1. Imunisasi HPV menjadi program nasional untuk mencegah kanker leher rahim dan dimasukkan dalam jadwal Bulan Imunisasi Anak Sekolah.
2. Vaksin HPV diberikan kepada anak perempuan di sekolah dasar untuk mencegah infeksi virus HPV yang menyebabkan kanker.
3. Target cakupan vaksinasi HPV pada anak sekolah dasar adalah 90 persen.
Vaksinasi dasar untuk bayi dan anak meliputi vaksin BCG, DPT, polio, campak, hepatitis B, dan Hib yang diberikan secara bertahap pada usia 0-12 bulan untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, hepatitis B, dan meningitis. Imunisasi boster juga diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun untuk memperkuat kekebalan.
Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya imunisasi bagi bayi dan anak, termasuk jenis imunisasi wajib seperti polio, DPT, campak, BCG, dan hepatitis B yang diberikan pada usia tertentu untuk mencegah penyakit berbahaya dan meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi memberikan manfaat perlindungan dari penyakit serta mencegah penularan kepada orang lain.
1. Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi dan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti difteri, pertusis, polio, campak, tetanus, tuberkulosis, dan hepatitis B.
2. Juga membahas tentang jenis kekebalan, baik kekebalan pasif maupun aktif, serta jadwal dan cara pemberian berbagai vaksin imunisasi anak dan dewasa.
3. Termasuk penjelasan singkat mengenai karakteristik
Dokumen tersebut membahas pencegahan kanker serviks dan HPV. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melindungi diri, seperti vaksinasi dan tes pap smear secara teratur. Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian karena kanker pada perempuan di negara berkembang.
1. Imunisasi HPV menjadi program nasional untuk mencegah kanker leher rahim dan dimasukkan dalam jadwal Bulan Imunisasi Anak Sekolah.
2. Vaksin HPV diberikan kepada anak perempuan di sekolah dasar untuk mencegah infeksi virus HPV yang menyebabkan kanker.
3. Target cakupan vaksinasi HPV pada anak sekolah dasar adalah 90 persen.
Vaksinasi dasar untuk bayi dan anak meliputi vaksin BCG, DPT, polio, campak, hepatitis B, dan Hib yang diberikan secara bertahap pada usia 0-12 bulan untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, hepatitis B, dan meningitis. Imunisasi boster juga diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun untuk memperkuat kekebalan.
Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya imunisasi bagi bayi dan anak, termasuk jenis imunisasi wajib seperti polio, DPT, campak, BCG, dan hepatitis B yang diberikan pada usia tertentu untuk mencegah penyakit berbahaya dan meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi memberikan manfaat perlindungan dari penyakit serta mencegah penularan kepada orang lain.
1. Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi dan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti difteri, pertusis, polio, campak, tetanus, tuberkulosis, dan hepatitis B.
2. Juga membahas tentang jenis kekebalan, baik kekebalan pasif maupun aktif, serta jadwal dan cara pemberian berbagai vaksin imunisasi anak dan dewasa.
3. Termasuk penjelasan singkat mengenai karakteristik
Dokumen tersebut membahas pencegahan kanker serviks dan HPV. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melindungi diri, seperti vaksinasi dan tes pap smear secara teratur. Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian karena kanker pada perempuan di negara berkembang.
Dokumen tersebut membahas faktor yang berhubungan dengan tindakan vaksinasi HPV pada wanita dewasa di Kota Kediri. Penelitian menggunakan desain kasus kontrol dengan 25 sampel untuk masing-masing kelompok. Hasilnya menunjukkan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan dukungan keluarga berhubungan dengan vaksinasi HPV, sedangkan usia, status pernikahan, pendapatan, dan riwayat kanker serviks keluarga tidak.
Cara cepat menyembuhkan kutil kelamin dengan obat de nature indonesianajibdenature
Obat penghilang kutil kelamin dari denature merupakan obat herbal ynag aman dan juga sudah terdaftar di BPOM, dengan perpaduan obat minum dan obat oles akan membuat pengobatan lebih efektif dan menumpas kutil sampai akarnya
Dokumen tersebut membahas tentang HIV dan AIDS, meliputi penjelasan tentang apa itu HIV dan AIDS, gejala-gejala, proses penularan, dan cara pencegahannya. Dokumen ini juga menjelaskan proses dari terinfeksi HIV hingga masuk stadium AIDS serta penyakit-penyakit yang mungkin diderita pada masing-masing stadium.
