1. Jurnal ini membahas pentingnya mutu pendidikan tinggi dan sistem jaminan mutu di negara-negara berkembang. 2. Faktor-faktor penting mutu pendidikan tinggi menurut para narasumber adalah staf akademik dan infrastruktur, sedangkan faktor negatifnya adalah beban kerja staf dan motivasi administrasi. 3. Tugas administrasi untuk mutu antara lain membuat rencana strategis dan membangun kesadaran mutu di seluruh unit.
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA "ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMENT MODELS IN HIGHER EDUCATION"
1. 1
UJIAN TENGAH SEMESTER
(UTS)
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
Diajukan sebagai Ujian Tengah Semester (UTS) dalam
Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Sekolah dan Perguruan Tinggi
DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Maisah, M.Pd.I.
.
OLEH:
MONA NOVITA
NIM: DMP. 17. 189
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
Desember 2018
2. 2
Abstract
This study involves the assessment of the quality management models in
Higher Education by explaining the importance of quality in higher
education and by examining the higher education quality assurance
system practices in other countries. The qualitative study was carried out
with the members of the Higher Education Planning, Evaluation,
Accreditation and Coordination Council and Director of Higher Education
and External Affairs Unit of the Ministry of National Education. Purposive
sampling and snowball/chain sampling was done due to low number. The
semi-structured interview form was designed in light of the theoretical
framework as the data collection tool. The data was analysed through
content analysis. The results of the study showed that higher education
authorities are not able to perform their responsibilities with the current
bureaucratic structure and major duties fall onto the higher education
institutions in terms of quality management.
Keywords: Higher Education, Quality, Quality Assurance, Quality in
Higher Education
A. RINGKASAN ISI JURNAL
1. Pendahuluan
Jurnal yang berjudul “Assessment of the Quality Management
Models in Higher Education” ini berisi tentang pentingnya mutu pendidikan
tinggi dan pemeriksaan terhadap keterlaksanaan sistem jaminan mutu
pendidikan tinggi di negara-negara berkembang. Hal yang
melatarbelakangi munculnya ide terhadap penelitian dalam jurnal ini
adalah (1) Terjadinya perubahan yang sangat signifikan dalam sistem
pendidikan tinggi di negara berkembang, termasuk Republik Turki Siprus
Utara. (2) Terjadinya peningkatan daya saing akibat globalisasi di abad
ke-21 sehingga menyebabkan adanya tuntutan-tuntutan baru dalam
pendidikan tinggi yang pada akhirnya, kualitas pendidikan tinggi
tersebutlah yang dipertanyakan, seperti yang diungkapkan (Özer, Gür, &
Küçükcan, 2010) dalam jurnal ini. (3) Fakta bahwa terjadinya perbedaan
yang signifikan antara satu negara dengan negara lain dalam praktik
manajemen kualitas mutu pendidikan tingginya, seperti contoh semua
3. 3
universitas negeri di Austria tidak menerapkan akreditasi dalam menilai
kualitas mutu pendidikan tinggi. Sebaliknya untuk universitas swasta,
diwajibkan diakreditasi. Begitujuga dengan negara Swedia yang menaruh
perhatian sangat besar dalam hal jaminan kualitas pendidikan tingginya,
dengan memfokuskan pada jaminan kualitas internalnya, bukan eksternal.
(4). Perbedaan yang cukup signifikan beberapa negara dalam hal
pengajuan pembukaan sebuah pendidikan tinggi dengan program-
programnya seperti untuk negara Amerika dan Inggris tidak diperlukannya
persetujuan dari institusi unggul di negara tersebut, namun didasarkan
atas penilaian pihak pemakai. Sementara di Turki dalam mengajukan
pembukaan institusi perguruan tinggi, terikat pada peraturan yang ketat
dan tertib administratif.
Pertanyaan utama dari penelitian ini dirumuskan sebagai: "Apa
model manajemen kualitas yang paling sesuai untuk pendidikan tinggi di
Republik Turki Siprus Utara”? Pertanyaan utama dalam penelitian ini
menargetkan penilaian model-model manajemen mutu yang dapat
diimplementasikan dalam pendidikan tinggi di Republik Turki Siprus Utara.
Jawaban untuk sub-masalah berikut akan dicari dalam proses
menemukan jawaban untuk masalah utama, yaitu:
a. Menyelidiki konsep kualitas dalam pendidikan
b. Meneliti faktor kualitas dalam pendidikan tinggi
c. Mengatasi faktor negatif yang mempengaruhi kualitas dalam
pendidikan tinggi
d. Memeriksa tugas-tugas administrasi universitas dalam hal kualitas
lembaga pendidikan tinggi
e. Mengatasi dimensi positif dan negatif dari kualitas dari lembaga
pendidikan tinggi negeri di Republik Turki Siprus Utara
f. Meneliti dimensi dan tujuan lembaga pendidikan tinggi di Republik
Turki Siprus Utara dalam hal kualitas manajemen
g. Investigasi tanggung jawab YÖDAK dan Kementerian Pendidikan
dan administrasi universitas dalam hal manajemen mutu
4. 4
h. Investigasi bagaimana proses penilaian kualitas yang seharusnya
dilakukan lembaga pendidikan tinggi di Republik Turki Siprus
Utara: Apa yang harus dilakukan dan siapa yang harus dilibatkan
dalam proses ini
i. Memeriksa kebutuhan organisasi akreditasi independen dalam
pendidikan tinggi Republik Turki Siprus Utara
2. Metode
2.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian
yang berupaya untuk mempelajari topik penyelidikan dalam
pengaturan alamiahnya dan untuk menafsirkan konsep dengan
menggabungkan makna yang disampaikan oleh para peserta/
sampel penelitian (Ekiz, 2003). Pendekatan kualitatif dalam
penelitian ini juga melibatkan tinjauan pustaka dan analisis
dokumen dari internet. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara semi terstruktur. Artinya pertanyaan
wawancara dapat berubah seiring dengan aliran wawancara atau
sub-sub pertanyaan yang ditanyakan pewawancara kepada
sampel penelitian (narasumber).
2.2 Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling dengan model bola salju/ rantai. Prosesnya dimulai
dengan pertanyaan sederhana: “Siapa yang dapat memperoleh
informasi paling banyak tentang masalah ini? Siapa yang Anda
sarankan untuk saya lihat sehubungan dengan masalah ini?”.
Ketika proses berlanjut, maka nama-nama atau lembaga-lembaga
akan terus tumbuh seperti bola salju dan kemudian, nama-nama
tertentu akan berada di latar depan untuk diteliti (Yıldırım &
Şimşek, 2013). Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu empat
orang (jumlah kecil) seperti pada Tabel 1 di bawah ini:
5. 5
Tabel 1. Fitur Sampel
Sampel Pengalaman
bekerja
(Tahun)
Gelar Tugas Jenis
Kelamin
P1 26 Prof. Dr. Anggota
YÖDAK
Laki-laki
P2 14 Dr. Direktur Laki-laki
P3 22 Prof. Dr. YÖDAK Laki-laki
P4 15 Prof. Dr. YÖDAK Laki-laki
Sampel dipilih sedikit dimaksudkan guna memperoleh data yang
lebih mendalam. Pemilihan sampel disimbolkan dengan P1, P2,
P3 dan P4.
2.3 Alat Pengumpulan Data
Metode wawancara tatap muka semi-terstruktur dan non-
panduan digunakan sebagai alat pengumpulan data untuk
penelitian ini. Teknik wawancara semi-terstruktur menguntungkan
dalam arti bahwa hal itu memungkinkan menanyakan pertanyaan
yang mendalam dan pertanyaan tambahan untuk klarifikasi ketika
jawabannya tidak jelas (Çepni, 2007). Wawancara yang dilakukan
oleh salah satu peneliti dengan para peserta, direkam dengan izin
dari para peserta tersebut. Wawancara berlangsung selama
sekitar 35-45 menit. Durasi wawancara bervariasi antara sampel
satu dengan sampel yang lain, karena ada jawaban singkat, dan
ada juga yang diuraikan lebih panjang.
