SlideShare a Scribd company logo
SISTEM PERAMALAN HAMA
(PERTEMUAN 12 & 13)
(Metode Pengambilan Keputusan & Penentuan Pengambilan keputusan
dalam Pengendalian Hama Terpadu)
Tri Yaninta Ginting, S.P., M.Agr.
Pendahuluan
Dasar Pengambilan Keputusan
Metode Pengambilan Keputusan
Penentuan Pengambilan Keputusan
Dalam PHT
Perhitungan Pengambilan Keputusan
Content Of Learning
 Masalah yang dihadapi dalam kegiatan/ usaha pengembangan budidaya
pertanian/ perkebunan antara lain terdapatnya gangguan hama penyakit yang
berdampak terhadap produktivitas dan kualitas hasil.
 Upaya untuk meningkatkan produktivitas maupun kualitas produk dihasilkan dari
tanaman yang sehat dan terbebas dari serangan/ gangguan hama dan penyakit.
 Upaya penanggulangan hama penyakit yang pernah dilakukan dengan
menggunakan pestisida kimia memang cukup berhasil, namun disamping
memerlukan biaya yang tinggi dampak lainnya adalah munculnya resistensi hama
penyakit, munculnya peledakan hama secara massal dan terbunuhnya organisme
bukan sasaran serta pencemaran lingkungan (Rachmat, et al., 1999).
PENDAHULUAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan : hasil proses pemikiran yang berupa
pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Pengambilan keputusan : cara yang digunakan untuk
memberikan suatu pendapat yang dapat
menyelesaikan masalah dengan cara / teknik
tertentu sehingga dapat diterima oleh semua pihak.
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Intuisi (Perasaan/ Gambaran)
a. Segi positif dasar pengambilan keputusan berdasarkan intuisi :
- Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
- Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan
kepuasan pada umumnya.
b. Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi :
- Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
- Sulit mencari alat pembandingnya
- Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
- Pengalaman.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan
praktis.
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik.
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau
orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang lebih rendah kedudukannya.
5. Rasional
Beberapa kemungkinan yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara rasional :
a. Kejelasan masalah.
b. Orientasi tujuan.
c. Pengetahuan alternative.
d. Preferensi yang jelas.
e. Hasil maksimal.
METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tradisional : Pengambilan keputusan lebih
berdasarkan pada intuisi (perasaan) dan kebiasaan.
Modern : pengambilan keputusan didasarkan pada
perhitungan matematis dan penggunaan instrumen
yang bersifat modern, seperti komputer, perhitungan
statistik dan model pendekatan.
METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Identifikasi masalah : Kenali terlebih dahulu pokok
permasalahan.
2. Mencari alternatif pemecahan : Dilakukan pencarian
alternatif-alternatif yang mungkin dapat membantu
memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
3. Memilih alternatif : Setelah alternatif tersusun dan
menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan
pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4. Pelaksanaan alternatif : Setelah alternatif dipilih, tibalah
saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk tindakan.
pelaksanaan harus sesuai dengan rencana, agar tujuan
memecahkan masalh dapat tercapai.
5. Evaluasi : Tidak maksimalnya hasil yang dicapai mungkin
terjadi karena pengaruh negatif potensial benar-benar terjadi,
atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak
diperkirakan.
 Pengembangan program PHT tergantung pada beberapa interaksi informasi yang
digunakan secara bersama-sama untuk membuat keputusan penelolaan.
 Keputusan yang paling efektif dalam PHT memerlukan informasi yang relevan dengan
semua langkah yang diperoleh sebelum keputusan dibuat.
 Dalam mengabil keputusan maka perlu memperhatikan beberapa langkah, sebagai
berikut (Gatot Mudjiono, 2013) :
1. Melakukan identifikasi spesies hama dengan tepat
2. Menetapkan parameter hama dan biologi pertanaman
3. Merencanakan/menilai strategi preventif
4. Pemantauan
5. Pengambilan keputusan
6. Memilih taktik pengendalian hama optional
7. Implementasi
8. Evaluasi
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
1. Melakukan identifikasi spesies hama dengan tepat
Mengidentifikasi hama pada tanaman yang ada dalam agroekosistem merupakan
