Sim,widyaningsih,hapzi ali,sumber daya komputasi dan komunikasi,mercu buana,j...WidyaNingsih24
Sim,widyaningsih,hapzi ali,sumber daya komputasi dan komunikasi,mercu buana,jakarta,2018,Menganalisis Sitem Analisis sistem dilakukan dengan melakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen-komponen, dengan membuat definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala yang dihadapi oleh sistem, ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan solusi.
Sim, 4, cicha dwi, hapzi ali, sumber daya komputasi dan komunikasi, univ.merc...CichaAnjasmara
SUMBER DAYA KOMPUTASI DAN KOMUNIKASI, Komunikasi membutuhkan standar karena berbagai perusahaan peranti keras komputerdan telepon harus mempunyai penyajian data yang sama dan dapat dipahami disepanjak pergerakan media komunikasi. Untuk mencapai komunikasi yang baiok maka dari sumber komputasi harus memilki alat-alat yang cepat, dan aman.
Sim,widyaningsih,hapzi ali,sumber daya komputasi dan komunikasi,mercu buana,j...WidyaNingsih24
Sim,widyaningsih,hapzi ali,sumber daya komputasi dan komunikasi,mercu buana,jakarta,2018,Menganalisis Sitem Analisis sistem dilakukan dengan melakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen-komponen, dengan membuat definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala yang dihadapi oleh sistem, ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan solusi.
Sim, 4, cicha dwi, hapzi ali, sumber daya komputasi dan komunikasi, univ.merc...CichaAnjasmara
SUMBER DAYA KOMPUTASI DAN KOMUNIKASI, Komunikasi membutuhkan standar karena berbagai perusahaan peranti keras komputerdan telepon harus mempunyai penyajian data yang sama dan dapat dipahami disepanjak pergerakan media komunikasi. Untuk mencapai komunikasi yang baiok maka dari sumber komputasi harus memilki alat-alat yang cepat, dan aman.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Sim, 9, della ameliza, prof. dr. hapzi ali, cma, information in implementation. akuntansi s1
1. NAMA/NIM : Della Ameliza / 43218010186
DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
MATA KULIAH : Sistem Informasi Manajemen
Kendala dalam proses implementasi Sistem Infromasi
Kegagalan dari sistem informasi bukan hanya pada bagian-bagiannya saja, tetapi pada
keseluruhan sistem yang tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Pengguna harus
memahami sistem informasi dan mengembangkan prosedur manual paralel untuk membuat
sistem bekerja secara sempurna. Terdapat faktor penyebab munculnya masalah pada sistem
informasi, faktor tersebut dapat bersifat teknis dan nonteknis. Faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Desain
2. Data
3. Biaya
4. Operasi
Alasan kegagalan penerapan sistem informasi antara lain:
1. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen
Persetujuan dari semua level manajemen terhadap suatu proyek sistem informasi
membuat proyek tersebut akan dipersepsikan positif oleh pengguna dan staf pelayanan
teknis informasi. Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penghargaan
terhadap waktu dan tenaga yang telah dicurahkan pada proyek tersebut.
Keterlibatan dalam desain dan operasi sistem informasi mempunyai beberapa
hasil yang positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara mendalam dalam desain sistem,
ia akan memiliki kesempatan untuk mengadopsi sistem menurut prioritas dan kebutuhan
bisnis, dan lebih banyak kesempatan untuk mengontrol hasil. Kedua, pengguna
berkecenderungan untuk lebih bereaksi positif terhadap sistem karena mereka merupakan
partisipan aktif dalam proses perubahan itu sendiri.
Kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang sistem informasi terjadi
karena pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung memiliki perbedaan dalam
latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai
kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer(user-designer communication
gap).
2. Tidak Memiliki Perencanaan Memadai
Sistem informasi sebaiknya harus ditentukan maksud dan tujuannya. Setelah itu,
menambahkan komponen-komponen yang sesuai dengan tujuan utama dari sistem
informasi tersebut. Perencanaan sistem informasi sebaiknya sejalan dengan tujuan dan
komponen-komponen yang telah ditentukan sehingga tidak keluar dari jalur utama yang
telah ditetapkan. Sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan menghambat
tujuan dari perusahaan tersebut.
