SlideShare a Scribd company logo
PELURUHAN
      BERTINGKAT
              Oleh :


 DESI WARTINI
 SAKMAH
 LENI BUDIARTI
PELURUHA BERTINGKAT



Hukum – hukum peluruhan bertingkat


    Kesetimbangan radioaktivitas

         Deret radioaktivitas

                                SELESAI
A. Hukum – hukum
                  peluruhan bertingkat


   Inti radioaktif tidak selalu meluruh dan
    menghasilkan inti anak yang stabil. Seringkali inti
    anak juga tidak stabil, sehingga terjadi peluruhan
    berikutnya yang juga belum tentu stabil. Setelah
    beberapa kali meluruh, akan terbentuk inti yang
    benar-benar stabil. Tahapan-tahapan peluruhan
    tersebut akan mengikuti suatu urutan yang disebut
    deret radioaktif. Peluruhan yang demikian disebut
    peluruhan bertingkat
=   HUKUM KEKEKALAN DALAM PELURUHAN
    BERTINGKAT

    1.   Hukum Kekekalan energi
              hukum kekekalan energi mungkin yang lebih penting dari
         semua hukum kekekalan. Hukum ini memberitahu                kita
         mengenai peluruhan mana yang palingmungkin terjadi dan
         memungkinkan kita menghitung eneri diam atau kinetik dari
         hasil peluruhan. Sebagai contoh, sebuah inti X hanya dapat
         meluruh menjadi sebuah inti X’ yang lebih ringan. Selain itu, ia
         memancarkan pula satu atau lebih partikel yang scara
         bersamaan kita sebut x, jika massa diam X lebih besar
         daripada masa diam total X’ + x. kelebihan energi masa ini kita
         sebut nilai Q peluruhan :

         mN (X)c² = mN (X’)c² + mN (X)c² + Q
                 Q = [mN (X) - mN (X’) - mN (X) ] c²
2.Hukum Kekekalan momentum linier
        jika inti yang meluruh pada awalnya diam , maka
  momentum total semua partikel hasil peluruhannya haruslah
  nol,
               Px’ + Px = 0
  biasanya massa partikel atau partikel-partikel x yang
  dipancarkan lebih kecil daripada massa inti sisa X’, sehingga
  momentum pental Px, menghasilkan energi kinetik Kx’ yang
  kecil
3.Hukum Kekekalan momentum sudut
       Ada dua jenis momentum sudut: momentum sudut spin s dan
 momentum sudut gerak atau orbital I. dalam kerangka diam dalam inti X,
 momentu sudut total sebelum peluruhan adalah Sx. Setelah peluruhan ,
 kita mempunyai sejumlah spin dari inti X’ dan partikel –partikel x, dan
 sejumlah momentum sudut I = r x p dari x dan X’. Dengan demikian hukum
 ini mensyaratkan bahwa :
     Sx = Sx’ + sx + Ix’ + Ix
4. Hukum Kekekalan muatan elektrik
   Hukum ini merupakan bagian mendasar dalam seluruh
  proses peluruhan dan reaksi. Hukum ini mensyaratkan
  bahwa muatan elektrik total sebelum dan setelah peluruhan
  haruslah tidak berubah atau sama besar
5. Hukum Kekekalan nomor massa
   dalam beberapa proses peluruhan kita dapat menciptakan
  beberapa partikel (poton atau elektron, misalnya) yang tidak
  hadir selamapeluruhan. Dalam beberapa proses peluruhan ,
  nomor massa A tetap tidak berubah karena baik Z maupun N
  kedua-duanya sedemikian rupa sehingga mempertahankan
  jumlah keduanya tetap.
Proses peluruhan bertingkat
      Misalkan N1 adalah inti atom radio aktif
  dengan tetapan peluruhan   1       meluruh
  menjadi inti atom baru N2 dengan tetapan
  peluruhan 2, meluruh lagi menjadi inti atom
  stabil N3. jika di analogikan dengan sutu
  generasi maka inti atom ke-1 disebut
  dengan inti atom induk, generasi ke-2
  disebut inti atom anak dan generasi ke-3
  inti atom cucu. Seperti di sajikan pada
          1
N gambar.
 1                    N2                   N3


