EMPAYAR ISLAM TERAWAL SETELAH KHALIFAH RASHIDAH. MENGKAJI SEJARAH UMMAH ADALAH KEBAIKKAN KEPADA IBADAH DAN DAPAT MENGAJAR UMMAH AGAR TIDAK TERPERANGKAP DENGAN TIPUDAYA MUSUH DAN SYAITAN. MUSUH ALLAH SWT SENTIASA INGIN MENJATUHKAN UMMAH DAN UGAMANYA YANG MULIA.
EMPAYAR ISLAM TERAWAL SETELAH KHALIFAH RASHIDAH. MENGKAJI SEJARAH UMMAH ADALAH KEBAIKKAN KEPADA IBADAH DAN DAPAT MENGAJAR UMMAH AGAR TIDAK TERPERANGKAP DENGAN TIPUDAYA MUSUH DAN SYAITAN. MUSUH ALLAH SWT SENTIASA INGIN MENJATUHKAN UMMAH DAN UGAMANYA YANG MULIA.
Pada awalnya ilmu takhrij hadis tidak diperlukan oleh ulama namun seiring berjalannya waktu dan kebutuhan terhadap penunjukan hadis terhadab sumber aslinya maka memunculkan berbagai kitab-kitab takhrij, menjelaskan metodenya, dan menentukan kualitas hadis sesuai kedudukanya.
Takhrij adalah menunjukkan hadits pada rujukan pokok ( asli ) yang sudah dikeluarkan lalu disebutkan pula kedudukan hadits tersebut pada saat yang diperlukan. Ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu agama yang harus mendapat perhatian serius karena di dalamnya dibicarakan berbagai kaidah untuk mengetahui sumber hadis itu berasal. Disamping itu, didalamnya ditemukan banyak kegunaan dan hasil yang diperoleh, khususnya dalam menentukan kualitas sanad hadis. suatu hadis merupakan hal yang mutlak diperlukan.
Dalam makalah takhrij hadis kali ini akan dibahas mengenai: Pengertian takhrij hadis, tujuan dan manfa‟at takhrij hadis, kitab-kitab yang diperlukan dalam mentakhrij, cara pelaksanaan dan metode takhrij
Pengenalan Konsep Islah dan Tajdid dalam IslamKOSPATI UKM
Kolokium Siswazah dan Prasiswazah Pengajian Arab dan Tamadun Islam (e-KOSPATI 3.0) 2021
7-9 Julai 2021; SlideShare.net & Channel YouTube
Pembentang: Muhamad Haziq Abdul Ghafar & Muhammad Arifi Abd Latiff
Anjuran:
1. Program Pengajian Arab dan Tamadun Islam (PPATI), FPI, UKM
2. Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC), FPI, UKM
3. Duta Pembelajaran Aktif @PPATI-ArabIC, FPI, UKM
4. Kluster Peradaban dan Kepelbagaian Budaya, FPI, UKM
Pada awalnya ilmu takhrij hadis tidak diperlukan oleh ulama namun seiring berjalannya waktu dan kebutuhan terhadap penunjukan hadis terhadab sumber aslinya maka memunculkan berbagai kitab-kitab takhrij, menjelaskan metodenya, dan menentukan kualitas hadis sesuai kedudukanya.
Takhrij adalah menunjukkan hadits pada rujukan pokok ( asli ) yang sudah dikeluarkan lalu disebutkan pula kedudukan hadits tersebut pada saat yang diperlukan. Ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu agama yang harus mendapat perhatian serius karena di dalamnya dibicarakan berbagai kaidah untuk mengetahui sumber hadis itu berasal. Disamping itu, didalamnya ditemukan banyak kegunaan dan hasil yang diperoleh, khususnya dalam menentukan kualitas sanad hadis. suatu hadis merupakan hal yang mutlak diperlukan.