langkah awal yang harus ditempuh serta langkah tersebut haruslah tepat, karena
apabila indetifikasi terhadap hama tidak tepat, maka informasi terkait ekologi dan
biologi hama yang digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan yang tidak
tepat. Apabila cara tersebut tidak tepat maka akan menghasilkan tindakan yang tidak
perlu dan tidak efektif yang dapat berakibat fatal apabila keputusan tersebut terus
dilaksanakan. Maka dari itu, penting untuk mengidentifikasi spesies hama secara
tepat.
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
2. Menetapkan parameter hama dan biologi pertanaman
Parameter yang dimaksud dalam hal ini adalah ukuran populasi hama, distribusi hama,
tingkatan dan perkembangan hama, serta spesies, distribusi dan banyaknya serangga
berguna, status tanaman inang dan nilai ekonomi tanaman.
3. Merencanakan/menilai strategi preventif
Tindakan pencegahan adalah strategi penelolaan yang lebih efektif dan disukai dalam
PHT. Tindakan preventif/pencegahan dimulai dengan pemeriksaan lahan serta semua
aspek dari sistem produksi tanaman agar dapat menentukan apakah tanaman tersebut
dapat diobati guna mencegah populasi hama melebihi ambang ekonomi.
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
4. Pemantauan
Pemantauan ini melibatkan cara langsung dan tidak langsung yang bertujuan untuk
menghitung dan menilai kerusakan, atau penggunaan alat perangkap. Pemantauan
melibatkan penilaian periodik dan perekaman hama, faktor pengendali, karakteristik
tanaman, dan faktor lingkungan. Komponen utama pada pemantauan terbagi atas dua
yaitu :
 Menentukan padat populasi hama.
 Menentukan kondisi dan karakteristik tanaman.
Cara terbaik untuk menentukan padat pupulasi adalah dengan menghitung kepadatan
di sejumlah daerah contoh dan kemudian diekstrapolasi untuk mewakili seluruh lahan.
Selain itu, untuk menentukan tingkat kesehatan dan pertumbuhan tanaman harus
diamati secara teratur.
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
5. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan melibatkan evaluasi terhadap informasi hasil pemantauan yang
dikumpukan dalam langkah keempat untuk menilai manfaat ekonomi yang relevan versus
resiko suatu tindakan pengelolaan hama. Pertanyaan mencakup pengambilan keputusan,
antara lain:
 Apakah kita akan kehilangan jika kita tidak berbuat apa-apa? Apa yang kita dapatkan?
 Apakah cukup agen pengendali alami yang hadir untuk mengurani populasi hama di
bawah ambang ekonomi?
 Apakah potensi kerusakan hama lebih mahal dibandungkan pengendalian hama?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, biasanya dilakukan dengan membandingkan
perkiraan urutan populasi hama dengan ambang ekonomi. Ini berfungsi sebagai referensi
untuk potensi kerugian pada tahap pertumbuhan tanaman tertentu atau sekumpulan
kondisi tanaman.
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
6. Memilih taktik pengendalian hama optional
Beberapa pertimbangan yang terkait dengan memilih dan merekomendasikan tektik dalam
program PHT yang lebih luas adalah taktik tersebut perlu diintegrasikan ke dalam tiga
komponen komunitas pertanian, adapun tiga komponen tersebut antara lain:
 Tersedia metode PHT
Penerapan PHT perlu menyatukan bersama-sama berbagai pencegahan, pengamatan,
keputusan, dan metode intervensi yang tersedia untuk petani
 Sistem tanam / agroekosistem
Program PHT harus sesuai dengan sistem tanam dan agroekosistem
 Kesehatan masyarakat
PHT perlu mempertimbangkan kesehatan masyarakat, melalui peningkatan keuntungan
dan menurunkan tingkat pemaparan pestisida
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
7. Implementasi
Setelah intervensi ditetapkan, maka perlu digunakan pada waktu yang tepat dan
lengkap. Ketika telah diintervensi dengan pestisida, maka sangat penting untuk diingat
bahwa waktu dan penempatan yang tepat sering kali lebih penting daripada tingkat
aplikasi.
8. Evaluasi
Ketika telah melaksanakan program PHT, maka kita harus selalu meluangkan waktu
untuk menindaklanjuti dan mengevaluasi tindakan pengendalian hama untuk
menentukan apakah apa yang sudah dilaksanakan dapat dikategorikan memiliki hasil
yang maksimal. Apabilah hasilnya tidak seperti yang diharapkan maka dapat dievaluasi
guna memberikan hasil yang baik pada periode tanaman berikutnya.
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
Pendekatan Metode Statistik Simple Additive Weighting (SAW)
Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan suatu metode perhitungan dengan
