SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
“SCIENTISME DAN KULTUS KEILMUAN”
Dosen Pembimbing : Dr. Made Pramono, M.Hum
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
OLEH :
YOGGIVANI ALFATIYANO ZHANSSEN ALFIRDAUS
17060484036
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
PRODI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN
2017
KATA PENGHANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinnga dapat
diselesaikan satu makalah Pengantar Filsafat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dengan makalah ini penyusun mengharapkan agar mahasiswa dapat memahami secara mendalam tentang hal-hal yang
berkaitan dengan materi yang dikaji dalam makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu kepada dosen
pembimbing dan teman mahasiswa penyusun mengharapkan saran dan kritik membangun demi memacu semangat kami
Semoga makalah ini benar-benar dapat bermanfaat bagi penyusun dan para mahasiswa pada umumnya. Amin.
KATA PENGANTAR … I
DAFTAR ISI . II
BAB I : PENDAHULUAN .. 1
A.Latar Belakang .. 1
BAB II : PEMBAHASAN ..2
Pengertian Scientisme.................2
Krisis Akibat Scientisme.............4
Kultus.......................................... .5
Bahaya Kultus Individu..............6
BAB III : KESIMPULAN..9
BAB IV : DAFTAR ISI..10
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Filsafat Merupakan satu imu yang mencakup seluruh lapangan ilmu pengetahuan, baik yang teoritis maupun yang praktis. bukti ini dapat
disajikan dalam temuan - temuan yang dihasikan oleh filosof - filosof islam sendiri, seperti al-Kindi yang ahli dalam ilmu pasti dan ilmu falak, ibnu
Sina yang tersohor dalam ilmu kedokteran dengan menyusun kitab al-Qonun yang sampai detik hari ini menjadi rujukan dibelahan barat maupun
timur. Ibnu rusyd ulama dalam bidang hukum, imu hisab (arithmatic), kedokteran dan ahli filsafat.
Sejarah perkembangan sains menunjukkan bahwa sains berasal dari penggabungan dua tradisi tua, yaitu tradisi pemikiran filsafat yang dimulai
oleh bangsa Yunani kuno serta tradisi keahlian atau ketrampilan tangan yang berkembang di awal peradaban manusia yang telah ada jauh
sebelum tradisi pertama lahir. Filsafat memberikan sumbangan berbagai konsep dan ide terhadap sains sedangkan keahlian tangan memberinya
berbagai alat untuk pengamatan alam. Selanjutnya, sains modern bisa dikatakan lahir dari perumusan metode ilmiah yang disumbangkan Rene
Descartes yang menyodorkan logika rasional dan deduksi serta oleh Francis Bacon yang menekankan pentingnya eksperimen dan observasi.
Setiap filosof adalah ilmuan, karena filsafat berdiri atas dasar ilmu pasti dan ilmu alam. akan tetapi, tidak setiap ilmuan adalah filosof. pada saat
kejayaan islam mencapai puncaknya, ketika itu antara filsafat, agama dan sains berbaur menjadi satu, sehingga saling mempengaruhi. oleh
karenanya terputusnya hubungan antara fisafat dan sains bagaikan kepala tanpa badan dan tubuh tanpa roh.
Begitu dekat hubungan antara sains dan filsafat, sehingga beberapa macam pengetahuan ilmiah tertentu, khususnya cabang-cabang yang lebih
umum, seperti matematika, fisika, kimia, biologi, dan psikologi, sangat diperlukan oleh mahasiswa filsafat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sscientisme
Saintisme adalah istilah yang digunakan (biasanya secara peyoratif) untuk kepercayaan bahwa metode dan pendekatan ilmiah dapat diterapkan
untuk segala hal, dan bahwa sains adalah cara pandang dunia yang paling otoritatif atau paling berharga hingga menyingkirkan cara pandang
lainnya. Saintisme telah didefinisikan sebagai "pandangan bahwa metode induktif sains adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar
dan terutama bahwa sains dapat menghasilkan pengetahuan mengenai manusia dan masyarakat yang benar." Istilah ini biasanya digunakan
sebagai kritik terhadap positivisme logika ekstrem dan telah digunakan oleh beberapa tokoh seperti ilmuwan sosial Friedrich Hayek, filsuf sains
Karl Popper, dan filsuf Hilary Putnam dan Tzvetan Todorov untuk mendeskripsikan sokongan dogmatik terhadap metodologi sains dan
pereduksian pengetahuan menjadi hal-hal yang dapat diukur saja.Saintisme dapat merujuk kepada sains yang diterapkan "berlebihan." Istilah
saintisme memiliki dua makna peyoratif:
Untuk menunjukkan penggunaan istilah sains atau klaim ilmiah yang tidak tepat. Makna ini juga berlaku dalam konteks ketika sains tidak dapat
diterapkan, seperti saat topik dianggap berada di luar jangkauan penelitian ilmiah, dan dalam konteks ketika tidak ada bukti empiris yang cukup
untuk menjustifikasi simpulan ilmiah. Definisi ini termasuk rasa hormat berlebih terhadap klaim yang dibuat oleh ilmiah atau ketidakkritisan
dalam menerima begitu saja hasil penelitian apapun yang dianggap ilmiah. Maka, dalam kasus ini, istilah saintisme digunakan untuk menentang
argumen berdasarkan otoritas sains.
Untuk merujuk kepada "kepercayaan bahwa metode sains alam, atau kategori dan hal yang diakui dalam sains alam, merupakan satu-satunya hal
yang tepat dalam filsafat atau penyelidikan lainnya," atau bahwa "sains, dan satu-satunya sains, yang mendeskripsikan dunia sebagaimana
mestinya, independen dari sudut pandang"seiring dengan "penghapusan dimensi psikologis pengalaman."
Istilah ini juga digunakan untuk menggarisbawahi bahaya yang mungkin muncul karena reduksionisme berlebih dalam semua pengetahuan
manusia.
Bagi sosiolog yang mengikuti tradisi Max Weber, seperti Jürgen Habermas, konsep saintisme berkaitan dengan filsafat positivisme, namun juga
kepada rasionalisasi budaya Barat modern.
Secara sederhana sains dapat berarti sebagai tubuh pengetahuan (body of knowledge) yang muncul dari pengelompokkan secara sistematis dari
berbagai penemuan ilmiah sejak jaman dahulu, atau biasa disebut sains sebagai produk. Produk yang dimaksud adalah fakta-fakta, prinsip-
prinsip, model-model, hukum-hukum alam, dan berbagai teori yang membentuk semesta pengetahuan ilmiah yang biasa diibaratkan sebagai
bangunan dimana berbagai hasil kegiatan sains tersusun dari berbagai penemuan sebelumnya. Sains juga bisa berarti suatu metoda khusus untuk
memecahkan masalah, atau biasa disebut sains sebagai proses. Metode ilmiah merupakan hal yang sangat menentukan, sains sebagai proses ini
sudah terbukti ampuh memecahkan masalah ilmiah yang juga membuat sains terus berkembang dan merevisi berbagai pengetahuan yang sudah
ada.