Dalam makalah takhrij hadis kali ini akan dibahas mengenai: Pengertian takhrij hadis, tujuan dan manfa‟at takhrij hadis, kitab-kitab yang diperlukan dalam mentakhrij, cara pelaksanaan dan metode takhrij
Pengenalan Konsep Islah dan Tajdid dalam IslamKOSPATI UKM
Kolokium Siswazah dan Prasiswazah Pengajian Arab dan Tamadun Islam (e-KOSPATI 3.0) 2021
7-9 Julai 2021; SlideShare.net & Channel YouTube
Pembentang: Muhamad Haziq Abdul Ghafar & Muhammad Arifi Abd Latiff
Anjuran:
1. Program Pengajian Arab dan Tamadun Islam (PPATI), FPI, UKM
2. Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC), FPI, UKM
3. Duta Pembelajaran Aktif @PPATI-ArabIC, FPI, UKM
4. Kluster Peradaban dan Kepelbagaian Budaya, FPI, UKM
IJRET : International Journal of Research in Engineering and Technology is an international peer reviewed, online journal published by eSAT Publishing House for the enhancement of research in various disciplines of Engineering and Technology. The aim and scope of the journal is to provide an academic medium and an important reference for the advancement and dissemination of research results that support high-level learning, teaching and research in the fields of Engineering and Technology. We bring together Scientists, Academician, Field Engineers, Scholars and Students of related fields of Engineering and Technology
Image optimization is the important part of on-page optimization in SEO, because images can drive huge traffic to the website. It is an essential art and most important to win the SEO race.
IJRET : International Journal of Research in Engineering and Technology is an international peer reviewed, online journal published by eSAT Publishing House for the enhancement of research in various disciplines of Engineering and Technology. The aim and scope of the journal is to provide an academic medium and an important reference for the advancement and dissemination of research results that support high-level learning, teaching and research in the fields of Engineering and Technology. We bring together Scientists, Academician, Field Engineers, Scholars and Students of related fields of Engineering and Technology
Performance analysis of image filtering algorithms for mri imageseSAT Publishing House
IJRET : International Journal of Research in Engineering and Technology is an international peer reviewed, online journal published by eSAT Publishing House for the enhancement of research in various disciplines of Engineering and Technology. The aim and scope of the journal is to provide an academic medium and an important reference for the advancement and dissemination of research results that support high-level learning, teaching and research in the fields of Engineering and Technology. We bring together Scientists, Academician, Field Engineers, Scholars and Students of related fields of Engineering and Technology
Ini persentasi dari kelompok Spatulag kelas 8a yang beranggota : 1. Kartika Agung Laksono, 2. Edo Alif Azhari, 3. Fikri Ilham Adani, 4. Garin Fahmi El Fawwas, 5. Muhamad Lukmanul Hakim, 6. Muhammad Chusni Rizqi Pratama, 7. Septiandi Budi Triantino, 8. Tiyo Puryanto. Presentasi tentang Teknologi....
Karya Emha Ainun Nadjib th 1987, konon puisi ini dulu dibuat dan dibaca oleh cak Nun untuk menyemangati perjuangan menentang pelarangan Jilbab di institusi-institusi pendidikan, pemerintahan,swasta di negeri ini
1. SERAT WIRID HIDAYAT JATI
Selayang Pandang,
Buku (kitab) Serat Wirid Hidayat Jati adalah buku yang
ditulis oleh R.Ng. Ronggo Warsito (Kiyahi Ageng Burhan).
Penulis tidak mendapatkan buku aslinya, namun penulis
mendapat warisan buku tulisan tangan dari Almarhum
Kakek. Menurut penuturan beliau, beliau sendirilah yang
menyalin tulisan tersebut dari buku aslinya yang tertulis
dalam aksara Jawa ke dalam tulisan beraksara Latin.
Pada pembukaan (Kata Pengantar) buku tersebut, tertulis
nama Raja Solo, Pangeran R. Soewono Sosro Mangkoe
Negoro Sambernyowo (Gerak III). Jadi mungkin Ronggo
Warsito menulis buku tersebut atas perintah Ingkang
Sinuhun atau menulis buku tersebut untuk dipersembahkan
kepada Beliau. Berikut adalah kata pengantar dalam buku
tersebut :
"Bahosi Kawungan : Sintento ingkang kerso maos serat
puniko, menawi dereng tampi wedaran saking Murtito
Mawaskito Tunggal, ing panyuwun kulo mugi kersoho
nahan adrenging kerso kanti sumeleh ing penggalih.
