Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika khususnya penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01 melalui permainan tradisional dakon. Permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya kemampuan siswa dalam mengerjakan soal penjumlahan bilangan bulat. Dengan menggunakan media permainan diharapkan dapat membantu siswa memahami konsep penjumlahan secara lebi
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bNarendra
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas 1 SD tentang subtema kegiatan pagi hari dengan menerapkan model pembelajaran student facilitator and explaining.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah penerapan model tersebut, minat belajar siswa meningkat dari 17% menjadi 91% dan hasil belajar meningkat dari 13% menjadi 91%.
3. Penelit
Proposal ini membahas rencana penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi himpunan siswa kelas VII MTs Negeri Lebaksiu dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa yang semula rendah.
laporan observasi kelompok 1.
Ketua : 1. Agita Nova Purba 131301044
Anggota : 2. Sri Hasyuni 131301016
3. Novita Sari Lubis 131301022
4. Leli Febrina Rosa 131301100
5. Ice Kristiana S. 131301124
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika khususnya penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01 melalui permainan tradisional dakon. Permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya kemampuan siswa dalam mengerjakan soal penjumlahan bilangan bulat. Dengan menggunakan media permainan diharapkan dapat membantu siswa memahami konsep penjumlahan secara lebi
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bNarendra
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas 1 SD tentang subtema kegiatan pagi hari dengan menerapkan model pembelajaran student facilitator and explaining.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah penerapan model tersebut, minat belajar siswa meningkat dari 17% menjadi 91% dan hasil belajar meningkat dari 13% menjadi 91%.
3. Penelit
Proposal ini membahas rencana penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi himpunan siswa kelas VII MTs Negeri Lebaksiu dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa yang semula rendah.
laporan observasi kelompok 1.
Ketua : 1. Agita Nova Purba 131301044
Anggota : 2. Sri Hasyuni 131301016
3. Novita Sari Lubis 131301022
4. Leli Febrina Rosa 131301100
5. Ice Kristiana S. 131301124
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...risa zakiatul
Makalah ini membahas pelaksanaan pembelajaran IPA di SD, meliputi penggunaan media, model pembelajaran, penilaian, dan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dianggap memiliki kelebihan seperti mengeksplor kemampuan siswa dan meningkatkan keterampilan, meski penilaian masih menjadi tantangan.
Masalah utama guru dalam mencapai pengajaran yang berkesan adalah kualiti pengajaran, kesesuaian aras pengajaran dengan tahap pelajar, kekurangan insentif untuk pelajar, dan ketiadaan masa yang mencukupi untuk persiapan dan penggunaan teknologi pengajaran.
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bNarendra
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran take and give untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS materi benua-benua di dunia pada siswa kelas VI SD Negeri Bantarmangu 04. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dalam dua siklus. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah penerapan model take and give, motivasi dan hasil belajar siswa mengalami pening
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas masalah-masalah makroteaching di sekolah seperti ketidakminatan murid belajar dan ketidaksediaan mereka untuk mempelajari topik baru serta pentingnya melakukan kajian tindakan bagi meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang aktivitas belajar anak usia dini khususnya di TK Melati sebelum dan sesudah menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran sains. Metode inkuiri bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar anak.
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Alfan Fazan Jr.
Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014
1. Observasi
Observasi yang digunakan untuk mengetahui data aktivitas siswa dan guru serta keterampilan guru dalam pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini.
Seminar refleksi ini membahas tentang masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran di SMK Bentong, seperti set induksi dan interaksi guru-pelajar yang kurang efektif, serta teknik pengajaran dan penyampaian arahan yang perlu diperbaiki. Kajian tindakan mengenai penggunaan pembelajaran koperatif untuk mata pelajaran ICT menunjukkan hasil positif dalam pencapaian siswa dan minat belajar mereka.
Azliza menjalani praktikum di sekolah pendidikan khas untuk menyesuaikan diri. Dia mengenal pasti murid ADHD untuk kajian kes tingkah laku dan murid sindrom Down untuk kajian tindakan akademik. Murid ADHD mempunyai masalah tumpuan dan hiperaktif serta tidak boleh makan sendiri. Azliza akan melatih murid itu makan sendiri secara berperingkat.
