Materi penilaian standar perbuatan manusiaRohmaWati9
Dokumen tersebut membahas tentang standar yang digunakan manusia dalam menilai suatu perbuatan, yaitu pengamatan indera, perasaan/naluri, dan predikat perbuatan. Namun dokumen tersebut menyimpulkan bahwa ketiga standar tersebut sangat relatif dan tidak dapat dijadikan patokan untuk menilai baik buruk suatu perbuatan.
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek iman dalam Islam, termasuk pembenaran dan pengingkaran, dalil-dalil iman (aqli dan naqli), perkara yang diimani (dapat dan tidak dapat diindera), iman kepada Allah, al-Qur'an, rasul Muhammad, malaikat, hari kiamat, dan takdir.
Khutbah Jumat membahas tentang peningkatan iman dan ketakwaan kepada Allah sebagai syarat utama untuk mencapai keberkahan dalam kehidupan. Keberkahan sebuah masyarakat bergantung pada seberapa besar tingkat iman dan ketakwaannya. Sebaliknya, dosa dan kemaksiatan akan menghilangkan keberkahan dan menggantikannya dengan bencana. Oleh karena itu, umat Islam diimbau untuk terus meningkatkan im
Materi penilaian standar perbuatan manusiaRohmaWati9
Dokumen tersebut membahas tentang standar yang digunakan manusia dalam menilai suatu perbuatan, yaitu pengamatan indera, perasaan/naluri, dan predikat perbuatan. Namun dokumen tersebut menyimpulkan bahwa ketiga standar tersebut sangat relatif dan tidak dapat dijadikan patokan untuk menilai baik buruk suatu perbuatan.
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek iman dalam Islam, termasuk pembenaran dan pengingkaran, dalil-dalil iman (aqli dan naqli), perkara yang diimani (dapat dan tidak dapat diindera), iman kepada Allah, al-Qur'an, rasul Muhammad, malaikat, hari kiamat, dan takdir.
Khutbah Jumat membahas tentang peningkatan iman dan ketakwaan kepada Allah sebagai syarat utama untuk mencapai keberkahan dalam kehidupan. Keberkahan sebuah masyarakat bergantung pada seberapa besar tingkat iman dan ketakwaannya. Sebaliknya, dosa dan kemaksiatan akan menghilangkan keberkahan dan menggantikannya dengan bencana. Oleh karena itu, umat Islam diimbau untuk terus meningkatkan im
Dokumen tersebut membahas tentang konsep ilmu dalam Islam, dengan mengutip beberapa hadis Nabi Muhammad SAW dan tokoh-tokoh Islam lainnya yang menekankan pentingnya ilmu dan mengajak umat Islam untuk selalu menuntut ilmu. Dokumen ini juga menjelaskan definisi ilmu, kedudukan ilmu dalam Islam, serta urgensi memperoleh ilmu.
Teks membahas tentang pengertian mukjizat secara bahasa dan istilah, serta jenis-jenis mukjizat. Mukjizat didefinisikan sebagai peristiwa luar biasa yang terjadi melalui nabi untuk membuktikan kenabian mereka dan tidak dapat ditiru oleh orang lain. Ada dua jenis mukjizat, yaitu mukjizat hissi yang bersifat material dan ma'nawi yang bersifat imaterial.
Teks tersebut membahas tentang adab terhadap Al-Qur'an, yang meliputi empat poin utama yaitu: 1) Iman kepada Al-Qur'an, 2) Membaca Al-Qur'an, 3) Mempelajari dan merenungkan Al-Qur'an, 4) Mengikuti ajaran Al-Qur'an."
Dokumen tersebut membahas tentang ranah ilmu dalam pembelajaran Islam. Terdapat konsep-konsep penting seperti hukum, penilaian tindakan, dan realitas yang dinilai. Dokumen ini menjelaskan bahwa penilaian terhadap suatu tindakan harus didasarkan pada pemahaman yang benar terhadap konsep, hukum, dan realitas, bukan semata-mata berdasarkan khayalan atau penafsiran pribadi.
