SlideShare a Scribd company logo
KELOMPOK 8
NAMA KELOMPOK :
KETUA : 1. EVELYN (13-076)
ANGGOTA : 2. FARIZ HAFIZHAN (13-026)
3. AJI DAMADAN (13-056)
4. SYAILA ANNURY (13-058)
5. MALINDO AGNES (13-136)
PROFIL SEKOLAH
Nama sekolah : Sekolah SMA CAHAYA
Alamat : Jl. Hayam Wuruk no. 11 Medan
Nilai uang sekolah yaitu sebesar : Rp. 344.000
PROFIL KELAS
Kelas yang di observasi adalah kelas 11 IPS1
Jumlah murid adalah sebanyak 42 orang.
LAPORAN OBSERVASI
Setting ruangan kelas.
Di dalam kelas terdapat :
 21 buah meja dan 21 buah bangku berbentuk persegi
panjang. Setiap meja ditempati oleh 2 orang siswa
 1 buah meja guru yang berada di sisi kiri depan kelas
 1 buah white board
 2 buah AC, 1 buah kipas angin yang terletak di langit-
langit kelas dan 2 kipas angin yang terletak di dinding
bagian depan dan belakang
 2 buah jendela di bagian belakang kelas
 Hiasan-hiasan dinding yang berupa gambar Presiden
dan wakil Presiden RI, Garuda Pancasila, foto
pahlawan, dan karya tulis siswa.
Setting lokasi sekolah.
Di lokasi sekolah terdapat :
 Kantor Kepala Sekolah
 Ruang BP SMA
 Kantor guru
 20 buah ruang kelas, yang terdiri dari :
o Kelas X terdapat 7 ruang kelas
o Kelas XI terdapat 6 ruang kelas
o Kelas XII terdapat 7 ruang kelas
 5 laboratorium, yang terdiri dari : lab Bahasa, lab
Komputer, lab Kimia, lab Biologi, dan lab Fisika.
 Perpustakaan
 Koperasi
 Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
 Rumah ibadah yang berupa gereja
 Aula
 4 toilet, yang terdiri dari : 2 untuk guru dan 2
untuk siswa
 2 lapangan basket yang dipakai untuk SMP dan
SMA.
Lama observasi
Waktu yang dipergunakan oleh kelompok kami dalam
melaksanakan observasi adalah selama 2 hari dengan
rincian waktu :
• Hari pertama untuk video observasi di kelas selama 30
menit.
• Hari kedua untuk observasi setting sekolah selama 1 jam.
LAPORAN HASIL OBSERVASI
 Observasi di kelas
Pelajaran matematika.
 Dinamika pembelajaran antara siswa dan guru berjalan dengan
baik. Banyak interaksi antara guru dan siswa. Guru sangat serius
dalam mengajar dan terkadang guru menyelinginya dengan
bercandaan untuk mencairkan suasana. Agar materi mudah
dipahami oleh murid-muridnya, guru memberi contoh yang nyata
pada murid. Guru melibatkan murid pada proses pengajarannya.
Misalnya, guru memberi contoh di papan tulis dan memanggil 1
orang siswa untuk menyelesaikan soal tersebut. Tetapi karena
siswa yang disuruh maju untuk mengerjakan soal tersebut kurang
mengerti, maka akhirnya guru menyelesaikan soal tersebut
secara bersama-sama dengan melakukan interaksi kepada murid-
murid.
Guru juga membahas pelajaran kelas 1 SMA untuk mengulang
kembali pelajaran tersebut. Supaya murid-muridnya dapat
mengingat kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya.
Kemudian, guru memberikan soal latihan kepada murid supaya
guru mengetahui apakah muridnya sudah benar-benar
mengerti atau belum mengerti. Untuk murid yang belum
begitu mengerti, guru memberikan waktu kepada murid yang
digunakan untuk bertanya kepada teman yang lebih mengerti
(kerja kelompok). Sehingga murid akan menjadi lebih aktif.
Guru juga berjalan untuk memperhatikan murid-muridnya dan
membantu murid yang mengalami kesukaran dalam
menyelesaikan soal-soal.
 Cara berbicara guru sangat jelas dan tegas dalam
menyalurkan materi kepada muridnya. Guru juga dapat
berkomunikasi dengan baik kepada murid-muridnya. Sehingga
materi dapat tersalurkan denga baik kepada muridnya. Guru
memakai bahasa yang mudah dimengerti. Sehingga proses
pengajaran berjalan cukup baik.
 Sorot tatap mata guru tajam kepada murid-
muridnya yang berarti guru sangat antusias dalam
proses mengajar sehingga murid terlihat sangat
menangkap materi yang diberikan oleh gurunya.
 Body language guru terlihat sangat memperkuat
pengaruh komunikasi antara guru dengan murid.
Guru terlihat menekankan suatu pesan dalam
body languagenya. Contohnya: ketika guru
membuat sebuah contoh kepada muridnya, maka
dia langsung mempraktekkan apa yang sedang
beliau jelaskan.
ANALISIS SINGKAT DENGAN TEORI BELAJAR
 Pengetahuan dan Keahlian Profesional
 Penguasaan Materi Pelajaran.
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan
keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru
juga harus mempunyai strategi pengajaran yang
didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan
pelajaran, dan manajemen kelas. Mereka juga memahami
cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam
kelas. Di kelas yang kami observasi, guru yang mengajar
sudah menguasai materi pelajaran dengan baik dan
sangat bagus dalam menyalurkan materinya. Tetapi, di
dalam kelas belum ada teknologi yang mendukung proses
pembelajaran, seperti layar proyektor. Namun, murid-
murid tetap bersemangat dalam menerima materi yang
diberikan oleh guru.
 Strategi Pengajaran
Dalam strategi pengajaran terdapat prinsip konstruktivisme yang
merupakan inti dari filsafat pendidikan William James dan John
Dewey. Konstruktivisme menekankan agar individu dapat secara
aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahaman.
Konstruktivisme juga menekankan pada kolaborasi anak-anak untuk
saling bekerja sama supaya dapat mengetahui dan memahami
pelajaran. Berdasarkan observasi kelompok kami, guru yang di