Guru mengajar dengan baik dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dan gerakan tubuh yang mendukung. Siswa diajak berpikir kritis melalui metode konstruktivis dan sistem studi seperti bertanya, membaca, meninjau ulang. Perencanaan pembelajaran menekankan peran guru sebagai pusat.
Guru menggunakan metode mengajar yang efektif dengan menguasai materi pelajaran, mendorong siswa untuk berpikir secara kritis, dan menerapkan pendekatan konstruktivis dan teacher-centered dalam pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang guru yang inspiratif dan kompeten. Guru inspiratif memiliki 13 kriteria seperti menguasai materi pelajaran, manajemen kelas yang baik, serta mampu membantu murid mencapai prestasi tertinggi. Sementara itu, guru kompeten harus memiliki 4 kompetensi utama yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas permasalahan dan cara penyelesaian dalam proses belajar mengajar, termasuk strategi guru dalam meningkatkan partisipasi siswa dan mengatasi kesulitan belajar siswa. (2) Dibahas pula peranan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengatur kelompok belajar. (3) Juga disebutkan beberapa faktor penyebab kesulitan belajar
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...risa zakiatul
Makalah ini membahas pelaksanaan pembelajaran IPA di SD, meliputi penggunaan media, model pembelajaran, penilaian, dan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dianggap memiliki kelebihan seperti mengeksplor kemampuan siswa dan meningkatkan keterampilan, meski penilaian masih menjadi tantangan.
Masalah utama guru dalam mencapai pengajaran yang berkesan adalah kualiti pengajaran, kesesuaian aras pengajaran dengan tahap pelajar, kekurangan insentif untuk pelajar, dan ketiadaan masa yang mencukupi untuk persiapan dan penggunaan teknologi pengajaran.
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bNarendra
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran take and give untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS materi benua-benua di dunia pada siswa kelas VI SD Negeri Bantarmangu 04. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dalam dua siklus. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah penerapan model take and give, motivasi dan hasil belajar siswa mengalami pening
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas masalah-masalah makroteaching di sekolah seperti ketidakminatan murid belajar dan ketidaksediaan mereka untuk mempelajari topik baru serta pentingnya melakukan kajian tindakan bagi meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang aktivitas belajar anak usia dini khususnya di TK Melati sebelum dan sesudah menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran sains. Metode inkuiri bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar anak.
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Alfan Fazan Jr.
Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014
1. Observasi
Observasi yang digunakan untuk mengetahui data aktivitas siswa dan guru serta keterampilan guru dalam pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini.
Seminar refleksi ini membahas tentang masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran di SMK Bentong, seperti set induksi dan interaksi guru-pelajar yang kurang efektif, serta teknik pengajaran dan penyampaian arahan yang perlu diperbaiki. Kajian tindakan mengenai penggunaan pembelajaran koperatif untuk mata pelajaran ICT menunjukkan hasil positif dalam pencapaian siswa dan minat belajar mereka.
Azliza menjalani praktikum di sekolah pendidikan khas untuk menyesuaikan diri. Dia mengenal pasti murid ADHD untuk kajian kes tingkah laku dan murid sindrom Down untuk kajian tindakan akademik. Murid ADHD mempunyai masalah tumpuan dan hiperaktif serta tidak boleh makan sendiri. Azliza akan melatih murid itu makan sendiri secara berperingkat.
Guru mengajar dengan baik dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dan gerakan tubuh yang mendukung. Siswa diajak berpikir kritis melalui metode konstruktivis dan sistem studi seperti bertanya, membaca, meninjau ulang. Perencanaan pembelajaran menekankan peran guru sebagai pusat.
