SlideShare a Scribd company logo
Press Release KMSTP : Revisi Permendikbud No. 75 Tahun 2016...!!!
Lepas Dari Mulut Harimau Masuk Mulut Buaya
Pada tanggal 30 Oktober 2016, Mendikbud telah menandatangani Permendikbud No. 75 Tahun
2016 tentang Komite Sekolah. Kebijakan baru ini merupakan perubahan atas Kepmendiknas No.
44/U/2002 tentang Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan.
Permendikbud Komite Sekolah dilatarbelakangi oleh upaya peningkatan mutu layanan sekolah
yang selalu terkendala oleh pendanaan. Pendanaan pendidikan bagi sekolah ternyata tidak cukup
hanya bersumber dari APBN dan APBD oleh karena itu, membutuhkan dukungan dari
masyarakat. Dalam konteks inilah kemudian Mendikbud membuat kebijakan baru yang diklaim
merupakan revitalisasi Komite Sekolah sehingga lembaga ini mampu menggalang dana publik
selain pungutan sekolah.
Berikut catatan KMSTP atas Permendikbud No. 75 tahun 2016 dan perbandingannya dengan
Kepmen No. 44/U/2002 sebagai berikut :
1. Tugas dan Fungsi Komite Sekolah berubah
Menurut Kepmen No. 44/U/2002, salah satu tujuan komite sekolah adalah untuk menciptakan
suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan
pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. Namun hal ini, tidak muncul dalam
Permendikbud No. 75/2016. Sebagaimana diketahui, tata kelola sekolah terutama terkait dengan
transparansi, akuntabilitas dan partisipasi masih sangat buruk. Penyusunan program, kegiatan,
anggaran dan pertanggungjawaban keuangan sekolah masih dilakukan secara tertutup oleh pihak
sekolah tanpa melibatkan Komite Sekolah apalagi orang tua murid.
Begitu juga dengan tugas dan fungsi yang sebelumnya cukup banyak dimiliki oleh Komite
Sekolah dalam Kepmendiknas No. 44/U/2002 namun dipotong dan direduksi dalam
Permendikbud No. 75/2016. Jadi dimana letak revitalisasinya? Selama ini fungsi kontrol komite
sekolah tidak berjalan efektif agar terjadi checks and balance dalam pengelolaan sekolah dan hal
ini membutuhkan penegasan dalam Permendikbud. Sayangnya, hal ini luput dalam kebijakan
baru ini.
Selain kewenangan ini, pengangkatan pengurus Komite Sekolah ternyata masih ditetapkan oleh
Kepala Sekolah. Seharusnya, Kepala sekolah cukup mengetahui pengangkatan Pengurus Komite
Sekolah. Penetapan pengurus Komite Sekolah dikhawatirkan menjadikan Komite Sekolah
semakin tidak independen dalam menjalankan tugas dan fungsinya terhadap sekolah.
2. Pergeseran Pelaku Pungutan
Permendikbud No. 75/2016 melarang Komite Sekolah disemua jenjang pendidikan menarik
pungutan dari orang tua murid. Komite sekolah ditugaskan untuk menggalang bantuan dari
publik dan sumbangan dari orang tua murid.
Bagaimana dengan pungutan yang biasa ditarik Komite Sekolah dijenjang menengah
(SMA/SMK) selama ini? Besar kemungkinan pungutan ini akan diambil alih oleh pihak sekolah
(Kepala Sekolah, Guru dan Bendahara). Hal ini terjadi karena selama ini sekolah terutama pada
jenjang menengah mengandalkan dana pungutan Komite Sekolah untuk membiayai berbagai
program dan kegiatannya. Jadi, jika Komite Sekolah dilarang menarik pungutan maka pihak
sekolah yang akan menarik pungutan tersebut dari peserta didik atau orang tua murid.
Hal ini dimungkinkan karena pungutan pada jenjang pendidikan menengah diatur dalam PP No.
48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Jadi, belum ada aturan perundang-undangan yang
melarang pihak sekolah dijenjang pendidikan menengah menarik pungutan dari orang tua murid.
Aturan pelarangan pungutan hanya ada bagi jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) dimana
pihak sekolah dan Komite Sekolah dilarang melakukan hal tersebut.
Apa yang akan terjadi jika pihak sekolah (SMA/SMK) mengambil alih peran komite sekolah
menarik pungutan? Menurut kami pungutan akan semakin merajalela dan tidak terkendali
terutama pada daerah yang melegalkan adanya pungutan. Hal ini terjadi karena tidak adanya
kontrol atas pada SMA/SMK yang menarik pungutan.
Sebelumnya, kontrol dilakukan oleh Komite Sekolah namun saat ini pasca Permendikbud No.
75/2016 Komite Sekolah tidak lagi berwenang mengawasi pungutan yang dilakukan oleh pihak
sekolah. Hilangnya kontrol Komite Sekolah akan mendorong pihak sekolah (SMA/SMK)
semakin “kreatif dan inovatif” menarik pungutan dari orang tua murid.
Transparansi Kebutuhan Biaya Sekolah Untuk Peningkatan Mutu (Pencapaian 8 Standar
Nasional Pendidikan)
Salah satu alasan munculnya Permendikbud baru ini adalah sekolah kesulitan meningkatkan
mutu pendidikan namun kekurangan dana. Dana yang bersumber dari Pemerintah (APBN) dan
