SlideShare a Scribd company logo
RISIKO
KREDIT
Lisa Azizunnida
Aditya Kurniawan Setyabudi
01 OVERVIEW
Risiko kredit terjadi pada saat pihak kreditur dan debitur
melakukan tindakan yang tidak hati-hati dalam melakukan
keputusan kredit. Ketidak hati-hatian tersebut terjadi
karena berbagai faktor baik disebabkan oleh keinginan
mendapatkan uang dengan cepat, serta mempergunakan uang
tersebut dengan harapan mampu memberikan turnover yang
maksimal, hingga karena faktor disengaja dengan alasan
memperoleh komisi tersembunyi dari calon debitur. Pada bab
ini kita akan membahas berbagai bentuk risiko kredit yang
terjadi dan solusi yang harus dilakukan.
Risiko kredit dari segi perspektif perbankan
adalah risiko kerugian yang diderita bank,
terkait dengan kemungkinan bahwa pada saal
jatuh tempo, counterparty-nya gagal memenuhi
kewajiban-kewajibannya kepada bank. Ruang
lingkup kinerja suatu lembaga memberi
pengaruh besar pada input dan output yang
dihasilkannya. Aktivitas input dan output
tersebut memberi celah masuknya berbagai
risiko, baik risiko kredit, risiko suku
bunga, risiko operasional, risiko pasar, dan
berbagai bentuk nisiko lainnya. Lebih jauh
perusahaan dituntut untuk mampu melakukan
pemetaan risiko agar bisa dipahami secara
mudah.
Definisi Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan bentuk
ketidakmampuan suatu perusanaan,
institusi, lembaga maupun pribadi dalam
menyelesaikan kewajibannya secara tepat
waktu baik pada saat jatuh tempo maupun
sesudah jatuh tempo dan itu semua
sesuai dengan aturan dan kesepakatan
yang berlaku. Penafsiran risiko
kredit menjadi lebih spesifik lagi
pada saat dihadapkan pada bentuk
bisnis yang dijalankan, seperti
lembaga perbankan dan non
pertiankan.
Risiko Jangka Pendek
(Short Term Risk)
adalah risiko yang disebabkan
karena ketidakmampuan suatu
perusahaan memenuhi dan
menyelesaikan kewajibannya yang
bersifat jangka pendek terutama
kewajiban likuiditas
adalah ketidakmampuan suatu perusahaan
menyelesaikan berbagai kewa- jibannya
yang bersifat jangka panjang, seperti
kegagalan untuk menyelesaikan utang
perusahaan yang bersifat jangka
panjang dan juga kemampuan untuk
menyelesaikan proyek hingga tuntas.
Contoh sebuah perusahaan yang telah
menerbitkan obligasi namun gagal/tidak
mampu membayar bunga sehingga harus
menunda dan bahkan melakukan kebijakan
konversi obligasi.
Risiko jangka Panjang
(Long Term Risk)
Peranan Credit Risk Management (CRM)
Dalam melaksanakan setiap keputusan kredit prinsip keh kehati hatian harus selalu diutamakan
dengan maksud untuk selalu mendekatkan suatu kondisi yang terkontrol dan aman. Salah satu pejabat
lembaga perbankan yang bertanggung jawab dalam keputusan kredit dan bagian credit risk management
CRM dan relationship management dan Relationship Management(RM) Dimana dua bagian ini memiliki
tanggung jawabnya masing masing. Adapun tanggung jawab pihak Credit Risk Management (CRM)
meliputi:
1) Memiliki tanggung jawab utama dalam bidang mengendalikan risiko kredit
2) Memiliki tanggung jawab mengelola dan menyelesaikan kredit yang bermasalah.
3) Memiliki tanggung jawab dalam memanajemen portofolio kredit
4) Berfungsi dalam menetapkan suatu sistem ukuran penilaian (parameter scoring system) serta alat
analisis yang bisa atau layak digunakan. Biasanya setiap lembaga perbankan atau lembaga simpan
pinjam menerapkan sistem risiko penilaian yang berbeda-beda berdasarkan peraturan yang ditetapkan
oleh lembaga tersebut dan mereka melaksanakannya secara bertahap (step by step) dan sistematis
Peranan Relationship Management (RM)
Adapun tanggung jawab dari pihak Relationship Management (RM) meliputi:
1)Pada saat menemukan adanya kredit yang bermasalah maka memindahkan pengelolaanya ke bagian
CRM untuk diselosai- kan.
2) Pihak RM berfungsi dalam mempertanggungjawabkan kelanjutan bisnis/usaha perbankan.
3) Pihak RM saling berkordinasi dengan pihak CRM dalam memutuskan berbagai persoalan
penting,
Wewenang dan Maksimalitas Kredit
Keputusan pemberian kredit baik dalam bentuk besar dan kecil juga bisa dipengaruhi dari
wilayah wewenang seorang "loan officer”. Seorang direksi pada sebuah lembaga perbankan
biasanya sering mendelegasikan keputusan wewenang pencairan kredit kepada para pejabat bank
yang ada dilingkungannya, dan tidak terkecuali adalah para kepala kantor cabang (head of sub
brand office), serta para komite kredit yang ada di suatu perbankan.Dengan begitu kita dapat
memahami dengan baik bahwa wewe- nang dan maksimalitas pemberian kredit sangat dipengaruhi
oleh posisi seorang pejabat perbankan dimana dia ditempatkan dan juga maksimal- itas wawasan
yang dimilikinya yang kedua hal ini memberikan dan membentuk suatu manajemen yang terukur
secara sistematis dalam setiap keputusan yang dilahirkan seperti besar kecilnya plafond
kredit yang akan diberikan.
Lebih dalam Mudrajat Kuncoro mengatakan "... sesuai dengan keputusan Direksi BI, No. 31/177/KRP/DIR
tanggal 31 Desember 1999 telah ditetapkan bahwa batas maksimum kredit yang dapat diberikan kepada nasabah
peminjam atau kelompok/grup peminjam yang tidak terkait dengan bank ditetapkan setinggi-tingginya: 30%
dari modal sejak tanggal 1 Januari 2001,25% dari modal sejak selama tahun 2002, 20% dari modal sejak
tanggal 1 Januari 2003.
Ketentuan dipakainya 20% dari modal adalah bagian dan manajemen perbankan untuk menghindari timbulnya
risiko. Pemberlakuan ini bukan tanpa alasan jika kita melihat angka penurunan persentase yang ditetapkan
dari 30% kemudian menjadi 25% hingga 20%. Tentunya perubahan ini dilakukan setelah meperhitungkan
berbagai situasi dan kondisi yang juga terkait dengan kasus dan kejadian yang terjadi dilapangan, seperti
tingginya angka kredit macet (bad debl), serta berbagai permasalahan lainnya dalam bidang kredit. Apalagi
jika kita mengetahui keuntungan perbankan paling besar dari segi kredit yahu mencapai 85%, sampal dengan
90%, maka otomatis sikap dan prinsip kehati-hatian (prudential principle) harus diterapkan secara
maksimal. Selanjutnya Mudrajat Kuncoro mengatakan bahwa "Sedangkan batas maksimum kredit yang dapat
diberikan kepada nasabah peminjam atau keplompok peminjam yang terkait dengan bank (yaitu pemegang saham
yang memiliki 10% saham bank dari modal bank dan keluarganya, anggota dewan komisaris dan keluarganya,
anggota direksi bank dan keluarganya, pejabat bank yang mempunyai fungsi eksekutif, anak perusahaan bank
dengan kepemilikan bank lebih dari 25% dari modal disetor) ditetapkan setinggi-tingginya adalah sebesar
10% dari modal bank. Pelanggaran atas ketentuan-ketentuan tersebut di atas dikenakan sanksi berupa
penurunan nilai dalam perhitungan tingkat kesehatan bank Ketentuan ini berlaku sejak 1 Januari 2009".
Komite kredit merupakan mereka yang ditempatkan
dan dibentuk di suatu perbankan serta bertugas
secara tegas dan tepat untuk meneliti, menilal,
dan merekomendasikan setiap permohonan kredit
yang diajukan, terutama dalam kasus-kasus yang
dianggap penting dan itu membutuhkan ukuran-
ukuran keputusan yang berdasarkan prinsip kehati-
hatian perbankan (the prudential principle of
banking).
Pengaruh Komite Kredit
Terhadap Keputusan Kredit
Tugas Komite Audit:
a. Meneliti dan menilai permohonan kredit baru yang
berjumlah besar.
b. Meneliti dan menilai permohonan perpanjangan kredit
dan alasan- alasan atas permintaan tersebut.
c. Meneliti dan menilai semua kredit yang mengalami
kemacetan untuk mengetahui dan menentukan sebab-
sebabnya.
d. Meneliti apakah semua pemberian kredit tersebut
telah sesuai dengan kebijakan perkreditan bank yang
bersangkutan.
e. Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen kredit.
f. Memeriksa konsistensi perlakuan terhadap permohonan
kredit.
Komite Kredit dalam Perspektif Risiko Kredit
Risiko kredit yang selalu saja memberikan pengaruh bagi perusahaan
khususnya bagi kreditur. Oleh sebab itu guna menghindari dan