Selain itu sains juga bisa berarti suatu penemuan baru atau hal baru yang dapat digunakan setelah kita menyelesaikan permasalahan teknisnya,
yang tidak lain biasa disebut sebagai teknologi. Teknologi merupakan suatu sifat nyata dari aplikasi sains, suatu konsekwensi logis dari sains yang
mempunyai kekuatan untuk melakukan sesuatu. Sehingga biasanya salah satu definisi popular tentang sains termasuk juga teknologi di
dalamnya. Aspek-aspek lain dari sains dari kemungkinan lainnya pada jawaban pertanyaan di atas adalah: dampak sains melalui teknologi
terhadap masyarakat, sifat sains yang terus berkembang, tujuan akhir dari sains, karakteristik seorang ilmuwan dan lainnya.
Sesungguhnya, sains itu sendiri sudah ada sejak awal sejarah manusia ada, demikian juga sejak manusia lahir. Tetapi dalam prosesnya, manusia
tidak langsung cepat membaca, memahamai dan menguasainya. Salah satu penyebab utama, mengapa terjadi kelambanan dan keterlambatan
penguasaan sains, adalah faktor manusia nya sendiri. Yang di dalam benaknya sudah dipenuhi dengan beragam doktrin, persepsi, keyakinan.
mitos yang berlangsung antar generasi terhadap suatu dan kejadian di diri kita dan sekitar kita.
Sebagai gambaran, saat ini kita berkeyakinan dan membuktikan secara sains , bahwa bumi mengelilingi matahari. Namun dulu pernah berabad-
abad, manusia berkeyakinan bahwa bumi ini diam dan mataharilah yang mengelilingi bumi. Dan masih banyak lagi keyakinan lama dan mitos-
mitos yang berubah karena sains. Mitos dan keyakinan salah di sekitar kita harus
diubah persepsinya, bahwa segala kejadian ini sudah sangat teratur melalui hukum-hukum yang pasti yang bisa rasakan, amati, buktikan dan
kembangkan. Sains terdiri dari 3 aspek:
1. Sains adalah alat untuk menguasai alam dan memberikan sumbangan kepada kesejahteraan manusia.
2. Sains sebagai suatu pengetahuan yang sistematis dan tangguh , merupakan hasil dari berbagai peristiwa.
3. Sains sebagai metode untuk mendapatkan aturan, hukum-hukum atau teori-teori dari obyek yang diamati.
B. Krisis Manusia Akibat Scientisme
Krisis yang dihadapi manusia modern telah sering dibicarakan dan merupakan wacana yang menarik perhatian di Indonesia selama dua
dasawarsa terakhir ini. Khususnya yang berkaitan dengan kehampaan spiritual dan alienasi, yang akhir-akhir ini semakin dirasakan sebagai
dampak yang tidak terelakkan dari modernisasi. Namun dalam hubungannya dengan sejarah pemikiran falsafah, topik ini jarang sekali dibahas
secara mendalam. Karangan ini ditulis untuk membahas hubungan antara krisis yang dialami manusia modern dan munculnya berbagai aliran
falsafah yang kemudian sangat dominan dan berpengaruh, khususnya scientisme dan relativisme kultural.
Ahli-ahli sejarah di Timur maupun di Barat, sejak Confucius hingga Toynbee, dari Ibn Khaldun sampai Collingwood, yakin bahwa seseorang tidak
akan dapat memahami masa kini dan akan gagal melihat masa depan, tanpa mampu merenungi masa lalu. Pemikiran-pemikiran yang
berpengaruh pada masa kini adalah bagian dari mata rantai panjang pemikiran sebelumnya. Demikian pula halnya dengan scientisme dan
relativisme kultural, yang telah lebih dua abad merasuki pemikiran manusia modern.
Berbagai sistem falsafah, ideologi modern yang diterapkan dalam kehidupan politik, ekonomi dan kebudayaan; serta berbagai pandangan hidup
masyarakat modern dewasa ini, terkait dengan sejarah panjang scientisme. Akan halnya dengan nihilisme dan relativisme kultural yang dewasa
ini juga berkembang subur, dan merupakan landasan pemikiran posmodern, memiliki akar dalam sejarah scientisme serta utopia-utopia yang
tumbuh daripadanya.
C. Kultus
Apabila kita mendengar perkataan “kultus,” kita sering berfikir tentang sebuah kumpulan yang menyembah Iblis, korban-korban binatang atau
pengambil bahagian dalam ritual-ritual pagan yang jahat dan aneh. Bagaimanapun ternyata kebanyakan penampilan kultus menampakkan
keadaan yang tidak bersalah. Definisi Kristian yang khusus bagi sebuah kultus adalah “sebuah kumpulan agama yang telah menyangkal satu atau
lebih kebenaran Alkitabiah yang asas.” Dalam pengertian yang lebih mudah, sebuah kultus adalah kumpulan yang mengajar sesuatu yang boleh
mengakibatkan seeorang itu masih belum diselamatkan sekiranya orang itu percaya dan berpegang kepada pengajaran kumpulan kultus itu.
Sebuah kultus berbeza dengan agama kerana ia mengaku sebagai sebahagian daripada sesuatu agama, tetapi menyangkal pengajaran pokok
agama itu. Sebuah kultus Kristian adalah sebuah kumpulan yang menyangkal satu atau lebih kebenaran-kebenaran asas kekristenan tetapi masih
mengaku sebagai seorang Kristian.
Dua pengajaran yang biasa terdapat dalam kumpulan kultus adalah yang mengatakan Yesus bukan Tuhan dan keselamatan bukan diterima
dengan iman sahaja. Penyangkalan terhadap keilahian Kristus mengakibatkan korban Kristus tidak cukup untuk menebus dosa-dosa kita.
Penyangkalan terhadap keselamatan diterima hanya dengan iman mengakibatkan keselamatan diperolehi dengan perbuatan-perbuatan baik kita,
yang mana ditentang sekeras-kerasnya oleh Alkitab. Dua kumpulan kultus yang sangat terkenal adalah Saksi-saksi Yehovah dan Mormon. Kedua-
dua kumpulan mengaku sebagai Kristian namun kedua-duanya mengangkal keTuhanan Kristus dan keselamatan yang diterima dengan iman.
Saksi-saksi Yehovah dan Mormon mempercayai banyak perkara yang selaras atau sama dengan pengajaran yang terdapat dalam Alkitab.
Bagaimanapun, memandangkan mereka menyangkal keTuhanan Yesus Kristus dan mengajar keselamatan diperolehi dengan perbuatan baik, hal
ini melayakkan kumpulan ini disebut sebagai kultus. Ramai Saksi-saksi Yehovah, Mormon dan anggota kultus-kultus yang lain merupakan “orang
baik-baik” yang sungguh mempercayai bahawa mereka berpegang kepada kebenaran. Sebagai orang Kristian, kita berdoa dan berharap supaya
mereka yang terlibat dalam kultus akan dapat melihat di sebalik pembohongan yang ada dan ditarik kepada kebenaran keselamatan yang hanya
melalui iman dalam Yesus Kristus.
D. Bahaya Kultus Individu
Komitmen sejati seorang muslim adalah membersihkan hati dan jiwanya dari berbagai noda kemusyrikan. Seorang muslim meyakini tiada
kekuatan kecuali kekuatan Allah, dia tidak akan bersandar lagi kepada kekuatan benda-benda seperti keris kamenyeng, ruwatan, atau kekuatan
spiritual dari paranormal atau dukun. Dia tidak akan memelihara jin meskipun mengaku jin muslim, karena semua itu tidak pernah dilakukan
