Model pembelajaran Tebak Kata adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan kartu berisi kata-kata singkat untuk membantu siswa memahami materi secara menyenangkan. Metode ini bertujuan agar siswa tertarik belajar dan dapat mengingat konsep-konsep dengan mudah sambil diasah kemampuan berpikir dan bertanya.
This is a presentation of Education that i designed for my Group in the semester 4 in collage anyway i'm a new power point user. sometimes did this with fun!
This is a presentation of Education that i designed for my Group in the semester 4 in collage anyway i'm a new power point user. sometimes did this with fun!
Fakts belajar bahasa & kompetensi guru sem nas unindra 31okt13 pdfSyarif Yunus
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah harus menjadi "sentra" bagi pelesatraian dan penguatan eksistasi Bahasa Indonesia di kalangan pemakainya, termasuk di dunia internasional ....
Model Pembelajaran make a match and SQ3RIim Setyawati
Metode make a match merupakan salah satu model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan /tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku berbeda (heterogen)
dalam pembelajaran kooperatif, sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok.
Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward) jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang di persyaratkan
Make a match Adalah model pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas peran siswa sebagai tutor sebaya yang mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Teknik belajar make a match ini pertama kali dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994 (Lie 2010: 55)
Adapun kenunggulan dari metode make a match adalah
#teknik pembelajaran make a match mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan
#materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
#meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari
My PPT is available for everyone who has been learning, thank you for having a look and let me know when the file has been downloaded
Fakts belajar bahasa & kompetensi guru sem nas unindra 31okt13 pdfSyarif Yunus
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah harus menjadi "sentra" bagi pelesatraian dan penguatan eksistasi Bahasa Indonesia di kalangan pemakainya, termasuk di dunia internasional ....
Model Pembelajaran make a match and SQ3RIim Setyawati
Metode make a match merupakan salah satu model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan /tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku berbeda (heterogen)
dalam pembelajaran kooperatif, sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok.
Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward) jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang di persyaratkan
Make a match Adalah model pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas peran siswa sebagai tutor sebaya yang mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Teknik belajar make a match ini pertama kali dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994 (Lie 2010: 55)
Adapun kenunggulan dari metode make a match adalah
#teknik pembelajaran make a match mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan
#materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
#meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari
My PPT is available for everyone who has been learning, thank you for having a look and let me know when the file has been downloaded
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10Septi Dewi
SARANA PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN WILAYAH
Seperti yang telah kita ketahui bersama, selain terbatasnya tenaga guru, kendala proses belajar-mengajar yang selama ini ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang yang ada. Bagi yang kebetulan mengajar di daerah yang secara geografis terpencil, mungkin saat ini Anda merasakan bahwa apa yang disampaikan merupakan kenyataan yang setiap hari Anda temukan. Bagi yang mengajar di tempat yang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang, berikut adalah contoh yang layak untuk direnungkan bagaimana proses pembelajaran yang semestinya dilakukan. Untuk memperjelas pemahaman Anda, perhatikan contoh-contoh berikut ini
METODE PEMBELAJARAN
Beberapa guru mengajarkan bukan bidang yang dikuasainya. Misalnya guru Agama mengajarkan Bahasa Inggris
Masih banyak guru yang mengajar hanya menggunakan model yang itu-itu saja, karena kurang menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak
Guru mengajar lebih senang dengan caranya sendiri dan kurang memperhatikan yang disenangi anak
Ketidakmerataan Guru
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah salah satu strategi pembelajaran yang berhubungan dengan:
PAKEM
Pembelajaran Kooperatif dan Kolaboratif
Tujuan pembelajaran ini adalah hasil belajar akademik siswa meningkat, siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya dan pengembangan keterampilan sosial
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
ABSTRAK
Guru berperan penting dalam meningkatkan kemampuan belajar peserta didik agar memiliki kualitas belajar yang tinggi. Dalam pelaksanaanya kemampuan yang dimiliki peserta didik sangat berpengaruh terhadap hasil belajar sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang maksimal. Akan tetapi, proses belajar mengajar yang terjadi antar siswa dan guru di sekolah tidak selalu berjalan dengan lancar. Terkadang siswa mengalami kesulitan konsentrasi belajar dalam menerima pesan yang disampaikan. Peran guru di sekolah yang menjadi panutan serta orangtua kedua bagi siswa harus bisa memahami dan mengatur bagaimana pola mengajar yang asik dan nyaman agar siswa mudah untuk bergaul, bersikap toleransi dan menciptakan suasana kelas yang positif. Mengenai hal tersebut, penting bagi guru untuk memahami konsep belajar yang baik sesuai dengan pengalaman nyata dan penyelesaian masalah pembelajaran dilingkungan kegiatan pendidikan.