Sampun ngantos kawahos. Inggih namung bongso wirid,
nanging dateng poro ingkang dereng angsal katerangan
saking 'guru' tamtu lajeng kathah gesehipun. Akaryo dateng
ing paduko, awit lajeng ing batos wonten panacat. Ingkang
nyacat rugi, ingkang kacacat rugi tamtu. Kulo ingkang
2. gadah serat puniko : Pangeran R. Soewono Sosro
Mangkoe Negoro Sambernyowo (Gerak III)."
Terjemahannya :
"Menjadi Perhatian, : Barang siapa mau membaca buku
ini, jika belum mendapat keterangan dari Murtito Mawaskito
Tunggal ( guru, cerdik pandai, ulama' ), maka permintaan
saya kiranya sudilah menahan kehendak tersebut dengan
sabar. Jangan sampai membaca (buku ini). Walaupun
hanya bangsa wirid, tetapi bagi pihak yang belum
mendapat keterangan dari 'guru' tentu akan banyak salah
pahamnya. Yang kemudian akan membawa pada
kemarahan. Sebab dalam hati akan mecela. Yang mencela
akan rugi, yang dicela juga rugi tentunya. Saya yang
empunya buku ini : Pangeran R. Soewono Sosro Mangkoe
Negoro Sambernyowo III."
Berikut Cuplikan SERAT WIRID HIDAYAT JATI dan
TAFSIR Penulis Pribadi :
Berukit beberapa cuplikan dalam buku tersebut yang
penulis anggap bisa mewakili sebagian besar isi buku
tersebut :
"Puniko babarang wirid ingkang mawi murat soho mangsud
pisan,ngiras minongko bebukaning hikayat ingkang dados
bebukaning pitedah dunungipun ngelmu makripat. Sedoyo
wiyosipun kantuk saking dalil, hadis, ijma' , lakiyat (Mungkin
3. maksudnya : Kiyas). Dalil nedahaken pangandikanipun
Allah, Hadis nedahaken piwulangipun Rasulullah, Ijma'
ngempalaken wejanganipun poro wali, Kiyas mencaraken
wewarahipun poro pandito".
Terjemahan :
"Ini adalah pelajaran (ilmu) wirid yang menjadi bekal serta
sekalian maksudnya, sebagai pembuka Hikayat, yang
menjadi pembuka petunjuk untuk memahami ilmu makrifat.
Semua keterangan berasal dari dalil, hadist, ijma dan qiyas.
Dalil maksudnya penjelasan tentang firman Allah. Hadis
berisi tentang ajaran / keteladanan Rasulullah. Ij'ma adalah
kumpulan wejangan para wali. Qiyas adalah penyebaran
ajaran para pandhita / ulama. "
Dalil (Wejangan) Sapisan : Ananing Dat
"Sajatine ora ana apa-apa awit duk maksih awang-uwung
durung ana sawiji-wiji, kang ana dhingin iku Ingsun, Ora
ono Pangeran ananging Ingsun. Sajatine Dat Kang Maha
Suci anglimputi ing sipat- Ingsun, amrandani ing asma lan
apngal (af'al) Ingsun."
Dalil / Pelajaran ke-1 : Adanya Dzat.
"Sesungguhnya tidak ada apa pun ketika masih sunyi
hampa belum ada sesuatu, yang awal adanya adalah AKU,
Tiada Tuhan kecuali Aku, sesungguhnya yang Maha Suci
meliputi sifat-KU, menyertai dan menandai perbuatan-KU)."
