Sumber risiko pasar dalam perbankan syariah meliputi strategi dan kebijakan bisnis perusahaan, kerugian potensial risiko suku bunga dalam banking book, serta volume dan komposisi portofolio. Manajemen risiko pasar mencakup pengawasan aktif direksi dan dewan serta kebijakan manajemen risiko yang memadai.
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen membahas tentang manajemen risiko operasional yang mencakup pengertian, faktor penyebab, biaya, jenis kejadian berdasarkan frekuensi dan dampak, tahapan manajemen risiko operasional, serta perangkat yang digunakan.
2. Ada beberapa pertanyaan dan jawaban mengenai manajemen risiko operasional seperti penjelasan RCSA, R/LED, KRI, alasan penerapan di bank, serta proses control
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen likuiditas bank, termasuk pengertian likuiditas bank, sumber dana likuiditas, rasio LDR dan FDR, serta strategi manajemen risiko likuiditas.
Sumber risiko pasar dalam perbankan syariah meliputi strategi dan kebijakan bisnis perusahaan, kerugian potensial risiko suku bunga dalam banking book, serta volume dan komposisi portofolio. Manajemen risiko pasar mencakup pengawasan aktif direksi dan dewan serta kebijakan manajemen risiko yang memadai.
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen membahas tentang manajemen risiko operasional yang mencakup pengertian, faktor penyebab, biaya, jenis kejadian berdasarkan frekuensi dan dampak, tahapan manajemen risiko operasional, serta perangkat yang digunakan.
2. Ada beberapa pertanyaan dan jawaban mengenai manajemen risiko operasional seperti penjelasan RCSA, R/LED, KRI, alasan penerapan di bank, serta proses control
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen likuiditas bank, termasuk pengertian likuiditas bank, sumber dana likuiditas, rasio LDR dan FDR, serta strategi manajemen risiko likuiditas.
Materi ini memuat sejarah munculnya aturan manajemen risiko melalui Basel Accord sampai dengan peraturan yang ada di perbankan Indonesia. Paparan ini disertai contoh perhitungan modal berdasar risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional.
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank KonvensionalEko Mardianto
Bank syariah dan bank konvensional memiliki perbedaan dalam konsep penghimpunan dan penyaluran dana. Bank syariah menghimpun dana melalui prinsip wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah. Dana disalurkan dengan prinsip jual beli, bagi hasil, atau sewa sesuai hukum syariah tanpa bunga. Sedangkan bank konvensional menggunakan bunga dalam penghimpunan dan penyaluran dana.
Dokumen tersebut membahas tentang laporan keuangan perusahaan dan analisis laporan keuangan. Secara garis besar dibahas tentang jenis-jenis laporan keuangan, bentuk laporan keuangan, analisis laporan keuangan seperti common size, indeks, rasio, DuPont system, dan analisis sumber dan penggunaan dana. Diberikan juga contoh perhitungan rasio likuiditas dan leverage.
Sistem pengendalian internal memainkan peran penting dalam manajemen risiko kepatuhan bank syariah dengan:
1. Memastikan kebijakan, prosedur, dan ketentuan yang ditetapkan manajemen telah dilaksanakan dengan baik. Ini membantu mengendalikan risiko kepatuhan.
2. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap kegiatan operasional bank untuk mendeteksi potensi pelanggaran atau penyimpangan yang dapat menimbulkan risiko ke
Risk management in banks is important as banks are exposed to various risks in the changing Indian economy. The key risks include credit risk, market risk, operational risk, liquidity risk, and interest rate risk. Effective risk management involves identifying, measuring, monitoring, and controlling risks. Banks must have robust policies, strategies, organizational structures, and systems in place to properly manage risks like establishing risk limits, risk grading, and risk mitigation techniques. Proper risk management is essential for the long-term success of banks.
Dokumen tersebut membahas manajemen risiko, terutama risiko kredit dan risiko likuiditas, dalam perbankan syariah. Dibahas pula pengukuran dan mitigasi risiko kredit dan likuiditas serta instrumen yang dapat digunakan. Dokumen ini memberikan gambaran umum tentang pentingnya manajemen risiko yang baik dalam perbankan berbasis syariah.
