SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Asma Pada Anak
OLEH : Alhidayatul Bidayah FS
PEMBIMBING : dr. Vita Dwi
Wijayanti, Sp.A
Pendahuluan
Penyakit respiratorik
kronis yang paling
sering dijumpai pada
anak
2-30% populasi
 Secara medis sulit
disembuhkan
 Namun dapat
dikontrol sehingga
tidak mengganggu
aktivitas sehari –
hari.
ASMA
Merupakan
masalah kesehatan
yang penting
Definisi
Konsensus Nasional Asma Anak
(KNAA)
Asma yaitu mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan
karakteristik : timbul secara episodik, cenderung pada
malam/dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktivitas
fisik, serta terdapat riwayat asma atau atopi lain pada pasien
dan/atau keluarganya
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA)
2015
Penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi kronik
yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran
respiratori dengan derajat bervariasi.
Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk, wheezing, sesak
napas, dada tertekan yang timbul secara kronik dan atau
berulang, reversibel, cenderung memberat pada malam atau
dini hari, dan biasanya timbul jika ada pencetus
Prevalensi
Prevalensi asma di daerah
rural (4,3%) lebih rendah
daripada di daerah urban
(6,5%) dan yang tertinggi
adalah di kota besar seperti di
Jakarta (16,4%)
Penelitian ISAAC di 56 negara :
 2,1% - 32,2% pada kelompok
usia 13-14 tahun
 4,1% - 32,1% pada kelompok
usia 6-7 tahun.
Faktor
Resiko
Jenis
Kelamin
Usia
Riwayat
atopi
Lingkungan
Ras
Asap rokok
Outdoor air
pollution
Infeksi
respiratorik
Patofisiologi
Klasifikasi
Asma
Derajat
penyakitnya
(aspek kronis)
Derajat
serangannya
(aspek akut).
Parameter klinis,
kebutuhan obat, dan faal
paru
Asma episodik jarang Asma episodik sering Asma persisten
Frekuensi serangan < 1 x/ bulan >1x / bulan Sering
Lama serangan < 1 minggu ≥ 1 minggu Hampir sepanjang tahun,
tidak ada remisi
Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
Pemeriksaan fisik di luar
serangan
Normal Mungkin terganggu Tidak pernah normal
Obat pengendali Tidak perlu Nonsteroid/steroid
dosis rendah
Steroid hirupan / oral
Uji faal paru (diluar
serangan)
PEF/FEV1 > 80 % PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 <60 %
Asma
berdasarkan
derajat
penyakitnya
(aspek kronis)
Asma
berdasarkan
derajat
serangannya
(aspek akut).
Asma serangan ringan Asma serangan berat Asma serangan
ancaman henti napas
Bicara Kalimat Kata - Mengantuk
- Letargi
- Suara napas tidak
terdengar
Posisi Lebih senang duduk
daripada berbaring
Duduk bertopang
lengan
Keadaan Tidak gelisah Gelisah
RR <30 x/menit >30 x/menit
Nadi 100-120 x/menit >120 x/menit
Retraksi otot
bantu napas
Minimal Jelas
SpO2 90-95% <90%
Asma
berdasarkan
kekerapan
timbulnya
gejala
Derajat Kekerapan Gejala
Intermiten Episode gejala asma <6x/tahun atau jarak antar gejala ≥ 6
minggu
Persisten ringan Episode gejala asma >1x/bulan, 1x/minggu
Persisten sedang Episode gejala asma >1x/minggu, namun tidak tiap hari
Persisten berat Episode asma hampir terjadi tiap hari
Diagnosis
Anamnesis
Gejala berupa batuk kering berulang, mengi , sesak napas,
rasa berat di dada dan berdahak
Gejala timbul/ memburuk terutama malam atau dini hari
Bersifat episodik dan berulang, seringkali reversibel
dengan atau tanpa pengobatan
Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
Respons terhadap pemberian bronkodilator
Anamnesis
Riwayat keluarga (atopi)
Riwayat alergi / atopi
Penyakit lain yang memberatkan
Perkembangan penyakit dan pengobatan
Pemeriksaan fisik
Dalam keadaan stabil tanpa gejala pada
pemeriksaan fisik biasanya tidak
ditemukan kelainan.
Batuk atau sesak
Pernapasan cepat sampai sianosis
Terdengar wheezing
Gejala alergi lain
Pemeriksaan penunjang
Spirometri
X-ray dada/thorax