memperkecil risiko kredit salah satunya dengan membentuk komite
kredit beserta Iimpahan tugas dah wewenang yang diberikan.
Sehubungan dengan risiko kredit maka komite kredit melakukan berbagai
tindakan guna menghindari timbulnya berbagai hal seperti
a. Menghidari timbulnya penyaluran kredit melebihi dan plafond kredit
yang disyaratkan
b. Memberikan alasan dari aspek keungan dan non keuangan terhadap
adanya pengajuan kredit yang melebihi plafond kredit
c. Memberikan alasan dari segi positif dan negatif terhadap
pengajuan-pengajuan kredit yang berada di posisi di atas plafond
kredit
Kualitas Perjanjian Kredit Mampu Meminimalisasi Risiko
Salah satu cara untuk meminimalisasi risiko adalah dengan cara memperkuat
perjanjian kredit, yaitu perjanjian (agreement) antara kreditur dan
debitur. Karena dengan bagusnya suatu perjanjian kredit yang dibuat maka
pada saat salah satu pihak dirugikan atau merasa tidak puas dapat
melakukan gugatan di pengadilan dengan cara men- jadikan bukti olentik
berupa segala isi yang terkandung dalam perjanjian tersebut untuk
dijadikan sebagai klausula di pengadilan.Perjanjian (agreement) menurut
pasal 1313 KUHPerdata adalah "Suatu perjanjian adalah sutu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
lain atau lebih". Sedang- kan Subekti mengatakan "Suatu perjanjian adalah
suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana
dia orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal-hal".
Adapun pengertian kredit menurut UU No. 10 1998 tentang perubahan UU No.
7 tahun 1992 yaitu, "Kredit adalah penyediaan uan perubahanan-tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank denga pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi melunas utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
Dari pendapat di atas kita bisa menarik satu kesimpulan bahwa perjanjian
kredit adalah suatu ikatan di antara kedua belah pihak yang disetujui dan
ditandatangani dimana itu selanjutnya menjadi hukum bagi kedua belah
pihak dengan menyebutkan ketentuan-ketentuan yang kedua hup penjelasan
hak dan kewajiban, redisun dan debitur seper jangka waktu, tinggkat suku
bunga, agunan, dan sanksi-sanksi".Jika suatu perjanjian telah disetujui
oleh kedua belah pihak maka itu akan berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka. Pernyataan in sebagaimana ditegaskan dalam KUHPerdata pasal 1338
ayat (1), (2) dan (3) yang berbunyi:
Ayat (1): "Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya".
Ayat (2): "Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan
kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-
undang dinyatakan cukup untuk itu".
Ayat (3): "Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik". Dan
lebih jauh pada pasal 1348 KUHPerdata, ditegaskan, "Semua janji yang dibuat
dalam suatu perjanjian, harus diartikan dalam hubungan satu sama lain; tiap
janji harus ditafsirkan dalam rangka perjanjian seluruhnya".Untuk
menyatakan sah dan legalnya suatu perjanjian maka berdasarkan pasal 1320
KUHPerdata menentukan syarat-syarat untuk sahnya suatu perjanjian
diperlukan empat syarat yaitu:
a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
b. Cakap untuk membuat suatu perjanjian.
c. Mengenai hal atau objek tertentu.
d. Suatu sebab (causal) yang halal.
Perjanjian yang telah ditandatangani oleh kedua pihak baik kreditur dan
debitur tersebut dapat berakhir atau selesai jika kondisi dan situasi telah
memenuhi atau sesuai dengan pasal 1381 KUHPerdata bahwa hapusnya atau
berakhirnya perjanjian disebabkan peristiwa- peristiwa sebagai berikut
a. Karena ada pembayaran
b. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan
atau dalam bahasa Belanda dinamakan consignatie
c. Novasi atau pembaruan utang
d. Kompensasi atau perjumpaan utang
e. Percampuran utang
f. Pembebasan utang
g. Musnahnya barang yang terutang
h. Pembatalan perjanjian
i. Berlakunya suatu syarat batal.
j. Daluwarsa atau lewatnya waktu atau verjaring.
Perbankan sebagai kreditur dalam menyatakan kelayakan mem- berikan pinjaman dalam bentuk
kredit kepada debitur memiliki tanggung jawab lebih dari pada cuma sekedar menyatakan layak
saja, yaitu keputusan perbankan mewakili keputusan beberapa pihak seperti:
a. Para deposan yang telah menyerahkan uangnya untuk disimpan dan dikelola oleh bank dengan
penetapan perjanjian dan kesepakatan dalam bentuk hak dan kewajiban
b. Amanah pembangunan Bank berfungsi sebagai agent of develop- ment (agen pembangunan) yaitu
turut serta menyukseskan jalannya pembangunan dengan turut memberdayakan mereka mereka yang
pembatalkan dana guna mengembangkan usaha dan berbaga keperluanya.
c. Kewajiban untuk secara berkala melaporkan kinerjanya kepada bank sentral sebagai induknya
perbankan, Bank sentral akan melakukan audit secara berkala untuk menilai kinerja suatu
perbankan dan juga memberikan informasi kepada publik tentang kondisi dan situasi perbankan
nasional
d. Berkewajiban menghasilkan informasi yang jelas dan tegas serta progresif bagi komisaris
perusahaan (pemilik).
Oleh karena itu, untuk menghidari terjadinya kesalahan dalam pembuatan perjanjian bisanya
suatu lembaga perbankan telah membuat suatu bentuk rancangan isi perjanjian yang lengkap
sehingga ketika seorang nasabah datang ke suatu perbankan ia akan disodorkan rancangan isi
perjanjian tersebut yang didalamnya menjelaskan secara mendalam tentang berbagai syarat-
syarat.
Sering isi perjanjian dengan berbagai syarat tersebut kadangkala tidak dikritisi lagi oleh
pihak calon debitur karena mereka menganggap bahwa isi perjanjian beserta syarat tersebut
adalah baik atau kadangkala juga karena rendah atau dangkalnya pengetahuan publik tentang
ilmu sehubungan dengan masalah perjanjian.Oleh karena itu, dalam permasalahan yang bisa saja
timbul menyangkut dengan perjanjian baku ini, Johannes Ibrahim) mengata kan bahwa "Dari
keseluruhan jenis perjanjian baku ini dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri meniadakan dan
membatasi kewajiban salah satu pihak, yaitu kreditur, untuk membayar ganti rugi kepada
nasabah debitur adalah sebagai berikut:
a. Isinya ditetapkan secara sepihak oleh kreditur yang posisinya relatiflebih kuat daripada
debitur.
b. Debitur sama sekali tidak ikut menentukan isi perjanjian itu.
c. Terdorong oleh kebutuhan, debitur terpaksa menerima perjanjian itu
d. Bentuknya tertulis.
e. Dipersiapkan terlebih dahulu secara massal atau individual
Karena dirasa begitu pentingnya isi suatu perjanjian maka setiap pihak yang berurusan dengan
perjanjian harus melakukan ketelitian dengan mendalam dan detail.
Setiap pihak menginginkan permasalahan bisa diselesaikan tanpa harus melibatkan pihak
lain termasuk pengadilan, namun jika permasalahan atau perselisihan tidak bisa
diselesaikan secara damai atau tidak ditemukannya kata sepakat maka pengadilan sebagai
pihak ketiga sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, klausula-klausula perjanjian kredit
dibuat dengan melihat efek-efek yang akan timbul termasuk gugatan-gugatan yang akan bisa
dilakukan di kemudian hari.
Namun yang harus diingat dan dipahami oleh lembaga perbankan bahwa bank dan nasabah
adalah mitra bisnis yang sama-sama saling membutuhkan, yaitu nasabah membutuhkan bank
yang bijaksana dalam memahami berbagai permasalahan nasabah (debitur) dan perbankan juga
merupakan pihak yang membutuhkan nasabah untuk selalu setiap dan taat dalam memenuhi
berbagai ketentuan perbankan. Ikatan mitra bisnis inilah yang kiranya harus selalu
dikedepankan. Dan memang benar risiko selalu terjadi namun risiko selalu juga bisa
dihindari jika ada suatu keterbukaan yang kuat antara kedua belah pihak. Dalam konteks
lebih jauh kreditur dan debitur adalah sama-sama memiliki peran besar dalam ikut
membangun bangsa dan negara.
Risiko Kredit Bagi Investor:
Mereka yang memiliki surplus finansial (investor) akan cenderung menempatkan dana ditempat-
tempat yang mampu memberi kenyamanan dalam bentuk keuntungan dan keamanan, seperti tabungan
