1. Rectal injury + anaerobic
culture
St Suwarni
Pembimbing :
dr. Nurima Dyah Puji Hastuti, Sp.MK, M.Ked Klin
CASE WEEKLY REPORT
PS PDS I MIKROBIOLOGI KLINIK
FK UB / RSSA
2. Identitas pasien
Nama : Tn. DH
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Jl. Klayatan II
No Rekam Medik :11599xxx
Ruangan : HCU Brantas
MRS : 1/12/2023
3. Anamnesis
Keluhan utama
Pasien datang dengan
keluhan nyeri pada bagian
selangkangan
Riwayat penyakit
sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada
bagian selangkangan setelah kecelakaan jatuh
terduduk dari ketinggian 1m saat membetulkan
talang air 5 hari yang lalu. Pasien ingat kejadian.
Mual (-) muntah (-)Riwayat pingsan (-), muntah
(-), kejang (-)
5. Pemeriksaan fisik
Status Lokalis
Perineum :
L : edema (+) laserasi (+)
F : Tenderness (+)
RT : TSA (-) Darah bercampur feses (+) massa (-)
Kepala/Leher :
Anemis (-/-),
ikterik (-/-)
Bloody otorrhea (-
/-)
Bloody rhinorrhea
(-/-)
Thorax :
Jejas (+)
Vesikuler (+/+)
Rhonkie (-/-)
Wheezing (-/-)
Krepitasi (-)
Abdomen :
I : Jejas (-)
P : soefl
P : timpani
A : BU (+)
Ekstremitas :
Akral hangat, CRT < 2 detik,
Jejas
(-)
k/u
Tampak kesakitan
T;125/70
N:80
S:36
RR:20
SPO2:98
6. Diagnosis kerja
1. Susp. Bilateral Hematocele
2. Susp. Rectal Injury
3. Scrotal Edema
Rencana tindakan
• Pro Debridement + Drainase absces
+ sigmoidostomy
7. Laporan operasi
Tanggal operasi
• 12 Desember
2023
Tindakan operasi
• Pro
Debridement +
Drainase
absces +
sigmoidostomy
Antibiotik
• Cefazoline 2
gr(profilaksis)
9. Radiologi
• Radiografi
pelvis normal,
tidak tampak
dislokasi
maupun fraktur
tulang
5/12/2023
• Foto BOF dalam batas
normal.
9/12-2023
09/12/2023
TB paru aktif dengan suspek
tuberkuloma ⇒ relatif tetap
Bekas fraktur pada costa posterior 5
dan 6 kiri
• TB paru aktif
• Bekas fraktur
pada costa
posterior 5 dan 6
kiri
13/12/2023
10. Pemeriksaan
Mikrobiologi
NO Spesimen Kirim Selesai Gram Kultur AST
1. 23920 JARINGAN
(SCROTUM)
12/12/2023 15/11/2023 SE 1+, SR 4+, KGP 4+ cluster
intraceluller, BGN 2+ intraceluller,
BGP 2+
Escherichia coli ESBL Ampicillin sulbactam,
amoxylin/ clavulanic acid,
gentamycin, cefoperazone
sulbactam
2. 23922 JARINGAN
(ANALKIRI)
12/12/2023 15/11/2023 SE 2+, SR 4+, KGP 4+ cluster
intraceluller, BGN 2+ intraceluller,
BGP 2+
Escherichia coli ESBL Ampicillin sulbactam,
amoxylin/ clavulanic acid,
gentamycin, cefoperazone
sulbactam
3. 23924 JARINGAN
(ANAL KANAN)
12/12/2023 15/11/2023 SE -, SR 4+, KGP 4+ cluster
intraceluller, BGN 3+ intraceluller,
BGP 3+
Escherichia coli Ceftriaxon, Gentamicin, Co-
trimoxazole
4 23921 ANAEROB
(JARINGAN
SCROTUM)
12/12/2023 16/12/2023 SE 1+, SR 4+, KGP 4+ cluster
intraceluller, BGN 2+ intraceluller,
BGP 2+
Tidak ada pertumbuhan bakteri
anaerob
5 23923 ANAEROB
(JARINGAN ANAL
KIRI)
12/12/2023 16/12/2023 SE 2+, SR 4+, KGP 4+ cluster
intraceluller, BGN 2+ intraceluller,
BGP 2+
Tidak ada pertumbuhan bakteri
anaerob
7 23925 ANAEROB
(JARINGAN ANAL
KANAN)
12/12/2023 16/12/2023 SE -, SR 4+, KGP 4+ cluster
intraceluller, BGN 3+ intraceluller,
BGP 3+
Tidak ada pertumbuhan bakteri
anaerob
8. TCM sputum 13/12/2023 Rifampicin sensitif
11. Time line
•S : nyeri pada bagian
selangkanganO : k/u tampak
kesakitan
T;125/70
N:80
S:36
RR:20
SPO2:98
• O : Kepala/Leher :
Anemis (-/-), ikterik (-/-)
Bloody otorrhea (-/-)