dalam kelas menggunakan prinsip konstruktivisme, di mana guru
mendorong anak untuk berpikir secara kritis. Murid-murid
diberikan soal latihan dan guru membiarkan murid mencari jawaban
atas soal yang telah diberikan dengan membentuk kelompok.
Mereka dituntut untuk menjadi lebih aktif dan dapat memecahkan
soal tersebut.
Murid-murid dalam kelompok aktif mendengarkan teman yang
sedang menjelaskan, dan mereka juga aktif bertanya apabila masih
ada yang kurang paham. Jadi mereka tidak hanya duduk diam dan
mendengarkan, tetapi mereka juga ikut mencari tahu proses pada
rumus yang telah ditetapkan. Jika mereka mengerjakan soal
tersebut secara bersama-sama, maka mereka akan lebih mudah
dalam mengingat dan memahami pelajaran tersebut.
 Penetapan Tujuan dan Keahlian Perencanaan Instruksional
Guru harus menentukan tujuan pengajaran dan menyusun
rencana untuk mencapai tujuan itu. Dalam menyusun
rencana, guru memikirkan tentang cara agar pelajaran bisa
menantang sekaligus menarik. Dalam kelas, dapat dilihat
bahwa guru menyuruh 1 orang murid untuk menyelesaikan
soal di depan. Dengan begini, murid akan tertantang untukk
menyelesaikan soal tersebut. Tetapi murid yang di depan
kurang mengerti bagaimana harus menjawab soal
matematika tersebut. Sehingga akhirnya guru membantu
menjelaskan kepada murid yang di depan sekaligus
melakukan interaksi dengan murid-murid yang duduk di
bangku. Tujuan dari guru adalah supaya murid tersebut
dapat meraih hasil maksimal dari kegiatan belajarnya.
 Keahlian Manajemen Kelas
Aspek penting lain untuk menjadi guru yang efektif adalah
mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan
mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru juga harus
membangun dan mempertahankan lingkungan belajar yang
kondusif. Dalam kelas yang kami observasi, guru sudah
memiliki keahlian manajemen dalam kelas. Terkadang guru
akan mendiamkan murid jika ada yang berbicara. Suasana
kelas lumayan kondusif karena mereka cukup mendengarkan
dan memerhatikan guru dengan seksama. Guru juga aktif
berinteraksi kepada murid-murid, sehingga mereka tetap
aktif bersama. Tetapi suasana mulai sedikit ribut ketika
sudah dibentuk kelompok. Hal tersebut lumayan wajar,
karena jika dibentuk kelompok maka murid-murid akan
menerima dan ikut berbicara dan bertanya mengenai bagian
mana yang belum dipahami. Guru juga memonitoring dalam
kerja kelompok tersebut.
 Keahlian Motivasional
Guru yang efektif punya strategi yang baik untuk memotivasi
murid agar mau belajar. Dalam kelas yang diobservasi, guru
memotivasi murid dengan terus memberikan soal-soal yang
baru dan sulit. Jadi dengan demikian, murid akan termotivasi
untuk memecahkan soal tersebut meskipun mendapatkan soal
yang baru dan sulit.
 Keahlian Komunikasi
Guru yang efektif juga bekerja untuk meningkatkan keahlian
komunikasi dengan murid. Dalam observasi kami, ini dapat
dilihat ketika guru menyalurkan materi kepada murid-
muridnya. Komunikasi menjadi hal yang penting. Karena dengan
komunikasi yang bagus, murid dapat dengan mudah mencerna
apa yang disampaikan oleh gurunya dan murid juga mengerti
sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam materi yang
telah disampaikan tersebut.
 Bekerja secara efekif dengan murid dari latar kultural
yang berlainan
Dalam observasi kami, guru dan murid yang berada di
dalam kelas mempunyai latar kultural yang sama.
 Keahlian Teknologi
Guru yang efektif mengembangkan keahlian teknologi
dan mengintegrasikan komputer ke dalam proses
belajar di kelas. Dalam kelas observasi, di kelas tidak
terdapat proyektor. Jadi guru tidak menggunakan
proyektor dalam proses pengajarannya.
 Murid-murid sudah menggunakan tahap operasional
formal. Pada pemikiran ini, remaja akan berpikir lebih
abstrak, idealistis, dan logis. Hal ini terlihat dari segi
murid mengerjakan soal tersebut. Murid sudah bisa
berpikir rumus mana yang cocok untuk digunakan
dalam mengerjakan soal tersebut. Murid juga sudah
bisa membedakan rumus yang berbeda-beda dengan
penggunaannya. Kemudian, murid akan mengevaluasi
rumus tersebut dengan membuat kerangka-kerangka
dari rumus tersebut. Ketika sudah mendapatkan
jawaban dari soal tersebut, maka murid akan diminta
untuk menginterpretasikan data tersebut.
Teori Piaget
TEORI VYGOTSKY
 Gunakan zone of proximal development
Mengajar harus dimulai pada batas atas zona, di mana murid
mampu untuk mencapai tujuan dengan kerja sama erat
dengan pengajar.
Pada kelas yang kami observasi, guru sudah menggunakan
ZPD. Hal ini terlihat pada saat pelajaran diberikan, dengan
penjelasan berulang-ulang yang dijelaskan oleh guru, murid
akan mengorganisasikan dan menguasai urutan-urutan dalam
mengerjakan soal matematika tersebut.
 Gunakan teknik scaffolding
Scaffolding adalah teknik untuk mengubah bantuan level
untuk belajar. Hal ini juga di terapkan oleh guru matematika
tersebut. Guru mengawasi murid yang sedang mengerjakan
soal, jika murid tampak ragu, maka guru akan memberikan
bantuan dan menjelaskannya kepada murid.
 Gunakan teman sesama murid yang lebih ahli sebagai guru.
Dalam teori Vygotsky, bukan hanya orang dewasa saja yang
penting dalam membantu murid, tetapi murid juga bisa mendapat
manfaat atau petunjuk dari teman yang lebih ahli. Hal ini juga
tampak pada kelas matematika ini. Guru membentuk kerja
