Dokumen tersebut membahas tentang sistem tanah dan pajak pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Rakyat memiliki hak atas tanah warisan tetapi kekuasaan penuh masih berada di tangan kerajaan. Pendapatan utama kerajaan berasal dari pajak pertanian dan perdagangan yang dikumpulkan oleh pejabat daerah.
2. Kerajaan pada umum nya memiliki
kekuasaan atas tanah-tanah yang ada
dilingkungan kerajaan, akan tetapi tanah itu
diperuntukkan bagi rayat yang ingin
menggarap nya, rakyat bisa memiliki,
menggarap, atau apapun, bahkan rakyat bisa
menjualnya ke rakyat rakyat yang lainnya.
Kepemilikan tanah oleh rakyat bersifat
turun menurun. Tetapi tetaplah kekuasaan
penuh atas tanah tsb ada di tangan kerajaan.
3. Kerajaan agraris dapat terus berkembang
dan membiayai keperluan kerajaan nya dari
pemungutan pajak.
Pajak-pajak tersebut ditarik oleh pejabat
daerah kedesa-desa kemudian di serahkan
langsung kepada raja setiap habis panen.
sedangkan di daerah kerajaan, pajak diurus
oleh pejabat kerajaan yg mengurusi hal tsb.
4. Selain pajak tanah dan hasil bumi, juga
terdapat pajak penghasilan.
Yaitu pajak para pedagang dan
pengrajin, tidak diketahui dengan jelas besar
nya, namun diperkirakan sesuai dengan besar
kecilnya keuntungan yang diperoleh para
pedagang dang pengrajin tsb.
5. Pada masa kekuasaan kerajaan-kerajaan
hindu budha, kekuasaan seorang raja
merupakan kekuasaan mutlak. Didalam
benak setiap orang telah tertanam bahwa
mereka mempercayai seorang raja sebagai
jelmaan dewa yg memerintah untuk
kerajaannya.
29. Sumber dalam negeri
•a). Prasasti Kedukan Bukit (683 M)
Isi : Raja Sriwijaya Dapunta Hyang membawa
tentara 20.000 orang berhasil
menundukkan Minangatamwan (daerah Binaga
yang terletak di Jambi).
b). Prasasti Talang Tuo (684 M)
Isi : Pembuatan Taman Srikesetra atas perintah
Raja Dapunta Hyang.
c). Karang Birahi (686 M)
Menunjukkan penguasaan daerah pedalaman di
Jambi.
30. d). Prasasti Kota Kapur (686 M)
Isi : Usaha penaklukan bumi Jawa. Prasasti ini
ditemukan di pulau Bangka.
e). Prasasti Telaga Batu
Isi : Kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak
taat pada raja dan melakukan
kejahatan.
Dari prasasti itu diusulkan bahwa pusat kerajaan
Sriwijaya selalu berpindah-pindah dari
Minangatamwan ke Palembang selain prasasti
terdapat sumber sejarah berupa bangunan
kelompok Candi Muara Takus (Bangkinang, Riau)
31. a). Berita Cina abad ke-5 menyebutkan bahwa negara
Kan-To-Li (Sriwijaya) mengirim utusan ke Cina.
b). Berita I-Tsing bahwa kerajaan Sriwijaya negerinya
dikelilingi oleh benteng abad ke-7 Sriwijaya merupakan
pusat kegiatan ilmiah agama Budha.
c). Berita India, berupa :
– Prasasti Ligor (775 M)
– Prasasti Nalanda (860 M)
Dari berita India ini dapat diperoleh keterangan bahwa
kerajaan Sriwijaya mencapai zaman keemasan saat
diperintah oleh Balaputradewa seorang keturunan
Dinasti Syailendra, Jawa Tengah.
32. • Letaknya strategis
• Runtuhnya kerajaan maritim Funan
• Armada laut yang kuat
• Menguasai daerah-daerah starategis (Selat
Malaka, Sunda, Tanah Genting Kra)
• Melimpahnya hasil bumi
• Pusat pendidikan agama Budha di Asia
Tenggara
Struktur Birokrasi kerajaan Sriwijaya
Wilayah kekuasaan Sri Wijaya lebih banyak
tertuju didaerah lautan maupun jalur dan
pusat perdagangan yang strategis. Kekuasaan
tertinggi ditangan raja bersifat langsung dalam
pengawasan ditempat-tempat yang strategis.
33. • Dari berita Cina, kerajaan Sriwijaya
mengalami kemunduran mulai abad ke-10
sampai runtuhnya terjadi akhir abad ke-12.
• Beberapa faktor penyebabnya adalah sebagai
berikut :
– Negara-negara taklukan melepaskan diri
(Ligor, Tanah Genting Kra, Kelantan, Pahang,
dll)
– Mundurnya perekonomian perdagangan
karena bandar-bandar penting melepaskan diri.
– Di bidang militer serangan terhadap Sriwijaya
terjadi dari :
– Raja Dharmawangsa (992 M)
– Kerajaan Colamandala (1017 M)
– Raja Kertanegara (Ekspedisi Pamalayu 1275)
– Kerajaan Majapahit
34. Wilayah dibagi : wilayah pusat (merupakan
daerah pusat kerajaan, istana raja, tempat
para pejabat tinggi kerajaan dan wilayah
watak daerah-daerah dikuasai oleh para
Rakai atau Pamgat juga sebagai pejabat
tinggi kerajaan)
35.
• Disebutkan dalam prasasti bertahun
antara 882 M- 934 M : Raja dalam
menjalankan pemerintahanya dibantu oleh
badan penasehat raja dan badan-badan lain
seperti Panglapuan, Somanhanda Senapati
di Pangluapan.
• Pejabat dari pusat sampai daerah-daerah
diangkat dan diberhentikan oleh raja serta
tunduk terhadap perintahnya.
36.
Faktor-faktor yang mempengaruhi runtuhnya
Hindu Budha:
• Pertumbuhan dan perkembangan kerajaan
Hindu-Budha sangat besar pengaruhnya
terhadap aspek kehidupan masyarakat.
• Tradisi Hindu Budha ikut berkembang juga
dimasyarakat, tetapi akhirnya kerajaan-kerjaan
Hindu Budha tersebut mengalami kemunduran
bahkan kehancuran. Seiring dengan runtuhnya
kerajaan Hindu Budha tersebut maka tradisi
Hindu Budha juga mengalami kemunduran.
37. • Hal-hal yang menyebabkan keruntuhan
kerajaan Hindu Budha.
• masuknya agama islam yang mudah dipelajari
dan diterima oleh masyarakat
• munculnya kekuasaan (kerajaan baru yang
beragama Islam)
• kepemimpinan di kerajaan Hindu-Budha yang
mulai melemah
• banyaknya kerajaan-kerajaan /adipati yang
melepaskan diri dari pemerintahan pusat
(pengaruh Islam) terutama daerah pesisir
• perang saudara karena perebutan tahta
• lemahnya perekonomian/ perdagangan
militer kerajaan-kerajaan Hindu Budha.
38. 1. Jelaskan latar belakang munculnya
kerajaan hindu budha di indonesia?
2. Jelaskan secara singkat perbedaan maupun
persamaan struktur birokrasi kerajaan-
kerajaan hindu budha yang ada di wilayah
indonesia?
3. Apa pendapat kalian tentang sistim kasta.
setuju atau tidak dengan sistim tsb?
Jelaskan dan beri alasan!
4. Jelaskan berdiri, berkembang, dan
runtuhnya kerajaan majapahit!!