Bloody rhinorrhea (-/-)
Thorax :
Jejas (+)
Vesikuler (+/+) Rhonkie (-/-)
Wheezing (-/-)
Krepitasi (-)
• Abdomen :
I : Jejas (-)
P : soefl
P : timpani
A : BU (+)
09/11/2023
• Ekstremitas :
Akral hangat, CRT < 2 detik,
Jejas (-)
• Status lokalis
Perineum :
L : edema (+) laserasi (+)
F : Tenderness (+)
RT : TSA (-) Darah bercampur
feses (+) massa (-)
• A : - Rectal Injury
P : Inf B Fluid 20tpm
- Inj. Ketorolac 3x30 mg iv
- Inj. Ranitidin 2x50 mg iv
- Urgent MRI Pelvic + Kontras
- Konsul TS Anestesi untuk Pain
Management
• S : nyeri pada bagian selangkangan
Berkurang
• O : KU sedang
GCS 456
TD 90/64 mmHg
N 87x/menit
RR 16x/menit
T 36,7°C
SpO2 97% on RA
• A : IDx Leader :
1. Susp. Bilateral Hematocele
2. Susp. Rectal Injury
3. Scrotal Edema
IDx Pulmo :
4. Susp. TB Paru
5. Increased of transaminase
6. Azotemia
• Inf. B-Fluid 20 tpm
- Inj. Ketorolac 3x30 mg iv
- Inj. Ranitidin 2x50 mg iv
• -PO OAT 4FDC 1x4 tab bila diagnosis
TB tegak
11/12/2023
• S : nyeri pada bagian
selangkangan Berkurang
• O : KU sedang
GCS 456
TD 112/83 mmHg
N 84x/menit
RR 20x/menit
T 36,4°C
SpO2 97% on RA
• A: Abses perianal terdrainase
spontan dt Rectal injuryP : Inf B
Fluid 20tpm
- Inj. Ketorolac 3x30 mg iv
- Inj. Ranitidin 2x50 mg iv
Pro Debridement + Drainase
absces +sigmoidostomy
12/12/2023
12/12/2023
12. +
Time line
• KU sangat lemah, GCS 456
• O : Nafas spontan, sesak (+) terpasang O2 10
lpm NRBM
RR:23x/menit SpO2: 98-99%
S: 36,0 C
TD: 113/86 mmHg N: 91x/menit
• A : Abses perianal terdrainase spontan dt
Rectal injury post debridmenent colostomy
protective
Sepsis
Hipoalbumin
• Inf B Fluid 20tpm
- Inj. Ketorolac 3x30 mg iv
- Inj. Ranitidin 2x50 mg iv
- Inj. Metocloperdine 3x10 mg I
• Inj Ampisilin sulbactam 3x1,5 mg
Inj Metronidazole 3x500 mg
- Rawat luka berkala
Tranfusi albumin + D 10
13/12/2023
• S : nyeri luka operasi, lemas.O : TD: 122/72 mmHg
N: 105 x/menit
RR: 20 x/menit
SpO2: 98% on NRBM 10 lpm
Tax: 36,6°C
GCS 456
abdomen :
Luka sigmoid terawat, terpasang drain produksi minimal
• A : Abses perianal terdrainase spontan dt Rectal injury post
debridmenent colostomy protective
Sepsis
Hipoalbumin
AKI dd ACKD
P : IVFD NS 1500 cc/24 jam
Inj Paracetamol 3x500 mg
Inj Rantidine 2x50 mg
Inj Ampisilin sulbactam 3x1,5 mg
Inj Metronidazole 3x500 mg
konsul TS IPD problem AKI
14/12/2023
• S : Sesak (+), dapat komunikasi namun
respon lambat
• O : KU: tampak sakit sedang-berat | *GCS
: 346 - 356*
TD: 115/73 mmHg | *HR : 111 bpm*
RR: 28 x/m | Tax: 36,5 °C | SaO2 99%
dengan NRBM 15 lpm
• Abses perianal post Debridement
• Fournier Gangren
• TB Paru
• Septic Condition dt Abses Perianal
Fournier gangren
• AKI stage 3 (Pre Renal Type)
Septic MODS
• Inj Ampisilin sulbactam 3x1,5 mg
Inj Metronidazole 3x500 mg
15/11/2023
16/12/2023
15. a. Bakteri aerob membutuhkan oxygen untuk hidup( tumbuh hanya pada bagian permukaan tabung)
b. Facultative anaerob tumbuh baik, saat ada oxygen (tumbuh lebih banyak pada bagian atas
tabung)
c. Obligate anaerob tumbuh hanya bila tidak ada oxygen (tumbuh pada bagian dasar tabung)
d. Aerotolerant anaerob pertumbuhan tidak dipengaruhi oleh adanya oxygen ( tumbuh disepanjang
tabung)
e. Microaerophilics tumbuh pada keadaan oxygen yang rendah (tumbuh dibawah permukaan
tabung)
Jenis Bakteri berdasarkan kebutuan oxygen
16.
