Dokumen tersebut membahas tentang analisis perkreditian yang mencakup pengertian kredit, tujuan dan maksud kredit, serta jenis-jenis kredit. Kredit didefinisikan sebagai pemberian uang atau tagihan yang harus dibayar kembali beserta bunga dalam jangka waktu tertentu. Tujuan analisis kredit adalah untuk meminimalkan risiko gagal bayar dengan mempertimbangkan 5C yaitu karakter, kapasitas, modal, jaminan
Prinsip CREDIT Management & Analysis _Materi Training CREDIT SCORINGKanaidi ken
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kredit, unsur-unsur, fungsi, proses pelayanan, analisis, dan jenis-jenis kredit.
2. Kredit didefinisikan sebagai penyediaan dana berdasarkan persetujuan antara bank dan pihak lain dengan kewajiban pelunasan hutang.
3. Ada empat jenis kredit utama yaitu real estate, individu, komersial dan industri, serta k
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...cekkembali dotcom
Bagaimana perlindungan hukum bagi kreditur penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential principle bank dan asas pemberian pinjaman yang sehat. Tujuan untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan hokum bagi kreditur penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential principle bank dan asas pemberian pinjaman yang sehat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kredit perbankan, termasuk proses pengajuan, analisis, persetujuan, pencairan, pengawasan, dan penyelesaian kredit.
2. Kredit bank merupakan penyediaan dana berdasarkan kesepakatan antara bank dan debitur dimana debitur harus mengembalikan dana beserta bunga.
3. Analisis kredit dilakukan menggunakan metode 6C dan 6A
Dokumen tersebut membahas tentang analisis perkreditian yang mencakup pengertian kredit, tujuan dan maksud kredit, serta jenis-jenis kredit. Kredit didefinisikan sebagai pemberian uang atau tagihan yang harus dibayar kembali beserta bunga dalam jangka waktu tertentu. Tujuan analisis kredit adalah untuk meminimalkan risiko gagal bayar dengan mempertimbangkan 5C yaitu karakter, kapasitas, modal, jaminan
Prinsip CREDIT Management & Analysis _Materi Training CREDIT SCORINGKanaidi ken
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kredit, unsur-unsur, fungsi, proses pelayanan, analisis, dan jenis-jenis kredit.
2. Kredit didefinisikan sebagai penyediaan dana berdasarkan persetujuan antara bank dan pihak lain dengan kewajiban pelunasan hutang.
3. Ada empat jenis kredit utama yaitu real estate, individu, komersial dan industri, serta k
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...cekkembali dotcom
Bagaimana perlindungan hukum bagi kreditur penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential principle bank dan asas pemberian pinjaman yang sehat. Tujuan untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan hokum bagi kreditur penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential principle bank dan asas pemberian pinjaman yang sehat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kredit perbankan, termasuk proses pengajuan, analisis, persetujuan, pencairan, pengawasan, dan penyelesaian kredit.
2. Kredit bank merupakan penyediaan dana berdasarkan kesepakatan antara bank dan debitur dimana debitur harus mengembalikan dana beserta bunga.
3. Analisis kredit dilakukan menggunakan metode 6C dan 6A
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen perbankan khususnya mengenai pengertian manajemen kredit, pengertian kredit dan pembiayaan, unsur-unsur kredit, jenis-jenis kredit berdasarkan kegunaan, tujuan, jangka waktu, jaminan, dan sektor usaha, serta perhitungan bunga kredit menggunakan metode flat rate dan sliding rate.
Dokumen tersebut membahas tentang aspek hukum kredit bermasalah. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian kredit, prinsip-prinsip pemberian kredit secara hati-hati, faktor-faktor penyebab kredit bermasalah, serta upaya-upaya penanggulangan dan penyelesaian kredit bermasalah secara non litigasi dan litigasi.
Dokumen tersebut membahas tentang kredit perbankan yang mencakup tujuan pembelajaran tentang kredit dan pembiayaan, unsur-unsur, tujuan dan fungsi kredit, prinsip-prinsip pemberian kredit, jenis kredit, perjanjian dan penyelesaian kredit macet, komponen penentuan bunga kredit, dan perhitungan metode pembebanan bunga kredit. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai klasifikasi kredit dan aspek-aspek yang perlu
Dokumen tersebut membahas tentang kredit perbankan, termasuk definisi kredit, tujuan kredit, jenis-jenis kredit, pertimbangan penyaluran dana kredit, berkas permohonan kredit, dan aspek-aspek penilaian bank dalam memberikan kredit."