4. Dalam wejangan diatas menekankan bahwa Sang AKU
(Tuhan - Dzat Mutlak) bersifat Qodim (Maha awal tanpa
ada awalnya) serta menyatakan kesucian-Nya yang
meliputi segala sifat-Nya, nama -Nya dan juga menandai
(mewujud-nyata) dalam perbuatan-Nya.
Dalil (Wejangan) kapindo : Wahananing Dat
"Sajatine Ingsun Dzat kang murba misesa nitahake sawiji-
wiji, dadi podo sanalika, sampurna saka kodrat Ingsun, ing
kanyatan, pratandhane apngal Ingsun minangka
bebukaniro Dzat Ingsun, kang dhingin Ingsun anitahake
Kayu aran Sajaratul Yakin tumuwuh ing sajroning alam
Adam-Makdum Ajali Abadi. Nuli Cahya aran Nur
Muhammad, nuli Kaca aran Mirhatul-Kayai, nuli Nyawa
aran Roh Ilampi, nuli Damar (lampu) aran Kandil, nuli
Sesotya (berlian) aran Da-rah, nuli Dhindhing Jalal aran
Kijab. kang minangka wahananing Dzat-Ingsun."
Dalil / Pelajaran ke-2 : Wahana Dzat.
"Sesungguhnya AKU (Allah) adalah Dzat yang maha kuasa
menciptakan segala sesuatu, jadi seketika, sempurna
berasal karena kuasa-KU (Allah), menjadi nyata tanda
perbuatan-KU, yang sebagai pembuka (akan pengenalan)
Dzat-KU. Yang pertama AKU menciptakan Kayu bernama
Sajaratul Yakin tumbuh di dalam alam Adam Makdum
Ajalai Abadi (alam yang sejak jaman azali /dahulu dan
kekal adanya). Kemudian Cahya bernama Nur Muhammad
(Cahaya Yang Terpuji), berikutnya Cermin bernama Mir’atul
Hayai, selanjutnya Nyawa bernama Roh Idhofi, lalu Lentera
5. / Lampu bernama Kandil, lalu Permata bernama Da-rah,
lalu dinding agung bernama Hijab yang merupakan wahana
Dzat-KU (Allah)."
Dalam wejangan kedua ini diterangkan kemaha-kuasaan
Sang AKU (Allah). Sekaligus diterangkan tingkat-tingkat
'pengungkapan / penyingkapan' Dzat-Nya supaya dikenali,
melalui af'al-Nya dalam penciptaan. Pertama
diciptakanNyalah Kayu Sajaratul Yakin yang hidup dalam
alam keabadian. Hakekatnya ini adalah bukan penciptaan
dalam arti harfiah namun lebih kepada pengungkapan
Dzat-Nya untuk dikenali sebagai Sang Hidup. Kayu atau
Hayu adalah Hidup atau Urip. Yaitu sebagai Dzat Yang
Hidup Berdiri Sendiri. Sedang sifat-Nya belumlah bisa
disifati dengan segala macam (bahasa) sifat. Disinilah alam
sonya-ruri, awang-uwung, tan kinaya ngapa, laisa kamitslihi
syai'un.
Kedua diciptakan Cahaya yang diberi nama Nur
Muhammad atau Cahaya Yang Terpuji. Menurut beberapa
ahli, Nur Muhammad ini merupakan 'bibit' (wiji) alam
semesta. Nur Muhammad berarti Cahaya Yang Terpuji,
yang hakekatnya adalah Cahaya Keindahan-Nya sendiri.
Ketiga Allah menciptakan Cermin bernama Miratulkhayai
(Cermin Malu), dimana ada sebagian ahli yang mengatakan
bahwa setelah diciptakannya Cermin ini, Nur Muhammad
akhirnya mengenali dirinya.
6. Keempat diciptakan Nyawa yang diberi nama Roh Idhofi.
Kelima diciptakan Lentera yang diberi nama Kandil.
Keenam diciptakan Permata diberi nama Darah.
Ketujuh diciptakan dinding agung yang disebut hijab. Hijab
adalah pembatas. Namun hakekatnya bukan pembatas
tetapi 'penyambung' antara yang dihijab dan Yang
Menghijab.