                              2,
Pada saat awal t = 0, N1 = N10, N2 = N3 =
 0.
Setelah selang waktu dt, maka laju
 perubahan inti anak,induk dan cucu
 memenuhi :
B. KESETIMBANGAN RADIO
                      AKTIVITAS




1.   Kesetimbangan Transien (Transient Equilibrium)

        1 < 2 : umur rerata unsur induk daripada
       unsur anak luruh.
        2 <  1 : setelah waktu tertentu, unsur anak
       (daughter) akan meluruh dengan laju
       peluruhannya sendiri.
     Berpijak pada persamaan :
2. Kesetimbangan Sekuler/Permanen (Permanent or Secular
   Equilibrium)
    Berdasarkan peluruhan berturutan/ bertingkat

                                     1               1t        2t
                       N2                    N10 e        e
                             2           1
   Apabila half life (umur paro) unsur induk sangat lama, jika dibandingkan
    dengan unsur anak luruh, 1 << 2, maka persamaan di atas tereduksi
    menjadi :


                                 1                        2t
                      N2                 N10 1 e
                                 2

    Sebab : 2 - 1               - t
                      2 , dan e 1     1
    Selanjutnya waktu peluruhan, t sangat lama dibandingkan
    dengan inti anak, yaitu t >> 1/ 2,
maka e - 2t , dapat diabaikan/dihilangkan
Persamaan kesetimbangan sekuler menjadi ;
                                      1                           1
                            N2            N10 1 0                     N10
                                      2                           2

 Yang berarti jumlah N2 atau keberadaan inti anak
 konstan. Unsur anak luruh disebut dalam keadaan “
 kesetimbangan permanen/sekuler” dengan unsur induk.
     Apabila umur paro unsur anak sangat lama, maka
 jumlahnya hampir konstan, yaitu N10 = N1, sehingga :


                                 1
                       N2            N1
Kondisi “permanent or secular equilibrium”menjadi
                                 2