Pemeriksaan Eosinofil
Diagnosis Banding
Rinosinusitis
Gastroesophageal refluk
Tuberkulosis
Infeksi respiratorik viral
Malformasi kongenital
Aspirasi benda asing
Tatalaksana
Reliever
Controler
Tujuan Terapi
• Menghilangkan dan mengendalikan gejala
asma, agar kualitas hidup meningkat
• Mempertahankan aktivitas normal pada
anak termasuk latihan jasmani dan
aktivitas lainnya
• Mencegah eksaserbasi akut dan
meminimalkan kunjungan ke gawat
darurat
• Mencegah terjadinya gejala asma menjadi
lebih berat.
• Mempertahankan dan meningkatkan
fungsi faal paru tetap normal
• Mengurangi efek samping obat.
• Mempertahankan tumbuh kembang anak
sesuai potensi genetiknya.
Pedoman terapi
• Penilaian monitor rutin pada asma
• Mengontrol faktor pencetus terjadinya
asma
• Farmakoterapi
• Edukasi
Tatalaksana
Jangka
Panjang
Derajat Kendali (Penilaian Klinis dalam 6-8 minggu)
Manifestasi Klinis Terkendali Penuh Terkendali
Sebagian
Tidak
Terkendali
Gejala Siang Hari Tidak pernah
(≤2 kali/minggu)
>2 kali/minggu 3 / > kriteria
terkendali
sebagian
Gejala Malam Hari Tidak ada Ada
Aktivitas Terbatas Tidak ada Ada
Pemakaian Pereda Tidak ada (≤2
kali/minggu)
>2 kali/minggu
Kriteria
asma
terkenda
li
 Tidak ada mengi atau eksaserbasi, tidak ada
gangguan kehidupan sehari-hari (misalnya tidur,
berolahraga)
 Tidak ada gejala hiperresponsif jalan napas (yaitu
mengi dan batuk yang berhubungana dengan
olahraga, tertawa, dan/atau ISPA
 Tidak perlu terapi β2 agonis
 Skor JPAC dan atau C-ACT tercapai
 Variasi harian dari PEF <20% FEV1 >80%
 FEV1 >80% dari nilai yang diharapkan, kenaikan
FEV1 oleh β2 agonis <12%
Obat-obat Asma
Bronkodilato
r
Stimulasi terhadap reseptor beta adrenergik menyebabkan
perubahan ATP menjadi cyclic AMP sehingga timbul
relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan
terjadinya bronkodilatasi.
Beta adrenergik
Methyl
xantine
 Pasien belum mendapat aminofilin :
dosis inisial sebesar 6-8 mg/kg
 Dilanjutkan dengan dekstrose 5 % atau
garam fisiologis diberikan dalam 20-30
menit.
 pasien sudah mendapat aminofilin :
dosis rumatan 0,5-1 mg/kg/jam.
 Dosis maksimal adalah 16-20
Antikoline
rgik
Ipratropium
Bromida
0,1 ml/kg nebul tiap 4
jam
Kortikosteroid
• Preparat oral yang dipakai adalah
prednison, triamnisolon, dengan dosis
1-2 mg/kg/hari diberikan 2-3 kali sehari
selama 3-5 hari.
• Metilrednisolon IV dengan dosis
1mg/kg diberikan tiap 4-6 jam,
• Hidrokortison IV dengan dosis 4mg/kg
tiap 4-6 jam,
• Dexametason IV dengan dosis 0,5-1
mg/kg dilanjutkan 1mg/kg/hari tiap 6-8
jam
 Bronkhitis
 Pneumotoraks
 Atelektasis
 Gagal nafas
Pencegahan
Utama :
menghindari faktor
pencetus yang
menyebabkan
terjadinya
rangsangan
terhadap saluran
respiratorik
Bayi dengan mengi tidak
berlanjut menjadi asma
pada masa anak dan
remajanya.
Adanya asma pada orang tua dan dermatitis
atopik pada anak dengan mengi merupakan
salah satu indikator penting untuk terjadinya
asma dikemudian hari.
Adanya dermatitis atopik
merupakan prediktor
terjadinya asma berat
 Mengenai penyakit
 Pilihan pengobatan
 Identifikasi dan penghindaran alergen
 Pengertian tentang kegunaan obat yang dipakai
 Ketaatan dan pemantauan
 Menguasai cara penggunaan obat hirup dengan benar.
Penutup
Asma merupakan penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi
kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran
respiratori dengan derajat bervariasi.
Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk, wheezing, sesak napas, dada
tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel,
cenderung memberat pada malam atau dini hari, dan biasanya timbul
jika ada pencetus.
Pedoman terapi asma yang terdiri dari 4 komponen, yaitu penilaian
monitor rutin pada asma, mengontrol faktor pencetus terjadinya asma,
farmakoterapi, dan edukasi.
REFRAT ASMA .pptx