dari Pemda (APBD) dinilai tidak mencukupi program dan kegiatan untuk pencapaian mutu
tersebut. Namun sayangnya, pemerintah dan sekolah tidak bersedia menjelaskan secara
transparan kepada orang tua murid dan publik berapa nilai dan rincian dari kebutuhan anggaran
tersebut? Sayangnya, Permendikbud tidak mengatur soal transparansi kebutuhan dana ini.
Pendanaan pendidikan di sekolah merupakan kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah. Jadi,
prioritas pertama pendanaan haruslah dari upaya pemerintah dan pemerintah daerah melalui
APBN dan APBD. Oleh karena itu, upaya mendorong Komite Sekolah menggalang bantuan
publik dan sumbangan orang tua murid dapat dinilai sebagai pengalihan beban anggaran dari
pundak pemerintah ke masyarakat.
Oleh karena itu, sudah seharusnya pemerintah dan pemerintah daerah meminta maaf pada publik
dan orang tua murid karena tidak mampu memenuhi kewajibannya dan mengalihkannya pada
pundah masyarakat dan orang tua murid.
Kemampuan Komite Sekolah Menggalang Bantuan Diragukan
Permendikbud No. 75 Tahun 2016 menugaskan Komite Sekolah melakukan penggalangan
bantuan dari masyarakat dan sumbangan dari orang tua. Penggalangan bantuan dari masyarakat
diragukan efektifitasnya karena pengurus Komite Sekolah belum memiliki akses dan
kemampuan untuk hal tersebut. Sebagian pengurus komite sekolah diragukan memiliki akses
terhadap perusahaan yang memiliki program CSR, tokoh masyarakat, individu dengan
kemampuan ekonomi tinggi dan pihak lain. Sebagian Komite Sekolah mungkin mampu
mengakses karena sebagian perusahaan berada atau dengan wilayah sekolahnya. Namun
sebagian lagi yang lain, berada jauh dari perusahaan yang akan memberikan CSR. Masyarakat
disekitar sekolah juga tidak dalam kondisi mampu memberi bantuan atau sumbangan finansial
pada sekolah.
Diperkotaan diprediksi akan banyak sekolah mengajukan proposal pada perusahaan atau instansi
tertentu. Hal ini akan memicu persaingan dan kompetisi antar Komite Sekolah untuk
memperebutkan bantuan dari donatur. Kompetisi ini jelas tidak menguntungkan sekolah dimana
pengurus Komite Sekolah tidak memiliki akses dan jaringan yang kuat pada pendonor.
Akibatnya, Komite Sekolah tidak akan dapat memenuhi target bantuan dan kemudian
mengandalkan sumbangan dari orang tua murid. Ketika hal ini terjadi, mungkin saja Komite
Sekolah memberlakukan sumbangan dengan unsur mengikat atau dengan kata lain sumbangan
tersebut pada dasarnya adalah pungutan.
Rekomendasi
Terkait dengan hal Permendikbud No. 75/2016 ini kami merekomendasikan hal berikut :
1. Revisi Permendikbud No. 75/2016 agar Komite Sekolah benar-benar di revitalitasi.
Revitalisasi difokuskan penguatan kewenangan Komite Sekolah dalam perencanaan,
penganggaran dan pengawasan kinerja serta anggaran sekolah.
2. Sekolah perlu membuat perencanaan (rkas detail) yang isinya apa yang akan dilakukan oleh
sekolah selama satu tahun ke depan. detail sampai kegiatan dan barang/jasa apa yang mau dibeli.
berdasarkan rencana itu, baru ditetapkan besarnya bantuan dan sumbangan. perencanaan ini,
selain dibuat bersama komite sekolah, hasilnya harus diumumkan lewat website yang dibangun
oleh pemda, atau minimal oelh sekolah dimana orang tua bisa mengakses.
3. Mendorong pemda untuk membangun mekanisme akuntabilitas, seperti complaint handling
sistem, dimana orang tua dan masyarakat dapat melakukan pengaduan jika terdapat
penyalahgunaan dana bantuan dan sumbangan.
Pointnya: Sistem akuntabilitas adalah infrastruktur yang harus dibangun sebelum permen ini
diterapkan, baik dalam hal perencanan maupun pertanggungjawaban penggunaan dana.
4. Penetapan pengurus Komite Sekolah dilakukan oleh Dewan Pendidikan diketahui oleh Kepala
Sekolah. Dengan kondisi ini maka indepedensi Komite Sekolah dapat dipertahankan.
5. Mendikbud membuat permen terkait dengan pungutan dan sumbangan pada jenjang
pendidikan menengah (SMA/SMK) sebagai amanat PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan pungutan liar yang selama ini terjadi
terutama yang dilakukan oleh pihak sekolah.
6. Adanya Permendikbud yang mewajibkan Pemda dan sekolah membangun sistem pengaduan
atas praktik penerimaan bantuan, sumbangan dan pungutan tersebut. Selain itu, Permendikbud
juga mengatur tentang sanksi bagi pihak sekolah atau Komite Sekolah yang terbukti melanggar
aturan terkait bantuan, sumbangan dan pungutan serta keanggotan Komite Sekolah.
Jakarta, 18 Januari 2017
KMSTP (Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Transformasi Pendidikan)
Febri Hendri AA – Koordinator (081219867097), Nailul Faruq – Seknas JPPI/NEW INDO
(085852990068), Lukman Hakim A33 (087786500040)