Guru menggunakan metode mengajar yang efektif dengan menguasai materi pelajaran, mendorong siswa untuk berpikir secara kritis, dan menerapkan pendekatan konstruktivis dan teacher-centered dalam pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang guru yang inspiratif dan kompeten. Guru inspiratif memiliki 13 kriteria seperti menguasai materi pelajaran, manajemen kelas yang baik, serta mampu membantu murid mencapai prestasi tertinggi. Sementara itu, guru kompeten harus memiliki 4 kompetensi utama yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas permasalahan dan cara penyelesaian dalam proses belajar mengajar, termasuk strategi guru dalam meningkatkan partisipasi siswa dan mengatasi kesulitan belajar siswa. (2) Dibahas pula peranan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengatur kelompok belajar. (3) Juga disebutkan beberapa faktor penyebab kesulitan belajar
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil observasi proses pembelajaran di kelas 7 SMPN 10 Medan. Kelompok 1 melakukan observasi selama 40 menit dan mengamati proses pembelajaran mata pelajaran Matematika. Guru mengajar dengan baik dan interaktif serta murid aktif bertanya. Kelompok menyimpulkan bahwa proses pembelajarannya bersifat teacher-centered.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran matematika dengan metode tutor sebaya. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa karena siswa akan lebih nyaman bertanya kepada teman sebayanya daripada guru, serta tutor sebaya dapat menjelaskan materi dengan bahasa yang lebih mudah dipahami siswa.
Tugas ini membahas tiga strategi pembelajaran yaitu inkuiri, ekspoitri, dan kooperatif beserta langkah-langkah pelaksanaannya. Juga dibahas tentang TCL, SCL, dan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Dokumen tersebut merangkum pengalaman mengajar matematika tentang ciri-ciri bentuk tiga dimensi. Ada beberapa kekuatan pengajaran tersebut seperti menarik perhatian murid dengan menggunakan teknologi dan benda nyata. Namun, terdapat beberapa kelemahan seperti kurangnya pengurusan waktu dan kawalan kelas yang menyebabkan gangguan kepada proses pembelajaran. Beberapa cadangan penambahbaikan juga diberikan.
1. Gaya belajar adalah cara seseorang lebih suka belajar dan memproses informasi, yang dipengaruhi kecerdasan dan pengalaman seseorang
2. Guru harus menyesuaikan gaya mengajar dengan gaya belajar siswa agar pembelajaran efektif
3. Faktor kunci pembelajaran efektif adalah perencanaan lesson plan yang mempertimbangkan gaya belajar siswa, modalitas visual dan kinestetik, serta mendapatkan perhatian
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika tentang kubus dan balok untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Saat ini pembelajaran matematika masih banyak yang konvensional dan kurang melibatkan siswa secara aktif, sehingga pemahaman siswa rendah.
3. Peneliti bermaksud menggunakan alat peraga konkrit untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kubus
1. KELOMPOK 8
NAMA KELOMPOK :
KETUA : 1. EVELYN (13-076)
ANGGOTA : 2. FARIZ HAFIZHAN (13-026)
3. AJI DAMADAN (13-056)
4. SYAILA ANNURY (13-058)
5. MALINDO AGNES (13-136)
2. PROFIL SEKOLAH
Nama sekolah : Sekolah SMA CAHAYA
Alamat : Jl. Hayam Wuruk no. 11 Medan
Nilai uang sekolah yaitu sebesar : Rp. 344.000
3. PROFIL KELAS
Kelas yang di observasi adalah kelas 11 IPS1
Jumlah murid adalah sebanyak 42 orang.
4. LAPORAN OBSERVASI
Setting ruangan kelas.
Di dalam kelas terdapat :
21 buah meja dan 21 buah bangku berbentuk persegi
panjang. Setiap meja ditempati oleh 2 orang siswa
1 buah meja guru yang berada di sisi kiri depan kelas
1 buah white board
2 buah AC, 1 buah kipas angin yang terletak di langit-
langit kelas dan 2 kipas angin yang terletak di dinding
bagian depan dan belakang
2 buah jendela di bagian belakang kelas
Hiasan-hiasan dinding yang berupa gambar Presiden
dan wakil Presiden RI, Garuda Pancasila, foto
pahlawan, dan karya tulis siswa.