kelompok untuk para murid dalam membuat tugas. Di mana murid
saling bertanya kepada murid lain yang lebih mengerti dari
mereka.
 Dorong pembelajaran kolaboratif dan sadari bahwa pembelajaran
melibatkan suatu komunitas orang yang belajar.
Anak tidak belajar sendiri. Melainkan bekerja sama dalam
komunitas pelajar. Hal ini dapat dilihat dari kerja kelompok yang
dibentuk. Mereka bekerja sama dalam memecahkan pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
PANDANGAN SIEGLER
Robert Siegler (1998) mendeskripsikan tiga karakteristik dari
pendekatan pemrosesan informasi, yaitu : proses berpikir,
mekanisme pengubah, dan modifikasi diri.
 Pemikiran
Menurut pandangan Siegler, berpikir adalah pemrosesan informasi.
Siegler menyatakan bahwa ketika anak merasakan, melakukan
penyandian, mempresentasikan, dan menyimpan informasi dari dunia
sekelilingnya, mereka sedang melakukan proses berpikir. Dalam
observasi, kami melihat bahwa semua murid-murid di kelas
menggunakan proses pemikiran ini. Hal ini terlihat jelas sejak
proses pengajaran berlangsung. Setiap murid yang menerima
pelajaran pasti akan menyimpan pelajaran tersebut di dalam memori
dengan melakukan pengkodean (penyandian) terlebih dahulu. Apabila
murid bingung terhadap materi yang diajarkan, berarti murid
sedang melakukan proses berpikir. Guru akan menjelaskan sampai
mereka benar-benar mengerti mengenai materi tersebut.
 Mekanisme Pengubah
Ada mekanisme yang bekerja sama menciptakan perubahan
dalam keterampilan kognitif anak :
o Encoding (penyandian)
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam
memori. Dalam observasi kelas matematika, murid
melakukan penyandian terhadap materi-materi yang baru
diajarkan. Misalnya dalam segi rumus. Murid akan membuat
penyandian terhadap rumus. Sehingga murid mengetahui
kapan rumus tersebut dapat digunakan pada soal yang
tepat.
o Otomatisitas
Otomatisitas adalah kemampuan untuk memproses
informasi dengan sedikit. Dalam kelas matematika
tersebut, murid-murid tidak mungkin memproses infomasi
dengan sedikit. Karena dalam pelajaran matematika
diperlukan informasi yang banyak supaya dapat lebih
memahami materinya dan supaya tidak terjadi kesalahan
dalam penggunaan rumus.
o Konstruksi Strategi
Konstruksi strategi adalah penemuan prosedur baru untuk
memproses informasi. Siegler mengatakan bahwa anak perlu
menyandikan informasi kunci untuk suatu problem dan
mengoordinasikan informasi tersebut dengan pengetahuan
sebelumnya yang relevan untuk memecahkan masalah. Pada
kelas matematika, murid-murid memakai konstruksi strategi
dalam menjawab pertanyaan yang di berikan oleh guru. Di
mana murid menggabungkan pengetahuan yang baru didapat
dengan pengetahuan yang sudah didapat sebelumnya.
Sehingga murid dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut
dengan menggunakan pengetahuan yang telah digabung
tersebut. Seperti yang dilakukan oleh guru matematika,
guru mengulang kembali pelajaran dari kelas sebelumnya,
supaya murid-murid tetap meningat dan supaya mereka
mengetahui bahwa dalam pelajaran tersebut masih
berkaitan dengan materi dari kelas sebelumnya.
o Generalisasi
Anak perlu melakukan generalisasi, atau mengaplikasikan,
strategi pada problem lain. Pada pertanyaan yang baru dan
sulit murid akan menyusun strategi untuk memecahkan
pertanyaan dalam kondisi yang baru.
 Modifikasi Diri
Mereka menggunakan pengetahuan dan strategi yang
telah mereka pelajari untuk menyesuaikan respons pada
situasi pembelajaran yang baru. Dalam kelas matematika
tersebut, murid-murid menggunakaan pengetahuan yang
telah dimiliki dan menyesuaikan pengetahuan tersebut
dengan bentuk pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Setiap pengetahuan akan diproses dan dari proses
tersebut, murid akan mendapatkan solusi yang tepat untuk
memecahkan pertanyaan tersebut.
KESIMPULAN
Dari hasil observasi kelompok kami, kami dapat melihat bahwa proses
pengajaran lumayan bagus. Guru tidak hanya fokus pada murid yang di
depan, tetapi guru aktif dan menguasai kelas dengan baik. Sehingga
murid yang duduk di belakang juga aktif mengikuti pembelajaran. Guru
terlihat mengulangi pelajaran kelas X untuk mengingatkan muridnya
bahwa pelajaran tersebut ada kaitannya. Dan pembelajaran yang
dipakai guru tersebut memberikan kesempatan kepada murid untuk
bertanya pada murid lainnya yang lebih mengerti untuk menyelesaikan
soal-soal yang dianggap sukar (kerja kelompok). Sehingga murid dapat
berperan aktif secara bersama. Interaksi antara guru dan murid juga
terus dipakai agar tidak terjadinya kecanggungan antara guru dan
siswa. Memang di dalam kelas tidak terdapat proyektor untuk
mendukung proses pengajaran. Tetapi hal tersebut tidak menjadi
hambatan kepada muridnya. Semua murid tetap antusias mendengarkan
guru yang sedang menjelaskan di depan kelas. Menurut kelompok kami,
fasilitas sekolah lumayan lengkap. Karena terdiri dari beberapa
laboratorium yang mendukung proses pembelajaran murid. Misalnya
laboratorium komputer. Lab komputer tersebut sangat mendukung
karena murid dapat mempelajari teknologi dengan mendapatkan
informasi yang terupdate.
DOKUMENTASI
Penghargaan yang diterima oleh SMA Cahaya
Kantor Kepala Sekolah SMA
Ruang BP SMA
Lab Kimia
UKS
Perpustakaan
Rumah Ibadah
Aula