Dalil (Wejangan) keping Telu : Kahananing Dat
"Sajatine Ingsun kang nitahake Adam asal saka anasir
patang prakara, bumi, geni, angin, banyu. Iku dadi
kawujudaning sipat Ingsun, ing kono Ingsun panjang
ngelmu daroh, limang prakoro : Nur, Roso, Roh, Napsu, lan
Budi. Iya iku minangka kawarnaning wajah Ingsun Kang
Maha Suci."
Dalil / Pelajaran ke-3 : Keadaan Dzat
"Sesungguhnya AKU yang menciptakan Adam berasal dari
empat perkara, bumi, api, angin, air. Itu sebagai
perwujudan sifat-KU, di sana AKU tempatkan ilmu daroh
lima perkara : nur, rahsa, roh, nafsu, budi. Itulah sebagai
gambaran-citra wajah-KU Yang Maha Suci".
Dalam pelajaran ini diterangkan bahwa manusia
(jasmaninya) diciptakan berasal dari empat unsur alam
semesta (bumi, angin /udara, api dan air.) yang masing-
masing unsur mempengaruhi (membawa bawaan)
dorongan nafsu manusia.
7. Setelah empat unsur alam terbentuk dalam tubuh manusia,
kemudian Allah menempatkan pula lima hal sebagai
gambaran wajah- Nya yaitu nur, rahsa, roh, nafsu dan budi.
Nur, merupakan terangnya cahya, jika 'menyambung'
kembali kepada Dzat Yang Maha Suci dapat menerangi
manusia dalam mengenal-Nya dan menjalankan peran
sebagai hamba dan wakil-Nya di bumi.
Rahsa, roso jati, adalah kesadaran 'ar-ruh min-Ruhi',
kesadaran manusia yang hakiki, al-bashiroh manusia.
Roh, nyawa, sukma yang dalam jasad mempunyai tali
petanda berupa nafas.
Nafsu, kekuatan nafsu menumbuhkan kekuatan
kehendan, karep.
Budi, menumbuhkan daya pikir dan cipta .
Dalil (Wejangan) kaping Papat : Pambukaning Tata
Malige (Mahligai)
Ayat Kapisan : Ing Dalem Betal Makmur:
"sajatine Ingsun anata malige ana sajroning betalmakmur,
iku omah sakjroning kerameyan-Ingsun, jumeneng ana
sirahing Adam. Kang ana sajroning sirah iku utek, kang ana
antaraning utek iku manik, sajroning manik iku budi,
sajroning budi iku napsu, sajroning napsu iku suksma,
sajroning suksma iku rahsa, sajroning rahsa iku Ingsun, ora
ana Pangeran anging Ingsn, dat kang nglimputi ing kaanan
jati."
Dalil / Pelajaran keempat : Pembukaan Tahta Mahligai
Ayat Pertama :
8. "Sesungguhnya AKU bertahta dalam baitulmakmur, itu
rumah tempat pesta-KU, berdiri di dalam kepala Adam.
Yang pertama dalam kepala itu otak, yang ada di antara
otak itu manik di dalam manik itu budi, di dalam budi itu
nafsu, di dalam nafsu itu suksma, di dalam suksma itu
rahsa, di dalam rahsa itu AKU, tidak ada Tuhan selain
hanya AKU, dzat yang meliputi keberadaan yang sejati /
sesungguhnya"
Ayat Kapindo : Pambuka tata malige ing dalem
betalmukarram
"sajatine Ingsun anata malige sajroning betalmukarram, iku
omah enggoning lala-rangan Ingsun, jumeneng ana ing
dhadhaningg adam. Kang ana sajroning dhadha iku ati,
kang ana antaraning ati iku jantung, sajroning jantung iku
budi, sakjroning budi iku jinem , yaiku angen-angen,
sajroning angen-angen iku suksma, sajroning suksma iku
rahsa, sajroning rahsa iku Ingsun. Ora ana pangeran
anging Ingsun dat kang anglimputi ing kahanan jati"
Ayat kedua : Pembuka tahta dalam Baitul mukarram :
"Sesungguhnya AKU bertahta dalam baitulmukarram, itu
rumah tempat larangan-KU, berdiri di dalam dada Adam.