5. Setting lokasi sekolah.
Di lokasi sekolah terdapat :
Kantor Kepala Sekolah
Ruang BP SMA
Kantor guru
20 buah ruang kelas, yang terdiri dari :
o Kelas X terdapat 7 ruang kelas
o Kelas XI terdapat 6 ruang kelas
o Kelas XII terdapat 7 ruang kelas
5 laboratorium, yang terdiri dari : lab Bahasa, lab
Komputer, lab Kimia, lab Biologi, dan lab Fisika.
6. Perpustakaan
Koperasi
Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
Rumah ibadah yang berupa gereja
Aula
4 toilet, yang terdiri dari : 2 untuk guru dan 2
untuk siswa
2 lapangan basket yang dipakai untuk SMP dan
SMA.
7. Lama observasi
Waktu yang dipergunakan oleh kelompok kami dalam
melaksanakan observasi adalah selama 2 hari dengan
rincian waktu :
• Hari pertama untuk video observasi di kelas selama 30
menit.
• Hari kedua untuk observasi setting sekolah selama 1 jam.
8. LAPORAN HASIL OBSERVASI
Observasi di kelas
Pelajaran matematika.
Dinamika pembelajaran antara siswa dan guru berjalan dengan
baik. Banyak interaksi antara guru dan siswa. Guru sangat serius
dalam mengajar dan terkadang guru menyelinginya dengan
bercandaan untuk mencairkan suasana. Agar materi mudah
dipahami oleh murid-muridnya, guru memberi contoh yang nyata
pada murid. Guru melibatkan murid pada proses pengajarannya.
Misalnya, guru memberi contoh di papan tulis dan memanggil 1
orang siswa untuk menyelesaikan soal tersebut. Tetapi karena
siswa yang disuruh maju untuk mengerjakan soal tersebut kurang
mengerti, maka akhirnya guru menyelesaikan soal tersebut
secara bersama-sama dengan melakukan interaksi kepada murid-
murid.
9. Guru juga membahas pelajaran kelas 1 SMA untuk mengulang
kembali pelajaran tersebut. Supaya murid-muridnya dapat
mengingat kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya.
Kemudian, guru memberikan soal latihan kepada murid supaya
guru mengetahui apakah muridnya sudah benar-benar
mengerti atau belum mengerti. Untuk murid yang belum
begitu mengerti, guru memberikan waktu kepada murid yang
digunakan untuk bertanya kepada teman yang lebih mengerti
(kerja kelompok). Sehingga murid akan menjadi lebih aktif.
Guru juga berjalan untuk memperhatikan murid-muridnya dan
membantu murid yang mengalami kesukaran dalam
menyelesaikan soal-soal.
Cara berbicara guru sangat jelas dan tegas dalam
menyalurkan materi kepada muridnya. Guru juga dapat
berkomunikasi dengan baik kepada murid-muridnya. Sehingga
materi dapat tersalurkan denga baik kepada muridnya. Guru
memakai bahasa yang mudah dimengerti. Sehingga proses
pengajaran berjalan cukup baik.
10. Sorot tatap mata guru tajam kepada murid-
muridnya yang berarti guru sangat antusias dalam
proses mengajar sehingga murid terlihat sangat
menangkap materi yang diberikan oleh gurunya.
Body language guru terlihat sangat memperkuat
pengaruh komunikasi antara guru dengan murid.
Guru terlihat menekankan suatu pesan dalam
body languagenya. Contohnya: ketika guru
membuat sebuah contoh kepada muridnya, maka
dia langsung mempraktekkan apa yang sedang
beliau jelaskan.
11. ANALISIS SINGKAT DENGAN TEORI BELAJAR
Pengetahuan dan Keahlian Profesional
Penguasaan Materi Pelajaran.
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan
keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru
juga harus mempunyai strategi pengajaran yang
didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan
pelajaran, dan manajemen kelas. Mereka juga memahami
cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam
kelas. Di kelas yang kami observasi, guru yang mengajar
sudah menguasai materi pelajaran dengan baik dan
sangat bagus dalam menyalurkan materinya. Tetapi, di
dalam kelas belum ada teknologi yang mendukung proses
pembelajaran, seperti layar proyektor. Namun, murid-
murid tetap bersemangat dalam menerima materi yang
diberikan oleh guru.
