SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Sistem
gastrointestinal
Traktus
gastrointestinal
Mulut, faring,
esofagus,
lambung
Duodenum, usus
halus, usus
besar
Organ asesoris
Kel.ludah, hepar,
kantung empedu,
pankreas
 Sistem gastro intestinal berperan memecah
partikel makanan menjadi bentuk molekul yg
dapat di absorpsi tubuh
 Prosesnya tidak memerlukan ATP
 Proses pencernaan ada memerlukan air
sehingga disebut hidrolisis
 Contoh proses hidrolisis :
Protein + air = asam amino
Polisakarida + air = monosakarida
Trigliserid + air = gliserol dan asam lemak
Asam nukleat + air = basa nitrogen, gula pentosa
dan fosfat
 Ototnya merupakan otot polos, KECUALI
pada esofagus (otot skelet)
 3 lapisan otot (otot polos), yaitu (dari luar ke
dalam): lap.otot longitidinal, sirkuler dan
mukosal
 2 anyaman syaraf, yaitu : pleksus
mienterikus/Auerbach dan pleksus
submukosa/Meissner
 Mulut
Terdiri dari 32 gigi, 3 pasang kelenjar ludah
(parotis, submandibularis dan sublingualis) dan
lidah
Proses menelan diperantarai oleh reseptor
tekanan di dinding faring yg akan mengirimkan
sinyal menuju pusat menelan di medula
oblongata. Pusat menelan akan mengaktifkan
otot di faring dan esofagus
 Faring :
menghubungkan antara rongga mulut dengan
esofaggus
 Esofagus :
Berbentuk seperti tabung, punya kemampuan
gerak peristaltik sehingga dapat menggerakkan
makanan dari faring menuju ke dalam lambung
 Lambung :
Punya kelenjar yg menghasilkan HCL dan enzim
pencernaan. Panjagnnya sekitar 25 cm dengan
volume yg dapat meningkat dari 50ml – 1500ml.
Lapisan ototnya memiliki kemampuan u/
mengaduk makanan
Makanan dalam lambung akan diubah menjadi
kimus. Kimus akan membangkitkan gerakan
peristaltik lambung. Gelombang peristaltik
lambung dibangkitkan o/ sel peacemaker yg
terdapat pada lapisan otot polos longitudinal.
Sel parietal akan mensekresikan asam lambung
dan faktor intrinsik. F. intrinsik merupakan
protein yg berikatan dgn vit. B12 yg ada dalam
makanan shg memungkinkan u/diserap usus
 Hepar : memproduksi empedu yang akan
dialirkan ke duodenum. Kandungan cairan
empedu adalah : garam empedu, pigmen
empedu dan ion bikarbonat
Garam empedu dihasilkan o/ hepatosit, berfx u/
mengemulsikan lemak.
Pigmen empedu berwarna kuning kecoklatan yg
juga merupakan warna pada feses
Ion bikarbonat berfx u/ menetralkan asam
lambung
 Pankreas: terdiri dari 2 kelompok sel, yaitu sel endokrin
yang membentuk pulau lagerhans dan sel eksokrin yang
mensekresikan cairan pankreas ke dalam duodenum
Cairan pankreas mengandung :
1. Natrium bikarbonat (NaHCO3) u/menetrealkan tk.
Keasaman cairan yg berasal dari lambung. Sekresinya
dirangsang o/ tk.keasaman makanan dalam usus halus
2. Amilase pankreas, enzim yg menghidrolisis zat tepung
menjadi campuran maltosa+glukosa
3. Lipase pankreas, enzim yg menghidrolisis lemak menjadi
campuran as.lemak+monogliserida
4. Karboksipeptidase, enzim yg
menghilangkan asam amino
5. Nuklease, enzim yang meghidrolisis asam
nukleat yg terdapat dalam makanan menjadi
komponen nukleotidanya
Sekresi cairan pankreas dikontrol o/ 2 hormon
yaitu sekretin dan cholesistokinin (CCK)
 Usus halus
Memiliki panjang sekitar 6m, dan akan berubah
panjangnya ketika bagian otot longitudinal
berkontraksi dan relaksasi. Proses akhir
pencernaan dan absorpsi zat makanan terjadi di
vili. Vili dan mikrovili akan meningkatkan luas
permukaan usus hingga mencapai 200m2 yg
merupakan 100x luas permukaan tubuh
 Duodenum
Kimus akan bergerak menuju duodenum. Di
duodenum terdapat muara dari 2 saluran yaitu dari
kantung empedu dan pankreas
 Usus besar
Panjangnya sekitar 1,5 m
Terdiri dari 3 bagian yaitu sekum, kolon dan
rektum
Pada ujung-ujungnya terdapat spinchter
Mengandung bakteri dalam jumlah besar