More Related Content

Similar to REFRAT ASMA .pptx

konseling asma
konseling asmakonseling asma
konseling asma
witanurma
 
Diagnosis dan penatalaksanaan terkini asma pada anak
Diagnosis dan penatalaksanaan terkini asma pada anakDiagnosis dan penatalaksanaan terkini asma pada anak
Diagnosis dan penatalaksanaan terkini asma pada anak
zakiyzuhdi
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
sharklasers22
 
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptx
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptxPENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptx
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptx
VJPex
 

Similar to REFRAT ASMA .pptx (20)

konseling asma
konseling asmakonseling asma
konseling asma
 
Rds
RdsRds
Rds
 
asma update 2022 tampil(1).pptx
asma update 2022 tampil(1).pptxasma update 2022 tampil(1).pptx
asma update 2022 tampil(1).pptx
 
Diagnosis dan penatalaksanaan terkini asma pada anak
Diagnosis dan penatalaksanaan terkini asma pada anakDiagnosis dan penatalaksanaan terkini asma pada anak
Diagnosis dan penatalaksanaan terkini asma pada anak
 
PPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptxPPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptx
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAnalisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBS
 
11. Asma.ppt pada kasus kebidanan yang perlu
11. Asma.ppt pada kasus kebidanan yang perlu11. Asma.ppt pada kasus kebidanan yang perlu
11. Asma.ppt pada kasus kebidanan yang perlu
 
PPT Farmakoteraphi Ashma Kelompok 1.pptx
PPT Farmakoteraphi Ashma Kelompok 1.pptxPPT Farmakoteraphi Ashma Kelompok 1.pptx
PPT Farmakoteraphi Ashma Kelompok 1.pptx
 
Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus
 
ASMA
ASMAASMA
ASMA
 
Persentasi
PersentasiPersentasi
Persentasi
 
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannyareferat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
 
Asma 2
Asma 2Asma 2
Asma 2
 
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasiPertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
 
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptx
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptxPENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptx
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptx
 
Apnea pada neonatus
Apnea pada neonatusApnea pada neonatus
Apnea pada neonatus
 
ASMA EKSASERBASI.ppt
ASMA EKSASERBASI.pptASMA EKSASERBASI.ppt
ASMA EKSASERBASI.ppt
 
Laporan kasus ppok
Laporan kasus ppokLaporan kasus ppok
Laporan kasus ppok
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 