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam. Dirinya juga bersih dari mengagung-agungkan jabatan dan kedudukan dan menggantinya dengan
mengagungkan serta memuliakan Allah. Komitmen sejati seorang muslim adalah menyambut seruan Allah untuk melaksanakan syariat-Nya di
muka bumi. Dengan meyakini Allah sebagai Raja yang memimpin Alam semesta ini sehingga segala puji itu hanyalah bagi Allah semata.
Manusia adalah makhluk Allah yang khas. Masing-masing memiliki keistimewaan. Karena itu Al-Quran mengingkari manusia yang menghilangkan
kepribadiannya dan menjadi pembebek (pengikut) orang lain dalam kekeliruannya. Biasanya manusia sangat terpengaruh untuk mengikuti para
pemimpin, pejabat dan penguasa dengan berlebih-lebihan sehingga mereka mengkultuskannya. Adapula yang menyucikan para tokoh pujaannya
sehingga ia menjadikan orang itu sebagai tuhan-tuhan yang ia patuhi dalam setiap yang ia putuskan.
Di masa lalu, Fir’aun – yang mengaku dirinya sebagai tuhan – dipuja-puja oleh pengikutnya sehingga dianggap tak pernah bersalah. Demikian juga
Hitler dan Musolini yang merupakan diktator yang diagungkan kehebatannya. Di negeri kita Presiden Soekarno punya pengikut fanatik yang
banyak. Pada masa kejayaannya Soeharto punya pengikut yang menganggapnya manusia yang lain dari yang lain sehingga mereka memberi gelar
“Bapak Pembangunan”. Sekarang ini juga muncul para pemuja yang menganggap bahwa tindakan pemimpinnya selalu benar. Bahkan meskipun
aneh dan menyimpang tetap saja dianggap perbuatan wali (orang suci). Dibela habis-habisan meskipun jelas-jelas salah dan kebenaran pun
dijungkirbalikkan.
Sungguh keliru pandangan seperti itu. Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam saja tidak boleh diagungkan melampaui batas yang
ditentukan. Beliau menyatakan dirinya sebagai manusia biasa sebagaimana kita. Penghormatan kepada beliau pun sebatas sebagai hamba Allah
dan Rasul-Nya.
Perbuatan kultus kepada pemimpin merupakan sikap yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam. Sebab Islam tidak pernah mengajarkan
mengagungkan manusia melebihi kadar yang dibolehkan. Pada hari kiamat nanti orang-orang yang mengkultuskan para pembesar ini akan
menyesal dan menyadari kesalahan mereka, “Dan mereka berkata, “Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan
pembesar-pembesar Kami, lalu mereka menyesatkan Kami dari jalan yang benar”.” (QS. Al-Ahzab: 67).
Di antara manusia yang Allah takdirkan menjadi penguasa memang ada jenis manusia yang membawa kepada kemunkaran dan kezhaliman.
Setiap muslim wajib mewaspadainya dan mereka berkewajiban melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar terhadap penguasa yang zhalim. Tidak
boleh membiarkan kesalahannya merembet kepada masyarakat yang dipimpinnya.
Meluruskan yang bengkok dan memperbaiki yang salah adalah kewajiban setiap muslim. Bukan menjadi pembebek-pembebek orang-orang yang
menegakkan kebathilan itu meskipun kebanyakan orang telah menjadi pengikutnya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam
bersabda, “Janganlah seseorang di antara kamu menjadi ima’ah”. Seorang sahabat bertanya, “Apakah ima’ah itu ya Rasulullah?” “Ima’ah itu
adalah orang yang berkata, ‘Saya mengikuti bagaimana masyarakat saja, jika masyarakat baik, maka saya akan menjadi baik, namun jika
masyarakat buruk, saya pun akan bersikap buruk’”, jawab Rasulullah. Kemudian Rasulullah melanjutkan, “Tetapi perkuatlah jiwa kalian, jika
masyarakat baik ikutilah kebaikan mereka, dan jika masyarakat buruk maka jauhilah keburukan mereka”. (HR. Turmudzi)
Masyarakat ima’ah (pembebek) itu terjerumus mengikuti pemimpin yang mengajak pada kesesatan. Allah memperingatkan, “Tidakkah kamu
perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka
jahanam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman. Orang-orang kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi.
Allah supaya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: ‘Bersenang-senanglah kamu, karena sesungguhnya tempat kembalimu
ialah neraka’.” (QS. Ibrahim: 28-30). Yang dimaksud menukar nikmat Allah dengan kekafiran adalah menukar kepemimpinan yang Allah berikan
dengan menolak melaksanakan syariat Allah di muka bumi. Kekuasaan hanyalah amanat dari Allah dan para penguasa harus menjalankannya
sesuai dengan kehendak Allah. Para
penguasa yang mempertahankan kelemahannya dengan segala cara dan tipu daya tergolong membawa rakyatnya pada kekufuran dan akan
menanggung akibatnya di Hari Akhirat nanti.
Bila penguasa tidak berjalan di atas syariat yang benar maka kebenaran dan kebatilan akan menjadi jungkir balik. Bila penguasa tidak memiliki
tanggung jawab terhadap amanat yang dipikulnya maka dia akan membiarkan kondisi masyarakat porak poranda. Dia tidak menjalankan
fungsinya menimbulkan ketenteraman di tengah masyarakat. Dia membiarkan rakyatnya saling bertikai bahkan mungkin saling bunuh.
Sebagai hamba Allah, manusia tentu punya kelebihan dan kekurangan. Demikian juga para pemimpin di suatu negeri. Kelebihannya itu bukan
untuk disucikan dan diagungkan manusia lain, sedangkan kekurangannya pun bukan untuk dihina manusia lain. Kelebihan manusia selayaknya
didayagunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, dipadukan dengan kelebihan manusia lain agar semakin kokoh dan kuat.
BAB III
KESIMPULAN
Sistematika filsafat membicarakan masalah sains atau pengetahuan tentang apa yang telah diketahui dan sejauh mana kebenaran pengetahuan
yang dimaksudkan. Hakikat tahu, mengetahui, dan pengetahuan dengan segala kaitannya meliputi hal-hal yang dimaksud dengan tahu atau
mengetahui suatu hal. Kemudian, setiap tahu dan mengetahui akan melibatkan suatu gagasan dalam pikiran dan pengalaman indrawi, sehingga
pengetahuan itu mengandung kriteria kebenaran filosofis.
Dalam hal ini tidak salah bahwa keduanya memiliki persamaan, dalam hal bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia,
yaitu berpikir filosofis spekulatif dan berpikir empiris ilmiah. Perbedaan antara keduanya, terutama untuk aliran filsafat pendidikan tradisional
adalah bahwa filsafat menentukan tujuan dan sains memberikan alat sarana untuk hidup.
DAFTAR ISI
http://santrigenius.blogdetik.com/2012/10/07/makalah-filsafat-sains
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:aPJGPd0ebIMJ:https://www.gotquestions.org/Melayu/definisi-
kultus.html+&cd=6&hl=id&ct=clnk
: http://www.dakwatuna.com/2014/08/06/55447/bahaya-kultus-individu/#ixzz4rOxyVEPA