     1   N1   2   N2        atau           N1 / N 2   2   /   1       1   /   2
C. DERET RADIOAKTIV

Dalam proses peluruhan radioaktif, nomor massa A inti
 induk akan berubah dengan 4 satuan (peluruhan alfa) atau
 A tidak berubah (peluruhan beta). Karena itu nomor massa
 A dari isotop-isotop anggota peluruhan berantai, pasti
 meluruh dengan kelipatan 4. Dengan demikian ada empat
 deret yang mungkin dengan nomor massa A, yang dapat
 dinyatakan dengan rumus 4n, 4n + 1, 4n + 2, 4n +3,
 dengan n adalah bilangan bulat.
Masing-masing deret radioaktif diberi nama dengan inti
 induknya. Deret radioaktif 4n + 2 diberi nama deret
 uranium. Deret radioaktif 4n + 3 diberi nama deret aktinium.
 Deret 4n diberi nama deret deret Thorium dan deret 4n + 1
 diberi nama deret Neptunium.
TABEL DERET RADIOAKTIF ALAM
Anggota deret (4n+1) dengan umur
terpanjang adalah     , suatu pemancar alfa
dengan waktu paro 2 x 106 tahun. Semua
anggota deret ini diperoleh secara buatan
dengan hasil akhir yang stabil
   Deret radioaktif menggambarkan bentuk
transformasi dan masing-masing deret terdiri
dari urutan produk nuklida anak yang
semuanya dapat diturunkan dari nuklida
induk.
Keempat deret unsur radioaktif tersebut
adalah:
   1) Deret Thorium
        Deret Thorium merupakan deret yang diawali
    unsur 92Th232 (inti induk) dan diakhiri unsur 87Pb208
    sebagai unsur yang stabil, dengan melalui 7
    peluruhan α dan 5 peluruhan β. Deret ini disebut
    juga deret (4n), karena deret Thorium memiliki
    nomor massa yang dinyatakan oleh bilangan 4n,
    dengan n adalah bilangan bulat positif.
        Peluruhan 83Bi212 dapat berlangsung melalui
    pemancaran sinar alfa, kemudian pemancaran
    beta dalam urutan terbalik.
2) Deret Neptunium
      Deret Neptunium merupakan deret yang diawali
  unsur (inti induk) dan diakhiri unsur sebagai unsur yang
  stabil, dengan melalui 8 peluruhan α dan 5 peluruhan β.
  Deret ini disebut juga deret (4n+1).
3) Deret Uranium
      Deret Uranium merupakan deret yang diawali unsur
 (inti stabil) dan diakhiri unsur sebagai unsur yang stabil,
 dengan melalui 9 peluruhan α dan 7 peluruhan β. Deret ini
 disebut juga deret (4n+2).       Peluruhan   ini    dapat
 berlangsung dengan pemancaran sinar alfa kemudian beta
 atau dengan urutan yang terbalik. Tiap deret mempunyai
 deretan yang cukup panjang sampai akhirnya menjadi inti
 stabil.
   4) Deret Aktinium
         Deret Aktinium merupakan deret yang diawali
    unsur    (inti induk) dan diakhiri unsur sebagai
    unsur yang stabil, dengan melalui 9 peluruhan α
    dan 6 peluruhan β. Deret ini disebut juga deret
    (4n+3). Peluruhan      dapat berlangsung dengan
    pemancaran sinar alfa kemudian beta atau dengan
    urutan yang terbalik.
Sekian & Terima
     Kasih

More Related Content

What's hot

Struktur kristal
Struktur kristalStruktur kristal
Struktur kristal
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Reaksi inti
Reaksi intiReaksi inti
Hubungan farmasi dengan fisika 1
Hubungan farmasi dengan fisika 1Hubungan farmasi dengan fisika 1
Hubungan farmasi dengan fisika 1
Mr-Eng Deathbatthefallensevenfoldism
 
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
aufia w
 
Kromatografi SMK-SMAK Bogor
Kromatografi SMK-SMAK BogorKromatografi SMK-SMAK Bogor
Kromatografi SMK-SMAK Bogor
DeviPurnama
 
Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)
UIN Alauddin Makassar
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
noerarifinyusuf
 
Laporan korosi besi
Laporan korosi besiLaporan korosi besi
Laporan korosi besi
Joni Rahman
 
Spektroskopi (pendahuluan)
Spektroskopi (pendahuluan)Spektroskopi (pendahuluan)
Spektroskopi (pendahuluan)
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visWidya Wirandika
 
Analisis spektrometri
Analisis spektrometriAnalisis spektrometri
Analisis spektrometriNozha Diszha
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4
Nanda Reda
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
Dwi Atika Atika
 
Percobaan 1 pengamatan-ilmiah
Percobaan 1 pengamatan-ilmiahPercobaan 1 pengamatan-ilmiah
Percobaan 1 pengamatan-ilmiah
Friska Yunita Lumban Tobing
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
Sirod Judin
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
fikar zul
 

What's hot (20)

Struktur kristal
Struktur kristalStruktur kristal
Struktur kristal
 
Reaksi inti
Reaksi intiReaksi inti
Reaksi inti
 
Hubungan farmasi dengan fisika 1
Hubungan farmasi dengan fisika 1Hubungan farmasi dengan fisika 1
Hubungan farmasi dengan fisika 1
 
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
 
Kromatografi SMK-SMAK Bogor
Kromatografi SMK-SMAK BogorKromatografi SMK-SMAK Bogor
Kromatografi SMK-SMAK Bogor
 
Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
 
Laporan korosi besi
Laporan korosi besiLaporan korosi besi
Laporan korosi besi
 
Reaksi eliminasi
Reaksi eliminasiReaksi eliminasi
Reaksi eliminasi
 
Spektroskopi (pendahuluan)
Spektroskopi (pendahuluan)Spektroskopi (pendahuluan)
Spektroskopi (pendahuluan)
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Analisis spektrometri
Analisis spektrometriAnalisis spektrometri
Analisis spektrometri
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 
Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Percobaan 1 pengamatan-ilmiah
Percobaan 1 pengamatan-ilmiahPercobaan 1 pengamatan-ilmiah
Percobaan 1 pengamatan-ilmiah
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
 

Viewers also liked

Makalah radiokimi1
Makalah radiokimi1Makalah radiokimi1
Makalah radiokimi1
peggi rivia mahesa
 
Hakekat sains prof. djukri (1)
Hakekat  sains prof. djukri  (1)Hakekat  sains prof. djukri  (1)
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi intiP 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi intiyusbarina
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiasanradamanik
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
farid miftah
 
P 8 penggunaan radioisotop
P 8 penggunaan radioisotopP 8 penggunaan radioisotop
P 8 penggunaan radioisotop
yusbarina
 
Kimia inti dan radioaktif
Kimia inti dan radioaktifKimia inti dan radioaktif
Kimia inti dan radioaktif
Junando Gan Pandiangan
 
Kimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimiaKimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimia
yunita97544748
 
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktifKimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
farid miftah
 
Kimia radioaktif yang buat diprint
Kimia radioaktif yang buat diprintKimia radioaktif yang buat diprint
Kimia radioaktif yang buat diprint
sartikot
 
KESELAMATAN KERJA
KESELAMATAN KERJAKESELAMATAN KERJA
KESELAMATAN KERJA
Nesha Mutiara
 
Kimia inti-dan-radiokimia
Kimia inti-dan-radiokimiaKimia inti-dan-radiokimia
Kimia inti-dan-radiokimia
trisucihandayani
 
Susunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat IntiSusunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat Inti
Fita Permata
 

Viewers also liked (14)

Makalah radiokimi1
Makalah radiokimi1Makalah radiokimi1
Makalah radiokimi1
 
Hakekat sains prof. djukri (1)
Hakekat  sains prof. djukri  (1)Hakekat  sains prof. djukri  (1)
Hakekat sains prof. djukri (1)
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi intiP 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
 
P 8 penggunaan radioisotop
P 8 penggunaan radioisotopP 8 penggunaan radioisotop
P 8 penggunaan radioisotop
 
Kimia inti dan radioaktif
Kimia inti dan radioaktifKimia inti dan radioaktif
Kimia inti dan radioaktif
 
Kimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimiaKimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimia
 
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktifKimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
 
Kimia radioaktif yang buat diprint
Kimia radioaktif yang buat diprintKimia radioaktif yang buat diprint
Kimia radioaktif yang buat diprint
 
KESELAMATAN KERJA
KESELAMATAN KERJAKESELAMATAN KERJA
KESELAMATAN KERJA
 
Kimia inti-dan-radiokimia
Kimia inti-dan-radiokimiaKimia inti-dan-radiokimia
Kimia inti-dan-radiokimia
 
Susunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat IntiSusunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat Inti
 

Similar to Radioaktivitas

Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
FKIP UHO
 
2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx
2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx
2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx
Nurhadyati
 
Kesetimbangan radioaktif riska
Kesetimbangan radioaktif riskaKesetimbangan radioaktif riska
Kesetimbangan radioaktif riska
riska fatimah
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
FKIP UHO
 
Kimia inti
Kimia intiKimia inti
Kimia inti
Dwi Septiani
 
Attachments 2012 01_5
Attachments 2012 01_5Attachments 2012 01_5
Attachments 2012 01_5ianrizki
 
