SlideShare a Scribd company logo
PELUANG – TEOREMA
BAYES
TEORI PROBABILITAS
• Digunakan dalam menarik kesimpulan dari eksperiment
yang memuat suatu kejadian yang tidak pasti
Konsep Probabilitas
• Eksperiment yang diulang-ulang dalam kondisi yang sama
akan memberikan hasil yang berbeda, sehingga hasil
eksperiment sangat bervairasi dan tidak tunggal
Contoh :
PROBABILITAS
Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali diantara N
peristiwa yang saling eksklusif (saling asing/terjadinya peristiwa yang
satu mencegah terjadinya peristiwa yang lain) dan masing-masing
terjadi dengan kesempatan yang sama, maka probabilitas terjadinya
peristiwa E adalah :
𝑃 𝐸 =
𝑛
𝑁
dengan batas-batas 0 ≤ 𝑃(𝐸) ≤ 1
Jika P(E) = 0, maka diartikan peristiwa E pasti tidak terjadi, sedangkan
P(E)=1, dapat diartikan peristiwa E pasti terjadi, apabila 𝐸menyatakan
bukan peristiwa E, maka diperoleh :
𝑃 𝐸 = 1 − 𝑃(𝐸)
Atau berlaku hubungan : P E + 𝑃 𝐸 = 1
PROBABILITAS BERSYARAT
Jika P(A) menyatakan probabilitas kejadian A
P(B) menyatakan probabilitas kejadian B
Probabilitas A terjadi jika B (BA) disimbolkan P(A|B), dan besarnya
𝑃 𝐴 𝐵 =
𝑃(𝐴∩𝐵)
𝑃(𝐵)
Dengan cara yang sama, probabilitas bahwa kejadian B terjadi jika
kejadian A terjadi terlebih dahulu adalah :
𝑃 𝐵 𝐴 =
𝑃(𝐴∩𝐵)
𝑃(𝐴)
KarenaP(𝐴 ∩ 𝐵) = P 𝐵 ∩ 𝐴 maka diperoleh : 𝑃 𝐴 𝐵 =
𝑃(𝐴∩𝐵)×𝑃(𝐴)
𝑃(𝐵)
CONTOH
P(Terkena Cacar|Punya Bintik Bintik) adalah 0.8
IF Dila mempunyai bintik-bintik di wajah THEN Dila terkena cacar (0,8)
Rule ini mempunyai arti sbb :
Jika Dila mempunyai bintik-bintik diwajah, maka probabilitas
(kemungkinan) Dila terkena cacar adalah 0,8
TEOREMA BAYES
Ditemukan oleh Reverend Thomas Bayes abad ke 18.
Dikembangkan secara luas dalam statistik inferensia.
Aplikasi banyak untuk : DSS
LANJUTAN
Bentuk teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis tunggal H adalah :
• 𝑃 𝐻 𝐸 =
𝑃(𝐸|𝐻)×𝑃(𝐻)
𝑃(𝐸)
KETERANGAN
•p(H|E) = probabilitas hipotesis H terjadi jika evidence E terjadi
•P(E|H) = probabilitas munculnya evidence E, jika hipotesis H terjadi
•P(H) = probabilitas hipotesis H tanpa memandang evidence apap pun
•P(E) = probabilitas evidence E tanpa memandang apa pun
CONTOH
Diketahui p(demam)=0,4. p(muntah)=0,3. p(demam|muntah)=0,75.
Pertanyaan :
a. Berapa nilai dari p(muntah|demam) ?
b. Berapa nilai dari p(muntah|demam) jika p(demam)=0,1
JAWAB SOAL A
𝑃 𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚 =
𝑃(𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚|𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ)×𝑃(𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ)
𝑃(𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚)
=
0.75 × 0.3
0.4
= 0.56
JAWAB SOAL B
𝑃 𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚 =
𝑃(𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚|𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ)×𝑃(𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ)
𝑃(𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚)
=
0.75 × 0.3
0.1
= 2.25
Jawaban di atas salah. Karena nilai probabilitas haruslah antara 0 dan 1.
Perhatikan : p(demam) harus lebih besar atau sama dengan p(demam n
muntah).
untuk menghitung p(demam n muntah) rumusnya adalah
p(demam n muntah) = p(demam|muntah) x p (muntah) = 0,75 x 0,3 =
0,225
Jadi, p(demam) ≥ 0,225Untuk nilai p(demam) = 0,1 tidak memenuhi syarat
sehingga menghasilkan perhitungan yang salah.
BENTUK TEOREMA BAYES UNTUK
EVIDENCE TUNGGAL E DAN
HIPOTESIS TUNGGAL H
𝑃 𝐻𝑖 𝐸 =
𝑃 𝐸 𝐻𝑖 ×𝑃 𝐻𝑖
𝑘=1
𝑛
𝑃 𝐸 𝐻𝑘 ×𝑃 𝐻𝑘
dengan:
 p(Hi|E) = probabilitas hiposesis Hi benar jika diberikan evidence E.
 p(E|Hi) = probabilitas munculnya evidence E, jika diketahui hipotesis Hi benar.
 p(Hi) = probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil sebelumnya) tanpa memandang
evidence apapun.
 n = jumlah hipotesis yang mungkin.
EVIDENCE GANDA E1, E2,…. , EM
DAN HIPOTESIS GANDA H1, H2, …
𝑃 𝐻𝑖 𝐸1𝐸2 … 𝐸𝑚 =
𝑃(𝐸1𝐸2…𝐸𝑚|𝐻𝑖)×𝑃(𝐻𝑖)
𝑘=1
𝑛 𝑃(𝐸1𝐸2…𝐸𝑚|𝐻𝑘)×𝑃(𝐻𝑘)
untuk mengaplikasikan persamaan di atas, maka harus diketahui
probabilitas bersyarat dari semua kombinasi yang mungkin dari
evidence-evidence untuk seluruh hipotesis. Secara praktis, ini tidak
mungkin. Oleh karena itu, persamaan di atas, diganti dengan
persamaan :
𝑃 𝐻𝑖 𝐸1𝐸2 … 𝐸𝑚 =