Kata kunci : guru, siswa, permasalahan, penyelesaian.
Kelompok 3 (tiga)
Nama Kelompok :
1. Florencia C.A.S.S. (218000144)
2. Nabila F.G.P. (218000091)
3. Alvina Y.E. (218000111)
4. Indah N.W. (218000036)
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
PENGAMPU MATA KULIAH: Dr. Drs. Achmad Noor Fatirul, ST., M.Pd.
1. MODEL PEMBELAJARAN COOPERATI VE LEARNING
( TEBAK KATA )
Cooperative learning ( tebak kata ) adalah
Penyampaian materi ajar yang menggunkan kata-kata
singkat yang dibentuk dalam bentuk kartu permainan
sehingga anak dapat menerima pesan pembelajaran
melalui kartu.
2. Metode ini berguna untuk kelas yang aktif dalam kelas.
Pengertian aktif terdapat 2 (dua) macam, yaitu:
2.aktif dalam arti siswa mau dan mampu berfikir dan bertanya jika
menemukan kesulitan.
1.aktif dalam arti selalu atau suka berbicara meski tidak dalam
pembelajaran,
3. Dalam buku Cooperative Learning oleh Agus Suprijono menjelaskan
pembelajaran aktif yaitu;
•Pembelajaran adalah proses belajar dengan menempatkan peserta
didik sebagai center stage performance (kinerja panggung ),, dengan
proses pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat merespon
pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan.
* Sedangkan aktif adalah siswa atau peserta didik mampu dan dapat
bertanya, mempertanyakan .
4. Langkah – langkah :
•Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar.
•Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai atau materi ± 45 menit.
•Guru menyuruh peserta didik berdiri berpasangan didepan kelas.
•Seorang peserta didik diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nantu
dibacakan pada pasangannya . Seorang peserta didik yang lainnya diberi kartu
yang berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca ( dilipat )kemudian
ditempelkan di dahi atau diselipkan di telinga . Peserta didik yang membawa
kartu 10 x 10 cm membacakan kata –kata yang tertulis didalamnya sementara
pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x10 cm . Jawaban
tepat apabila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan tersebut.
•Apabila jawabannya tepat sesuai yang tertulis dikartu maka pasangan itu boleh
duduk . Bila belum tepat pada waktu yang ditetepkan , peserta didik boleh
mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberikan
jawabannya.
5. •Anak akan mempunyai kekayaan bahasa.
•Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya.
•Siswa menjadi tertarik untuk belajar
•Memudahkan dalam mengingat apa yang telah dipelajari.
Kelebihannya :
6. Kekurangannya :
•Tidak mudah bagi guru untuk membuat kartu-kartu yang menarik untuk
diamati oleh anak didik.
•Tidak mudah bagi guru untuk menyusun rangkaian kata perkata didalam
kartu sehingga membutuhkan satu kata sebagai jawaban hasil tabakan
anak .
•Memerlukan waktu yang lama sehingga materi sulit tersampaikan.
•Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat
maju karena waktu terbatas.
•Seringkali siswa beranggapan bahwa model ini bukan untuk belajar ,
tetapi adalah untuk bermain sehingga merasa bahwa ini hanya sebagai
sebuah permainan belaka . Padahal model ini dilakukan dalam rangka
mengikutsertakan komponen tubuh siswa dalam proses pambelajaran ,
seperti disuruh berdiri , duduk , cari pasangan .
7. KESIMPULAN
Jadi, model pembelajaran Tebak Kata merupakan salah satu
model pembelajaran Cooperative Lerning, dengan proses
pembelajaran yang menarik agar siswa menjadi berminat
atau tertarik untuk belajar, mempermudah dalam
menanamkan konsep-konsep dalam ingatan siswa. Selain
itu siswa juga diarahkan untuk aktif, yaitu siswa atau
peserta didik mampu dan dapat bertanya.