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORINGKanaidi ken
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang prinsip skor kredit dan rentang skor kredit. Ia menjelaskan bahwa skor kredit dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti riwayat pembayaran, penggunaan kredit, panjang riwayat kredit, jenis kredit, dan akun baru. Skor yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan yang lebih besar bagi seseorang untuk melunasi pinjaman. Dokumen juga membahas rentang skor k
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islamAn Nisbah
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi perbankan di Indonesia mengenai penyelesaian kredit macet akibat bencana alam dari perspektif Islam. Regulasi saat ini memberikan perlakuan khusus kepada debitur korban bencana seperti penundaan pembayaran dan restrukturisasi utang, namun belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip keadilan Islam.
Manajemen risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. suatu perusahaan juga dapat terpapar terhadap risiko likuiditas jika pasar yang diikutinya mengalami penurunan likuiditas.
Jawaban Soal Ujian Tengah Semester Gasal Tahun Ajaran 2013 / 2014
Mata Kuliah : Hukum Perjanjian Kredit
Hari / Tanggal : Senin / 28 Oktober 2013
Sifat : Take Home
Dokumen tersebut membahas penilaian resiko pembiayaan mikro di BRI Syariah KCP Metro, termasuk hal-hal yang menyebabkan timbulnya resiko pembiayaan serta cara mengelola resiko tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang perkreditan bank dan proses pemberian kredit, yang mencakup: (1) pengertian kredit dan unsur-unsur pemberian kredit, (2) jenis-jenis kredit beserta prinsip-prinsipnya, dan (3) prosedur pemberian kredit serta teknik penyelesaian kredit macet.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis perusahaan penjaminan kredit daerah serta pembiayaan syariah. PPKD bertindak sebagai penjamin yang menanggung risiko kredit bagi pelaku UMKM, dengan produk seperti penjaminan kredit umum dan mikro. Pembiayaan syariah meliputi bagi hasil, sewa, dan jual beli berdasarkan prinsip syariah.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen perbankan khususnya mengenai pengertian manajemen kredit, pengertian kredit dan pembiayaan, unsur-unsur kredit, jenis-jenis kredit berdasarkan kegunaan, tujuan, jangka waktu, jaminan, dan sektor usaha, serta perhitungan bunga kredit menggunakan metode flat rate dan sliding rate.
Dokumen tersebut membahas tentang aspek hukum kredit bermasalah. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian kredit, prinsip-prinsip pemberian kredit secara hati-hati, faktor-faktor penyebab kredit bermasalah, serta upaya-upaya penanggulangan dan penyelesaian kredit bermasalah secara non litigasi dan litigasi.
Dokumen tersebut membahas tentang kredit perbankan yang mencakup tujuan pembelajaran tentang kredit dan pembiayaan, unsur-unsur, tujuan dan fungsi kredit, prinsip-prinsip pemberian kredit, jenis kredit, perjanjian dan penyelesaian kredit macet, komponen penentuan bunga kredit, dan perhitungan metode pembebanan bunga kredit. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai klasifikasi kredit dan aspek-aspek yang perlu
Dokumen tersebut membahas tentang kredit perbankan, termasuk definisi kredit, tujuan kredit, jenis-jenis kredit, pertimbangan penyaluran dana kredit, berkas permohonan kredit, dan aspek-aspek penilaian bank dalam memberikan kredit."
Prinsip CREDIT SCORING & Range _Materi Training CREDIT SCORINGKanaidi ken
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang prinsip skor kredit dan rentang skor kredit. Ia menjelaskan bahwa skor kredit dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti riwayat pembayaran, penggunaan kredit, panjang riwayat kredit, jenis kredit, dan akun baru. Skor yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan yang lebih besar bagi seseorang untuk melunasi pinjaman. Dokumen juga membahas rentang skor k
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islamAn Nisbah
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi perbankan di Indonesia mengenai penyelesaian kredit macet akibat bencana alam dari perspektif Islam. Regulasi saat ini memberikan perlakuan khusus kepada debitur korban bencana seperti penundaan pembayaran dan restrukturisasi utang, namun belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip keadilan Islam.
Manajemen risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. suatu perusahaan juga dapat terpapar terhadap risiko likuiditas jika pasar yang diikutinya mengalami penurunan likuiditas.