More Related Content

Similar to Press release kmstp

JUKNIS BOS 2016
JUKNIS BOS 2016JUKNIS BOS 2016
JUKNIS BOS 2016
Ihsan Amrullah
 
Juknis bos 2017
Juknis bos 2017Juknis bos 2017
Juknis bos 2017
Ahmad Junaidi
 
Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017
Alam Harahap
 
Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017
Risou Kun
 
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_ii
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_iiPermendikbud tahun2016 nomor016_salinan_ii
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_ii
Chusnul Labib
 
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_i
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_iPermendikbud tahun2016 nomor016_salinan_i
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_i
Chusnul Labib
 
Contoh Presentasi PPT Dana BOS 2019.pptx
Contoh Presentasi PPT Dana BOS 2019.pptxContoh Presentasi PPT Dana BOS 2019.pptx
Contoh Presentasi PPT Dana BOS 2019.pptx
RendiCules
 
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_iii
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_iiiPermendikbud tahun2016 nomor016_salinan_iii
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_iii
Chusnul Labib
 
Laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonang
Laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonangLaporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonang
Laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonang
Mahriyoto S Kom
 
Pptx kebijakan copy
Pptx kebijakan   copyPptx kebijakan   copy
Pptx kebijakan copy
rizkihandayani
 
I sekolah
I sekolahI sekolah
I sekolah
France Xaviery
 
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
jeeroloo
 
Juknis BOS Tahun 2014
Juknis BOS Tahun 2014Juknis BOS Tahun 2014
Juknis BOS Tahun 2014
Guss No
 
Juknis bos 2014(1)
Juknis bos 2014(1)Juknis bos 2014(1)
Juknis bos 2014(1)
Ermy Fitriadie
 
Juknis bos 2014
Juknis bos 2014Juknis bos 2014
Juknis bos 2014
Eko Dwi Susanto
 
Juknis bos 2014
Juknis bos 2014 Juknis bos 2014
Juknis bos 2014
Ayu Astari
 
Petunjuk Teknis BOS 2014
Petunjuk Teknis BOS 2014Petunjuk Teknis BOS 2014
Petunjuk Teknis BOS 2014
Budhi Emha
 
