Cara menulis pendahuluan karangan dengan menggunakan teknik faclksmktsj2
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang teknik FACLK (Fokus, Akibat, Contoh, Langkah, Kepentingan) untuk membangun pendahuluan karangan SPM secara efektif. Teknik ini melibatkan penulisan ayat pertama tentang fokus soalan, diikuti akibat, contoh, langkah, dan kepentingan. Contoh pendahuluan menggunakan teknik ini juga diberikan untuk dua soalan berbeza. Guru menekankan penting
1. Peribahasa menyampaikan pesan-pesan moral tentang sifat yang baik seperti kebaikan, daya usaha, semangat bermasyarakat, dan berhati-hati.
2. Peribahasa juga menekankan pentingnya kerjasama, kesetiaan, cinta tanah air, dan kepentingan ilmu.
3. Makna-makna yang disampaikan peribahasa bertujuan mengajak manusia bersikap positif dan bijak.
Dokumen menjelaskan empat pola ayat dasar dalam bahasa Melayu yaitu frasa nama + frasa nama, frasa nama + frasa kerja, frasa nama + frasa adjektif, dan frasa nama + frasa sendi nama. Kemudian memberikan contoh ayat dan latihan mengenali pola ayat dasar pada beberapa ayat.
Cara menulis pendahuluan karangan dengan menggunakan teknik faclksmktsj2
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang teknik FACLK (Fokus, Akibat, Contoh, Langkah, Kepentingan) untuk membangun pendahuluan karangan SPM secara efektif. Teknik ini melibatkan penulisan ayat pertama tentang fokus soalan, diikuti akibat, contoh, langkah, dan kepentingan. Contoh pendahuluan menggunakan teknik ini juga diberikan untuk dua soalan berbeza. Guru menekankan penting
1. Peribahasa menyampaikan pesan-pesan moral tentang sifat yang baik seperti kebaikan, daya usaha, semangat bermasyarakat, dan berhati-hati.
2. Peribahasa juga menekankan pentingnya kerjasama, kesetiaan, cinta tanah air, dan kepentingan ilmu.
3. Makna-makna yang disampaikan peribahasa bertujuan mengajak manusia bersikap positif dan bijak.
Dokumen menjelaskan empat pola ayat dasar dalam bahasa Melayu yaitu frasa nama + frasa nama, frasa nama + frasa kerja, frasa nama + frasa adjektif, dan frasa nama + frasa sendi nama. Kemudian memberikan contoh ayat dan latihan mengenali pola ayat dasar pada beberapa ayat.
Dokumen ini menjelaskan adab dan tatacara makan secara beradat mengikut adat generasi zaman dahulu. Terdapat beberapa peringatan seperti hanya makan tiga suap nasi sebelum membasuh tangan, gunakan tangan kanan untuk menyuap, dan minum selepas selesai makan. Dokumen ini menekankan pentingnya bersikap sopan dan beradab ketika makan.
Tiga dokumen menggambarkan perjuangan untuk mempertahankan cinta kepada tanah air dan semangat persatuan antaretnik di Malaysia. Dokumen pertama menggambarkan lahirnya cinta kepada negara dan perjuangan untuk melestarikannya. Dokumen kedua menekankan pentingnya memahami makna kemerdekaan dan terus memajukan bangsa. Dokumen ketiga menyeru agar semua warga negara Malaysia hidup bersatu dan harmonis di bawah naun
Dokumen tersebut membahas tentang golongan kata tugas dalam bahasa Melayu. Ia menjelaskan definisi, fungsi, ciri-ciri dan contoh kata tugas seperti kata hubung, kata praklausa, kata prafrasa dan pascafrasa, serta kata bantu dan kata penegas.
BAB 1 membahas komponen kecergasan fizikal termasuk daya tahan kardiovaskular, daya tahan otot, dan kekuatan otot. Latihan yang tepat dapat meningkatkan daya tahan dan prestasi atletik. BAB 2 mengenal pasti aspek-aspek penting dalam permainan hoki seperti kemahiran menolak, memukul, dan menguis serta peraturan keselamatan untuk memastikan pertandingan berjalan lancar.
Adjektif pancaindera menggambarkan kata nama melalui lima deria, yaitu rasa, pandang, dengar, bau, dan sentuh. Contoh adjektif untuk setiap deria adalah manis, cantik, merdu, harum, dan halus. Adjektif ini dapat digunakan secara tunggal atau gabungan untuk menyatakan kualitas benda atau keadaan secara lebih rinci.