Jawaban Soal Ujian Tengah Semester Gasal Tahun Ajaran 2013 / 2014
Mata Kuliah : Hukum Perjanjian Kredit
Hari / Tanggal : Senin / 28 Oktober 2013
Sifat : Take Home
Dokumen tersebut membahas penilaian resiko pembiayaan mikro di BRI Syariah KCP Metro, termasuk hal-hal yang menyebabkan timbulnya resiko pembiayaan serta cara mengelola resiko tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang perkreditan bank dan proses pemberian kredit, yang mencakup: (1) pengertian kredit dan unsur-unsur pemberian kredit, (2) jenis-jenis kredit beserta prinsip-prinsipnya, dan (3) prosedur pemberian kredit serta teknik penyelesaian kredit macet.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis perusahaan penjaminan kredit daerah serta pembiayaan syariah. PPKD bertindak sebagai penjamin yang menanggung risiko kredit bagi pelaku UMKM, dengan produk seperti penjaminan kredit umum dan mikro. Pembiayaan syariah meliputi bagi hasil, sewa, dan jual beli berdasarkan prinsip syariah.
Similar to Resiko kreditcterjadi padaxsaat pohak debitur n kreditur tidak berhati hati dalam melallkukan keputusan kredit (20)
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
2. 01 OVERVIEW
Risiko kredit terjadi pada saat pihak kreditur dan debitur
melakukan tindakan yang tidak hati-hati dalam melakukan
keputusan kredit. Ketidak hati-hatian tersebut terjadi
karena berbagai faktor baik disebabkan oleh keinginan
mendapatkan uang dengan cepat, serta mempergunakan uang
tersebut dengan harapan mampu memberikan turnover yang
maksimal, hingga karena faktor disengaja dengan alasan
memperoleh komisi tersembunyi dari calon debitur. Pada bab
ini kita akan membahas berbagai bentuk risiko kredit yang
terjadi dan solusi yang harus dilakukan.
3. Risiko kredit dari segi perspektif perbankan
adalah risiko kerugian yang diderita bank,
terkait dengan kemungkinan bahwa pada saal
jatuh tempo, counterparty-nya gagal memenuhi
kewajiban-kewajibannya kepada bank. Ruang
lingkup kinerja suatu lembaga memberi
pengaruh besar pada input dan output yang
dihasilkannya. Aktivitas input dan output
tersebut memberi celah masuknya berbagai
risiko, baik risiko kredit, risiko suku
bunga, risiko operasional, risiko pasar, dan
berbagai bentuk nisiko lainnya. Lebih jauh
perusahaan dituntut untuk mampu melakukan
pemetaan risiko agar bisa dipahami secara
mudah.
Definisi Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan bentuk
ketidakmampuan suatu perusanaan,
institusi, lembaga maupun pribadi dalam
menyelesaikan kewajibannya secara tepat
waktu baik pada saat jatuh tempo maupun
sesudah jatuh tempo dan itu semua
sesuai dengan aturan dan kesepakatan
yang berlaku. Penafsiran risiko
kredit menjadi lebih spesifik lagi
pada saat dihadapkan pada bentuk
bisnis yang dijalankan, seperti
lembaga perbankan dan non
pertiankan.
4. Risiko Jangka Pendek
(Short Term Risk)
adalah risiko yang disebabkan
karena ketidakmampuan suatu
perusahaan memenuhi dan
menyelesaikan kewajibannya yang
bersifat jangka pendek terutama
kewajiban likuiditas
adalah ketidakmampuan suatu perusahaan
menyelesaikan berbagai kewa- jibannya
yang bersifat jangka panjang, seperti
kegagalan untuk menyelesaikan utang
perusahaan yang bersifat jangka
panjang dan juga kemampuan untuk
menyelesaikan proyek hingga tuntas.
Contoh sebuah perusahaan yang telah
menerbitkan obligasi namun gagal/tidak
mampu membayar bunga sehingga harus
menunda dan bahkan melakukan kebijakan
konversi obligasi.
Risiko jangka Panjang
(Long Term Risk)
5. Peranan Credit Risk Management (CRM)
Dalam melaksanakan setiap keputusan kredit prinsip keh kehati hatian harus selalu diutamakan
dengan maksud untuk selalu mendekatkan suatu kondisi yang terkontrol dan aman. Salah satu pejabat
lembaga perbankan yang bertanggung jawab dalam keputusan kredit dan bagian credit risk management
CRM dan relationship management dan Relationship Management(RM) Dimana dua bagian ini memiliki
tanggung jawabnya masing masing. Adapun tanggung jawab pihak Credit Risk Management (CRM)
meliputi:
1) Memiliki tanggung jawab utama dalam bidang mengendalikan risiko kredit
2) Memiliki tanggung jawab mengelola dan menyelesaikan kredit yang bermasalah.