Iman produktif dan dinamis membutuhkan pemahaman yang benar tentang hakikat hidup berdasarkan ajaran agama Islam. Akidah Islam memberikan kerangka dasar tentang asal usul manusia, tujuan hidup, dan kehidupan sesudah kematian berdasarkan al-Qur'an dan sunnah. Pemahaman akidah yang tepat mendorong umat Islam untuk hidup beribadah dan melaksanakan syariat agar mendapat balasan surga.
Dokumen tersebut membahas konsep ilmu dalam Al Quran dan Islam. Ayat-ayat Al Quran menjelaskan bahwa ilmu diperoleh melalui pengamatan alam semesta dan merupakan syarat untuk menjadi khalifah Allah. Ilmu dibedakan menjadi ilmu biasa, ilmu ilmiah, ilmu Tuhan yang kekal, ilmu makhluk yang terbatas, serta ilmu dharuri dan kasbi. Konsep ilmu dalam Islam mencakup tahswwur atau konsep ilmu
Konsekuensi Keimanan
- Menjadi hamba Allah SWT yang bertaqwa
- Menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan
- Mengadopsi secara kaffah seluruh syariat dalam al-Quran
Dokumen tersebut membahas tentang keutamaan membaca Al-Quran dan kewajiban Muslim terhadap Al-Quran. Beberapa poin pentingnya adalah membaca Al-Quran adalah amal perbuatan terbaik, menuntun ke jalan yang lurus, dan menghafal serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sirah nabawiyah 78 yang diterima dan ditampakkan (bagian 2)AbuNailah
Dokumen tersebut membahas hukuman bagi mereka yang memakan riba dan penceramah yang lupa diri. Secara bertahap, Al-Quran mengharamkan riba, mulai dari peringatan hingga larangan mutlak. Nabi Muhammad diperlihatkan hukuman bagi pemakan riba yaitu perut besar dan dilempar ke neraka. Pengharaman riba diturunkan secara bertahap di Makkah dan Madinah melalui beberapa ayat Al-Quran.
Guna untuk memenuhi tugas IPI semester 2 Mata kuliah Ilmu pendidikan islam prodi PAI semester 2 fakultas tarbiyah Institut Agama Islam Alfalah Assunniyyah
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep ilmu dalam Islam, dengan mengutip beberapa hadis Nabi Muhammad SAW dan tokoh-tokoh Islam lainnya yang menekankan pentingnya ilmu dan mengajak umat Islam untuk selalu menuntut ilmu. Dokumen ini juga menjelaskan definisi ilmu, kedudukan ilmu dalam Islam, serta urgensi memperoleh ilmu.
Teks membahas tentang pengertian mukjizat secara bahasa dan istilah, serta jenis-jenis mukjizat. Mukjizat didefinisikan sebagai peristiwa luar biasa yang terjadi melalui nabi untuk membuktikan kenabian mereka dan tidak dapat ditiru oleh orang lain. Ada dua jenis mukjizat, yaitu mukjizat hissi yang bersifat material dan ma'nawi yang bersifat imaterial.
Teks tersebut membahas tentang adab terhadap Al-Qur'an, yang meliputi empat poin utama yaitu: 1) Iman kepada Al-Qur'an, 2) Membaca Al-Qur'an, 3) Mempelajari dan merenungkan Al-Qur'an, 4) Mengikuti ajaran Al-Qur'an."
Dokumen tersebut membahas tentang ranah ilmu dalam pembelajaran Islam. Terdapat konsep-konsep penting seperti hukum, penilaian tindakan, dan realitas yang dinilai. Dokumen ini menjelaskan bahwa penilaian terhadap suatu tindakan harus didasarkan pada pemahaman yang benar terhadap konsep, hukum, dan realitas, bukan semata-mata berdasarkan khayalan atau penafsiran pribadi.
Iman produktif dan dinamis membutuhkan pemahaman yang benar tentang hakikat hidup berdasarkan ajaran agama Islam. Akidah Islam memberikan kerangka dasar tentang asal usul manusia, tujuan hidup, dan kehidupan sesudah kematian berdasarkan al-Qur'an dan sunnah. Pemahaman akidah yang tepat mendorong umat Islam untuk hidup beribadah dan melaksanakan syariat agar mendapat balasan surga.