(saving), deposito (time deposit), dan obligasi (bond). Permasalahan timbul pada saat dana
yang ditempatkan tersebut tidak lagi memiliki tingkat keamanan seperti yang dirasakan selama
ini. Kondisi ketidak amanan ini salah satunya disebabkan timbulnya kredit macet. Perbankan
menerima mereka yang surplus finansial ini dengan tanggungjawab memberikan sejumlah
keuntungan dalam bentuk bunga dan mengelola dana tersebut dalam bentuk kredit serta mengambil
selisih keuntungan sebagai pendapatan perbankan.
Contoh: Jika suku bunga deposito adalah 8% pertahun dan suku bunga kredit adalah 11,5%
pertahun maka bank akan memperoleh keuntungan sebesar 3,5% pertahun sebagai bentuk keun-
tungan pengelolaan dana.
Gambar: Peran Perbankan sebagai mediasi
Surplus
Finansial
(Investor)
Perbankan
(Mediasi)
Defisit
Finansial
(Debitur)
Sehingga pada saat risk credit timbul ada beberapa permasalahan yang akan dihadapi oleh pihak
investor yaitu antara lain:
a.Investor akan mengalami keterlambatana penerimaan keuntungan dalam bentuk bunga atau
capital gain karena kondisi perbankan sedang mengalami kesulitan keuangan (financial
distress) akibat banyaknya debitur yang tidak tepat waktu dalam membayar angsuran kreditnya.
b. Bagi pemegang obligasi permasalahan menjadi lebih besar pada saat emiten (perusahaan
penjual obligasi) sudah berada dalam kondisi bangkrut dan siap untuk dilikuidasi. Memang
dalam konsep investasi dikenal dengan obligasi konversi, yaitu merupakan obligasi yang
memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah
saham perusahaan pada hari yang telah ditetapkan, sehingga pemegang obligasi mempunyai kesem-
patan untuk memperoleh capital gain. Namun obligasi konversi itu masih bisa dilakukan jika
emiten yang bersangkutan dianggap masih memiliki kemampuan untuk mengkonversi pemegang
obligasi ke saham, akan tetetapi pada saat kondisi sudah pailit maka itu menjadi sesuatu yang
sulit sekali untuk bisa dilakukan.
c. Keterlambatan penerimaan keuntungan dari setiap bunga menyebab- kan permasalahan dengan
pihak eksternal seperti jika pihak pemegang obligasi dan deposito melakukan pembelian secara
utang dengan asumsi pembayaran utang dilakukan dengan memperhi- tungkan tanggal jatuh tempo
penerimaan bunga obligasi dan deposito. Atau pihak receivable (piutang) akan mengalami
kerugian.
Investor dalam mengamankan dananya biasanya menempatkan dalam berbagai bentuk baik dalam
real investment maupun financial investment. Adapun perbedaan dan pengertian kedua
bentuk investasi tersebut adalah sebagai berikut.
a. Real Investment
Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset berwujud, seperti tanah,
mesin-mesin, pabrik, toko, gedung, rumah, kebun, dan lain-lain.
b. Financial investment
Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak ter- tulis, seperti saham
biasa (common stock) dan obligasi (bond).Maka jika kita kita menghubungan dengan
persoalan risk credit (risiko kredit) sudah jelas bahwa keputusan investasi yang
berbentuk financial investment sangat memiliki keterkaitan kuat.
Berbagai Sebab Tingginya Risiko pada Financial Investment:
Dalam konteks masalah di atas maka kita dapat memberikan kesimpulan bahwa ada berbagai sebab
yang bisa menyebabkan terjadinya risiko pada bidang financial investment, di antaranya
adalaha.
a. Berbagai keputusan yang diambil kadang kala sering tidak dilibatkannya secara utuh pihak
financial investment, dan
b. Berbagai informasi hanya diperoleh dalam bentuk yang tidak bersifat maksimal (sehingga
keputusan yang diambil tidak memiliki tingkat keakuratan yang kuat), namun pada saat terjadi
risiko telah turut menyeret pihak financial investment secara menyeluruh.
Sehingga menyebabkan pihak financial investment turut akan menerima dampaknya seperti
penurunan keuntungan bahkan kerugian.Mereka yang melakukan investasi pada financial
investment umumnya memiliki waktu yang lebih sedikit, dibandingkan dengan mereka yang
melakukan investasi pada real investment. Keputusan investasi dalam bentuk financial
investment lebih pada bentuk menerima laporan keuangan yang mengambarkan kondisi dan situasi
perusahaan tanpa memiliki waktu secara maksimal untuk melakukan pengecekan langsung ke
tempat bisnis atau usaha dilaksanakan. Sehingga biasanya data yang masuk adalah data yang
disiapkan dan diberikan oleh pihak manajemen perusahaan.
Default Risk :
Default risk merupakan risiko gagal bayar terhadap sejumlah pinjaman kredit yang
telah dipinjam. Persoalan default risk sering dialami oleh para debitur pada saat
debitur tersebut tidak mampu mengem- balikan pinjaman tersebut secara tepat waktu
yang disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
a Kondisi makro ekonomi yang tidak stabil. Contohnya krisis moneler tahun
1997/1998, krisis subprime morgage di Amerika Serikat, kondis perang di suatu
negara yang mempengaruhi negara di kawasan tersebut dan lain lain
b Kerugian perusahaan yang terjadi karena faktor menurunnya angka tersebut dan
lain-lain penjualan secara sistematis.
c. Terjadi korupsi secara besar-besaran yang menyebabkan menurun nya nilai
perusahaan di mata publik.
d. Kudeta yang terjadi di negara yang bersangkutan.
e. Kekisruhan yang terjadi di perusahaan tersebut baik di tingkat direksi maupun
manajer serta karyawan yang meluas pada terhentinya produk dan berpengaruh pada
penurunan penjualan perusahaan.
Kebijakan dan Solusi untuk Menghindari Terjadinya Default Risk
Kondisi terjadinya default risk telah menyebabkan timbulnya permasalahan baik di
pihak debitur dan juga kreditur. Maka untuk menghidari timbulnya default risk ini
ada beberapa tindakan yang harus dilakukan yaitu
a.Bagi kreditor akan menaikkan angka jaminan pada tingkat yang benar-benar aman.
b. Menghindari jaminan yang memiliki tingkat risiko, sehingga dengan menerima benda
tersebut sebagal jaminan malah akan menyebabkan perusahaan akan mengalami kesulitan
di kemudian hari.
c. Menghindari benda jaminan yang memiliki nilai fluktuasi dipasaran.
Pada bagian a dimana bagi kreditor melakukan kebijakan dengan menaikkan angka
jaminan, telah banyak penelitian yang dilakukan oleh berbagai pihak yang memberikan
pembuktian tentang ini. Ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Utoro dan Perry
Warjiyo24) yang menyatakan "Konsekuensinya pada saat terjadi fluktuasi nilai aset,
maka kredit dengan nilai agunan yang besar akan menghasilkan default risk yang
rendah demikian sebaliknya terhadap kredit yang tidak didukung dengan nilai agunan
yang tinggi maka akan menghadapi default risk yang lebih tinggi.
"Bank sebagai kreditor berusaha menghindari timbulnya kredit macet, karena semakin
kecil kredit macet maka semakin lancar arus kas yang berasal dari kredit yang masuk
ke perbankan tersebut. Begitu juga sebaliknya bagi debitur, semakin disiplin dan
tepat waktu ia mengembalikan pinjaman maka semakin baik reputasinya di mata
perbankan Reputasi yang baik tersebut akan memberi pengaruh kepada debitur dalam
berbagai urusan selanjutnya dengan perbankan, seperti ingin menambah/meningkatkan
angka pinjaman atau memperbaharui pinjaman.
Indikasi Timbulnya
Kredit Macet
Semakin lama masa
perputaran piutang.
Meningkatnya rasio
utang (debt ratio).
Menurunnya jumlah
uang kas yang
dimiliki debitur.
Meningkatnya jumlah
persediaan.
Menurunnya rasio
likuiditas.
Perubahan pada
komposisi frading
assets.
1
2
3
4
5
6
Indikasi Timbulnya
Kredit Macet
Penjualan meningkat
tetetapi laba
menurun.
Target penjualan tidak
tercapal bahkan
terjadi penurunan
dibanding tahun lalu.
Menurunnya jumlah
persediaan.
Terjadi selisih yang
signifikan antara
penjualan kotor
dengan penjualan
bersih..
Timbulnya bencana alam
(seperti banjir, longsor,
gempa, dll) yang
berimplikasi pada
perputaran barang hasil
produksi yang tidak lancar.
Munculnya pesaing baru
yang sejenis, sehingga
menyebabkan pangsa
pasar berkurang.
1
2
3
4
5
6
Thank
you!

