1. Sesak nafas pada anak dapat disebabkan oleh gangguan saluran nafas, jantung, otak, atau faktor psikologis dan metabolik.
2. Penanganannya meliputi pemberian cairan intravena, oksigen, bebaskan saluran nafas, dan koreksi gangguan metabolisme.
3. Faktor-faktor risiko sesak nafas pada anak antara lain infeksi saluran nafas, kelainan jantung, asma, dan gangguan otak.
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000)
1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior.
2. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis.
Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :
O Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik
O Penurunan tekanan osmotic koloid darah
O Peningkatan tekanan negative intrapleural
O Adanya inflamasi atau neoplastik pleura
c) Tanda dan Gejala
Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak napas.
Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat, batuk, banyak riak.
Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan pleural yang signifikan.
Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis Damoiseu).
Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler melemah dengan ronki.
Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.
e) Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan radiologik (Rontgen dada), pada permulaan didapati menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300ml, akan tampak cairan dengan permukaan melengkung. Mungkin terdapat pergeseran di mediatinum.
Ultrasonografi
Torakosentesis / pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna, biakan tampilan, sitologi, berat jenis. Pungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke-8. Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak), berdarah (hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa mungkin berupa transudat (hasil bendungan) atau eksudat (hasil radang).
Drug hypersensitivity results from interactions between a pharmacologic agent and the human immune system.
Immune-mediated drug hypersensitivity reactions typically pose a predictable, more serious health risk with re-exposure to a drug
8. Definisi Sesak nafas : Suatu keadaan dimana seorang individu, oleh karena sesuatu sebab tidak dapat bernafas dengan mudah dan lega seperti normal melainkan harus bernafas dengan “susah” dan mengeluarkan tenaga ekstra untuk mencapai ventilasi alveolar yang adekuat.
18. 3. Faktor Kurang Efisiennya Pertukaran gas Karena adanya gangguan perfusi jaringan paru – paru, seperti : - Kelainan Jantung Bawaan, misalnya : tetralogy of fallot, Stenosis pulmonal, PDA, VSD, dan hipertensi pulmonal. - Edema paru-paru, perdarahan paru. b. Karena adanya gangguan pusat pernafasan otak, seperti : - trauma otak, tumor intrakranial. - Infeksi : meningoensefalitis, sepsis. - obat – obatan : sedasi ibu, overdosis morfin, luminal. - Asfiksia berat.
19. Hal – hal yang perlu diteliti untuk menentukan keadaan klinis dan derajat penyakit anak Keadaan umum : kegelisahan, sopor, koma, keletihan, tampak sakit, sulit bernafas, sianosis. Kesadaran : gelisah, apatis, somnolen, sopor , koma. Sistem pernafasan : frekuensi pernafasan / teratur atau tidak , dalam/ dangkal), retraksi dinding dada, stridor. Sistem kardiovaskuler : tekanan darah, nadi, irama jantung, perfusi darah perifer dan curah jantung )
20.
21.
22. Penatalaksanaan anak dengan sesak nafas : Pemberian cairan intravena (infus) Bebaskan jalan nafas ( suction , fisioterapi ) Oksigenisasi Pengobatan / koreksi terhadap kelainan metabolisme yang terjadi, seperti asidosis, hipokalsemia ( kadar serum kalsium < 7.5mg% ), hipokalsemia ( kadar serum kalium <3mg%), hipoglikemia ( kadar glukosa plasma < 40mg%).