More Related Content

What's hot

Ptk
PtkPtk
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
risa zakiatul
 
Pendekatan Pengajaran
Pendekatan PengajaranPendekatan Pengajaran
Pendekatan Pengajaran
Afaf CyNofa
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
Mier Ajah
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Narendra
 
Masalah macroteaching di sekolah
Masalah macroteaching di sekolahMasalah macroteaching di sekolah
Masalah macroteaching di sekolah
Siti Jaharah Muhamad
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
Suyitno Yitno
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
ratih azza
 
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Alfan Fazan Jr.
 
Revisi isi
Revisi isiRevisi isi
Revisi isi
siti hasanah hasan
 
Refleksi Latihan Mengajar
Refleksi Latihan MengajarRefleksi Latihan Mengajar
Refleksi Latihan Mengajar
qunaz91
 
Jurnal minggu 1
Jurnal minggu 1Jurnal minggu 1
Jurnal minggu 1
Azliza Mohamed
 
Slide obseravasi pendidikan
Slide obseravasi pendidikanSlide obseravasi pendidikan
Slide obseravasi pendidikan
kikiregar
 

What's hot (15)

Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
 
Pendekatan Pengajaran
Pendekatan PengajaranPendekatan Pengajaran
Pendekatan Pengajaran
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
 
Masalah macroteaching di sekolah
Masalah macroteaching di sekolahMasalah macroteaching di sekolah
Masalah macroteaching di sekolah
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
 
Revisi isi
Revisi isiRevisi isi
Revisi isi
 
Jurnal refleksi praktikal
Jurnal refleksi praktikalJurnal refleksi praktikal
Jurnal refleksi praktikal
 
Contoh refleksi
Contoh refleksiContoh refleksi
Contoh refleksi
 
Refleksi Latihan Mengajar
Refleksi Latihan MengajarRefleksi Latihan Mengajar
Refleksi Latihan Mengajar
 
Jurnal minggu 1
Jurnal minggu 1Jurnal minggu 1
Jurnal minggu 1
 
Slide obseravasi pendidikan
Slide obseravasi pendidikanSlide obseravasi pendidikan
Slide obseravasi pendidikan
 

Similar to Kelompok 8 pddk

Slide obseravasi pendidikan
Slide obseravasi pendidikanSlide obseravasi pendidikan
Slide obseravasi pendidikan
yusuflbs12
 
Slide obseravasi pendidikan l
Slide obseravasi pendidikan lSlide obseravasi pendidikan l
Slide obseravasi pendidikan l
yusuflbs12
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
Joko Prasetiyo
 