ラジオエクチフ | Radioactive | Radioaktif
ラジオエクチフ | Radioactive | Radioaktifラジオエクチフ | Radioactive | Radioaktif
ラジオエクチフ | Radioactive | Radioaktif
デーテル からぎまる
 
Fisika Inti.pptx
Fisika Inti.pptxFisika Inti.pptx
Fisika Inti.pptx
RudyWinarno
 
Fisika inti
Fisika intiFisika inti
Fisika inti
Ahmad Ilhami
 
Fisika Reaktor Nuklir
Fisika Reaktor NuklirFisika Reaktor Nuklir
Fisika Reaktor Nuklir
Topan Setiadipura
 
Transformasi nuklir
Transformasi nuklirTransformasi nuklir
Transformasi nuklir
SMA Negeri 9 KERINCI
 
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptxKULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
C21AmaliaRamadhani
 
kimia radiaoktif
kimia radiaoktifkimia radiaoktif
kimia radiaoktif
Teguh Pras
 
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptxKULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
RiyanUge
 
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfmicrosoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
RanycoTondang
 
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMAFisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
Andrye Pangestu
 

Similar to Radioaktivitas (20)

Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx
2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx
2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx
 
Kesetimbangan radioaktif riska
Kesetimbangan radioaktif riskaKesetimbangan radioaktif riska
Kesetimbangan radioaktif riska
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Unsur radioaktif1
Unsur radioaktif1Unsur radioaktif1
Unsur radioaktif1
 
Kimia inti
Kimia intiKimia inti
Kimia inti
 
Attachments 2012 01_5
Attachments 2012 01_5Attachments 2012 01_5
Attachments 2012 01_5
 
ラジオエクチフ | Radioactive | Radioaktif
ラジオエクチフ | Radioactive | Radioaktifラジオエクチフ | Radioactive | Radioaktif
ラジオエクチフ | Radioactive | Radioaktif
 
Fisika Inti.pptx
Fisika Inti.pptxFisika Inti.pptx
Fisika Inti.pptx
 
Fisika inti
Fisika intiFisika inti
Fisika inti
 
Fisika Reaktor Nuklir
Fisika Reaktor NuklirFisika Reaktor Nuklir
Fisika Reaktor Nuklir
 
Reaksi Inti (Makalah Fisika)
Reaksi Inti (Makalah Fisika)Reaksi Inti (Makalah Fisika)
Reaksi Inti (Makalah Fisika)
 
Transformasi nuklir
Transformasi nuklirTransformasi nuklir
Transformasi nuklir
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptxKULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
 
kimia radiaoktif
kimia radiaoktifkimia radiaoktif
kimia radiaoktif
 
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptxKULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
 
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfmicrosoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
 
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMAFisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
 