01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk
01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk
01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk
sonifirstson
 
Standar operasional pendidikan
Standar operasional pendidikanStandar operasional pendidikan
Standar operasional pendidikan
Bajank Pnyndiri
 

Similar to Press release kmstp (20)

JUKNIS BOS 2016
JUKNIS BOS 2016JUKNIS BOS 2016
JUKNIS BOS 2016
 
Juknis bos 2017
Juknis bos 2017Juknis bos 2017
Juknis bos 2017
 
Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017
 
Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017
 
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_ii
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_iiPermendikbud tahun2016 nomor016_salinan_ii
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_ii
 
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_i
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_iPermendikbud tahun2016 nomor016_salinan_i
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_i
 
Contoh Presentasi PPT Dana BOS 2019.pptx
Contoh Presentasi PPT Dana BOS 2019.pptxContoh Presentasi PPT Dana BOS 2019.pptx
Contoh Presentasi PPT Dana BOS 2019.pptx
 
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_iii
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_iiiPermendikbud tahun2016 nomor016_salinan_iii
Permendikbud tahun2016 nomor016_salinan_iii
 
Laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonang
Laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonangLaporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonang
Laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonang
 
Pevote vol.1
Pevote vol.1Pevote vol.1
Pevote vol.1
 
Pptx kebijakan copy
Pptx kebijakan   copyPptx kebijakan   copy
Pptx kebijakan copy
 
I sekolah
I sekolahI sekolah
I sekolah
 
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
 
Juknis BOS Tahun 2014
Juknis BOS Tahun 2014Juknis BOS Tahun 2014
Juknis BOS Tahun 2014
 
Juknis bos 2014(1)
Juknis bos 2014(1)Juknis bos 2014(1)
Juknis bos 2014(1)
 
Juknis bos 2014
Juknis bos 2014Juknis bos 2014
Juknis bos 2014
 
Juknis bos 2014
Juknis bos 2014 Juknis bos 2014
Juknis bos 2014
 
Petunjuk Teknis BOS 2014
Petunjuk Teknis BOS 2014Petunjuk Teknis BOS 2014
Petunjuk Teknis BOS 2014
 
01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk
01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk
01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk
 
Standar operasional pendidikan
Standar operasional pendidikanStandar operasional pendidikan
Standar operasional pendidikan
 

More from Universitas Pendidikan Indonesia

Syifa Novita F- Bagian-bagian Pokok Kurikukum SD dan Hubungannya dengan RPP d...
Syifa Novita F- Bagian-bagian Pokok Kurikukum SD dan Hubungannya dengan RPP d...Syifa Novita F- Bagian-bagian Pokok Kurikukum SD dan Hubungannya dengan RPP d...
Syifa Novita F- Bagian-bagian Pokok Kurikukum SD dan Hubungannya dengan RPP d...
Universitas Pendidikan Indonesia
 
Doa dini hari-Aljawad.pdf
Doa dini hari-Aljawad.pdfDoa dini hari-Aljawad.pdf
Doa dini hari-Aljawad.pdf
Universitas Pendidikan Indonesia
 
CARA TURUN SUJUD.pdf
CARA TURUN SUJUD.pdfCARA TURUN SUJUD.pdf
CARA TURUN SUJUD.pdf
Universitas Pendidikan Indonesia
 
CARA TURUN SUJUD.pdf
CARA TURUN SUJUD.pdfCARA TURUN SUJUD.pdf
CARA TURUN SUJUD.pdf
Universitas Pendidikan Indonesia
 
3B-K4-Hakikat_Sains_AUD.pdf
3B-K4-Hakikat_Sains_AUD.pdf3B-K4-Hakikat_Sains_AUD.pdf
3B-K4-Hakikat_Sains_AUD.pdf
Universitas Pendidikan Indonesia
 
3B-K3-Hakikat_Sains_AUD.pdf
3B-K3-Hakikat_Sains_AUD.pdf3B-K3-Hakikat_Sains_AUD.pdf
3B-K3-Hakikat_Sains_AUD.pdf
Universitas Pendidikan Indonesia
 