pendekatan statistik yang menyediakan jenis-jenis kriteria atau variabel tertentu yang memiliki
atau diberi bobot sehingga diperoleh nilai akhir yang terbobot dan menjadi pemberi referensi
pada penentuan keputusan akhir.
Langkah-Langkah Pendekatan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
1. Menentukan kriteria atau variabel yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan.
2. Memberi nilai pembobotan pada masing-masing kriteria atau variabel yang telah ditentukan.
3. Menentukan kriteria nilai max dan min pada masing-masing kriteria atau variabel yang telah
ditentukan.
4. Menghitung nilai normalisasi pada masing-masing kriteria atau variabel yang telah
ditentukan.
5. Menghitung nilai referensi pada masing-masing pilihan yang akan diputuskan.
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Nilai Normalisasi pada Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Kriteria Max : 𝑹𝒊 =
𝑿𝒊
𝑴𝒂𝒙 𝑿𝒊
Kriteria Min : 𝑹𝒊 =
𝑴𝒊𝒏 𝑿𝒊
𝑿𝒊
Keterangan :
Ri : Rating kerja ternormalisasi
Max Xi : Nilai maksimum dari setiap baris/ kolom
Min Xi : Nilai mamum dari setiap baris/ kolom
Xi : Nilai baris dan kolom dari matriks
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Nilai Referensi pada Metode Simple Additive Weighting (SAW)
𝑽𝒊 = 𝒘𝒊 𝒙 𝑵𝒊
Keterangan :
Vi = Nilai akhir sebagai referensi pengambilan keputusan
Wi = Nilai bobot yang diberikan pada variabel-i
Ni = Nilai normalisasi yang telah dihitung
Pengambilan keputusan dari beberapa pilihan yang ada ditentukan atau dipilih berdasarkan
hasil akhir perhitungan nilai Vi tertinggi/ terbesar
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Contoh Kasus :
Berikut ini adalah 9 jenis varietas unggul dari komoditas jagung manis: (1) Super Sweet, (2)
Bisi Sweet 2, (3) Sweet Boy, (4) Bicolour Sweet, (5) Sweet Lady, (6) Master Sweet, (7)
Bonanza, (8) SG-75, dan (9) Talenta.
Pilihlah satu jenis dari beberapa varietas unggul komoditas jagung tersebut dengan
mempertimbangkan :
1. Intensitas serangan hama (%)
2. Biaya Produksi (Juta)
3. Bobot Panen per Hektar (Ton)
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Contoh Kasus :
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
No Variabel : Bobot Kriteria
1 Intensitas Serangan (%) 0,3 Min
2 Biaya Produksi (Juta) 0,2 Min
3 Bobot Panen (Ton) 0,5 Max
Langkah 1 & 2
No Varietas Unggul Intensitas Serangan (%) Biaya Produksi (Juta) Bobot Panen (Ton)
1 Super Sweet 35 13,28 6,50
2 Bisi Sweet 2 38 13,45 6,30
3 Sweet Boy 37 13,26 6,00
4 Bicolour Sweet 40 13,53 5,90
5 Sweet Lady 36 13,21 6,50
6 Master Sweet 35 13,39 6,20
7 Bonanza 36 13,41 5,80
8 SG-75 38 13,32 6,10
9 Talenta 36 13,37 5,90
35 13,21 6,50
Nilai Kriteria
Langkah 3
Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Contoh Kasus :
No Varietas Unggul Intensitas Serangan (%) Biaya Produksi (Juta) Bobot Panen (Ton) Intensitas Serangan (%) Biaya Produksi (Juta) Bobot Panen (Ton) Referensi
1 Super Sweet 35 13,28 6,50 1,00 0,99 1,00 1,00
2 Bisi Sweet 2 38 13,45 6,30 0,92 0,98 0,97 0,96
3 Sweet Boy 37 13,26 6,00 0,95 1,00 0,92 0,94
4 Bicolour Sweet 40 13,53 5,90 0,88 0,98 0,91 0,91
5 Sweet Lady 36 13,21 6,50 0,97 1,00 1,00 0,99
6 Master Sweet 35 13,39 6,20 1,00 0,99 0,95 0,97
7 Bonanza 36 13,41 5,80 0,97 0,99 0,89 0,93
8 SG-75 38 13,32 6,10 0,92 0,99 0,94 0,94
9 Talenta 36 13,37 5,90 0,97 0,99 0,91 0,94
35 13,21 6,50
Normalisasi
Nilai Kriteria
Data Awal
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Langkah 4 Normalisasi :
Intensitas Serangan (%)  𝑅𝑖=1 =
35
35
= 1 𝑅𝑖=2 =
35
38
= 0,92
Biaya Produksi (Juta)  𝑅𝑖=1 =
13,21
13,28
= 0,99 𝑅𝑖=2 =
13,21
13,45
= 0,98
Bobot Panen (Ton)  𝑅𝑖=1 =
6,50
6,50
= 1 𝑅𝑖=2 =
6,30
6,50
= 0,97
Langkah 5 Referensi :
𝑉𝑖=1 = 0,3𝑥1 + 0,2𝑥0,99 + 0,5𝑥1 = 1
𝑉𝑖=2 = 0,3𝑥0,92 + 0,2𝑥0,98 + 0,5𝑥0,97 = 0,96
Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Contoh Kasus :
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
No Varietas Unggul
1 Super Sweet
2 Bisi Sweet 2
3 Sweet Boy
4 Bicolour Sweet
5 Sweet Lady
6 Master Sweet
7 Bonanza
8 SG-75
9 Talenta
Referensi
1,00
0,96
0,94
0,91
0,99
0,97
0,93
0,94
0,94
Varietas Unggul Referensi Keputusan
Super Sweet 1,00 Pilihan 1
Sweet Lady 0,99 Pilihan 2
Master Sweet 0,97 Pilihan 3
Bisi Sweet 2 0,96 Pilihan 4
Sweet Boy 0,94 Pilihan 5
SG-75 0,94 Pilihan 6
Talenta 0,94 Pilihan 7
Bonanza 0,93 Pilihan 8
Bicolour Sweet 0,91 Pilihan 9
Sort
Referensi
dari nilai
tertinggi
sampai nilai
terendah
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to SPK STPH.pptx