Terjadi proses absorpsi air dan garam,
sedangkan sisa makanan yg tdk terabsorpsi
menjadi feses
Fungsi utama usus besar adalah : reabsorpsi
air
Apabila usus besar mengalami iritasi, akan terjadi
peningkatan peristaltik sehingga air tidak terserap
kembali ------- tubuh dehidrasi
Apabila residu (zat yg tdk terabsorpsi) berada
lama dalam kolon ----- konstipasi
Kolon banyak mengandung mikroorganisme yg
mencapai 10^14
Metabolisme bakteri dalam kolon akan
menghasilkan campuran gas yg disebut flatus
 Terdapat 2 pleksus, yaitu : pleksus mienterikus dan plekus
submukosa
 Pada keduanya terdapat sekitar 100 juta neuron
 Pleksus mienterikus berperan dalam pengaturan kontraksi otot
sirkuler dan longitudinal
 Pleksus submukosa berperan mengatur sekresi kelenjar usus
 Terdapat juga pengaruh dari sistem saraf otonom parasimpatis
yg memicu sekresi enzim dan motilitas usus
 Sistem saraf otonom simpatis berperan menghambat aktifitas
usus
 Mekanisme pengaturan sistem
gastrointestinal ini adalah untuk mengatur
kondisi di dalam lumen saluran
 Apabila terjadi peregangan dinding saluran
cerna oleh isi dlm usus, tk. Osmolaritas
kimus, tk. pH, konsentrasi zat khusus dalam
kimus …maka akan terjadi mekanisme
pengaturan
 Mekanisme pengaturan melibatkan 2
komponen yaitu :
1. Pengaturan traktus gastrointestinal oleh
saraf.
2. Pengaturan traktus gastrointestinal oleh
hormon
Pengaturan traktus gastrointestinal oleh
saraf
sistem saraf enterikus (sistem saraf lokal pada
traktus gastrointestinal )
Sistem saraf pusat yg memengaruhi traktus
gastrointestinal melalui sistem saraf otonom
baik simpatis maupun parasimpatis
Pengaturan traktus gastrointestinal oleh
hormon
Sel endokrin tersebuar di epitel traktus
gastrointestinal
Substansi kimia didalam kimus merangsang
sel endokrin untuk melepaskan hormon ke
dalam darah
Saluran cerna memiliki gerakan :
1. Kontraksi segmental (menggerakan
makanan dari depan ke belakang yg berfx
u/mencampur makanan)
2. Peristaltik (menggerakan maknan ke satu
arah yaitu esofagus ke arah anus)
Gerakan tsb merupakan gerak reflek yg
merupakan respon dari peregangan dinding
saluran cerna oleh makanan.
Proses reflek ini dibangkitkan o/ saraf lokal yg ada
di pleksus mienterikus dan diperkuat o/sistem
saraf otonom
 Pada usus terdapat sel peacemaker yg secara
ritmis dan lambat selalu membangkitkan proses
depolarisasi (sekitar 5-10 kali permenit) pada
otot sirkuler damupun longitudinal saluran cerna
 Proses depolarisasi akan menyebar ke
sepanjang usus
 Proses depolarisasi akan bertambah apabila
sistem saraf parasimpatis diaktifkan
 Bila proses deplarisasi mencapai ambang
potensial aksi maka akan terjadi kontraksi otot
 Kontraksi scr teratur dari otot polos sirkuler
di usus besar akan menghasilkan ggerakan
segmentasi lambat yg ritmis
 Material yg tidak tercerna akan bergerak
dengan lambat u/memberikan kesempatan
pada bakteri dalam usus u/mencernanya
 Pada saat setelah makan akan muncul
gelombang kontraksi yg disebut pergerakan
massa
 Sphincter anus internus yg tersusun oleh
otot polos berfungsi menutup anus
 Sphincter anus eksternus tersusun o/otot
skelet yg bekerja sesuai dengan
kemauan/volunter
 Pengaturan kedua sphincter penting
u/membuka atau menutupnya anus
 Pergerakan feses menuju anus akan
merangsang mekanoreseptor pada dinding
anus sehingga menimbulkan refleks defekasi
 Jika defekasi berlanjut , kedua sphincter
akan terbuka-----feses keluar
 Bila defekasi ditunda maka feses dalam
rektum akan bergerak kembali ke kolon
disebabkan karena adanya gelombang
peristaltik balik dan feses akan menunggu
hingga dikeluarkan
 Seorang laki laki usia 18 tahun datang ke
IGD sambil berjalan membungkuk, dengan
keluhan nyeri perut, demam, mual dan
muntah.