Wawancara yang direkam kemudian ditranskripsi. Lalu
transkripsi diberikan kepada para peserta/ sampel untuk
dikonfirmasi keandalannya. Ukuran Validitas dan Reliabilitas
wawancara semi-terstruktur ini adalah mengikuti langkah-langkah
validitas dan reliabilitas Miles dan Huberman yaitu: (a) Informasi
dasar tentang kualitas dipertimbangkan saat menyiapkan formulir
wawancara (validitas internal); (b) Data dikumpulkan melalui
6. 6
wawancara semi-terstruktur mempertimbangkan mekanisme
manajemen pendidikan tinggi Republik Turki Siprus Utara
(validitas internal dan reliabilitas internal); (c) Pendapat ahli
diminta untuk formulir wawancara (validitas internal); (d)
Pengumpulan data dan proses analisis penelitian itu lalu
dijelaskan sedetail mungkin untuk membuatnya sebanding dengan
penelitian lain (validitas eksternal dan reliabilitas eksternal); (e)
Daftar kode dibentuk untuk analisis semua data (reliabilitas
internal).
2.4 Analisis Data
Analisis konten/ isi digunakan untuk menganalisis data penelitian.
Analisis isi didefinisikan sebagai teknik yang sistematis dan dapat
direplikasi di mana teks diringkas dalam unit konten yang lebih
kecil daripada kata-katanya melalui pengkodean dengan prinsip-
prinsip tertentu (Büyüköztürk et al., 2008). Wawancara yang
direkam ditranskripsikan setelah menyelesaikan wawancara.
Selama transkripsi, setiap percakapan ditranskripsikan ketika
mereka didengar, tanpa koreksi dalam urutan wawancara dan
wawancara. Setiap orang yang diwawancarai diberi salah satu
kode P1, P2, P3, P4 selama wawancara. Penelitian ini
menggunakan analisis isi dari metode penelitian kualitatif. Tujuan
dari analisis konten dalam studi kualitatif adalah untuk
mengumpulkan tema-tema yang berisi data serupa dari tanggapan
terhadap pertanyaan wawancara semi-terstruktur dan
mengaturnya dengan cara yang ramah pembaca. Untuk mencapai
hal ini, langkah-langkah yang diikuti, adalah: pengkodean data,
menentukan tema, mengatur dan mendefinisikan kode
berdasarkan tema dan menafsirkan temuan.
7. 7
3. Hasil Penelitian
3.1 Persepsi Kualitas dalam Pendidikan
Tanggapan para peserta mengenai "Persepsi Kualitas dalam
Pendidikan" disajikan pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Persepsi Kualitas dalam Pendidikan
Peserta Kategori
P1 Kualitas pendidikan
P2 Kualitas pendidikan
Peralatan fisik (Sarana prasarana)
P3 Kualitas pendidikan
P4 Kualitas pendidikan
Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa tanggapan
peserta mengenai persepsi kualitas dalam pendidikan
dikelompokkan dalam dua tema, yaitu pendidikan berkualitas dan
peralatan fisik. Ditekankan bahwa untuk pendidikan yang
berkualitas, diperlukan kerjasama secara keseluruhan dengan
komponen-komponen seperti universitas, mahasiswa, staf
akademik, kurikulum, proyek/ program-program dan layanannya
untuk masyarakat serta infrastrukturnya.
3.2 Faktor-faktor Kualitas di Pendidikan Tinggi
Tanggapan peserta mengenai Faktor Kualitas di Pendidikan
Tinggi disajikan pada Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3. Faktor Kualitas di Pendidikan Tinggi
Peserta Kategori
P1 - Akreditasi internasional
- Staff akademik
- Peralatan fisik
- Layanan komunikasi
- transparansi
P2 Staff akademik
P3 Staff akademik
P4 - Staff akademik
- Layanan komunikasi
Berdasarkan Tabel 3 di atas, terlihat bahwa semua tanggapan
peserta fokus pada staf akademik sebagai factor penentu kualitas
pendidikan tinggi. Selain itu juga termasuk infrastruktur fisik,
8. 8
layanan komunikasi dengan masyarakat (sejauh mana universitas
menyediakan layanan bagi masyarakat), transparansi dan
akreditasi internasional.
3.3 Faktor Negatif yang Mempengaruhi Kualitas di Pendidikan
Tinggi
Tanggapan peserta mengenai Faktor Negatif yang Mempengaruhi
Kualitas di Pendidikan Tinggi" disajikan pada Tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4. Faktor Negatif yang Mempengaruhi Kualitas di
Pendidikan Tinggi
Peserta Kategori
P1 - Beban kerja yang berat dari staff
pengajar
- Motivasi staff administrasi
P2 Kurangnya universitas negeri
P3 Sikap manajemen
P4 Staff akademik
Dalam arah tanggapan ini administrasi memiliki tanggung jawab
yang besar. Administrasi harus menunjukkan kepedulian yang
cukup baik untuk staff akademik dan karyawannya, dan itu
dipandang sebagai kebutuhan untuk pendidikan berkualitas untuk
membantu staf pengajar bersantai di titik beban kerja yang berat.
3.4 Tugas Manajemen dalam Kualitas Lembaga Pendidikan
Tinggi
Tanggapan peserta mengenai Tugas Administrasi dalam Kualitas
Institusi Pendidikan Tinggi disajikan pada Tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Tugas Administrasi dalam Kualitas Institusi
Pendidikan Tinggi
Peserta Kategori
P1 Mempersiapkan rencana strategis
P2 Membentuk unit kualitas
P3 Membangun kesadaran kualitas
P4 Memilih tenaga pengajar yang berkualitas
Sejalan dengan temuan ini, lembaga harus terlebih dahulu
membuat rencana strategis, membangun kesadaran kualitas di
9. 9
semua unit, lalu memilih staf akademik yang berkualitas dan
membentuk unit yang berkualitas untuk menjamin keberlanjutan
kesadaran kualitas.
3.5 Status Mutu Lembaga Pendidikan Tinggi di Republik Turki
Siprus Utara
Tanggapan peserta mengenai Status Mutu Lembaga Pendidikan
Tinggi di Republik Turki Siprus Utara disajikan pada Tabel 6 di
bawah ini:
Tabel 6. Status Mutu Lembaga Pendidikan Tinggi di
Republik Turki Siprus Utara
Peserta Kategori Positif Kategori Negatif
P1 - Status
infrastruktur
bagus
- Akreditasi
internasional
- Profil mahasiswa
- Beban kerja yang berat
dari staff pengajar
- Gaji tidak memuaskan
P2 - Status
infrastruktur
bagus
- Ilmuan
berkualitas
- Akreditasi
internasional
Mahasiswa lulus dengan
mudah
P3 Akreditasi
internasional
Tidak cukup
P4 ------------------- Tidak cukup
Dapat dilihat bahwa akreditasi internasional yang diterima oleh
lembaga dipandang sebagai perkembangan paling positif dalam
pendidikan tinggi Republik Turki Siprus Utara. Selain itu juga
dengan dimilikinya ilmuwan dan universitas berkualitas dengan
infrastruktur yang baik dipandang sebagai perkembangan positif.
Namun, juga dinyatakan bahwa tingkat kualitas yang diinginkan
belum tercapai dan profil siswa yang masuk ke Republik Turki
Siprus Utara pada umumnya dengan skor masuk yang rendah,
sehingga menentukan keberhasilan pendidikan. Begitu juga
dengan beban kerja yang berat dari staf pengajar dan tidak
mendapatkan gaji yang cukup sebagai pandangan negatif.
10. 10
3.6 Dimensi dan Tujuan Pendidikan Tinggi dalam Manajemen
Mutu
Tanggapan peserta mengenai Dimensi dan Tujuan Pendidikan
Tinggi dalam Manajemen Mutu disajikan pada Tabel 7 di bawah
ini:
Tabel 7. Dimensi dan Tujuan Pendidikan Tinggi dalam
Manajemen Mutu
Peserta Dimensi Kategori Tujuan
P1 - Institusionalisasi
- Akuntabilitas
- Layanan
masyarakat
- Peralatan fisik
- Staf akademik
yang memadai
Membayar perhatian yang
sama untuk semua bidang
P2 - Departemen
terkait dari
pemerintah
menjadi
fungsional.
- Institusionalisasi
Menetapkan Kementerian
Pendidikan Tinggi
P3 - Faktor manusia
- Kesadaran
kualitas
Meningkatkan lulusan yang
terampil untuk negara
P4 Kecukupan staff
akademik
Meningkatkan lulusan yang
terampil untuk negara
Tanggapan para peserta berfokus pada pelembagaan dan staf
akademik yang memadai. Ketidakcukupan unit pemerintah juga
ditekankan. Pentingnya membangun sebuah kementerian terpisah
untuk pendidikan tinggi untuk berkontribusi dalam membentuk
kesadaran kualitas juga ditekankan.