A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
Meta Emilia Surya Dharma
 
Risk Assesment
Risk AssesmentRisk Assesment
Risk Assesment
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Power point manajemen PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pptx
Power point manajemen PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pptxPower point manajemen PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pptx
Power point manajemen PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pptx
ArdhiWantoFransius
 
Strategi UKM
Strategi UKMStrategi UKM
Strategi UKM
ljjkadinkes
 
Strategi UKM
Strategi UKMStrategi UKM
Strategi UKM
ljjkadinkes
 
Strategi UKM
Strategi UKMStrategi UKM
Strategi UKM
ljjkadinkes
 
Mteri 1 pendahuluan mm mandala
Mteri 1 pendahuluan mm mandalaMteri 1 pendahuluan mm mandala
Mteri 1 pendahuluan mm mandala
ahmad fauzan
 
MATERI HUKUM.ppt
MATERI HUKUM.pptMATERI HUKUM.ppt
MATERI HUKUM.ppt
MahasiswaMahasusah
 
Tugas softskill 1
Tugas softskill 1 Tugas softskill 1
Tugas softskill 1
Aang Sanusi
 
Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...
Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...
Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...
Universitas MercuBuana
 
SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...
SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...
SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...
Raka Hikmah Ramadhan
 
Bab i
Bab iBab i
PPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptx
PPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptxPPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptx
PPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptx
hanik mariana
 
Strategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkesStrategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkes
ljjkadinkes
 