More Related Content

Similar to Resiko kreditcterjadi padaxsaat pohak debitur n kreditur tidak berhati hati dalam melallkukan keputusan kredit

Materi-kredit.ppt
Materi-kredit.pptMateri-kredit.ppt
Materi-kredit.ppt
EkoPriyojadmiko
 
Kredit Bermasalah
Kredit BermasalahKredit Bermasalah
Kredit Bermasalah
Michael Agustin
 
Manajemen Kredit
Manajemen KreditManajemen Kredit
Manajemen Kredit
Syafril Djaelani,SE, MM
 
Kepastian Hukum Dalam penyelesaian kredit macet.pptx
Kepastian  Hukum Dalam penyelesaian kredit macet.pptxKepastian  Hukum Dalam penyelesaian kredit macet.pptx
Kepastian Hukum Dalam penyelesaian kredit macet.pptx
MNoorHR1
 
kamu banyak masalah kan aku juga sama si
kamu banyak masalah kan aku juga sama sikamu banyak masalah kan aku juga sama si
kamu banyak masalah kan aku juga sama si
IrawatiAlsiva
 
KREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNANKREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNAN
Propaningtyas Windardini
 
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaManajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Supardi56
 
P-5-6 Kredit.pptx
P-5-6 Kredit.pptxP-5-6 Kredit.pptx
Kredit perbankan
Kredit perbankanKredit perbankan
Kredit perbankan
putri diniyanti
 
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORING
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORINGPrinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORING
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORING
Kanaidi ken
 
Manajemen keuangan
Manajemen keuanganManajemen keuangan
Manajemen keuanganlyanez123
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
RirilMardiana
 
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islamPenyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
An Nisbah
 
Kredit Macet
Kredit MacetKredit Macet
Kredit Macet
Ismi Islamia
 
Manajemen perbankan (manajemen risiko likuiditas)
Manajemen perbankan (manajemen risiko likuiditas)Manajemen perbankan (manajemen risiko likuiditas)
Manajemen perbankan (manajemen risiko likuiditas)
mobileset
 
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditJawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Rachardy Andriyanto
 
Penilaian resiko pembiayaan mikro
Penilaian resiko pembiayaan mikroPenilaian resiko pembiayaan mikro
Penilaian resiko pembiayaan mikro
Rohman Efendi
 
