SlideShare a Scribd company logo
i
MAKALAH FILSAFAT DAN SEJARAH OLAHRAGA
PUTAR BALIK: MENUJU FILSAFAT DARI OLAHRAGA OLEH
ALBERT PIACENTE
DISUSUN OLEH :
Mohamad Ilham Agil Tri Saputra
20060484057
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Made Pramono, S.S., M.Hum.
197412051999031005
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU OLAHRAGA
PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul” PUTAR BALIK:
MENUJU FILSAFAT DARI OLAHRAGA OLEH ALBERT PIACENTE “,guna
memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Sejarah Olahraga.Selain itu saya juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Makalah yang telah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak.Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen
mata kuliah Filsafat dan Sejarah Olahraga beserta pihak yang berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini agar terciptanya makalah yang baik dan benar.Terlepas
dari semua itu,saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat ataupun tata bahasa.Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah PUTAR BALIK: MENUJU
FILSAFAT DARI OLAHRAGA OLEH ALBERT PIACENTE dapat bermanfaat
maupun menjadi inspirasi terhadap para pembaca.
Kediri,15 Maret 2021
Mohamad Ilham Agil Tri Saputra
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................1
PEMBAHASAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1
1.3 Tujuan ..............................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................2
2.1 Pendapat Albert Piacente Mengenai Melihat Filsafat Dari Olahraga......................2
BAB III......................................................................................................................7
PENUTUP .................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................7
3.2 Saran................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................8
Lampiran 1. Hasil Review Jurnal ............................................................................... 10
1
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Latar Belakang
Dalam tulisan ini, saya berpendapat bahwa, di luar filosofi olahraga, ruang
harus dibuat untuk sebuah 'filosofi dari olahraga.'Filosofi dari olahraga adalah
salah satu yang memungkinkan kita untuk melihat olahraga sebagai lebih dari
instantiating nilai-nilai sosial yang lebih luas (eksternalisme) atau memiliki
seperangkat nilai-nilai unik yang terisolasi (internalisme).Itu bisa, seperti yang
saya percaya filosofi dari olahraga, dengan memberi perhatian khusus pada
praktek olahraga yang sebenarnya, membawa serta cara-cara untuk
mengembangkan, menginformasikan, bahkan membenarkan serangkaian nilai-
nilai sosial yang lebih luas.Menggunakan sebagai kasus uji, argumen Michael
Sandel melawan pasar di What Money Can't Buy, dengan fokus khusus pada
kritiknya terhadap hak penamaan untuk stadion dan arena, saya berpendapat
bahwa olahraga menunjukkan bagaimana pasar dapat direformasi agar tidak
menderita tuduhan bahwa mereka membiakkan ketidaksetaraan dan korupsi atau
ketidaksenonohan. Faktanya, dengan olahraga, menurut saya adalah mungkin
untuk melihat dengan tepat bagaimana pasar dapat melayani kesetaraan,
kesopanan, dan pada akhirnya pengejaran keunggulan. Mengandalkan, sebagian,
pada karya para filosof olahraga dari beragam tradisi tersebut sebagai Caillois,
Connor, McGinn, Simon, dan Suits, saya membangun pandangan mereka untuk
menunjukkan bahwa singular fokus pada keseimbangan kompetitif dalam upaya
membuktikan keunggulan olahraga melalui persaingan yang sehat dapat berfungsi
sebagai model analogis untuk mereformasi pasar secara umum, dan karenanya
bertemu
Kritik Sandel.Dan setelah itu selesai, saya mengakhiri dengan kembali ke poin
saya yang lebih luas yaitu dengan Sandel di pasaran, filosofi dari olahraga dapat
membantu dalam resolusi sejumlah hal yang berbeda,masalah filosofis dan sosial
yang luas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pendapat Albert Piacente Mengenai Melihat Filsafat Dari Olahraga
1.3 Tujuan
1. Pemahaman mengenai kaitan antara filsafat dengan olahraga
2. Mengetahui hubungan antara Tuhan dengan filsafat olahraga
3. Toleransi terhadap sumber pendapat atau pemikiran orang lain
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendapat Albert Piacente Mengenai Melihat Filsafat Dari Olahraga
Penyelidikan, tata kelola, hubungan dengan keluarga dan teman, aktivitas
artistik, dan bahkan pekerjaan semuanya dianggap memungkinkan ekspresi
kebajikan manusia yang tertinggi.Tidak olahraga.Ketika diselenggarakan menjadi
acara seperti Olimpiade, beberapa orang mengira olahraga mungkin mengizinkan
penanaman dan tampilan 'sportivitas' pada peserta dan penonton sama, setidaknya
jika kita mendengarkan salah satu alasan yang begitu sering diberikan untuk
memperkenalkan olahraga bagi kaum muda (Reid 2012; Simon 2004). Untuk
semua kehormatan yang dianugerahkan karena Ini, olahraga masih dan tetap
sedikit lebih dari sekedar 'hobi' kelas dua paling. Aristoteles terkenal
menyimpulkan lebih dari dua ribu tahun yang lalu sehubungan dengan esensial itu
unsur olahraga, bermain, 'mengerahkan diri dan bekerja demi bermain tampaknya
konyol dan kekanak-kanakan. Tetapi bermain agar seseorang dapat mengerahkan
diri tampaknya benar '(Aristoteles, 1176b 30).Sedikit yang berubah sejak saat
itu.Memang, filsuf dan cendekiawan dari berbagai kalangan yang tidak
sependapat hampir semua hal lainnya, setuju dengan pentingnya olahraga. Ayah
sosial yang terkenal Darwinisme Herbert Spencer, yang melihat dalam permainan,
olahraga termasuk, hanyalah cara untuk membebaskan kita dari 'Energi berlebih',
(Burke 1988, 39-48) dilakukan dengan lebih baik, dalam kaitannya dengan
olahraga terorganisir terutama, oleh orang-orang di kiri yang akan melawannya
dengan berbagai cara.Sebagai William J.Morgan mengamati dalam Teori
Olahraga Kiri-nya, 'Olahraga biasanya dilewati kaum inteligensia Kiri sebagai
suatu usaha yang tidak masuk akal dan benar-benar sembrono, yang berfungsi, itu
dipertahankan, sebagai penyangga status quo '(Morgan 1994, 20). Untuk kaum
Kiri seperti itu, 'the subjek olahraga tidak lebih masuk akal daripada menyulam
dan merajut '(Morgan 1994, 20).Bahkan di mana mereka dianggap memiliki
gravitasi filosofis dan intelektual terbesar,seperti Ludwig Wittgenstein dan John
von Neumann, menyinggung dalam diskusi mereka tentang permainan dan teori
permainan yang berhubungan dengan olahraga, nilai telah diberikan kepada
mereka diskusi hanya karena mereka menunjukkan perhatian yang lebih 'serius'
dalam filosofi bahasa, ekonomi, dan geopolitik.
Karena sebagian besar perkiraan rendah olahraga ini, apa yang sekarang
dikenal sebagai 'Filosofi olahraga', mengingat fokusnya pada sesuatu yang
dianggap kurang serius,sendiri sulit untuk dianggap serius. Dalam akunnya yang
cukup pribadi dan bijaksana olahraga, filsuf analitik Colin McGinn berkata
dengan terbuka, "Seiring bertambahnya usia, saya menemukan bahwa antusiasme
saya terhadap olahraga meningkat, bukannya berkurang. Saya lebih suka
mengembangkan backhand yang bagus daripada membuat buku lain. Seperti yang
saya amati di Bab 2, itu [miliknya antusiasme untuk olahraga] berada di titik nadir
3
di usia dua puluhan (saya tidak akan pernah menulis file buku seperti ini saat
itu).'(McGinn 2008, 55–56) .1 Meskipun didekati secara kita dapat menyimpulkan
dari bagian ini, dan terutama dalam tanda kurung, cukup bersih.Alasan kurangnya
antusiasme McGinn untuk olahraga di usia 20-an, dan karena itu miliknya
ketidaktertarikan dalam menulis buku tentang olahraga, sebagian didorong oleh
ambisi kariernya.Secara sederhana letakkan, tidak ada orang yang ingin dianggap