Jenis dan Proses Evaluasi
Jenis dan Proses EvaluasiJenis dan Proses Evaluasi
Jenis dan Proses Evaluasi
Muliadin Forester
 
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
rian rian
 
MI 3
MI 3MI 3
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNISEtika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
levana412y
 
Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...
Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...
Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...
Puji Santoso
 

Similar to SPK STPH.pptx (20)

A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
 
Risk Assesment
Risk AssesmentRisk Assesment
Risk Assesment
 
Power point manajemen PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pptx
Power point manajemen PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pptxPower point manajemen PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pptx
Power point manajemen PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pptx
 
Strategi UKM
Strategi UKMStrategi UKM
Strategi UKM
 
Strategi UKM
Strategi UKMStrategi UKM
Strategi UKM
 
Strategi UKM
Strategi UKMStrategi UKM
Strategi UKM
 
Mteri 1 pendahuluan mm mandala
Mteri 1 pendahuluan mm mandalaMteri 1 pendahuluan mm mandala
Mteri 1 pendahuluan mm mandala
 
MATERI HUKUM.ppt
MATERI HUKUM.pptMATERI HUKUM.ppt
MATERI HUKUM.ppt
 
Tugas softskill 1
Tugas softskill 1 Tugas softskill 1
Tugas softskill 1
 
Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...
Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...
Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...
 
SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...
SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...
SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
PPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptx
PPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptxPPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptx
PPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptx
 
Strategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkesStrategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkes
 
Jenis dan Proses Evaluasi
Jenis dan Proses EvaluasiJenis dan Proses Evaluasi
Jenis dan Proses Evaluasi
 
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
 
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
 
MI 3
MI 3MI 3
MI 3
 
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNISEtika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
 
Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...
Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...
Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...
 

