Dokumen tersebut membahas tentang registrasi dan inventarisasi koleksi museum berdasarkan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Ia menjelaskan proses pencatatan, dokumentasi, klasifikasi, dan pengelolaan koleksi museum secara terperinci untuk memastikan pelestarian benda-benda bersejarah.
materi mengenai potensi dan daya tarik wisata untuk kelas X SMK, siswa mempelajari tentang pengertian potensi dan daya tarik wisata serta karakteristik daya tarik wisata. Siswa juga diminta untuk membuat suatu perencanaan usaha daya tarik wisata sesuai daerah masing-masing.
materi power point diambil dari beberapa sumber.
materi mengenai potensi dan daya tarik wisata untuk kelas X SMK, siswa mempelajari tentang pengertian potensi dan daya tarik wisata serta karakteristik daya tarik wisata. Siswa juga diminta untuk membuat suatu perencanaan usaha daya tarik wisata sesuai daerah masing-masing.
materi power point diambil dari beberapa sumber.
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran WisatawanAde Ela Pratiwi
Menjelaskan tentang motivasi tujuan perjalanan, jenis-jenis wisatawan , karakteristik wisatawan dan pola pengeluaran wisatawan di suatu destinasi wisata
Pengertian Produk Wisata
Ciri – Ciri Produk Wisata
Produk Industri Pariwisata
USAHA PARIWISATA
Kebijakan dan Langkah-langkah Pengembangan Pariwisata Indonesia
Pada Bangunan Arsitektur Kolonial Museum Nasional yang dibangun pada abad ke-18 berada di Jakarta, Indonesia dengan gaya arsitektur Neo-Klasik yang berasal dari negara Eropa mempunyai teori-teori umum mengenai bentuk , ruang, dan tatanan terhadap bangunan.
Hal ini membuktikan bahwa sebuah bangunan yang ingin diciptakan tidak terlewati oleh perihal detail teori-teori sebuah bentuk bangunan, ruang-ruang yang berada dalam bangunan tersebut dan juga cara pentaan denah ruang yang akan digunakan nantinya dan masiih menjadi pegangan untuk para arsitek untuk merancang sebuah bangunan hingga kini.
Konservasi Arsitektur (Bangunan Kolonial Belanda di Jalan Pemuda, Depok)Ambarwatidp
Gedung YLCC (Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein) merupakan bangunan bergaya arsitektur kolonial Belada yang dibanguna sekitar abad 18 oleh Cornelis Chastelein yang diperuntukkan bagi pastor dan pembantunya yang melayani di Gereja Jemaat Masehi Depok (kini GPIB Jemaat Immanuel Depok.
Saat ini gedung YLCC berfungsi sebagai kantor yang mengkoordinasikan keduabelas marga yang dibuat oleh Cornelis untuk merawat aset-aset tanah yang bersifat kommunal bezit dan eigendom, atau milik bersama masyarakat Depok berupa tanah pemakaman, lapangan sepak bola, sekolah, rumah sakit, gedung pertemuan, tempat ibadah yang merupakan warisan Cornelis Chastelein serta merawat bukti-bukti peninggalan sejarah.
Studi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya AlamIrwan Haribudiman
Sumberdaya - segala sesuatu yg bernilai bila diproduksi, diolah & digunakan. (subyektif, tergantung pandangan individu, kemajuan teknologi & waktu).
Dalam konteks pariwisata adalah segala sesuatu, baik berupa alam maupun hasil budaya manusia yang menarik dan unik bagi wisatawan.
Sumberdaya bagi pariwisata :
Berupa kenampakan, sosial, budaya dan segala sesuatu yg bernilai ekonomis u/ diolah dalam industri pariwisata.
Sumberdaya yang dipasarkan tidak berdiri sendiri, artinya harus selalu ditunjang oleh pengelolaan, penataan, dan ditunjang fasilitas yang terkait dengan kepariwisataan.