serius secara filosofis, dan yang ingin sukses karir akademis, akan tertangkap
basah memikirkan diri mereka sendiri dengan sesuatu sebagai 'sepele' sebagai
olahraga.Dan filsuf olahraga sering, secara historis, memberi makan pandangan
bahwa bidang mereka perhatian adalah kepentingan sekunder. Mereka memiliki,
seperti di antara mereka, sebagian besar dua perspektif tentang olahraga dan
hubungannya dengan masyarakat dan budaya di mana ia duduk telah
mendominasi.Keduanya adalah apa yang disebut Robert L. Simon sebagai
eksternalisme dan internalisme. Eksternalis 'Menyangkal bahwa olahraga adalah
sumber khusus atau fundamental atau dasar dari prinsip-prinsip etika atau nilai-
nilai… Pada pandangan ini, nilai-nilai olahraga mempromosikan atau
mengekspresikan hanya cermin, refleksi atau memperkuat nilai-nilai yang
dominan dalam masyarakat yang lebih luas '(Simon 2004, 45). Si internalis, aktif
sisi lain, 'berpendapat bahwa olahraga kadang-kadang merupakan sumber atau
dasar yang signifikan untuk etika prinsip dan nilai. Para internalis menekankan
bahwa olahraga dapat memiliki derajat yang signifikan otonomi dari masyarakat
luas dan melakukan, atau dapat, mendukung, membela, dan mengekspresikan
kumpulan nilai-nilainya sendiri yang dalam konteks tertentu dapat bertentangan
dengan nilai-nilai yang dominan dalam masyarakat yang lebih luas '(Simon 2004,
45–46). Dalam satu kasus, eksternalis, olahraga dipandang hanya sebagai turunan
dari, dan parasit, masyarakat dan budaya sekitarnya itu — dalam bentuknya yang
paling ekstrim Simon menyebut eksternalisme sebagai 'reduksionisme' (Simon
2004,199). Filsafat olahraga karena itu sama-sama dipandang sebagai turunan
dari, dan parasit atas, bidang filsafat yang lebih luas. Dalam kasus lain, internalis,
olahraga dianggap memiliki kemandirian bahkan keunikan dari masyarakat dan
budaya tempatnya berada,tetapi ini berfungsi isolasi olahraga dan pada gilirannya
isolasi filosofi olahraga.Keunikan olahraga membuatnya, dan area filosofi
tentangnya, berdiri sendiri dan selain. Dengan demikian, bagi banyak filsuf
olahraga sebagai bidang yang telah berkembang sejak tahun 1960-an,olahraga
mana pun telah diambil untuk mencerminkan masyarakat dan budaya, oleh karena
itu filosofi olahraga tidak memiliki kepentingan khusus selain dari filosofi yang
berkaitan dengan masalah yang lebih luas, atau olahraga telah dipahami menonjol
sebagai sesuatu yang berbeda dari masyarakat dan budaya yang meninggalkan.
Filsafat olahraga sedikit lebih dari sebuah persinggahan eksotis menjadi
filosofis yang menarik bestiary.Dua pandangan yang tidak setuju tentang
hubungan antara olahraga dan olahraga dunia yang lebih luas, keduanya tetap
4
telah meminimalkan pentingnya olahraga dan karenanya filosofi olahraga,
membuat mereka berdua terlihat kurang serius.Di samping semua negativitas ini,
bagaimanapun, negativitas membantu membiakkan marginalisasi dan akhirnya
berkurangnya olahraga dan filosofi olahraga, telah menjadi kenyataan tingkat
kemunafikan — apa yang disebut Bernard Suits, menggunakan bahasa yang jauh
lebih ringan, 'countertendencies'(Setelan 1988, 46). Lebih dari sekadar fakta
bahwa dalam banyak hal menarik,Terutama dalam olahraga terorganisir, telah
disembunyikan agar tidak mencemari kepemilikan individu minat sebagai 'bobot
ringan'; Vladimir Lenin menceritakan tentang kesukaannya pada olahraga jarang
memberikan hanya satu contoh (Morgan 1994, 20). Tapi faktanya adalah sambil
mengabaikan atau kadang-kadang merendahkan filsuf olahraga dari berbagai
garis, sering di momen-momen penting, gunakan jalan lain untuk mendukung dan
mendukung poin-poin penting.Kembali untuk zaman kuno klasik, Platon
mengimbau olahraga untuk mendapatkan pelajaran untuk sejumlah arena di
filsafat, terutama yang berkaitan dengan pendidikan di negara Republik idealnya
dan Hukum.Dan saat kita mendekati masa kontemporer, kecenderungan ini telah
berkembang.Bisa dibilang,bagian paling terkenal dalam salah satu buku terpenting
politik Anglo-Amerika Filsafat dari abad kedua puluh, Robert Nozick's Anarchy,
State and Utopia, adalah salah satu yang mencoba untuk menunjukkan
ketidakadilan dan kesia-siaan kekayaan yang dipaksakan oleh negara distribusi
ulang dengan banding atas kehebatan Wilt Chamberlain dalam bola basket
(Nozick 1974,160–161). Dan bisa dibilang buku terpenting dari filsafat politik
Anglo-Amerika dari abad kedua puluh, satu-satunya bagian yang menjadi bagian
dari buku Nozick tanggapannya, Teori Keadilan John Rawls, juga menggunakan
analogi dengan olahraga, sekali lagi bola basket,untuk kekuatan logis dan retoris
(Rawls 2001, 51-52).Para filosof olahraga sendiri juga mulai lebih diperhatikan
belakangan ini tahun untuk pertanyaan tentang hubungan, dan dampak pada,
sosial dan budaya yang lebih luas olahraga dunia mungkin, atau bisa, miliki.
Dalam arti tertentu, kembali ke tradisi panjang yang disebutkan.Di atas yang
memelihara olahraga berdampak positif terhadap akhlak melalui masyarakat
penanaman 'sportivitas', seperti yang diwujudkan dalam cita-cita di balik
Olimpiade untuk mengambil salah satunya contoh (Reid 2012, 22-25), namun
perhatian ini pada sosial dan budaya yang lebih luas dunia mulai memainkan
peran yang lebih sentral dalam filosofi olahraga.Kembali kekarya Simon, dalam
edisi ke-4 Fair Play Simon, Torres dan Hager membantah 'Jika atlet dapat
bertindak atas moralitas batin (atau moralitas) olahraga yang dapat diekspresikan
melalui mereka tindakan di lapangan, kita dapat bertanya seperti apa peran
sosialnya yang luas '(Simon, Torres, dan Hager 2015, 224); poin yang
menunjukkan keprihatinan yang jelas tentang semakin pentingnya olahraga dalam
masyarakat, sedemikian rupa sehingga menimbulkan pertanyaan tentang
hubungan masyarakat dengan olahraga bukan hanya refleksi masyarakat dalam
olahraga (eksternalisme) atau sifat dan nilai-nilai unik dalam olahraga itu sendiri
5
(internalisme).Dan J.S. Russell, yang mempertahankan 'tesis kontinuitas' di mana
nilai-nilai Dalam olahraga berkelanjutan dengan nilai-nilai di luar olahraga dan
karenanya sering kali tidak eksklusif olahraga (Russell 2007) posisi yang dikenal
sebagai 'internalisme luas' (Kretchmar 2014, 47-49) melangkah lebih jauh dengan
menyarankan tidak hanya olahraga yang berkelanjutan dan mungkin berpengaruh
masyarakat dan budaya yang lebih luas, tetapi efek ini, jika terjadi, kemungkinan
besar kurang dari baik. Ambil, misalnya, catatan peringatan berikut:
Saya yakin bahwa argumen yang sekarang sudah dikenal ini dengan tepat
mengidentifikasi beberapa kuncinya dasar moral olahraga dan implikasinya, tetapi
saya menjadi skeptis potensi olahraga untuk mempromosikan ini dan kebajikan
moral lainnya. (Russell 2014, 228)
Mengingat kenyataan itu filosofis tradisi sama halnya dengan filsafat
kontemporer sebagian besar meremehkan olahraga dan karena itu meremehkan
filosofi olahraga lagi, sesuatu yang telah disumbangkan oleh para filsuf olahraga
tetapi dimiliki mulai berubah namun dengan munafik bersedia menarik keduanya
saat berguna,makalah ini memiliki dua tujuan. Pertama, untuk membantah bahwa
daripada menurunkan olahraga dan filosofi olahraga ke status kelas dua, namun
terkadang memberi mereka, meskipun sebagian besar tidak diakui, kebanggaan
tempat, sebaliknya olahraga dan penyelidikan filosofisnya harus mengambil peran
sentral dalam praktik filsafat dan kebijakan sosial yang lebih
luas.Memang,membangun tren yang berkembang dalam filosofi olahraga itu
sendiri di mana hubungannya antara nilai-nilai dalam olahraga dan masyarakat
dianggap lebih cair bahwa kita harus, sesuai judul saya, mencoba 'permainan
terbalik', di mana olahraga dan filosofi olahraga melewati status sekunder mereka