Recently uploaded

RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 

SPK STPH.pptx

  • 1. SISTEM PERAMALAN HAMA (PERTEMUAN 12 & 13) (Metode Pengambilan Keputusan & Penentuan Pengambilan keputusan dalam Pengendalian Hama Terpadu) Tri Yaninta Ginting, S.P., M.Agr.
  • 2. Pendahuluan Dasar Pengambilan Keputusan Metode Pengambilan Keputusan Penentuan Pengambilan Keputusan Dalam PHT Perhitungan Pengambilan Keputusan Content Of Learning
  • 3.  Masalah yang dihadapi dalam kegiatan/ usaha pengembangan budidaya pertanian/ perkebunan antara lain terdapatnya gangguan hama penyakit yang berdampak terhadap produktivitas dan kualitas hasil.  Upaya untuk meningkatkan produktivitas maupun kualitas produk dihasilkan dari tanaman yang sehat dan terbebas dari serangan/ gangguan hama dan penyakit.  Upaya penanggulangan hama penyakit yang pernah dilakukan dengan menggunakan pestisida kimia memang cukup berhasil, namun disamping memerlukan biaya yang tinggi dampak lainnya adalah munculnya resistensi hama penyakit, munculnya peledakan hama secara massal dan terbunuhnya organisme bukan sasaran serta pencemaran lingkungan (Rachmat, et al., 1999). PENDAHULUAN
  • 5. PENGAMBILAN KEPUTUSAN Keputusan : hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Pengambilan keputusan : cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan masalah dengan cara / teknik tertentu sehingga dapat diterima oleh semua pihak.
  • 6. DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Intuisi (Perasaan/ Gambaran) a. Segi positif dasar pengambilan keputusan berdasarkan intuisi : - Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek. - Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya. b. Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi : - Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik. - Sulit mencari alat pembandingnya - Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan. - Pengalaman. 2. Pengalaman Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis.
  • 7. DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN 3. Fakta Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. 4. Wewenang Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang lebih rendah kedudukannya. 5. Rasional Beberapa kemungkinan yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara rasional : a. Kejelasan masalah. b. Orientasi tujuan. c. Pengetahuan alternative. d. Preferensi yang jelas. e. Hasil maksimal.
  • 8. METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tradisional : Pengambilan keputusan lebih berdasarkan pada intuisi (perasaan) dan kebiasaan. Modern : pengambilan keputusan didasarkan pada perhitungan matematis dan penggunaan instrumen yang bersifat modern, seperti komputer, perhitungan statistik dan model pendekatan.
  • 9. METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Identifikasi masalah : Kenali terlebih dahulu pokok permasalahan. 2. Mencari alternatif pemecahan : Dilakukan pencarian alternatif-alternatif yang mungkin dapat membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. 3. Memilih alternatif : Setelah alternatif tersusun dan menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
  • 10. METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4. Pelaksanaan alternatif : Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk tindakan. pelaksanaan harus sesuai dengan rencana, agar tujuan memecahkan masalh dapat tercapai. 5. Evaluasi : Tidak maksimalnya hasil yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh negatif potensial benar-benar terjadi, atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak diperkirakan.
  • 11.  Pengembangan program PHT tergantung pada beberapa interaksi informasi yang digunakan secara bersama-sama untuk membuat keputusan penelolaan.  Keputusan yang paling efektif dalam PHT memerlukan informasi yang relevan dengan semua langkah yang diperoleh sebelum keputusan dibuat.  Dalam mengabil keputusan maka perlu memperhatikan beberapa langkah, sebagai berikut (Gatot Mudjiono, 2013) : 1. Melakukan identifikasi spesies hama dengan tepat 2. Menetapkan parameter hama dan biologi pertanaman 3. Merencanakan/menilai strategi preventif 4. Pemantauan 5. Pengambilan keputusan 6. Memilih taktik pengendalian hama optional 7. Implementasi 8. Evaluasi PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 12. 