12. Strategi Pengajaran
Dalam strategi pengajaran terdapat prinsip konstruktivisme yang
merupakan inti dari filsafat pendidikan William James dan John
Dewey. Konstruktivisme menekankan agar individu dapat secara
aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahaman.
Konstruktivisme juga menekankan pada kolaborasi anak-anak untuk
saling bekerja sama supaya dapat mengetahui dan memahami
pelajaran. Berdasarkan observasi kelompok kami, guru yang di
dalam kelas menggunakan prinsip konstruktivisme, di mana guru
mendorong anak untuk berpikir secara kritis. Murid-murid
diberikan soal latihan dan guru membiarkan murid mencari jawaban
atas soal yang telah diberikan dengan membentuk kelompok.
Mereka dituntut untuk menjadi lebih aktif dan dapat memecahkan
soal tersebut.
Murid-murid dalam kelompok aktif mendengarkan teman yang
sedang menjelaskan, dan mereka juga aktif bertanya apabila masih
ada yang kurang paham. Jadi mereka tidak hanya duduk diam dan
mendengarkan, tetapi mereka juga ikut mencari tahu proses pada
rumus yang telah ditetapkan. Jika mereka mengerjakan soal
tersebut secara bersama-sama, maka mereka akan lebih mudah
dalam mengingat dan memahami pelajaran tersebut.
13. Penetapan Tujuan dan Keahlian Perencanaan Instruksional
Guru harus menentukan tujuan pengajaran dan menyusun
rencana untuk mencapai tujuan itu. Dalam menyusun
rencana, guru memikirkan tentang cara agar pelajaran bisa
menantang sekaligus menarik. Dalam kelas, dapat dilihat
bahwa guru menyuruh 1 orang murid untuk menyelesaikan
soal di depan. Dengan begini, murid akan tertantang untukk
menyelesaikan soal tersebut. Tetapi murid yang di depan
kurang mengerti bagaimana harus menjawab soal
matematika tersebut. Sehingga akhirnya guru membantu
menjelaskan kepada murid yang di depan sekaligus
melakukan interaksi dengan murid-murid yang duduk di
bangku. Tujuan dari guru adalah supaya murid tersebut
dapat meraih hasil maksimal dari kegiatan belajarnya.
14. Keahlian Manajemen Kelas
Aspek penting lain untuk menjadi guru yang efektif adalah
mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan
mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru juga harus
membangun dan mempertahankan lingkungan belajar yang
kondusif. Dalam kelas yang kami observasi, guru sudah
memiliki keahlian manajemen dalam kelas. Terkadang guru
akan mendiamkan murid jika ada yang berbicara. Suasana
kelas lumayan kondusif karena mereka cukup mendengarkan
dan memerhatikan guru dengan seksama. Guru juga aktif
berinteraksi kepada murid-murid, sehingga mereka tetap
aktif bersama. Tetapi suasana mulai sedikit ribut ketika
sudah dibentuk kelompok. Hal tersebut lumayan wajar,
karena jika dibentuk kelompok maka murid-murid akan
menerima dan ikut berbicara dan bertanya mengenai bagian
mana yang belum dipahami. Guru juga memonitoring dalam
kerja kelompok tersebut.
15. Keahlian Motivasional
Guru yang efektif punya strategi yang baik untuk memotivasi
murid agar mau belajar. Dalam kelas yang diobservasi, guru
memotivasi murid dengan terus memberikan soal-soal yang
baru dan sulit. Jadi dengan demikian, murid akan termotivasi
untuk memecahkan soal tersebut meskipun mendapatkan soal
yang baru dan sulit.
Keahlian Komunikasi
Guru yang efektif juga bekerja untuk meningkatkan keahlian
komunikasi dengan murid. Dalam observasi kami, ini dapat
dilihat ketika guru menyalurkan materi kepada murid-
muridnya. Komunikasi menjadi hal yang penting. Karena dengan
komunikasi yang bagus, murid dapat dengan mudah mencerna
apa yang disampaikan oleh gurunya dan murid juga mengerti
sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam materi yang
telah disampaikan tersebut.