More Related Content

What's hot

E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i
Erta Erta
 
Kumpulan Soal beserta Jawaban Filsafat Ilmu Mengandung Makna Epistemologi,Ont...
Kumpulan Soal beserta Jawaban Filsafat Ilmu Mengandung Makna Epistemologi,Ont...Kumpulan Soal beserta Jawaban Filsafat Ilmu Mengandung Makna Epistemologi,Ont...
Kumpulan Soal beserta Jawaban Filsafat Ilmu Mengandung Makna Epistemologi,Ont...
anggakurniawan45
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Alvy Mayrina
 
Tugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnya
Tugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnyaTugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnya
Tugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnya
Joko Supono
 
Kelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sby
Kelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sbyKelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sby
Kelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sby
M Fatkhur Rohman
 
filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuanfilsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
Cecep Kustandi
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiOperator Warnet Vast Raha
 
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Hubungan filsafat dengan ilmu  lainHubungan filsafat dengan ilmu  lain
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Nick V
 
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiRangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
NabilahMaharani1
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
Sri Suwanti
 
Contoh soal filsafat ilmu
Contoh soal filsafat ilmuContoh soal filsafat ilmu
Contoh soal filsafat ilmu
purdana wahyu hidayat
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
noviautamiputri
 
Pembahasan makalah pancasila
Pembahasan makalah pancasilaPembahasan makalah pancasila
Pembahasan makalah pancasila
federeth
 
Sejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafatSejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafat
Khusnoel Khatimah
 
Teknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinanTeknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinanAze Aze
 
LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKANLATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKANRostina Tina
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat Ilmu
KristinaMala
 
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat PendidikanMakalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
rumah
 

What's hot (20)