1. Melakukan identifikasi spesies hama dengan tepat Mengidentifikasi hama pada tanaman yang ada dalam agroekosistem merupakan langkah awal yang harus ditempuh serta langkah tersebut haruslah tepat, karena apabila indetifikasi terhadap hama tidak tepat, maka informasi terkait ekologi dan biologi hama yang digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan yang tidak tepat. Apabila cara tersebut tidak tepat maka akan menghasilkan tindakan yang tidak perlu dan tidak efektif yang dapat berakibat fatal apabila keputusan tersebut terus dilaksanakan. Maka dari itu, penting untuk mengidentifikasi spesies hama secara tepat. PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 13. 2. Menetapkan parameter hama dan biologi pertanaman Parameter yang dimaksud dalam hal ini adalah ukuran populasi hama, distribusi hama, tingkatan dan perkembangan hama, serta spesies, distribusi dan banyaknya serangga berguna, status tanaman inang dan nilai ekonomi tanaman. 3. Merencanakan/menilai strategi preventif Tindakan pencegahan adalah strategi penelolaan yang lebih efektif dan disukai dalam PHT. Tindakan preventif/pencegahan dimulai dengan pemeriksaan lahan serta semua aspek dari sistem produksi tanaman agar dapat menentukan apakah tanaman tersebut dapat diobati guna mencegah populasi hama melebihi ambang ekonomi. PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 14. 4. Pemantauan Pemantauan ini melibatkan cara langsung dan tidak langsung yang bertujuan untuk menghitung dan menilai kerusakan, atau penggunaan alat perangkap. Pemantauan melibatkan penilaian periodik dan perekaman hama, faktor pengendali, karakteristik tanaman, dan faktor lingkungan. Komponen utama pada pemantauan terbagi atas dua yaitu :  Menentukan padat populasi hama.  Menentukan kondisi dan karakteristik tanaman. Cara terbaik untuk menentukan padat pupulasi adalah dengan menghitung kepadatan di sejumlah daerah contoh dan kemudian diekstrapolasi untuk mewakili seluruh lahan. Selain itu, untuk menentukan tingkat kesehatan dan pertumbuhan tanaman harus diamati secara teratur. PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 15. 5. Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan melibatkan evaluasi terhadap informasi hasil pemantauan yang dikumpukan dalam langkah keempat untuk menilai manfaat ekonomi yang relevan versus resiko suatu tindakan pengelolaan hama. Pertanyaan mencakup pengambilan keputusan, antara lain:  Apakah kita akan kehilangan jika kita tidak berbuat apa-apa? Apa yang kita dapatkan?  Apakah cukup agen pengendali alami yang hadir untuk mengurani populasi hama di bawah ambang ekonomi?  Apakah potensi kerusakan hama lebih mahal dibandungkan pengendalian hama? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, biasanya dilakukan dengan membandingkan perkiraan urutan populasi hama dengan ambang ekonomi. Ini berfungsi sebagai referensi untuk potensi kerugian pada tahap pertumbuhan tanaman tertentu atau sekumpulan kondisi tanaman. PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 16. 6. Memilih taktik pengendalian hama optional Beberapa pertimbangan yang terkait dengan memilih dan merekomendasikan tektik dalam program PHT yang lebih luas adalah taktik tersebut perlu diintegrasikan ke dalam tiga komponen komunitas pertanian, adapun tiga komponen tersebut antara lain:  Tersedia metode PHT Penerapan PHT perlu menyatukan bersama-sama berbagai pencegahan, pengamatan, keputusan, dan metode intervensi yang tersedia untuk petani  Sistem tanam / agroekosistem Program PHT harus sesuai dengan sistem tanam dan agroekosistem  Kesehatan masyarakat PHT perlu mempertimbangkan kesehatan masyarakat, melalui peningkatan keuntungan dan menurunkan tingkat pemaparan pestisida PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 17. 7. Implementasi Setelah intervensi ditetapkan, maka perlu digunakan pada waktu yang tepat dan lengkap. Ketika telah diintervensi dengan pestisida, maka sangat penting untuk diingat bahwa waktu dan penempatan yang tepat sering kali lebih penting daripada tingkat aplikasi. 8. Evaluasi Ketika telah melaksanakan program PHT, maka kita harus selalu meluangkan waktu untuk menindaklanjuti dan mengevaluasi tindakan pengendalian hama untuk menentukan apakah apa yang sudah dilaksanakan dapat dikategorikan memiliki hasil yang maksimal. Apabilah hasilnya tidak seperti yang diharapkan maka dapat dievaluasi guna memberikan hasil yang baik pada periode tanaman berikutnya. PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 18. Pendekatan Metode Statistik Simple Additive Weighting (SAW) Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan suatu metode perhitungan dengan pendekatan statistik yang menyediakan jenis-jenis kriteria atau variabel tertentu yang memiliki atau diberi bobot sehingga diperoleh nilai akhir yang terbobot dan menjadi pemberi referensi pada penentuan keputusan akhir. Langkah-Langkah Pendekatan Metode Simple Additive Weighting (SAW) 1. Menentukan kriteria atau variabel yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan. 2. Memberi nilai pembobotan pada masing-masing kriteria atau variabel yang telah ditentukan. 