3.7 Tugas Administrasi YÖDAK, Kementerian Pendidikan dan
Universitas dalam Pendidikan Tinggi Republik Turki Siprus
Utara
Tanggapan peserta mengenai Tugas Administrasi YÖDAK,
Kementerian Pendidikan dan Universitas dalam Pendidikan Tinggi
Republik Turki Siprus Utara disajikan pada Tabel 8 di bawah ini:
11. 11
Tabel 8. Tugas Administrasi YÖDAK, Kementerian
Pendidikan dan Universitas dalam Pendidikan
Tinggi (MoE) Republik Turki Siprus Utara
Peserta Kategori YÖDAK
dan MoE
Administrasi Universitas
P1 YÖDAK dan MoE
harus mengubah
strukturnya
- Transparansi
- Kualitas staff akademik
- Ujian sentral/ pusat
P2 YÖDAK dan MoE
harus mengubah
strukturnya
Kualitas staff akademik
P3 YÖDAK dan MoE
harus mengubah
strukturnya
Menumbuhkan kesadaran
berkualitas
P4 YÖDAK dan MoE
harus mengubah
strukturnya
Kualitas staff akademik
Semua peserta/ narasumber menemukan YODAK dan MoE
sangat lemah dalam hal manajemen mutu. Pentingnya memilih
staf akademik yang berkualitas, membangun kesadaran kualitas
dan administrasi yang transparan ditekankan sebagai hal yang
penting.
3.8 Proses Penilain Kualitas di Pendidikan Tinggi Republik Turki
Siprus Utara
Tanggapan peserta mengenai Proses Penilain Kualitas di
Pendidikan Tinggi Republik Turki Siprus Utara disajikan pada
Tabel 9 di bawah ini:
Tabel 9. Tugas Administrasi YÖDAK, Kementerian
Pendidikan dan Universitas dalam Pendidikan
Tinggi (MoE) Republik Turki Siprus Utara
Peserta Bagaimana
Seharusnya
Apa yang
Harus
Dilakukan
Siapa yang Harus
Ambil Bagian
P1 - YODAK dan
Kementerian
Pendidikan
harus
distrukturisasi
- YODAK dan
Kementerian
Pendidikan
harus mampu
memeriksa
Administrasi
Universitas
12. 12
ulang.
- Laporan
evaluasi diri
untuk
universitas
harus
disiapkan
pendidikan
tinggi
- Administrasi
universitas
harus bersikap
sesuai dengan
laporan
evaluasi diri
P2 YODAK dan
Kementerian
Pendidikan harus
distrukturisasi
Kementerian
pendidikan
tinggi harus
dibentuk
YÖK dan YODAK
harus membentuk
dewan
P3 - YODAK dan
Kementerian
Pendidikan
harus
distrukturisasi
- Laporan
evaluasi diri
untuk
universitas
harus disiapkan
- YODAK dan
Kementerian
Pendidikan
harus mampu
memeriksa
pendidikan
tinggi
- Administrasi
universitas
harus bersikap
sesuai dengan
laporan
evaluasi diri
Administrasi
Universitas
P4 - YODAK dan
Kementerian
Pendidikan
harus
distrukturisasi
- Perhatian harus
diberikan pada
perekrutan staf
akademik ke
universitas
- YODAK dan
Kementerian
Pendidikan
harus mampu
memeriksa
pendidikan
tinggi
- Kecukupan
staf akademik
berkualitas
universitas
Akademisi Ahli
Terlihat bahwa semua peserta setuju bahwa YODAK dan
Kementerian Pendidikan harus distrukturisasi dan sistem saat ini
tidak dapat membantu mencapai tingkat yang diinginkan.
Administrasi universitas harus memperhatikan memilih staf
akademik yang berkualitas
13. 13
3.9 Perlunya Lembaga Penjamin Kualitas Independen terhadap
Pendidikan Tinggi Republik Turki Siprus Utara
Tanggapan peserta mengenai Perlunya Lembaga Penjamin
Kualitas Independen terhadap Pendidikan Tinggi Republik Turki
Siprus Utara disajikan pada Tabel 10 di bawah ini:
Tabel 10. Perlunya Lembaga Penjamin Kualitas Independen
Terhadap Pendidikan Tinggi Republik Turki Siprus
Utara
Peserta Kategori
P1 YODAK harus mandiri
P2 Lembaga yang sepenuhnya independen
sangat penting
P3 YODAK harus diakui sebagai lembaga
pengawasan kualitas internal
P4 Lembaga independen diperlukan
Terlihat bahwa dua peserta (P1 dan P3) setuju bahwa YODAK
harus diaktifkan untuk memenuhi tugasnya dengan mengatur
kembali hukum dan peraturan dan dua peserta lainnya (P2 dan
P4) percaya pada kebutuhan untuk independen organisasi
akreditasi
4. Diskusi dan Kesimpulan
Dalam studi yang dilakukan, semua peserta/ narasumber
memberikan tanggapan yang sama tentang kualitas pendidikan dalam hal
persepsi kualitas dalam pendidikan. Pentingnya kualitas staff akademik
ditekankan dalam konsep pendidikan berkualitas. Pendidikan yang
berkualitas harus mensinergikan secara keseluruhan komponen-
komponen seperti universitas, mahasiswa, staf akademik, kurikulum,
proyek/ program, layanan kepada masyarakat dan infrastrukturnya. Dari
kesemua komponen, komponen staff akademik adalah komponen utama
dalam kualitas pendidikan. Berkaitan dengan faktor negatif yang
mempengaruhi kualitas dalam pendidikan tinggi, disarankan bahwa beban
kerja yang berat pada staff pengajar dapat mengakibatkan berkurangnya
efektivitas staf akademik dan mempengaruhi kualitas pengajaran.
14. 14
Sehingga diperkirakan bahwa lembaga pendidikan tinggi harus
memotivasi semua karyawannya menuju kualitas.
Dalam penelitian ini disarankan bahwa lembaga pendidikan tinggi
harus terlebih dahulu membuat rencana strategis, membentuk kesadaran
kualitas di semua unit, memilih staff akademik yang berkualitas dan
membentuk unit berkualitas untuk memastikan keberlanjutan kesadaran
kualitas. Akreditasi internasional yang diterima oleh institusi saat ini
dipandang sebagai peningkatan paling positif dalam pendidikan tinggi
Republik Turki Siprus Utara. Selain itu ilmuan berkualitas, infrastruktur
yang baik pada universitas dapat juga dilihat sebagai perkembangan
positif. Namun, profil siswa yang masuk ke Republik Turki Siprus Utara
banyak dengan skor masuk universitas yang rendah, sehingga memiliki
pengaruh negatif pada kualitas pendidikan. Beban kerja yang berat dari
staf pengajar dan tidak menerima gaji yang memuaskan merupakan
kategori negative dari status mutu lembaga pendidikan tinggi di Republik
Turki Siprus Utara.
Dari hasil wawancara untuk indikator Dimensi dan Tujuan Pendidikan
Tinggi dalam Manajemen Mutu, maka yang paling banyak disarankan
sebagai dimensi yang harus dilakukan adalah membangun/ membentuk
kementerian terpisah untuk pendidikan tinggi sehingga dapat memiliki
kontribusi besar dalam pendidikan tinggi. YODAK dan Kementerian
Pendidikan ditemukan sangat tidak memadai dalam pendidikan tinggi
Republik Turki Siprus Utara. Dan kalaupun tidak dapat dibentuk
kementerian pendidikan khusus untuk pendidikan tinggi, YODAK dan
Kementerian Pendidikan harus distrukturisasi dalam proses manajemen
mutu untuk pendidikan tinggi di Republik Turki Siprus Utara karena
kenyataan bahwa sistem saat ini tidak membantu untuk bergerak maju.
Pentingnya kualitas staf akademik di administrasi universitas juga masih
ditekankan lagi.
Dalam proses penilaian kualitas manajemen pendidikan tinggi, maka
administrasi universitas maupun staf akademik harus dilibatkan. Dan
15. 15
sehubungan dengan penilaian kualitas mutu manajemen pendidikan tinggi
ini, meskipun YODAK dapat diorganisasikan kembali melalui undang-
undang dan peraturan yang dimodifikasi dan mencapai kapasitas untuk
melakukan pekerjaan ini (penilaian terhadap mutu pendidikan tinggi),
namun organisasi independen masih diperlukan. Oleh karena itu, kondisi
pertama untuk independensi organisasi adalah adanya peraturan yang
akan berfungsi sebagai dasar organisasi (Stewart, 2004). Juga, memiliki
kode hukum dalam konstitusi hukum yang menyatakan bahwa organisasi
akan menjadi otoritas independen (Stewart, 2004). Komponen lain yang
akan memastikan independen dari organisasi penilaian adalah memiliki
sumber daya keuangan (Civelek, 2011). Pernyataan ahli tersebut
menjelaskan perlunya kerangka dimensi independensi agar penilaian
terhadap mutu manajemen pendidikan tinggi benar-benar bisa
memberikan kemajuan terhadap universitas tersebut. Hal yang harus
diperhartikan dalam konteks ini adalah perlunya ketransparanan dan
kualifikasi staff administrasi dan pengajar yang berkualitas.