BANK DAN PERKREDITAN
BANK DAN PERKREDITANBANK DAN PERKREDITAN
BANK DAN PERKREDITAN
reidjen raden
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Manajemen Resilko, Universitas Mercu Buana....
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Manajemen Resilko, Universitas Mercu Buana....BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Manajemen Resilko, Universitas Mercu Buana....
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Manajemen Resilko, Universitas Mercu Buana....
Intan Wachyuni
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
sri wahyuni
 

Similar to Resiko kreditcterjadi padaxsaat pohak debitur n kreditur tidak berhati hati dalam melallkukan keputusan kredit (20)

Materi-kredit.ppt
Materi-kredit.pptMateri-kredit.ppt
Materi-kredit.ppt
 
Kredit Bermasalah
Kredit BermasalahKredit Bermasalah
Kredit Bermasalah
 
Manajemen Kredit
Manajemen KreditManajemen Kredit
Manajemen Kredit
 
Kepastian Hukum Dalam penyelesaian kredit macet.pptx
Kepastian  Hukum Dalam penyelesaian kredit macet.pptxKepastian  Hukum Dalam penyelesaian kredit macet.pptx
Kepastian Hukum Dalam penyelesaian kredit macet.pptx
 
kamu banyak masalah kan aku juga sama si
kamu banyak masalah kan aku juga sama sikamu banyak masalah kan aku juga sama si
kamu banyak masalah kan aku juga sama si
 
KREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNANKREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNAN
 
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaManajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
 
P-5-6 Kredit.pptx
P-5-6 Kredit.pptxP-5-6 Kredit.pptx
P-5-6 Kredit.pptx
 
Kredit perbankan
Kredit perbankanKredit perbankan
Kredit perbankan
 
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORING
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORINGPrinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORING
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORING
 
Manajemen keuangan
Manajemen keuanganManajemen keuangan
Manajemen keuangan
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islamPenyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
 
Kredit Macet
Kredit MacetKredit Macet
Kredit Macet
 
Manajemen perbankan (manajemen risiko likuiditas)
Manajemen perbankan (manajemen risiko likuiditas)Manajemen perbankan (manajemen risiko likuiditas)
Manajemen perbankan (manajemen risiko likuiditas)
 
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditJawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
 
Penilaian resiko pembiayaan mikro
Penilaian resiko pembiayaan mikroPenilaian resiko pembiayaan mikro
Penilaian resiko pembiayaan mikro
 
BANK DAN PERKREDITAN
BANK DAN PERKREDITANBANK DAN PERKREDITAN
BANK DAN PERKREDITAN
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Manajemen Resilko, Universitas Mercu Buana....
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Manajemen Resilko, Universitas Mercu Buana....BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Manajemen Resilko, Universitas Mercu Buana....
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Manajemen Resilko, Universitas Mercu Buana....
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Recently uploaded

Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
dwiwahyuningsih74
 
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdekaPerangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
AchmadArifudin3
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
NurHasyim22
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
Kanaidi ken
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
SafaAgrita1
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
DenysErlanders
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Herry Prasetyo
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
TitisNindiasariAnggr
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
BAHTIARMUHAMAD
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
 
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdekaPerangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 

Resiko kreditcterjadi padaxsaat pohak debitur n kreditur tidak berhati hati dalam melallkukan keputusan kredit