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung dengan
perencanaan yang matang tidak akan mampu menjembatani keinginan dan kepentingan
2. berbagai pihak di perusahaan. Hal ini dikarenakan sistem yang dijalankan tidak sesuai
dengan arah dan tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak memiliki
kompetensi inti dalam bidang teknologi informasi sebaiknya menjadi tidak memaksakan
untuk menjadi leader dalam investasi teknologi informasi.
Sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif terhadap
manajemen perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan.
Kelemahan inilah yang mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara jelas
kebutuhan dan spesifikasi sistem informasi yang akan diterapkan berikut manfaatnya
terhadap perusahaan. Kemauan perusahaan dalam merancang penerapan sistem informasi
berdasarkan sumberdaya yang dimiliki diyakini dapat meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan.
3. Inkompetensi secara Teknologi
Kesuksesan pengembangan sistem informasi tidak hanya bergantung pada
penggunaan alat atau teknologinya saja, tetapi juga manusia sebagai perancang dan
penggunanya. Sistem informasi yang tidak disosialisasikan akan menyebabkan karyawan
tidak dapat menggunakan sistem informasi tersebut.
Hal ini akan berdampak pada menurunnya kinerja perusahaan dan kegagalan
sistem informasi sehingga sistem informasi yang telah dirancang akan sia-sia serta
menyebabkan kerugian materi yang cukup besar. Selain itu, waktu sosialisasi yang
singkat dapat menjadi kendala dalam hal penerapan sistem informasi. Karyawan kurang
mempelajari mengenai sistem informasi yang mereka gunakan sehingga kemampuan
mereka terbatas. Menurut Pambudi (2003) harus ada penyesuaian tertentu dalam
menerapkan sistem informasi. Penyesuaian terhadap strategi penerapan sistem yang baru
harus disosialisasikan dengan jelas kepada karyawan.
Sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
pengguna. Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan
menjadi kontraproduktif jika tidak didukung oleh kesiapan sumberdaya manusia dalam
tahapan implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang
pengetahuan teknologi informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi
diserahkan pada sumberdaya yang kurang memiliki kompetensi dibidangnya akan
berakibat fatal bagi perusahaan ketika sistem tersebut telah diterapkan. Pengembangan
sistem informasi sebagai salah satu sarana pencapaian tujuan perusahaan, sehingga
keduanya harus relevan, serta perlu disiapkan dengan baik dan matang. Selain itu,
perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu yang ingin dicapai dan berusaha
dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan atau penerapan sistem
informasi dapat terjadi
4. Komunikasi Antara Pengguna dengan Perancang Sistem Informasi
Hubungan antara konsultan dengan klien secara tradisional merupakan bidang
masalah dalam upaya sistem informasi. Pengguna dan specialist sistem informasi
cenderung mempunyai perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah
yang sering dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer.
Perbedaan ini akan menyebabkan adanya perbedaan loyalitas organisasi, pendekatan
dalam pemecahan masalah, dan referensi.
3. 5. Tingkat Kompleksitas dan Resiko
Terdapat kecenderungan gagal pada Beberapa proyek pengembangan sistem
karena sistem-sistem tersebut mengandung tingkat resiko yang tinggi dibandingkan yang
lain. Para peneliti telah mengidentifikasikan tiga faktor kunci yang memengaruuhi tingkat
resiko proyek.
Sistem pengembangan proyek tanpa manajemen yang tepat besar kemungkinan
akan membawa konsekuensi kerugian sebagai berikut:
a. Biaya yang berlebih sehingga melampaui anggaran.
b. Melampaui waktu yang telah diperkirakan.
c. Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari yang
diperkirakan.
d. Gagal dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.
4. Metode Pengembangan Sistem Informasi
1. CBIS Life Cycle
CBIS (Computer Based Information Systems) Life Cycle atau yang disebut dengan siklus
sistem informasi berbasis komputer. Merupakan tahapan-tahapan dan tugas-tugas yang harus
dilakukan dalam mengembangkan sistem informasi, tanpa memperhatikan sistem informasi
jenis apa yang akan dibuat dan seberapa luas yang harus di hasilkannya.
2. System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC merupakan proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak
dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk
mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya. Kegunaan dari SDLC yaitu
mengakomodasi beberapa kebutuhan pengguna akhir dan pengadaan perbaikan masalah yang
berhubungan dengan perangkat lunak.