Keberhasilan negara-negara di semua bidang secara langsung
berkaitan dengan kualitas pendidikan dan yang kedua secara langsung
berkaitan dengan kualitas guru (Barber & Mourshed, 2007). Juga
disebutkan bahwa infrastruktur fisik dan peralatan yang tersedia bagi para
staff pengajar untuk mengembangkan diri mereka juga penting.
Ditekankan bahwa selain ketersediaan karakteristik fisik seperti
pengaturan yang sesuai dan peralatan yang diperlukan, mereka juga
harus up-to-date dan teori harus didukung dengan praktek dan harus
didasarkan pada kolaborasi (Avalos, 2011; Desimone, 2009).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator penilaian dari model
manajemen mutu di pendidikan tinggi yang dilakukan Republik Turki
Siprus Utara adalah:
a. Persepsi kualitas dalam pendidikan
b. Faktor-faktor Kualitas di Pendidikan Tinggi
c. Faktor Negatif yang Mempengaruhi Kualitas di Pendidikan Tinggi
16. 16
d. Tugas Administrasi dalam Kualitas Institusi Pendidikan Tinggi
e. Status Mutu Lembaga Pendidikan Tinggi di Republik Turki Siprus
Utara
f. Dimensi dan Tujuan Pendidikan Tinggi dalam Manajemen Mutu
g. Tugas Administrasi YÖDAK, Kementerian Pendidikan dan
Universitas dalam Pendidikan Tinggi Republik Turki Siprus Utara
h. Proses Penilain Kualitas di Pendidikan Tinggi Republik Turki
Siprus Utara
i. Perlunya Lembaga Penjamin Kualitas Independen terhadap
Pendidikan Tinggi Republik Turki Siprus Utara
17. 17
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
Judul Assessment of the Quality Management Models in
Higher Education
Nama Jurnal Journal of Education and Learning
Sumber Jurnal http://dx.doi.org/10.5539/jel.v5n3p107
Publishing Canadian Center of Science and Education
Volume & Halaman Vol. 5, No. 3, Mei 2016, Hal. 107-121
Tahun 2016
Penulis Jurnal Gulsun Basari, Zehra Altinay, Gokmen Dagli, dan
Fahriye Altinay
Instansi Asal Penulis
Jurnal
Faculty of Education, Near East University, Nort
Cyprus, Mersin, Turkey
Reviewer MONA NOVITA (NIM. DMP. 17.189)
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Universitas UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Semester Tiga (III)
Tanggal 2 Desember 2018
B. TANGGAPAN DARI RINGKASAN ISI JURNAL
Abstrak Jurnal yang berjudul “Assessment of the Quality Management
Models in Higher Education” ini berisi tentang pentingnya kualitas
pendidikan tinggi dan pemeriksaan terhadap keterlaksanaan sistem
jaminan mutu pendidikan tinggi di negara-negara berkembang.
Secara keseluruhan isi dari abstrak ini langsung menuju ke topik
pembahasan yang dibahas dalam jurnal ini, yaitu membahas
sembilan indikator penilaian dari model manajemen mutu
pendidikan tinggi, sehingga memudahkan pembaca dalam
memahami maksud jurnal ini.
Pendahuluan Di dalam paragraf pertama dan kedua, penulis menegaskan
bahwa perubahan yang sangat signifikan sedang dialami dalam
sistem pendidikan tinggi di negara berkembang termasuk Republik
Turki Siprus Utara. Perubahan konstan dan terjadinya peningkatan
18. 18
daya saing akibat globalisasi di abad ke-21 menyebabkan adanya
tuntutan-tuntutan baru dalam pendidikan tinggi yang pada akhirnya,
kualitas pendidikan tinggi tersebutlah yang dipertanyakan, seperti
yang diungkapkan (Özer, Gür, & Küçükcan, 2010). Pernyataan
dalam jurnal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh Marzuki
Mahmud yang menyatakan bahwa “Dalam era globalisasi dunia
pendidikan dihadapkan kepada persaingan global yang disebabkan
karena perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat1.
Pada paragraf tiga dan empat, penulis menjelaskan bahwa
meskipun tidak ada definisi yang jelas tentang kualitas di pendidikan
tinggi, namun ada pola dan model umum tentang bagaimana
mengukur kualitas dalam pendidikan tinggi. Model ini didasarkan
pada pemahaman dan budaya yang berasal dari dalam pendidikan
tinggi, bersama dengan peer review yang tidak membahayakan
otonomi dan kebebasan berpikir ilmiah dan ekspresi universitas
(Altbach, Reisberg, & Rumbley, 2009). Jaminan kualitas merupakan
pemantauan secara sistematis dan menilai berbagai dimensi
proyek/ layanan/ institusi untuk menentukan apakah itu memenuhi
standar kualitas atau tidak (Özer dkk., 2010). Sistem jaminan
kualitas diatur dengan cara yang akan melibatkan administrasi,
semua fasilitas dan pemangku kepentingan organisasi dan
melakukan mekanisme kontrol internal dalam kualitas pendidikan
pendidikan tinggi (Özer et al., 2010) guna meningkatkan kualitas
pendidikan tinggi. Pernyataan Özer di atas, senada dengan tuntutan
yang terdapat dalam surat Al- Mujadalah ayat 11 di bawah ini:
اَهُّي
َ
أََٰٓيٱَِين
ذ
َّلِِف
ْ
واُح ذس
َ
ف
َ
ت ۡم
ُ
ك
َ
ل
َ
ِيلق ا
َ
ذِإ
ْ
آوُنَامَءٱِسِلَٰ َجَم
ۡ
ل
َ
فٱ
ْ
واُح َس
ۡ
ف
ِح َس
ۡ
فَيٱُ ذ
ّلل
َ
ِيلق ا
َ
ِإَوذ ۡۖۡم
ُ
ك
َ
لٱ
ْ
واُ ُ
نُش
َ
فٱ
ْ
واُ ُ
نُشِع
َ
فۡرَيٱُ ذ
ّللٱَِين
ذ
َّل
ْ
واُنَامَء
1 Marzuki Mahmud, Manajemen Mutu Perguruan Tinggi (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2012), hal. 6.
19. 19
َو ۡم
ُ
ِنكمٱَِين
ذ
َّل
ْ
وا
ُ
وت
ُ
أٱَم
ۡ
لِع
ۡ
لَو ٖۚتَٰ َجَر
َ
دٱُ ذ
ّللِب
َ
خ
َ
ون
ُ
لَمۡع
َ
ت اَمِبٞري١١
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan2.
Kata-kata kunci yang bisa ditarik dari ayat tersebut adalah iman,
ilmu dana mal. Ketiganya menjadi satu rangkaian sistemik dalam
struktur kehidupan muslim sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup termasuk kualitas pendidikan tinggi. Selain itu juga terdapat
dapat surah Yaasin ayat 12 seperti di bawah ini:
ا
ذ
نِإِ
ۡ
ۡح
ُ
ن ُن
ۡ َ
َنٱَٰ
َ
تۡوَم
ۡ
لُهَٰ َنۡي َصۡح
َ
أ ٍء ۡ َ
َش
ذ ُ
ُكَو ۡۚ
ۡم
ُ
هَرَٰ َ
اثَءَو
ْ
واُمذد
َ
ق اَم ُبُت
ۡ
ك
َ
نَو
نيِبُّم امَمِإ ٓ ِِف١٢
Artinya: Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami
menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka
tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata
(Lauh Mahfuzh3.