3) Memiliki tanggung jawab dalam memanajemen portofolio kredit
4) Berfungsi dalam menetapkan suatu sistem ukuran penilaian (parameter scoring system) serta alat
analisis yang bisa atau layak digunakan. Biasanya setiap lembaga perbankan atau lembaga simpan
pinjam menerapkan sistem risiko penilaian yang berbeda-beda berdasarkan peraturan yang ditetapkan
oleh lembaga tersebut dan mereka melaksanakannya secara bertahap (step by step) dan sistematis
6. Peranan Relationship Management (RM)
Adapun tanggung jawab dari pihak Relationship Management (RM) meliputi:
1)Pada saat menemukan adanya kredit yang bermasalah maka memindahkan pengelolaanya ke bagian
CRM untuk diselosai- kan.
2) Pihak RM berfungsi dalam mempertanggungjawabkan kelanjutan bisnis/usaha perbankan.
3) Pihak RM saling berkordinasi dengan pihak CRM dalam memutuskan berbagai persoalan
penting,
7. Wewenang dan Maksimalitas Kredit
Keputusan pemberian kredit baik dalam bentuk besar dan kecil juga bisa dipengaruhi dari
wilayah wewenang seorang "loan officer”. Seorang direksi pada sebuah lembaga perbankan
biasanya sering mendelegasikan keputusan wewenang pencairan kredit kepada para pejabat bank
yang ada dilingkungannya, dan tidak terkecuali adalah para kepala kantor cabang (head of sub
brand office), serta para komite kredit yang ada di suatu perbankan.Dengan begitu kita dapat
memahami dengan baik bahwa wewe- nang dan maksimalitas pemberian kredit sangat dipengaruhi
oleh posisi seorang pejabat perbankan dimana dia ditempatkan dan juga maksimal- itas wawasan
yang dimilikinya yang kedua hal ini memberikan dan membentuk suatu manajemen yang terukur
secara sistematis dalam setiap keputusan yang dilahirkan seperti besar kecilnya plafond
kredit yang akan diberikan.
8. Lebih dalam Mudrajat Kuncoro mengatakan "... sesuai dengan keputusan Direksi BI, No. 31/177/KRP/DIR
tanggal 31 Desember 1999 telah ditetapkan bahwa batas maksimum kredit yang dapat diberikan kepada nasabah
peminjam atau kelompok/grup peminjam yang tidak terkait dengan bank ditetapkan setinggi-tingginya: 30%
dari modal sejak tanggal 1 Januari 2001,25% dari modal sejak selama tahun 2002, 20% dari modal sejak
tanggal 1 Januari 2003.
Ketentuan dipakainya 20% dari modal adalah bagian dan manajemen perbankan untuk menghindari timbulnya
risiko. Pemberlakuan ini bukan tanpa alasan jika kita melihat angka penurunan persentase yang ditetapkan
dari 30% kemudian menjadi 25% hingga 20%. Tentunya perubahan ini dilakukan setelah meperhitungkan
berbagai situasi dan kondisi yang juga terkait dengan kasus dan kejadian yang terjadi dilapangan, seperti
tingginya angka kredit macet (bad debl), serta berbagai permasalahan lainnya dalam bidang kredit. Apalagi
jika kita mengetahui keuntungan perbankan paling besar dari segi kredit yahu mencapai 85%, sampal dengan
90%, maka otomatis sikap dan prinsip kehati-hatian (prudential principle) harus diterapkan secara
maksimal. Selanjutnya Mudrajat Kuncoro mengatakan bahwa "Sedangkan batas maksimum kredit yang dapat
diberikan kepada nasabah peminjam atau keplompok peminjam yang terkait dengan bank (yaitu pemegang saham
yang memiliki 10% saham bank dari modal bank dan keluarganya, anggota dewan komisaris dan keluarganya,
anggota direksi bank dan keluarganya, pejabat bank yang mempunyai fungsi eksekutif, anak perusahaan bank
dengan kepemilikan bank lebih dari 25% dari modal disetor) ditetapkan setinggi-tingginya adalah sebesar
10% dari modal bank. Pelanggaran atas ketentuan-ketentuan tersebut di atas dikenakan sanksi berupa
penurunan nilai dalam perhitungan tingkat kesehatan bank Ketentuan ini berlaku sejak 1 Januari 2009".
9. Komite kredit merupakan mereka yang ditempatkan
dan dibentuk di suatu perbankan serta bertugas
secara tegas dan tepat untuk meneliti, menilal,
dan merekomendasikan setiap permohonan kredit
yang diajukan, terutama dalam kasus-kasus yang
dianggap penting dan itu membutuhkan ukuran-
ukuran keputusan yang berdasarkan prinsip kehati-
hatian perbankan (the prudential principle of
banking).
