Pedoman BKD ini disampaikan berdasarkan Pedoman Beban Kerja Dosen Kopertis 9 TA. 2015/2016, meliputi unsur pelaksanan pendidikan, unsur penelitian, unsur pengabdian kepada masyarakat, unsur penunjang akademik. semoga bermanfaat,Terima Kasih
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
2008 Presentation to the local chapter of the Risk Managment Association showing photographs of potential environmental issues that might affect the findings of a phase I ESA
Pedoman BKD ini disampaikan berdasarkan Pedoman Beban Kerja Dosen Kopertis 9 TA. 2015/2016, meliputi unsur pelaksanan pendidikan, unsur penelitian, unsur pengabdian kepada masyarakat, unsur penunjang akademik. semoga bermanfaat,Terima Kasih
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
2008 Presentation to the local chapter of the Risk Managment Association showing photographs of potential environmental issues that might affect the findings of a phase I ESA
Clearing Up the Confusion About the ASTM E 1527-13 Phase I ESA StandardEDR
Presented by EDR’s Dianne Crocker and Pat Coyne at the 1/7/14 meeting of the Environmental Professionals Organization of Connecticut. Content provides an overview of the key areas of change in ASTM’s E 1527-13 Phase I environmental site assessment standard, the reactions from environmental professionals, attorneys, lenders and the U.S. EPA as well as an in-depth look at the challenges of conducting agency file review.
Efek Fotolistrik adalah suatu peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam ketika disinari oleh sebuah cahaya (foton) dengan frekuensi yang lebih besar daripada frekuensi ambang logam tersebut
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMK BINAKARYA MANDIRI
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas / semester : XI(sebelas) / Genap
Pertemuan ke :1-4
Alokasi waktu :16 x 45 menit
Standar kompetensi : Membuat Rekaman Audio Di Studio
Kompetensi dasar : Menjelaskan proses duplikasi
Indikator :
; Menjelaskan proses rekam audio
; Menjelaskan proses duplikasi rekaman audio
; Menjelaskan media hasil duplikasi audio CD,DVD, kaset dan lain-lain
; Menjelaskan format hasil duplikasi audio analog
; Menjealaskan format hasil duplikasi audio digital
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan pembelajaran ini siswa dapat :
a Menjelaskan proses rekam audio
b Menjelaskan proses duplikasi rekaman audio
c Menjelaskan media hasil duplikasi audio CD,DVD, kaset dan lain-lain
d Menjelaskan format hasil duplikasi audio analog
e Menjealaskan format hasil duplikasi audio digital
II. MATERI AJAR
a Prosedur proses rekam audio
b Duplikasi rekaman audio
III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Penugasan
d. Praktikum
IV. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
a Kegiatan awal :
1 Berdoa bersama
2 Salam pembuka dilanjutkan cek presensi kehadiran
3 Menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan kepada siswa
4 Memberikan gambaran awal materi serta memberikan beberapa pertanyaan awal
2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
b Kegiatan Inti :
1 Menyampaikan materi Menjelaskan kebutuhan peralatan pembuatan duplikasi rekaman
audio dengan bantuan materi presentasi dengan program power point
2 Siswa mendengarkan materi dan sesekali mencatat materi melalui panduan guru.
3 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
4 Memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari teman lain.
5 Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa dan melengkapi jawaban atas pertanyaan
siswa lain.
6 Guru memberikan tugas siswa dengan media Lembar Kerja Siswa / Worksheet.
7 Guru melakukan penilaian sikap siswa pada saat mengerjakan worksheet melalui
pengamatan.
c Kegiatan akhir :
1 Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
2 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah diberikan
3 Guru memberikan tugas rumah kepada siswa
4 Doa penutup
5 Salam penutup
V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
a Laptop, LCD proyektor, VCD Player
b Program presentasi Power point,
c Disarikan dari berbagai sumber,
VI. PENILAIAN:
Evaluasi dalam bentuk tes tertulis, serta observasi untuk keakifan serta aspek psikomotorik
Bekasi, Juli 2013
Kepala Sekolah Guru Produktif TAV
Drs. Muhamad Nurhadi Eko Supriyadi, SPd
3. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMK BINAKARYA MANDIRI
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas / semester : XI(sebelas) / Genap
Pertemuan ke : 5-6
Alokasi waktu : 4 X 45 menit
Standar kompetensi : Membuat Rekaman Audio Di Studio
Kompetensi dasar : Siswa mampu menjelaskan susunan system audio
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan pembelajaran ini siswa dapat:
; Menjelaskan konstruksi kabel tembaga berdasarkan bahan penghantarnya
; Mengidentifikasi konstruksi kabel tembaga berdasarkan fungsi dan susunan isolasinya
; Mentebutkan perbedaan utama antara kabel tembaga,koaksial dan kabel serat optic.