16. Bekerja secara efekif dengan murid dari latar kultural
yang berlainan
Dalam observasi kami, guru dan murid yang berada di
dalam kelas mempunyai latar kultural yang sama.
Keahlian Teknologi
Guru yang efektif mengembangkan keahlian teknologi
dan mengintegrasikan komputer ke dalam proses
belajar di kelas. Dalam kelas observasi, di kelas tidak
terdapat proyektor. Jadi guru tidak menggunakan
proyektor dalam proses pengajarannya.
17. Murid-murid sudah menggunakan tahap operasional
formal. Pada pemikiran ini, remaja akan berpikir lebih
abstrak, idealistis, dan logis. Hal ini terlihat dari segi
murid mengerjakan soal tersebut. Murid sudah bisa
berpikir rumus mana yang cocok untuk digunakan
dalam mengerjakan soal tersebut. Murid juga sudah
bisa membedakan rumus yang berbeda-beda dengan
penggunaannya. Kemudian, murid akan mengevaluasi
rumus tersebut dengan membuat kerangka-kerangka
dari rumus tersebut. Ketika sudah mendapatkan
jawaban dari soal tersebut, maka murid akan diminta
untuk menginterpretasikan data tersebut.
Teori Piaget
18. TEORI VYGOTSKY
Gunakan zone of proximal development
Mengajar harus dimulai pada batas atas zona, di mana murid
mampu untuk mencapai tujuan dengan kerja sama erat
dengan pengajar.
Pada kelas yang kami observasi, guru sudah menggunakan
ZPD. Hal ini terlihat pada saat pelajaran diberikan, dengan
penjelasan berulang-ulang yang dijelaskan oleh guru, murid
akan mengorganisasikan dan menguasai urutan-urutan dalam
mengerjakan soal matematika tersebut.
Gunakan teknik scaffolding
Scaffolding adalah teknik untuk mengubah bantuan level
untuk belajar. Hal ini juga di terapkan oleh guru matematika
tersebut. Guru mengawasi murid yang sedang mengerjakan
soal, jika murid tampak ragu, maka guru akan memberikan
bantuan dan menjelaskannya kepada murid.
19. Gunakan teman sesama murid yang lebih ahli sebagai guru.
Dalam teori Vygotsky, bukan hanya orang dewasa saja yang
penting dalam membantu murid, tetapi murid juga bisa mendapat
manfaat atau petunjuk dari teman yang lebih ahli. Hal ini juga
tampak pada kelas matematika ini. Guru membentuk kerja
kelompok untuk para murid dalam membuat tugas. Di mana murid
saling bertanya kepada murid lain yang lebih mengerti dari
mereka.
Dorong pembelajaran kolaboratif dan sadari bahwa pembelajaran
melibatkan suatu komunitas orang yang belajar.
Anak tidak belajar sendiri. Melainkan bekerja sama dalam
komunitas pelajar. Hal ini dapat dilihat dari kerja kelompok yang
dibentuk. Mereka bekerja sama dalam memecahkan pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
20. PANDANGAN SIEGLER
Robert Siegler (1998) mendeskripsikan tiga karakteristik dari
pendekatan pemrosesan informasi, yaitu : proses berpikir,
mekanisme pengubah, dan modifikasi diri.
Pemikiran
Menurut pandangan Siegler, berpikir adalah pemrosesan informasi.
Siegler menyatakan bahwa ketika anak merasakan, melakukan
penyandian, mempresentasikan, dan menyimpan informasi dari dunia
sekelilingnya, mereka sedang melakukan proses berpikir. Dalam
observasi, kami melihat bahwa semua murid-murid di kelas
menggunakan proses pemikiran ini. Hal ini terlihat jelas sejak
proses pengajaran berlangsung. Setiap murid yang menerima
pelajaran pasti akan menyimpan pelajaran tersebut di dalam memori
dengan melakukan pengkodean (penyandian) terlebih dahulu. Apabila
murid bingung terhadap materi yang diajarkan, berarti murid
sedang melakukan proses berpikir. Guru akan menjelaskan sampai
mereka benar-benar mengerti mengenai materi tersebut.