Sumberdaya pada umumnya mempunyai fungsi ganda, jadi tidak hanya sebagai objek wisata yang dapat dilihat saja, tapi harus ada sesuatu yang dapat dikerjakan dan dibeli sebagai oleh-oleh. Ruang untuk kawasan wisata pun berfungsi ganda, seperti kawasan pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, cagar alam, konservasi dan sebagainya.
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran WisatawanAde Ela Pratiwi
Menjelaskan tentang motivasi tujuan perjalanan, jenis-jenis wisatawan , karakteristik wisatawan dan pola pengeluaran wisatawan di suatu destinasi wisata
Pengertian Produk Wisata
Ciri – Ciri Produk Wisata
Produk Industri Pariwisata
USAHA PARIWISATA
Kebijakan dan Langkah-langkah Pengembangan Pariwisata Indonesia
Pada Bangunan Arsitektur Kolonial Museum Nasional yang dibangun pada abad ke-18 berada di Jakarta, Indonesia dengan gaya arsitektur Neo-Klasik yang berasal dari negara Eropa mempunyai teori-teori umum mengenai bentuk , ruang, dan tatanan terhadap bangunan.
Hal ini membuktikan bahwa sebuah bangunan yang ingin diciptakan tidak terlewati oleh perihal detail teori-teori sebuah bentuk bangunan, ruang-ruang yang berada dalam bangunan tersebut dan juga cara pentaan denah ruang yang akan digunakan nantinya dan masiih menjadi pegangan untuk para arsitek untuk merancang sebuah bangunan hingga kini.
Konservasi Arsitektur (Bangunan Kolonial Belanda di Jalan Pemuda, Depok)Ambarwatidp
Gedung YLCC (Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein) merupakan bangunan bergaya arsitektur kolonial Belada yang dibanguna sekitar abad 18 oleh Cornelis Chastelein yang diperuntukkan bagi pastor dan pembantunya yang melayani di Gereja Jemaat Masehi Depok (kini GPIB Jemaat Immanuel Depok.
Saat ini gedung YLCC berfungsi sebagai kantor yang mengkoordinasikan keduabelas marga yang dibuat oleh Cornelis untuk merawat aset-aset tanah yang bersifat kommunal bezit dan eigendom, atau milik bersama masyarakat Depok berupa tanah pemakaman, lapangan sepak bola, sekolah, rumah sakit, gedung pertemuan, tempat ibadah yang merupakan warisan Cornelis Chastelein serta merawat bukti-bukti peninggalan sejarah.
Studi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya AlamIrwan Haribudiman
Sumberdaya - segala sesuatu yg bernilai bila diproduksi, diolah & digunakan. (subyektif, tergantung pandangan individu, kemajuan teknologi & waktu).
Dalam konteks pariwisata adalah segala sesuatu, baik berupa alam maupun hasil budaya manusia yang menarik dan unik bagi wisatawan.
Sumberdaya bagi pariwisata :
Berupa kenampakan, sosial, budaya dan segala sesuatu yg bernilai ekonomis u/ diolah dalam industri pariwisata.
Sumberdaya yang dipasarkan tidak berdiri sendiri, artinya harus selalu ditunjang oleh pengelolaan, penataan, dan ditunjang fasilitas yang terkait dengan kepariwisataan.
Sumberdaya pada umumnya mempunyai fungsi ganda, jadi tidak hanya sebagai objek wisata yang dapat dilihat saja, tapi harus ada sesuatu yang dapat dikerjakan dan dibeli sebagai oleh-oleh. Ruang untuk kawasan wisata pun berfungsi ganda, seperti kawasan pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, cagar alam, konservasi dan sebagainya.
Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini mencakup pengaturan tentang koleksi perpustakaan yang menjadi kewenangan Daerah meliputi: jenis koleksi; jumlah koleksi; pengembangan koleksi; pengolahan bahan perpustakaan; perawatan koleksi; dan pelestarian koleksi.