E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i
 
Kumpulan Soal beserta Jawaban Filsafat Ilmu Mengandung Makna Epistemologi,Ont...
Kumpulan Soal beserta Jawaban Filsafat Ilmu Mengandung Makna Epistemologi,Ont...Kumpulan Soal beserta Jawaban Filsafat Ilmu Mengandung Makna Epistemologi,Ont...
Kumpulan Soal beserta Jawaban Filsafat Ilmu Mengandung Makna Epistemologi,Ont...
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
 
Tugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnya
Tugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnyaTugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnya
Tugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnya
 
Kelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sby
Kelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sbyKelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sby
Kelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sby
 
filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuanfilsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Hubungan filsafat dengan ilmu  lainHubungan filsafat dengan ilmu  lain
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
 
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiRangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
 
Contoh soal filsafat ilmu
Contoh soal filsafat ilmuContoh soal filsafat ilmu
Contoh soal filsafat ilmu
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Pembahasan makalah pancasila
Pembahasan makalah pancasilaPembahasan makalah pancasila
Pembahasan makalah pancasila
 
Sejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafatSejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafat
 
Teknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinanTeknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinan
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKANLATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat Ilmu
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat PendidikanMakalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
 

Similar to Scientisme dan kultus keilmuan

Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuayu Naoman
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
YuliaKartika6
 
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
Amas Imania Fadlie
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
baguspw12
 
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MSKumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
khoinurfaisila
 
Artikel FKI.docx
Artikel FKI.docxArtikel FKI.docx
Artikel FKI.docx
AzizahFebriana1
 
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.EcKUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
AyuRia4
 
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docxFilsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
Zukét Printing
 
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdfFilsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
Zukét Printing
 
Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasan
Cindar Tyas
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Fandi Fandi
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
LisdaPuspaawaliaj1
 
Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)
Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)
Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)Rusmin Unisa
 
Filsafat ilmu ii
Filsafat ilmu iiFilsafat ilmu ii
Filsafat ilmu ii
Nurul Mu'minin MZ
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
Warnet Raha
 

Similar to Scientisme dan kultus keilmuan (20)

Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmu
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
 
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MSKumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
 
Artikel FKI.docx
Artikel FKI.docxArtikel FKI.docx
Artikel FKI.docx
 
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.EcKUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
 
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docxFilsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdfFilsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
 
Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasan
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
 
Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)
Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)
Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)
 
Filsafat ilmu ii
Filsafat ilmu iiFilsafat ilmu ii
Filsafat ilmu ii
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 

Recently uploaded

Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 

Recently uploaded (20)

Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 

Scientisme dan kultus keilmuan

  • 1. MAKALAH “SCIENTISME DAN KULTUS KEILMUAN” Dosen Pembimbing : Dr. Made Pramono, M.Hum Mata Kuliah : Filsafat Ilmu OLEH : YOGGIVANI ALFATIYANO ZHANSSEN ALFIRDAUS 17060484036 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI PRODI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN 2017
  • 2. KATA PENGHANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinnga dapat diselesaikan satu makalah Pengantar Filsafat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu Dengan makalah ini penyusun mengharapkan agar mahasiswa dapat memahami secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dikaji dalam makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu kepada dosen pembimbing dan teman mahasiswa penyusun mengharapkan saran dan kritik membangun demi memacu semangat kami Semoga makalah ini benar-benar dapat bermanfaat bagi penyusun dan para mahasiswa pada umumnya. Amin.
  • 3. KATA PENGANTAR … I DAFTAR ISI . II BAB I : PENDAHULUAN .. 1 A.Latar Belakang .. 1 BAB II : PEMBAHASAN ..2 Pengertian Scientisme.................2 Krisis Akibat Scientisme.............4 Kultus.......................................... .5 Bahaya Kultus Individu..............6 BAB III : KESIMPULAN..9 BAB IV : DAFTAR ISI..10
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Filsafat Merupakan satu imu yang mencakup seluruh lapangan ilmu pengetahuan, baik yang teoritis maupun yang praktis. bukti ini dapat disajikan dalam temuan - temuan yang dihasikan oleh filosof - filosof islam sendiri, seperti al-Kindi yang ahli dalam ilmu pasti dan ilmu falak, ibnu Sina yang tersohor dalam ilmu kedokteran dengan menyusun kitab al-Qonun yang sampai detik hari ini menjadi rujukan dibelahan barat maupun timur. Ibnu rusyd ulama dalam bidang hukum, imu hisab (arithmatic), kedokteran dan ahli filsafat. Sejarah perkembangan sains menunjukkan bahwa sains berasal dari penggabungan dua tradisi tua, yaitu tradisi pemikiran filsafat yang dimulai oleh bangsa Yunani kuno serta tradisi keahlian atau ketrampilan tangan yang berkembang di awal peradaban manusia yang telah ada jauh sebelum tradisi pertama lahir. Filsafat memberikan sumbangan berbagai konsep dan ide terhadap sains sedangkan keahlian tangan memberinya berbagai alat untuk pengamatan alam. Selanjutnya, sains modern bisa dikatakan lahir dari perumusan metode ilmiah yang disumbangkan Rene Descartes yang menyodorkan logika rasional dan deduksi serta oleh Francis Bacon yang menekankan pentingnya eksperimen dan observasi. Setiap filosof adalah ilmuan, karena filsafat berdiri atas dasar ilmu pasti dan ilmu alam. akan tetapi, tidak setiap ilmuan adalah filosof. pada saat kejayaan islam mencapai puncaknya, ketika itu antara filsafat, agama dan sains berbaur menjadi satu, sehingga saling mempengaruhi. oleh karenanya terputusnya hubungan antara fisafat dan sains bagaikan kepala tanpa badan dan tubuh tanpa roh. Begitu dekat hubungan antara sains dan filsafat, sehingga beberapa macam pengetahuan ilmiah tertentu, khususnya cabang-cabang yang lebih umum, seperti matematika, fisika, kimia, biologi, dan psikologi, sangat diperlukan oleh mahasiswa filsafat.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sscientisme Saintisme adalah istilah yang digunakan (biasanya secara peyoratif) untuk kepercayaan bahwa metode dan pendekatan ilmiah dapat diterapkan untuk segala hal, dan bahwa sains adalah cara pandang dunia yang paling otoritatif atau paling berharga hingga menyingkirkan cara pandang lainnya. Saintisme telah didefinisikan sebagai "pandangan bahwa metode induktif sains adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan terutama bahwa sains dapat menghasilkan pengetahuan mengenai manusia dan masyarakat yang benar." Istilah ini biasanya digunakan sebagai kritik terhadap positivisme logika ekstrem dan telah digunakan oleh beberapa tokoh seperti ilmuwan sosial Friedrich Hayek, filsuf sains Karl Popper, dan filsuf Hilary Putnam dan Tzvetan Todorov untuk mendeskripsikan sokongan dogmatik terhadap metodologi sains dan pereduksian pengetahuan menjadi hal-hal yang dapat diukur saja.Saintisme dapat merujuk kepada sains yang diterapkan "berlebihan." Istilah saintisme memiliki dua makna peyoratif: Untuk menunjukkan penggunaan istilah sains atau klaim ilmiah yang tidak tepat. Makna ini juga berlaku dalam konteks ketika sains tidak dapat diterapkan, seperti saat topik dianggap berada di luar jangkauan penelitian ilmiah, dan dalam konteks ketika tidak ada bukti empiris yang cukup untuk menjustifikasi simpulan ilmiah. Definisi ini termasuk rasa hormat berlebih terhadap klaim yang dibuat oleh ilmiah atau ketidakkritisan dalam menerima begitu saja hasil penelitian apapun yang dianggap ilmiah. Maka, dalam kasus ini, istilah saintisme digunakan untuk menentang argumen berdasarkan otoritas sains. Untuk merujuk kepada "kepercayaan bahwa metode sains alam, atau kategori dan hal yang diakui dalam sains alam, merupakan satu-satunya hal yang tepat dalam filsafat atau penyelidikan lainnya," atau bahwa "sains, dan satu-satunya sains, yang mendeskripsikan dunia sebagaimana mestinya, independen dari sudut pandang"seiring dengan "penghapusan dimensi psikologis pengalaman." Istilah ini juga digunakan untuk menggarisbawahi bahaya yang mungkin muncul karena reduksionisme berlebih dalam semua pengetahuan manusia.