Human Papilloma Virus (HPV) dapat menyebabkan kanker dan kutil kelamin. Ada vaksin yang efektif mencegah infeksi HPV berisiko tinggi. Vaksin HPV direkomendasikan untuk anak laki-laki dan perempuan pada usia 11-12 tahun.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pentingnya melengkapi imunisasi dewasa sebelum menikah dan berencana memiliki anak, khususnya vaksin MMR, varicela, influenza, TDaP, dan hepatitis B. Vaksin-vaksin tersebut dapat melindungi ibu hamil dan janin dari berbagai penyakit seperti campak, gondongan, rubella, cacar air, influenza, tetanus, difteri, pertusis, dan hepatitis B.
[Ringkasan]
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas pencegahan dan pengendalian HIV AIDS serta PIMS di Indonesia; (2) Termasuk situasi epidemi HIV AIDS dan PIMS di Indonesia beserta target pengendalian hingga 2030; (3) Juga menjelaskan fasilitas pelayanan kesehatan untuk konsultasi tes HIV, pengobatan HIV, dan pendekatan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia.
Darurat Bebas MR - Pengenalan dan Urgensi Vaksinasi MRM. Ichsan Rasyid
Sebuah presentasi yang dibuat untuk mendukung kegiatan sosialisasi langsung dokter, khususnya di Rumah Vaksinasi, mengenai pentingnya Vaksinasi Measles and Rubella. Pengembangan Proposal ini merupakan kegiatan Pengabdian Masyarakat. Special Credit for Aulia Rahma for the creative illustration and to Prancang Kreatif Indonesia to facilitate the production of the presentation and printing materials.
Tjipto-Mengenal-Lebih-Dekat-HIV.dan penyakit hivdawamfitriawan
Apa itu HIV dan AIDS?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.
Dengan menjalani pengobatan tertentu, pengidap HIV bisa memperlambat perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV bisa menjalani hidup dengan normal.
Penyebab HIV dan AIDS
Di negara Indonesia, penyebaran dan penularan HIV paling banyak disebabkan melalui hubungan intim yang tidak aman dan bergantian menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba.
Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko terinfeksi HIV.
Nah, Ini Dokter Spesialis yang Paham Seputar HIV.
Faktor Risiko HIV dan AIDS
Kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi, antara lain:
Orang yang melakukan hubungan intim tanpa kondom, baik hubungan sesama jenis maupun heteroseksual.
Mereka yang sering membuat tato atau melakukan tindik.
Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain.
Pengguna narkotika suntik.
Orang yang berhubungan intim dengan pengguna narkotika suntik.
Baca selengkapnya: 7 Manfaat Menggunakan Kondom untuk Kesehatan
Gejala HIV dan AIDS
Gejala HIV dan AIDS tergantung pada tahap mana orang tersebut terinfeksi.
Tahap Pertama:
Tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan.
Timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.
Tahap Kedua:
Umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.
Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain.
Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.
Tahap Ketiga:
Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi AIDS.
Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari.
Merasa lelah setiap saat.
Sulit bernapas.
Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama.
Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina.
Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.
Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis.
Diagnosis HIV dan AIDS
Tes HIV harus dilakukan untuk memastikan seseorang mengidap HIV atau tidak. Pemeriksaan yang dilakukan sebagai langkah diagnosis adalah dengan mengambil sampel darah atau urine pengidap untuk diteliti di laboratorium.
Jenis pemeriksaan untuk mendeteksi HIV, antara lain:
Tes antibodi
Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi HIV. Meski akurat, perlu waktu 3-12 minggu agar jumlah antibodi dalam tubuh cukup tinggi untuk terdeteksi saat pemeriksaan.
Tes antigennnnn
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, tuberkulosis, hepatitis B, difteri, pertussis, dan lainnya. Diperlukan cakupan imunisasi yang tinggi dan berkelanjutan untuk mencegah penyakit tersebut baik pada individu maupun masyarakat."
PERAN BIDAN DALAM MENGHADAPI KASUS IBU DENGAN HIVAIDS (1).pptNurKasih48
Bidan berperan sebagai pendidik kesehatan dan penyuluhan kepada ibu hamil tentang bahaya HIV dan AIDS serta pentingnya tes VCT/PMTCT. Tujuannya adalah mencegah penularan vertikal dari ibu ke bayi dengan memberikan ibu hamil yang terinfeksi HIV pengobatan ARV selama kehamilan. Hal ini penting karena ibu hamil berisiko menularkan virus pada bayinya kapan saja selama kehamilan, persalinan, dan menyusui
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Dokumen tersebut membahas faktor yang berhubungan dengan tindakan vaksinasi HPV pada wanita dewasa di Kota Kediri. Penelitian menggunakan desain kasus kontrol dengan 25 sampel untuk masing-masing kelompok. Hasilnya menunjukkan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan dukungan keluarga berhubungan dengan vaksinasi HPV, sedangkan usia, status pernikahan, pendapatan, dan riwayat kanker serviks keluarga tidak.