Peraturan Gubernur ini dibentuk dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam penyelenggaraan perpustakaan, menjamin pengelolaan dan pengembangan perpustakaan di daerah yang berkualitas, berintegritas dan berkesinambungan.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010
Tentang Cagar Budaya
• Pasal 1 ayat (16) Pendaftaran adalah upaya pencatatan benda, bangunan, struktur,
lokasi, dan/atau satuan ruang geografis untuk diusulkan sebagai Cagar Budaya
kepada pemerintah kabupaten/kota atau perwakilan Indonesia di luar negeri dan
selanjutnya dimasukkan dalam Register Nasional Cagar Budaya.
• Pasal 1 ayat (21) Pengelolaan adalah upaya terpadu untuk melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkan Cagar Budaya melalui kebijakan
pengaturan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk sebesar besarnya
kesejahteraan rakyat.
• Pasal 18 ayat (2) Museum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi
berupa benda, bangunan, dan/atau struktur yang telah ditetapkan sebagai Cagar
Budaya atau yang bukan Cagar Budaya, dan mengomunikasikannya kepada
masyarakat.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2015
Tentang Museum
• Pasal 1 ayat (1) Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi,
mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada
masyarakat.
• Pasal 1 ayat (3) Koleksi Museum yang selanjutnya disebut Koleksi adalah Benda
Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya dan/atau
Bukan Cagar Budaya yang merupakan bukti material hasil budaya dan/atau
material alam dan lingkungannya yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi, dan/atau pariwisata.
• Pasal 1 ayat (4) Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan
manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok,
atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan
kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.
• Pasal 1 ayat (9) Pengelola Museum adalah sejumlah orang yang menjalankan
kegiatan Museum.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2015
Tentang Museum
• Pasal 1 ayat (10) Registrasi adalah proses pencatatan dan pendokumentasian
Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya
atau Bukan Cagar Budaya yang telah ditetapkan menjadi Koleksi.
• Pasal 1 ayat (11) Inventarisasi adalah kegiatan pencatatan Koleksi ke dalam buku
inventaris
• Pasal 1 ayat (12) Pengelolaan Museum adalah upaya terpadu melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkan Koleksi melalui kebijakan pengaturan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat.
• Pasal 1 ayat (13) Pengkajian Museum adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan
menurut kaidah dan metode yang sistematis unutk memperoleh data, informasi,
dan keterangan bagi kepentingan pelestarian.
• Pasal 1 ayat (14) Pemanfaatan Museum adalah pendayagunaan Koleksi untuk
kepentingan sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat dengan tetap
mempertahankan kelestariannya.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2015
Tentang Museum
• Pasal 14 ayat (1) Koleksi dapat berupa :
a. benda utuh;
b. fragmen;
c. benda hasil perbanyakan atau replica;
d. specimen;
e. hasil rekonstruksi; dan/atau
f. hasil restorasi.
• Pasal 15 Pengadaan Koleksi dapat diperoleh melalui hasil penemuan, hasil
pencarian, hibah, imbalan jasa, pertukaran, pembelian, hadiah, warisan, atau
konversi.
• Pasal 16 ayat (2) Tim pengadaan Koleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertugas melakukan kajian yang meliputi aspek : a. ilmiah; b. legalitas; dan c. fisik.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2015
Tentang Museum
• Pasal 16 ayat (4) Kepala Museum membuat keputusan pengadaan Koleksi dengan
mempertimbangkan :
a. kemampuan Museum melakukan pelestarian;
b. koleksi yang diusulkan akan berguna bagi pengembangan Museum;
c. hasil kajian tim pengadaan Koleksi; dan
d. tidak bertentangan dengan etika permuseuman.
• Pasal 17 ayat (1) Kegiatan pencatatan Koleksi meliputi :
a. Registrasi yang dilakukan oleh register; dan
b. Inventarisasi yang dilakukan oleh Kurator.