Pengaruh Komite Kredit
Terhadap Keputusan Kredit
10. Tugas Komite Audit:
a. Meneliti dan menilai permohonan kredit baru yang
berjumlah besar.
b. Meneliti dan menilai permohonan perpanjangan kredit
dan alasan- alasan atas permintaan tersebut.
c. Meneliti dan menilai semua kredit yang mengalami
kemacetan untuk mengetahui dan menentukan sebab-
sebabnya.
d. Meneliti apakah semua pemberian kredit tersebut
telah sesuai dengan kebijakan perkreditan bank yang
bersangkutan.
e. Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen kredit.
f. Memeriksa konsistensi perlakuan terhadap permohonan
kredit.
11. Komite Kredit dalam Perspektif Risiko Kredit
Risiko kredit yang selalu saja memberikan pengaruh bagi perusahaan
khususnya bagi kreditur. Oleh sebab itu guna menghindari dan
memperkecil risiko kredit salah satunya dengan membentuk komite
kredit beserta Iimpahan tugas dah wewenang yang diberikan.
Sehubungan dengan risiko kredit maka komite kredit melakukan berbagai
tindakan guna menghindari timbulnya berbagai hal seperti
a. Menghidari timbulnya penyaluran kredit melebihi dan plafond kredit
yang disyaratkan
b. Memberikan alasan dari aspek keungan dan non keuangan terhadap
adanya pengajuan kredit yang melebihi plafond kredit
c. Memberikan alasan dari segi positif dan negatif terhadap
pengajuan-pengajuan kredit yang berada di posisi di atas plafond
kredit
12. Kualitas Perjanjian Kredit Mampu Meminimalisasi Risiko
Salah satu cara untuk meminimalisasi risiko adalah dengan cara memperkuat
perjanjian kredit, yaitu perjanjian (agreement) antara kreditur dan
debitur. Karena dengan bagusnya suatu perjanjian kredit yang dibuat maka
pada saat salah satu pihak dirugikan atau merasa tidak puas dapat
melakukan gugatan di pengadilan dengan cara men- jadikan bukti olentik
berupa segala isi yang terkandung dalam perjanjian tersebut untuk
dijadikan sebagai klausula di pengadilan.Perjanjian (agreement) menurut
pasal 1313 KUHPerdata adalah "Suatu perjanjian adalah sutu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
lain atau lebih". Sedang- kan Subekti mengatakan "Suatu perjanjian adalah
suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana
dia orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal-hal".
13. Adapun pengertian kredit menurut UU No. 10 1998 tentang perubahan UU No.
7 tahun 1992 yaitu, "Kredit adalah penyediaan uan perubahanan-tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank denga pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi melunas utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
Dari pendapat di atas kita bisa menarik satu kesimpulan bahwa perjanjian
kredit adalah suatu ikatan di antara kedua belah pihak yang disetujui dan
ditandatangani dimana itu selanjutnya menjadi hukum bagi kedua belah
pihak dengan menyebutkan ketentuan-ketentuan yang kedua hup penjelasan
hak dan kewajiban, redisun dan debitur seper jangka waktu, tinggkat suku
bunga, agunan, dan sanksi-sanksi".Jika suatu perjanjian telah disetujui
oleh kedua belah pihak maka itu akan berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka. Pernyataan in sebagaimana ditegaskan dalam KUHPerdata pasal 1338
ayat (1), (2) dan (3) yang berbunyi:
14. Ayat (1): "Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya".
Ayat (2): "Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan
kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-
undang dinyatakan cukup untuk itu".
Ayat (3): "Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik". Dan
lebih jauh pada pasal 1348 KUHPerdata, ditegaskan, "Semua janji yang dibuat
dalam suatu perjanjian, harus diartikan dalam hubungan satu sama lain; tiap
janji harus ditafsirkan dalam rangka perjanjian seluruhnya".Untuk
menyatakan sah dan legalnya suatu perjanjian maka berdasarkan pasal 1320
KUHPerdata menentukan syarat-syarat untuk sahnya suatu perjanjian
diperlukan empat syarat yaitu:
a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
b. Cakap untuk membuat suatu perjanjian.
c. Mengenai hal atau objek tertentu.
d. Suatu sebab (causal) yang halal.
15. Perjanjian yang telah ditandatangani oleh kedua pihak baik kreditur dan
debitur tersebut dapat berakhir atau selesai jika kondisi dan situasi telah
memenuhi atau sesuai dengan pasal 1381 KUHPerdata bahwa hapusnya atau
berakhirnya perjanjian disebabkan peristiwa- peristiwa sebagai berikut
a. Karena ada pembayaran
b. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan
atau dalam bahasa Belanda dinamakan consignatie
c. Novasi atau pembaruan utang
d. Kompensasi atau perjumpaan utang
e. Percampuran utang
f. Pembebasan utang
g. Musnahnya barang yang terutang
h. Pembatalan perjanjian
i. Berlakunya suatu syarat batal.
j. Daluwarsa atau lewatnya waktu atau verjaring.