Dokumen tersebut membahas konsep ilmu dalam Al Quran dan Islam. Ayat-ayat Al Quran menjelaskan bahwa ilmu diperoleh melalui pengamatan alam semesta dan merupakan syarat untuk menjadi khalifah Allah. Ilmu dibedakan menjadi ilmu biasa, ilmu ilmiah, ilmu Tuhan yang kekal, ilmu makhluk yang terbatas, serta ilmu dharuri dan kasbi. Konsep ilmu dalam Islam mencakup tahswwur atau konsep ilmu
Konsekuensi Keimanan
- Menjadi hamba Allah SWT yang bertaqwa
- Menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan
- Mengadopsi secara kaffah seluruh syariat dalam al-Quran
Dokumen tersebut membahas tentang keutamaan membaca Al-Quran dan kewajiban Muslim terhadap Al-Quran. Beberapa poin pentingnya adalah membaca Al-Quran adalah amal perbuatan terbaik, menuntun ke jalan yang lurus, dan menghafal serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sirah nabawiyah 78 yang diterima dan ditampakkan (bagian 2)AbuNailah
Dokumen tersebut membahas hukuman bagi mereka yang memakan riba dan penceramah yang lupa diri. Secara bertahap, Al-Quran mengharamkan riba, mulai dari peringatan hingga larangan mutlak. Nabi Muhammad diperlihatkan hukuman bagi pemakan riba yaitu perut besar dan dilempar ke neraka. Pengharaman riba diturunkan secara bertahap di Makkah dan Madinah melalui beberapa ayat Al-Quran.
Guna untuk memenuhi tugas IPI semester 2 Mata kuliah Ilmu pendidikan islam prodi PAI semester 2 fakultas tarbiyah Institut Agama Islam Alfalah Assunniyyah
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
4. Pengamatan Indera (1)
Dengan kemampuan inderanya, manusia mampu
memahami fakta yang dihadapinya
Manusia bisa membedakan: apel itu enak dimakan,
dampaknya akan baik. Sedangkan batu itu tidak enak,
dampaknya akan buruk, dst.
Pengetahuan itulah yang menjadi landasan bagi
manusia untuk melakukan sesuatu atau tidak
5. Pengamatan Indera (1)
Kemampuan inderawi tersebut terus dibantu dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Memang menunjukkan dampak baik-buruk dari fakta-
fakta yang dihadapi manusia
Namun sebenarnya hanya dalam jangka pendek saja
Untuk jangka panjang, kemampuan iptek
sesungguhnya sangatlah terbatas
11. Bagaimana Dampak Jangka Panjang Sekali?
Indera dan iptek manusia tidak akan pernah
menjangkau dampak yang panjang sekali
Iptek manusia, bagaimanapun canggihnya, tidak akan
pernah mampu melihat bagaimana nasib manusia
yang sudah masuk di kuburan
Kecuali hanya melihatnya menjadi bangkai dan
melebur menjadi tanah
Pertanyaannya: apakah memang benar demikian?
Iptek menyatakan bahwa materi dan energi itu kekal,
berarti kiamat tidak akan pernah terjadi
Pertanyaannya: benarkah demikian?
12. Bagaimana Dampak Jangka Panjang Sekali?
Iptek manusia mampu mengamati apa manfaat daging
babi, bahkan iptek juga mampu menghilangkan
dampak buruk yang ditimbulkan daging babi bagi
kesehatan
Pertanyaan: jika manusia makan daging babi, apakah
akan berdampak baik untuk jangka panjang sekali di
akherat?
Mampukah iptek memastikannya?
Demikian juga untuk minuman keras, bangkai, darah,
dsb.
Apakah manusia mampu memastikan dampak baik
dan buruknya dalam jangka panjang sekali di akherat?
