Proposal ini membahas tentang formulasi gel ekstrak kental buah cabe merah yang memenuhi persyaratan uji fisik. Terdapat delapan formula yang akan dibuat dengan variasi konsentrasi carbopol dan jenis pelarut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula terbaik berdasarkan hasil uji organoleptis, homogenitas, pH, bobot jenis dan viskositas.
1. PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh :
SITI ULFAH JUWITA
P2.31.09.0.06.085
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Gloria Murtini T, M.Si, Apt Junaedi, S.Si, Apt
2.
3. Bagaimana membuat formulasi
sediaan gel ekstrak kental buah
cabe merah (Capsicum annuum
L) yang sesuai dengan
persyaratan uji fisik sedian gel ?
4. Mendapatkan
formula gel
dengan pelarut
air yang
memenuhi uji
fisik
Mendapatkan
formula gel Mendapatkan
dengan pelarut formula gel
etanol yang
dengan pelarut
terbaik dengan
etanol yang
konsentrasi bahan MENDAPATKAN memenuhi uji
pembuat gel
carbopol yang FORMULASI fisik
berbeda. SEDIAAN GEL
YANG
MEMENUHI
SYARAT UJI FISIK
Mendapatkan
formula gel dengan Mendapatkan
pelarut air yang formula terbaik
terbaik dengan dari kedua
konsentrasi bahan formula dengan
pembuat gel jenis zat pelarut
carbopol yang gel yang berbeda;
berbeda.
5. BAGI BAGI
PENULIS INDUSTRI
• Sarana FARMASI
pengaplikasian • Memberikan
ilmu yang telah alternatif formula
diperoleh
6. • Taksonomi
Cabe Merah • Deskripsi
• Sifat dan Khasiat
(Capsicum • Kandungan Kimia
•
annuum L) •
Bagian yang Digunakan
Toksisitas
Simplisia, Eks • Simplisia
trak dan • Ekstrak
• Ekstraksi
Ekstraksi
• Definisi
• Komponen
Gel • Pembuatan
• Pengujian
7. Variabel Independent Variabel Dependent
Ekstrak Kental Buah Gel yang memenuhi
persyaratan uji fisik
Cabe Merah sediaan:
( Capsicum annuum L ) 1. Organoleptis
2. Homogenitas
3. pH
4. BJ
5. Kekentalan
Formulasi gel
8. No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
A. Independen
ekstrak kental Ekstrak Timbangan Ekstrak Rasio
buah cabe etanol yang analitik kental dalam
merah diperoleh gram
(Capsicum dengan cara
annuum L) soxhletasi
9. B Dependen
1. Organoleptis Penampilan umum gel Pengamatan secara Bentuk, warna dan Nominal
yang telah dibuat kasat mata bau
2. Homogenitas Penampilan susunan Pengamatan secara Nominal
partikel gel yang telah kasat mata di atas Homogen atau tidak
dibuat Kaca objek homogen
3. pH Besarnya pH dari Rasio
sediaan gel yang telah pH meter Ukuran dalam angka
dibuat.
4. BJ Besarnya bobot jenis Rasio
dari sediaan gel yang Piknometer Ukuran dalam angka
telah dibuat
5. Kekentalan Besarnya nilai Rasio
kekentalan dari Viskometer Ukuran dalam angka
sediaan gel yang telah
10. METODE PENELITIAN
Perhitungan Dosis
Pembuatan Formula
Pengumpulan Bahan dan
Penyiapan Alat
Pembuatan Ekstrak Kental
Pengujian Ekstrak
Pembuatan Sediaan Gel
Pengujian Sediaan Gel
11. RENCANA KEGIATAN
TEMPAT DAN WAKTU:
Lab. Farmakognosi : Pekan IV Apri l– Pekan I Mei
Lab. Farmasi Industri : Pekan II Mei – Pekan II Juni
Lab. Fisika Farmasi : Pekan II Mei – Pekan II Juni
BAHAN ALAT
• Simplisia • Penggiling, Timbangan Analitik
• Carbopol 940 • Soxhlet, Evaporator, Waterbath
• TEA • Cawan Uap, Beaker Glass
• Propilen Glikol • Gelas Ukur, Batang Pengaduk
• Metil Paraben • Mortir & Stamper
• Propil Paraben • pH Meter, Viskometer, Piknometer,
• Etanol 96 % Kaca Objek
• Air (Aquadest)
12. PROSEDUR KERJA PENELITIAN
Perhitungan Dosis
Pembuatan Formula
Pengumpulan Bahan dan
Penyiapan Alat
Pembuatan Ekstrak Kental
Pengujian Ekstrak
Pembuatan Sediaan Gel
Pengujian Sediaan Gel
13. PENGELOLAAN & ANALISIS DATA
Data yang diperoleh merupakan data primer
dengan cara ekperimental
Analisis data dilakukan dengan cara :
membandingkan masing – masing data hasil
pengujian sediaan, kemudian membuat
kesimpulan yaitu formula dengan pelarut dan
konsentrasi carbopol 940 yang manakah yang
dapat membentuk sediaan gel yang terbaik.