dan menjadi dasar untuk filsafat dan apa filsafat secara intelektual mendukung.
Baik olah raga dan filosofi olah raga bisa menjadi tempat, saya percaya dan
berdebat di sini, di mana kita pergi tidak hanya untuk melihat masalah filosofis
dan hasil mereka terangkat dan tercermin tetapi terpecahkan. Atau, untuk
mengetahui ini dari sedikit sudut yang berbeda, titik sentral dari makalah ini
adalah kita harus mencoba, lagi sesuai saya judul, filosofi dari olah raga, dimana
olah raga dan filosofi olah raga mengajarkan filosofi dan masyarakat luas dengan
berbagai cara, bukan sebaliknya. Untuk membentuknya sebagai pertanyaan:
Mengapa filsafat tidak merangkul kebalikannya dengan mengakui itu melampaui
kadang-kadang menjadi mikrokosmos dari masyarakat dan budaya yang lebih
luas, atau unik area yang berada di samping mereka (atau bahkan yang
berkelanjutan dengan mereka), olahraga dapat menyediakannya seperangkat nilai,
praktik, dan institusi ekstensif yang dibutuhkan oleh masyarakat yang lebih luas
cermin dan mewujudkan? Kedua, untuk menunjukkan seperti apa permainan
terbalik itu, apa filosofi dari olahraga seperti itu mungkin, dengan menggunakan
pandangan filosofis tentang kompetisi berasal dari praktik olahraga untuk
6
melibatkan secara kritis kasus Michael Sandel terhadap pasar di mana-mana
dalam karyanya Yang Tidak Dapat Dibeli Dengan Uang.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Penambahan saya dalam tanda kurung.
2. Dalam bidang ekonomi olahraga dan bisnis olahraga banyak terjadi
perdebatan tentang efektivitas berbagai kebijakan yang digunakan oleh tim
dan liga untuk mencapai daya saing keseimbangan. Ada juga banyak
perdebatan tentang apa itu keseimbangan kompetitif atau bagaimana
keseimbangan itu bisa didefinisikan. Untuk membahas debat seperti itu di
sini akan membawa kita terlalu jauh, tapi lihat tidak hanya Bab 4,
'Keseimbangan Kompetitif' dalam buku Blair, tetapi Bab 4 'Baseball's
Masalah Keseimbangan Kompetitif? 'Di Berri, Schmidt dan Brook serta'
The Report of Anggota Independen dari Panel Pita Biru Komisaris tentang
Ekonomi Bisbol ' di Rosner dan Shropshire. Cukuplah untuk mengatakan
bahwa keberatan liga dan Intervensi lain untuk mencapai keseimbangan
kompetitif seringkali dibangun di atas ekonomi asumsi tentang
pertumbuhan dan profitabilitas yang tunduk pada moral dan pertanyaan
ekonomi.
3. Apakah kemenangan menentukan keunggulan, atau keunggulan sebagian
melampaui kemenangan sebagai McGinn tampaknya menyarankan pada
hal. 29,hubungan antara kemenangan dan keunggulan masih sangat ketat.
Kita juga bisa mengatakan ini, mengakui keunggulan derajat, sehingga
pemenang dan pecundang dapat menunjukkan keunggulan.Tetap saja, ini
adalah kemenangan yang memberi arti keunggulan. Bahkan mereka yang
kalah dalam kompetisi, namun siapa kita percaya pantas mendapatkan
beberapa ukuran keunggulan, pantas mendapatkan ukuran itu karena
'bagaimana hampir mereka datang untuk menang. Tanpa setidaknya janji
kemenangan, keunggulan dalam olahraga yang kami maksud hampir tidak
ada.
3.2 Saran
Berfilsafat intinya juga ada dalam ranah keolahragaan namun menurut saya
sendiri masih sedikit pemahaman filsafat dalam olahraga.Hal ini bisa di
latarbelakangi oleh banyaknya bahasa yang jarang didengar.Terkadang seseorang
malas untuk mengetahui atau mempelajari sesuatu hal yang dianggapnya sulit
dipahami.Pada kenyataanya menurut saya pribadi berfilsafat adalah bagaimana
cara kita dalam menkritisi suatu hal dengan pola akal sehat secara mandiri serta
sikap menghargai pandangan pemikiran orang lain,seperti kita tahu bahwa
kebenaran yang Mutlak hanyalah diketahui oleh Tuhan Yang Mahaesa.Dan saya
juga berlapang dada jika ada kritik maupun saran terhadap makalah yang saya
buat ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
BERRI, DAVID, SCHMIDT, MARTIN R., and BROOK, STACEY L. 2007. The
wages of wins: Taking the measure of the many myths of modern sport. Stanford,
CA: Stanford Business Books.
BLAIR, ROGER. 2012. Sports economics. New York, NY: Cambridge University
Press.
BURKE, RICHARD J. 1988. Taking play seriously. In Philosophic inquiry in
sport, edited by William
J. Morgan and Klaus V. Meier. Champaign, IL: Human Kinetics: 159–67.
KRETCHMAR, SCOTT. 2014. The philosophy of sport and analytic philosophy.
In The Bloomsbury companion to the philosophy of sport, edited by Cesar Torres.
New York, NY: Bloomsbury:41–52.
MASON, DANIEL S. 2004. Revenue sharing and agency problems in
professional team sport: The case of the National Football League. In The
business of sport, edited by Scott R.Rosner and Kenneth L. Shropshire. Boston,
MA: Jones and Bartlett: 54–62.
MCGINN, COLIN. 2008. Sport. Stocksfield: Acumen Publishing Limited.
MORGAN, WILLIAM J. 1994. Leftist theories of sport. Chicago, IL: University
of Illinois Press.
NOZICK, ROBERT. 1974. Anarchy, state and Utopia. New York, NY: Basic
Books.
RAWLS, JOHN. 2001. Justice as fairness: A restatement. Edited by Erin Kelley.
Cambridge, MA:Belknap Press.
REID, HEATHER. 2012. Introduction to the philosophy of sport. New York, NY:
Rowman and Littlefield Publishers Inc.
RUSSELL, J.S. 2007. Broad internalism and the moral foundations of sport. In
Ethics and sport,edited by William J. Morgan. Champaign, IL: Human Kinetics:
51–67.
---------------. 2014. Competitive sport, moral development and peace. In The
Bloomsbury companion to the philosophy of sport, edited by Cesar Torres. New
York, NY: Bloomsbury:228–45.
SANDEL, MICHAEL. 2012. What money can’t buy: The moral limits of
markets. New York, NY:Farrar, Straus and Giroux.
9
SCULLY, GERALD. 1995. The market structure of sports. Chicago, IL:
University of Chicago Press.
SIMON, ROBERT L. 2004. Fair play: The ethics of sport. Boulder, CO:
Westview Press.
SIMON, ROBERT L., TORRES, CESAR R., and HAGER, PETER F. 2015. Fair
play: The ethics of sport. 4th ed.Boulder, CO: Westview Press.
SUITS, BERNARD. 1988. The elements of sport. In Philosophic inquiry in sport,
edited by J. William
Morgan and Klaus V. Meier. Champaign, IL: Human Kinetics: 39–48.
Albert Piacente. 2015. Reverse Play: Toward A Philosophy From Sport.
Routledge Taylor&Francis Group
10
Lampiran 1. Hasil Review Jurnal
Review Jurnal
Penulis :Albert Piacente
Judul :Reverse Play: Toward A Philosophy From Sport
Volume :9
Edisi :Published 2015-01-02
Published online 2015-05-19
Publikasi :Routledge Taylor&Francis Group
Link :https://doi.org/10.1080/17511321.2015.1028991
Diakses 15 Maret 2021
Halaman :58-74
Reviewer :Mohamad Ilham Agil Tri Saputra (20060484057)
 Latar Belakang :
Argumen dari Albert Piacente bahwa di luar filosofi olahraga,ruang harus
dibuat untuk sebuah filosofi dari olahraga.Filsafat dari olahraga adalah salah
satu yang memungkinkan kita untuk melihat olahraga sebagai lebih dari
sekedar instantiating nilai-nilai sosial yang lebih luas (eksternalisme) atau
memiliki seperangkat nilai-nilai unik yang terisolasi (internalisme).
 Tujuan :
Dapat memberikan perhatian khusus pada praktik olahraga yang
sebenarnya,membawa serta cara-cara untuk mengembangkan,
menginformasikan,bahkan membenarkan seperangkat nilai sosial yang lebih
luas.
 Metode :
Penelitian mebggunakan metode kolerasional dengan melakukan
perbandingan dari variabel setiap sumber buku yang berhubungan dengan
sport,ethi,dan philosophy.
 Hasil :
Olahraga membuat komitmen dalam banyak kepada semua jenjang dan
tingkatan mencapai kesetaraan kompetitif demi keseimbangan kompetitif.
Fakta ini,ditampilkan berulang kali dalam praktik olahraga seperti yang telah
kita lihat,menunjukkan komitmen kuat olahraga terhadap kesetaraan,
setidaknya dalam bentuk yang satu ini.Tapi itu terlihat sesuatu yang lebih. Ini
menunjukkan bahwa olahraga tidak hanya memiliki komitmen yang kuat
terhadap suatu bentuk persamaan