Sementara dalam paragraf enam dan tujuh, penulis
menyampaikan sebuah temuan fakta dari beberapa negara
berkembang terkait dengan akreditasi/ system penjaminan mutu
pada pendidikan tinggi tersebut. Di dalam jurnal ini, penulis
memaparkan dua contoh negara yang dibedakan dalam hal system
penjaminan mutunya, yaitu Austria dan Swedia. Universitas negeri
di Austria tidak mempraktikkan akreditasi untuk penjaminan mutu,
sementara universitas swasta diwajibkan untuk diakreditasi. Begitu
juga dengan Swedia yang melakukan system penjaminan mutu
pendidikan tingginya. Dalam praktik Swedia hanya melakukan
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) saja sebagai system
penjamin mutu perguruan tingginya. Sebaliknya akreditasi yang
2 Quran surah Al-Mujadilah ayat 11.
3 Quran Surah Yaasin ayat 12
20. 20
seharusnya dilakukan oleh lembaga independen tidak dipraktikkan
dalam negara ini, artinya Sistem Penjaminan Mutu Eksternal
(SPME) tidak dilakukan. Melihat fakta yang dipaparkan oleh penulis,
maka reviewer menilai ini suatu informasi factual yang cukup
menarik dan jauh berbeda dari teori yang ditemukan dalam bahan
bacaan manajemen mutu pendidikan tinggi, salah satunya dalam
buku Marzuki Mahmud yang menyatakan bahwa pelaksanaan
akreditasi sebagai system penjaminan mutu pendidikan tinggi harus
dilakukan secara berkala dan lebih intensif baik untuk perguruan
tinggi negeri maupun swasta4. Namun, dibalik ketertarikan itu, ada
suatu prinsip yang seharusnya dijelaskan atau dibahas oleh penulis
jurnal dalam hal perbedaan praktik penjaminan mutu pendidikan
tinggi dari kedua negara tersebut. Hal ini harus dijelaskan karena
banyaknya kajian teori yang menyatakan bahwa SPMI dan SPME
tidak bisa dipisahkan, hal itu sebagaimana terdapat dalam
ungkapan Uhar Saputra bahwa penjaminan mutu internal dan
eksternal merupakan dua kegiatan dari suatu system penjaminan
mutu yang berinteraksi dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi.
Penjaminan mutu internal bagian penting dari manajemen mutu,
dan juga menjadi informasi penting untuk melakukan penjaminan
mutu eksternal melalui verifikasi informasi yang terjadi5.
Pada paragraf akhir bagian pendahuluan dari jurnal ini, penulis
menyampaikan tujuan penelitian ini yaitu untuk menjawab
pertanyaan utama yang berbunyi “apa model manajemen kualitas
yang paling sesuai untuk Pendidikan Tinggi di Republik Turki Siprus
Utara?". Cara penulis menjawab pertanyaan penelitiannya dengan
membuatkan sub-sub bahasan indikator penilaian model
manajemen mutu pendidikan tinggi yang terdiri dari sembilan item
4 Mahmud, Manajemen Mutu, hal. 15.
5 Uhar Suharsaputra, Manajemen Pendidikan Perguruan Tinggi ( Bandung: PT Refika
Aditama, 2015), hal. 324
21. 21
ini sangat bagus dan itu dibuktikan dari gambaran hasil penelitian
dan pembahasan yang sesuai dengan kesembilan item indikator
tersebut. Sehingga sangat jelas di sini kedudukan teori yang
digunakan dalam membangun hasil penelitiannya.
Metode Metode yang digunakan penulis dalam menjawab rumusan
masalah penelitiannya adalah penelitian kualitatif. Dalam penjelasan
mengenai penelitian ini, terlihat bahwa penulis sudah memaparkan
definisi dari kualitatif dan alasan memilih penelitian kualitatif
tersebut. Disimpulkan bahwa penelitian kualitatif dalam jurnal ini
adalah upaya peneliti untuk mempelajari topik penyelidikan dalam
pengaturan alaminya dan untuk menafsirkan konsep dengan
menggabungkan makna yang dibawa oleh para peserta/
narasumber. Konsep ini sudah sesuai dengan yang disampaikan
oleh Lexy J. Moleong yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami subjek penelitian dengan cara deskripsi
pada suatu konteks khusus alamiah6. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi-
terstruktur dan analisis dokumen guna mendapatkan informasi yang
lebih akurat dan mendalam. Pemilihan jenis wawancara semi-
terstruktur ini reviewer anggap cukup baik dalam melakukan
wawancara karena melihat dari prosedur pelaksanaannya maka
kemungkinan didapatkannya informasi mendalam dari orang yang
tepat tersebut akan sangat mudah didapat. Hal itu sangat penting
dalam kualitas hasil penelitian, karena data didapatkan dari orang
yang memang menjadi sumber primer untuk informasi yang akan
dikumpulkan. Sebagaimana terdapat dalam surah Al- Isra ayat 36 di
bawah ini.
6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2011), hal. 6.
22. 22
َ
لَو
َ
ل اَم
ُ
ف
ۡ
ق
َ
تِهِب
َ
ك
َ
ل َسۡيۦ
ذ
نِإ ۡۚم
ۡ
ِلعٱَعۡم ذلسَوٱَ َصَ ۡ
ۡلَوٱ
َ
اد
َ
ؤ
ُ
ف
ۡ
ل
َ
كِئ
ََٰٓ
لْو
ُ
أ
ُّ ُ
ُك
ۡ
سَم ُه
ۡ
ن
َ
ع
َ
ن
َ
َكول٣٦
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
7diminta pertanggungan jawabnya.semuanya itu akan
Selain itu dengan pertanyaan semi-terstruktur ini dapat membuka
pemikiran para peserta/ narasumber sehingga dapat menanggapi
dari berbagai dimensi.
Sampel penelitian dalam jurnal ini diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Menurut reviewer teknik
purposive sampling untuk penelitian ini sudah benar karena teori
yang terdapat dalam buku metodologi penelitian kualitatif
dinyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif hanya ada sampel
bertujuan (purposive sampling), artinya tidak ada sampel acak8.
Prosedur penulis dalam memilih sampel dalam penelitiannya juga
sudah memenuhi teori purposive sampling sehingga data yang
dihasilkan memang berasal dari orang yang tepat yang memahami
tema penelitian ini. Dan ini sangat bagus. Dibuktikan dari empat
orang peserta/ narasumber wawancara (satu orang direktur
pendidikan tinggi, tiga orang dari YODAK) yang telah memiliki
pengalaman di bidang yang diteliti di atas 14 tahun.
Teknik analisis data dalam penelitian ini, penulis jurnal memilih
teknik analisis konten/ isi. Berdasarkan isi jurnal bagian analisis
data, reviewer tidak melihat prosedur analisis data yang sistematis
sebagaimana sebuah penelitian kualitatif yaitu terdiri dari beberapa
langkah, sebagaimana dinyatakan oleh Bogdan dan Biklen (1982),
Seiddel dan Janice McDrury (1999) yang jiak disimpulkan ketiga ahli
tersebut merumuskan analisis data kualitatif dimulai dari:
7 Depertemen Agama RI, Al Quran dan Tafsirnya (edisi Revisi 2008) h, 500.
8 Moleong, Metodologi Penelitian, hal. 224.
23. 23
- Membaca atau mempelajari data
- Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan
- Mengumpulkan dan memilah-milah data, mengklasifikasikan,
mensintesis, membuat ikhtisar
- Menuliskan model yang ditemukan9
Hasil dan
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis jurnal,
maka dapat dinyatakan sembilan indikator penilaian dari model
manajemen mutu pendidikan tinggi di Republik Turki Siprus Utara.
Kesembilan indikator tersebut ditanyakan kepada empat
narasumber sehingga diperoleh jawaban yang bervariasi, dan itulah
yang diklasifikasikan sebagai bentuk model manajemen mutu yang
sudah dilaksanakan di Republik Turki Siprus Utara ini. Sebelum
reviewer melanjutkan membahas hasil review kesembilan indikator
penilaian mutu pendidikan ini, maka reviewer ingin memberikan
penilaian bahwa untuk usaha penulis dalam memaparkan
bagaimana dan apa model manajemen mutu yang digunakan
pendidikan tinggi Republik Turki Siprus Utara, sudah cukup baik.
Namun yang disayangkan adalah penulis jurnal tidak menyebutkan
sumber referensi yang jelas untuk kesembilan indikator yang
dijadikan sebagai kriteria penilaian model manajemen mutu
pendidikan tinggi.