Radioaktivitas

  • 1.
  • 2. PELURUHAN BERTINGKAT Oleh :  DESI WARTINI  SAKMAH  LENI BUDIARTI
  • 3. PELURUHA BERTINGKAT Hukum – hukum peluruhan bertingkat Kesetimbangan radioaktivitas Deret radioaktivitas SELESAI
  • 4. A. Hukum – hukum peluruhan bertingkat  Inti radioaktif tidak selalu meluruh dan menghasilkan inti anak yang stabil. Seringkali inti anak juga tidak stabil, sehingga terjadi peluruhan berikutnya yang juga belum tentu stabil. Setelah beberapa kali meluruh, akan terbentuk inti yang benar-benar stabil. Tahapan-tahapan peluruhan tersebut akan mengikuti suatu urutan yang disebut deret radioaktif. Peluruhan yang demikian disebut peluruhan bertingkat
  • 5. = HUKUM KEKEKALAN DALAM PELURUHAN BERTINGKAT 1. Hukum Kekekalan energi hukum kekekalan energi mungkin yang lebih penting dari semua hukum kekekalan. Hukum ini memberitahu kita mengenai peluruhan mana yang palingmungkin terjadi dan memungkinkan kita menghitung eneri diam atau kinetik dari hasil peluruhan. Sebagai contoh, sebuah inti X hanya dapat meluruh menjadi sebuah inti X’ yang lebih ringan. Selain itu, ia memancarkan pula satu atau lebih partikel yang scara bersamaan kita sebut x, jika massa diam X lebih besar daripada masa diam total X’ + x. kelebihan energi masa ini kita sebut nilai Q peluruhan : mN (X)c² = mN (X’)c² + mN (X)c² + Q Q = [mN (X) - mN (X’) - mN (X) ] c²
  • 6. 2.Hukum Kekekalan momentum linier jika inti yang meluruh pada awalnya diam , maka momentum total semua partikel hasil peluruhannya haruslah nol, Px’ + Px = 0 biasanya massa partikel atau partikel-partikel x yang dipancarkan lebih kecil daripada massa inti sisa X’, sehingga momentum pental Px, menghasilkan energi kinetik Kx’ yang kecil 3.Hukum Kekekalan momentum sudut Ada dua jenis momentum sudut: momentum sudut spin s dan momentum sudut gerak atau orbital I. dalam kerangka diam dalam inti X, momentu sudut total sebelum peluruhan adalah Sx. Setelah peluruhan , kita mempunyai sejumlah spin dari inti X’ dan partikel –partikel x, dan sejumlah momentum sudut I = r x p dari x dan X’. Dengan demikian hukum ini mensyaratkan bahwa : Sx = Sx’ + sx + Ix’ + Ix
  • 7. 4. Hukum Kekekalan muatan elektrik Hukum ini merupakan bagian mendasar dalam seluruh proses peluruhan dan reaksi. Hukum ini mensyaratkan bahwa muatan elektrik total sebelum dan setelah peluruhan haruslah tidak berubah atau sama besar 5. Hukum Kekekalan nomor massa dalam beberapa proses peluruhan kita dapat menciptakan beberapa partikel (poton atau elektron, misalnya) yang tidak hadir selamapeluruhan. Dalam beberapa proses peluruhan , nomor massa A tetap tidak berubah karena baik Z maupun N kedua-duanya sedemikian rupa sehingga mempertahankan jumlah keduanya tetap.
  • 8. Proses peluruhan bertingkat Misalkan N1 adalah inti atom radio aktif dengan tetapan peluruhan 1 meluruh menjadi inti atom baru N2 dengan tetapan peluruhan 2, meluruh lagi menjadi inti atom stabil N3. jika di analogikan dengan sutu generasi maka inti atom ke-1 disebut dengan inti atom induk, generasi ke-2 disebut inti atom anak dan generasi ke-3 inti atom cucu. Seperti di sajikan pada 1 N gambar. 1 N2 N3 2,
  • 9. Pada saat awal t = 0, N1 = N10, N2 = N3 = 0. Setelah selang waktu dt, maka laju perubahan inti anak,induk dan cucu memenuhi :
  • 10. B. KESETIMBANGAN RADIO AKTIVITAS 1. Kesetimbangan Transien (Transient Equilibrium)  1 < 2 : umur rerata unsur induk daripada unsur anak luruh.  2 < 1 : setelah waktu tertentu, unsur anak (daughter) akan meluruh dengan laju peluruhannya sendiri. Berpijak pada persamaan :