  • 2. 01 OVERVIEW Risiko kredit terjadi pada saat pihak kreditur dan debitur melakukan tindakan yang tidak hati-hati dalam melakukan keputusan kredit. Ketidak hati-hatian tersebut terjadi karena berbagai faktor baik disebabkan oleh keinginan mendapatkan uang dengan cepat, serta mempergunakan uang tersebut dengan harapan mampu memberikan turnover yang maksimal, hingga karena faktor disengaja dengan alasan memperoleh komisi tersembunyi dari calon debitur. Pada bab ini kita akan membahas berbagai bentuk risiko kredit yang terjadi dan solusi yang harus dilakukan.
  • 3. Risiko kredit dari segi perspektif perbankan adalah risiko kerugian yang diderita bank, terkait dengan kemungkinan bahwa pada saal jatuh tempo, counterparty-nya gagal memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada bank. Ruang lingkup kinerja suatu lembaga memberi pengaruh besar pada input dan output yang dihasilkannya. Aktivitas input dan output tersebut memberi celah masuknya berbagai risiko, baik risiko kredit, risiko suku bunga, risiko operasional, risiko pasar, dan berbagai bentuk nisiko lainnya. Lebih jauh perusahaan dituntut untuk mampu melakukan pemetaan risiko agar bisa dipahami secara mudah. Definisi Risiko Kredit Risiko kredit merupakan bentuk ketidakmampuan suatu perusanaan, institusi, lembaga maupun pribadi dalam menyelesaikan kewajibannya secara tepat waktu baik pada saat jatuh tempo maupun sesudah jatuh tempo dan itu semua sesuai dengan aturan dan kesepakatan yang berlaku. Penafsiran risiko kredit menjadi lebih spesifik lagi pada saat dihadapkan pada bentuk bisnis yang dijalankan, seperti lembaga perbankan dan non pertiankan.
  • 4. Risiko Jangka Pendek (Short Term Risk) adalah risiko yang disebabkan karena ketidakmampuan suatu perusahaan memenuhi dan menyelesaikan kewajibannya yang bersifat jangka pendek terutama kewajiban likuiditas adalah ketidakmampuan suatu perusahaan menyelesaikan berbagai kewa- jibannya yang bersifat jangka panjang, seperti kegagalan untuk menyelesaikan utang perusahaan yang bersifat jangka panjang dan juga kemampuan untuk menyelesaikan proyek hingga tuntas. Contoh sebuah perusahaan yang telah menerbitkan obligasi namun gagal/tidak mampu membayar bunga sehingga harus menunda dan bahkan melakukan kebijakan konversi obligasi. Risiko jangka Panjang (Long Term Risk)
  • 5. Peranan Credit Risk Management (CRM) Dalam melaksanakan setiap keputusan kredit prinsip keh kehati hatian harus selalu diutamakan dengan maksud untuk selalu mendekatkan suatu kondisi yang terkontrol dan aman. Salah satu pejabat lembaga perbankan yang bertanggung jawab dalam keputusan kredit dan bagian credit risk management CRM dan relationship management dan Relationship Management(RM) Dimana dua bagian ini memiliki tanggung jawabnya masing masing. Adapun tanggung jawab pihak Credit Risk Management (CRM) meliputi: 1) Memiliki tanggung jawab utama dalam bidang mengendalikan risiko kredit 2) Memiliki tanggung jawab mengelola dan menyelesaikan kredit yang bermasalah. 3) Memiliki tanggung jawab dalam memanajemen portofolio kredit 4) Berfungsi dalam menetapkan suatu sistem ukuran penilaian (parameter scoring system) serta alat analisis yang bisa atau layak digunakan. Biasanya setiap lembaga perbankan atau lembaga simpan pinjam menerapkan sistem risiko penilaian yang berbeda-beda berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh lembaga tersebut dan mereka melaksanakannya secara bertahap (step by step) dan sistematis
  • 6. Peranan Relationship Management (RM) Adapun tanggung jawab dari pihak Relationship Management (RM) meliputi: 1)Pada saat menemukan adanya kredit yang bermasalah maka memindahkan pengelolaanya ke bagian CRM untuk diselosai- kan. 2) Pihak RM berfungsi dalam mempertanggungjawabkan kelanjutan bisnis/usaha perbankan. 3) Pihak RM saling berkordinasi dengan pihak CRM dalam memutuskan berbagai persoalan penting,
  • 7. Wewenang dan Maksimalitas Kredit Keputusan pemberian kredit baik dalam bentuk besar dan kecil juga bisa dipengaruhi dari wilayah wewenang seorang "loan officer”. Seorang direksi pada sebuah lembaga perbankan biasanya sering mendelegasikan keputusan wewenang pencairan kredit kepada para pejabat bank yang ada dilingkungannya, dan tidak terkecuali adalah para kepala kantor cabang (head of sub brand office), serta para komite kredit yang ada di suatu perbankan.Dengan begitu kita dapat memahami dengan baik bahwa wewe- nang dan maksimalitas pemberian kredit sangat dipengaruhi oleh posisi seorang pejabat perbankan dimana dia ditempatkan dan juga maksimal- itas wawasan yang dimilikinya yang kedua hal ini memberikan dan membentuk suatu manajemen yang terukur secara sistematis dalam setiap keputusan yang dilahirkan seperti besar kecilnya plafond kredit yang akan diberikan.
  • 8. Lebih dalam Mudrajat Kuncoro mengatakan "... sesuai dengan keputusan Direksi BI, No. 31/177/KRP/DIR tanggal 31 Desember 1999 telah ditetapkan bahwa batas maksimum kredit yang dapat diberikan kepada nasabah peminjam atau kelompok/grup peminjam yang tidak terkait dengan bank ditetapkan setinggi-tingginya: 30% dari modal sejak tanggal 1 Januari 2001,25% dari modal sejak selama tahun 2002, 20% dari modal sejak tanggal 1 Januari 2003. Ketentuan dipakainya 20% dari modal adalah bagian dan manajemen perbankan untuk menghindari timbulnya risiko. Pemberlakuan ini bukan tanpa alasan jika kita melihat angka penurunan persentase yang ditetapkan dari 30% kemudian menjadi 25% hingga 20%. Tentunya perubahan ini dilakukan setelah meperhitungkan berbagai situasi dan kondisi yang juga terkait dengan kasus dan kejadian yang terjadi dilapangan, seperti tingginya angka kredit macet (bad debl), serta berbagai permasalahan lainnya dalam bidang kredit. Apalagi jika kita mengetahui keuntungan perbankan paling besar dari segi kredit yahu mencapai 85%, sampal dengan 90%, maka otomatis sikap dan prinsip kehati-hatian (prudential principle) harus diterapkan secara maksimal. Selanjutnya Mudrajat Kuncoro mengatakan bahwa "Sedangkan batas maksimum kredit yang dapat diberikan kepada nasabah peminjam atau keplompok peminjam yang terkait dengan bank (yaitu pemegang saham yang memiliki 10% saham bank dari modal bank dan keluarganya, anggota dewan komisaris dan keluarganya, anggota direksi bank dan keluarganya, pejabat bank yang mempunyai fungsi eksekutif, anak perusahaan bank dengan kepemilikan bank lebih dari 25% dari modal disetor) ditetapkan setinggi-tingginya adalah sebesar 10% dari modal bank. Pelanggaran atas ketentuan-ketentuan tersebut di atas dikenakan sanksi berupa penurunan nilai dalam perhitungan tingkat kesehatan bank Ketentuan ini berlaku sejak 1 Januari 2009".
  • 9. Komite kredit merupakan mereka yang ditempatkan dan dibentuk di suatu perbankan serta bertugas secara tegas dan tepat untuk meneliti, menilal, dan merekomendasikan setiap permohonan kredit yang diajukan, terutama dalam kasus-kasus yang dianggap penting dan itu membutuhkan ukuran- ukuran keputusan yang berdasarkan prinsip kehati- hatian perbankan (the prudential principle of banking). Pengaruh Komite Kredit Terhadap Keputusan Kredit
  • 10. Tugas Komite Audit: a. Meneliti dan menilai permohonan kredit baru yang berjumlah besar. b. Meneliti dan menilai permohonan perpanjangan kredit dan alasan- alasan atas permintaan tersebut. c. Meneliti dan menilai semua kredit yang mengalami kemacetan untuk mengetahui dan menentukan sebab- sebabnya. d. Meneliti apakah semua pemberian kredit tersebut telah sesuai dengan kebijakan perkreditan bank yang bersangkutan. e. Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen kredit. f. Memeriksa konsistensi perlakuan terhadap permohonan kredit.
