4. Penyakit respiratorik
kronis yang paling
sering dijumpai pada
anak
2-30% populasi
Secara medis sulit
disembuhkan
Namun dapat
dikontrol sehingga
tidak mengganggu
aktivitas sehari –
hari.
ASMA
Merupakan
masalah kesehatan
yang penting
6. Konsensus Nasional Asma Anak
(KNAA)
Asma yaitu mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan
karakteristik : timbul secara episodik, cenderung pada
malam/dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktivitas
fisik, serta terdapat riwayat asma atau atopi lain pada pasien
dan/atau keluarganya
7. Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA)
2015
Penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi kronik
yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran
respiratori dengan derajat bervariasi.
Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk, wheezing, sesak
napas, dada tertekan yang timbul secara kronik dan atau
berulang, reversibel, cenderung memberat pada malam atau
dini hari, dan biasanya timbul jika ada pencetus
9. Prevalensi asma di daerah
rural (4,3%) lebih rendah
daripada di daerah urban
(6,5%) dan yang tertinggi
adalah di kota besar seperti di
Jakarta (16,4%)
Penelitian ISAAC di 56 negara :
2,1% - 32,2% pada kelompok
usia 13-14 tahun
4,1% - 32,1% pada kelompok
usia 6-7 tahun.
15. Parameter klinis,
kebutuhan obat, dan faal
paru
Asma episodik jarang Asma episodik sering Asma persisten
Frekuensi serangan < 1 x/ bulan >1x / bulan Sering
Lama serangan < 1 minggu ≥ 1 minggu Hampir sepanjang tahun,
tidak ada remisi
Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
Pemeriksaan fisik di luar
serangan
Normal Mungkin terganggu Tidak pernah normal
Obat pengendali Tidak perlu Nonsteroid/steroid
dosis rendah
Steroid hirupan / oral
Uji faal paru (diluar
serangan)
PEF/FEV1 > 80 % PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 <60 %
Asma
berdasarkan
derajat
penyakitnya
(aspek kronis)
16. Asma
berdasarkan
derajat
serangannya
(aspek akut).
Asma serangan ringan Asma serangan berat Asma serangan
ancaman henti napas
Bicara Kalimat Kata - Mengantuk
- Letargi
- Suara napas tidak
terdengar
Posisi Lebih senang duduk
daripada berbaring
Duduk bertopang
lengan
Keadaan Tidak gelisah Gelisah
RR <30 x/menit >30 x/menit
Nadi 100-120 x/menit >120 x/menit
Retraksi otot
bantu napas
Minimal Jelas
SpO2 90-95% <90%
17. Asma
berdasarkan
kekerapan
timbulnya
gejala
Derajat Kekerapan Gejala
Intermiten Episode gejala asma <6x/tahun atau jarak antar gejala ≥ 6
minggu
Persisten ringan Episode gejala asma >1x/bulan, 1x/minggu
Persisten sedang Episode gejala asma >1x/minggu, namun tidak tiap hari
Persisten berat Episode asma hampir terjadi tiap hari
19. Anamnesis
Gejala berupa batuk kering berulang, mengi , sesak napas,
rasa berat di dada dan berdahak
Gejala timbul/ memburuk terutama malam atau dini hari
Bersifat episodik dan berulang, seringkali reversibel
dengan atau tanpa pengobatan
Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
Respons terhadap pemberian bronkodilator
21. Pemeriksaan fisik
Dalam keadaan stabil tanpa gejala pada
pemeriksaan fisik biasanya tidak
ditemukan kelainan.
Batuk atau sesak
Pernapasan cepat sampai sianosis
Terdengar wheezing
Gejala alergi lain
27. Tujuan Terapi
• Menghilangkan dan mengendalikan gejala
asma, agar kualitas hidup meningkat
• Mempertahankan aktivitas normal pada
anak termasuk latihan jasmani dan
aktivitas lainnya
• Mencegah eksaserbasi akut dan
meminimalkan kunjungan ke gawat
darurat
• Mencegah terjadinya gejala asma menjadi
lebih berat.