13. Pengamatan Indera : Kesimpulan
Kemampuan indera dan iptek yang dimiliki manusia
sangat terbatas dan sangat relatif
Tidak mampu memastikan dampak yang akan
diakibatkan dari perbuatan manusia, terutama untuk
jangka panjang (dalam ratusan tahun), terlebih lagi
untuk jangka panjang sekali di akherat
Tidak dapat dijadikan standar perbuatan yang dapat
memberi jaminan kepastian
14. Pengamatan Indera : Komentar Al-Qur’an
Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus
kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan,
mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada
mereka [1329] dan mereka dikepung oleh azab Allah yang
selalu mereka perolok-olokkan itu. (QS: Al Mu’min/Ghafir:
83)
ِتَانِيَبْالِب مُهُلُسُر ْمُهْتاءَج اَّمَلَف
ِعْال َنِم مُهَدنِع اَمِب واُح ِ
رَف
ِمْل
ِهِب واُناَك اَّم مِهِب َاقَح َو
ونُئ ِ
زْهَتْسَي
[1329] mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka
maksudnya ialah bahwa mereka sudah merasa cukup dengan ilmu
pengetahuan yang ada pada mereka dan tidak merasa perlu lagi dengan
ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh rasul-rasul mereka. Malah mereka
memandang enteng dan memperolok-olokkan keterangan yang dibawa
rasul-rasul itu.
15. Perasaan / Naluri (2)
Banyak perbuatan manusia yang faktanya tidak dapat
diindera manusia
Misalnya: jujur, santun, keras, lembut, pujian,
celaan, dsb
Untuk menilainya manusia memerlukan naluri atau
perasaan
Jujur itu baik, bohong itu jelek, santun itu baik, kurang
ajar itu jelek, menolong itu baik, tidak peduli itu jelek,
lembut itu baik, keras itu jelek, memuji itu baik,
mencela itu jelek dsb.
16. Perasaan / Naluri (2)
Naluri manusia memang mampu merasakan dan
membedakan, bahwa jujur itu baik, bohong itu jelek,
lembut itu baik, kasar itu jelek, dst
Pertanyaan : faktanya apakah setiap jujur itu baik dan
setiap bohong itu jelek?
Apakah setiap kekerasan itu jelek dan setiap yang
lembut itu baik?
Jawabnya : Sangat Relatif
Kesimpulan : perasaan tidak dapat dijadikan standar
(patokan) untuk menilai baik-buruknya perbuatan
17. Perasaan / Naluri : Komentar Al-Qur’an
”Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu
adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
(QS. Al-Baqarah: 216)
َّل ٌه ْرُك َوُه َو ُلاَتِقْال ُمُكْيَلَع َبِتُك
َش ْاوُهَرْكَت نَأ ىَسَع َو ْمُك
ًاْئي
ْاُّوب ِحُت نَأ ىَسَع َو ْمُكَّل ٌْريَخ َوُه َو
ْمُكَّل ٌَّرش َوُه َو ًاْئيَش
ُاّلل َو
َونُمَلْعَت َال ْمُتنَأ َو ُمَلْعَي
18. Predikat Perbuatan (3)
Manusia memang mampu memberi predikat
perbuatan, bahwa membunuh itu tercela, menolong
terpuji, mencuri tercela, memberi terpuji, sex bebas
tercela
Pertanyaan : faktanya apakah setiap membunuh itu
tercela, setiap menolong itu terpuji?
Fakta: membunuh itu perbuatan yang netral,
sebagaimana perbuatan memberi, sex, dll juga netral
19. Predikat Perbuatan (3)
Status terpuji dan tercela datangnya dari luar
perbuatan itu, yaitu pendapat manusia
Kenyataannya: pendapat manusia sangatlah relatif
Kesimpulan: pendapat manusia tidak dapat dijadikan
standar (patokan) untuk menilai terpuji dan tercelanya
perbuatan
20. Predikat Perbuatan : Komentar Al-Qur’an
”Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang
yang paling merugi perbuatannya?“
”Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia
ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya”.
”Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan
(kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan
mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka
pada hari kiamat”.
”Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran
mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-
Ku sebagai olok-olok”. (QS. Al-Kahfi: 103-106)
ْعَأ َين ِ
رَسْخَ ْ
اْلِب ْمُكُئَِبنُن ْلَه ْلُق
﴿ ًالاَم
١٠٣
ْمُهُيْعَس َّلَض َِينذَّال ﴾
َّنَأ َُونبَسْحَي ْمُه َو اَيْنُّدال ِةاَيَحْال يِف
﴿ ًاعْنُن َونُنِسْحُي ْمُه
١٠٤
﴾
ْمِهِبَر ِتاَيآِب واُرَفَك َِينذَّال َكِئَلوُأ
ُهُلاَمْعَأ ْتَطِبَحَف ِهِئاَقِل َو
َ
َلَف ْم
﴿ ًان ْز َو ِةَماَيِقْال َم ْوَي ْمُهَل ُميِقُن
١٠٥
ُمَّنَهَج ْمُهُؤاَزَج َكِلَذ ﴾
اَمِب
﴿ ًاوُزُه يِلُسُر َو يِتاَيآ واُذَخَّتا َو واُرَفَك
١٠٦
﴾
21. Pendapat Banyak Orang (4)
Manusia memang suka mengikuti apa kata orang
banyak
Apakah pendapat banyak orang itu akan memberi
kepastian baik dan buruknya perbuatan?
Ingatlah kisah Lukman dengan anaknya:
Suatu ketika Lukman dengan anaknya pergi dengan
membawa bekal yang cukup banyak yang dibawa oleh
seekor keledai
22. Pendapat Banyak Orang (4)
Karena Lukman sayang dengan anaknya, anaknya
disuruh menaiki keledai dan dia rela berjalan kaki
Ketika melewati kampung 1, mereka dicela orang-
orang kampung: dasar anak tidak tahu diri, ayahnya
disuruh berjalan, sedangkan dia malah enak-enakan
naik keledai
23. Pendapat Banyak Orang (4)
Akhirnya anaknya disuruh turun dan Lukman menaiki
keledainya
Melewati kampung 2, mereka dicela orang-orang
kampung: dasar bapak tidak tahu diri, anaknya disuruh
berjalan, sedangkan dia malah enak-enakan naik
keledai
24. Pendapat Banyak Orang (4)
Akhirnya anaknya disuruh naik keledai, sehingga
keduanya berada di atas keledai
Melewati kampung 3, mereka dicela orang-orang
kampung: dasar manusia tidak berperikehewanan,
keledai kok disiksa, sudahlah disuruh mengangkut
bekal, masih harus ditunggangi dua orang, apa tidak
kasihan
25. Pendapat Banyak Orang (4)
Akhirnya keduanya turun dan keledainya hanya
dituntun oleh kedua orang tersebut
Melewati kampung 4, mereka dicela orang-orang
kampung: dasar manusia bodoh, bawa keledai kok
malah hanya dituntun, tidak dinaiki, apa tidak sia-sia?
Apa tidak lelah harus jalan kaki terus?
Manakah pendapat yang harus diikuti?
Kesimpulan: pendapat orang banyak juga relatif, tidak
dapat dijadikan standar yang bisa memastikan baik
buruknya perbuatan
26. Pendapat Banyak Orang : Komentar Al-Qur’an
”Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di
muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari
jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta (terhadap Allah)”.
(QS. Al-An’am: 116)
ِ
ضُي ِ
ض ْرَْلا يِف نَم َرَثْكَأ ْعِطُت نِإ َو
ِإ ِاّلل ِليِبَس نَع َوكُّل
ن
َّالِإ ْمُه ْنِإ َو َّنَّالظ َّالِإ َونُعِبَّتَي
َونُنُرْخَي
27. Adat Istiadat (5)
Terkadang manusia melihat orang yang celaka karena
melanggar adat dan mendapat keberuntungan karena
mengikuti adat
Pertanyaan: apakah ada jaminan bahwa mengikuti
adat pasti beruntung dan melanggar adat pasti celaka?