16. Perbankan sebagai kreditur dalam menyatakan kelayakan mem- berikan pinjaman dalam bentuk
kredit kepada debitur memiliki tanggung jawab lebih dari pada cuma sekedar menyatakan layak
saja, yaitu keputusan perbankan mewakili keputusan beberapa pihak seperti:
a. Para deposan yang telah menyerahkan uangnya untuk disimpan dan dikelola oleh bank dengan
penetapan perjanjian dan kesepakatan dalam bentuk hak dan kewajiban
b. Amanah pembangunan Bank berfungsi sebagai agent of develop- ment (agen pembangunan) yaitu
turut serta menyukseskan jalannya pembangunan dengan turut memberdayakan mereka mereka yang
pembatalkan dana guna mengembangkan usaha dan berbaga keperluanya.
c. Kewajiban untuk secara berkala melaporkan kinerjanya kepada bank sentral sebagai induknya
perbankan, Bank sentral akan melakukan audit secara berkala untuk menilai kinerja suatu
perbankan dan juga memberikan informasi kepada publik tentang kondisi dan situasi perbankan
nasional
d. Berkewajiban menghasilkan informasi yang jelas dan tegas serta progresif bagi komisaris
perusahaan (pemilik).
Oleh karena itu, untuk menghidari terjadinya kesalahan dalam pembuatan perjanjian bisanya
suatu lembaga perbankan telah membuat suatu bentuk rancangan isi perjanjian yang lengkap
sehingga ketika seorang nasabah datang ke suatu perbankan ia akan disodorkan rancangan isi
perjanjian tersebut yang didalamnya menjelaskan secara mendalam tentang berbagai syarat-
syarat.
17. Sering isi perjanjian dengan berbagai syarat tersebut kadangkala tidak dikritisi lagi oleh
pihak calon debitur karena mereka menganggap bahwa isi perjanjian beserta syarat tersebut
adalah baik atau kadangkala juga karena rendah atau dangkalnya pengetahuan publik tentang
ilmu sehubungan dengan masalah perjanjian.Oleh karena itu, dalam permasalahan yang bisa saja
timbul menyangkut dengan perjanjian baku ini, Johannes Ibrahim) mengata kan bahwa "Dari
keseluruhan jenis perjanjian baku ini dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri meniadakan dan
membatasi kewajiban salah satu pihak, yaitu kreditur, untuk membayar ganti rugi kepada
nasabah debitur adalah sebagai berikut:
a. Isinya ditetapkan secara sepihak oleh kreditur yang posisinya relatiflebih kuat daripada
debitur.
b. Debitur sama sekali tidak ikut menentukan isi perjanjian itu.
c. Terdorong oleh kebutuhan, debitur terpaksa menerima perjanjian itu
d. Bentuknya tertulis.
e. Dipersiapkan terlebih dahulu secara massal atau individual
Karena dirasa begitu pentingnya isi suatu perjanjian maka setiap pihak yang berurusan dengan
perjanjian harus melakukan ketelitian dengan mendalam dan detail.
18. Setiap pihak menginginkan permasalahan bisa diselesaikan tanpa harus melibatkan pihak
lain termasuk pengadilan, namun jika permasalahan atau perselisihan tidak bisa
diselesaikan secara damai atau tidak ditemukannya kata sepakat maka pengadilan sebagai
pihak ketiga sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, klausula-klausula perjanjian kredit
dibuat dengan melihat efek-efek yang akan timbul termasuk gugatan-gugatan yang akan bisa
dilakukan di kemudian hari.
Namun yang harus diingat dan dipahami oleh lembaga perbankan bahwa bank dan nasabah
adalah mitra bisnis yang sama-sama saling membutuhkan, yaitu nasabah membutuhkan bank
yang bijaksana dalam memahami berbagai permasalahan nasabah (debitur) dan perbankan juga
merupakan pihak yang membutuhkan nasabah untuk selalu setiap dan taat dalam memenuhi
berbagai ketentuan perbankan. Ikatan mitra bisnis inilah yang kiranya harus selalu
dikedepankan. Dan memang benar risiko selalu terjadi namun risiko selalu juga bisa
dihindari jika ada suatu keterbukaan yang kuat antara kedua belah pihak. Dalam konteks
lebih jauh kreditur dan debitur adalah sama-sama memiliki peran besar dalam ikut
membangun bangsa dan negara.