  • 6. Bagi sosiolog yang mengikuti tradisi Max Weber, seperti Jürgen Habermas, konsep saintisme berkaitan dengan filsafat positivisme, namun juga kepada rasionalisasi budaya Barat modern. Secara sederhana sains dapat berarti sebagai tubuh pengetahuan (body of knowledge) yang muncul dari pengelompokkan secara sistematis dari berbagai penemuan ilmiah sejak jaman dahulu, atau biasa disebut sains sebagai produk. Produk yang dimaksud adalah fakta-fakta, prinsip- prinsip, model-model, hukum-hukum alam, dan berbagai teori yang membentuk semesta pengetahuan ilmiah yang biasa diibaratkan sebagai bangunan dimana berbagai hasil kegiatan sains tersusun dari berbagai penemuan sebelumnya. Sains juga bisa berarti suatu metoda khusus untuk memecahkan masalah, atau biasa disebut sains sebagai proses. Metode ilmiah merupakan hal yang sangat menentukan, sains sebagai proses ini sudah terbukti ampuh memecahkan masalah ilmiah yang juga membuat sains terus berkembang dan merevisi berbagai pengetahuan yang sudah ada. Selain itu sains juga bisa berarti suatu penemuan baru atau hal baru yang dapat digunakan setelah kita menyelesaikan permasalahan teknisnya, yang tidak lain biasa disebut sebagai teknologi. Teknologi merupakan suatu sifat nyata dari aplikasi sains, suatu konsekwensi logis dari sains yang mempunyai kekuatan untuk melakukan sesuatu. Sehingga biasanya salah satu definisi popular tentang sains termasuk juga teknologi di dalamnya. Aspek-aspek lain dari sains dari kemungkinan lainnya pada jawaban pertanyaan di atas adalah: dampak sains melalui teknologi terhadap masyarakat, sifat sains yang terus berkembang, tujuan akhir dari sains, karakteristik seorang ilmuwan dan lainnya. Sesungguhnya, sains itu sendiri sudah ada sejak awal sejarah manusia ada, demikian juga sejak manusia lahir. Tetapi dalam prosesnya, manusia tidak langsung cepat membaca, memahamai dan menguasainya. Salah satu penyebab utama, mengapa terjadi kelambanan dan keterlambatan penguasaan sains, adalah faktor manusia nya sendiri. Yang di dalam benaknya sudah dipenuhi dengan beragam doktrin, persepsi, keyakinan. mitos yang berlangsung antar generasi terhadap suatu dan kejadian di diri kita dan sekitar kita. Sebagai gambaran, saat ini kita berkeyakinan dan membuktikan secara sains , bahwa bumi mengelilingi matahari. Namun dulu pernah berabad- abad, manusia berkeyakinan bahwa bumi ini diam dan mataharilah yang mengelilingi bumi. Dan masih banyak lagi keyakinan lama dan mitos- mitos yang berubah karena sains. Mitos dan keyakinan salah di sekitar kita harus
  • 7. diubah persepsinya, bahwa segala kejadian ini sudah sangat teratur melalui hukum-hukum yang pasti yang bisa rasakan, amati, buktikan dan kembangkan. Sains terdiri dari 3 aspek: 1. Sains adalah alat untuk menguasai alam dan memberikan sumbangan kepada kesejahteraan manusia. 2. Sains sebagai suatu pengetahuan yang sistematis dan tangguh , merupakan hasil dari berbagai peristiwa. 3. Sains sebagai metode untuk mendapatkan aturan, hukum-hukum atau teori-teori dari obyek yang diamati. B. Krisis Manusia Akibat Scientisme Krisis yang dihadapi manusia modern telah sering dibicarakan dan merupakan wacana yang menarik perhatian di Indonesia selama dua dasawarsa terakhir ini. Khususnya yang berkaitan dengan kehampaan spiritual dan alienasi, yang akhir-akhir ini semakin dirasakan sebagai dampak yang tidak terelakkan dari modernisasi. Namun dalam hubungannya dengan sejarah pemikiran falsafah, topik ini jarang sekali dibahas secara mendalam. Karangan ini ditulis untuk membahas hubungan antara krisis yang dialami manusia modern dan munculnya berbagai aliran falsafah yang kemudian sangat dominan dan berpengaruh, khususnya scientisme dan relativisme kultural. Ahli-ahli sejarah di Timur maupun di Barat, sejak Confucius hingga Toynbee, dari Ibn Khaldun sampai Collingwood, yakin bahwa seseorang tidak akan dapat memahami masa kini dan akan gagal melihat masa depan, tanpa mampu merenungi masa lalu. Pemikiran-pemikiran yang berpengaruh pada masa kini adalah bagian dari mata rantai panjang pemikiran sebelumnya. Demikian pula halnya dengan scientisme dan relativisme kultural, yang telah lebih dua abad merasuki pemikiran manusia modern. Berbagai sistem falsafah, ideologi modern yang diterapkan dalam kehidupan politik, ekonomi dan kebudayaan; serta berbagai pandangan hidup masyarakat modern dewasa ini, terkait dengan sejarah panjang scientisme. Akan halnya dengan nihilisme dan relativisme kultural yang dewasa ini juga berkembang subur, dan merupakan landasan pemikiran posmodern, memiliki akar dalam sejarah scientisme serta utopia-utopia yang tumbuh daripadanya.
  • 8. C. Kultus Apabila kita mendengar perkataan “kultus,” kita sering berfikir tentang sebuah kumpulan yang menyembah Iblis, korban-korban binatang atau pengambil bahagian dalam ritual-ritual pagan yang jahat dan aneh. Bagaimanapun ternyata kebanyakan penampilan kultus menampakkan keadaan yang tidak bersalah. Definisi Kristian yang khusus bagi sebuah kultus adalah “sebuah kumpulan agama yang telah menyangkal satu atau lebih kebenaran Alkitabiah yang asas.” Dalam pengertian yang lebih mudah, sebuah kultus adalah kumpulan yang mengajar sesuatu yang boleh mengakibatkan seeorang itu masih belum diselamatkan sekiranya orang itu percaya dan berpegang kepada pengajaran kumpulan kultus itu. Sebuah kultus berbeza dengan agama kerana ia mengaku sebagai sebahagian daripada sesuatu agama, tetapi menyangkal pengajaran pokok agama itu. Sebuah kultus Kristian adalah sebuah kumpulan yang menyangkal satu atau lebih kebenaran-kebenaran asas kekristenan tetapi masih mengaku sebagai seorang Kristian. Dua pengajaran yang biasa terdapat dalam kumpulan kultus adalah yang mengatakan Yesus bukan Tuhan dan keselamatan bukan diterima dengan iman sahaja. Penyangkalan terhadap keilahian Kristus mengakibatkan korban Kristus tidak cukup untuk menebus dosa-dosa kita. Penyangkalan terhadap keselamatan diterima hanya dengan iman mengakibatkan keselamatan diperolehi dengan perbuatan-perbuatan baik kita, yang mana ditentang sekeras-kerasnya oleh Alkitab. Dua kumpulan kultus yang sangat terkenal adalah Saksi-saksi Yehovah dan Mormon. Kedua- dua kumpulan mengaku sebagai Kristian namun kedua-duanya mengangkal keTuhanan Kristus dan keselamatan yang diterima dengan iman. Saksi-saksi Yehovah dan Mormon mempercayai banyak perkara yang selaras atau sama dengan pengajaran yang terdapat dalam Alkitab. Bagaimanapun, memandangkan mereka menyangkal keTuhanan Yesus Kristus dan mengajar keselamatan diperolehi dengan perbuatan baik, hal ini melayakkan kumpulan ini disebut sebagai kultus. Ramai Saksi-saksi Yehovah, Mormon dan anggota kultus-kultus yang lain merupakan “orang baik-baik” yang sungguh mempercayai bahawa mereka berpegang kepada kebenaran. Sebagai orang Kristian, kita berdoa dan berharap supaya mereka yang terlibat dalam kultus akan dapat melihat di sebalik pembohongan yang ada dan ditarik kepada kebenaran keselamatan yang hanya melalui iman dalam Yesus Kristus.