  • 11. Komite Kredit dalam Perspektif Risiko Kredit Risiko kredit yang selalu saja memberikan pengaruh bagi perusahaan khususnya bagi kreditur. Oleh sebab itu guna menghindari dan memperkecil risiko kredit salah satunya dengan membentuk komite kredit beserta Iimpahan tugas dah wewenang yang diberikan. Sehubungan dengan risiko kredit maka komite kredit melakukan berbagai tindakan guna menghindari timbulnya berbagai hal seperti a. Menghidari timbulnya penyaluran kredit melebihi dan plafond kredit yang disyaratkan b. Memberikan alasan dari aspek keungan dan non keuangan terhadap adanya pengajuan kredit yang melebihi plafond kredit c. Memberikan alasan dari segi positif dan negatif terhadap pengajuan-pengajuan kredit yang berada di posisi di atas plafond kredit
  • 12. Kualitas Perjanjian Kredit Mampu Meminimalisasi Risiko Salah satu cara untuk meminimalisasi risiko adalah dengan cara memperkuat perjanjian kredit, yaitu perjanjian (agreement) antara kreditur dan debitur. Karena dengan bagusnya suatu perjanjian kredit yang dibuat maka pada saat salah satu pihak dirugikan atau merasa tidak puas dapat melakukan gugatan di pengadilan dengan cara men- jadikan bukti olentik berupa segala isi yang terkandung dalam perjanjian tersebut untuk dijadikan sebagai klausula di pengadilan.Perjanjian (agreement) menurut pasal 1313 KUHPerdata adalah "Suatu perjanjian adalah sutu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih". Sedang- kan Subekti mengatakan "Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dia orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal-hal".
  • 13. Adapun pengertian kredit menurut UU No. 10 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992 yaitu, "Kredit adalah penyediaan uan perubahanan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu persetujuan atau kesepakatan pinjam- meminjam antara bank denga pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi melunas utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dari pendapat di atas kita bisa menarik satu kesimpulan bahwa perjanjian kredit adalah suatu ikatan di antara kedua belah pihak yang disetujui dan ditandatangani dimana itu selanjutnya menjadi hukum bagi kedua belah pihak dengan menyebutkan ketentuan-ketentuan yang kedua hup penjelasan hak dan kewajiban, redisun dan debitur seper jangka waktu, tinggkat suku bunga, agunan, dan sanksi-sanksi".Jika suatu perjanjian telah disetujui oleh kedua belah pihak maka itu akan berlaku sebagai undang-undang bagi mereka. Pernyataan in sebagaimana ditegaskan dalam KUHPerdata pasal 1338 ayat (1), (2) dan (3) yang berbunyi:
  • 14. Ayat (1): "Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang- undang bagi mereka yang membuatnya". Ayat (2): "Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang- undang dinyatakan cukup untuk itu". Ayat (3): "Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik". Dan lebih jauh pada pasal 1348 KUHPerdata, ditegaskan, "Semua janji yang dibuat dalam suatu perjanjian, harus diartikan dalam hubungan satu sama lain; tiap janji harus ditafsirkan dalam rangka perjanjian seluruhnya".Untuk menyatakan sah dan legalnya suatu perjanjian maka berdasarkan pasal 1320 KUHPerdata menentukan syarat-syarat untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat yaitu: a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. b. Cakap untuk membuat suatu perjanjian. c. Mengenai hal atau objek tertentu. d. Suatu sebab (causal) yang halal.
  • 15. Perjanjian yang telah ditandatangani oleh kedua pihak baik kreditur dan debitur tersebut dapat berakhir atau selesai jika kondisi dan situasi telah memenuhi atau sesuai dengan pasal 1381 KUHPerdata bahwa hapusnya atau berakhirnya perjanjian disebabkan peristiwa- peristiwa sebagai berikut a. Karena ada pembayaran b. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan atau dalam bahasa Belanda dinamakan consignatie c. Novasi atau pembaruan utang d. Kompensasi atau perjumpaan utang e. Percampuran utang f. Pembebasan utang g. Musnahnya barang yang terutang h. Pembatalan perjanjian i. Berlakunya suatu syarat batal. j. Daluwarsa atau lewatnya waktu atau verjaring.
  • 16. Perbankan sebagai kreditur dalam menyatakan kelayakan mem- berikan pinjaman dalam bentuk kredit kepada debitur memiliki tanggung jawab lebih dari pada cuma sekedar menyatakan layak saja, yaitu keputusan perbankan mewakili keputusan beberapa pihak seperti: a. Para deposan yang telah menyerahkan uangnya untuk disimpan dan dikelola oleh bank dengan penetapan perjanjian dan kesepakatan dalam bentuk hak dan kewajiban b. Amanah pembangunan Bank berfungsi sebagai agent of develop- ment (agen pembangunan) yaitu turut serta menyukseskan jalannya pembangunan dengan turut memberdayakan mereka mereka yang pembatalkan dana guna mengembangkan usaha dan berbaga keperluanya. c. Kewajiban untuk secara berkala melaporkan kinerjanya kepada bank sentral sebagai induknya perbankan, Bank sentral akan melakukan audit secara berkala untuk menilai kinerja suatu perbankan dan juga memberikan informasi kepada publik tentang kondisi dan situasi perbankan nasional d. Berkewajiban menghasilkan informasi yang jelas dan tegas serta progresif bagi komisaris perusahaan (pemilik). Oleh karena itu, untuk menghidari terjadinya kesalahan dalam pembuatan perjanjian bisanya suatu lembaga perbankan telah membuat suatu bentuk rancangan isi perjanjian yang lengkap sehingga ketika seorang nasabah datang ke suatu perbankan ia akan disodorkan rancangan isi perjanjian tersebut yang didalamnya menjelaskan secara mendalam tentang berbagai syarat- syarat.
  • 17. Sering isi perjanjian dengan berbagai syarat tersebut kadangkala tidak dikritisi lagi oleh pihak calon debitur karena mereka menganggap bahwa isi perjanjian beserta syarat tersebut adalah baik atau kadangkala juga karena rendah atau dangkalnya pengetahuan publik tentang ilmu sehubungan dengan masalah perjanjian.Oleh karena itu, dalam permasalahan yang bisa saja timbul menyangkut dengan perjanjian baku ini, Johannes Ibrahim) mengata kan bahwa "Dari keseluruhan jenis perjanjian baku ini dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri meniadakan dan membatasi kewajiban salah satu pihak, yaitu kreditur, untuk membayar ganti rugi kepada nasabah debitur adalah sebagai berikut: a. Isinya ditetapkan secara sepihak oleh kreditur yang posisinya relatiflebih kuat daripada debitur. b. Debitur sama sekali tidak ikut menentukan isi perjanjian itu. c. Terdorong oleh kebutuhan, debitur terpaksa menerima perjanjian itu d. Bentuknya tertulis. e. Dipersiapkan terlebih dahulu secara massal atau individual Karena dirasa begitu pentingnya isi suatu perjanjian maka setiap pihak yang berurusan dengan perjanjian harus melakukan ketelitian dengan mendalam dan detail.
  • 18. Setiap pihak menginginkan permasalahan bisa diselesaikan tanpa harus melibatkan pihak lain termasuk pengadilan, namun jika permasalahan atau perselisihan tidak bisa diselesaikan secara damai atau tidak ditemukannya kata sepakat maka pengadilan sebagai pihak ketiga sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, klausula-klausula perjanjian kredit dibuat dengan melihat efek-efek yang akan timbul termasuk gugatan-gugatan yang akan bisa dilakukan di kemudian hari. Namun yang harus diingat dan dipahami oleh lembaga perbankan bahwa bank dan nasabah adalah mitra bisnis yang sama-sama saling membutuhkan, yaitu nasabah membutuhkan bank yang bijaksana dalam memahami berbagai permasalahan nasabah (debitur) dan perbankan juga merupakan pihak yang membutuhkan nasabah untuk selalu setiap dan taat dalam memenuhi berbagai ketentuan perbankan. Ikatan mitra bisnis inilah yang kiranya harus selalu dikedepankan. Dan memang benar risiko selalu terjadi namun risiko selalu juga bisa dihindari jika ada suatu keterbukaan yang kuat antara kedua belah pihak. Dalam konteks lebih jauh kreditur dan debitur adalah sama-sama memiliki peran besar dalam ikut membangun bangsa dan negara.