21. Mekanisme Pengubah
Ada mekanisme yang bekerja sama menciptakan perubahan
dalam keterampilan kognitif anak :
o Encoding (penyandian)
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam
memori. Dalam observasi kelas matematika, murid
melakukan penyandian terhadap materi-materi yang baru
diajarkan. Misalnya dalam segi rumus. Murid akan membuat
penyandian terhadap rumus. Sehingga murid mengetahui
kapan rumus tersebut dapat digunakan pada soal yang
tepat.
o Otomatisitas
Otomatisitas adalah kemampuan untuk memproses
informasi dengan sedikit. Dalam kelas matematika
tersebut, murid-murid tidak mungkin memproses infomasi
dengan sedikit. Karena dalam pelajaran matematika
diperlukan informasi yang banyak supaya dapat lebih
memahami materinya dan supaya tidak terjadi kesalahan
dalam penggunaan rumus.
22. o Konstruksi Strategi
Konstruksi strategi adalah penemuan prosedur baru untuk
memproses informasi. Siegler mengatakan bahwa anak perlu
menyandikan informasi kunci untuk suatu problem dan
mengoordinasikan informasi tersebut dengan pengetahuan
sebelumnya yang relevan untuk memecahkan masalah. Pada
kelas matematika, murid-murid memakai konstruksi strategi
dalam menjawab pertanyaan yang di berikan oleh guru. Di
mana murid menggabungkan pengetahuan yang baru didapat
dengan pengetahuan yang sudah didapat sebelumnya.
Sehingga murid dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut
dengan menggunakan pengetahuan yang telah digabung
tersebut. Seperti yang dilakukan oleh guru matematika,
guru mengulang kembali pelajaran dari kelas sebelumnya,
supaya murid-murid tetap meningat dan supaya mereka
mengetahui bahwa dalam pelajaran tersebut masih
berkaitan dengan materi dari kelas sebelumnya.
23. o Generalisasi
Anak perlu melakukan generalisasi, atau mengaplikasikan,
strategi pada problem lain. Pada pertanyaan yang baru dan
sulit murid akan menyusun strategi untuk memecahkan
pertanyaan dalam kondisi yang baru.
Modifikasi Diri
Mereka menggunakan pengetahuan dan strategi yang
telah mereka pelajari untuk menyesuaikan respons pada
situasi pembelajaran yang baru. Dalam kelas matematika
tersebut, murid-murid menggunakaan pengetahuan yang
telah dimiliki dan menyesuaikan pengetahuan tersebut
dengan bentuk pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Setiap pengetahuan akan diproses dan dari proses
tersebut, murid akan mendapatkan solusi yang tepat untuk
memecahkan pertanyaan tersebut.
24. KESIMPULAN
Dari hasil observasi kelompok kami, kami dapat melihat bahwa proses
pengajaran lumayan bagus. Guru tidak hanya fokus pada murid yang di
depan, tetapi guru aktif dan menguasai kelas dengan baik. Sehingga
murid yang duduk di belakang juga aktif mengikuti pembelajaran. Guru
terlihat mengulangi pelajaran kelas X untuk mengingatkan muridnya
bahwa pelajaran tersebut ada kaitannya. Dan pembelajaran yang
dipakai guru tersebut memberikan kesempatan kepada murid untuk
bertanya pada murid lainnya yang lebih mengerti untuk menyelesaikan
soal-soal yang dianggap sukar (kerja kelompok). Sehingga murid dapat
berperan aktif secara bersama. Interaksi antara guru dan murid juga
terus dipakai agar tidak terjadinya kecanggungan antara guru dan
siswa. Memang di dalam kelas tidak terdapat proyektor untuk
mendukung proses pengajaran. Tetapi hal tersebut tidak menjadi
hambatan kepada muridnya. Semua murid tetap antusias mendengarkan
guru yang sedang menjelaskan di depan kelas. Menurut kelompok kami,
fasilitas sekolah lumayan lengkap. Karena terdiri dari beberapa
laboratorium yang mendukung proses pembelajaran murid. Misalnya
laboratorium komputer. Lab komputer tersebut sangat mendukung
karena murid dapat mempelajari teknologi dengan mendapatkan
informasi yang terupdate.