REFRAT ASMA .pptx

  • 2. OLEH : Alhidayatul Bidayah FS PEMBIMBING : dr. Vita Dwi Wijayanti, Sp.A
  • 4. Penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada anak 2-30% populasi  Secara medis sulit disembuhkan  Namun dapat dikontrol sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari – hari. ASMA Merupakan masalah kesehatan yang penting
  • 6. Konsensus Nasional Asma Anak (KNAA) Asma yaitu mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan karakteristik : timbul secara episodik, cenderung pada malam/dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktivitas fisik, serta terdapat riwayat asma atau atopi lain pada pasien dan/atau keluarganya
  • 7. Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2015 Penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat bervariasi. Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk, wheezing, sesak napas, dada tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel, cenderung memberat pada malam atau dini hari, dan biasanya timbul jika ada pencetus
  • 9. Prevalensi asma di daerah rural (4,3%) lebih rendah daripada di daerah urban (6,5%) dan yang tertinggi adalah di kota besar seperti di Jakarta (16,4%) Penelitian ISAAC di 56 negara :  2,1% - 32,2% pada kelompok usia 13-14 tahun  4,1% - 32,1% pada kelompok usia 6-7 tahun.
  • 12.
  • 15. Parameter klinis, kebutuhan obat, dan faal paru Asma episodik jarang Asma episodik sering Asma persisten Frekuensi serangan < 1 x/ bulan >1x / bulan Sering Lama serangan < 1 minggu ≥ 1 minggu Hampir sepanjang tahun, tidak ada remisi Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu Pemeriksaan fisik di luar serangan Normal Mungkin terganggu Tidak pernah normal Obat pengendali Tidak perlu Nonsteroid/steroid dosis rendah Steroid hirupan / oral Uji faal paru (diluar serangan) PEF/FEV1 > 80 % PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 <60 % Asma berdasarkan derajat penyakitnya (aspek kronis)
  • 16. Asma berdasarkan derajat serangannya (aspek akut). Asma serangan ringan Asma serangan berat Asma serangan ancaman henti napas Bicara Kalimat Kata - Mengantuk - Letargi - Suara napas tidak terdengar Posisi Lebih senang duduk daripada berbaring Duduk bertopang lengan Keadaan Tidak gelisah Gelisah RR <30 x/menit >30 x/menit Nadi 100-120 x/menit >120 x/menit Retraksi otot bantu napas Minimal Jelas SpO2 90-95% <90%
  • 17. Asma berdasarkan kekerapan timbulnya gejala Derajat Kekerapan Gejala Intermiten Episode gejala asma <6x/tahun atau jarak antar gejala ≥ 6 minggu Persisten ringan Episode gejala asma >1x/bulan, 1x/minggu Persisten sedang Episode gejala asma >1x/minggu, namun tidak tiap hari Persisten berat Episode asma hampir terjadi tiap hari
  • 19. Anamnesis Gejala berupa batuk kering berulang, mengi , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak Gejala timbul/ memburuk terutama malam atau dini hari Bersifat episodik dan berulang, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu Respons terhadap pemberian bronkodilator
  • 20. Anamnesis Riwayat keluarga (atopi) Riwayat alergi / atopi Penyakit lain yang memberatkan Perkembangan penyakit dan pengobatan
  • 21. Pemeriksaan fisik Dalam keadaan stabil tanpa gejala pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan. Batuk atau sesak Pernapasan cepat sampai sianosis Terdengar wheezing Gejala alergi lain
  • 23.
  • 25. Rinosinusitis Gastroesophageal refluk Tuberkulosis Infeksi respiratorik viral Malformasi kongenital Aspirasi benda asing
