).pptx
Presentasi Pendidikan Orientasi Kelas Matematika Papan Tulis(1).pptxPresentasi Pendidikan Orientasi Kelas Matematika Papan Tulis(1).pptx
Presentasi Pendidikan Orientasi Kelas Matematika Papan Tulis(1).pptxarifianto26
 
KONSEP & PRAKTIK BAIK PEMBELAJARAN DIFERENSIASI.pdf
KONSEP & PRAKTIK BAIK PEMBELAJARAN DIFERENSIASI.pdfKONSEP & PRAKTIK BAIK PEMBELAJARAN DIFERENSIASI.pdf
KONSEP & PRAKTIK BAIK PEMBELAJARAN DIFERENSIASI.pdfNazharFarizhi
 
Penerapan Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar.pptx
Penerapan Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar.pptxPenerapan Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar.pptx
Penerapan Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar.pptxAdiMulyono11
 
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdfPEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdfPutraZendrato
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
 
Angkatan 6 MODUL 2.1_PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI_CGP.pptx (1).pdf
Angkatan 6 MODUL 2.1_PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI_CGP.pptx (1).pdfAngkatan 6 MODUL 2.1_PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI_CGP.pptx (1).pdf
Angkatan 6 MODUL 2.1_PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI_CGP.pptx (1).pdfMUHAMMADRAMDHAN48
 
01. Asesmen IKM 2022.pptx
01. Asesmen IKM 2022.pptx01. Asesmen IKM 2022.pptx
01. Asesmen IKM 2022.pptxFiniWarzuqni
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenJoko Prasetiyo
 
Pendekatan strategi metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai sc...
Pendekatan strategi metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai sc...Pendekatan strategi metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai sc...
Pendekatan strategi metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai sc...dododdwi1
 
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdf
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdfTopik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdf
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdfDamarjatiSufajar1
 
strategi pembelajaran berdiferensiasi di kelas
strategi pembelajaran berdiferensiasi di kelasstrategi pembelajaran berdiferensiasi di kelas
strategi pembelajaran berdiferensiasi di kelasFilmGue
 
Model Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stickModel Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stickyuli yuliyanti
 
UAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
UAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptxUAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
UAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptxDaimmurahman
 
Active Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
Active Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptxActive Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
Active Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptxDaimmurahman
 
PPT PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
PPT PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptxPPT PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
PPT PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptxNurSalam52
 

Similar to terdeferensiasi.pptx (20)

Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdfArtikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
 
Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pakem
Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan  pakemHal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan  pakem
Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pakem
 
Presentasi Pendidikan Orientasi Kelas Matematika Papan Tulis(1).pptx
Presentasi Pendidikan Orientasi Kelas Matematika Papan Tulis(1).pptxPresentasi Pendidikan Orientasi Kelas Matematika Papan Tulis(1).pptx
Presentasi Pendidikan Orientasi Kelas Matematika Papan Tulis(1).pptx
 
KONSEP & PRAKTIK BAIK PEMBELAJARAN DIFERENSIASI.pdf
KONSEP & PRAKTIK BAIK PEMBELAJARAN DIFERENSIASI.pdfKONSEP & PRAKTIK BAIK PEMBELAJARAN DIFERENSIASI.pdf
KONSEP & PRAKTIK BAIK PEMBELAJARAN DIFERENSIASI.pdf
 
Penerapan Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar.pptx
Penerapan Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar.pptxPenerapan Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar.pptx
Penerapan Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar.pptx
 
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdfPEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
 
Teaching style
Teaching styleTeaching style
Teaching style
 
Angkatan 6 MODUL 2.1_PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI_CGP.pptx (1).pdf
Angkatan 6 MODUL 2.1_PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI_CGP.pptx (1).pdfAngkatan 6 MODUL 2.1_PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI_CGP.pptx (1).pdf
Angkatan 6 MODUL 2.1_PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI_CGP.pptx (1).pdf
 
Co teaching
Co teachingCo teaching
Co teaching
 
01. Asesmen IKM 2022.pptx
01. Asesmen IKM 2022.pptx01. Asesmen IKM 2022.pptx
01. Asesmen IKM 2022.pptx
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
 
Pendekatan strategi metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai sc...
Pendekatan strategi metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai sc...Pendekatan strategi metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai sc...
Pendekatan strategi metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai sc...
 