14. A
B
AIR
PELARUT AIR
TERBAIK
C
D
FORMULA
FORMULA
TERBAIK
E
F
PELARUT ETANOL 96 %
ETANOL 96 % TERBAIK
G
H
15. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, xxx, 9, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, 10, 11, 31,
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2001, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (1), jilid 2, 61 – 62,
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesi,
Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan, Jakarta.
Anonim, 2006, Acuan Sediaan Herbal, volume 2, edisi I, Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2007, Diktat Praktikum Teknologi Sediaan Liquida dan Semi Solid, Edisi
Apoteker, 127, Staf Pengajar UI, Jakarta.
Ansel, C. Howard, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV,
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Barnes, Joanne at all, 2007, Herbal Medicine, third edition, 125 – 127, The
Pharmaceutical Press, London.
16. Dalimartha, Setiawan, 2000, Atlas Tanaman Obat Indonesia, Jilid 1, 50-51,
Trubus Agriwidya, Jakarta
Lachman, L., Lieberman H.A., Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi
Industri, Jilid 2, UI Press, Jakarta.
Lieberman, Rieger, M.M and Banker, 1989, Pharmaceutical Dosage Form:
disperse system volume 2, Marcell dekker Inc, New York.
Martin, Alfred dkk, 1993, Farmasi Fisik: Dasar – dasar Kimia Fisika Dalam Ilmu
Farmasetik, Edisi ketiga,terj dari Physical Pharmacy: Physical Chemical
Principles in the Pharmaceutical Sciences oleh Yosita, 1100 – 1101, UI
Press, Jakarta
Pearce, E. C, 1983, Anatomi dan fisiologi untuk paramedis, PT gramedia,
Jakarta.
Reynolds, J.E.F., 1982, Martindale The Ekstra Pharmacopoeia, Jilid 28, The
Pharmaceutical Press, London.
Voight, Rudolf. 1995. Buku PelajaranTeknologi Farmasi,, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
Wade A & Weller, 1994, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 2nd Edition,
The Pharmaceutical Press, London.
(http://www.indoforum.org/showthread.php?t=3090).
17.
18. Perhitungan Dosis
Dosis kapsaisin yang digunakan dalam penelitian sebesar 0,025%
(Barnes, 2007).
Dosis kapsaisin = 0,025 X 1.000 mg = 0,25 mg/g basis
100
Ekstrak kental kapsaisin mengandung tidak lebih dari 8% kapsaisin
(Reynolds, 1982).
Kapsaisin = 8 X 1.000 mg = 80 mg/g ekstrak
100
Dosis ekstrak cabe merah (Capsicum annuum L.) dalam satu gram
basis =
0,25 mg/g basis : 80 mg/g ekstrak =
0,25 mg X 1 g ekstrak = 3,125 mg ekstrak/g basis
80 mg 1 g basis
= 0,003125 g ekstrak/g basis X 100 %
= 0,3125 % ekstrak/g basis
BACK
19. Pembuatan Formula
Formula (% b/v)
Nama Bahan
A B C D
Ekstrak Cabe Merah 0,3125 0,3125 0,3125 0,3125
Carbopol 940 0,5 1 1,5 2
Trietanolamina 0,002 0,004 0,006 0,008
Propilen Glikol 15 15 15 15
Metil Paraben 0,075 0,075 0,075 0,075
Propil Paraben 0,025 0,025 0,025 0,025
Aquadest ad 100 100 100 100
BACK
20. Pembuatan Formula
Formula (% b/v)
Nama Bahan
E F G H
Ekstrak Cabe Merah 0,3125 0,3125 0,3125 0,3125
Carbopol 940 0,5 1 1,5 2
Trietanolamina 0,002 0,004 0,006 0,008
Propilen Glikol 15 15 15 15
Metil Paraben 0,075 0,075 0,075 0,075
Propil Paraben 0,025 0,025 0,025 0,025
Etanol 96% ad 100 100 100 100
BACK
21. Pembuatan Ekstrak Kental
Penghalusan Simplisia
Evaporasi
Sokhletasi selama 20
dg pelarut menit
etanol 96%
Uji Waterbath
Perhitungan
Rendemen Organoleptis selama 1
jam
BACK
22. Pembuatan Sediaan Gel
Kembangkan Carbopol Campurkan metil paraben,
dengan Pelarut propil paraben dan propilen
glikol sampai homogen
Teteskan TEA (aduk
ad homogen)
tambahkan ekstrak
kental buah cabe merah
, aduk ad homogen
Campurkan kedua massa
Tambahkan sisa pelarut
Aduk ad homogen
Evaluasi Sediaan
BACK