More Related Content

What's hot

Review Sport Journal
Review Sport JournalReview Sport Journal
Review Sport Journal
AlfianHidayat17
 
Review Jurnal 1 filosofi olahraga hingga filosofi olahraga sejarah, identitas...
Review Jurnal 1 filosofi olahraga hingga filosofi olahraga sejarah, identitas...Review Jurnal 1 filosofi olahraga hingga filosofi olahraga sejarah, identitas...
Review Jurnal 1 filosofi olahraga hingga filosofi olahraga sejarah, identitas...
MuhammadRomadlon2
 
Review 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitri
Review 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitriReview 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitri
Review 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitri
HestyOliviaSafitri
 
HESTY OLIVIA NUR SAFITRI_BLIBIOGRAPHY
HESTY OLIVIA NUR SAFITRI_BLIBIOGRAPHYHESTY OLIVIA NUR SAFITRI_BLIBIOGRAPHY
HESTY OLIVIA NUR SAFITRI_BLIBIOGRAPHY
HestyOliviaSafitri
 
Paradigma pendidikan dan filsafat pembinaan sepak bola, sebuah teoritis persp...
Paradigma pendidikan dan filsafat pembinaan sepak bola, sebuah teoritis persp...Paradigma pendidikan dan filsafat pembinaan sepak bola, sebuah teoritis persp...
Paradigma pendidikan dan filsafat pembinaan sepak bola, sebuah teoritis persp...
FajarArbi
 
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 2
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 2Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 2
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 2
SevtianDimas
 
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
HestyOliviaSafitri
 
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
FayzaWibisono
 
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 1
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 1Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 1
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 1
NahriyahSalsabilah
 
Pendidikan paradigma dan filsafat pembinaan sepak bola perspektif teoritis da...
Pendidikan paradigma dan filsafat pembinaan sepak bola perspektif teoritis da...Pendidikan paradigma dan filsafat pembinaan sepak bola perspektif teoritis da...
Pendidikan paradigma dan filsafat pembinaan sepak bola perspektif teoritis da...
RaynorFigo
 
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3
ArifUtomo7
 
Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching a t...
Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching  a t...Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching  a t...
Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching a t...
IndanaHaq
 
Review Jurnal 5 the international journal of the history of sport the philoso...
Review Jurnal 5 the international journal of the history of sport the philoso...Review Jurnal 5 the international journal of the history of sport the philoso...
Review Jurnal 5 the international journal of the history of sport the philoso...
MuhammadRomadlon2
 
Memeriksa kepercayaan olahraga multidimensi dalam atlet dan pelaku olahraga n...
Memeriksa kepercayaan olahraga multidimensi dalam atlet dan pelaku olahraga n...Memeriksa kepercayaan olahraga multidimensi dalam atlet dan pelaku olahraga n...
Memeriksa kepercayaan olahraga multidimensi dalam atlet dan pelaku olahraga n...
FajarArbi
 
Review Jurnal
Review JurnalReview Jurnal
Review Jurnal
MuhammadRomadlon2
 
TUHAN, FILSAFAT OLAHRAGA, KINESIOLOGY : PENGUJIAN MACLNTYRE OLEH GREGG TWIETM...
TUHAN, FILSAFAT OLAHRAGA, KINESIOLOGY : PENGUJIAN MACLNTYRE OLEH GREGG TWIETM...TUHAN, FILSAFAT OLAHRAGA, KINESIOLOGY : PENGUJIAN MACLNTYRE OLEH GREGG TWIETM...
TUHAN, FILSAFAT OLAHRAGA, KINESIOLOGY : PENGUJIAN MACLNTYRE OLEH GREGG TWIETM...
MohamadSaputra1
 

What's hot (16)

Review Sport Journal
Review Sport JournalReview Sport Journal
Review Sport Journal
 
Review Jurnal 1 filosofi olahraga hingga filosofi olahraga sejarah, identitas...
Review Jurnal 1 filosofi olahraga hingga filosofi olahraga sejarah, identitas...Review Jurnal 1 filosofi olahraga hingga filosofi olahraga sejarah, identitas...
Review Jurnal 1 filosofi olahraga hingga filosofi olahraga sejarah, identitas...
 
Review 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitri
Review 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitriReview 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitri
Review 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitri
 
HESTY OLIVIA NUR SAFITRI_BLIBIOGRAPHY
HESTY OLIVIA NUR SAFITRI_BLIBIOGRAPHYHESTY OLIVIA NUR SAFITRI_BLIBIOGRAPHY
HESTY OLIVIA NUR SAFITRI_BLIBIOGRAPHY
 
Paradigma pendidikan dan filsafat pembinaan sepak bola, sebuah teoritis persp...
Paradigma pendidikan dan filsafat pembinaan sepak bola, sebuah teoritis persp...Paradigma pendidikan dan filsafat pembinaan sepak bola, sebuah teoritis persp...
Paradigma pendidikan dan filsafat pembinaan sepak bola, sebuah teoritis persp...
 
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 2
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 2Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 2
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 2
 
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
 
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
 
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 1
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 1Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 1
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 1
 
Pendidikan paradigma dan filsafat pembinaan sepak bola perspektif teoritis da...
Pendidikan paradigma dan filsafat pembinaan sepak bola perspektif teoritis da...Pendidikan paradigma dan filsafat pembinaan sepak bola perspektif teoritis da...
Pendidikan paradigma dan filsafat pembinaan sepak bola perspektif teoritis da...
 
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3
 
Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching a t...
Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching  a t...Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching  a t...
Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching a t...
 
Review Jurnal 5 the international journal of the history of sport the philoso...
Review Jurnal 5 the international journal of the history of sport the philoso...Review Jurnal 5 the international journal of the history of sport the philoso...
Review Jurnal 5 the international journal of the history of sport the philoso...
 
Memeriksa kepercayaan olahraga multidimensi dalam atlet dan pelaku olahraga n...
Memeriksa kepercayaan olahraga multidimensi dalam atlet dan pelaku olahraga n...Memeriksa kepercayaan olahraga multidimensi dalam atlet dan pelaku olahraga n...
Memeriksa kepercayaan olahraga multidimensi dalam atlet dan pelaku olahraga n...
 
Review Jurnal
Review JurnalReview Jurnal
Review Jurnal
 
TUHAN, FILSAFAT OLAHRAGA, KINESIOLOGY : PENGUJIAN MACLNTYRE OLEH GREGG TWIETM...
TUHAN, FILSAFAT OLAHRAGA, KINESIOLOGY : PENGUJIAN MACLNTYRE OLEH GREGG TWIETM...TUHAN, FILSAFAT OLAHRAGA, KINESIOLOGY : PENGUJIAN MACLNTYRE OLEH GREGG TWIETM...
TUHAN, FILSAFAT OLAHRAGA, KINESIOLOGY : PENGUJIAN MACLNTYRE OLEH GREGG TWIETM...
 

Similar to PUTAR BALIK: MENUJU FILSAFAT DARI OLAHRAGA OLEH ALBERT PIACENTE

Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 1
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 1Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 1
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 1
ArifUtomo7
 
21 yudis annotated bibliography
21 yudis  annotated bibliography21 yudis  annotated bibliography
21 yudis annotated bibliography
yudissihanita
 
Riview jurnal 5 journal o the philosophy o sport
Riview jurnal 5 journal o the philosophy o sportRiview jurnal 5 journal o the philosophy o sport
Riview jurnal 5 journal o the philosophy o sport
IndanaHaq
 
REVIEW JURNAL_Sports Intregrity Needs Sports Ethics And Sports Philosophers A...
REVIEW JURNAL_Sports Intregrity Needs Sports Ethics And Sports Philosophers A...REVIEW JURNAL_Sports Intregrity Needs Sports Ethics And Sports Philosophers A...
REVIEW JURNAL_Sports Intregrity Needs Sports Ethics And Sports Philosophers A...
MuhammadFarhanKholid
 
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
FayzaWibisono
 
FILSAFAT PENDIDIKAN OLAHRAGA : ISU UTAMA DAN METODOLOGI OLEH IMANUELE ISIDORI
FILSAFAT PENDIDIKAN OLAHRAGA : ISU UTAMA DAN METODOLOGI OLEH IMANUELE ISIDORIFILSAFAT PENDIDIKAN OLAHRAGA : ISU UTAMA DAN METODOLOGI OLEH IMANUELE ISIDORI
FILSAFAT PENDIDIKAN OLAHRAGA : ISU UTAMA DAN METODOLOGI OLEH IMANUELE ISIDORI
MohamadSaputra1
 
Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...
Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...
Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...
IndraSaputra107
 
Adi sanjaya 2020 b_061_riview jurnal
Adi sanjaya 2020 b_061_riview jurnalAdi sanjaya 2020 b_061_riview jurnal
Adi sanjaya 2020 b_061_riview jurnal
AdiSanjaya18
 
Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...
Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...
Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...
HestyOliviaSafitri
 
Filsafat olimpiade ide dan cita cita di baliknya permainan olimpiade kuno dan...
Filsafat olimpiade ide dan cita cita di baliknya permainan olimpiade kuno dan...Filsafat olimpiade ide dan cita cita di baliknya permainan olimpiade kuno dan...
Filsafat olimpiade ide dan cita cita di baliknya permainan olimpiade kuno dan...
FajarArbi
 
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
IndraSaputra107
 
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 3
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 3Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 3
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 3
NahriyahSalsabilah
 
Ilham Putra - Tugas Review Jurnal Filosofi Olahraga
Ilham Putra - Tugas Review Jurnal Filosofi OlahragaIlham Putra - Tugas Review Jurnal Filosofi Olahraga
Ilham Putra - Tugas Review Jurnal Filosofi Olahraga
IlhamPutra61
 
beno widyadhana_kelas_E (2).docx
beno widyadhana_kelas_E (2).docxbeno widyadhana_kelas_E (2).docx
beno widyadhana_kelas_E (2).docx
GossGoss
 
REVIEW JURNAL_A Hermeneutical Analysis of the InternalistApproachin the Philo...
REVIEW JURNAL_A Hermeneutical Analysis of the InternalistApproachin the Philo...REVIEW JURNAL_A Hermeneutical Analysis of the InternalistApproachin the Philo...
REVIEW JURNAL_A Hermeneutical Analysis of the InternalistApproachin the Philo...
MuhammadFarhanKholid
 
Review 5 jurnal
Review 5 jurnalReview 5 jurnal
Review 5 jurnal
NovalBagaskara
 
Gabungan 5 jurnal indra saputra
Gabungan 5 jurnal  indra saputraGabungan 5 jurnal  indra saputra
Gabungan 5 jurnal indra saputra
IndraSaputra107
 

Similar to PUTAR BALIK: MENUJU FILSAFAT DARI OLAHRAGA OLEH ALBERT PIACENTE (17)

Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 1
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 1Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 1
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 1
 
21 yudis annotated bibliography
21 yudis  annotated bibliography21 yudis  annotated bibliography
21 yudis annotated bibliography
 
Riview jurnal 5 journal o the philosophy o sport
Riview jurnal 5 journal o the philosophy o sportRiview jurnal 5 journal o the philosophy o sport
Riview jurnal 5 journal o the philosophy o sport
 
REVIEW JURNAL_Sports Intregrity Needs Sports Ethics And Sports Philosophers A...
REVIEW JURNAL_Sports Intregrity Needs Sports Ethics And Sports Philosophers A...REVIEW JURNAL_Sports Intregrity Needs Sports Ethics And Sports Philosophers A...
REVIEW JURNAL_Sports Intregrity Needs Sports Ethics And Sports Philosophers A...
 
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
 
FILSAFAT PENDIDIKAN OLAHRAGA : ISU UTAMA DAN METODOLOGI OLEH IMANUELE ISIDORI
FILSAFAT PENDIDIKAN OLAHRAGA : ISU UTAMA DAN METODOLOGI OLEH IMANUELE ISIDORIFILSAFAT PENDIDIKAN OLAHRAGA : ISU UTAMA DAN METODOLOGI OLEH IMANUELE ISIDORI
FILSAFAT PENDIDIKAN OLAHRAGA : ISU UTAMA DAN METODOLOGI OLEH IMANUELE ISIDORI
 
Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...
Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...
Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...
 
Adi sanjaya 2020 b_061_riview jurnal
Adi sanjaya 2020 b_061_riview jurnalAdi sanjaya 2020 b_061_riview jurnal
Adi sanjaya 2020 b_061_riview jurnal
 
Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...
Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...
Review jurnal sports intregrity needs sports ethics and sports philosophers a...
 
Filsafat olimpiade ide dan cita cita di baliknya permainan olimpiade kuno dan...
Filsafat olimpiade ide dan cita cita di baliknya permainan olimpiade kuno dan...Filsafat olimpiade ide dan cita cita di baliknya permainan olimpiade kuno dan...
Filsafat olimpiade ide dan cita cita di baliknya permainan olimpiade kuno dan...
 
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
 
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 3
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 3Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 3
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 3
 
Ilham Putra - Tugas Review Jurnal Filosofi Olahraga
Ilham Putra - Tugas Review Jurnal Filosofi OlahragaIlham Putra - Tugas Review Jurnal Filosofi Olahraga
Ilham Putra - Tugas Review Jurnal Filosofi Olahraga
 
beno widyadhana_kelas_E (2).docx
beno widyadhana_kelas_E (2).docxbeno widyadhana_kelas_E (2).docx
beno widyadhana_kelas_E (2).docx
 
REVIEW JURNAL_A Hermeneutical Analysis of the InternalistApproachin the Philo...
REVIEW JURNAL_A Hermeneutical Analysis of the InternalistApproachin the Philo...REVIEW JURNAL_A Hermeneutical Analysis of the InternalistApproachin the Philo...
REVIEW JURNAL_A Hermeneutical Analysis of the InternalistApproachin the Philo...
 
Review 5 jurnal
Review 5 jurnalReview 5 jurnal
Review 5 jurnal
 
Gabungan 5 jurnal indra saputra
Gabungan 5 jurnal  indra saputraGabungan 5 jurnal  indra saputra
Gabungan 5 jurnal indra saputra
 

PUTAR BALIK: MENUJU FILSAFAT DARI OLAHRAGA OLEH ALBERT PIACENTE

  • 1. i MAKALAH FILSAFAT DAN SEJARAH OLAHRAGA PUTAR BALIK: MENUJU FILSAFAT DARI OLAHRAGA OLEH ALBERT PIACENTE DISUSUN OLEH : Mohamad Ilham Agil Tri Saputra 20060484057 DOSEN PENGAMPU : Dr. Made Pramono, S.S., M.Hum. 197412051999031005 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU OLAHRAGA PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI 2021
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul” PUTAR BALIK: MENUJU FILSAFAT DARI OLAHRAGA OLEH ALBERT PIACENTE “,guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Sejarah Olahraga.Selain itu saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Makalah yang telah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak.Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen mata kuliah Filsafat dan Sejarah Olahraga beserta pihak yang berkontribusi dalam pembuatan makalah ini agar terciptanya makalah yang baik dan benar.Terlepas dari semua itu,saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat ataupun tata bahasa.Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah PUTAR BALIK: MENUJU FILSAFAT DARI OLAHRAGA OLEH ALBERT PIACENTE dapat bermanfaat maupun menjadi inspirasi terhadap para pembaca. Kediri,15 Maret 2021 Mohamad Ilham Agil Tri Saputra
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................ii DAFTAR ISI.............................................................................................................iii BAB I........................................................................................................................1 PEMBAHASAN.........................................................................................................1 1.1 Latar Belakang..................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1 1.3 Tujuan ..............................................................................................................1 BAB II.......................................................................................................................2 PEMBAHASAN.........................................................................................................2 2.1 Pendapat Albert Piacente Mengenai Melihat Filsafat Dari Olahraga......................2 BAB III......................................................................................................................7 PENUTUP .................................................................................................................7 3.1 Kesimpulan.......................................................................................................7 3.2 Saran................................................................................................................7 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................8 Lampiran 1. Hasil Review Jurnal ............................................................................... 10
  • 4. 1 BAB I PEMBAHASAN 1.1 Latar Belakang Dalam tulisan ini, saya berpendapat bahwa, di luar filosofi olahraga, ruang harus dibuat untuk sebuah 'filosofi dari olahraga.'Filosofi dari olahraga adalah salah satu yang memungkinkan kita untuk melihat olahraga sebagai lebih dari instantiating nilai-nilai sosial yang lebih luas (eksternalisme) atau memiliki seperangkat nilai-nilai unik yang terisolasi (internalisme).Itu bisa, seperti yang saya percaya filosofi dari olahraga, dengan memberi perhatian khusus pada praktek olahraga yang sebenarnya, membawa serta cara-cara untuk mengembangkan, menginformasikan, bahkan membenarkan serangkaian nilai- nilai sosial yang lebih luas.Menggunakan sebagai kasus uji, argumen Michael Sandel melawan pasar di What Money Can't Buy, dengan fokus khusus pada kritiknya terhadap hak penamaan untuk stadion dan arena, saya berpendapat bahwa olahraga menunjukkan bagaimana pasar dapat direformasi agar tidak menderita tuduhan bahwa mereka membiakkan ketidaksetaraan dan korupsi atau ketidaksenonohan. Faktanya, dengan olahraga, menurut saya adalah mungkin untuk melihat dengan tepat bagaimana pasar dapat melayani kesetaraan, kesopanan, dan pada akhirnya pengejaran keunggulan. Mengandalkan, sebagian, pada karya para filosof olahraga dari beragam tradisi tersebut sebagai Caillois, Connor, McGinn, Simon, dan Suits, saya membangun pandangan mereka untuk menunjukkan bahwa singular fokus pada keseimbangan kompetitif dalam upaya membuktikan keunggulan olahraga melalui persaingan yang sehat dapat berfungsi sebagai model analogis untuk mereformasi pasar secara umum, dan karenanya bertemu Kritik Sandel.Dan setelah itu selesai, saya mengakhiri dengan kembali ke poin saya yang lebih luas yaitu dengan Sandel di pasaran, filosofi dari olahraga dapat membantu dalam resolusi sejumlah hal yang berbeda,masalah filosofis dan sosial yang luas. 1.2 Rumusan Masalah 1. Pendapat Albert Piacente Mengenai Melihat Filsafat Dari Olahraga 1.3 Tujuan 1. Pemahaman mengenai kaitan antara filsafat dengan olahraga 2. Mengetahui hubungan antara Tuhan dengan filsafat olahraga 3. Toleransi terhadap sumber pendapat atau pemikiran orang lain
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pendapat Albert Piacente Mengenai Melihat Filsafat Dari Olahraga Penyelidikan, tata kelola, hubungan dengan keluarga dan teman, aktivitas artistik, dan bahkan pekerjaan semuanya dianggap memungkinkan ekspresi kebajikan manusia yang tertinggi.Tidak olahraga.Ketika diselenggarakan menjadi acara seperti Olimpiade, beberapa orang mengira olahraga mungkin mengizinkan penanaman dan tampilan 'sportivitas' pada peserta dan penonton sama, setidaknya jika kita mendengarkan salah satu alasan yang begitu sering diberikan untuk memperkenalkan olahraga bagi kaum muda (Reid 2012; Simon 2004). Untuk semua kehormatan yang dianugerahkan karena Ini, olahraga masih dan tetap sedikit lebih dari sekedar 'hobi' kelas dua paling. Aristoteles terkenal menyimpulkan lebih dari dua ribu tahun yang lalu sehubungan dengan esensial itu unsur olahraga, bermain, 'mengerahkan diri dan bekerja demi bermain tampaknya konyol dan kekanak-kanakan. Tetapi bermain agar seseorang dapat mengerahkan diri tampaknya benar '(Aristoteles, 1176b 30).Sedikit yang berubah sejak saat itu.Memang, filsuf dan cendekiawan dari berbagai kalangan yang tidak sependapat hampir semua hal lainnya, setuju dengan pentingnya olahraga. Ayah sosial yang terkenal Darwinisme Herbert Spencer, yang melihat dalam permainan, olahraga termasuk, hanyalah cara untuk membebaskan kita dari 'Energi berlebih', (Burke 1988, 39-48) dilakukan dengan lebih baik, dalam kaitannya dengan olahraga terorganisir terutama, oleh orang-orang di kiri yang akan melawannya dengan berbagai cara.Sebagai William J.Morgan mengamati dalam Teori Olahraga Kiri-nya, 'Olahraga biasanya dilewati kaum inteligensia Kiri sebagai suatu usaha yang tidak masuk akal dan benar-benar sembrono, yang berfungsi, itu dipertahankan, sebagai penyangga status quo '(Morgan 1994, 20). Untuk kaum Kiri seperti itu, 'the subjek olahraga tidak lebih masuk akal daripada menyulam dan merajut '(Morgan 1994, 20).Bahkan di mana mereka dianggap memiliki gravitasi filosofis dan intelektual terbesar,seperti Ludwig Wittgenstein dan John von Neumann, menyinggung dalam diskusi mereka tentang permainan dan teori permainan yang berhubungan dengan olahraga, nilai telah diberikan kepada mereka diskusi hanya karena mereka menunjukkan perhatian yang lebih 'serius' dalam filosofi bahasa, ekonomi, dan geopolitik. Karena sebagian besar perkiraan rendah olahraga ini, apa yang sekarang dikenal sebagai 'Filosofi olahraga', mengingat fokusnya pada sesuatu yang dianggap kurang serius,sendiri sulit untuk dianggap serius. Dalam akunnya yang cukup pribadi dan bijaksana olahraga, filsuf analitik Colin McGinn berkata dengan terbuka, "Seiring bertambahnya usia, saya menemukan bahwa antusiasme saya terhadap olahraga meningkat, bukannya berkurang. Saya lebih suka mengembangkan backhand yang bagus daripada membuat buku lain. Seperti yang saya amati di Bab 2, itu [miliknya antusiasme untuk olahraga] berada di titik nadir
  • 6. 3 di usia dua puluhan (saya tidak akan pernah menulis file buku seperti ini saat itu).'(McGinn 2008, 55–56) .1 Meskipun didekati secara kita dapat menyimpulkan dari bagian ini, dan terutama dalam tanda kurung, cukup bersih.Alasan kurangnya antusiasme McGinn untuk olahraga di usia 20-an, dan karena itu miliknya ketidaktertarikan dalam menulis buku tentang olahraga, sebagian didorong oleh ambisi kariernya.Secara sederhana letakkan, tidak ada orang yang ingin dianggap serius secara filosofis, dan yang ingin sukses karir akademis, akan tertangkap basah memikirkan diri mereka sendiri dengan sesuatu sebagai 'sepele' sebagai olahraga.Dan filsuf olahraga sering, secara historis, memberi makan pandangan bahwa bidang mereka perhatian adalah kepentingan sekunder. Mereka memiliki, seperti di antara mereka, sebagian besar dua perspektif tentang olahraga dan hubungannya dengan masyarakat dan budaya di mana ia duduk telah mendominasi.Keduanya adalah apa yang disebut Robert L. Simon sebagai eksternalisme dan internalisme. Eksternalis 'Menyangkal bahwa olahraga adalah sumber khusus atau fundamental atau dasar dari prinsip-prinsip etika atau nilai- nilai… Pada pandangan ini, nilai-nilai olahraga mempromosikan atau mengekspresikan hanya cermin, refleksi atau memperkuat nilai-nilai yang dominan dalam masyarakat yang lebih luas '(Simon 2004, 45). Si internalis, aktif sisi lain, 'berpendapat bahwa olahraga kadang-kadang merupakan sumber atau dasar yang signifikan untuk etika prinsip dan nilai. Para internalis menekankan bahwa olahraga dapat memiliki derajat yang signifikan otonomi dari masyarakat luas dan melakukan, atau dapat, mendukung, membela, dan mengekspresikan kumpulan nilai-nilainya sendiri yang dalam konteks tertentu dapat bertentangan dengan nilai-nilai yang dominan dalam masyarakat yang lebih luas '(Simon 2004, 45–46). Dalam satu kasus, eksternalis, olahraga dipandang hanya sebagai turunan dari, dan parasit, masyarakat dan budaya sekitarnya itu — dalam bentuknya yang paling ekstrim Simon menyebut eksternalisme sebagai 'reduksionisme' (Simon 2004,199). Filsafat olahraga karena itu sama-sama dipandang sebagai turunan dari, dan parasit atas, bidang filsafat yang lebih luas. Dalam kasus lain, internalis, olahraga dianggap memiliki kemandirian bahkan keunikan dari masyarakat dan budaya tempatnya berada,tetapi ini berfungsi isolasi olahraga dan pada gilirannya isolasi filosofi olahraga.Keunikan olahraga membuatnya, dan area filosofi tentangnya, berdiri sendiri dan selain. Dengan demikian, bagi banyak filsuf olahraga sebagai bidang yang telah berkembang sejak tahun 1960-an,olahraga mana pun telah diambil untuk mencerminkan masyarakat dan budaya, oleh karena itu filosofi olahraga tidak memiliki kepentingan khusus selain dari filosofi yang berkaitan dengan masalah yang lebih luas, atau olahraga telah dipahami menonjol sebagai sesuatu yang berbeda dari masyarakat dan budaya yang meninggalkan. Filsafat olahraga sedikit lebih dari sebuah persinggahan eksotis menjadi filosofis yang menarik bestiary.Dua pandangan yang tidak setuju tentang hubungan antara olahraga dan olahraga dunia yang lebih luas, keduanya tetap
  • 7. 4 telah meminimalkan pentingnya olahraga dan karenanya filosofi olahraga, membuat mereka berdua terlihat kurang serius.Di samping semua negativitas ini, bagaimanapun, negativitas membantu membiakkan marginalisasi dan akhirnya berkurangnya olahraga dan filosofi olahraga, telah menjadi kenyataan tingkat kemunafikan — apa yang disebut Bernard Suits, menggunakan bahasa yang jauh lebih ringan, 'countertendencies'(Setelan 1988, 46). Lebih dari sekadar fakta bahwa dalam banyak hal menarik,Terutama dalam olahraga terorganisir, telah disembunyikan agar tidak mencemari kepemilikan individu minat sebagai 'bobot ringan'; Vladimir Lenin menceritakan tentang kesukaannya pada olahraga jarang memberikan hanya satu contoh (Morgan 1994, 20). Tapi faktanya adalah sambil mengabaikan atau kadang-kadang merendahkan filsuf olahraga dari berbagai garis, sering di momen-momen penting, gunakan jalan lain untuk mendukung dan mendukung poin-poin penting.Kembali untuk zaman kuno klasik, Platon mengimbau olahraga untuk mendapatkan pelajaran untuk sejumlah arena di filsafat, terutama yang berkaitan dengan pendidikan di negara Republik idealnya dan Hukum.Dan saat kita mendekati masa kontemporer, kecenderungan ini telah berkembang.Bisa dibilang,bagian paling terkenal dalam salah satu buku terpenting politik Anglo-Amerika Filsafat dari abad kedua puluh, Robert Nozick's Anarchy, State and Utopia, adalah salah satu yang mencoba untuk menunjukkan ketidakadilan dan kesia-siaan kekayaan yang dipaksakan oleh negara distribusi ulang dengan banding atas kehebatan Wilt Chamberlain dalam bola basket (Nozick 1974,160–161). Dan bisa dibilang buku terpenting dari filsafat politik Anglo-Amerika dari abad kedua puluh, satu-satunya bagian yang menjadi bagian dari buku Nozick tanggapannya, Teori Keadilan John Rawls, juga menggunakan analogi dengan olahraga, sekali lagi bola basket,untuk kekuatan logis dan retoris (Rawls 2001, 51-52).Para filosof olahraga sendiri juga mulai lebih diperhatikan belakangan ini tahun untuk pertanyaan tentang hubungan, dan dampak pada, sosial dan budaya yang lebih luas olahraga dunia mungkin, atau bisa, miliki. Dalam arti tertentu, kembali ke tradisi panjang yang disebutkan.Di atas yang memelihara olahraga berdampak positif terhadap akhlak melalui masyarakat penanaman 'sportivitas', seperti yang diwujudkan dalam cita-cita di balik Olimpiade untuk mengambil salah satunya contoh (Reid 2012, 22-25), namun perhatian ini pada sosial dan budaya yang lebih luas dunia mulai memainkan peran yang lebih sentral dalam filosofi olahraga.Kembali kekarya Simon, dalam edisi ke-4 Fair Play Simon, Torres dan Hager membantah 'Jika atlet dapat bertindak atas moralitas batin (atau moralitas) olahraga yang dapat diekspresikan melalui mereka tindakan di lapangan, kita dapat bertanya seperti apa peran sosialnya yang luas '(Simon, Torres, dan Hager 2015, 224); poin yang menunjukkan keprihatinan yang jelas tentang semakin pentingnya olahraga dalam masyarakat, sedemikian rupa sehingga menimbulkan pertanyaan tentang hubungan masyarakat dengan olahraga bukan hanya refleksi masyarakat dalam olahraga (eksternalisme) atau sifat dan nilai-nilai unik dalam olahraga itu sendiri
  • 8. 5 (internalisme).Dan J.S. Russell, yang mempertahankan 'tesis kontinuitas' di mana nilai-nilai Dalam olahraga berkelanjutan dengan nilai-nilai di luar olahraga dan karenanya sering kali tidak eksklusif olahraga (Russell 2007) posisi yang dikenal sebagai 'internalisme luas' (Kretchmar 2014, 47-49) melangkah lebih jauh dengan menyarankan tidak hanya olahraga yang berkelanjutan dan mungkin berpengaruh masyarakat dan budaya yang lebih luas, tetapi efek ini, jika terjadi, kemungkinan besar kurang dari baik. Ambil, misalnya, catatan peringatan berikut: Saya yakin bahwa argumen yang sekarang sudah dikenal ini dengan tepat mengidentifikasi beberapa kuncinya dasar moral olahraga dan implikasinya, tetapi saya menjadi skeptis potensi olahraga untuk mempromosikan ini dan kebajikan moral lainnya. (Russell 2014, 228) Mengingat kenyataan itu filosofis tradisi sama halnya dengan filsafat kontemporer sebagian besar meremehkan olahraga dan karena itu meremehkan filosofi olahraga lagi, sesuatu yang telah disumbangkan oleh para filsuf olahraga tetapi dimiliki mulai berubah namun dengan munafik bersedia menarik keduanya saat berguna,makalah ini memiliki dua tujuan. Pertama, untuk membantah bahwa daripada menurunkan olahraga dan filosofi olahraga ke status kelas dua, namun terkadang memberi mereka, meskipun sebagian besar tidak diakui, kebanggaan tempat, sebaliknya olahraga dan penyelidikan filosofisnya harus mengambil peran sentral dalam praktik filsafat dan kebijakan sosial yang lebih luas.Memang,membangun tren yang berkembang dalam filosofi olahraga itu sendiri di mana hubungannya antara nilai-nilai dalam olahraga dan masyarakat dianggap lebih cair bahwa kita harus, sesuai judul saya, mencoba 'permainan terbalik', di mana olahraga dan filosofi olahraga melewati status sekunder mereka dan menjadi dasar untuk filsafat dan apa filsafat secara intelektual mendukung. Baik olah raga dan filosofi olah raga bisa menjadi tempat, saya percaya dan berdebat di sini, di mana kita pergi tidak hanya untuk melihat masalah filosofis dan hasil mereka terangkat dan tercermin tetapi terpecahkan. Atau, untuk mengetahui ini dari sedikit sudut yang berbeda, titik sentral dari makalah ini adalah kita harus mencoba, lagi sesuai saya judul, filosofi dari olah raga, dimana olah raga dan filosofi olah raga mengajarkan filosofi dan masyarakat luas dengan berbagai cara, bukan sebaliknya. Untuk membentuknya sebagai pertanyaan: Mengapa filsafat tidak merangkul kebalikannya dengan mengakui itu melampaui kadang-kadang menjadi mikrokosmos dari masyarakat dan budaya yang lebih luas, atau unik area yang berada di samping mereka (atau bahkan yang berkelanjutan dengan mereka), olahraga dapat menyediakannya seperangkat nilai, praktik, dan institusi ekstensif yang dibutuhkan oleh masyarakat yang lebih luas cermin dan mewujudkan? Kedua, untuk menunjukkan seperti apa permainan terbalik itu, apa filosofi dari olahraga seperti itu mungkin, dengan menggunakan pandangan filosofis tentang kompetisi berasal dari praktik olahraga untuk
  • 9. 6 melibatkan secara kritis kasus Michael Sandel terhadap pasar di mana-mana dalam karyanya Yang Tidak Dapat Dibeli Dengan Uang.
  • 10. 7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Penambahan saya dalam tanda kurung. 2. Dalam bidang ekonomi olahraga dan bisnis olahraga banyak terjadi perdebatan tentang efektivitas berbagai kebijakan yang digunakan oleh tim dan liga untuk mencapai daya saing keseimbangan. Ada juga banyak perdebatan tentang apa itu keseimbangan kompetitif atau bagaimana keseimbangan itu bisa didefinisikan. Untuk membahas debat seperti itu di sini akan membawa kita terlalu jauh, tapi lihat tidak hanya Bab 4, 'Keseimbangan Kompetitif' dalam buku Blair, tetapi Bab 4 'Baseball's Masalah Keseimbangan Kompetitif? 'Di Berri, Schmidt dan Brook serta' The Report of Anggota Independen dari Panel Pita Biru Komisaris tentang Ekonomi Bisbol ' di Rosner dan Shropshire. Cukuplah untuk mengatakan bahwa keberatan liga dan Intervensi lain untuk mencapai keseimbangan kompetitif seringkali dibangun di atas ekonomi asumsi tentang pertumbuhan dan profitabilitas yang tunduk pada moral dan pertanyaan ekonomi. 3. Apakah kemenangan menentukan keunggulan, atau keunggulan sebagian melampaui kemenangan sebagai McGinn tampaknya menyarankan pada hal. 29,hubungan antara kemenangan dan keunggulan masih sangat ketat. Kita juga bisa mengatakan ini, mengakui keunggulan derajat, sehingga pemenang dan pecundang dapat menunjukkan keunggulan.Tetap saja, ini adalah kemenangan yang memberi arti keunggulan. Bahkan mereka yang kalah dalam kompetisi, namun siapa kita percaya pantas mendapatkan beberapa ukuran keunggulan, pantas mendapatkan ukuran itu karena 'bagaimana hampir mereka datang untuk menang. Tanpa setidaknya janji kemenangan, keunggulan dalam olahraga yang kami maksud hampir tidak ada. 3.2 Saran Berfilsafat intinya juga ada dalam ranah keolahragaan namun menurut saya sendiri masih sedikit pemahaman filsafat dalam olahraga.Hal ini bisa di latarbelakangi oleh banyaknya bahasa yang jarang didengar.Terkadang seseorang malas untuk mengetahui atau mempelajari sesuatu hal yang dianggapnya sulit dipahami.Pada kenyataanya menurut saya pribadi berfilsafat adalah bagaimana cara kita dalam menkritisi suatu hal dengan pola akal sehat secara mandiri serta sikap menghargai pandangan pemikiran orang lain,seperti kita tahu bahwa kebenaran yang Mutlak hanyalah diketahui oleh Tuhan Yang Mahaesa.Dan saya juga berlapang dada jika ada kritik maupun saran terhadap makalah yang saya buat ini.
  • 11. 8 DAFTAR PUSTAKA BERRI, DAVID, SCHMIDT, MARTIN R., and BROOK, STACEY L. 2007. The wages of wins: Taking the measure of the many myths of modern sport. Stanford, CA: Stanford Business Books. BLAIR, ROGER. 2012. Sports economics. New York, NY: Cambridge University Press. BURKE, RICHARD J. 1988. Taking play seriously. In Philosophic inquiry in sport, edited by William J. Morgan and Klaus V. Meier. Champaign, IL: Human Kinetics: 159–67. KRETCHMAR, SCOTT. 2014. The philosophy of sport and analytic philosophy. In The Bloomsbury companion to the philosophy of sport, edited by Cesar Torres. New York, NY: Bloomsbury:41–52. MASON, DANIEL S. 2004. Revenue sharing and agency problems in professional team sport: The case of the National Football League. In The business of sport, edited by Scott R.Rosner and Kenneth L. Shropshire. Boston, MA: Jones and Bartlett: 54–62. MCGINN, COLIN. 2008. Sport. Stocksfield: Acumen Publishing Limited. MORGAN, WILLIAM J. 1994. Leftist theories of sport. Chicago, IL: University of Illinois Press. NOZICK, ROBERT. 1974. Anarchy, state and Utopia. New York, NY: Basic Books. RAWLS, JOHN. 2001. Justice as fairness: A restatement. Edited by Erin Kelley. Cambridge, MA:Belknap Press. REID, HEATHER. 2012. Introduction to the philosophy of sport. New York, NY: Rowman and Littlefield Publishers Inc. RUSSELL, J.S. 2007. Broad internalism and the moral foundations of sport. In Ethics and sport,edited by William J. Morgan. Champaign, IL: Human Kinetics: 51–67. ---------------. 2014. Competitive sport, moral development and peace. In The Bloomsbury companion to the philosophy of sport, edited by Cesar Torres. New York, NY: Bloomsbury:228–45. SANDEL, MICHAEL. 2012. What money can’t buy: The moral limits of markets. New York, NY:Farrar, Straus and Giroux.
  • 12. 9 SCULLY, GERALD. 1995. The market structure of sports. Chicago, IL: University of Chicago Press. SIMON, ROBERT L. 2004. Fair play: The ethics of sport. Boulder, CO: Westview Press. SIMON, ROBERT L., TORRES, CESAR R., and HAGER, PETER F. 2015. Fair play: The ethics of sport. 4th ed.Boulder, CO: Westview Press. SUITS, BERNARD. 1988. The elements of sport. In Philosophic inquiry in sport, edited by J. William Morgan and Klaus V. Meier. Champaign, IL: Human Kinetics: 39–48. Albert Piacente. 2015. Reverse Play: Toward A Philosophy From Sport. Routledge Taylor&Francis Group
  • 13. 10 Lampiran 1. Hasil Review Jurnal Review Jurnal Penulis :Albert Piacente Judul :Reverse Play: Toward A Philosophy From Sport Volume :9 Edisi :Published 2015-01-02 Published online 2015-05-19 Publikasi :Routledge Taylor&Francis Group Link :https://doi.org/10.1080/17511321.2015.1028991 Diakses 15 Maret 2021 Halaman :58-74 Reviewer :Mohamad Ilham Agil Tri Saputra (20060484057)  Latar Belakang : Argumen dari Albert Piacente bahwa di luar filosofi olahraga,ruang harus dibuat untuk sebuah filosofi dari olahraga.Filsafat dari olahraga adalah salah satu yang memungkinkan kita untuk melihat olahraga sebagai lebih dari sekedar instantiating nilai-nilai sosial yang lebih luas (eksternalisme) atau memiliki seperangkat nilai-nilai unik yang terisolasi (internalisme).  Tujuan : Dapat memberikan perhatian khusus pada praktik olahraga yang sebenarnya,membawa serta cara-cara untuk mengembangkan, menginformasikan,bahkan membenarkan seperangkat nilai sosial yang lebih luas.  Metode : Penelitian mebggunakan metode kolerasional dengan melakukan perbandingan dari variabel setiap sumber buku yang berhubungan dengan sport,ethi,dan philosophy.  Hasil : Olahraga membuat komitmen dalam banyak kepada semua jenjang dan tingkatan mencapai kesetaraan kompetitif demi keseimbangan kompetitif. Fakta ini,ditampilkan berulang kali dalam praktik olahraga seperti yang telah kita lihat,menunjukkan komitmen kuat olahraga terhadap kesetaraan, setidaknya dalam bentuk yang satu ini.Tapi itu terlihat sesuatu yang lebih. Ini menunjukkan bahwa olahraga tidak hanya memiliki komitmen yang kuat terhadap suatu bentuk persamaan