  • 27. Tujuan Terapi • Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma, agar kualitas hidup meningkat • Mempertahankan aktivitas normal pada anak termasuk latihan jasmani dan aktivitas lainnya • Mencegah eksaserbasi akut dan meminimalkan kunjungan ke gawat darurat • Mencegah terjadinya gejala asma menjadi lebih berat. • Mempertahankan dan meningkatkan fungsi faal paru tetap normal • Mengurangi efek samping obat. • Mempertahankan tumbuh kembang anak sesuai potensi genetiknya. Pedoman terapi • Penilaian monitor rutin pada asma • Mengontrol faktor pencetus terjadinya asma • Farmakoterapi • Edukasi
  • 28.
  • 29.
  • 30. Tatalaksana Jangka Panjang Derajat Kendali (Penilaian Klinis dalam 6-8 minggu) Manifestasi Klinis Terkendali Penuh Terkendali Sebagian Tidak Terkendali Gejala Siang Hari Tidak pernah (≤2 kali/minggu) >2 kali/minggu 3 / > kriteria terkendali sebagian Gejala Malam Hari Tidak ada Ada Aktivitas Terbatas Tidak ada Ada Pemakaian Pereda Tidak ada (≤2 kali/minggu) >2 kali/minggu
  • 31.
  • 32. Kriteria asma terkenda li  Tidak ada mengi atau eksaserbasi, tidak ada gangguan kehidupan sehari-hari (misalnya tidur, berolahraga)  Tidak ada gejala hiperresponsif jalan napas (yaitu mengi dan batuk yang berhubungana dengan olahraga, tertawa, dan/atau ISPA  Tidak perlu terapi β2 agonis  Skor JPAC dan atau C-ACT tercapai  Variasi harian dari PEF <20% FEV1 >80%  FEV1 >80% dari nilai yang diharapkan, kenaikan FEV1 oleh β2 agonis <12%
  • 34. Bronkodilato r Stimulasi terhadap reseptor beta adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya bronkodilatasi. Beta adrenergik Methyl xantine  Pasien belum mendapat aminofilin : dosis inisial sebesar 6-8 mg/kg  Dilanjutkan dengan dekstrose 5 % atau garam fisiologis diberikan dalam 20-30 menit.  pasien sudah mendapat aminofilin : dosis rumatan 0,5-1 mg/kg/jam.  Dosis maksimal adalah 16-20
  • 36. Kortikosteroid • Preparat oral yang dipakai adalah prednison, triamnisolon, dengan dosis 1-2 mg/kg/hari diberikan 2-3 kali sehari selama 3-5 hari. • Metilrednisolon IV dengan dosis 1mg/kg diberikan tiap 4-6 jam, • Hidrokortison IV dengan dosis 4mg/kg tiap 4-6 jam, • Dexametason IV dengan dosis 0,5-1 mg/kg dilanjutkan 1mg/kg/hari tiap 6-8 jam
  • 37.  Bronkhitis  Pneumotoraks  Atelektasis  Gagal nafas
  • 38. Pencegahan Utama : menghindari faktor pencetus yang menyebabkan terjadinya rangsangan terhadap saluran respiratorik
  • 39. Bayi dengan mengi tidak berlanjut menjadi asma pada masa anak dan remajanya. Adanya asma pada orang tua dan dermatitis atopik pada anak dengan mengi merupakan salah satu indikator penting untuk terjadinya asma dikemudian hari. Adanya dermatitis atopik merupakan prediktor terjadinya asma berat
  • 40.  Mengenai penyakit  Pilihan pengobatan  Identifikasi dan penghindaran alergen  Pengertian tentang kegunaan obat yang dipakai  Ketaatan dan pemantauan  Menguasai cara penggunaan obat hirup dengan benar.
  • 41. Penutup Asma merupakan penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat bervariasi. Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk, wheezing, sesak napas, dada tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel, cenderung memberat pada malam atau dini hari, dan biasanya timbul jika ada pencetus. Pedoman terapi asma yang terdiri dari 4 komponen, yaitu penilaian monitor rutin pada asma, mengontrol faktor pencetus terjadinya asma, farmakoterapi, dan edukasi.