• Mempertahankan dan meningkatkan
fungsi faal paru tetap normal
• Mengurangi efek samping obat.
• Mempertahankan tumbuh kembang anak
sesuai potensi genetiknya.
Pedoman terapi
• Penilaian monitor rutin pada asma
• Mengontrol faktor pencetus terjadinya
asma
• Farmakoterapi
• Edukasi
28.
29.
30. Tatalaksana
Jangka
Panjang
Derajat Kendali (Penilaian Klinis dalam 6-8 minggu)
Manifestasi Klinis Terkendali Penuh Terkendali
Sebagian
Tidak
Terkendali
Gejala Siang Hari Tidak pernah
(≤2 kali/minggu)
>2 kali/minggu 3 / > kriteria
terkendali
sebagian
Gejala Malam Hari Tidak ada Ada
Aktivitas Terbatas Tidak ada Ada
Pemakaian Pereda Tidak ada (≤2
kali/minggu)
>2 kali/minggu
31.
32. Kriteria
asma
terkenda
li
Tidak ada mengi atau eksaserbasi, tidak ada
gangguan kehidupan sehari-hari (misalnya tidur,
berolahraga)
Tidak ada gejala hiperresponsif jalan napas (yaitu
mengi dan batuk yang berhubungana dengan
olahraga, tertawa, dan/atau ISPA
Tidak perlu terapi β2 agonis
Skor JPAC dan atau C-ACT tercapai
Variasi harian dari PEF <20% FEV1 >80%
FEV1 >80% dari nilai yang diharapkan, kenaikan
FEV1 oleh β2 agonis <12%
34. Bronkodilato
r
Stimulasi terhadap reseptor beta adrenergik menyebabkan
perubahan ATP menjadi cyclic AMP sehingga timbul
relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan
terjadinya bronkodilatasi.
Beta adrenergik
Methyl
xantine
Pasien belum mendapat aminofilin :
dosis inisial sebesar 6-8 mg/kg
Dilanjutkan dengan dekstrose 5 % atau
garam fisiologis diberikan dalam 20-30
menit.
pasien sudah mendapat aminofilin :
dosis rumatan 0,5-1 mg/kg/jam.
Dosis maksimal adalah 16-20
36. Kortikosteroid
• Preparat oral yang dipakai adalah
prednison, triamnisolon, dengan dosis
1-2 mg/kg/hari diberikan 2-3 kali sehari
selama 3-5 hari.
• Metilrednisolon IV dengan dosis
1mg/kg diberikan tiap 4-6 jam,
• Hidrokortison IV dengan dosis 4mg/kg
tiap 4-6 jam,
• Dexametason IV dengan dosis 0,5-1
mg/kg dilanjutkan 1mg/kg/hari tiap 6-8
jam
39. Bayi dengan mengi tidak
berlanjut menjadi asma
pada masa anak dan
remajanya.
Adanya asma pada orang tua dan dermatitis
atopik pada anak dengan mengi merupakan
salah satu indikator penting untuk terjadinya
asma dikemudian hari.
Adanya dermatitis atopik
merupakan prediktor
terjadinya asma berat
40. Mengenai penyakit
Pilihan pengobatan
Identifikasi dan penghindaran alergen
Pengertian tentang kegunaan obat yang dipakai
Ketaatan dan pemantauan
Menguasai cara penggunaan obat hirup dengan benar.
41. Penutup
Asma merupakan penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi
kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran
respiratori dengan derajat bervariasi.
Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk, wheezing, sesak napas, dada
tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel,
cenderung memberat pada malam atau dini hari, dan biasanya timbul
jika ada pencetus.
Pedoman terapi asma yang terdiri dari 4 komponen, yaitu penilaian
monitor rutin pada asma, mengontrol faktor pencetus terjadinya asma,
farmakoterapi, dan edukasi.