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdf
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdfTopik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdf
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdf
 
LIRP4-2016
LIRP4-2016LIRP4-2016
LIRP4-2016
 
strategi pembelajaran berdiferensiasi di kelas
strategi pembelajaran berdiferensiasi di kelasstrategi pembelajaran berdiferensiasi di kelas
strategi pembelajaran berdiferensiasi di kelas
 
Model Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stickModel Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stick
 
UAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
UAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptxUAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
UAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
 
Active Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
Active Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptxActive Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
Active Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
 
PPT PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
PPT PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptxPPT PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
PPT PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
 

More from ErwinHariKurniawan2

Platform Merdeka Mengajar dan aplikasi penunjang.pptx
Platform Merdeka Mengajar dan aplikasi penunjang.pptxPlatform Merdeka Mengajar dan aplikasi penunjang.pptx
Platform Merdeka Mengajar dan aplikasi penunjang.pptxErwinHariKurniawan2
 
Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptx
Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptxMateri 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptx
Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptxErwinHariKurniawan2
 
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptxPembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptxErwinHariKurniawan2
 
Panduan Menyusun CP ke TP dan ATP.pptx
Panduan Menyusun CP ke TP dan ATP.pptxPanduan Menyusun CP ke TP dan ATP.pptx
Panduan Menyusun CP ke TP dan ATP.pptxErwinHariKurniawan2
 
Buku Panduan pelajaran Berderensiasi
Buku Panduan pelajaran BerderensiasiBuku Panduan pelajaran Berderensiasi
Buku Panduan pelajaran BerderensiasiErwinHariKurniawan2
 
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptxPembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptxErwinHariKurniawan2
 

More from ErwinHariKurniawan2 (8)

Photovoice
PhotovoicePhotovoice
Photovoice
 
Platform Merdeka Mengajar dan aplikasi penunjang.pptx
Platform Merdeka Mengajar dan aplikasi penunjang.pptxPlatform Merdeka Mengajar dan aplikasi penunjang.pptx
Platform Merdeka Mengajar dan aplikasi penunjang.pptx
 
Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptx
Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptxMateri 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptx
Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptx
 
Materi Sosialisasi KM 5.pdf
Materi Sosialisasi KM 5.pdfMateri Sosialisasi KM 5.pdf
Materi Sosialisasi KM 5.pdf
 
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptxPembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptx
 
Panduan Menyusun CP ke TP dan ATP.pptx
Panduan Menyusun CP ke TP dan ATP.pptxPanduan Menyusun CP ke TP dan ATP.pptx
Panduan Menyusun CP ke TP dan ATP.pptx
 
Buku Panduan pelajaran Berderensiasi
Buku Panduan pelajaran BerderensiasiBuku Panduan pelajaran Berderensiasi
Buku Panduan pelajaran Berderensiasi
 
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptxPembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptx
 

Recently uploaded

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 

Recently uploaded (20)