3. Menentukan kriteria nilai max dan min pada masing-masing kriteria atau variabel yang telah ditentukan. 4. Menghitung nilai normalisasi pada masing-masing kriteria atau variabel yang telah ditentukan. 5. Menghitung nilai referensi pada masing-masing pilihan yang akan diputuskan. PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
  • 19. Nilai Normalisasi pada Metode Simple Additive Weighting (SAW) Kriteria Max : 𝑹𝒊 = 𝑿𝒊 𝑴𝒂𝒙 𝑿𝒊 Kriteria Min : 𝑹𝒊 = 𝑴𝒊𝒏 𝑿𝒊 𝑿𝒊 Keterangan : Ri : Rating kerja ternormalisasi Max Xi : Nilai maksimum dari setiap baris/ kolom Min Xi : Nilai mamum dari setiap baris/ kolom Xi : Nilai baris dan kolom dari matriks PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
  • 20. Nilai Referensi pada Metode Simple Additive Weighting (SAW) 𝑽𝒊 = 𝒘𝒊 𝒙 𝑵𝒊 Keterangan : Vi = Nilai akhir sebagai referensi pengambilan keputusan Wi = Nilai bobot yang diberikan pada variabel-i Ni = Nilai normalisasi yang telah dihitung Pengambilan keputusan dari beberapa pilihan yang ada ditentukan atau dipilih berdasarkan hasil akhir perhitungan nilai Vi tertinggi/ terbesar PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
  • 21. Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Contoh Kasus : Berikut ini adalah 9 jenis varietas unggul dari komoditas jagung manis: (1) Super Sweet, (2) Bisi Sweet 2, (3) Sweet Boy, (4) Bicolour Sweet, (5) Sweet Lady, (6) Master Sweet, (7) Bonanza, (8) SG-75, dan (9) Talenta. Pilihlah satu jenis dari beberapa varietas unggul komoditas jagung tersebut dengan mempertimbangkan : 1. Intensitas serangan hama (%) 2. Biaya Produksi (Juta) 3. Bobot Panen per Hektar (Ton) PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
  • 22. Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Contoh Kasus : PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN No Variabel : Bobot Kriteria 1 Intensitas Serangan (%) 0,3 Min 2 Biaya Produksi (Juta) 0,2 Min 3 Bobot Panen (Ton) 0,5 Max Langkah 1 & 2 No Varietas Unggul Intensitas Serangan (%) Biaya Produksi (Juta) Bobot Panen (Ton) 1 Super Sweet 35 13,28 6,50 2 Bisi Sweet 2 38 13,45 6,30 3 Sweet Boy 37 13,26 6,00 4 Bicolour Sweet 40 13,53 5,90 5 Sweet Lady 36 13,21 6,50 6 Master Sweet 35 13,39 6,20 7 Bonanza 36 13,41 5,80 8 SG-75 38 13,32 6,10 9 Talenta 36 13,37 5,90 35 13,21 6,50 Nilai Kriteria Langkah 3
  • 23. Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Contoh Kasus : No Varietas Unggul Intensitas Serangan (%) Biaya Produksi (Juta) Bobot Panen (Ton) Intensitas Serangan (%) Biaya Produksi (Juta) Bobot Panen (Ton) Referensi 1 Super Sweet 35 13,28 6,50 1,00 0,99 1,00 1,00 2 Bisi Sweet 2 38 13,45 6,30 0,92 0,98 0,97 0,96 3 Sweet Boy 37 13,26 6,00 0,95 1,00 0,92 0,94 4 Bicolour Sweet 40 13,53 5,90 0,88 0,98 0,91 0,91 5 Sweet Lady 36 13,21 6,50 0,97 1,00 1,00 0,99 6 Master Sweet 35 13,39 6,20 1,00 0,99 0,95 0,97 7 Bonanza 36 13,41 5,80 0,97 0,99 0,89 0,93 8 SG-75 38 13,32 6,10 0,92 0,99 0,94 0,94 9 Talenta 36 13,37 5,90 0,97 0,99 0,91 0,94 35 13,21 6,50 Normalisasi Nilai Kriteria Data Awal PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Langkah 4 Normalisasi : Intensitas Serangan (%)  𝑅𝑖=1 = 35 35 = 1 𝑅𝑖=2 = 35 38 = 0,92 Biaya Produksi (Juta)  𝑅𝑖=1 = 13,21 13,28 = 0,99 𝑅𝑖=2 = 13,21 13,45 = 0,98 Bobot Panen (Ton)  𝑅𝑖=1 = 6,50 6,50 = 1 𝑅𝑖=2 = 6,30 6,50 = 0,97 Langkah 5 Referensi : 𝑉𝑖=1 = 0,3𝑥1 + 0,2𝑥0,99 + 0,5𝑥1 = 1 𝑉𝑖=2 = 0,3𝑥0,92 + 0,2𝑥0,98 + 0,5𝑥0,97 = 0,96
  • 24. Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Contoh Kasus : PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN No Varietas Unggul 1 Super Sweet 2 Bisi Sweet 2 3 Sweet Boy 4 Bicolour Sweet 5 Sweet Lady 6 Master Sweet 7 Bonanza 8 SG-75 9 Talenta Referensi 1,00 0,96 0,94 0,91 0,99 0,97 0,93 0,94 0,94 Varietas Unggul Referensi Keputusan Super Sweet 1,00 Pilihan 1 Sweet Lady 0,99 Pilihan 2 Master Sweet 0,97 Pilihan 3 Bisi Sweet 2 0,96 Pilihan 4 Sweet Boy 0,94 Pilihan 5 SG-75 0,94 Pilihan 6 Talenta 0,94 Pilihan 7 Bonanza 0,93 Pilihan 8 Bicolour Sweet 0,91 Pilihan 9 Sort Referensi dari nilai tertinggi sampai nilai terendah