𝑃 𝐸1 𝐻𝑖 ×𝑃 𝐸2 𝐻𝑖 ……×𝑃(𝐸𝑚|𝐻𝑖)×𝑃(𝐻𝑖)
𝑘=1
𝑛
𝑃 𝐸1 𝐻𝑘 ×𝑃 𝐸2 𝐻𝑘 …×𝑃 𝐸𝑚 𝐻𝑘 ×𝑃(𝐻𝑘)
CONTOH KASUS
Tabel berikut menunjukkan tabel probabilitas bersyarat evidence
𝐸1, 𝐸2, 𝐸3dan hipotesis 𝐻1, 𝐻2, 𝐻3 . Misalkan pertama kali kita hanya
mengamati evidence 𝐸3 , hitung probabilitas terjadinya hipotesis :
 a. 𝐻1 jika semula hanya evidence 𝐸3 yang teramati
 b. 𝐻2 jika semula hanya evidence 𝐸3 yang teramati
 c. 𝐻3 jika semula hanya evidence 𝐸3 yang teramati
Probabilitas
Hipotesis
i=1 i=2 i=3
𝑃(𝐻𝑖) 0.40 0.35 0.25
𝑃(𝐸1|𝐻𝑖) 0.3 0.8 0.5
𝑃(𝐸2|𝐻𝑖) 0.9 0.0 0.7
𝑃(𝐸3|𝐻𝑖) 0.6 0.7 0.9
Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk evidence tunggal
E dan hipotesis ganda H1H2H3 dengan persamaan berikut :
𝑃 𝐻𝑖 𝐸 =
𝑃(𝐸|𝐻𝑖)×𝑃(𝐻𝑖)
𝑘=1
𝑛 𝑃(𝐸|𝐻𝑘)×𝑃(𝐻𝑘)
Sehingga :
𝑃 𝐻1 𝐸3 =
𝑃 𝐸3 𝐻1 ×𝑃(𝐻1)
𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐻1)+𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻2)+𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐻3)
=
0.6×0.4
0.6×0.4 + 0.7×0.35 + 0.9×0.25
=
0.24
0.71
= 0.34
𝑃 𝐻2 𝐸3 =
𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻1)
𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐻1)+𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻2)+𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐻3)
=
0.7×0.35
0.71
= 0.34
𝑃 𝐻3 𝐸3 =
𝑃𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻1)
𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐻1)+𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻2)+𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐻3)
=
0.9×0.25
0.71
= 0.32
tampak bahwa setelah evidence 𝐸3 teramati, kepercayaan terhadap
hipotesis Hi berkurang dan menjadi sama dengan kepercayaan
terhadap 𝐻2 . kepercayaan terhadap hipotesis 𝐻3 bertambah bahkan
hampir sama dengan 𝐻1 dan 𝐻2 .
Misalkan setelah kita mengamati evidence 𝐸3 kemudian teramati pula
adanya evidence 𝐸1 hitung probabilitas terjadinya hipotesis:
 𝐻1 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸1
 𝐻2 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸1
 𝐻3 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸1
Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk evidence ganda
E1 E3 dan hipotesis ganda H1 , H2 , H3 dengan persamaan
𝑃 𝐻1 𝐸1𝐸3 =
𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐸1|𝐻1)×𝑃(𝐻1)
𝑃(𝐸1|𝐻1)×𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐻1)+𝑃(𝐸1|𝐻2)×𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻2)+𝑃(𝐸1|𝐻3)×𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐻3)
=
0.3 × 0.6 × 0.4
0.3 × 0.6 × 0.4 + 0.8 × 0.7 × 0.35 + 0.5 × 0.9 × 0.9 × 0.25
=
0.072
0.3805
= 0.19
𝑃 𝐻2 𝐸1𝐸3 =
𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐸1|𝐻2)×𝑃(𝐻2)
𝑃(𝐸1|𝐻1)×𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐻1)+𝑃(𝐸1|𝐻2)×𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻2)+𝑃(𝐸1|𝐻3)×𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐻3)
=
0.8 × 0.7 × 0.35
0.3 × 0.6 × 0.4 + 0.8 × 0.7 × 0.35 + 0.5 × 0.9 × 0.25
=
0.196
0.3805
= 0.52
𝑃 𝐻3 𝐸1𝐸3 =
𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐸1|𝐻3)×𝑃(𝐻3)
𝑃(𝐸1|𝐻1)×𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐻1)+𝑃(𝐸1|𝐻2)×𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻2)+𝑃(𝐸1|𝐻3)×𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐻3)
=
0.5 × 0.9 × 0.25
0.3 × 0.6 × 0.4 + 0.8 × 0.7 × 0.35 + 0.5 × 0.9 × 0.25
=
0.1125
0.3805
= 0.29
LATIHAN
Misalkan setelah kita mengamati evidence 𝐸1 kemudian teramati pula
adanya evidence 𝐸2 hitung probabilitas terjadinya hipotesis:
 𝐻1 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸2
 𝐻2 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸2
 𝐻3 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸2
𝑃 𝐻2 𝐸1𝐸2𝐸3 =?
LATIHAN
Si Ani mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya.
Dokter menduga bahwa Si Ani terkena:
 Cacar, dengan:
 Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani terkena cacar; p(Bintik2|Cacar) = 0,8.
 Probabilitas Si Ani terkena cacar tanpa memandang gejala apapun; p(Cacar) = 0,4
 Alergi, dengan :
 Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani alergi; p(Bintik2|Alergi) = 0,3.
 Probabilitas Si Ani terkena alergi tanpa memandang gejala apapun; p(Alergi) = 0,7.