Metode ini digunakan oleh para analisis sistem ataupun pembuat program dengan tahapan-
tahapan pekerjaan untuk membangun sistem informasi. Metode ini sangat cocok untuk
pengembangan sistem besar. Setiap SDLC harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang
memenuhi atau melebihi harapan user, mencapai selesai dalam waktu dan perkiraan biaya,
bekerja secara efektif dan efisien.
3. Prototyping
Dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja
secara terus menerus dan diperbaiki melalui kerjasama antar analis danuser. Metode ini
menggunakan data aktual, edit input, melakukan komputasi dan semua manipulasi sehingga
dihasilkan output nyata. Karakteristik dari metode ini meliputi langkah pemilahan fungsi,
penyusunan sistem informasi, evaluasi dan penggunaan selanjutnya.
Model prototipe (prototyping model) dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan dan
perbaikan, desain cepat, pembentukan prototipe, evaluasi userterhadap prototipe, perbaikan
dan produk akhir sistem yang akan dibuat. Model ini menyediakan tampilan dengan simulasi
alur sistem sehingga tampak seperti sistem yang sudah jadi. Model prototipe ini dievalusi
oleh user hingga ditemukan spesifikasi yang sesuai keinginan user. Model prototipe sangat
cocok digunakan untuk menjabarkan kebutuhan user secara lebih detail karena user sering
kali lesulitan menyampaikan kebutuhnya secara detail tanpa melihat gambaran yang jelas.
4. Rapid Application Development (RAD)
Menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuan
user dan perancangan sistem informasi. Proses pengembangan metode ini yaitu mempelajari
apakah proyek pengembangan sistem memenuhi kriteria, mempelajari aktivitas bisnis
perusahaan, menentukan area bisnis serta fungsi yang menjadi prioritas, membuat model dari
5. fungsi-fungsi yang menjadi prioritas, memilih prototipe mana yang direview dan
mengimplementasikan sistem informasi.
Rapid Application Development (RAD) merupakan model pengembangan sistem yang
bersifat inkremental (bertingkat) terutama waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD
membagi tim pengembang manjadi beberapa komponen masing-masing tim
pengerjaan dapat dilakukan secara paralel. Model ini dimulai dari pemodelan bisnis,
pemodelan data, pemodelan proses, pembangkitan aplikasi, dan pengujian.
5. Spiral
Model proses sistem evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara
kontrol dan aspek sistematis model sekuensial linier. Model iterativeditandai dengan tingkah
laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi sistem yang lebih lengkap
secara bertahap. Model spriral (spiral model) menyediakan pengembangan dengan cara cepat
dengan sistem yang memiliki versi yang bertambah fungsinya. Model ini menekan adanya
analisa resiko, jika analisa resiko menunjukka adanya ketidakpastian terhadap kebutuhan,
maka pengembangan sistem dapat dihentikan.
6. Join Application Development (JAD)
Sebuah rangkaian metode yang memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk
berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi. Tahap dalam metode
ini yaitu perancangan, menentukan dan menjabarkan permintaan user, menentukan teknik
yang dibutukan’
7. Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan sistem berdasarkan abstraksi
objek-objek yang ada di dunia nyata. Tahapan dalam metode ini yaitu perencaan, analisis,
perancangan, dan implementasi. Dari tahapan tersebutdapat diterapkan pada perancangan
sistem secara umum yang menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan sistem secara
keseluruhan.
8. Functional Decomposition Methodologies
Menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem yang lebih kecil sehingga akan
lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan diimplentasikan.
9. End-user Development
Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana
sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah
pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnyaprivate sistem informasi. Integrasi
dengan sistem yang lain menjadi sulit.
6. 10. Outsourcing
Metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan pengelolaannya pada
pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan efisiensi kerja. Metode ini seringkali
juga disamakan dengan metode lain seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau istilah lain
yang berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah sama, yaitu pemindahan
layanan kepada pihak lain.
Daftar Pustaka :
Pujangkara, Yudha. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Sistem Infomasi di
Peusahaan. 2014. http://yudha45e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2014/01/30/faktor-pendukung-
dan-penghambat-penerapan-sistem-informasi-di-perusahaan/
Nawairtas, Satriawan. Langkah-langkah dan Metode Pengembangan Sistem Informasi. 2017.
http://nawairtasssi.blogspot.com/2017/05/langkah-langkah-dan-metode-pengembangan.html