Dokumen tersebut membahas tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah. Tujuannya adalah menyediakan informasi keuangan dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah bagi penyusun standar, penyusun laporan keuangan, auditor, dan para pemakai laporan keuangan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai istilah penting seperti transaksi syariah komersial dan nonkomersial, dana syirkah
Dokumen tersebut membahas analisis rasio keuangan bank, termasuk definisi bank, kegiatan bank umum, jenis-jenis laporan keuangan bank, dan berbagai rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja bank seperti rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan nilai pasar.
This document discusses liquidity risk in Islamic finance. It defines liquidity risk as a bank's potential inability to meet short-term financial demands due to difficulties liquidating assets. For Islamic banks, liquidity risk is critical as they cannot borrow funds through interest or sell debt assets. The document identifies two types of liquidity risk - funding liquidity, which is the inability to raise funds for business growth, and market liquidity, which is the inability to liquidate assets quickly. It also discusses causes of liquidity risk for Islamic banks like limited Sharia-compliant money markets and differences in Islamic legal interpretations. The document recommends mitigation strategies like risk dispersal and a diversified portfolio, and notes IFSB guiding principles
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya manajemen risiko di perbankan syariah. Beberapa risiko utama yang dihadapi antara lain risiko likuiditas, pasar, pembiayaan, operasional, kepatuhan, hukum, reputasi, dan strategis. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis risiko terkait dengan produk pembiayaan syariah seperti murabahah, ijarah, dan salam.
Materi ini memuat sejarah munculnya aturan manajemen risiko melalui Basel Accord sampai dengan peraturan yang ada di perbankan Indonesia. Paparan ini disertai contoh perhitungan modal berdasar risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional.
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank KonvensionalEko Mardianto
Bank syariah dan bank konvensional memiliki perbedaan dalam konsep penghimpunan dan penyaluran dana. Bank syariah menghimpun dana melalui prinsip wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah. Dana disalurkan dengan prinsip jual beli, bagi hasil, atau sewa sesuai hukum syariah tanpa bunga. Sedangkan bank konvensional menggunakan bunga dalam penghimpunan dan penyaluran dana.
Dokumen tersebut membahas tentang laporan keuangan perusahaan dan analisis laporan keuangan. Secara garis besar dibahas tentang jenis-jenis laporan keuangan, bentuk laporan keuangan, analisis laporan keuangan seperti common size, indeks, rasio, DuPont system, dan analisis sumber dan penggunaan dana. Diberikan juga contoh perhitungan rasio likuiditas dan leverage.
Sistem pengendalian internal memainkan peran penting dalam manajemen risiko kepatuhan bank syariah dengan:
1. Memastikan kebijakan, prosedur, dan ketentuan yang ditetapkan manajemen telah dilaksanakan dengan baik. Ini membantu mengendalikan risiko kepatuhan.
2. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap kegiatan operasional bank untuk mendeteksi potensi pelanggaran atau penyimpangan yang dapat menimbulkan risiko ke
Risk management in banks is important as banks are exposed to various risks in the changing Indian economy. The key risks include credit risk, market risk, operational risk, liquidity risk, and interest rate risk. Effective risk management involves identifying, measuring, monitoring, and controlling risks. Banks must have robust policies, strategies, organizational structures, and systems in place to properly manage risks like establishing risk limits, risk grading, and risk mitigation techniques. Proper risk management is essential for the long-term success of banks.
Dokumen tersebut membahas manajemen risiko, terutama risiko kredit dan risiko likuiditas, dalam perbankan syariah. Dibahas pula pengukuran dan mitigasi risiko kredit dan likuiditas serta instrumen yang dapat digunakan. Dokumen ini memberikan gambaran umum tentang pentingnya manajemen risiko yang baik dalam perbankan berbasis syariah.