Jika dilihat secara teori, maka terdapat tujuh kategori/ indikator
model manajemen mutu pada sebuah pendidikan tinggi
sebagaimana yang dinyatakan Balcolm Baldridge National Quality
Award Criteria dalam Fisher (1995) yaitu:
a. Leadership
b. Information and analysis
c. Strategic and operational planning
d. Human resources development and management
9 Ibid, hal. 248.
24. 24
e. Education and business process management
f. Institution’s performance results
g. Satisfaction of those receiving services10
1. Persepsi kualitas dalam pendidikan
Dapat dilihat bahwa tanggapan narasumber mengenai persepsi
kualitas dalam pendidikan dikelompokkan dalam dua tema, yaitu
pendidikan berkualitas dan peralatan fisik. Semua peserta
menekankan bahwa untuk pendidikan yang berkualitas harus
bisa mensinergikan keseluruhan komponen seperti universitas,
mahasiswa, staf akademik, kurikulum, proyek/ program, layanan
untuk masyarakat dan infrastrukturnya. Ini adalah suatu temuan
yang sangat bagus, bahwasanya untuk mendapatkan kualitas
dalam pendidikan dibutuhkan kerjasama semua komponen. Hal
itu juga sebagaimana dinyatakan Burke (2005) bahwa salah satu
proses mutu pendidikan perguruan tinggi adalah domain proses
mutu yang mencakup aspek-aspek yang saling mendukung
seperti di bawah ini:
a. Learning objectives (tujuan pembelajaran)
b. Curricular design (rancangan kurikulum)
c. Teaching and learning activities (kegiatan belajar mengajar)
d. Student learning assessment (penilaian hasil belajar
mahasiswa)
e. Implementation quality assurance (pelaksanaan penjaminan
mutu)11.
Jika kita kaitkan dengan Alquran konsep ini, maka terdapat
dalam surah An-Naml ayat 88 di bawah ini:
10 Fisher Donald. Baldridge on Campus, the Assessment Wokbook for Higher Education
(Quality Resources: the Kraus Organization Limited, 1995).
11 Burke, Joseph and Associates, Achieving Accountability in Higher Education (San
Fransisco: Jossey-Bass, John Willey and Sons, 2005).
25. 25
ىَر
َ
تَوٱ
َ
الَبِ
ۡ
ۡلذرَم ُّرُم
َ
ت َ ِِهَو ةَِدماَج اَهُب َس
ۡ َ
َتٱِٖۚابَح ذلسَع
ۡ
ن ُصٱِ
ذ
ّللٱِٓي
ذ
َّل
ُه
ذ
نِإ ٍٖۚء ۡ َ
َش
ذ ُ
ُك َن
َ
ق
ۡ
ت
َ
أۥ
َ
ون
ُ
لَع
ۡ
ف
َ
ت اَمِبُۢ ُريِب
َ
خ٨٨
Artinya: Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah)
perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
Ayat di atas menunjukkan bahwa kita harus mengerjakan sesuatu
dengan sungguh-sungguh dan teliti dan tidak setengah-setengah.
2. Factor kualitas di pendidikan tinggi
Untuk indikator kedua, yaitu factor kualitas di pendidikan tinggi, dari
hasil penelitian ditemukan bahwa semua tanggapan narasumber
fokus pada staf akademik sebagai factor penentu kualitas
pendidikan tinggi. Dari keempat narasumber, factor staff akademik
selalu menjadi jawaban utama seperti yang terlihat dari tabel hasil
penelitian dalam ringkasan isi jurnal di atas. Bahkan P3 menyatakan
bahwa staff pengajar merupakan factor penentu kualitas pendidikan
yang seminimalnya harus berpendidikan Doktor dengan gelar Ph.D.
Hasil penelitian untuk indikator kedua ini sesuai dengan teori yang
dinyatakan oleh Spance dalam Robert (1995) bahwa Dosen adalah
komponen yang sangat berperan besar dalam kualitas pendidikan
tinggi karena otoritas utamanya adalah bagaimana mampu
mempengaruhi mahasiswa untuk mampu membelajarkan dirinya
dalam konteks pembelajaran sehingga dapat mencapai
pembelajaran yang berkualitas12.
Jika dilihat dari sisi Alquran, maka posisi Dosen dinyatakan dalam
surah Al-Mujadalah ayat 11 di bawah ini:
12 Buckman Robert, Building a Knowledge –Driven Organization (New York: McGraw Gill,
2004).
26. 26
اَهُّي
َ
أََٰٓيٱَِين
ذ
َّلِِف
ْ
واُح ذس
َ
ف
َ
ت ۡم
ُ
ك
َ
ل
َ
ِيلق ا
َ
ذِإ
ْ
آوُنَامَءٱِسِلَٰ َجَم
ۡ
ل
َ
فٱ
ْ
واُح َس
ۡ
ف
ِح َس
ۡ
فَيٱُ ذ
ّلل
َ
ِيلق ا
َ
ِإَوذ ۡۖۡم
ُ
ك
َ
لٱ
ْ
واُ ُ
نُش
َ
فٱ
ْ
واُ ُ
نُشَيِع
َ
فۡرٱُ ذ
ّللٱَِين
ذ
َّل
ْ
واُنَامَء
َو ۡم
ُ
ِنكمٱَِين
ذ
َّل
ْ
وا
ُ
وت
ُ
أٱَم
ۡ
لِع
ۡ
لَو ٖۚتَٰ َجَر
َ
دٱُ ذ
ّللٞريِب
َ
خ
َ
ون
ُ
لَمۡع
َ
ت اَمِب١١
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Sedangkan haditsnya adalah:
َة َْري َرُه يِبَأ ْنَع–عنه هللا رضي–ِ َّ ََللَا َلوُس َر َّنَأ–و عليه هللا صلىسلم
–، ٍةَي ِارَج ٍةَقَدَص : ٍث ََلَث ْنِم ََّّلِإ ُهُلَمَع ُهْنَع َعَطَقْنِا ُانَسْنِ ْْلَا َاتَم اَذِإ : َلاَق
ُعَفَتْنُي ٍمْلِع ْوَأُهَل وُعْدَي ٍحَلاَص ٍدَل َو ْوَأ ،ِهِب–ْلسُم ُها َوَر
“Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Apabila seorang
manusia telah meninggal maka terputuslah amalannya kecuali 3 hal yaitu:
Shodaqah jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendo’akan
orang tuanya’”.
3. Faktor Negatif yang Mempengaruhi Kualitas di Pendidikan
Tinggi
Hasil penelitian (jawaban narasumber) menunjukkan bahwa
factor negatif yang paling berpengaruh terhadap kualitas
pendidikan tinggi adalah beban kerja staff pendidik yang terlaku
berat. Jika dibandingkan dengan pemberian motivasi terhadap
staff akademik dan adminitrasi yang rendah, lalu sikap
manajemen yang tidak bagus maka factor beban kerja staff
pengajar yang terlalu berat merupakan factor negatif yang bagi
keempat narasumber sangat besar pengaruhnya terhadap
kualitas pendidikan tinggi. Pernyataan penulis jurnal berdasarkan
hasil penelitiannya ini termasuk kedalam konsep total quality
approach, yaitu kualitas mutu hanya dapat dicapai jika
memberikan kebebasan yang terkendali, kerjasama tim yang
solid, pemberdayaan karyawan melalui motivasi kerja, adanya
27. 27
komitmen jangka panjang dll. Dari kesemua yang dinyatakan
Fandi Tjiptono dalam TQM, maka tiga diantaranya adalah yang
terjadi dalam penelitiaan jurnal ini. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut maka sebaiknya semua personil pendidikan tinggi
berupaya memperbaiki diri karena dalam Alquran surat Ma`arij
ayat 19-21 dinyatakan bahwa
ذ
نِإ۞ٱَنَٰ َ
نسِ
ۡ
ۡل
ُ
ل
َ
ه َقِل
ُ
خاوًع١٩ا
َ
ذِإُه ذسَمٱُّ ذ
لّشوًعُزَج٢٠
ُه ذسَم ا
َ
ِإَوذٱُ ۡريَ ۡ
ۡلاوًعُنَم٢١
Artinya: 19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. 20.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. 21. dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir
4. Tugas Manajemen dalam Kualitas Lembaga Pendidikan
Tinggi
Lembaga harus terlebih dahulu membuat rencana strategis,
membangun kesadaran kualitas di semua unit, lalu memilih staf
akademik yang berkualitas dan membentuk unit yang berkualitas
untuk menjamin keberlanjutan kesadaran kualitas.
Jika dilihat dari teori manajemne mutu pendidikan tinggi, maka
secara umum manajemen mutu memiliki pola seperti gambar di
bawah ini13:
13 Samuel C Certo, et. al, Strategic Management, Concept and Aplication (New York:
Richard D Irwin, 1995).