19. Risiko Kredit Bagi Investor:
Mereka yang memiliki surplus finansial (investor) akan cenderung menempatkan dana ditempat-
tempat yang mampu memberi kenyamanan dalam bentuk keuntungan dan keamanan, seperti tabungan
(saving), deposito (time deposit), dan obligasi (bond). Permasalahan timbul pada saat dana
yang ditempatkan tersebut tidak lagi memiliki tingkat keamanan seperti yang dirasakan selama
ini. Kondisi ketidak amanan ini salah satunya disebabkan timbulnya kredit macet. Perbankan
menerima mereka yang surplus finansial ini dengan tanggungjawab memberikan sejumlah
keuntungan dalam bentuk bunga dan mengelola dana tersebut dalam bentuk kredit serta mengambil
selisih keuntungan sebagai pendapatan perbankan.
Contoh: Jika suku bunga deposito adalah 8% pertahun dan suku bunga kredit adalah 11,5%
pertahun maka bank akan memperoleh keuntungan sebesar 3,5% pertahun sebagai bentuk keun-
tungan pengelolaan dana.
Gambar: Peran Perbankan sebagai mediasi
Surplus
Finansial
(Investor)
Perbankan
(Mediasi)
Defisit
Finansial
(Debitur)
20. Sehingga pada saat risk credit timbul ada beberapa permasalahan yang akan dihadapi oleh pihak
investor yaitu antara lain:
a.Investor akan mengalami keterlambatana penerimaan keuntungan dalam bentuk bunga atau
capital gain karena kondisi perbankan sedang mengalami kesulitan keuangan (financial
distress) akibat banyaknya debitur yang tidak tepat waktu dalam membayar angsuran kreditnya.
b. Bagi pemegang obligasi permasalahan menjadi lebih besar pada saat emiten (perusahaan
penjual obligasi) sudah berada dalam kondisi bangkrut dan siap untuk dilikuidasi. Memang
dalam konsep investasi dikenal dengan obligasi konversi, yaitu merupakan obligasi yang
memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah
saham perusahaan pada hari yang telah ditetapkan, sehingga pemegang obligasi mempunyai kesem-
patan untuk memperoleh capital gain. Namun obligasi konversi itu masih bisa dilakukan jika
emiten yang bersangkutan dianggap masih memiliki kemampuan untuk mengkonversi pemegang
obligasi ke saham, akan tetetapi pada saat kondisi sudah pailit maka itu menjadi sesuatu yang
sulit sekali untuk bisa dilakukan.
c. Keterlambatan penerimaan keuntungan dari setiap bunga menyebab- kan permasalahan dengan
pihak eksternal seperti jika pihak pemegang obligasi dan deposito melakukan pembelian secara
utang dengan asumsi pembayaran utang dilakukan dengan memperhi- tungkan tanggal jatuh tempo
penerimaan bunga obligasi dan deposito. Atau pihak receivable (piutang) akan mengalami
kerugian.
21. Investor dalam mengamankan dananya biasanya menempatkan dalam berbagai bentuk baik dalam
real investment maupun financial investment. Adapun perbedaan dan pengertian kedua
bentuk investasi tersebut adalah sebagai berikut.
a. Real Investment
Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset berwujud, seperti tanah,
mesin-mesin, pabrik, toko, gedung, rumah, kebun, dan lain-lain.
b. Financial investment
Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak ter- tulis, seperti saham
biasa (common stock) dan obligasi (bond).Maka jika kita kita menghubungan dengan
persoalan risk credit (risiko kredit) sudah jelas bahwa keputusan investasi yang
berbentuk financial investment sangat memiliki keterkaitan kuat.
22. Berbagai Sebab Tingginya Risiko pada Financial Investment:
Dalam konteks masalah di atas maka kita dapat memberikan kesimpulan bahwa ada berbagai sebab
yang bisa menyebabkan terjadinya risiko pada bidang financial investment, di antaranya
adalaha.
a. Berbagai keputusan yang diambil kadang kala sering tidak dilibatkannya secara utuh pihak
financial investment, dan
b. Berbagai informasi hanya diperoleh dalam bentuk yang tidak bersifat maksimal (sehingga
keputusan yang diambil tidak memiliki tingkat keakuratan yang kuat), namun pada saat terjadi
risiko telah turut menyeret pihak financial investment secara menyeluruh.