Yang ada di dalam dada itu hati, yang ada di antara hati itu
jantung, dalam jantung itu budi, dalam budi itu jinem, yaitu
angan-2, dalam angan- 2 itu suksma, dalam suksma itu
rahsa, dalam rahsa itu AKU. Tidak ada Tuhan kecuali
hanya AKU dzat yang meliputi keberadaan yang sejati /
sesungguhnya."
9. Ayat Katelu : Pambuka Tata Malige Ing Dalem
Betalmukadas
"sajatine Ingsun anata malige ana sajroning betalmukadas,
iku omah enggoning pasucenIngsun, jumeneng ana ing
kontholing adam. Kang ana sajroning konthol iku prinsilan,
kang ana ing antaraning pringsilan ikku nutpah, yaiku mani,
sa-jroning mani iku madi, sajroning madi iku wadi, sajroning
wadi iku manikem, sajroning manikem iku rahsa, sajroning
rahsa iku Ingsun. Ora ana pangeran anging Ingsun dat
kang anglimputi ing kaanan jati, jumeneng sajroning nukat
gaib, tumurun dadi johar awal, ing kono wahananing alam
akadiyat, wahdat, wakidiyat, alam arwah, alam misal, alam
ajsam, alam insan kamil, dadining manungsa sampurna
yaiku sajatining sipat Ingsun."
Ayat Ketiga : Pembuka tahta dalam baitulmuqaddas :
"Sesungguhnya AKU bertahta di dalam baitul muqaddas,
itu rumah tempat kesucian- KU, berdiri di alat kelamin
Adam. Yang ada di dalam alat kelamin itu buah pelir
(pringsilan), di antara pelir itu nutfah yaitu mani, di dalam
mani itu madi, di dalam madi itu wadi, di dalam wadi itu
manikem, di dalam manikem itu rahsa, di dalam rahsa itu
AKU. Tidak ada Tuhan kecuali AKU dzat yang meliputi
keberadaan sejati /sesungguhnya. Berdiri di dalam nukat
gaib, turun menjadi johar awal, di situ keberadaan alam
ahadiyat, wahdat, wahidiyat, alam arwah, alam misal, alam
ajsam, alam insane kamil, jadinya manusia sempurna yaitu
sejatinya sifat-KU."
10. Di sini juga disebutkan hal yang penting bahwa manusia
sempurna (al -nsan kamil) adalah sebagai perwujudan sifat-
NYA (gambar citra-Nya) dan terbentuk melalui tujuh
tahapan alam yang dilaluinya, biasa dikenal dengan istilah
martabat pitu atau martabat tujuh yaitu :
Pertama alam ahadiyah
Kedua alam wahdat
Ketiga alam wahidiyah
Keempat alam arwah
Kelima alam misal
Keenam alam ajsam
Ketujuh insan kamil (manusia sempurna).
Pada wejangan keempat ini, ketiga-tiga ayatnya
menegaskan bahwatidak ada Tuhan selain AKU (Allah),
dzat yang meliputi keberadaan sesungguhnya (kahanan
jati=keadaan sejati). Mengapa itu perlu ditegaskan,
karena untuk menghindari salah pengertianbagi mereka
yang telah mendapatkan wejangan ini, jangan sampai
karena merasa bahwa AKU (Allah) 'bertahta' di kepala dan
di dada manusia, lalu manusia tersebut mengaku dirinya
sebagai Tuhan, atau menjadi bagian dari Tuhan. Jika itu
yang terjadi, maka manusia tsb. telah jauh tersesat. Ingat,
bahwa semua wejangan tersebut adalah dalam makna
kiasan semata. Ini tafsir pribadi penulis. Intinya adalah
bahwa Sang AKU MUTLAK (Allah Swt) adalah amat dekat
dengan manusia, bahkan lebih dekat dari pada urat leher si
manusia itu sendiri.