28. 28
Jika kita kaitkan dengan Alquran maka terdapat dalam surah At-
Taubah ayat 105 di bawah ini:
ِل
ُ
قَوٱ
ْ
وا
ُ
لَم
ۡ
عىَ َري َس
َ
فٱُ ذ
ّللُ ُ
ولُسَرَو ۡم
ُ
ك
َ
لَم
َ
عۥَوٱۡۖ
َ
ونُِنم
ۡ
ؤُم
ۡ
لَٰ َ
َلِإ
َ
ون
ُّ
دَ ُ
ُتَسَو
ِمِلَٰ َ
عٱِبۡي
َ
غ
ۡ
لَوٱِةَدَٰ َه
ذ
لش
َ
ون
ُ
لَمۡع
َ
ت ۡمُنت
ُ
ك اَمِب م
ُ
كُئِب
َ
نُي
َ
ف١٠٥
105. Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan
5. Status Mutu Lembaga Pendidikan Tinggi di Republik Turki
Siprus Utara
Pada indikator ini, dari hasil wawancara dengan keempat
narasumber penulis jurnal menemukan bahwa akreditasi
internasional yang diterima oleh lembaga dipandang sebagai
perkembangan paling positif dalam pendidikan tinggi Republik Turki
Siprus Utara. Selain itu juga dengan dimilikinya ilmuwan dan
universitas berkualitas dengan infrastruktur yang baik dipandang
sebagai perkembangan positif. Namun, juga dinyatakan bahwa
tingkat kualitas yang diinginkan belum tercapai dan profil siswa yang
masuk ke Republik Turki Siprus Utara pada umumnya dengan skor
masuk yang rendah, sehingga menentukan keberhasilan
pendidikan. Begitu juga dengan beban kerja yang berat dari staf
pengajar dan tidak mendapatkan gaji yang cukup sebagai
Enviromental
Analysis
Establishing
Organizational
Direction
Strategy
Formulation
Strategy
Implementation
Startegy
Evaluation and
Cntrol
29. 29
pandangan negatif. Terkait dengan kategori negatif dari status mutu
pendidikan tinggi di Republik Turki Siprus Utara, semua narasumber
menjawab rendahnya SDM mahasiswa baru yang masuk yang
mengakibatkan tidak berkualitasnya pendidikan. Ternyata ini sesuai
dengan yang disampaikan oleh Goetsch dan Davis (2006) bahwa
hambaan dalam implementasi manajemen mutu adalah: pola piker,
kepemimpinan, struktur organisasi, komunikasi dan mutu Sumber
Daya Manusia dalam lembaga tersebut14.
Akreditasi sebagai bentuk penjaminan mutu eksternal pendidikan
tinggi merupakan salah satu bentuk pengawasan yang dalam
Alquran surah As-Shof ayat 3 dinyatakan sebagai berikut:
َع
ْ
ف
َ
ت
َ
ل اَم وا
ُ
ول
ُ
ق
َ
ت
ْ
ن
َ
أ ِ
ذ
اّلل َد
ْ
ِنع اات
ْ
قَم َ ُُب
َ
كون
ُ
ل
Artinya: Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan.
Selain itu juga terdapat dalam Surat Qaff ayat 17-18 di bawah ini.
َ
ق ِلاَمِالش ِن
َ
عَو ِنيِمَ ْ
اْل ِن
َ
ع ِناَيِق
َ
لَتُم
ْ
ال
ذ
َّق
َ
لَتَي
ْ
ذِإيدِع
يِت
َ
ع ِيبقَر ِهْيَ َ
َل
ذ
لِإ ٍلْو
َ
ق ِْنم
ُ
ظِف
ْ
لَي اَمد
Artinya: (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang
duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.18. tiada suatu
ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas
yang selalu hadir.
Sedangkan SDM mahasiswa baru yang masuk dengan skor
rendah sebenarx tidak akan menjadi hambatan utama jika staff
pendidikan menerapkan yang terdapat dalam surah An-Najm ayat
39 dan al-Zalzalah ayat 7-8 di bawah ini:
َٰ َعَس اَم
ذ
لِإ ِان َس
ْ
نِ
ْ
ِْلل َس
ْ
ي
َ
ل
ْ
ن
َ
أَو
Artinya: dan bahwasanya manusia itu tiada memperoleh selain apa yang telah di
usahakanya.
14 Goetsch David L dan Davis, Quality Management (New Jersey: Pearson, Prentice Hall,
2006).
30. 30
Surat al-Zalzalah ayat 7-8
يراه خريا ذرة مثقال يعمل فمن(7)رشايراه ذرة مثقال يعمل ومن(8)
Artinya: maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dharrah niscaya
dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat
dharrah sekalipun, niscaya dia akan melihatnya pula.
6. Dimensi dan Tujuan Pendidikan Tinggi dalam Manajemen
Mutu
Tanggapan para narasumber berfokus pada pelembagaan dan
staf akademik yang memadai untuk dimensi kategori sebuah
pendidikan tinggi. Ketidakcukupan unit pemerintah juga ditekankan.
Pentingnya membangun sebuah kementerian terpisah untuk
pendidikan tinggi untuk berkontribusi dalam membentuk kesadaran
kualitas juga ditekankan. Namun dari kesemua itu, dimensi
kesadaran kualitas dari diri personil dan pelaksana manajemen
adalah yang paling krusial ditekankan. Hal itu dinyatakan dalam
AlQuran surah Ar-Ra’d Ayat 11
ِْنم ُه
َ
ون
ُ
ظ
َ
ف
ْ َ
َي ِهِف
ْ
ل
َ
خ ِْنمَو ِهْي َدَي ِ
ْ
نيَب ِْنم اتَبِقَعُم ُ َ
لِر
ْ
م
َ
أ
ٍمْو
َ
قِب اَم ُ
ِري
َ
غُي
َ
ل َ ذ
اّلل
ذ
نِإ ۗ ِ
ذ
اّلل
ْ
ن
َ
أِب اَم واُ
ِري
َ
غُي َٰ ذَّتَحۗ ْمِهِس
ُ
ف
ِهِون
ُ
د ِْنم ْمُه
َ
ل اَمَو ۡۚ ُ َ
ل
ذ
دَرَم
َ
َل
َ
ف ااوء ُس ٍمْو
َ
قِب ُ ذ
اّلل
َ
ادَر
َ
أ ا
َ
ِإَوذ
ٍالَو ِْنم
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
31. 31
7. Tugas Administrasi YÖDAK, Kementerian Pendidikan dan
Universitas dalam Pendidikan Tinggi Republik Turki Siprus
Utara
Semua peserta/ narasumber menemukan YODAK dan MoE
sangat lemah dalam hal manajemen mutu. Pentingnya memilih staf
akademik yang berkualitas, membangun kesadaran kualitas dan
administrasi yang transparan ditekankan sebagai hal yang penting.
Ketransparanan merupakna sebuah prinsip yang harus dipegang
dalam pelaksanaan manajemen pendidikan tinggi. Dalam Alquran
konsep transparansi ini terdapat dalam surah Al-Maidah ayat 119
َِنيقِدا ذالص ُع
َ
ف
ْ
نَي ُمْوَي ا
َ
ذَٰ َ
ه ُ ذ
اّلل
َ
ال
َ
قاتذنَج ْمُه
َ
ل ۡۚ ْمُه
ُ
ق
ْ
د ِص
ُ ذ
اّلل َ ِِضَر ۡۚ ا ادَب
َ
أ اَِيهف َِين ِاَل
َ
خ ُارَه
ْ
ن
َ ْ
اْل اَهِت
ْ َ
َت ِْنم يِر
ْ َ
َت
يِظَع
ْ
ال ُزْو
َ
ف
ْ
ال
َ
ِكلَٰ َ
ذ ۡۚ ُه
ْ
ن
َ
ع وا
ُ
ضَرَو ْمُه
ْ
ن
َ
ع
Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang
benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha
terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar".
Rasul juga bersabda bahwa:
َ
ِإَوذ َب
َ
ذ
َ
ك
َ
ثذدَح ا
َ
ذِإ ث
َ
َل
َ
ث ِِقفاَنُم
ْ
ال
ُ
ةَآيَنِم
ُ
ت
ْ
اؤ ا
َ
ِإَوذ
َ
ف
َ
ل
ْ
خ
َ
أ َد
َ
عَو ا
َ
ان
َ
خ
Artinya :
Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. jika berbicara ia berbohong, jika berjanji
ia ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat. (HR Bukhari)
8. Proses Penilain Kualitas di Pendidikan Tinggi Republik Turki
Siprus Utara
Terlihat bahwa semua peserta setuju bahwa YODAK dan
Kementerian Pendidikan harus distrukturisasi dan sistem saat ini
tidak dapat membantu mencapai tingkat yang diinginkan.
Administrasi universitas harus memperhatikan memilih staf
32. 32
akademik yang berkualitas.