Slide Obseravasi Pendidikan
Slide Obseravasi PendidikanSlide Obseravasi Pendidikan
Slide Obseravasi Pendidikanciivana
 
Slide obseravasi pendidikan
Slide obseravasi pendidikanSlide obseravasi pendidikan
Slide obseravasi pendidikanLabellaela
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
FLORENCIACAROLINEAUR
 
Keterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematikaKeterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematikaSusand Susand
 
Teknik penyajian materi dalam kelas
Teknik penyajian materi dalam kelasTeknik penyajian materi dalam kelas
Teknik penyajian materi dalam kelasMasriqon Masriqon
 
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdfArtikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
HarlimanDs
 
Slide Observasi Psikolgi Pendidikan
Slide Observasi Psikolgi PendidikanSlide Observasi Psikolgi Pendidikan
Slide Observasi Psikolgi Pendidikan
eprida
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
Puput Putri
 
Perencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajara
Perencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajaraPerencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajara
Perencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajara
noussevarenna
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaLaila Amru
 
REFLEKSI
REFLEKSIREFLEKSI
REFLEKSI
Pang Ling Ling
 
Teaching style
Teaching styleTeaching style
Teaching style
Abdul Hakim
 
STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
STRATEGI PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptxSTRATEGI PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
adityatristanalvaroA
 
Contoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VContoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - V
Eman Syukur
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
nuunaberry
 

Similar to Kelompok 8 pddk (20)

Slide obseravasi pendidikan
Slide obseravasi pendidikanSlide obseravasi pendidikan
Slide obseravasi pendidikan
 
Slide obseravasi pendidikan l
Slide obseravasi pendidikan lSlide obseravasi pendidikan l
Slide obseravasi pendidikan l
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
 
Slide Obseravasi Pendidikan
Slide Obseravasi PendidikanSlide Obseravasi Pendidikan
Slide Obseravasi Pendidikan
 
Slide obseravasi pendidikan
Slide obseravasi pendidikanSlide obseravasi pendidikan
Slide obseravasi pendidikan
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
 
Keterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematikaKeterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematika
 
Teknik penyajian materi dalam kelas
Teknik penyajian materi dalam kelasTeknik penyajian materi dalam kelas
Teknik penyajian materi dalam kelas
 
yg baru
yg baruyg baru
yg baru
 
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdfArtikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
 
Slide Observasi Psikolgi Pendidikan
Slide Observasi Psikolgi PendidikanSlide Observasi Psikolgi Pendidikan
Slide Observasi Psikolgi Pendidikan
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
Peer Tutor
Peer TutorPeer Tutor
Peer Tutor
 
Perencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajara
Perencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajaraPerencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajara
Perencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajara
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesia
 
REFLEKSI
REFLEKSIREFLEKSI
REFLEKSI
 
Teaching style
Teaching styleTeaching style
Teaching style
 
STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
STRATEGI PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptxSTRATEGI PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
 
Contoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VContoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - V
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
 

Recently uploaded

Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
jeanlomirihi1
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
SuryaniAnggun2
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
GregoryStevanusGulto
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
ShaoranAulia1
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
SIMRS Cendana
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
kartikaoktarini
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
IrmaFitriani7
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
jeanlomirihi1
 
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
lidyanimargareth23
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
maya746072
 

Recently uploaded (13)

Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
 
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
 

Kelompok 8 pddk

  • 1. KELOMPOK 8 NAMA KELOMPOK : KETUA : 1. EVELYN (13-076) ANGGOTA : 2. FARIZ HAFIZHAN (13-026) 3. AJI DAMADAN (13-056) 4. SYAILA ANNURY (13-058) 5. MALINDO AGNES (13-136)
  • 2. PROFIL SEKOLAH Nama sekolah : Sekolah SMA CAHAYA Alamat : Jl. Hayam Wuruk no. 11 Medan Nilai uang sekolah yaitu sebesar : Rp. 344.000
  • 3. PROFIL KELAS Kelas yang di observasi adalah kelas 11 IPS1 Jumlah murid adalah sebanyak 42 orang.
  • 4. LAPORAN OBSERVASI Setting ruangan kelas. Di dalam kelas terdapat :  21 buah meja dan 21 buah bangku berbentuk persegi panjang. Setiap meja ditempati oleh 2 orang siswa  1 buah meja guru yang berada di sisi kiri depan kelas  1 buah white board  2 buah AC, 1 buah kipas angin yang terletak di langit- langit kelas dan 2 kipas angin yang terletak di dinding bagian depan dan belakang  2 buah jendela di bagian belakang kelas  Hiasan-hiasan dinding yang berupa gambar Presiden dan wakil Presiden RI, Garuda Pancasila, foto pahlawan, dan karya tulis siswa.
  • 5. Setting lokasi sekolah. Di lokasi sekolah terdapat :  Kantor Kepala Sekolah  Ruang BP SMA  Kantor guru  20 buah ruang kelas, yang terdiri dari : o Kelas X terdapat 7 ruang kelas o Kelas XI terdapat 6 ruang kelas o Kelas XII terdapat 7 ruang kelas  5 laboratorium, yang terdiri dari : lab Bahasa, lab Komputer, lab Kimia, lab Biologi, dan lab Fisika.
  • 6.  Perpustakaan  Koperasi  Unit Kesehatan Sekolah (UKS)  Rumah ibadah yang berupa gereja  Aula  4 toilet, yang terdiri dari : 2 untuk guru dan 2 untuk siswa  2 lapangan basket yang dipakai untuk SMP dan SMA.
  • 7. Lama observasi Waktu yang dipergunakan oleh kelompok kami dalam melaksanakan observasi adalah selama 2 hari dengan rincian waktu : • Hari pertama untuk video observasi di kelas selama 30 menit. • Hari kedua untuk observasi setting sekolah selama 1 jam.
  • 8. LAPORAN HASIL OBSERVASI  Observasi di kelas Pelajaran matematika.  Dinamika pembelajaran antara siswa dan guru berjalan dengan baik. Banyak interaksi antara guru dan siswa. Guru sangat serius dalam mengajar dan terkadang guru menyelinginya dengan bercandaan untuk mencairkan suasana. Agar materi mudah dipahami oleh murid-muridnya, guru memberi contoh yang nyata pada murid. Guru melibatkan murid pada proses pengajarannya. Misalnya, guru memberi contoh di papan tulis dan memanggil 1 orang siswa untuk menyelesaikan soal tersebut. Tetapi karena siswa yang disuruh maju untuk mengerjakan soal tersebut kurang mengerti, maka akhirnya guru menyelesaikan soal tersebut secara bersama-sama dengan melakukan interaksi kepada murid- murid.
  • 9. Guru juga membahas pelajaran kelas 1 SMA untuk mengulang kembali pelajaran tersebut. Supaya murid-muridnya dapat mengingat kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya. Kemudian, guru memberikan soal latihan kepada murid supaya guru mengetahui apakah muridnya sudah benar-benar mengerti atau belum mengerti. Untuk murid yang belum begitu mengerti, guru memberikan waktu kepada murid yang digunakan untuk bertanya kepada teman yang lebih mengerti (kerja kelompok). Sehingga murid akan menjadi lebih aktif. Guru juga berjalan untuk memperhatikan murid-muridnya dan membantu murid yang mengalami kesukaran dalam menyelesaikan soal-soal.  Cara berbicara guru sangat jelas dan tegas dalam menyalurkan materi kepada muridnya. Guru juga dapat berkomunikasi dengan baik kepada murid-muridnya. Sehingga materi dapat tersalurkan denga baik kepada muridnya. Guru memakai bahasa yang mudah dimengerti. Sehingga proses pengajaran berjalan cukup baik.
  • 10.  Sorot tatap mata guru tajam kepada murid- muridnya yang berarti guru sangat antusias dalam proses mengajar sehingga murid terlihat sangat menangkap materi yang diberikan oleh gurunya.  Body language guru terlihat sangat memperkuat pengaruh komunikasi antara guru dengan murid. Guru terlihat menekankan suatu pesan dalam body languagenya. Contohnya: ketika guru membuat sebuah contoh kepada muridnya, maka dia langsung mempraktekkan apa yang sedang beliau jelaskan.
  • 11. ANALISIS SINGKAT DENGAN TEORI BELAJAR  Pengetahuan dan Keahlian Profesional  Penguasaan Materi Pelajaran. Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru juga harus mempunyai strategi pengajaran yang didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pelajaran, dan manajemen kelas. Mereka juga memahami cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas. Di kelas yang kami observasi, guru yang mengajar sudah menguasai materi pelajaran dengan baik dan sangat bagus dalam menyalurkan materinya. Tetapi, di dalam kelas belum ada teknologi yang mendukung proses pembelajaran, seperti layar proyektor. Namun, murid- murid tetap bersemangat dalam menerima materi yang diberikan oleh guru.