Cara cepat menyembuhkan kutil kelamin dengan obat de nature indonesianajibdenature
Obat penghilang kutil kelamin dari denature merupakan obat herbal ynag aman dan juga sudah terdaftar di BPOM, dengan perpaduan obat minum dan obat oles akan membuat pengobatan lebih efektif dan menumpas kutil sampai akarnya
Dokumen tersebut membahas tentang HIV dan AIDS, meliputi penjelasan tentang apa itu HIV dan AIDS, gejala-gejala, proses penularan, dan cara pencegahannya. Dokumen ini juga menjelaskan proses dari terinfeksi HIV hingga masuk stadium AIDS serta penyakit-penyakit yang mungkin diderita pada masing-masing stadium.
Human Papilloma Virus (HPV) dapat menyebabkan kanker dan kutil kelamin. Ada vaksin yang efektif mencegah infeksi HPV berisiko tinggi. Vaksin HPV direkomendasikan untuk anak laki-laki dan perempuan pada usia 11-12 tahun.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pentingnya melengkapi imunisasi dewasa sebelum menikah dan berencana memiliki anak, khususnya vaksin MMR, varicela, influenza, TDaP, dan hepatitis B. Vaksin-vaksin tersebut dapat melindungi ibu hamil dan janin dari berbagai penyakit seperti campak, gondongan, rubella, cacar air, influenza, tetanus, difteri, pertusis, dan hepatitis B.
[Ringkasan]
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas pencegahan dan pengendalian HIV AIDS serta PIMS di Indonesia; (2) Termasuk situasi epidemi HIV AIDS dan PIMS di Indonesia beserta target pengendalian hingga 2030; (3) Juga menjelaskan fasilitas pelayanan kesehatan untuk konsultasi tes HIV, pengobatan HIV, dan pendekatan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia.
Darurat Bebas MR - Pengenalan dan Urgensi Vaksinasi MRM. Ichsan Rasyid
Sebuah presentasi yang dibuat untuk mendukung kegiatan sosialisasi langsung dokter, khususnya di Rumah Vaksinasi, mengenai pentingnya Vaksinasi Measles and Rubella. Pengembangan Proposal ini merupakan kegiatan Pengabdian Masyarakat. Special Credit for Aulia Rahma for the creative illustration and to Prancang Kreatif Indonesia to facilitate the production of the presentation and printing materials.
Tjipto-Mengenal-Lebih-Dekat-HIV.dan penyakit hivdawamfitriawan
Apa itu HIV dan AIDS?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.
Dengan menjalani pengobatan tertentu, pengidap HIV bisa memperlambat perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV bisa menjalani hidup dengan normal.
Penyebab HIV dan AIDS
Di negara Indonesia, penyebaran dan penularan HIV paling banyak disebabkan melalui hubungan intim yang tidak aman dan bergantian menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba.
Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko terinfeksi HIV.
Nah, Ini Dokter Spesialis yang Paham Seputar HIV.
Faktor Risiko HIV dan AIDS
Kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi, antara lain:
Orang yang melakukan hubungan intim tanpa kondom, baik hubungan sesama jenis maupun heteroseksual.
Mereka yang sering membuat tato atau melakukan tindik.
Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain.
Pengguna narkotika suntik.
Orang yang berhubungan intim dengan pengguna narkotika suntik.
Baca selengkapnya: 7 Manfaat Menggunakan Kondom untuk Kesehatan
Gejala HIV dan AIDS
Gejala HIV dan AIDS tergantung pada tahap mana orang tersebut terinfeksi.
Tahap Pertama:
Tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan.
Timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.
Tahap Kedua:
Umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.
Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain.
Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.
Tahap Ketiga:
Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi AIDS.
Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari.
Merasa lelah setiap saat.
Sulit bernapas.
Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama.
Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina.
Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.
Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis.
Diagnosis HIV dan AIDS
Tes HIV harus dilakukan untuk memastikan seseorang mengidap HIV atau tidak. Pemeriksaan yang dilakukan sebagai langkah diagnosis adalah dengan mengambil sampel darah atau urine pengidap untuk diteliti di laboratorium.
Jenis pemeriksaan untuk mendeteksi HIV, antara lain:
Tes antibodi
Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi HIV. Meski akurat, perlu waktu 3-12 minggu agar jumlah antibodi dalam tubuh cukup tinggi untuk terdeteksi saat pemeriksaan.