More Related Content

What's hot

histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015koko ryannur
 
anatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologianatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologiRumandani Choirunisa
 
Sistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada ManusiaSistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada ManusiaMichu OH
 
Gastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maagGastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maagMeironi Waimir
 
Vitamin dan Mineral (Ainur & Andika)
Vitamin dan Mineral (Ainur & Andika)Vitamin dan Mineral (Ainur & Andika)
Vitamin dan Mineral (Ainur & Andika)Ainur
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiHetty Astri
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarJoni Iswanto
 
Anatomi Sistem imun
Anatomi Sistem imunAnatomi Sistem imun
Anatomi Sistem imunYesi Tika
 
PPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darahPPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darahMey Sari
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiWarnet Raha
 
Respon imun pada infeksi bag.3
Respon imun pada infeksi bag.3Respon imun pada infeksi bag.3
Respon imun pada infeksi bag.3tristyanto
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1tristyanto
 
Sistem imun spesifik
Sistem imun spesifikSistem imun spesifik
Sistem imun spesifikPramitha Ayu
 
Metabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeMetabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeJun Mahardika
 

What's hot (20)

histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015
 
anatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologianatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologi
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
Sistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskularSistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskular
 
Sistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada ManusiaSistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada Manusia
 
Gastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maagGastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maag
 
Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
SISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIASISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIA
 
Vitamin dan Mineral (Ainur & Andika)
Vitamin dan Mineral (Ainur & Andika)Vitamin dan Mineral (Ainur & Andika)
Vitamin dan Mineral (Ainur & Andika)
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasar
 
Anatomi Sistem imun
Anatomi Sistem imunAnatomi Sistem imun
Anatomi Sistem imun
 
Anatomi fisiologi sistem integumen
Anatomi fisiologi sistem integumenAnatomi fisiologi sistem integumen
Anatomi fisiologi sistem integumen
 
PPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darahPPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darah
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
 
Respon imun pada infeksi bag.3
Respon imun pada infeksi bag.3Respon imun pada infeksi bag.3
Respon imun pada infeksi bag.3
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 
Asam urat tinggi
Asam urat tinggiAsam urat tinggi
Asam urat tinggi
 
Sistem imun spesifik
Sistem imun spesifikSistem imun spesifik
Sistem imun spesifik
 
Metabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeMetabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganisme
 

Similar to Sistem Gastrointestinal

Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2Nike Amidaya
 
Anatomi dan fisiologi pencernaan naura.ppt
Anatomi dan fisiologi pencernaan naura.pptAnatomi dan fisiologi pencernaan naura.ppt
Anatomi dan fisiologi pencernaan naura.pptNauratulIslamiyah
 
Fisiologi pencernaan
Fisiologi pencernaan Fisiologi pencernaan
Fisiologi pencernaan lorensatresna
 
Anatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran CernaAnatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran CernaFithri Kurniati
 
Git trigger 1 sistem pencernaan atas
Git trigger 1 sistem pencernaan atasGit trigger 1 sistem pencernaan atas
Git trigger 1 sistem pencernaan atasLolyta Sucihara
 