  • 19. Risiko Kredit Bagi Investor: Mereka yang memiliki surplus finansial (investor) akan cenderung menempatkan dana ditempat- tempat yang mampu memberi kenyamanan dalam bentuk keuntungan dan keamanan, seperti tabungan (saving), deposito (time deposit), dan obligasi (bond). Permasalahan timbul pada saat dana yang ditempatkan tersebut tidak lagi memiliki tingkat keamanan seperti yang dirasakan selama ini. Kondisi ketidak amanan ini salah satunya disebabkan timbulnya kredit macet. Perbankan menerima mereka yang surplus finansial ini dengan tanggungjawab memberikan sejumlah keuntungan dalam bentuk bunga dan mengelola dana tersebut dalam bentuk kredit serta mengambil selisih keuntungan sebagai pendapatan perbankan. Contoh: Jika suku bunga deposito adalah 8% pertahun dan suku bunga kredit adalah 11,5% pertahun maka bank akan memperoleh keuntungan sebesar 3,5% pertahun sebagai bentuk keun- tungan pengelolaan dana. Gambar: Peran Perbankan sebagai mediasi Surplus Finansial (Investor) Perbankan (Mediasi) Defisit Finansial (Debitur)
  • 20. Sehingga pada saat risk credit timbul ada beberapa permasalahan yang akan dihadapi oleh pihak investor yaitu antara lain: a.Investor akan mengalami keterlambatana penerimaan keuntungan dalam bentuk bunga atau capital gain karena kondisi perbankan sedang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akibat banyaknya debitur yang tidak tepat waktu dalam membayar angsuran kreditnya. b. Bagi pemegang obligasi permasalahan menjadi lebih besar pada saat emiten (perusahaan penjual obligasi) sudah berada dalam kondisi bangkrut dan siap untuk dilikuidasi. Memang dalam konsep investasi dikenal dengan obligasi konversi, yaitu merupakan obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada hari yang telah ditetapkan, sehingga pemegang obligasi mempunyai kesem- patan untuk memperoleh capital gain. Namun obligasi konversi itu masih bisa dilakukan jika emiten yang bersangkutan dianggap masih memiliki kemampuan untuk mengkonversi pemegang obligasi ke saham, akan tetetapi pada saat kondisi sudah pailit maka itu menjadi sesuatu yang sulit sekali untuk bisa dilakukan. c. Keterlambatan penerimaan keuntungan dari setiap bunga menyebab- kan permasalahan dengan pihak eksternal seperti jika pihak pemegang obligasi dan deposito melakukan pembelian secara utang dengan asumsi pembayaran utang dilakukan dengan memperhi- tungkan tanggal jatuh tempo penerimaan bunga obligasi dan deposito. Atau pihak receivable (piutang) akan mengalami kerugian.
  • 21. Investor dalam mengamankan dananya biasanya menempatkan dalam berbagai bentuk baik dalam real investment maupun financial investment. Adapun perbedaan dan pengertian kedua bentuk investasi tersebut adalah sebagai berikut. a. Real Investment Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset berwujud, seperti tanah, mesin-mesin, pabrik, toko, gedung, rumah, kebun, dan lain-lain. b. Financial investment Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak ter- tulis, seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).Maka jika kita kita menghubungan dengan persoalan risk credit (risiko kredit) sudah jelas bahwa keputusan investasi yang berbentuk financial investment sangat memiliki keterkaitan kuat.
  • 22. Berbagai Sebab Tingginya Risiko pada Financial Investment: Dalam konteks masalah di atas maka kita dapat memberikan kesimpulan bahwa ada berbagai sebab yang bisa menyebabkan terjadinya risiko pada bidang financial investment, di antaranya adalaha. a. Berbagai keputusan yang diambil kadang kala sering tidak dilibatkannya secara utuh pihak financial investment, dan b. Berbagai informasi hanya diperoleh dalam bentuk yang tidak bersifat maksimal (sehingga keputusan yang diambil tidak memiliki tingkat keakuratan yang kuat), namun pada saat terjadi risiko telah turut menyeret pihak financial investment secara menyeluruh. Sehingga menyebabkan pihak financial investment turut akan menerima dampaknya seperti penurunan keuntungan bahkan kerugian.Mereka yang melakukan investasi pada financial investment umumnya memiliki waktu yang lebih sedikit, dibandingkan dengan mereka yang melakukan investasi pada real investment. Keputusan investasi dalam bentuk financial investment lebih pada bentuk menerima laporan keuangan yang mengambarkan kondisi dan situasi perusahaan tanpa memiliki waktu secara maksimal untuk melakukan pengecekan langsung ke tempat bisnis atau usaha dilaksanakan. Sehingga biasanya data yang masuk adalah data yang disiapkan dan diberikan oleh pihak manajemen perusahaan.
  • 23. Default Risk : Default risk merupakan risiko gagal bayar terhadap sejumlah pinjaman kredit yang telah dipinjam. Persoalan default risk sering dialami oleh para debitur pada saat debitur tersebut tidak mampu mengem- balikan pinjaman tersebut secara tepat waktu yang disebabkan oleh beberapa hal, seperti: a Kondisi makro ekonomi yang tidak stabil. Contohnya krisis moneler tahun 1997/1998, krisis subprime morgage di Amerika Serikat, kondis perang di suatu negara yang mempengaruhi negara di kawasan tersebut dan lain lain b Kerugian perusahaan yang terjadi karena faktor menurunnya angka tersebut dan lain-lain penjualan secara sistematis. c. Terjadi korupsi secara besar-besaran yang menyebabkan menurun nya nilai perusahaan di mata publik. d. Kudeta yang terjadi di negara yang bersangkutan. e. Kekisruhan yang terjadi di perusahaan tersebut baik di tingkat direksi maupun manajer serta karyawan yang meluas pada terhentinya produk dan berpengaruh pada penurunan penjualan perusahaan.
  • 24. Kebijakan dan Solusi untuk Menghindari Terjadinya Default Risk Kondisi terjadinya default risk telah menyebabkan timbulnya permasalahan baik di pihak debitur dan juga kreditur. Maka untuk menghidari timbulnya default risk ini ada beberapa tindakan yang harus dilakukan yaitu a.Bagi kreditor akan menaikkan angka jaminan pada tingkat yang benar-benar aman. b. Menghindari jaminan yang memiliki tingkat risiko, sehingga dengan menerima benda tersebut sebagal jaminan malah akan menyebabkan perusahaan akan mengalami kesulitan di kemudian hari. c. Menghindari benda jaminan yang memiliki nilai fluktuasi dipasaran.
  • 25. Pada bagian a dimana bagi kreditor melakukan kebijakan dengan menaikkan angka jaminan, telah banyak penelitian yang dilakukan oleh berbagai pihak yang memberikan pembuktian tentang ini. Ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Utoro dan Perry Warjiyo24) yang menyatakan "Konsekuensinya pada saat terjadi fluktuasi nilai aset, maka kredit dengan nilai agunan yang besar akan menghasilkan default risk yang rendah demikian sebaliknya terhadap kredit yang tidak didukung dengan nilai agunan yang tinggi maka akan menghadapi default risk yang lebih tinggi. "Bank sebagai kreditor berusaha menghindari timbulnya kredit macet, karena semakin kecil kredit macet maka semakin lancar arus kas yang berasal dari kredit yang masuk ke perbankan tersebut. Begitu juga sebaliknya bagi debitur, semakin disiplin dan tepat waktu ia mengembalikan pinjaman maka semakin baik reputasinya di mata perbankan Reputasi yang baik tersebut akan memberi pengaruh kepada debitur dalam berbagai urusan selanjutnya dengan perbankan, seperti ingin menambah/meningkatkan angka pinjaman atau memperbaharui pinjaman.
  • 26. Indikasi Timbulnya Kredit Macet Semakin lama masa perputaran piutang. Meningkatnya rasio utang (debt ratio). Menurunnya jumlah uang kas yang dimiliki debitur. Meningkatnya jumlah persediaan. Menurunnya rasio likuiditas. Perubahan pada komposisi frading assets. 1 2 3 4 5 6
  • 27. Indikasi Timbulnya Kredit Macet Penjualan meningkat tetetapi laba menurun. Target penjualan tidak tercapal bahkan terjadi penurunan dibanding tahun lalu. Menurunnya jumlah persediaan. Terjadi selisih yang signifikan antara penjualan kotor dengan penjualan bersih.. Timbulnya bencana alam (seperti banjir, longsor, gempa, dll) yang berimplikasi pada perputaran barang hasil produksi yang tidak lancar. Munculnya pesaing baru yang sejenis, sehingga menyebabkan pangsa pasar berkurang. 1 2 3 4 5 6