3B-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3B-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx3B-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3B-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx
Universitas Pendidikan Indonesia
 
3B_K3_Materi 6_science in early childhood.pptx
3B_K3_Materi 6_science in early childhood.pptx3B_K3_Materi 6_science in early childhood.pptx
3B_K3_Materi 6_science in early childhood.pptx
Universitas Pendidikan Indonesia
 
3B_K1-Konsep Dasar Sains AUD.pptx
3B_K1-Konsep Dasar Sains AUD.pptx3B_K1-Konsep Dasar Sains AUD.pptx
3B_K1-Konsep Dasar Sains AUD.pptx
Universitas Pendidikan Indonesia
 
3B_K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx
3B_K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx3B_K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx
3B_K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx
Universitas Pendidikan Indonesia
 
3C-K4-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K4-Hakikat_Sains_AUD.pptx3C-K4-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K4-Hakikat_Sains_AUD.pptx
Universitas Pendidikan Indonesia
 
3C-K3-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K3-Hakikat_Sains_AUD.pptx3C-K3-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K3-Hakikat_Sains_AUD.pptx
Universitas Pendidikan Indonesia
 
3C-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx3C-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx
Universitas Pendidikan Indonesia
 
3C-K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx3C-K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx
Universitas Pendidikan Indonesia
 
Materi-1 Sciene for Early Childhood.pptx
Materi-1 Sciene for Early Childhood.pptxMateri-1 Sciene for Early Childhood.pptx
Materi-1 Sciene for Early Childhood.pptx
Universitas Pendidikan Indonesia
 
Whole child restoring_wonder_to_the-art of parenting
Whole child restoring_wonder_to_the-art of parentingWhole child restoring_wonder_to_the-art of parenting
Whole child restoring_wonder_to_the-art of parenting
Universitas Pendidikan Indonesia
 
Ch9 dr-mc kenneyreeves-preprint
Ch9 dr-mc kenneyreeves-preprintCh9 dr-mc kenneyreeves-preprint
Ch9 dr-mc kenneyreeves-preprint
Universitas Pendidikan Indonesia
 
00 kata-kerja-operasional-kko-edisi-revisi-teori-bloom
00 kata-kerja-operasional-kko-edisi-revisi-teori-bloom00 kata-kerja-operasional-kko-edisi-revisi-teori-bloom
00 kata-kerja-operasional-kko-edisi-revisi-teori-bloom
Universitas Pendidikan Indonesia
 
Early childhood qualitative research
Early childhood qualitative researchEarly childhood qualitative research
Early childhood qualitative research
Universitas Pendidikan Indonesia
 

More from Universitas Pendidikan Indonesia (20)

Syifa Novita F- Bagian-bagian Pokok Kurikukum SD dan Hubungannya dengan RPP d...
Syifa Novita F- Bagian-bagian Pokok Kurikukum SD dan Hubungannya dengan RPP d...Syifa Novita F- Bagian-bagian Pokok Kurikukum SD dan Hubungannya dengan RPP d...
Syifa Novita F- Bagian-bagian Pokok Kurikukum SD dan Hubungannya dengan RPP d...
 
Doa dini hari-Aljawad.pdf
Doa dini hari-Aljawad.pdfDoa dini hari-Aljawad.pdf
Doa dini hari-Aljawad.pdf
 
CARA TURUN SUJUD.pdf
CARA TURUN SUJUD.pdfCARA TURUN SUJUD.pdf
CARA TURUN SUJUD.pdf
 
CARA TURUN SUJUD.pdf
CARA TURUN SUJUD.pdfCARA TURUN SUJUD.pdf
CARA TURUN SUJUD.pdf
 
Doa Yastasyir.pdf
Doa Yastasyir.pdfDoa Yastasyir.pdf
Doa Yastasyir.pdf
 
3B-K4-Hakikat_Sains_AUD.pdf
3B-K4-Hakikat_Sains_AUD.pdf3B-K4-Hakikat_Sains_AUD.pdf
3B-K4-Hakikat_Sains_AUD.pdf
 
3B-K3-Hakikat_Sains_AUD.pdf
3B-K3-Hakikat_Sains_AUD.pdf3B-K3-Hakikat_Sains_AUD.pdf
3B-K3-Hakikat_Sains_AUD.pdf
 
