Thesis slide, The nineteenth century in the United States was an age of dynamic growth and expansion of the factory system. A colony of mighty Great Britain twenty-four years before the beginning of this age and torn by half a decade of internecine strife in midcentury, the United States was to become the world’s leading political and industrial force by the close of the century. This chapter focuses on the Industrial Revolution in the United States, the industries it spawned, and the work of some pre–Civil War management pioneers. America was a colony for almost as many years as it has been a nation. For its settlers, the lure was manifold: social betterment, economic opportunity, religious freedom, and political separation. No element explains the whole, for the nation that was to emerge was a conglomerate of parts defying a separate identification and explanation. The newcomers to these alien and, often, hostile shores were aristocrats as well as felons, tramps, and petty criminals as well as budding tycoons. Efforts to develop colonial manufactures were frowned on by Great Britain, for they posed the possibility of dangerous competition for Great Britain’s early factories. Two documents of 1776 tolled the death of mercantilism: the Declaration of Independence and Adam Smith’s Wealth of Nations. America’s economic heritage was largely mercantile, but the pressures for an escape from the policies of Great Britain were strong. Coincident with the Declaration of Independence in America, Smith’s book appeared in Great Britain. It was a declaration of economic independence.
Analisis Pendidikan, Etos Kerja dan Work-Family Conflict terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Polda Sulut
1. ANALISIS PENDIDIKAN, ETOS
KERJA DAN WORK-FAMILY
CONFLICT TERHADAP
PRESTASI KERJA PEGAWAI
DI POLDA SULUT
Angelina Monica Sampow
NIM. 16061102233
Pembimbing
1. Dr. Greis M. Sendow, SE, MAB
2. Reitty L. Samadi, SE, MM
2. Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur pelaksana dalam kegiatan organisasi yang bertugas dan bertanggung jawab
menjalankan kegiatan-kegiatan operasional organisasi. Dalam sebuah organisasi agar dapat berkembang dan maju sangat bergantung dari
perilaku kerja personil itu sendiri. Apabila perilaku kerja baik maka hasilnya juga akan baik, namun sebaliknya apabila perilaku kerja personil
tidak baik maka hasil yang diperoleh juga tidak baik sehingga tujuan yang diinginkan oleh organisasi tidak dapat tercapai dengan maksimal.
Kepolisian Daerah Sulawesi Utara yang umumnya di singkat Polda Sulut merupakan salah satu bentuk institusi yang bergerak di
bidang keamanan Negara. Dalam lingkup kerja institusi Polda Sulut yang bergerak di bidang keamanan ini tidak hanya terdapat polisi yang
bekerja diluar ruangan untuk menegakan hukum tapi terdapat juga Pegawai Negeri Sipil (PNS) Polri dan Polisi lainnya yang bekerja dari
dalam ruangan kantor pada setiap satuan kerja Polda Sulut. Untuk mencapai tujuan dari Polda Sulut, para pegawai Polda Sulut dituntut
harus menghasilkan prestasi kerja yang baik. Pegawai dapat di katakan memiliki prestasi kerja yang baik apabila dapat memberikan hasil
terbaik untuk pekerjaannya yang artinya mampu melebihi standar atau kriteria tertentu yang ditetapkan organisasi.
Berdasarkan wawancara awal yang peneliti lakukan, Polda Sulut tidak bersedia memberikan data spesifik terkait prestasi kerja
pegawai. Namun peneliti mendapatkan informasi bahwa dalam kaitanya dengan prestasi kerja, pegawai negeri di Polda Sulut belum dapat
menunjukan prestasi kerja optimal. Hal ini dapat dilihat dari waktu pengerjaan dokumen seperti surat-surat yang masih terbilang lama, masih
ada oknum pegawai negeri yang mangkir dan masih ada juga oknum pegawai yang sering terlambat.
Prestasi kerja dapat dicapai oleh seorang pegawai tentu bukan perkara yang mudah, ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi
kerja, dan berdasarkan studi empirik dalam menarik research gap yang peneliti telaah, peneliti menentukan pendidikan, etos kerja dan work
family conflict sebagai variabel-variabel yang dominan mempengaruhi prestasi kerja. Berdasarkan latar belakang tersebut, diketahui bahwa
terdapat gap antara apa yang terjadi aktual dengan apa yang seharusnya dengan mengacu pada teori dan hasil studi terdahulu mencakup
prestasi kerja, pendidikan, etos kerja dan work family conflict di Polda Sulut. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Pendidikan, Etos Kerja dan Work-Family Conflict Terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Polda Sulut”.
Latar Belakang
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pendidikan, Etos Kerja dan Work-Family Conflict baik secara
simultan maupun secara parsial terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Polda Sulut.
Tujuan Penelitian
3. Kajian Empirik
• Pendidikan adalah untuk mempersiapkan sumber daya manusia sebelum memasuki
pasar kerja. Dengan pengetahuan yang diperolehnya dari pendidikan yang
diharapkan sesuai dengan syarat-syarat yang dituntut oleh suatu pekerjaan (Sukoco,
2010: 76)
• Etos kerja merupakan seperangkat perilaku positif dan fondasi yang mencakup
motivasi yang menggerakkan mereka, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar,
kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap-sikap, aspirasi, keyakinan-keyakinan,
prinsip-prinsip, dan standar-standar (Darodjat, 2015: 77)
• Work-family conflict adalah salah satu bentuk dari konflik antar peran dimana adanya
tekanan peran dari peran pekerjaan dan peran keluarga dan adanya ketidaksesuaian
antar peran tersebut dalam beberapa hal. Ketika waktu, tenaga, dan tuntutan perilaku
peran dalam satu domain (pekerjaan atau keluarga) membuatnya sulit untuk
memenuhi tuntutan dari domain lainnya (pekerjaan atau keluarga) (Shein dan Chen,
2011: 2)
• Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2016: 94)
Kajian
Teori
Jurnal Internasional
1. Kotur dan Anbazhagan (2014)
2. Qayyum dkk (2018)
3. Asfahyadin (2017)
4. Wulandari (2017)
5. Ishola, Adeleye dan Tanimola (2018)
6. Sapada dkk (2017)
7. Salahudin dkk (2016)
8. Runtu, Aldrin dan Merdiaty (2019)
9. Sohail dkk(2019)
10. Warokka dan Febrilia (2015)
Jurnal Nasional
1. Arsad (2017)
2. Jayanti, Supartha dan Subudi (2016)
3. Herlina, Koswara dan Kurniady (2016)
4. Maringan, Pongtulurandan Maria (2016)
5. Bumulo, Stefany dan Widjaja (2018)
6. Dewi dan Utomo (2015)
7. Luthfia, Djaelani dan Slamet (2017)
8. Nabila, Utami dan Aini (2019)
9. Tua, Tewal dan Karuntu (2014)
10. Ramopolii, Kawet dan Uhing (2017)
4. Metode Penelitian
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas yang dimaksudkan adalah uji
validitias item-item pertanyaan atau uji
instrumen penelitian. Uji Reliabilitas adalah
suatu nilai yang menunjukkan konsistensi
suatu alat pengukur di dalam mengukur
gejala yang sama.
Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi klasik adalah analisis yang
dilakukan untuk menilai apakah di dalam
sebuah model regresi linear terdapat
masalah-masalah asumsi klasik. Uji ini terdiri
dari Uji Normalitas, Multikolinearitas dan
Heteroskedastisitas
Analisis Regresi Linier Berganda
analisis regresi ganda ialah suatu alat analisis preramalan nilai pengaruh untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua atau
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat.
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 332 orang, dengan menggunakan teknik non probability sampling dan
formula Slovin, sampel penelitian ini berjumlah 77 responden.
Pengujian Instrumen Penelitian
5. Hasil Penelitian
Penelitian ini lulus uji
multikolinearitas karena
nilai VIF yaitu 4.408,
4.666, dan 1.498
kurang dari 10 dan nilai
tolerance-nya lebih dari
0.1
Uji
Multikolinearitas
Uji Validitas
dan Reliabilitas
Semua data yang
peneliti dapatkan
bersifat valid dan
reliabel karena nilai r
hitung > r tabel dengan
tingkat signifikansi
dibawah 0.05 dan nilai
cornbach alpha yang
lebih dari 0.700.
Penelitian ini lulus uji
heteroskedastisitas
karena grafik
heteroskedastisitas
menggambar kan titik-
titik yang tidak
membentuk pola yang
teratur
Uji
Heteroskedastisitas
Uji Normalitas
Penelitian ini lulus uji
normalitas karena grafik
normalitas
menggambarkan
penyebaran data
disekitar garis diagonal
Variabel
Statement
Items
Korelasi (r) Koefisien
R Sig Status
Cornbach
Alpha
Status
X1
X1.1 0,905 0,000 Valid
0,886 Reliabel
X1.2 0,904 0,000 Valid
X1.3 0,900 0,000 Valid
X2
X2.1 0,900 0,000 Valid
0,893 Reliabel
X2.2 0,918 0,000 Valid
X2.3 0,904 0,000 Valid
X3
X3.1 0,954 0,000 Valid
0,945 Reliabel
X3.2 0,948 0,000 Valid
X3.3 0,946 0,000 Valid
Y
Y.1 0,833 0,000 Valid
0,936 Reliabel
Y.2 0,942 0,000 Valid
Y.3 0,944 0,000 Valid
Y.4 0,945 0,000 Valid
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pendidikan .227 4.408
Etos Kerja .214 4.666
Work Family Conflict .668 1.498
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja
6. Hasil Penelitian
Ketiga variabel bebas
secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap Prestasi Kerja
Pegawai karena nilai F-
hitung (161,375) lebih
dari F-tabel (2.27)
dengan tingkat
signifikansi sebesar
0.000 kurang dari 0,05.
Uji Signifikansi F
(Simultan)
Analisis Regresi
Linier Berganda
Dari tabel regresi linier
berganda tersebut,
diperoleh persamaan:
Y’ = 1,889 + 0,553X1 +
0,769X2 - 0,197X3
Koefisien regresi untuk
X1 dan X2 bernilai
positif, menunjukkan
adanya hubungan yang
searah antara X1 dan
X2 dengan Y.
Sedangkan X3 bernilai
negatif, menunjukkan
adanya hubungan yang
tidak searah antara X3
dengan Y.
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.889 1.258
Pendidikan .553 .136 .360
Etos Kerja .769 .143 .494
Work Family
Conflict
-.197 .062 -.164
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1627.412 3 542.471 161.375 .000b
Residual 245.393 73 3.362
Total 1872.805 76
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja
b. Predictors: (Constant), Work Family Conflict, Pendidikan, Etos Kerja
7. Hasil Penelitian
Koefisien korelasi yang
terjadi antara variabel
bebas dengan variabel
terikat sebesar 0.932
berada dalam kategori
hubungan yang sangat
kuat (0.800 – 1.000).
Koefisien determinasi
sebesar 0.869 atau
86.9%. Hal ini
menunjukan bahwa
ketiga variabel bebas
memberikan kontribusi
terhadap perubahan
variabel terikat sebesar
86.9%
Koefisien Korelasi
dan Determinasi
Uji Signifikansi t
(Parsial)
Ketiga variabel bebas
secara parsial
berpengaruh signifikan
terhadap Prestasi Kerja
Pegawai karena nilai t-
hitung (X1 = 4.052, X2
= 5.395, X3 = -3.160)
lebih dari t-tabel (1,666)
dengan tingkat
signifikansi (X1 = 0,000
X2 = 0,000, X3 = 0,002)
kurang dari 0,05.
Model t Sig.
1 (Constant) 1.501 .138
Pendidikan 4.052 .000
Etos Kerja 5.395 .000
Work Family Conflict -3.160 .002
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .932a
.869 .864 1.83345
a. Predictors: (Constant), Work Family Conflict, Pendidikan, Etos Kerja
b. Dependent Variable: Prestasi Kerja
8. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka akan disajikan beberapa kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1. Pendidikan, Etos Kerja dan Work Family Conflict sangat kuat dan positif secara simultan berpengaruh terhadap Prestasi Kerja pada
Polda Sulut.
2. Pendidikan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja pada Polda Sulut.
3. Etos Kerja memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja pada Polda Sulut.
4. Work Family Conflict memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja pada Polda Sulut.
Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Polda Sulut sebaiknya melakukan kajian mendalam secara komperehensif terkait Pendidikan, Etos Kerja dan Work Family Conflict
untuk dapat menjadi bahan pertimbangan yang lebih matang dalam merumuskan kebijakan-kebijakan strategis guna meningkatkan
Prestasi Kerja. Selain itu, Polda Sulut juga mulai membuat sebuah cetak biru (blue print) terkait kebijakan-kebijakan yang nantinya
akan digunakan terkait Pendidikan, Etos Kerja dan Work Family Conflict agar dapat membantu terciptanya perbaikan yang
berkelanjutan.
2. Karena variabel Work Family Conflict memiliki korelasi negatif terhadap Prestasi Kerja, Polda Sulut sebaiknya meningkatkan
program-program khusus yang melibatkan keluarga pegawai untuk mendorong terciptanya pemahaman yang lebih dari pihak
keluarga akan pentingnya peran pegawai tersebut dalam pekerjaan di Polda Sulut. Selain itu, Polda Sulut juga dapat melakukan
program konsuling secara rutin bagi semua pegawai dengan tenaga psikolog agar individu pegawai dapat melakukan langkah-
langkah preventif dan antisipatif untuk masalah dan potensi masalah yang berkaitan dengan perannya sebagai bagian dari Polda
Sulut dan perannya sebagai anggota keluarga.
3. Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan kajian lebih mendalam terkait variabel Pendidikan, Etos Kerja dan Work Family Conflict
dalam kaitannya untuk meningkatkan Prestasi Kerja.
Kesimpulan dan Saran
TERIMA KASIH