  • 9. D. Bahaya Kultus Individu Komitmen sejati seorang muslim adalah membersihkan hati dan jiwanya dari berbagai noda kemusyrikan. Seorang muslim meyakini tiada kekuatan kecuali kekuatan Allah, dia tidak akan bersandar lagi kepada kekuatan benda-benda seperti keris kamenyeng, ruwatan, atau kekuatan spiritual dari paranormal atau dukun. Dia tidak akan memelihara jin meskipun mengaku jin muslim, karena semua itu tidak pernah dilakukan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam. Dirinya juga bersih dari mengagung-agungkan jabatan dan kedudukan dan menggantinya dengan mengagungkan serta memuliakan Allah. Komitmen sejati seorang muslim adalah menyambut seruan Allah untuk melaksanakan syariat-Nya di muka bumi. Dengan meyakini Allah sebagai Raja yang memimpin Alam semesta ini sehingga segala puji itu hanyalah bagi Allah semata. Manusia adalah makhluk Allah yang khas. Masing-masing memiliki keistimewaan. Karena itu Al-Quran mengingkari manusia yang menghilangkan kepribadiannya dan menjadi pembebek (pengikut) orang lain dalam kekeliruannya. Biasanya manusia sangat terpengaruh untuk mengikuti para pemimpin, pejabat dan penguasa dengan berlebih-lebihan sehingga mereka mengkultuskannya. Adapula yang menyucikan para tokoh pujaannya sehingga ia menjadikan orang itu sebagai tuhan-tuhan yang ia patuhi dalam setiap yang ia putuskan. Di masa lalu, Fir’aun – yang mengaku dirinya sebagai tuhan – dipuja-puja oleh pengikutnya sehingga dianggap tak pernah bersalah. Demikian juga Hitler dan Musolini yang merupakan diktator yang diagungkan kehebatannya. Di negeri kita Presiden Soekarno punya pengikut fanatik yang banyak. Pada masa kejayaannya Soeharto punya pengikut yang menganggapnya manusia yang lain dari yang lain sehingga mereka memberi gelar “Bapak Pembangunan”. Sekarang ini juga muncul para pemuja yang menganggap bahwa tindakan pemimpinnya selalu benar. Bahkan meskipun aneh dan menyimpang tetap saja dianggap perbuatan wali (orang suci). Dibela habis-habisan meskipun jelas-jelas salah dan kebenaran pun dijungkirbalikkan. Sungguh keliru pandangan seperti itu. Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam saja tidak boleh diagungkan melampaui batas yang ditentukan. Beliau menyatakan dirinya sebagai manusia biasa sebagaimana kita. Penghormatan kepada beliau pun sebatas sebagai hamba Allah dan Rasul-Nya.
  • 10. Perbuatan kultus kepada pemimpin merupakan sikap yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam. Sebab Islam tidak pernah mengajarkan mengagungkan manusia melebihi kadar yang dibolehkan. Pada hari kiamat nanti orang-orang yang mengkultuskan para pembesar ini akan menyesal dan menyadari kesalahan mereka, “Dan mereka berkata, “Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar Kami, lalu mereka menyesatkan Kami dari jalan yang benar”.” (QS. Al-Ahzab: 67). Di antara manusia yang Allah takdirkan menjadi penguasa memang ada jenis manusia yang membawa kepada kemunkaran dan kezhaliman. Setiap muslim wajib mewaspadainya dan mereka berkewajiban melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar terhadap penguasa yang zhalim. Tidak boleh membiarkan kesalahannya merembet kepada masyarakat yang dipimpinnya. Meluruskan yang bengkok dan memperbaiki yang salah adalah kewajiban setiap muslim. Bukan menjadi pembebek-pembebek orang-orang yang menegakkan kebathilan itu meskipun kebanyakan orang telah menjadi pengikutnya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “Janganlah seseorang di antara kamu menjadi ima’ah”. Seorang sahabat bertanya, “Apakah ima’ah itu ya Rasulullah?” “Ima’ah itu adalah orang yang berkata, ‘Saya mengikuti bagaimana masyarakat saja, jika masyarakat baik, maka saya akan menjadi baik, namun jika masyarakat buruk, saya pun akan bersikap buruk’”, jawab Rasulullah. Kemudian Rasulullah melanjutkan, “Tetapi perkuatlah jiwa kalian, jika masyarakat baik ikutilah kebaikan mereka, dan jika masyarakat buruk maka jauhilah keburukan mereka”. (HR. Turmudzi) Masyarakat ima’ah (pembebek) itu terjerumus mengikuti pemimpin yang mengajak pada kesesatan. Allah memperingatkan, “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka jahanam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman. Orang-orang kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi. Allah supaya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: ‘Bersenang-senanglah kamu, karena sesungguhnya tempat kembalimu ialah neraka’.” (QS. Ibrahim: 28-30). Yang dimaksud menukar nikmat Allah dengan kekafiran adalah menukar kepemimpinan yang Allah berikan dengan menolak melaksanakan syariat Allah di muka bumi. Kekuasaan hanyalah amanat dari Allah dan para penguasa harus menjalankannya sesuai dengan kehendak Allah. Para
  • 11. penguasa yang mempertahankan kelemahannya dengan segala cara dan tipu daya tergolong membawa rakyatnya pada kekufuran dan akan menanggung akibatnya di Hari Akhirat nanti. Bila penguasa tidak berjalan di atas syariat yang benar maka kebenaran dan kebatilan akan menjadi jungkir balik. Bila penguasa tidak memiliki tanggung jawab terhadap amanat yang dipikulnya maka dia akan membiarkan kondisi masyarakat porak poranda. Dia tidak menjalankan fungsinya menimbulkan ketenteraman di tengah masyarakat. Dia membiarkan rakyatnya saling bertikai bahkan mungkin saling bunuh. Sebagai hamba Allah, manusia tentu punya kelebihan dan kekurangan. Demikian juga para pemimpin di suatu negeri. Kelebihannya itu bukan untuk disucikan dan diagungkan manusia lain, sedangkan kekurangannya pun bukan untuk dihina manusia lain. Kelebihan manusia selayaknya didayagunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, dipadukan dengan kelebihan manusia lain agar semakin kokoh dan kuat.
  • 12. BAB III KESIMPULAN Sistematika filsafat membicarakan masalah sains atau pengetahuan tentang apa yang telah diketahui dan sejauh mana kebenaran pengetahuan yang dimaksudkan. Hakikat tahu, mengetahui, dan pengetahuan dengan segala kaitannya meliputi hal-hal yang dimaksud dengan tahu atau mengetahui suatu hal. Kemudian, setiap tahu dan mengetahui akan melibatkan suatu gagasan dalam pikiran dan pengalaman indrawi, sehingga pengetahuan itu mengandung kriteria kebenaran filosofis. Dalam hal ini tidak salah bahwa keduanya memiliki persamaan, dalam hal bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu berpikir filosofis spekulatif dan berpikir empiris ilmiah. Perbedaan antara keduanya, terutama untuk aliran filsafat pendidikan tradisional adalah bahwa filsafat menentukan tujuan dan sains memberikan alat sarana untuk hidup.