Tes antigennnnn
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, tuberkulosis, hepatitis B, difteri, pertussis, dan lainnya. Diperlukan cakupan imunisasi yang tinggi dan berkelanjutan untuk mencegah penyakit tersebut baik pada individu maupun masyarakat."
PERAN BIDAN DALAM MENGHADAPI KASUS IBU DENGAN HIVAIDS (1).pptNurKasih48
Bidan berperan sebagai pendidik kesehatan dan penyuluhan kepada ibu hamil tentang bahaya HIV dan AIDS serta pentingnya tes VCT/PMTCT. Tujuannya adalah mencegah penularan vertikal dari ibu ke bayi dengan memberikan ibu hamil yang terinfeksi HIV pengobatan ARV selama kehamilan. Hal ini penting karena ibu hamil berisiko menularkan virus pada bayinya kapan saja selama kehamilan, persalinan, dan menyusui
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
2. Daftar Isi
Bab 1
Apakah HPV itu ?
Bab 2
Latar belakang
HPV
Bab 5
Pencegahan
infeksi HPV
Bab 6
Sasaran imunisasi
HPV dan cara
pemberian vaksin
HPV
Bab 3
Cara penyebaran
atau penularan
Bab 7
Efek samping
Bab 4
Gejala HPV
3. Apakah
HPV itu ?
HPV adalah virus
papiloma atau kutil di
berbagai bagian tubuh,
tergantung pada tempat
itu (seperti : lengan,
tungkai, mulut, anus, serta
area kelamin)
01
4. Virus papiloma manusia atau
disebut HPV (Human
Papiloma Virus) adalah
Penyakit Menular Seksual
(PMS) yang paling umum
6. HPV :
- Menular melalui kontak seksual
- Beberapa jenis dapat dicegah dengan vaksin
- Perawatan dapat membantu, namun penyakit itu
tidak dapat disembuhkan
- Kronis : dapat bertahan selama bertahun-tahun
atau seumur hidup
8. Cara Penularan
Ibu hamil ke bayi
Dalam proses mengandung, persalinan,
atau menyusui
Kontak fisik
Melalui kontak kulit bila kutil berdarah atau
bernanah
Hubungan
seksual
Melaui hubungan seksual vaginal, anal, atau oral
tanpa alat pengaman
10. Gejala HPV
Tidak menimbulkan
gejala
Infeksi virus HPV sering
kali tidak menimbulkan
gejala
Kutil bertempat di kelamin
Berbentuk seperti kembang kol
dan bisa tumbuh pada kelamin
wanita dan laki-laki
Tempat lain tumbuhnya
kutil
Juga bisa tumbuh di dubur
dan menimbulkan rasa
gatal
Resiko HPV
Bila pada kelamin wanita
bisa beresiko
menyebabkan kanker
leher rahim atau serviks
12. Pencegahan infeksi
Program
nasional
Vaksin HPV wajib dalam program imunisasi
nasional untuk mencegah infeksi HPV yang
bisa menyebabkan kanker serviks (leher
rahim)
Peraturan Menkes
Anjuran pemberian vaksin HPV untuk
sasaran umum umur 9-11 tahun waktu
SD kelas 5 dan kelas 6 bagi siswa
perempuan
Vaksinasi
HPV
Langkah utama untuk mencegah
infeksi HPV melalui vaksinasi
HPV
14. Sasaran dan Pemberian
imunisasi HPV
Sasaran SD/MI kelas 5 (perempuan)
dilaksanakan waktu BIAS (Bulan
Imunisasi Anak Sekolah) bulan
Oktober
Pemberian imunisasi
Vaksin HPV diberikan lewat suntikan secara intra
muscular (IM).
Dengan dosis 0,5 ml di lengan kiri atas.
1 vial untuk satu anak ( single dose )
Vaksin gratis dan mahal harganya
1 anak harus mendapatkan vaksin HPV 2 kali ( 2 dosis)
Dosis I kelas 5 Diberikan bulan Oktober 2022
Dosis II interval 1 tahun diulang kelas 6 bula Oktober
2023
1 anak bila mendapatkan imunisasi HPV 2 kali berarti
dia sudah memperoleh kekebalan tubuh dalam seumur
hidup
16. Efek Samping imunisasi
HPV
1. Aman, karena sudah dilaksanakan tahun 2021
di kota besar Surabaya, Jakarta, dan Malang
2. Nyeri bekas suntikan 2-3 hari dan akan hilang
dengan sendirinya
3. Jarang terjadi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi), missal : tak sadrkan diri setelah
imunisasi
07