Dokumen tersebut membahas tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah. Tujuannya adalah menyediakan informasi keuangan dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah bagi penyusun standar, penyusun laporan keuangan, auditor, dan para pemakai laporan keuangan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai istilah penting seperti transaksi syariah komersial dan nonkomersial, dana syirkah
Dokumen tersebut membahas analisis rasio keuangan bank, termasuk definisi bank, kegiatan bank umum, jenis-jenis laporan keuangan bank, dan berbagai rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja bank seperti rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan nilai pasar.
This document discusses liquidity risk in Islamic finance. It defines liquidity risk as a bank's potential inability to meet short-term financial demands due to difficulties liquidating assets. For Islamic banks, liquidity risk is critical as they cannot borrow funds through interest or sell debt assets. The document identifies two types of liquidity risk - funding liquidity, which is the inability to raise funds for business growth, and market liquidity, which is the inability to liquidate assets quickly. It also discusses causes of liquidity risk for Islamic banks like limited Sharia-compliant money markets and differences in Islamic legal interpretations. The document recommends mitigation strategies like risk dispersal and a diversified portfolio, and notes IFSB guiding principles
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya manajemen risiko di perbankan syariah. Beberapa risiko utama yang dihadapi antara lain risiko likuiditas, pasar, pembiayaan, operasional, kepatuhan, hukum, reputasi, dan strategis. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis risiko terkait dengan produk pembiayaan syariah seperti murabahah, ijarah, dan salam.
Manajemen risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. suatu perusahaan juga dapat terpapar terhadap risiko likuiditas jika pasar yang diikutinya mengalami penurunan likuiditas.
Teks tersebut membahas tentang stabilitas sistem keuangan. Ia menjelaskan definisi stabilitas sistem keuangan, sumber ketidakstabilan sistem keuangan seperti asimetri informasi, dan prasyarat penting untuk mencapai stabilitas sistem keuangan seperti lembaga keuangan yang sehat dan pasar keuangan yang stabil.
Bab 10 dokumen tersebut membahas pengawasan pembiayaan dalam manajemen keuangan Islam, meliputi dasar hukum dan tujuannya untuk menjaga keseimbangan aset dan liabilitas serta mengurangi risiko. Dibahas pula jenis risiko, struktur dana, pendekatan strategis dalam pengawasan, proses monitoring, indikator peringatan dini, struktur pengawasan, dan pelaksanaannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
2. Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak
lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank.
Risiko kredit pada umumnya terdapat pada
seluruh aktivitas Bank yang kinerjanya
bergantung pada kinerja pihak lawan
(counterparty), penerbit (issuer), atau kinerja
peminjam dana
3. Risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif termasuk transaksi derivatif,
akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk
Risiko perubahan harga option.
Risiko Pasar meliputi antara lain Risiko suku
bunga, Risiko nilai tukar, Risiko ekuitas, dan
Risiko komoditas.
4. Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari
sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari
aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan
kondisi keuangan Bank.
5. Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan
manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya
kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional Bank.
Sumber risiko ini antara lain oleh sumber daya
manusia, proses, sistem, dan kejadian
eksternal.
6. Risiko yang timbul akibat tuntutan hukum
dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko
ini juga dapat timbul antara lain karena
ketiadaan peraturan perundang-undangan
yang mendasari atau kelemahan perikatan,
seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya
kontrak atau agunan yang tidak memadai.
7. Risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam
mengambil keputusan
dan/atau pelaksanaan suatu keputusan
stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis.
Sumber Risiko Stratejik antara lain
ditimbulkan dari kelemahan dalam proses
formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam
perumusan strategi, ketidaktepatan dalam
implementasi strategi, dan kegagalan
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
8. Risiko yang timbul akibat Bank tidak mematuhi
dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku. Sumber Risiko Kepatuhan antara
lain timbul karena kurangnya pemahaman
atau kesadaran hukum terhadap ketentuan
maupun standar bisnis yang berlaku umum.
9. Risiko akibat menurunnya tingkat
kepercayaan stakeholder yang bersumber
dari persepsi negatif terhadap Bank. Salah
satu pendekatan yang digunakan dalam
mengkategorikan sumber Risiko Reputasi
bersifat tidak langsung (below the line) dan
bersifat langsung (above the line).