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 

terdeferensiasi.pptx

  • 2. Apersepsi Bagaimana saya dapat mengelola kelas untuk memenuhi kebutuhan murid secara individu? Apa yang saya ketahui tentang latar belakang murid saya, pembelajaran sebelumnya, dan perkembangan keterampilan mereka? Apa yang saya ketahui tentang minat murid saya (di sekolah dan di luar), motivator, dan tujuan mereka? Apa yang saya ketahui tentang profil belajar murid saya? Apa gaya belajar yang disukai oleh mereka? Bagaimana saya bisa menggunakan informasi tentang minat, kesiapan dan profil belajar murid saya untuk membantu saya merancang dan melaksanakan pembelajaran secara efektif?
  • 3. Pengertian • Ingatlah satu persatu murid di kelas Anda. Bagaimanakah karakteristik setiap anak di kelas Anda? Tahukah Anda apa kekuatan mereka? Bagaimana gaya belajar mereka? Apa minat mereka? Siapakah yang memiliki keterampilan menghitung paling baik di kelas Anda? Siapakah yang sebaliknya? Siapakah yang paling menyukai kegiatan kelompok? Siapakah yang justru selalu menghindar saat bekerja kelompok? Siapakah yang level membacanya paling tinggi? Siapakah murid yang masih perlu dibantu untuk meningkatkan keterampilan memahami bacaan mereka? Siapakah yang paling senang menulis? Siapakah yang lebih senang berbicara? • Setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan oleh keberagaman yang banyak sekali bentuknya. Mereka secara terus menerus menghadapi tantangan yang beragam dan kerap kali harus melakukan dan memutuskan banyak hal dalam satu waktu. Keterampilan ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu naturalnya hal ini terjadi di kelas dan betapa terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Berbagai usaha mereka lakukan yang tentu saja tujuannya adalah untuk memastikan setiap murid di kelas mereka sukses dalam proses pembelajarannya.
  • 4. Ilustrasi • Ibu Renjana adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32 murid. Di antara 32 murid di kelasnya tersebut, Bu Renjana memperhatikan bahwa 3 murid selalu selesai lebih dahulu saat diberikan tugas menyelesaikan soal-soal perkalian. Karena dia tidak ingin ketiga anak ini tidak ada pekerjaan dan malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia berinisiatif untuk menyiapkan lembar kerja tambahan untuk 3 anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal perkalian, maka untuk 3 anak tersebut, Bu Renjana menyiapkan 25 soal perkalian. Berdasarkan ilustrasi kelas tersebut, jawablah pertanyaan- pertanyaan berikut ini: • Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Renjana tepat? Jika ya, mengapa? Jika tidak, mengapa? • Jika Anda adalah Ibu Renjana, apakah yang akan Anda lakukan? Jelaskanlah mengapa Anda melakukan hal tersebut.
  • 5. Miskonsepsi • Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran terdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. • Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan. Bukan. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda- beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan. • Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi?
  • 6. Pengertian Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.
  • 7. Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Murid • Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek, yakni: • Kesiapan belajar (readiness) murid • Minat murid • Profil belajar murid
  • 8. Kesiapan belajar Dalam pelajaran bahasa Indonesia, Bu Renjana ingin mengajarkan muridnya membuat karangan berbentuk narasi. Ia kemudian melakukan penilaian diagnostik. Ia menemukan bahwa ada tiga kelompok murid di kelasnya. Kelompok A adalah murid yang telah memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik dan memiliki kosakata yang cukup kaya. Mereka juga cukup mandiri dan percaya diri dalam bekerja. Kelompok B adalah murid yang memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik, namun kosakatanya masih terbatas. Kelompok C adalah murid yang belum memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik dan kosakatanya pun terbatas.
  • 9. • Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut. • Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001: 46) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut mewakili beberapa perspektif yang dapat kita gunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid. Dalam modul ini, kita hanya akan membahas 6 perspektif dari beberapa contoh perspektif yang terdapat dalam Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (2001: 47).
  • 10. Tombol-tombol dalam equalizer mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid. (Tomlinson, 2001). • Bersifat mendasar - Bersifat transformative. Saat murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru, yang mungkin belum dikuasainya, mereka akan membutuhkan informasi pendukung yang jelas, sederhana, dan tidak bertele-tele untuk dapat memahami ide tersebut. Mereka juga akan perlu waktu untuk berlatih menerapkan ide-ide tersebut. Selain itu, mereka juga membutuhkan bahan-bahan materi dan tugas- tugas yang bersifat mendasar serta disajikan dengan cara yang membantu mereka membangun landasan pemahaman yang kuat. Sebaliknya, saat murid dihadapkan pada ide-ide yang telah mereka kuasai dan pahami, tentunya mereka membutuhkan informasi yang lebih rinci dari ide tersebut. Mereka perlu melihat bagaimana ide tersebut berhubungan dengan ide-ide lain untuk menciptakan pemikiran baru. Kondisi seperti itu membutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat transformatif. • Konkret – Abstrak. Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret atau sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak. • Sederhana - Kompleks . Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana dengan satu abstraksi pada satu waktu, yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagai abstraksi pada satu waktu.