3B-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3B-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx3B-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3B-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx
 
3B_K3_Materi 6_science in early childhood.pptx
3B_K3_Materi 6_science in early childhood.pptx3B_K3_Materi 6_science in early childhood.pptx
3B_K3_Materi 6_science in early childhood.pptx
 
3B_K1-Konsep Dasar Sains AUD.pptx
3B_K1-Konsep Dasar Sains AUD.pptx3B_K1-Konsep Dasar Sains AUD.pptx
3B_K1-Konsep Dasar Sains AUD.pptx
 
3B_K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx
3B_K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx3B_K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx
3B_K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx
 
3C-K4-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K4-Hakikat_Sains_AUD.pptx3C-K4-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K4-Hakikat_Sains_AUD.pptx
 
3C-K3-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K3-Hakikat_Sains_AUD.pptx3C-K3-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K3-Hakikat_Sains_AUD.pptx
 
3C-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx3C-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K2-Hakikat_Sains_AUD.pptx
 
3C-K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx3C-K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx
3C-K1_Hakikat_Sains_AUD.pptx
 
Materi-1 Sciene for Early Childhood.pptx
Materi-1 Sciene for Early Childhood.pptxMateri-1 Sciene for Early Childhood.pptx
Materi-1 Sciene for Early Childhood.pptx
 
Whole child restoring_wonder_to_the-art of parenting
Whole child restoring_wonder_to_the-art of parentingWhole child restoring_wonder_to_the-art of parenting
Whole child restoring_wonder_to_the-art of parenting
 
Ch9 dr-mc kenneyreeves-preprint
Ch9 dr-mc kenneyreeves-preprintCh9 dr-mc kenneyreeves-preprint
Ch9 dr-mc kenneyreeves-preprint
 
00 kata-kerja-operasional-kko-edisi-revisi-teori-bloom
00 kata-kerja-operasional-kko-edisi-revisi-teori-bloom00 kata-kerja-operasional-kko-edisi-revisi-teori-bloom
00 kata-kerja-operasional-kko-edisi-revisi-teori-bloom
 
Early childhood qualitative research
Early childhood qualitative researchEarly childhood qualitative research
Early childhood qualitative research
 

Recently uploaded

SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 

Recently uploaded (20)

SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 

Press release kmstp

  • 1. Press Release KMSTP : Revisi Permendikbud No. 75 Tahun 2016...!!! Lepas Dari Mulut Harimau Masuk Mulut Buaya Pada tanggal 30 Oktober 2016, Mendikbud telah menandatangani Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah. Kebijakan baru ini merupakan perubahan atas Kepmendiknas No. 44/U/2002 tentang Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Permendikbud Komite Sekolah dilatarbelakangi oleh upaya peningkatan mutu layanan sekolah yang selalu terkendala oleh pendanaan. Pendanaan pendidikan bagi sekolah ternyata tidak cukup hanya bersumber dari APBN dan APBD oleh karena itu, membutuhkan dukungan dari masyarakat. Dalam konteks inilah kemudian Mendikbud membuat kebijakan baru yang diklaim merupakan revitalisasi Komite Sekolah sehingga lembaga ini mampu menggalang dana publik selain pungutan sekolah. Berikut catatan KMSTP atas Permendikbud No. 75 tahun 2016 dan perbandingannya dengan Kepmen No. 44/U/2002 sebagai berikut : 1. Tugas dan Fungsi Komite Sekolah berubah Menurut Kepmen No. 44/U/2002, salah satu tujuan komite sekolah adalah untuk menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. Namun hal ini, tidak muncul dalam Permendikbud No. 75/2016. Sebagaimana diketahui, tata kelola sekolah terutama terkait dengan transparansi, akuntabilitas dan partisipasi masih sangat buruk. Penyusunan program, kegiatan, anggaran dan pertanggungjawaban keuangan sekolah masih dilakukan secara tertutup oleh pihak sekolah tanpa melibatkan Komite Sekolah apalagi orang tua murid. Begitu juga dengan tugas dan fungsi yang sebelumnya cukup banyak dimiliki oleh Komite Sekolah dalam Kepmendiknas No. 44/U/2002 namun dipotong dan direduksi dalam Permendikbud No. 75/2016. Jadi dimana letak revitalisasinya? Selama ini fungsi kontrol komite sekolah tidak berjalan efektif agar terjadi checks and balance dalam pengelolaan sekolah dan hal ini membutuhkan penegasan dalam Permendikbud. Sayangnya, hal ini luput dalam kebijakan baru ini.
  • 2. Selain kewenangan ini, pengangkatan pengurus Komite Sekolah ternyata masih ditetapkan oleh Kepala Sekolah. Seharusnya, Kepala sekolah cukup mengetahui pengangkatan Pengurus Komite Sekolah. Penetapan pengurus Komite Sekolah dikhawatirkan menjadikan Komite Sekolah semakin tidak independen dalam menjalankan tugas dan fungsinya terhadap sekolah. 2. Pergeseran Pelaku Pungutan Permendikbud No. 75/2016 melarang Komite Sekolah disemua jenjang pendidikan menarik pungutan dari orang tua murid. Komite sekolah ditugaskan untuk menggalang bantuan dari publik dan sumbangan dari orang tua murid. Bagaimana dengan pungutan yang biasa ditarik Komite Sekolah dijenjang menengah (SMA/SMK) selama ini? Besar kemungkinan pungutan ini akan diambil alih oleh pihak sekolah (Kepala Sekolah, Guru dan Bendahara). Hal ini terjadi karena selama ini sekolah terutama pada jenjang menengah mengandalkan dana pungutan Komite Sekolah untuk membiayai berbagai program dan kegiatannya. Jadi, jika Komite Sekolah dilarang menarik pungutan maka pihak sekolah yang akan menarik pungutan tersebut dari peserta didik atau orang tua murid. Hal ini dimungkinkan karena pungutan pada jenjang pendidikan menengah diatur dalam PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Jadi, belum ada aturan perundang-undangan yang melarang pihak sekolah dijenjang pendidikan menengah menarik pungutan dari orang tua murid. Aturan pelarangan pungutan hanya ada bagi jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) dimana pihak sekolah dan Komite Sekolah dilarang melakukan hal tersebut. Apa yang akan terjadi jika pihak sekolah (SMA/SMK) mengambil alih peran komite sekolah menarik pungutan? Menurut kami pungutan akan semakin merajalela dan tidak terkendali terutama pada daerah yang melegalkan adanya pungutan. Hal ini terjadi karena tidak adanya kontrol atas pada SMA/SMK yang menarik pungutan. Sebelumnya, kontrol dilakukan oleh Komite Sekolah namun saat ini pasca Permendikbud No. 75/2016 Komite Sekolah tidak lagi berwenang mengawasi pungutan yang dilakukan oleh pihak sekolah. Hilangnya kontrol Komite Sekolah akan mendorong pihak sekolah (SMA/SMK) semakin “kreatif dan inovatif” menarik pungutan dari orang tua murid.
