2. Komersial Era
• Revolusi Industri berimbas pada jumlah produk komoditas
yang semakin banyak. Infrastruktur transportasi juga
semakin baik, dengan cakupan khalayak yang semakin luas.
Di era ini iklan masuk dalam babakan baru, media
komunikasi iklan tidal lagi hanya didominasi oleh surat kabar
saja, namun sudah merambah pada media massa lain.
Konten iklan yang bersifat informatif mulai ditinggalkan, dan
mulai menggunakan bahasa yang hiperbolis dan berlebihan.
3. Sebagai Identifikasi
• Embrio periklanan dimulai dengan gambar-gambar
sederhana di gedung-gedung maupun toko-toko. Hal
ini dibuat secara sengaja untuk mencirikan atau
mengidentifikasi bahwa toko tersebut menjual
sesuatu yang dicirikan melalui gambar tersebut.
4. Sebagai Informasi
• Produk mulai diinformasikan kepada khalayak luas
dengan mengandalkan media massa, salah satunya
surat kabar. Iklan masih terbatas menggunakan
bahasa informasi. Teknologi cetak yang diciptakan
Johannes Gutenberg yang semakin praktis menjadi
salah satu factor perkembangan periklanan pada saat
itu
5. Penting untuk Berpromosi
• Revolusi Industri berimbas pada jumlah produk komoditas
yang semakin banyak. Infrastruktur transportasi juga
semakin baik, dengan cakupan khalayak yang semakin luas.
Di era ini iklan masuk dalam babakan baru, media
komunikasi iklan tidal lagi hanya didominasi oleh surat kabar
saja, namun sudah merambah pada media massa lain.
Konten iklan yang bersifat informatif mulai ditinggalkan, dan
mulai menggunakan bahasa yang hiperbolis dan berlebihan.
6. Berorientasi pada penjualan
• Semakin banyak para profesional dibidang periklanan,
semakin mapan pula industri periklanan. Kemapanan
periklanan terbentuk karena para profesional, mahasiswa
dan akademis dibidang periklanan yang sadar bahwa ilmu
periklanan begitu penting. Dari era inilah para profesional,
mahasiswa dan akademis periklanan mulai mempelajari
bagaimana orang tahu tentang suatu produk, apa yanga
mereka pikirkan dan rasakan tentang produk tersebut.
7. Sifat Iklan
• Dilihat dari sifatnya, iklan dibagi menjadi dua; yakni iklan
above the line (ATL) atau media lini atas, below the line (BTL)
atau media lini bawah. Perbedaan terletak pada pola
pembayarannya, media lini atas adalah iklan yang dibebani
oleh agency commision fee yang telah disepakati. Di
indonesia agency commision fee ditentukan oleh PPPI
(Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia), yaitu 17,5 %
dari netto (Santoso, 2009)
8. Sifat Iklan
• Sedangkan media lini bawah (BTL) adalah iklan-iklan yang
proses kerjanya hanya dibebani oleh produksi dan jasa
(Santoso, 2009). Agensi periklanan mengambil untung dari
iklan-iklan BTL dengan memanfaatkan jasa desain dan biaya
produksi. Atau menyediakan event organizer, jasa
penyewaan stand pameran dan lainnya. Karena BTL
cenderung produksi dan jasanya menggunakan sumberdaya
lokal, iklan-iklan yang termasuk lini bawah adalah spanduk,
neon box, flyer, brosur, direct mail, umbul-umbul, baliho, dan
sebagainya
9. Jenis Iklan
• Dilihat dari jenisnya iklan dibagi menjadi dua (Bittner, 1986
dalam Widyatama, 2007), yakni iklan standar dan iklan
layanan masyarakat (ILM). Disebutkan iklan standar karena
iklannya dibuat dengan standar iklan, yakni menawarkan
produk agar kemudian khalayak target berminat dengan
produknya dan melakukan pembelian.
10. • Iklan standar ini sebenarnya biasa kita sebut iklan
komersial, yakni iklan yang dibuat dengan tujuan
keuntungan ekonomi. Iklan jenis ini biasanya dibuat
dengan cukup serius, dengan perhitungan strategi
pemasaran yang baik, pesan yang disampaikan
disesuaikan dengan kebutuhan strateginya, dan
biasanya dijasakan kepada agensi periklanan
profesional
11. Hikmah
You Must have Self-Motivated
You Should have Good Attitude
So… You can achieve everything
• Q.S. Ad Dhuha
12. Doa Penutup Belajar
ِيم ِحهالر ِنَمْحهالر ِ ه
َّللا ِمْسِب
اَبْلا اَن ِ
رَأَو ُ َهعاَبـِات اَنْقُزْارَو اًّقَح هقَحْلا اَن ِ
رَأ همُههللَا
ُهَباَنِتْاج اَنْقُزْارَو ًالِاطَب َلِط
Ya Allah, Tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga
kami dapat mengikutinya Dan tunjukkanlah kepada kami
kejelekan sehingga kami dapat menjauhinya