DIGESTIVESYSTEM fix.pptx
DIGESTIVESYSTEM fix.pptxDIGESTIVESYSTEM fix.pptx
DIGESTIVESYSTEM fix.pptxAgusSuryaman9
 
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptxSistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptxMutmainna28
 
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptxsistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptxMutmainna28
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanIka Ariyunita
 
ANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanCahya
 
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptxAgusSriSugiyarti
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi  sistem pencernaanFisiologi  sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanshafhandustur
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptSinarLombokJava
 
Sistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaSistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiasitanjung
 

Similar to Sistem Gastrointestinal (20)

Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Sist Pencernaan.ppt
Sist Pencernaan.pptSist Pencernaan.ppt
Sist Pencernaan.ppt
 
Anatomi dan fisiologi pencernaan naura.ppt
Anatomi dan fisiologi pencernaan naura.pptAnatomi dan fisiologi pencernaan naura.ppt
Anatomi dan fisiologi pencernaan naura.ppt
 
Fisiologi pencernaan
Fisiologi pencernaan Fisiologi pencernaan
Fisiologi pencernaan
 
Anatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran CernaAnatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran Cerna
 
Git trigger 1 sistem pencernaan atas
Git trigger 1 sistem pencernaan atasGit trigger 1 sistem pencernaan atas
Git trigger 1 sistem pencernaan atas
 
DIGESTIVESYSTEM fix.pptx
DIGESTIVESYSTEM fix.pptxDIGESTIVESYSTEM fix.pptx
DIGESTIVESYSTEM fix.pptx
 
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptxSistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
 
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptxsistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
 
ANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaan
 
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi  sistem pencernaanFisiologi  sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
 
Gastrointestinal
GastrointestinalGastrointestinal
Gastrointestinal
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
 
Sistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaSistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusia
 

More from Sindianisa24

Fisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasiFisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasiSindianisa24
 
Sistem Kardiovaskuler
Sistem KardiovaskulerSistem Kardiovaskuler
Sistem KardiovaskulerSindianisa24
 
Handout Pendidikan Pancasila
Handout Pendidikan PancasilaHandout Pendidikan Pancasila
Handout Pendidikan PancasilaSindianisa24
 
Keterampilan Dasar Kebidanan
Keterampilan Dasar KebidananKeterampilan Dasar Kebidanan
Keterampilan Dasar KebidananSindianisa24
 

More from Sindianisa24 (7)

Fisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasiFisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasi
 
Anatomi Regional
Anatomi RegionalAnatomi Regional
Anatomi Regional
 
Sistem Digestive
Sistem DigestiveSistem Digestive
Sistem Digestive
 
Sistem Kardiovaskuler
Sistem KardiovaskulerSistem Kardiovaskuler
Sistem Kardiovaskuler
 
Handout Pendidikan Pancasila
Handout Pendidikan PancasilaHandout Pendidikan Pancasila
Handout Pendidikan Pancasila
 
Praktik Kebidanan
Praktik KebidananPraktik Kebidanan
Praktik Kebidanan
 
Keterampilan Dasar Kebidanan
Keterampilan Dasar KebidananKeterampilan Dasar Kebidanan
Keterampilan Dasar Kebidanan
 

Recently uploaded

PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 

Recently uploaded (20)

PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 

Sistem Gastrointestinal

  • 1.
  • 2.
  • 3. Sistem gastrointestinal Traktus gastrointestinal Mulut, faring, esofagus, lambung Duodenum, usus halus, usus besar Organ asesoris Kel.ludah, hepar, kantung empedu, pankreas
  • 4.  Sistem gastro intestinal berperan memecah partikel makanan menjadi bentuk molekul yg dapat di absorpsi tubuh  Prosesnya tidak memerlukan ATP  Proses pencernaan ada memerlukan air sehingga disebut hidrolisis  Contoh proses hidrolisis : Protein + air = asam amino Polisakarida + air = monosakarida Trigliserid + air = gliserol dan asam lemak Asam nukleat + air = basa nitrogen, gula pentosa dan fosfat
  • 5.  Ototnya merupakan otot polos, KECUALI pada esofagus (otot skelet)  3 lapisan otot (otot polos), yaitu (dari luar ke dalam): lap.otot longitidinal, sirkuler dan mukosal  2 anyaman syaraf, yaitu : pleksus mienterikus/Auerbach dan pleksus submukosa/Meissner
  • 6.
  • 7.  Mulut Terdiri dari 32 gigi, 3 pasang kelenjar ludah (parotis, submandibularis dan sublingualis) dan lidah Proses menelan diperantarai oleh reseptor tekanan di dinding faring yg akan mengirimkan sinyal menuju pusat menelan di medula oblongata. Pusat menelan akan mengaktifkan otot di faring dan esofagus
  • 8.  Faring : menghubungkan antara rongga mulut dengan esofaggus  Esofagus : Berbentuk seperti tabung, punya kemampuan gerak peristaltik sehingga dapat menggerakkan makanan dari faring menuju ke dalam lambung  Lambung : Punya kelenjar yg menghasilkan HCL dan enzim pencernaan. Panjagnnya sekitar 25 cm dengan volume yg dapat meningkat dari 50ml – 1500ml. Lapisan ototnya memiliki kemampuan u/ mengaduk makanan
  • 9. Makanan dalam lambung akan diubah menjadi kimus. Kimus akan membangkitkan gerakan peristaltik lambung. Gelombang peristaltik lambung dibangkitkan o/ sel peacemaker yg terdapat pada lapisan otot polos longitudinal. Sel parietal akan mensekresikan asam lambung dan faktor intrinsik. F. intrinsik merupakan protein yg berikatan dgn vit. B12 yg ada dalam makanan shg memungkinkan u/diserap usus
  • 10.
  • 11.  Hepar : memproduksi empedu yang akan dialirkan ke duodenum. Kandungan cairan empedu adalah : garam empedu, pigmen empedu dan ion bikarbonat Garam empedu dihasilkan o/ hepatosit, berfx u/ mengemulsikan lemak. Pigmen empedu berwarna kuning kecoklatan yg juga merupakan warna pada feses Ion bikarbonat berfx u/ menetralkan asam lambung
  • 12.  Pankreas: terdiri dari 2 kelompok sel, yaitu sel endokrin yang membentuk pulau lagerhans dan sel eksokrin yang mensekresikan cairan pankreas ke dalam duodenum Cairan pankreas mengandung : 1. Natrium bikarbonat (NaHCO3) u/menetrealkan tk. Keasaman cairan yg berasal dari lambung. Sekresinya dirangsang o/ tk.keasaman makanan dalam usus halus 2. Amilase pankreas, enzim yg menghidrolisis zat tepung menjadi campuran maltosa+glukosa 3. Lipase pankreas, enzim yg menghidrolisis lemak menjadi campuran as.lemak+monogliserida
  • 13. 4. Karboksipeptidase, enzim yg menghilangkan asam amino 5. Nuklease, enzim yang meghidrolisis asam nukleat yg terdapat dalam makanan menjadi komponen nukleotidanya Sekresi cairan pankreas dikontrol o/ 2 hormon yaitu sekretin dan cholesistokinin (CCK)
  • 14.
  • 15.  Usus halus Memiliki panjang sekitar 6m, dan akan berubah panjangnya ketika bagian otot longitudinal berkontraksi dan relaksasi. Proses akhir pencernaan dan absorpsi zat makanan terjadi di vili. Vili dan mikrovili akan meningkatkan luas permukaan usus hingga mencapai 200m2 yg merupakan 100x luas permukaan tubuh  Duodenum Kimus akan bergerak menuju duodenum. Di duodenum terdapat muara dari 2 saluran yaitu dari kantung empedu dan pankreas
  • 16.