17. Oxygen Detoxification
❖ Bentuk oksigen beracun perlu dinetralkan oleh sistem enzim.
❖ Superoksida dismutase
❖ Katalase
❖ Peroksidase
❖ Jika mikroba tidak menghasilkan enzim ini, pasti memiliki
kondisi anaerob.
❖ Sel-sel yang hidup di lingkungan yang mengandung oksigen
memiliki enzim superoksida dismutase dan katalase (antara
lain) yang mengubah superoksida dan peroksida menjadi
oksigen dan air.
18. Bakteri Anaerob
• Coccus Gram positif
– Peptostreptococcus
• Coccus Gram Negative
– Veillonella
• Bacill Gram Positive
– Clostridium (C.perfringens, C.tetani, C.botulinum, C.difficile)
– Propionibacterium
– Actinomyces
– Lactobacillus
– Mobiluncus
• Bacill Gram Negative
– Bacteroides fragilis, thetaiotaomicron
– Fusobacterium
– Prevotella
– Porphyromonas
• Pengamatan seperti bau busuk
• gas dalam spesimen
• perubahan warna hitam pada eksudat yang
mengandung darah
Tanda infeksi Bakteri anaerob
Sebagian besar infeksi anaerob biasanya polimikrobial,
dengan
campuran berbagai aerobik, fakultatif, dan anaerobik
Organisme.
Polimicrobial, bersama dengan pertumbuhan anaerob
yang lebih lambatsering membuat isolasi dan
identifikasi organisme yang signifikan sulit
19. Prinsip
Persiapan pengambilan spesimen sangat penting, untuk
mencegah dari kontaminasi flora normal
Pengiriman spesimen Segera dengan menggunakan
media yg sesuai
Hasil pemeriksaan Gram harus di laporkan segera
01
02
03
Inokulasi di ruang OK, lebih baik untuk recovery
mikroorganisme
04
Spesimen
collection and
transport
20. Spesimen
Spesimen collection
• Pada area infeksi
• Diambil dgn tekhnik
steril
• Jauh dari kontaminasi
• Yang terbaik adalah
Pus aspirasi dan
jaringan
• Hindari pengambilan
dengan swab
1. spesimen sangat purulent
Vortex dalam media transport
anaerob
2. Tulang atau jaringan grinda
dengan 1 ml media cair anaerob, bila
memungkinkan dilakukan dalam
anaerobic chamber
3. Spesimen swab peras dengan
0.5 ml media cair, atau ditanam
langsung (tidak disarankan)
4. Spesimen nonpurulent dalam
jumlah yang banyak centrifuge,
ambil sedimennya untuk inokulasi
dan gram
Spesimen Transport
• Transport spesimen
tergantung pada besar dan
Volume dari spesimen
• Spesimen swab atau biopsy
dalam ukuran yang kecil
harus dikirim dengan
menggunakan media
transport anaerob husus
• Bila ada penundaan, simpan
di suhu ruang
Specimen preparation
21. a. Port-A-Cul vial; untuk spesiemn cair,
spesimen di suntikan melalui septum
kedalam permukaan solid agar
b. Vial yang mengandung PRAS anaerobic
transport media dapat digunakan untuk
spesimen cair, jaringan, swab
c. Port-A-Cul transport jar tutup ulir, untuk
spesimen jaringan yang lebih besar
23. 1. Tempatkan pelat yang diinokulasi ke dalam anaerobic
jar yang berisi katalis; sistem pembangkit gas
dan anaerobic Indikator.
2. Tutup tabung, dan inkubasi pada suhu 35 hingga 37C
dalam inkubator standar.
3. Inkubasi selama 48 jam. Ini mencegah paparan
oksigen terhadap koloni yang lebih kecil.
4. Keluarkan plate dari anaerobic jar untuk
memeriksanya dan merapikannya organisme secepat
mungkin.