11. Dalil (Wejangan) Kaping Limo : Panetep Santosaning
Iman
"Ingsun anekseni satuhune ora ana Pangeran anging
Ingsun lan anekseni Ingsun satuhune muhammad iku
utusan Ingsun"
Dalil / Pelajaran Kelima : Penetapan Iman Sentosa :
"AKU menyaksikan bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan
kecuali hanya AKU dan AKU menyaksikan sesungguhnya
muhammad itu adalah utusan-KU"
Dalam nasehat ini Allah menyatakan kesaksianNya yang
ditujukan kepada makhluk ciptaanNya, bahwa tidak ada
Tuhan lain kecuali hanya Dia semata, dan Muhammad
adalah benar-benar rasul atau utusanNya.
Dalil (Wejangan) kaping Nem : Sasahidan
"Ingsun anekseni ing Dzat Ingsun dhewe, satuhune ora ana
Pangeran anging Ingsun, lan anekseni Ingsun satuhune
Muhammad iku utusan Ingsun. Iya sejatine kan aran Allah
iku badan Ingsun, rasul iku rahsa-Ningsun, Muhammad iku
Cahaya-Ningsun. Iya Ingsun kang urip tan kena ing pati, iya
Ingsun kang eling tan kena ing lali, iya Ingsun kang
langgeng ora kena owah gingsir ing kaanan jati, iya Ing-sun
kang waskitha, ora kasamaran ing sawiji- wiji. Iya Ingsun
kang amurba ami-sesa, kang kawasa wicaksana ora
kekurangan ing pakerthi, byar sampurna padhang
terawangan, ora karasa apa-apa, ora ana katon apa-apa,
12. amung Ingsun kang anglimputi ing alam kabeh kalawan
kodratIngsun"
Dalil / Pelajaran Keenam : Sahadat / kesaksian
"AKU menyaksikan pada DzatKU sendiri, sesungguhnya
tidak ada Tuhan kecuali AKU, dan menyaksikan AKU
sesungguhnya Muhammad itu utusan-KU. Sesungguhnya
yang bernama Allah itu badan-KU (mungkin maksudnya :
Nama-Nya), rasul itu rahsa-KU, Muhammad itu cahaya-KU.
AKU lah Yang Hidup tidak terkena kematian, AKU lah yang
Ingat tidak terkena lupa, AKU lah Yang Kekal tidak berubah
dalam keberadaan yang sesungguhnya, AKU lah waskita,
tidak ada tersamar pada sesuatu pun. AKU lah yang
Berkuasa Berkehendak, Yang Kuasa Bijaksana tidak
kurang dalam tindakan, Terang Sempurna jelas terlihat,
tidak terasa apa pun, tidak kelihatan apa pun, kecuali
hanya AKU yang meliputi alam semua dengan kuasa
(kodrat)- KU."
Wejangan ini adalah wejangan penutup, yang merupakan
Penyaksian Dzat (Allah) terhadap Diri-Nya sendiri dan
terhadap Muhammad, utusan-nya, rahasia-Nya, Cahaya-
Nya dan juga terhadap sifat-sifat kesempurnaan-Nya.
Perlu penulis tegaskan lagi bahwa apa-apa yang penulis
tulis pada postingan ini adalah hanya sebagaian saja
(cuplikan) dari buku Wirid Hidayat Jati. Penulis berusaha
memberikan terjemahan dalam bahasa Indonesia dan
13. berusaha memberi sedikit penafsiran sesuai dengan
kepahaman penulis pribadi.
Sebagai penutup tulisan ini, mari kita mencoba menghayaiti
Firman Allah dalam Qur'an Surah ke-20 Thaahaa : ayat 14,
yang artinya demikian : "Sesungguhnya AKU ini adalah
Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain AKU, maka
sembahlah AKU dan dirikanlah shalat untuk mengingat-
KU".