  • 17.  Usus besar Panjangnya sekitar 1,5 m Terdiri dari 3 bagian yaitu sekum, kolon dan rektum Pada ujung-ujungnya terdapat spinchter Mengandung bakteri dalam jumlah besar Terjadi proses absorpsi air dan garam, sedangkan sisa makanan yg tdk terabsorpsi menjadi feses Fungsi utama usus besar adalah : reabsorpsi air
  • 18. Apabila usus besar mengalami iritasi, akan terjadi peningkatan peristaltik sehingga air tidak terserap kembali ------- tubuh dehidrasi Apabila residu (zat yg tdk terabsorpsi) berada lama dalam kolon ----- konstipasi Kolon banyak mengandung mikroorganisme yg mencapai 10^14 Metabolisme bakteri dalam kolon akan menghasilkan campuran gas yg disebut flatus
  • 19.
  • 20.  Terdapat 2 pleksus, yaitu : pleksus mienterikus dan plekus submukosa  Pada keduanya terdapat sekitar 100 juta neuron  Pleksus mienterikus berperan dalam pengaturan kontraksi otot sirkuler dan longitudinal  Pleksus submukosa berperan mengatur sekresi kelenjar usus  Terdapat juga pengaruh dari sistem saraf otonom parasimpatis yg memicu sekresi enzim dan motilitas usus  Sistem saraf otonom simpatis berperan menghambat aktifitas usus
  • 21.  Mekanisme pengaturan sistem gastrointestinal ini adalah untuk mengatur kondisi di dalam lumen saluran  Apabila terjadi peregangan dinding saluran cerna oleh isi dlm usus, tk. Osmolaritas kimus, tk. pH, konsentrasi zat khusus dalam kimus …maka akan terjadi mekanisme pengaturan
  • 22.  Mekanisme pengaturan melibatkan 2 komponen yaitu : 1. Pengaturan traktus gastrointestinal oleh saraf. 2. Pengaturan traktus gastrointestinal oleh hormon
  • 23. Pengaturan traktus gastrointestinal oleh saraf sistem saraf enterikus (sistem saraf lokal pada traktus gastrointestinal ) Sistem saraf pusat yg memengaruhi traktus gastrointestinal melalui sistem saraf otonom baik simpatis maupun parasimpatis
  • 24. Pengaturan traktus gastrointestinal oleh hormon Sel endokrin tersebuar di epitel traktus gastrointestinal Substansi kimia didalam kimus merangsang sel endokrin untuk melepaskan hormon ke dalam darah
  • 25. Saluran cerna memiliki gerakan : 1. Kontraksi segmental (menggerakan makanan dari depan ke belakang yg berfx u/mencampur makanan) 2. Peristaltik (menggerakan maknan ke satu arah yaitu esofagus ke arah anus) Gerakan tsb merupakan gerak reflek yg merupakan respon dari peregangan dinding saluran cerna oleh makanan. Proses reflek ini dibangkitkan o/ saraf lokal yg ada di pleksus mienterikus dan diperkuat o/sistem saraf otonom
  • 26.  Pada usus terdapat sel peacemaker yg secara ritmis dan lambat selalu membangkitkan proses depolarisasi (sekitar 5-10 kali permenit) pada otot sirkuler damupun longitudinal saluran cerna  Proses depolarisasi akan menyebar ke sepanjang usus  Proses depolarisasi akan bertambah apabila sistem saraf parasimpatis diaktifkan  Bila proses deplarisasi mencapai ambang potensial aksi maka akan terjadi kontraksi otot
  • 27.  Kontraksi scr teratur dari otot polos sirkuler di usus besar akan menghasilkan ggerakan segmentasi lambat yg ritmis  Material yg tidak tercerna akan bergerak dengan lambat u/memberikan kesempatan pada bakteri dalam usus u/mencernanya  Pada saat setelah makan akan muncul gelombang kontraksi yg disebut pergerakan massa
  • 28.  Sphincter anus internus yg tersusun oleh otot polos berfungsi menutup anus  Sphincter anus eksternus tersusun o/otot skelet yg bekerja sesuai dengan kemauan/volunter  Pengaturan kedua sphincter penting u/membuka atau menutupnya anus
  • 29.  Pergerakan feses menuju anus akan merangsang mekanoreseptor pada dinding anus sehingga menimbulkan refleks defekasi  Jika defekasi berlanjut , kedua sphincter akan terbuka-----feses keluar  Bila defekasi ditunda maka feses dalam rektum akan bergerak kembali ke kolon disebabkan karena adanya gelombang peristaltik balik dan feses akan menunggu hingga dikeluarkan
  • 30.  Seorang laki laki usia 18 tahun datang ke IGD sambil berjalan membungkuk, dengan keluhan nyeri perut, demam, mual dan muntah.