  • 12.  Strategi Pengajaran Dalam strategi pengajaran terdapat prinsip konstruktivisme yang merupakan inti dari filsafat pendidikan William James dan John Dewey. Konstruktivisme menekankan agar individu dapat secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahaman. Konstruktivisme juga menekankan pada kolaborasi anak-anak untuk saling bekerja sama supaya dapat mengetahui dan memahami pelajaran. Berdasarkan observasi kelompok kami, guru yang di dalam kelas menggunakan prinsip konstruktivisme, di mana guru mendorong anak untuk berpikir secara kritis. Murid-murid diberikan soal latihan dan guru membiarkan murid mencari jawaban atas soal yang telah diberikan dengan membentuk kelompok. Mereka dituntut untuk menjadi lebih aktif dan dapat memecahkan soal tersebut. Murid-murid dalam kelompok aktif mendengarkan teman yang sedang menjelaskan, dan mereka juga aktif bertanya apabila masih ada yang kurang paham. Jadi mereka tidak hanya duduk diam dan mendengarkan, tetapi mereka juga ikut mencari tahu proses pada rumus yang telah ditetapkan. Jika mereka mengerjakan soal tersebut secara bersama-sama, maka mereka akan lebih mudah dalam mengingat dan memahami pelajaran tersebut.
  • 13.  Penetapan Tujuan dan Keahlian Perencanaan Instruksional Guru harus menentukan tujuan pengajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu. Dalam menyusun rencana, guru memikirkan tentang cara agar pelajaran bisa menantang sekaligus menarik. Dalam kelas, dapat dilihat bahwa guru menyuruh 1 orang murid untuk menyelesaikan soal di depan. Dengan begini, murid akan tertantang untukk menyelesaikan soal tersebut. Tetapi murid yang di depan kurang mengerti bagaimana harus menjawab soal matematika tersebut. Sehingga akhirnya guru membantu menjelaskan kepada murid yang di depan sekaligus melakukan interaksi dengan murid-murid yang duduk di bangku. Tujuan dari guru adalah supaya murid tersebut dapat meraih hasil maksimal dari kegiatan belajarnya.
  • 14.  Keahlian Manajemen Kelas Aspek penting lain untuk menjadi guru yang efektif adalah mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru juga harus membangun dan mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif. Dalam kelas yang kami observasi, guru sudah memiliki keahlian manajemen dalam kelas. Terkadang guru akan mendiamkan murid jika ada yang berbicara. Suasana kelas lumayan kondusif karena mereka cukup mendengarkan dan memerhatikan guru dengan seksama. Guru juga aktif berinteraksi kepada murid-murid, sehingga mereka tetap aktif bersama. Tetapi suasana mulai sedikit ribut ketika sudah dibentuk kelompok. Hal tersebut lumayan wajar, karena jika dibentuk kelompok maka murid-murid akan menerima dan ikut berbicara dan bertanya mengenai bagian mana yang belum dipahami. Guru juga memonitoring dalam kerja kelompok tersebut.
  • 15.  Keahlian Motivasional Guru yang efektif punya strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar. Dalam kelas yang diobservasi, guru memotivasi murid dengan terus memberikan soal-soal yang baru dan sulit. Jadi dengan demikian, murid akan termotivasi untuk memecahkan soal tersebut meskipun mendapatkan soal yang baru dan sulit.  Keahlian Komunikasi Guru yang efektif juga bekerja untuk meningkatkan keahlian komunikasi dengan murid. Dalam observasi kami, ini dapat dilihat ketika guru menyalurkan materi kepada murid- muridnya. Komunikasi menjadi hal yang penting. Karena dengan komunikasi yang bagus, murid dapat dengan mudah mencerna apa yang disampaikan oleh gurunya dan murid juga mengerti sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam materi yang telah disampaikan tersebut.
  • 16.  Bekerja secara efekif dengan murid dari latar kultural yang berlainan Dalam observasi kami, guru dan murid yang berada di dalam kelas mempunyai latar kultural yang sama.  Keahlian Teknologi Guru yang efektif mengembangkan keahlian teknologi dan mengintegrasikan komputer ke dalam proses belajar di kelas. Dalam kelas observasi, di kelas tidak terdapat proyektor. Jadi guru tidak menggunakan proyektor dalam proses pengajarannya.
  • 17.  Murid-murid sudah menggunakan tahap operasional formal. Pada pemikiran ini, remaja akan berpikir lebih abstrak, idealistis, dan logis. Hal ini terlihat dari segi murid mengerjakan soal tersebut. Murid sudah bisa berpikir rumus mana yang cocok untuk digunakan dalam mengerjakan soal tersebut. Murid juga sudah bisa membedakan rumus yang berbeda-beda dengan penggunaannya. Kemudian, murid akan mengevaluasi rumus tersebut dengan membuat kerangka-kerangka dari rumus tersebut. Ketika sudah mendapatkan jawaban dari soal tersebut, maka murid akan diminta untuk menginterpretasikan data tersebut. Teori Piaget
  • 18. TEORI VYGOTSKY  Gunakan zone of proximal development Mengajar harus dimulai pada batas atas zona, di mana murid mampu untuk mencapai tujuan dengan kerja sama erat dengan pengajar. Pada kelas yang kami observasi, guru sudah menggunakan ZPD. Hal ini terlihat pada saat pelajaran diberikan, dengan penjelasan berulang-ulang yang dijelaskan oleh guru, murid akan mengorganisasikan dan menguasai urutan-urutan dalam mengerjakan soal matematika tersebut.  Gunakan teknik scaffolding Scaffolding adalah teknik untuk mengubah bantuan level untuk belajar. Hal ini juga di terapkan oleh guru matematika tersebut. Guru mengawasi murid yang sedang mengerjakan soal, jika murid tampak ragu, maka guru akan memberikan bantuan dan menjelaskannya kepada murid.
  • 19.  Gunakan teman sesama murid yang lebih ahli sebagai guru. Dalam teori Vygotsky, bukan hanya orang dewasa saja yang penting dalam membantu murid, tetapi murid juga bisa mendapat manfaat atau petunjuk dari teman yang lebih ahli. Hal ini juga tampak pada kelas matematika ini. Guru membentuk kerja kelompok untuk para murid dalam membuat tugas. Di mana murid saling bertanya kepada murid lain yang lebih mengerti dari mereka.  Dorong pembelajaran kolaboratif dan sadari bahwa pembelajaran melibatkan suatu komunitas orang yang belajar. Anak tidak belajar sendiri. Melainkan bekerja sama dalam komunitas pelajar. Hal ini dapat dilihat dari kerja kelompok yang dibentuk. Mereka bekerja sama dalam memecahkan pertanyaan yang diberikan oleh guru.
  • 20. PANDANGAN SIEGLER Robert Siegler (1998) mendeskripsikan tiga karakteristik dari pendekatan pemrosesan informasi, yaitu : proses berpikir, mekanisme pengubah, dan modifikasi diri.  Pemikiran Menurut pandangan Siegler, berpikir adalah pemrosesan informasi. Siegler menyatakan bahwa ketika anak merasakan, melakukan penyandian, mempresentasikan, dan menyimpan informasi dari dunia sekelilingnya, mereka sedang melakukan proses berpikir. Dalam observasi, kami melihat bahwa semua murid-murid di kelas menggunakan proses pemikiran ini. Hal ini terlihat jelas sejak proses pengajaran berlangsung. Setiap murid yang menerima pelajaran pasti akan menyimpan pelajaran tersebut di dalam memori dengan melakukan pengkodean (penyandian) terlebih dahulu. Apabila murid bingung terhadap materi yang diajarkan, berarti murid sedang melakukan proses berpikir. Guru akan menjelaskan sampai mereka benar-benar mengerti mengenai materi tersebut.
  • 21.  Mekanisme Pengubah Ada mekanisme yang bekerja sama menciptakan perubahan dalam keterampilan kognitif anak : o Encoding (penyandian) Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori. Dalam observasi kelas matematika, murid melakukan penyandian terhadap materi-materi yang baru diajarkan. Misalnya dalam segi rumus. Murid akan membuat penyandian terhadap rumus. Sehingga murid mengetahui kapan rumus tersebut dapat digunakan pada soal yang tepat. o Otomatisitas Otomatisitas adalah kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit. Dalam kelas matematika tersebut, murid-murid tidak mungkin memproses infomasi dengan sedikit. Karena dalam pelajaran matematika diperlukan informasi yang banyak supaya dapat lebih memahami materinya dan supaya tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan rumus.
  • 22. o Konstruksi Strategi Konstruksi strategi adalah penemuan prosedur baru untuk memproses informasi. Siegler mengatakan bahwa anak perlu menyandikan informasi kunci untuk suatu problem dan mengoordinasikan informasi tersebut dengan pengetahuan sebelumnya yang relevan untuk memecahkan masalah. Pada kelas matematika, murid-murid memakai konstruksi strategi dalam menjawab pertanyaan yang di berikan oleh guru. Di mana murid menggabungkan pengetahuan yang baru didapat dengan pengetahuan yang sudah didapat sebelumnya. Sehingga murid dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut dengan menggunakan pengetahuan yang telah digabung tersebut. Seperti yang dilakukan oleh guru matematika, guru mengulang kembali pelajaran dari kelas sebelumnya, supaya murid-murid tetap meningat dan supaya mereka mengetahui bahwa dalam pelajaran tersebut masih berkaitan dengan materi dari kelas sebelumnya.
  • 23. o Generalisasi Anak perlu melakukan generalisasi, atau mengaplikasikan, strategi pada problem lain. Pada pertanyaan yang baru dan sulit murid akan menyusun strategi untuk memecahkan pertanyaan dalam kondisi yang baru.  Modifikasi Diri Mereka menggunakan pengetahuan dan strategi yang telah mereka pelajari untuk menyesuaikan respons pada situasi pembelajaran yang baru. Dalam kelas matematika tersebut, murid-murid menggunakaan pengetahuan yang telah dimiliki dan menyesuaikan pengetahuan tersebut dengan bentuk pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setiap pengetahuan akan diproses dan dari proses tersebut, murid akan mendapatkan solusi yang tepat untuk memecahkan pertanyaan tersebut.
  • 24. KESIMPULAN Dari hasil observasi kelompok kami, kami dapat melihat bahwa proses pengajaran lumayan bagus. Guru tidak hanya fokus pada murid yang di depan, tetapi guru aktif dan menguasai kelas dengan baik. Sehingga murid yang duduk di belakang juga aktif mengikuti pembelajaran. Guru terlihat mengulangi pelajaran kelas X untuk mengingatkan muridnya bahwa pelajaran tersebut ada kaitannya. Dan pembelajaran yang dipakai guru tersebut memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya pada murid lainnya yang lebih mengerti untuk menyelesaikan soal-soal yang dianggap sukar (kerja kelompok). Sehingga murid dapat berperan aktif secara bersama. Interaksi antara guru dan murid juga terus dipakai agar tidak terjadinya kecanggungan antara guru dan siswa. Memang di dalam kelas tidak terdapat proyektor untuk mendukung proses pengajaran. Tetapi hal tersebut tidak menjadi hambatan kepada muridnya. Semua murid tetap antusias mendengarkan guru yang sedang menjelaskan di depan kelas. Menurut kelompok kami, fasilitas sekolah lumayan lengkap. Karena terdiri dari beberapa laboratorium yang mendukung proses pembelajaran murid. Misalnya laboratorium komputer. Lab komputer tersebut sangat mendukung karena murid dapat mempelajari teknologi dengan mendapatkan informasi yang terupdate.
  • 26. Kantor Kepala Sekolah SMA Ruang BP SMA