Sehingga menyebabkan pihak financial investment turut akan menerima dampaknya seperti
penurunan keuntungan bahkan kerugian.Mereka yang melakukan investasi pada financial
investment umumnya memiliki waktu yang lebih sedikit, dibandingkan dengan mereka yang
melakukan investasi pada real investment. Keputusan investasi dalam bentuk financial
investment lebih pada bentuk menerima laporan keuangan yang mengambarkan kondisi dan situasi
perusahaan tanpa memiliki waktu secara maksimal untuk melakukan pengecekan langsung ke
tempat bisnis atau usaha dilaksanakan. Sehingga biasanya data yang masuk adalah data yang
disiapkan dan diberikan oleh pihak manajemen perusahaan.
23. Default Risk :
Default risk merupakan risiko gagal bayar terhadap sejumlah pinjaman kredit yang
telah dipinjam. Persoalan default risk sering dialami oleh para debitur pada saat
debitur tersebut tidak mampu mengem- balikan pinjaman tersebut secara tepat waktu
yang disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
a Kondisi makro ekonomi yang tidak stabil. Contohnya krisis moneler tahun
1997/1998, krisis subprime morgage di Amerika Serikat, kondis perang di suatu
negara yang mempengaruhi negara di kawasan tersebut dan lain lain
b Kerugian perusahaan yang terjadi karena faktor menurunnya angka tersebut dan
lain-lain penjualan secara sistematis.
c. Terjadi korupsi secara besar-besaran yang menyebabkan menurun nya nilai
perusahaan di mata publik.
d. Kudeta yang terjadi di negara yang bersangkutan.
e. Kekisruhan yang terjadi di perusahaan tersebut baik di tingkat direksi maupun
manajer serta karyawan yang meluas pada terhentinya produk dan berpengaruh pada
penurunan penjualan perusahaan.
24. Kebijakan dan Solusi untuk Menghindari Terjadinya Default Risk
Kondisi terjadinya default risk telah menyebabkan timbulnya permasalahan baik di
pihak debitur dan juga kreditur. Maka untuk menghidari timbulnya default risk ini
ada beberapa tindakan yang harus dilakukan yaitu
a.Bagi kreditor akan menaikkan angka jaminan pada tingkat yang benar-benar aman.
b. Menghindari jaminan yang memiliki tingkat risiko, sehingga dengan menerima benda
tersebut sebagal jaminan malah akan menyebabkan perusahaan akan mengalami kesulitan
di kemudian hari.
c. Menghindari benda jaminan yang memiliki nilai fluktuasi dipasaran.
25. Pada bagian a dimana bagi kreditor melakukan kebijakan dengan menaikkan angka
jaminan, telah banyak penelitian yang dilakukan oleh berbagai pihak yang memberikan
pembuktian tentang ini. Ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Utoro dan Perry
Warjiyo24) yang menyatakan "Konsekuensinya pada saat terjadi fluktuasi nilai aset,
maka kredit dengan nilai agunan yang besar akan menghasilkan default risk yang
rendah demikian sebaliknya terhadap kredit yang tidak didukung dengan nilai agunan
yang tinggi maka akan menghadapi default risk yang lebih tinggi.
"Bank sebagai kreditor berusaha menghindari timbulnya kredit macet, karena semakin
kecil kredit macet maka semakin lancar arus kas yang berasal dari kredit yang masuk
ke perbankan tersebut. Begitu juga sebaliknya bagi debitur, semakin disiplin dan
tepat waktu ia mengembalikan pinjaman maka semakin baik reputasinya di mata
perbankan Reputasi yang baik tersebut akan memberi pengaruh kepada debitur dalam
berbagai urusan selanjutnya dengan perbankan, seperti ingin menambah/meningkatkan
angka pinjaman atau memperbaharui pinjaman.
26. Indikasi Timbulnya
Kredit Macet
Semakin lama masa
perputaran piutang.
Meningkatnya rasio
utang (debt ratio).
Menurunnya jumlah
uang kas yang
dimiliki debitur.
Meningkatnya jumlah
persediaan.
Menurunnya rasio
likuiditas.
Perubahan pada
komposisi frading
assets.
1
2
3
4
5
6
27. Indikasi Timbulnya
Kredit Macet
Penjualan meningkat
tetetapi laba
menurun.
Target penjualan tidak
tercapal bahkan
terjadi penurunan
dibanding tahun lalu.
Menurunnya jumlah
persediaan.
Terjadi selisih yang
signifikan antara
penjualan kotor
dengan penjualan
bersih..
Timbulnya bencana alam
(seperti banjir, longsor,
gempa, dll) yang
berimplikasi pada
perputaran barang hasil
produksi yang tidak lancar.
Munculnya pesaing baru
yang sejenis, sehingga
menyebabkan pangsa
pasar berkurang.
1
2
3
4
5
6