II. MATERI AJAR
• Teknik Kabeling
III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Penugasan
IV. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal :
• Berdoa bersama
• Salam pembuka dilanjutkan cek presensi kehadiran
• Menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan kepada siswa
• Memberikan gambaran awal materi serta memberikan beberapa pertanyaan awal sebagai
pre tes
2. Kegiatan Inti :
• Menyampaikan materi prinsip setting respon akustik, penggunaan perlengkapan
Keselamatan kerja serta langkah pengamanan dilakukan sesuai dengan prosedur yang
berlaku dengan bantuan materi presentasi dengan program power point
• Siswa mendengarkan materi dan sesekali mencatat materi melalui panduan guru.
• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
• Memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari teman lain.
• Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa dan melengkapi jawaban atas
4. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
pertanyaan siswa lain.
• Guru memberikan tugas siswa dengan media Lembar Kerja Siswa / Worksheet.
• Guru melakukan penilaian sikap siswa pada saat mengerjakan worksheet melalui
pengamatan.
3. Kegiatan akhir :
• Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
• Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah diberikan
• Guru memberikan tugas rumah kepada siswa
• Doa penutup
• Salam penutup
V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
• Laptop, LCD proyektor.
• Program presentasi Power point,
• Bahan dari E.dukasi.net
VI. PENILAIAN:
Evaluasi dalam bentuk tes tertulis, serta observasi untuk keakifan serta aspek psikomotorik
Bekasi, Juli 2013
Kepala Sekolah Guru Produktif TAV
Drs. Muhamad Nurhadi Eko Supriyadi, SPd
5. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMK BINAKARYA MANDIRI
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas / semester : XI(sebelas) / Genap
Pertemuan ke : 7-8
Alokasi waktu : 4 X 45 menit
Standar kompetensi : Membuat Rekaman Audio Di Studio
Kompetensi dasar : Siswa mampu menjelaskan konstruksi kabel ,susunan kabel dan perbedaan
kabel berdasarkan bahan penghantarnya
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan pembelajaran ini siswa dapat:
; Menjelaskan konstruksi kabel tembaga berdasarkan bahan penghantarnya
; Mengidentifikasi konstruksi kabel tembaga berdasarkan fungsi dan susunan isolasinya
; Mentebutkan perbedaan utama antara kabel tembaga,koaksial dan kabel serat optic.
II. MATERI AJAR
• Teknik Kbeling
III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Penugasan
IV. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal :
• Berdoa bersama
• Salam pembuka dilanjutkan cek presensi kehadiran
• Menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan kepada siswa
• Memberikan gambaran awal materi serta memberikan beberapa pertanyaan awal sebagai
pre tes
2. Kegiatan Inti :
• Menyampaikan materi prinsip setting respon akustik, penggunaan perlengkapan
Keselamatan kerja serta langkah pengamanan dilakukan sesuai dengan prosedur yang
6. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
berlaku dengan bantuan materi presentasi dengan program power point
• Siswa mendengarkan materi dan sesekali mencatat materi melalui panduan guru.
• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
• Memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari teman lain.
• Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa dan melengkapi jawaban atas
pertanyaan siswa lain.
• Guru memberikan tugas siswa dengan media Lembar Kerja Siswa / Worksheet.
• Guru melakukan penilaian sikap siswa pada saat mengerjakan worksheet melalui
pengamatan.
3. Kegiatan akhir :
• Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
• Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah diberikan
• Guru memberikan tugas rumah kepada siswa
• Doa penutup
• Salam penutup
V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
• Laptop, LCD proyektor.
• Program presentasi Power point,
• Bahan dari E.dukasi.net
VI. PENILAIAN:
Evaluasi dalam bentuk tes tertulis, serta observasi untuk keakifan serta aspek psikomotorik
Bekasi, Juli 2013
Kepala Sekolah Guru Produktif TAV
Drs. Muhamad Nurhadi Eko Supriyadi, SPd