Jawabnya : semua itu tetap Relatif
Bahkan aqal manusia itu sendiri sangat sulit
menghubungkan antara adat dengan dampak yang
ditimbulkan, kecuali hanya serba kemungkinan
Kesimpulan: adat istiadat tidak dapat dijadikan
standar yang pasti untuk menentukan baik buruknya
suatu perbuatan
28. Pendapat Banyak Orang : Komentar Al-Qur’an
”Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang
telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi
kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari
(perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan
mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat
petunjuk?“(QS. Al-Baqarah: 170)
ُاّلل َلَنزَأ اَم واُعِبَّتا ُمُهَل َليِق اَذِإ َو
َأ اَم ُعِبَّتَن ْلَب ْاوُلاَق
َانْيَفْل
َي َال ْمُهُؤاَبآ َانَك ْوَل َوَأ َاناءَبآ ِهْيَلَع
ْهَي َال َو ًاْئيَش َونُلِقْع
َُوندَت
29. Undang-Undang (5)
Orang yang melanggar undang-undang memang akan
langsung merasakan dampaknya (hukuman) di dunia
ini oleh negara
Yang harus diingat adalah, undang-undang itu dibuat
berdasarkan kesepakatan mayoritas manusia
Apakah kalau suara mayoritas sudah menetapkan
sesuatu, itu pasti akan berdampak baik pada
manusia?
Apakah kalau suara mayoritas melegalkan pajak,
bunga, aborsi, judi, prostitusi, hubungan sex yang suka
sama suka, itu pasti akan baik bagi manusia?
Jawabnya seperti pembahasan sebelumnya. Pendapat
manusia, walaupun mayoritas tetaplah relatif, tidak
dapat dijadikan standar untuk memastikan perbuatan
30. Undang-Undang : Komentar Al-Qur’an
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa
yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.
Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah
kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah),
maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa
mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang
fasik”. (QS. Al-Baqarah: 213)
َال َو ُاّلل َل َنزَأ اَمِب مُهَنْيَب مُكْاح ِنَأ َو
ْرَذْاح َو ْمُهاء َوْهَأ ْعِبَّتَت
نَأ ْمُه
َلِإ ُاّلل َل َنزَأ اَم ِ
ضْعَب نَع َوكُنِتْفَي
َلْعاَف ْا ْوَّل َوَت نِإَف َْكي
اَمَّنَأ ْم
ُنُذ ِ
ضْعَبِب مُهَبي ِ
نُي نَأ ُاّلل ُدي ِ
رُي
ال َنِم ًايرِثَك َّنِإ َو ْمِهِبو
ِ
اسَّن
َونُقِساَفَل
31. Mana yang Memberi Kepastian?
Pasti Baik untuk: Jangka Pendek,
Panjang dan Panjang Sekali
Manusia Membutuhkan Standar yang Pasti
Kesimpulan : Seluruhnya Relatif
Tidak Mampu Menjangkau Dampak
Jangka Panjang maupun Jangka Panjang
Sekali (di Akherat)
Hanya Dampak Jangka Pendek Saja
Kemampuan Manusia:
33. Firman Allah SWT:
”Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul
perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai
pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah
menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk
memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang
mereka perselisihkan”.
(QS. Al-Baqarah: 213)
ُاّلل َثَعَبَف ًةَد ِاح َو ًةَّمُأ ُاسَّنال َانَك
َين ِ
رِشَبُم َينِيِبَّنال
َين ِ
رِذنُم َو
َيِل ِقَحْالِب َابَتِكْال ُمُهَعَم َلَنزَأ َو
اَميِف ِ
اسَّنال َْنيَب َمُكْح
ْاوُفَلَتْاخ
ِهيِف
34. Maka ……
”Kemudian Kami jadikan kamu berada di
atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan
janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-
orang yang tidak mengetahui”.
(QS. Al-Jatsiyah: 18)
Firman Allah SWT
Dengan Mengambil Syari’atnya
Bagaimana Al Qur’an Dapat Menjadi
Standar Perbuatan?
ِ
َرش ىَلَع ََاكنْلَعَج َّمُث
ِ
رْمَ ْ
اْل َنِم ٍةَعي
ْعِبَّتَت َ
ال َو اَهْعِبَّتاَف
َ
ال َينِذَّال اء َوْهَأ
َونُمَلْعَي
35. Kesimpulan
Standar Perbuatan yang memberikan dampak yang
pasti adalah yang sesuai dengan Syari’at Islam
Pasti baik untuk jangka pendek, panjang dan panjang
sekali
Baik dalam arti yang haqiqi bukan i’tibary
Bagaimana cara menjadikan Syari’at Islam sebagai
standar perbuatan?
Ikuti segmen Syariat Islam berikutnya