9. Perlunya Lembaga Penjamin Kualitas Independen terhadap
Pendidikan Tinggi Republik Turki Siprus Utara
Dari hasil wawancara untuk indikator Perlunya Lembaga
Penjamin Kualitas Independen terhadap Pendidikan Tinggi Republik
Turki Siprus Utara, YODAK dan Kementerian Pendidikan ditemukan
sangat tidak memadai dalam pendidikan tinggi Republik Turki
Siprus Utara. Sehingga pilihannya adalah YODAK dan Kementerian
Pendidikan harus distrukturisasi dalam proses manajemen mutu
untuk pendidikan tinggi di Republik Turki Siprus Utara atau
membentuk Lembaga independen karena kenyataan bahwa sistem
saat ini tidak membantu untuk bergerak maju.
Oleh karena itu, kondisi pertama untuk independensi
organisasi adalah adanya peraturan yang akan berfungsi sebagai
dasar organisasi (Stewart, 2004). Juga, memiliki kode hukum dalam
konstitusi hukum yang menyatakan bahwa organisasi akan menjadi
otoritas independen (Stewart, 2004). Komponen lain yang akan
memastikan independen dari organisasi penilaian adalah memiliki
sumber daya keuangan (Civelek, 2011). Pernyataan ahli tersebut
menjelaskan perlunya kerangka dimensi independensi agar
penilaian terhadap mutu manajemen pendidikan tinggi benar-benar
bisa memberikan kemajuan terhadap universitas tersebut.
Rasulullah SAW juga menyatakan dalam sabdanya bahwa
gunakanlah orang yang tepat pada tupoksi yang tepat.
ﺣﺪﺛﻨﺎﻣﺤﻤﺪﺑﻦﺳﻨﺎنﺣﺪﺛﻨﺎﻗﻠﯿﺢﺑﻦﺳﻠﯿﻤﺎنﺣﺪﺛﻨﺎھﻼلﺑﻦﻋﻠﻲﻋﻦﻋﻄﺎءﻋﻦ
ﯾﺴﺎرﻋﻦاﺑﻰھﺮﯾﺮةرﺿﻲﷲﻋﻨﮫﻗﺎلﻗﺎلرﺳﻮلﷲﺻﻠﻰﷲﻋﻠﯿﮫوﺳﻠﻢاذا
ﺿﯿﻌﺖاﻻﻣﺎﻧﺔﻓﺎﻧﺘﻈﺮاﻟﺴﺎﻋﺔﻗﺎلﻛﯿﻒاﺿﺎﻋﺘﮭﺎﯾﺎرﺳﻮلﷲ؟ﻗﺎلا اذاﺳﻨﺪ
اﻻﻣﺮاﻟﻰﻏﯿﺮاھﻠﮫﻓﺎﻧﺘﻈﺮاﻟﺴﺎﻋﺔ
Artinya: Apabila suatu amanah disia-siakan, maka tunggulah saat
kehancurannya. (Abu Hurairah) bertanya: Bagaimana meletakkan amanah itu, ya
Rasulullah ? Beliau menjawab : Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang
33. 33
yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”
Hadis ini menarik dicermati karena menghubungkan antara
amanah dengan keahlian. Kalimat “Apabila suatu urusan diserahkan
kepada seseorang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat
kehancurannya” merupakan penjelas untuk kalimat pertama:
“Apabila amanah disia-siakan, maka tunggulah saat
kehancurannya.” Hadis ini ternyata memberi peringatan yang
berperspektif manajerial karena amanah berarti menyerahkan suatu
perkara kepada seseorang yang professional. Di sini letak
pentingnya profesionalisme dalam manajemen pendidikan islami.
Islam sangat peduli dengan profesionalisme. Karena itu pula, ketika
Nabi Muhammad memberikan tugas kepada sahabat-sahabatnya,
beliau sangat memerhatikan latar belakang dan kemampuan
sahabat tersebut.
Kesimpulan Pada bagian kesimpulan, penulis membuktikan membuktikan dan
menjelaskan bahwa hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi
penting. Penelitian ini menambah literature tentang indikator
penilaian model manajemen mutu pendidikan tinggi dari teori
Balcolm yang sudah ada, yaitu: (1) Persepsi kualitas dalam
pendidikan, (2) Faktor-faktor Kualitas di Pendidikan Tinggi, (3)
Faktor Negatif yang Mempengaruhi Kualitas di Pendidikan Tinggi,
(4) Tugas Administrasi dalam Kualitas Institusi Pendidikan Tinggi,
(5) Status Mutu Lembaga Pendidikan Tinggi di Republik Turki
Siprus Utara, (6) Dimensi dan Tujuan Pendidikan Tinggi dalam
Manajemen Mutu, (7) Tugas Administrasi YÖDAK, Kementerian
Pendidikan dan Universitas dalam Pendidikan Tinggi Republik Turki
Siprus Utara, (8) Proses Penilain Kualitas di Pendidikan Tinggi
Republik Turki Siprus Utara, (9) Perlunya Lembaga Penjamin
Kualitas Independen terhadap Pendidikan Tinggi Republik Turki
Siprus Utara. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penilaian
34. 34
akan manajemen mutu sebuah pendidikan tinggi adalah perioritas
utama dan posisi paling menentukan dalam sebuah organisasi. Hal
itu karena dengan mutu itulah pendidikan tinggi berkompetisi dan
mampu mempertahankan eksistensinya bahkan makin berkembang
manakala pelanggan loyal karena kepuasan yang dapat diberikan
oleh pendidikan tinggi tersebut melebihi harapan pelanggan. Dari
hasil penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa semua rumusan
masalah yang dinyatakan dalam pendahuluan jurnal ini sudah
terjawab.
Kekuatan
Penelitian
1. Judul penelitiannya sangat menarik, karena merupakan tema/
topik yang sangat penting diketahui oleh pendidikan tinggi, yaitu
mengenai penilaian model manajemen mutu pendidikan tinggi.
2. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami maksud
dan tujuannya oleh pembaca
3. Cara penyajian latar belakang masalah dalam bagian
pendahuluannya sangat rinci, sehingga pembaca memahami
bahwa masalah yang diangkat betul-betul urgen untuk diteliti
dengan diberikannya fakta-fakta pendukung.
4. Metode penelitian yang digunakan sudah sangat sesuai dengan
tujuan penelitian, yaitu untuk mendapatkan data secara lebih
alamiah dan mendalam dengan memilih metode kualitatif
5. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini juga sudah
sesuai dengan teori sebagaimana mestinya, yaitu kualitatif hanya
purposive sampling.
6. Cara penulis jurnal dalam menyajikan hasil penelitiannya sudah
sangat rinci dan tersistematis, sehingga mudah dipahami alurnya.
7. Jumlah referensi dalam daftar pustakanya banyak, serta tahun
terbit referensi yang dikutip juga pada umumnya terbaru yaitu
sepuluh tahun terakhir dan ini merupakan salah satu ciri jurnal
35. 35
yang baik.
Kelemahan
Penelitian
1. Teori dan model analisis yang digunakan belum terlihat. Hal itu
dibuktikan dari tidak adanya sub bagian “Kajian Pustaka”/ “Kajian
Teoritik” dalam jurnal ini. Sehingga mengakibatkan tidak
terlihatnya sumber referensi dari kesembilan indikator yang
dijadikan sebagai penilaian model manajemen mutu pendidikan
tinggi. Sebaiknya penulis menyajikan informasi atas sumber
referensi yang digunakan untuk menurunkan kesembilan
indikator penilaian model manajemen mutu pendidikan tinggi
tersebut, termasuk siapa ahli yang mengemukakan ide tersebut
sehingga lebih dapat dipertanggungjawabkan.
2. Penulis kurang detail dalam memaparkan prosedur pengambilan
keputusan terhadap tema yang dijawab oleh narasumber.
Sementara dalam prosedur sampel penelitian, dijelaskan oleh
penulis bahwa jawaban dari narasumber dikelompokkan dalam
tema-tema besar. Namun Penulis tidak memberikan beberapa
contoh jawaban responden yang tidak bisa masuk ke tema umum
jawaban yang dinyatakan dalam tabel hasil penelitian.
3. Adanya beberapa singkatan yang tidak dibuatkan
kepanjangannya oleh penulis, seperti YODAK dan YOK (Bahasa
Turki). Sehingga kurang bisa dipahami maksud jelasnya karena
hanya dalam bentuk singkatan, bukan kepanjangan.
4. Terdapatnya beberapa halaman yang salah tulis judul kolom
dalam tabelnya, seperti tabel 6 halaman 113.
5. Tidak adanya sub khusus untuk kesimpulan menjadikan
pembaca susah membedakan mana yang pembahasan dan
kesimpulan karena diletakkan dalam satu judul sub bahasan.