  • 11. 2. Kesetimbangan Sekuler/Permanen (Permanent or Secular Equilibrium) Berdasarkan peluruhan berturutan/ bertingkat 1 1t 2t N2 N10 e e 2 1  Apabila half life (umur paro) unsur induk sangat lama, jika dibandingkan dengan unsur anak luruh, 1 << 2, maka persamaan di atas tereduksi menjadi : 1 2t N2 N10 1 e 2 Sebab : 2 - 1 - t  2 , dan e 1 1 Selanjutnya waktu peluruhan, t sangat lama dibandingkan dengan inti anak, yaitu t >> 1/ 2,
  • 12. maka e - 2t , dapat diabaikan/dihilangkan Persamaan kesetimbangan sekuler menjadi ; 1 1 N2 N10 1 0 N10 2 2 Yang berarti jumlah N2 atau keberadaan inti anak konstan. Unsur anak luruh disebut dalam keadaan “ kesetimbangan permanen/sekuler” dengan unsur induk. Apabila umur paro unsur anak sangat lama, maka jumlahnya hampir konstan, yaitu N10 = N1, sehingga : 1 N2 N1 Kondisi “permanent or secular equilibrium”menjadi 2 1 N1 2 N2 atau N1 / N 2 2 / 1 1 / 2
  • 13. C. DERET RADIOAKTIV Dalam proses peluruhan radioaktif, nomor massa A inti induk akan berubah dengan 4 satuan (peluruhan alfa) atau A tidak berubah (peluruhan beta). Karena itu nomor massa A dari isotop-isotop anggota peluruhan berantai, pasti meluruh dengan kelipatan 4. Dengan demikian ada empat deret yang mungkin dengan nomor massa A, yang dapat dinyatakan dengan rumus 4n, 4n + 1, 4n + 2, 4n +3, dengan n adalah bilangan bulat. Masing-masing deret radioaktif diberi nama dengan inti induknya. Deret radioaktif 4n + 2 diberi nama deret uranium. Deret radioaktif 4n + 3 diberi nama deret aktinium. Deret 4n diberi nama deret deret Thorium dan deret 4n + 1 diberi nama deret Neptunium.
  • 15. Anggota deret (4n+1) dengan umur terpanjang adalah , suatu pemancar alfa dengan waktu paro 2 x 106 tahun. Semua anggota deret ini diperoleh secara buatan dengan hasil akhir yang stabil Deret radioaktif menggambarkan bentuk transformasi dan masing-masing deret terdiri dari urutan produk nuklida anak yang semuanya dapat diturunkan dari nuklida induk.
  • 16. Keempat deret unsur radioaktif tersebut adalah:  1) Deret Thorium Deret Thorium merupakan deret yang diawali unsur 92Th232 (inti induk) dan diakhiri unsur 87Pb208 sebagai unsur yang stabil, dengan melalui 7 peluruhan α dan 5 peluruhan β. Deret ini disebut juga deret (4n), karena deret Thorium memiliki nomor massa yang dinyatakan oleh bilangan 4n, dengan n adalah bilangan bulat positif. Peluruhan 83Bi212 dapat berlangsung melalui pemancaran sinar alfa, kemudian pemancaran beta dalam urutan terbalik.
  • 17. 2) Deret Neptunium Deret Neptunium merupakan deret yang diawali unsur (inti induk) dan diakhiri unsur sebagai unsur yang stabil, dengan melalui 8 peluruhan α dan 5 peluruhan β. Deret ini disebut juga deret (4n+1). 3) Deret Uranium Deret Uranium merupakan deret yang diawali unsur (inti stabil) dan diakhiri unsur sebagai unsur yang stabil, dengan melalui 9 peluruhan α dan 7 peluruhan β. Deret ini disebut juga deret (4n+2). Peluruhan ini dapat berlangsung dengan pemancaran sinar alfa kemudian beta atau dengan urutan yang terbalik. Tiap deret mempunyai deretan yang cukup panjang sampai akhirnya menjadi inti stabil.
  • 18. 4) Deret Aktinium Deret Aktinium merupakan deret yang diawali unsur (inti induk) dan diakhiri unsur sebagai unsur yang stabil, dengan melalui 9 peluruhan α dan 6 peluruhan β. Deret ini disebut juga deret (4n+3). Peluruhan dapat berlangsung dengan pemancaran sinar alfa kemudian beta atau dengan urutan yang terbalik.