• Pasal 17 ayat (2) Registrasi dan Inventarisasi merupakan dokumen Koleksi yang
menjadi satu kesatuan dengan Koleksi.
7. Penjelasan Atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2015
Tentang Museum
• Pasal 11 ayat (2) Kepala Museum mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap
seluruh proses Pengelolaan Museum sesuai dengan visi dan misi Museum. Yang
dimaksud dengan “tenaga teknis” adalah
a. Register yaitu petugas teknis yang melakukan kegiatan pencatatan dan
pendokumentasian Koleksi;
b. Kurator yaitu petugas teknis yang karena kompetensi keahliannya bertanggung
jawab dalam penglolaan Koleksi;
c. Konservator yaitu petugas teknis yang melakukan kegiatan pemeliharaan dan
perawatan Koleksi;
d. penata pameran yaitu petugas teknis yang melakukan kegiatan perancangan
dan
penataan di museum;
e. edukator yaiatu petugas teknis yang melakukan kegiatan edukasi dan
penyampaian informasi Koleksi; dan
f. hubungan masyarakat dan pemasaran yaitu petugas teknis melakukan kegiatan
komunikasi dan pemasaran program-program Museum.
8. Penjelasan Atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2015
Tentang Museum
• Pasal 16 ayat (1) Tim pengadaan Koleksi terdiri atas :
a. Kurator;
b. Register; dan
c. Konservator.
• Pasal 17 ayat (2)
Yang dimaksud dengan “Registrasi Koleksi” adalah pendokumentasian Koleksi ke
dalam buku Registrasi yang dilakukan oleh register, yang meliputi pemberian
nomor Registrasi, pembuatan foto Koleksi, dan pencatatan lalu lintas Koleksi.
Yang dimaksud dengan “Inventarisasi Koleksi” adalah pencatatan dan pengelolaan
Koleksi yang dilakukan oleh Kurator, yang meliputi pengklasifikasian Koleksi,
pemberian nomor inventaris, pencatatan pada buku inventaris, pembuatan kartu
catalog Koleksi, dan pengisian lembar kerja kuratorial.
9. Pedoman Penyelenggaraan Dan Pengelolaan Museum
Moh. Amir Sutaarga
1997/1998
Pengadaan – Pencatatan – Pengkajian – Pemanfaatan
Registrasi Koleksi :
a. Mencatat ke luar dan masuknya koleksi, baik yang dianggap calon koleksi,
maupun yang sudah dijadikan milik museum untuk dijadikan koleksi.
b. Mencatat atau mendaftar dalam buku induk registrasi semua benda yang telah
jadi koleksi museum, sebagai bagian dari seluruh inventaris milik museum
tersebut.
c. Turut melakukan pengawasan terhadap gudang koleksi studi dan tempat
penyajian. Identifikasi (identify) : adalah meneliti dan menetapkan atau
mengetahui, misal dapat diidentifikasi bentuk utuhnya.
Klasifikasi (classification) : adalah membuat pengelompokkan, dapat berdasarkan
asal pembuatan dan pertanggalan; bahan dasar; hiasan; dan sebagainya.
10. Pedoman Penyelenggaraan Dan Pengelolaan Museum
Moh. Amir Sutaarga
1997/1998
Katalogisasi :
a. Kartu katalogisasi koleksi, termasuk hasil identifikasi dan klasifikasi (nama benda;
no. inv.; deskripsi; ukuran; tempat asal; jaman; cara mendapat; tanggal
pengadaan; lokasi penyimpanan; referensi; ket. lain)
b. Penerbitan buku katalog; buku monografi dan sebagainya
11. Contoh Tabel Registrasi
No No
Inv
Nama
Benda
Jenis
Koleksi
Bahan Kondisi Asal
(dibuat.
didapat)
Ukuran (cm)
(P.L.T.Tb.D)
Lokasi
(Ruang.
No.Laci.
Vitrin)
Ket