  • 3. Transparansi Kebutuhan Biaya Sekolah Untuk Peningkatan Mutu (Pencapaian 8 Standar Nasional Pendidikan) Salah satu alasan munculnya Permendikbud baru ini adalah sekolah kesulitan meningkatkan mutu pendidikan namun kekurangan dana. Dana yang bersumber dari Pemerintah (APBN) dan dari Pemda (APBD) dinilai tidak mencukupi program dan kegiatan untuk pencapaian mutu tersebut. Namun sayangnya, pemerintah dan sekolah tidak bersedia menjelaskan secara transparan kepada orang tua murid dan publik berapa nilai dan rincian dari kebutuhan anggaran tersebut? Sayangnya, Permendikbud tidak mengatur soal transparansi kebutuhan dana ini. Pendanaan pendidikan di sekolah merupakan kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah. Jadi, prioritas pertama pendanaan haruslah dari upaya pemerintah dan pemerintah daerah melalui APBN dan APBD. Oleh karena itu, upaya mendorong Komite Sekolah menggalang bantuan publik dan sumbangan orang tua murid dapat dinilai sebagai pengalihan beban anggaran dari pundak pemerintah ke masyarakat. Oleh karena itu, sudah seharusnya pemerintah dan pemerintah daerah meminta maaf pada publik dan orang tua murid karena tidak mampu memenuhi kewajibannya dan mengalihkannya pada pundah masyarakat dan orang tua murid. Kemampuan Komite Sekolah Menggalang Bantuan Diragukan Permendikbud No. 75 Tahun 2016 menugaskan Komite Sekolah melakukan penggalangan bantuan dari masyarakat dan sumbangan dari orang tua. Penggalangan bantuan dari masyarakat diragukan efektifitasnya karena pengurus Komite Sekolah belum memiliki akses dan kemampuan untuk hal tersebut. Sebagian pengurus komite sekolah diragukan memiliki akses terhadap perusahaan yang memiliki program CSR, tokoh masyarakat, individu dengan kemampuan ekonomi tinggi dan pihak lain. Sebagian Komite Sekolah mungkin mampu mengakses karena sebagian perusahaan berada atau dengan wilayah sekolahnya. Namun sebagian lagi yang lain, berada jauh dari perusahaan yang akan memberikan CSR. Masyarakat disekitar sekolah juga tidak dalam kondisi mampu memberi bantuan atau sumbangan finansial pada sekolah.
  • 4. Diperkotaan diprediksi akan banyak sekolah mengajukan proposal pada perusahaan atau instansi tertentu. Hal ini akan memicu persaingan dan kompetisi antar Komite Sekolah untuk memperebutkan bantuan dari donatur. Kompetisi ini jelas tidak menguntungkan sekolah dimana pengurus Komite Sekolah tidak memiliki akses dan jaringan yang kuat pada pendonor. Akibatnya, Komite Sekolah tidak akan dapat memenuhi target bantuan dan kemudian mengandalkan sumbangan dari orang tua murid. Ketika hal ini terjadi, mungkin saja Komite Sekolah memberlakukan sumbangan dengan unsur mengikat atau dengan kata lain sumbangan tersebut pada dasarnya adalah pungutan. Rekomendasi Terkait dengan hal Permendikbud No. 75/2016 ini kami merekomendasikan hal berikut : 1. Revisi Permendikbud No. 75/2016 agar Komite Sekolah benar-benar di revitalitasi. Revitalisasi difokuskan penguatan kewenangan Komite Sekolah dalam perencanaan, penganggaran dan pengawasan kinerja serta anggaran sekolah. 2. Sekolah perlu membuat perencanaan (rkas detail) yang isinya apa yang akan dilakukan oleh sekolah selama satu tahun ke depan. detail sampai kegiatan dan barang/jasa apa yang mau dibeli. berdasarkan rencana itu, baru ditetapkan besarnya bantuan dan sumbangan. perencanaan ini, selain dibuat bersama komite sekolah, hasilnya harus diumumkan lewat website yang dibangun oleh pemda, atau minimal oelh sekolah dimana orang tua bisa mengakses. 3. Mendorong pemda untuk membangun mekanisme akuntabilitas, seperti complaint handling sistem, dimana orang tua dan masyarakat dapat melakukan pengaduan jika terdapat penyalahgunaan dana bantuan dan sumbangan. Pointnya: Sistem akuntabilitas adalah infrastruktur yang harus dibangun sebelum permen ini diterapkan, baik dalam hal perencanan maupun pertanggungjawaban penggunaan dana. 4. Penetapan pengurus Komite Sekolah dilakukan oleh Dewan Pendidikan diketahui oleh Kepala Sekolah. Dengan kondisi ini maka indepedensi Komite Sekolah dapat dipertahankan. 5. Mendikbud membuat permen terkait dengan pungutan dan sumbangan pada jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK) sebagai amanat PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
  • 5. Pendidikan. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan pungutan liar yang selama ini terjadi terutama yang dilakukan oleh pihak sekolah. 6. Adanya Permendikbud yang mewajibkan Pemda dan sekolah membangun sistem pengaduan atas praktik penerimaan bantuan, sumbangan dan pungutan tersebut. Selain itu, Permendikbud juga mengatur tentang sanksi bagi pihak sekolah atau Komite Sekolah yang terbukti melanggar aturan terkait bantuan, sumbangan dan pungutan serta keanggotan Komite Sekolah. Jakarta, 18 Januari 2017 KMSTP (Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Transformasi Pendidikan) Febri Hendri AA – Koordinator (081219867097), Nailul Faruq – Seknas JPPI/NEW INDO (085852990068), Lukman Hakim A33 (087786500040)