  • 11. • Terstruktur - Open Ended. Kadang-kadang murid perlu menyelesaikan tugas yang ditata dengan cukup baik untuk mereka, di mana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat. Namun, di waktu lain murid mungkin siap menjelajah dan menggunakan kreativitas mereka. • Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent). Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua murid kita dapat belajar, berpikir, dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama seperti tinggi badan, mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi daripada yang lain. Dengan kata lain, beberapa murid mungkin akan siap untuk kemandirian yang lebih awal daripada yang lain. • Lambat – Cepat. Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, murid yang sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari topik yang lain.
  • 13. Minat Murid • Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. • Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut: • membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar; • mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran; • menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan; • meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
  • 14. 2 Perspektif minat • Minat situasional. Dalam perspektif ini, minat merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Seorang anak bisa saja tertarik saat seorang gurunya berbicara tentang topik hewan, meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan tersebut, karena gurunya berbicara dengan cara yang sangat menghibur, menarik dan menggunakan berbagai alat bantu visual. • Minat juga dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Minat ini disebut juga dengan minat individu. Seorang anak yang memang memiliki minat terhadap hewan, maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun mungkin saat itu guru yang mengajar sama sekali tidak membawakannya dengan cara yang menarik atau menghibur. Karena minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektif tentang minat di atas akan membantu guru untuk dapat mempertimbangkan bagaimana ia dapat mempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar.
  • 15. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid diantaranya adalah dengan: • menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb), • menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid, • mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid, • menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning).
  • 16.
  • 17. Contoh Mengidentifikasi atau Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan minat Ibu Putik ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat teks prosedur. Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat teks prosedur, Bu Putik lalu meminta murid berlatih membuat sendiri teks prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Anak yang memiliki minat terhadap memasak, boleh membuat teks prosedur tentang bagaimana cara memasak makanan tertentu. Murid yang memiliki minat terhadap kerajinan tangan boleh membuat teks prosedur tentang membuat sebuah produk kerajinan tangan tertentu, dan sebagainya. Keterampilan yang dilatih tetap sama, yaitu membuat teks prosedur, walaupun topiknya mungkin berbeda.
  • 18. PROFIL BELAJAR MURID • Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur, dsb. Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb. • Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal. • Preferensi gaya belajar.. Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu: • visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer ); • auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik); • kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb). Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar. • Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): visual-spasial, musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika.
  • 19. Contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Profil Belajar murid Pak Neon akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Neon telah mengetahui bahwa sebagian muridnya adalah pembelajar visual, sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik.
  • 20. Aktifitas Saat mengajar, Pak Neon: • menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan. • menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid. • membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi. Saat memberikan tugas, • Pak Neon memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara maupun performance atau role-play.
  • 21. Contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid mengamati perilaku murid-murid mereka; mengidentifikasi pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik yang akan dipelajari; melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut; mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid; mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas; bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
  • 22. Contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya; berbicara dengan guru murid sebelumnya; membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini; menggunakan berbagai penilaian penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang sesuai; melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid; mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka; dll.
  • 23. CATATAN Perlu diperhatikan bahwa mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku murid atau terbiasa mendengarkan dengan baik murid- muridnya biasanya akan dengan mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya.