Bab 1-15 membahas berbagai aspek pembelajaran sains pada anak usia dini, mulai dari tempat ilmu di tahun-tahun awal, teori belajar terkait, pendekatan untuk meningkatkan pembelajaran sains, hingga perencanaan mengajar sains di tahun pertama."
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan sains untuk anak usia dini, yang meliputi pengertian sains dan pendidikan sains, landasan teori psikologi pendidikan sains untuk anak usia dini, ruang lingkup dan dimensi pendidikan sains, serta prinsip dan karakteristik pendidikan sains untuk anak usia dini.
Dokumen tersebut membahas tentang hakikat pendidikan sains dan urgensi sains untuk tumbuh kembang anak. Pendidikan sains bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam penguasaan konsep sains, proses sains, dan sikap ilmiah. Pembelajaran sains pada anak usia dini diarahkan untuk membantu anak dalam pemecahan masalah, mengembangkan sikap ilmiah, dan meningkatkan minat terhadap sains.
1. Sains merupakan ilmu pengetahuan tentang alam sekitar yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian. 2. Pembelajaran sains pada anak usia dini dilakukan untuk pengenalan dan penguasaan konsep dasar secara sederhana. 3. Pembelajaran sains penting untuk membantu anak menguasai produk, proses, dan nilai-nilai sains.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sains, landasan teori dan psikologis pendidikan sains untuk anak usia dini, ruang lingkup, prinsip, dan karakteristik pembelajaran sains bagi anak usia dini.
2. Pembelajaran sains penting untuk menumbuhkan sifat kritis, keingintahuan, dan berpikir teratur melalui eksperimen yang menyenangkan pada anak usia dini.
3. Beberapa prinsip pembel
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan sains untuk anak usia dini, yang meliputi pengertian sains dan pendidikan sains, landasan teori psikologi pendidikan sains untuk anak usia dini, ruang lingkup dan dimensi pendidikan sains, serta prinsip dan karakteristik pendidikan sains untuk anak usia dini.
Dokumen tersebut membahas tentang hakikat pendidikan sains dan urgensi sains untuk tumbuh kembang anak. Pendidikan sains bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam penguasaan konsep sains, proses sains, dan sikap ilmiah. Pembelajaran sains pada anak usia dini diarahkan untuk membantu anak dalam pemecahan masalah, mengembangkan sikap ilmiah, dan meningkatkan minat terhadap sains.
1. Sains merupakan ilmu pengetahuan tentang alam sekitar yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian. 2. Pembelajaran sains pada anak usia dini dilakukan untuk pengenalan dan penguasaan konsep dasar secara sederhana. 3. Pembelajaran sains penting untuk membantu anak menguasai produk, proses, dan nilai-nilai sains.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sains, landasan teori dan psikologis pendidikan sains untuk anak usia dini, ruang lingkup, prinsip, dan karakteristik pembelajaran sains bagi anak usia dini.
2. Pembelajaran sains penting untuk menumbuhkan sifat kritis, keingintahuan, dan berpikir teratur melalui eksperimen yang menyenangkan pada anak usia dini.
3. Beberapa prinsip pembel
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sains dan pendidikan sains, landasan teori dan psikologis pendidikan sains untuk anak usia dini, serta urgensi dan ruang lingkup pembelajaran sains bagi anak usia dini.
Dokumen tersebut merangkum capaian pembelajaran kurikulum merdeka belajar mata pelajaran IPAS untuk fase C, yang berfokus pada memperkenalkan sistem dan perangkat yang saling terhubung dalam alam dan kehidupan sosial, serta membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahaman tersebut. Tujuan pembelajaran IPAS adalah membantu peserta didik mengembangkan rasa ingin t
Dokumen tersebut membahas capaian pembelajaran kurikulum merdeka belajar untuk mata pelajaran IPAS di fase C. IPAS merupakan gabungan dari IPA dan IPS yang bertujuan membantu peserta didik memahami interaksi antara alam semesta, kehidupan manusia, dan lingkungan sosialnya. Pembelajaran IPAS diarahkan untuk mengembangkan rasa ingin tahu, keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan menyeles
BAHAN AJAR LITERASI SAINS - KELOMPOK 5.pdffitrahfaz12
Literasi sains penting bagi siswa sekolah dasar karena dapat membantu mereka memahami dunia sekitar, mengambil keputusan sehat, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Kemampuan literasi sains siswa dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA berorientasi literasi sains seperti pemahaman konsep sains dan keterampilan proses ilmiah.
Dokumen tersebut membahas landasan teori teknologi pembelajaran, yang terdiri atas landasan filsafat, epistemologi, dan aksiologi. Landasan filsafat mencakup ontologi (obyek belajar), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologi (penggunaan pengetahuan). Teknologi pembelajaran bertujuan meningkatkan akses dan mutu pendidikan dengan memanfaatkan sumber daya dan teknologi yang ada.
[Ringkasan]
Aktiviti awal sains untuk kanak-kanak prasekolah memberi tumpuan kepada penerokaan alam
sekitar melalui deria dan eksperimen mudah. Ia membantu membangunkan sikap saintifik dan
kemahiran seperti pemerhatian dan penyelesaian masalah. Topik utama termasuk diri, tumbuhtumbuhan, makanan, haiwan, air dan cahaya. Guru perlu merancang aktiviti bertema yang
menarik minat kanak-kanak untuk memup
KOGNITIF SAINS (PART 1) (SAINS MERUPAKAN ISI PRODUK, SAINS SEBAGAI PROSES, SA...EvaniaYafie
Bagaimana Anda mendefinisikan atau menggambarkan sains? Apa sains?
Apa yang akan Anda ajarkan jika Anda bertanggung jawab untuk pelajaran sains
besok? Apa yang akan dilakukan siswa Anda selama pelajaran sains? Pertanyaanpertanyaan ini dirancang untuk membantu Anda mulai memikirkan tentang sifat
sains. Dulu, sains telah didekati sebagai kumpulan pengetahuan, atau fakta, untuk
diingat dan diulang di kemudian hari.
Menurut Tadkiron Musfiroh(2008: 13), kemampuan kognisi dalam hal ini
diartikan sebagai pengetahuan yang luas daya nalar, kreativitas (daya cipta) serta
daya ingat. Kognisi merupakan konsep yang luas dan inklusif yang berhubungan
dengan kegiatan mental dalam memperoleh, mengolah, mengorganisasi dan
menggunakan pengetahuan. Proses utama kognisi meliputi mendeteksi,
mengevaluasi gagasan, menyaring prinsip, membayangkan kemungkinan,
mengatur strategi, berfantasi, bermimpi dan menarik kesimpulan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, pengembangan kognitif pada usia 4-
<6 tahun mencakup tiga hal pokok, yaitu pengembangan kognitif yang berkaitan
dengan pengetahuan umum dan sains, pengembangan kognitif yang berkaitan
dengan konsep bentuk, warna, ukuran dan pola serta pengembangan kognitif yang
berkaitan dengan konsep lambang bilangan dan huruf.
Makalah ini membahas tentang peningkatan kemampuan sains pada anak usia dini melalui pembelajaran berbasis alam. Pembelajaran berbasis alam merupakan konsep pendidikan yang mengajak anak belajar langsung di lingkungan alam sekitar untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kreativitas anak. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman sains anak secara menyenangkan.
PPG Semester 3 membahasikan topik Kemahiran Proses Sains. Dokumen ini menjelaskan mengapa sains perlu diajarkan di sekolah rendah, literasi saintifik, matlamat kurikulum sains sekolah rendah, bagaimana murid belajar sains, dan isu-isu dalam pendidikan sains seperti pemilihan isi kandungan kurikulum dan pendekatan pengajaran dan pembelajaran. Dokumen ini juga membincangkan sains sebagai proses, hasil, dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang bagian-bagian pokok kurikulum SD dan hubungannya dengan RPP dan Silabus.
2) Terdapat penjelasan mengenai komponen-komponen Silabus dan RPP serta prinsip-prinsip pengembangannya.
3) Silabus dan RPP merupakan bagian penting dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sains dan pendidikan sains, landasan teori dan psikologis pendidikan sains untuk anak usia dini, serta urgensi dan ruang lingkup pembelajaran sains bagi anak usia dini.
Dokumen tersebut merangkum capaian pembelajaran kurikulum merdeka belajar mata pelajaran IPAS untuk fase C, yang berfokus pada memperkenalkan sistem dan perangkat yang saling terhubung dalam alam dan kehidupan sosial, serta membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahaman tersebut. Tujuan pembelajaran IPAS adalah membantu peserta didik mengembangkan rasa ingin t
Dokumen tersebut membahas capaian pembelajaran kurikulum merdeka belajar untuk mata pelajaran IPAS di fase C. IPAS merupakan gabungan dari IPA dan IPS yang bertujuan membantu peserta didik memahami interaksi antara alam semesta, kehidupan manusia, dan lingkungan sosialnya. Pembelajaran IPAS diarahkan untuk mengembangkan rasa ingin tahu, keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan menyeles
BAHAN AJAR LITERASI SAINS - KELOMPOK 5.pdffitrahfaz12
Literasi sains penting bagi siswa sekolah dasar karena dapat membantu mereka memahami dunia sekitar, mengambil keputusan sehat, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Kemampuan literasi sains siswa dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA berorientasi literasi sains seperti pemahaman konsep sains dan keterampilan proses ilmiah.
Dokumen tersebut membahas landasan teori teknologi pembelajaran, yang terdiri atas landasan filsafat, epistemologi, dan aksiologi. Landasan filsafat mencakup ontologi (obyek belajar), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologi (penggunaan pengetahuan). Teknologi pembelajaran bertujuan meningkatkan akses dan mutu pendidikan dengan memanfaatkan sumber daya dan teknologi yang ada.
[Ringkasan]
Aktiviti awal sains untuk kanak-kanak prasekolah memberi tumpuan kepada penerokaan alam
sekitar melalui deria dan eksperimen mudah. Ia membantu membangunkan sikap saintifik dan
kemahiran seperti pemerhatian dan penyelesaian masalah. Topik utama termasuk diri, tumbuhtumbuhan, makanan, haiwan, air dan cahaya. Guru perlu merancang aktiviti bertema yang
menarik minat kanak-kanak untuk memup
KOGNITIF SAINS (PART 1) (SAINS MERUPAKAN ISI PRODUK, SAINS SEBAGAI PROSES, SA...EvaniaYafie
Bagaimana Anda mendefinisikan atau menggambarkan sains? Apa sains?
Apa yang akan Anda ajarkan jika Anda bertanggung jawab untuk pelajaran sains
besok? Apa yang akan dilakukan siswa Anda selama pelajaran sains? Pertanyaanpertanyaan ini dirancang untuk membantu Anda mulai memikirkan tentang sifat
sains. Dulu, sains telah didekati sebagai kumpulan pengetahuan, atau fakta, untuk
diingat dan diulang di kemudian hari.
Menurut Tadkiron Musfiroh(2008: 13), kemampuan kognisi dalam hal ini
diartikan sebagai pengetahuan yang luas daya nalar, kreativitas (daya cipta) serta
daya ingat. Kognisi merupakan konsep yang luas dan inklusif yang berhubungan
dengan kegiatan mental dalam memperoleh, mengolah, mengorganisasi dan
menggunakan pengetahuan. Proses utama kognisi meliputi mendeteksi,
mengevaluasi gagasan, menyaring prinsip, membayangkan kemungkinan,
mengatur strategi, berfantasi, bermimpi dan menarik kesimpulan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, pengembangan kognitif pada usia 4-
<6 tahun mencakup tiga hal pokok, yaitu pengembangan kognitif yang berkaitan
dengan pengetahuan umum dan sains, pengembangan kognitif yang berkaitan
dengan konsep bentuk, warna, ukuran dan pola serta pengembangan kognitif yang
berkaitan dengan konsep lambang bilangan dan huruf.
Makalah ini membahas tentang peningkatan kemampuan sains pada anak usia dini melalui pembelajaran berbasis alam. Pembelajaran berbasis alam merupakan konsep pendidikan yang mengajak anak belajar langsung di lingkungan alam sekitar untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kreativitas anak. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman sains anak secara menyenangkan.
PPG Semester 3 membahasikan topik Kemahiran Proses Sains. Dokumen ini menjelaskan mengapa sains perlu diajarkan di sekolah rendah, literasi saintifik, matlamat kurikulum sains sekolah rendah, bagaimana murid belajar sains, dan isu-isu dalam pendidikan sains seperti pemilihan isi kandungan kurikulum dan pendekatan pengajaran dan pembelajaran. Dokumen ini juga membincangkan sains sebagai proses, hasil, dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang bagian-bagian pokok kurikulum SD dan hubungannya dengan RPP dan Silabus.
2) Terdapat penjelasan mengenai komponen-komponen Silabus dan RPP serta prinsip-prinsip pengembangannya.
3) Silabus dan RPP merupakan bagian penting dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas perbedaan pendapat ulama tentang apakah seseorang harus meletakkan tangan atau lutut terlebih dahulu saat bersujud dalam shalat. Ada dalil yang menyebutkan bahwa meletakkan tangan lebih dulu lebih kuat karena didukung oleh hadis-hadis shahih dari Abu Hurairah dan Ibnu 'Umar. Ada juga hadis dari Wail bin Hujr yang lemah yang menyebutkan meletakkan lutut
Dokumen tersebut membahas perbedaan pendapat ulama tentang apakah seseorang harus meletakkan tangan atau lutut terlebih dahulu saat bersujud dalam shalat. Ada dalil yang menyebutkan bahwa meletakkan tangan lebih dulu lebih kuat karena didukung oleh hadis-hadis shahih dari Abu Hurairah dan Ibnu 'Umar. Ada juga hadis dari Wail bin Hujr yang lemah yang menyebutkan meletakkan lutut
Science education for early childhood involves teaching scientific concepts, processes, and attitudes to young children. It focuses on helping children understand science as a systematic process of discovery through observation and experimentation. The goal is to build children's knowledge of scientific principles while also cultivating positive attitudes like curiosity, open-mindedness, and skepticism. Effective science education exposes children to the scientific method in a hands-on way to make discoveries about how the natural world works.
This introduction provides an example of how children can be deeply affected by events in subtle ways that parents may not fully recognize. When the author's daughter took a bus ride on September 11th, she was perceptive of the anxiety and details around her, though she did not express her own feelings for a few days. Her later actions, like turning off news coverage, showed she had processed the tragedy in her own way. The story illustrates that children have inner emotional depths and needs that parents must strive to understand in order to nurture the whole child. Philosophers and psychologists can provide insight into this relationship between a child's surface expressions and hidden inner world.
This document provides an overview of educational design research. It defines educational design research as a genre of research that aims to iteratively develop solutions to practical educational problems while also generating new scientific knowledge. This dual goal of improving practice and advancing theory distinguishes educational design research from other research approaches. The document traces the origins of educational design research to calls for educational research to produce usable knowledge and more ecologically valid methods. It clarifies the nature of educational design research and compares it to related approaches. Finally, it outlines some common characteristics and processes of conducting educational design research.
This document provides an introduction to a book titled "Early Childhood Qualitative Research" edited by J. Amos Hatch. The book contains 13 chapters that discuss qualitative research methodologies that can be applied in early childhood settings, as well as issues that researchers may face. It aims to provide guidance on how to conduct rigorous and meaningful qualitative research in early childhood contexts.
Pemerintah Indonesia berencana memperluas program vaksinasi COVID-19 ke seluruh provinsi. Target vaksinasi akan dicapai dengan melibatkan tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit di seluruh Indonesia untuk membantu proses vaksinasi. Program vaksinasi diperluas untuk mencapai herd immunity sehingga dapat memperlambat dan menghentikan pandemi COVID-19 di Indonesia.
The document discusses activities to develop creativity and fluency in young children. It focuses on the technique of brainstorming, which involves generating many ideas in response to a prompt without evaluation. Three levels of brainstorming activities are described corresponding to ability levels of toddlers, preschoolers, and young school-aged children. The activities aim to nurture children's creativity by valuing their ideas and showing them their contributions are important. Regular practice of brainstorming can help develop fluency, defined as the ability to readily generate many possible solutions or ideas.
The document discusses activities to develop creativity and fluency in young children. It focuses on the technique of brainstorming, which involves generating many ideas in response to a prompt without evaluation. Three levels of brainstorming activities are described corresponding to ability levels of toddlers, preschoolers, and young school-aged children. The activities aim to nurture children's creativity by valuing their ideas and showing them their contributions are important. Regular practice of brainstorming can help develop fluency, defined as the ability to readily generate many possible solutions or ideas.
The document discusses the nature of science by providing a checklist of key characteristics of science and comparing it to Ernest Rutherford's investigation into the structure of the atom. Some key points made are:
- Science asks questions about the natural world and studies natural phenomena through observation, evidence and testing of ideas. It aims to understand the universe and how things work.
- Rutherford's atomic research exemplified the scientific process by using tools to study atoms, which cannot be seen, in order to learn about their structure.
- While science can investigate many topics, it is limited to natural explanations and cannot address supernatural phenomena or concepts outside the natural world.
This document provides a selected bibliography of methodological texts and articles on case study research methods. It lists over 50 sources including seminal books and articles that discuss case study as a research method. The sources cover topics such as designing case studies, ensuring rigor, developing theory from cases, and evaluating and comparing case studies. The bibliography serves as a useful starting point for researchers interested in learning more about case study methodology.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan pembelajaran di luar ruangan (outdoor learning) untuk meningkatkan perkembangan sains dan kreativitas anak usia dini. Outdoor learning dijelaskan dapat menstimulasi anak untuk bereksplorasi, berinteraksi langsung dengan alam sehingga menghasilkan imajinasi dan ide-ide baru yang merupakan bagian dari kreativitas anak. Namun demikian, lingkungan outdoor seringkali hanya digunakan sebag
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2. Bab 1 -Tempat Ilmu di Tahun-tahun Awal-
Pembelajaran sains dapat terjadi dalam situasi yang direncanakan atau secara kebetulan saat anak-
anak terlibat atau terlibat di dalamnya aktifitas lain. Sementara pendidik menyediakan kegiatan yang
ditetapkan untuk pembelajaran yang direncanakan, pembelajaran insidental dapat terjadidi lingkungan
rumah atau pusat anak usia dini saat anak-anak melakukan aktivitas bermain normal mereka.
Kata sains berasal dari kata Latin scientia , yang berarti pengetahuan. Namun, sains lebih dari itu dari
sekedar pengetahuan. Davis dan Howe ( 2003 ) menggambarkan sains terdiri dari konseptual
pengetahuan (pemahaman tentang, dan tentang, sains), pengetahuan prosedural (keterampilan dan
prosedur yang terkaitdengan melakukan sains) dan pengetahuan sikap (sikap dan disposisi untuk
meningkatkan pemikiran ilmiah).
3. Anak-anak kecil membutuhkan banyak kesempatan dalam berbagai konteks untuk
mempraktikkan praktik, intelektual, komunikasi dan keterampilan sosial yang terkait dengan
melakukan sains. Ini termasuk:
Pemberian waktu untuk mengeksplorasi sumber daya, menemukan ide, mengkonstruksi
makna dan mempelajari keterampilan, bersama-sama kesempatan untuk mengunjungi
kembali dan terlibat kembali dengan materi dan kegiatan untuk membangun pengamatan dan
ide mereka, keterampilan observasi praktis, menggunakan semua indera, ketangkasan
manual, kontrol motorik halus, tangan-mata, koordinasi dan konstruksi keterampilan penalaran
dan berpikir, seperti bertanya, berspekulasi dan menyimpulkan, memecahkan masalah,
memperhatikan persamaan dan perbedaan, dan mencerminkan keterampilan komunikasi,
termasuk berbicara, mendengarkan, berdiskusi, mewakili, merekam dan melaporkan
keterampilan sosial kerja sama, negosiasi, kepemimpinan, mengikuti instruksi dan berperilaku.
Dalam kategori usia 3–5 tahun, anak-anak menunjukkan rasa ingin tahu dan minat yang
besar pada benda dan kehidupan sesuatu. Mereka mulai menunjukkan pemahaman tentang
sebab dan akibat, dan menyadari bahwa banyak hal dapat berubah. Anak-anak di usia ini
mampu mengartikulasikan pemahaman mereka sendiri dan mengajukan pertanyaan kepada
orang lain. Mereka menyelidiki materi dengan menggunakan indra mereka secara tepat dan
mulai mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup dan objek yang mereka amati.
4. Bab 2 -Sains dan Kerangka Pembelajaran Awal Tahun Nasional-
EYLF , adalah elemen kunci dari agenda kualitas ini karena ini merupakan dasar untuk memastikan bahwa
anak-anak dalam semua pendidikan anak usia dini dan pengaturan perawatan mengalami pengajaran dan
pembelajaran yang berkualitas '(DEEWR, 2009)
Ada berbagai lapisan di EYLF, mulai dari konsep utama 'milik', 'menjadi' dan 'menjadi' dengan 'prinsip', 'praktik' dan
'hasil pembelajaran' yang ditetapkan dalam kerangka kerja. EYLF dikembangkan dengan tujuan tidak hanya untuk
mendukung praktik yang baik, yang sudah ada sebelumnyaterjadi di dalam sektor, tetapi juga untuk menciptakan
ruang di mana dialog dapat berlangsung terkait dengan awalpedagogi masa kanak-kanak, kurikulum dan wacana
(Sumsion et al., 2009). Ini dirancang agar fleksibeldapat diinterpretasikan dengan cara yang relevan dengan budaya
atau konteks latar dan cukup luaslingkup untuk menghormati banyak teori dan wacana yang dipegang oleh mereka
yang bekerja di anak usia dinisektor pendidikan dan perawatan (Raban et al., 2005 )
5. Bab 3
Sains dalam Kurikulum Australia
Bab ini memberikan gambaran umum tentang Kurikulum Australia: Sains. Bab ini dimulai dengan garis
besar singkat tentang sejarah Kurikulum Australia. Ini kemudian menjelaskan tiga untaian sains dari
Pemahaman Sains, Sains sebagai Upaya Manusia dan Keterampilan Penyelidikan Sains, dan menganggap hal
ini harus dijalin bersama untuk memberikan kerangka kerja untuk mengembangkan pengalaman belajar sains
berdasarkan pengalaman, terhubung, dan berurutan untuk anak-anak di tahun-tahun carly. Ketujuh kemampuan
umum (literasi, berhitung, kompetensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), berpikir kritis dan kreatif,
perilaku etis, kompeterik pribadi dan Surial, dan pemahaman antar budaya dan prioritas kurikulum (sejarah dan
budaya Aborigin dan Tere Strait Islander dan budaya, Keterlibatan Ada dan Australia dengan Asia, dan
keberlanjutan) disajikan, bersama dengan contoh-contoh yang terkait dengan sains di tahun-tahun awal
Berbagai studi kasus memberikan wawasan tentang bagaimana Kurikulum Australia: Sains dapat
diimplementasikan melalui hubungan dengan alam, sains warga dan tempat- berbasis pendidikan
6. Bab 4
Teori belajar yang berkaitan dengan sains anak usia dini
Anak-anak berusaha untuk memahami, dan memahami berbagai situasi dan fenomena
yang berinteraksi dengan mereka.Ini adalah sains dalam arti yang paling murni dan paling
sederhana - memungkinkan anak-anak memperoleh pemahaman tentang dunia di sekitar
mereka.Pemahaman anak didasarkan pada berbagai pengalaman dan interaksi yang mereka
miliki dan perkembangan kognitif konsep 'yang membantu menjelaskan fenomena, setidaknya
kepada mereka.Ada banyak teori tentang bagaimana anak-anak (dan, memang, orang dewasa)
mempelajari ilmu pengetahuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran pada anak-
anak.Bab ini menjelaskan dan membahas teori-teori yang diterima tentang perkembangan anak
dan berbagai pengaruh terhadap pembelajaran sains.
7. Bab 5
Pendekatan untuk Meningkatkan Pembelajaran Sains
Bab ini menghubungkan teori dengan praktik dengan membahas
berbagai pendekatan yang dapat digunakan dengan kaum muda anak-anak
untuk meningkatkan pembelajaran mereka.Ini membahas interaktivitas
pendekatan yang digunakan pendidik dengan anak-anak dan pengaturan.
Baik itu melalui proses sains, seperti perkembangan observasi, atau
Melalui pertanyaan yang terampil dari pendidik, pendekatan yang
digunakan harus meningkatkan peluang pembelajaran anak-anak.
8. Bab 6
Mengajar Sains Secara Inklusif dengan Fokus Khusus pada Pembelajaran Adat
Bab ini akan menyelidiki pembelajaran sains dari sudut pandang
praktik inklusif, yang diakui perspektif budaya dan pengetahuan sains
Pribumi.
9. Bab 7
Menggunakan Pedagogi Bermain dalam Pendidikan Sains Tahun-tahun Awal
Rousseau (1911), dalam karyanya Emile , percaya bahwa anak-anak harus
dibiarkan berkembang melalui permainanbebas dari batasan yang diberlakukan
oleh masyarakat, dan pedagogi awal harus memberikan keseimbangan
antarakebebasan individu dan kebahagiaan dan kendali dari masyarakat. Yang
terpenting, Rousseau menekankanpentingnya pembelajaran yang dipersonalisasi,
menekankan bahwa orang dewasa dan konteksnya harus mengakomodasi.
10. Bab 8
Meningkatkan Identitas Sains Anak-anak Melalui Praktik Pedagogis
Identitas sains pada anak kecil
Anak-anak membangun rasa identitas yang kuat ketika pengalaman positif membantu mereka memahami kontribusi merekapenting dan dihormati oleh
orang lain. Identitas sains mengacu pada bagaimana anak-anak memandang apakahmereka bisa mengerjakan sains dan sukses dalam sains, dan bagaimana
orang lain memandang mereka karena mampu melakukan sains. Mengembangkan identitas sains dapat dipengaruhi oleh peluang, sosialinteraksi dengan orang
lain dan berinteraksi dengan sumber daya sains. Pengakuan sebagai bagian dari suatu ilmukomunitas juga dapat meningkatkan identitas
sai(Feniche&Schweingruber, 2010).
Pedagogi
Secara garis besar, pedagogi adalah mengetahui apa yang diajarkan dan bagaimana mengajar. Karena itu, pedagogi seorang pendidikpanduan praktik
mengajar dan pembelajaran anak-anak. EYLF menggambarkan pedagogi sebagai 'pendidik anak usia dini'praktik profesional, terutama aspek-aspek yang
melibatkan membangun dan memelihara hubungan, kurikulumpengambilan keputusan, pengajaran dan pembelajaran (DEEWR, 2009, hal. 9).
11. Bab 9
Pendidikan STEM pada Anak Usia Dini
Secara harfiah, STEM adalah file akronim untuk sains, teknologi, matematika dan teknik.
Praktis istilahnya bermacam-macam ditafsirkan dengan komponen sains dan matematika yang sering
diutamakan. Namun, STEM pendidikan harus secara aktif mencakup teknologi dan teknik. Apa yang
dimaksud dengan 'T' untuk teknologi juga kontensius. Teknologi lebih dari sekedar teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) atau layar teknologi, fokus yang sempit tapi umum. Meskipun komputer, ponsel,
dan iPad adalah alat teknologi yang berguna,ada segudang teknologi non-digital yang juga berguna;
misalnya roda, gerbang, ransel, pensil, kotak makan siang dan selotip (Lindeman & McKendry
Anderson, 2015).
12. Bab 10
Lingkungan Belajar Sains
Bab ini berfokus pada cara pendidik dapat menggunakan lingkungan belajar dalam ruangan
untuk mendukung sains belajar dalam konteks berbasis permainan. Ruang, tata letak dan materi
dibahas dalam kaitannya dengan pembelajaran di dalam lingkungan, dengan penggunaan bahan
yang disorot melalui potensi yang mereka tawarkan untuk meningkatkan kurikulum. Tempat
memasak, meja penemuan sains, mengutak-atik (lihat juga Bab 9, 'STEM pendidikan pada anak
usia dini ') dan konstruksi ditekankan. Contoh peluang sains tersedia di lingkungan belajar
dalam ruangan dalam kaitannya dengan mengeksplorasi materi dan peralatan bermain disajikan.
13. Bab 11
Belajar Sains dalam Konteks Informal: Rumah dan Masyarakat
Mawson (2011) mengemukakan bahwa anak membawa berbagai pengetahuan yang luas dan
pemahaman teknologi dengan mereka ketika mereka memasuki pusat anak kecil- yang belum tentu diakui
atau didukung oleh gurunya.
Dalam studi lain, Robbins dan Jane (2006) meneliti beberapa cara di mana banyak kakek-nenek
mendukung anak-anak belajar sains melalui keterlibatan dalam aktivitas sehari-hari, seperti memasak,
berkebun, menggunakan peralatan taman bermain, memperbaiki dan menggunakan mesin seperti mobil,
trailer, mesin pemotong rumput dan kamera, dan kunjungan ke taman dan pantai. Orang tua Meksiko-
Amerika dan Anak-anak mereka prasekolah mengenal konsep sains dan pengetahuan yang dipelajari dari
aktivitas sehari-hari di dalamnya rumah - seperti berkebun, memasak, dan menggunakan tanaman untuk
pengobatan kesehatan di rumah.
14. Bab 12
Belajar Sains di Luar Ruangan
Kebanyakan anak senang berada di luar ruangan, menjelajahi lingkungan mereka,
menjadi kotor, dan mengikuti lingkungan mereka sendiri minat. Perkembangan fisik dan
kognitif anak, bersama dengan kesejahteraan mereka, ditingkatkan melalui, dengan, dan
di lingkungan luar (Maxwell, Mitchell & Evans, 2008; Gill, 2014). Saat bermain di luar
ruangan daerah bukanlah fenomena baru di Australia, pengakuan lingkungan ini sebagai
sarana peningkatan pembelajaran anak-anak baru muncul belakangan ini. Ada kebutuhan
untuk meningkatkan kualitas permainan di luar ruangan sejak dini pengaturan pendidikan
masa kanak-kanak.
15. Bab 13
Perencanaan Untuk Mengajar Sains di Tahun Pertama
Dalam penyampaian ilmu pengetahuan kepada anak-anak, pendidik anak usia dini melakukan banyak fungsi (Brunton
&Thornton, 2010 ; Howitt, Morris & Colvill, 2007):
1. Membangun bersama pengetahuan dengan anak kecil;
2. Menjadi sumber keahlian, keterampilan dan pengetahuan;
3. Mendorong anak-anak untuk bertanya
4. Mengajukan pertanyaan yang sesuai kepada anak-anak;
5. Memodelkan keterampilan dan atribut ilmiah, seperti keingintahuan,kerjasama, ketekunan dan ketahanan;
Memberi anak-anak waktu untuk mengeksplorasi, menemukan, mempelajari keterampilan, dan mengembangkan
pemahaman; dan merencanakan, mengamati dan mendokumentasikan atau menilai pembelajaran anak-anak
16. Bab 14
Pengajaran sains yang disengaja
Pengajaran yang disengaja melibatkan pendidik yang berhati-hati tentang tindakan
mereka untuk mengembangkan anak-anak keterampilan, konsep, pemahaman dan
disposisi. Ini adalah komponen penting dari proses belajar mengajar proses. Tempat
perancah dalam pengajaran yang disengaja adalah dijelaskan, dengan berbagai strategi
perancah verbal untuk memperluas keterampilan sains, pengetahuan dan pemahaman
disajikan. Komponen rencana pelajaran kemudian diperkenalkan dan diilustrasikan untuk
mendemonstrasikan bagaimana merencanakan pengajaran yang disengaja dalam sains.
17. BAB 15
Mengamati, menilai dan mendokumentasikan pembelajaran IPA
Sebagian besar waktu pendidik dihabiskan untuk mengamati anak-anak dalam pengasuhannya. Pengamatan ini
menjadi dasar dari penilaian mereka tentang perilaku, disposisi dan pembelajaran.Tytler, Peterson dan Prain (2007)
menemukan bahwa pemahaman anak-anak berfluktuasi bergantung pada konteks tempat mereka berada.Implikasi
bagi pendidik adalah observasi pembelajaran anak harus disertai dengan deskripsi konteks. Karena konteksnya
berbeda, pemahaman anak-anak mungkin fleksibel dan tidak kekal. Sebuah observasi, dianalisis terhadap
pemahaman tentang ide-ide sains utama, dapat dicatat sebagai pembelajaran anak-anak. Namun, untuk seorang
pendidik untuk memiliki keyakinan pada penilaian akademis pembelajaran, pengamatan berulang-ulang terhadap
pemahaman yang sama dalam konteks yang berbeda harus dilakukan untuk memastikan pembelajaran sains.
Pengamatan pembelajaran berkaitan dengan mencari tahu apa yang diketahui anak dan apa yang dapat mereka
lakukan.
18. Bab 16
Pembelajaran profesional melalui pendidikan sains latihan reflektif
Refleksi adalah bagian utama dari ajaran - proses belajar, dan merupakan bagian
penting dari pembelajaran profesional, karenamembantu pendidik dalam
memeriksa dan meninjau pengajaran mereka sendiri dan pembelajaran anak-anak
mereka.