Dokumen ini membahas tentang kata adjektif dan jenis-jenisnya. Kata adjektif digunakan untuk menjelaskan sifat atau keadaan sesuatu. Terdapat delapan jenis kata adjektif yaitu sifat/keadaan, warna, ukuran, bentuk, pancaindera, waktu, jarak, dan perasaan. Kata adjektif dapat diperkuat dengan kata penguat seperti "sangat", "amat", "paling".
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Tun Perak hadir bersama rakyatnya di hadapan bentara bergelar Seri Amerta. Bentara itu bertanya mengapa Tun Perak membawa orang Kelang menghadap sultan bersama isteri mereka. Tun Perak diminta menjelaskan tindakannya itu.
Dokumen ini menjelaskan adab dan tatacara makan secara beradat mengikut adat generasi zaman dahulu. Terdapat beberapa peringatan seperti hanya makan tiga suap nasi sebelum membasuh tangan, gunakan tangan kanan untuk menyuap, dan minum selepas selesai makan. Dokumen ini menekankan pentingnya bersikap sopan dan beradab ketika makan.
Tiga dokumen menggambarkan perjuangan untuk mempertahankan cinta kepada tanah air dan semangat persatuan antaretnik di Malaysia. Dokumen pertama menggambarkan lahirnya cinta kepada negara dan perjuangan untuk melestarikannya. Dokumen kedua menekankan pentingnya memahami makna kemerdekaan dan terus memajukan bangsa. Dokumen ketiga menyeru agar semua warga negara Malaysia hidup bersatu dan harmonis di bawah naun
Dokumen tersebut membahas tentang golongan kata tugas dalam bahasa Melayu. Ia menjelaskan definisi, fungsi, ciri-ciri dan contoh kata tugas seperti kata hubung, kata praklausa, kata prafrasa dan pascafrasa, serta kata bantu dan kata penegas.
BAB 1 membahas komponen kecergasan fizikal termasuk daya tahan kardiovaskular, daya tahan otot, dan kekuatan otot. Latihan yang tepat dapat meningkatkan daya tahan dan prestasi atletik. BAB 2 mengenal pasti aspek-aspek penting dalam permainan hoki seperti kemahiran menolak, memukul, dan menguis serta peraturan keselamatan untuk memastikan pertandingan berjalan lancar.
Adjektif pancaindera menggambarkan kata nama melalui lima deria, yaitu rasa, pandang, dengar, bau, dan sentuh. Contoh adjektif untuk setiap deria adalah manis, cantik, merdu, harum, dan halus. Adjektif ini dapat digunakan secara tunggal atau gabungan untuk menyatakan kualitas benda atau keadaan secara lebih rinci.
Dokumen ini membahas tentang kata adjektif dan jenis-jenisnya. Kata adjektif digunakan untuk menjelaskan sifat atau keadaan sesuatu. Terdapat delapan jenis kata adjektif yaitu sifat/keadaan, warna, ukuran, bentuk, pancaindera, waktu, jarak, dan perasaan. Kata adjektif dapat diperkuat dengan kata penguat seperti "sangat", "amat", "paling".
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Tun Perak hadir bersama rakyatnya di hadapan bentara bergelar Seri Amerta. Bentara itu bertanya mengapa Tun Perak membawa orang Kelang menghadap sultan bersama isteri mereka. Tun Perak diminta menjelaskan tindakannya itu.
1) Abdul Latip bin Talib adalah seorang penulis produktif yang banyak menghasilkan novel, sajak dan cerpen. Beliau dianugerahi pelbagai hadiah sastera.
2) Beliau dikenali khususnya dengan penulisan novel sejarah dan telah menghasilkan lebih 30 buah novel sejarah.
3) Selain menulis, beliau juga aktif dalam kegiatan kebajikan terutama membantu masyarakat Islam di Kemboja.
Tiga langkah utama yang perlu diambil untuk mencapai kecemerlangan dalam peperiksaan adalah memberikan perhatian penuh ketika proses pengajaran dan pembelajaran, menguruskan masa dengan bijak, dan mengikuti kelas tuisyen."
Dokumen tersebut membahas tentang usaha-usaha untuk mengekalkan permainan tradisional di Malaysia, termasuk memperkenalkan permainan tradisional di sekolah, menyediakan alat permainan tradisional di tempat umum, menganjurkan pertandingan permainan tradisional, dan menyediakan jurulatih yang mahir dalam berbagai permainan tradisional.
Gurindam ini memberikan nasihat untuk memelihara anggota tubuh dengan baik melalui tujuh rangkap yang masing-masing menekankan pentingnya menjaga penglihatan, pendengaran, tutur kata, tangan, perut, anggota dalam, dan kaki untuk mendapatkan manfaat dan mengelakkan mudarat.
Karangan ini membincangkan kepentingan ilmu dalam kehidupan remaja. Ia menyatakan bahawa ilmu penting untuk membalas jasa ibu bapa, mendapat sanjungan masyarakat, dan memperoleh pekerjaan yang baik. Tanpa ilmu, sukar untuk mencapai kehidupan yang selesa. Oleh itu, remaja perlu menghargai ilmu dan terus menambah pengetahuan.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai aspek-aspek kesalahan ejaan dan penggunaan imbuhan dalam bahasa Melayu, serta contoh-contoh kesalahan dan cara memperbaikinya. Terdapat pula soalan-soalan untuk mengenal pasti dan membetulkan kesalahan ejaan dan imbuhan dalam ayat-ayat yang diberikan.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2. Dia lelaki bergelar perkasa
Dengan cemeti keberanian di tangan
Rembat angkuhnya memacu takut
Menghalau kuda-kuda di padang
Berebutan memburu kandang.
Rumput dan jerami yang terhidang
Adalah kanun janji kesetiaan
Dimamah rakus kala lapar
Tak peduli nasib dir setelah kenyang.
Dia lelaki punya kuasa
Sesekali suaranya lebih gempita
Daripada ringkik kuda sekandang
Pacuannya diiring seribu keberanian
Meredah onak di rimba perburuan
Meranduk lumpur di paya penindasan
Sambil melibas cemeti durjana
Dia melampau muslihat
Aku penyelamat maruah
Berjuang atas dasar kebenaran
Menentang semua kebobrokan.
Dia lelaki sang gembala kuda
Hanya mengenal pantas tunggangan
Tanpa membaca keletihannya
Dia lelaki sang gembala kuda
Hanya tahu mengejar kehebatan
Tanpa menghitung kesakitannya
Dan kuda-kuda itu ditunggangi
Ditunggangi dan ditunggangi !
3. RANGKAP 1
Dia lelaki bergelar perkasa
Dengan cemeti keberanian di tangan
Rembat angkuhnya memacu takut
Menghalau kuda-kuda di padang
Berebutan memburu kandang.
4. RANGKAP 2
Rumput dan jerami yang terhidang
Adalah kanun janji kesetiaan
Dimamah rakus kala lapar
Tak peduli nasib diri setelah kenyang
Jadi tunggangan memburu rakan.
5. RANGKAP 3
Dia lelaki punya kuasa
Sesekali suaranya lebih gempita
Daripada ringkik kuda sekandang
Pacuannya diiring seribu keberanian
Meredah onak di rimba perburuan
Meranduk lumpur di paya penindasan
Sambil melibas cemeti durjana
Dia melempar muslihat
Aku penyelamat maruah
Berjuang atas dasar kebenaran
Menentang semua kebobrokan.
6. RANGKAP 4
Dia lelaki sang gembala kuda
Hanya mengenal pantas tunggangan
Tanpa membaca keletihannya
Dia lelaki sang gembala kuda
Hanya tahu mengejar kehebatan
Tanpa menghitung kesakitannya
Dan kuda-kuda itu ditunggangi
Ditunggangi dan ditunggangi !
7. TEMA
Sajak ini bertemakan kekuasaan penjaga kuda
dan penganiayaan tenaga haiwan yang
dilakukannya terhadap kuda-kuda
tunggangannya. Berbekalkan kuasa yang
dimiliki, dengan angkuh dan berani, penjaga
kuda berjaya menakutkan serta mengawal
kuda-kudanya kembali ke kandang. Penjaga
kuda hanya mementingkan diri dan sanggup
menggunakan sepenuh tenaga kuda-kudanya
tanpa mempedulikan nasib haiwan
tunggangannya itu.
8. PERSOALAN
Persoalan KETEGASAN dalam memimpin
Persoalan KEBIJAKSANAAN mengeksploitasi golongan
yang lemah
Persoalan KEKUASAAN mempengaruhi gaya kepimpinan
Persoalan KEBERANIAN menempuh cabaran dan
rintangan
Persoalan PENGANIYAAN terhadap haiwan
Persoalan PASRAH & REDHA akan ketentuan ilahi
Persoalan KEPATUHAN menurut perintah
9. BENTUK SAJAK
Bebas atau
tidak terikat
Terdiri
daripada empat
rangkap
Rangkap 1 ada
5 baris ayat,
Rangkap 2 ada
5 baris ayat,
Rangkap 3 ada
11 baris ayat,
Rangkap 4 ada
8 baris ayat
Jumlah patah
kata tidak sama,
antara 3 – 6
patah kata
sebaris
Jumlah suku
kata dalam
setiap baris
terdiri daripada
8 – 13 suku
kata
Rima akhir sajak
ini bebas atau
tidak sama;
abcdd, abcab,
aabccadecc,
abaabacd
10. GAYA BAHASA
PERSONAFIKASI
• Rembat angkuhnya memacu takut [rangkap 1, baris 3]
• Meredah onak di rimba perburuan [rangkap 3,baris 5]
EPIFORA
• Perulangan kata ditunggangi [rangkap 4, baris 7
dan baris 8]
REPETISI • Ditunggangi dan ditunggangi [rangkap 4, baris 8]
METAFORA
• Rimba perburuan
• Paya penindasan
• Cemeti durjana
HIPERBOLA • Dimamah rakus kala lapar [rangkap 2, baris 3]
11. SINKOPE
• Tak peduli nasib diri setelah kenyang [rangkap 2,
baris 4]
INVERSI
• Dan kuda-kuda itu ditunggangi [rangkap 4,baris 7]
sepatutnya : kuda-kuda itu ditunggangi dan
ASONANSI
• Sesekali suaranya lebih gempita (perulangan vokal i
sebanyak 3 kali)
• Menentang semua kebobrokan (perulangan vokal e
sebanyak 4 kali)
ALITERASI
• Ditunggangi dan ditunggangi ! (perulangan bunyi kosonan
d sebanyak 3 kali)
• Dia melampar muslihat (perulangan bunyi kosonan m
sebanyak 3 kali)
12. NADA
Sajak ini bernada sinis. Nada sinis sesuai
dengan sajak “Sang Gembala Kuda” yang
menyatakan sikap mementingkan diri penjaga
kuda dalam menjalankan tugasnya hingga
menganiayai mengabaikan soal-soal penjagaan
khusus terhadap haiwan tersebut.
13. NILAI
Nilai tanggungjawab. Contohnya, penjaga kuda tunggangannya dengan
mengurus makan dan minum secara baik.
Nilai keberanian. Contohnya, penjaga kuda berani menempuh berbagai-
bagai kepayahan dan rintangan sewaktu menjaga kuda-kuda itu.
Nilai kebijaksanaan. Contohnya, penjaga kuda bijak mengawal kuda
tunggangannya ketika dia menghalau kuda-kuda itu masuk ke kandang.
Nilai kepatuhan. contohnya, sekumpulan kuda digambarkan patuh akan
arahan penjaganya.
Nilai kegigihan. Contohnya, penjaga kuda gigih melaksanakan tugasnya
menjaga kuda-kuda tunggangan walaupun terpaksa menggunakan
kekerasan terhadap kuda-kuda itu.
14. PENGAJARAN
KITA HENDAKLAH
BERTANGGUNGJAWAB
DALAM
MELAKSANAKAN
TUGAS YANG TELAH
DIBERIKAN OLEH
KETUA.
KITA MESTILAH
BERANI MENGHADAPI
BERBAGAI-BAGAI
RINTANGAN TANPA
MUDAH BERPUTUS
ASA
KITA PERLULAH GIGIH
BERUSAHA DALAM
MELAKSANAKAN SATU-
SATU TUGAS AGAR
KEJAYAAN DAPAT
DIKECAPI AKHIRNYA.
KITA SEWAJARNYA
PATUH AKAN ARAHAN
DAN SURUHAN KETUA
DEMI KEHARMONIAN
SESEBUAH
ORGANISASI.
KITA HENDAKLAH
BIJAK DALAM
MERANCANG DAN
MENJALANKAN
TUGAS DENGAN BAIK
DAN SEMPURNA.