More Related Content

What's hot

Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilanAlternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Wawan Goendoel
 
Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani
Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-JaelaniManaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani
Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani
faisal hanafi
 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan Kombinasi
Fahrul Usman
 
Optimisasi Fungsi Dengan Satu Variabel Bebas
Optimisasi Fungsi Dengan Satu Variabel BebasOptimisasi Fungsi Dengan Satu Variabel Bebas
Optimisasi Fungsi Dengan Satu Variabel Bebas
Muhammad Khoirul Fuddin
 
Stat prob06 probabilitytheory_samplespace
Stat prob06 probabilitytheory_samplespaceStat prob06 probabilitytheory_samplespace
Stat prob06 probabilitytheory_samplespace
Arif Rahman
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
Dwitri Ambarwati
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
Aniklestari1997
 
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 03
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens  - 03Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens  - 03
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 03
KuliahKita
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
DIAN EKA PERMATASARI
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nash
Opissen Yudisyus
 
Perlindungan konsumen
 Perlindungan konsumen Perlindungan konsumen
Perlindungan konsumen
Muchamad Iqbal Arief
 
Peta konsep ilmu ekonomi
Peta konsep ilmu ekonomiPeta konsep ilmu ekonomi
Peta konsep ilmu ekonomi
vadilla mutia
 
Contoh kasus hak paten
Contoh kasus hak patenContoh kasus hak paten
Contoh kasus hak paten
Septian Muna Barakati
 
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaanJenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Fachrul Kardiman
 
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian SengketaMetode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Billy Adam Fisher
 
Perhitungan dan akuntansi bai salam
Perhitungan dan akuntansi bai salamPerhitungan dan akuntansi bai salam
Perhitungan dan akuntansi bai salam
Eko Wibowo
 
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
Wisma Morgans
 
Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )
yusufhidayat1995
 
Teknik teknik pengintegralan
Teknik teknik pengintegralanTeknik teknik pengintegralan
Teknik teknik pengintegralan
Azzam Muhammad
 

What's hot (20)

Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilanAlternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
 
Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani
Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-JaelaniManaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani
Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani
 
Uji Rata-Rata
Uji Rata-RataUji Rata-Rata
Uji Rata-Rata
 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan Kombinasi
 
Optimisasi Fungsi Dengan Satu Variabel Bebas
Optimisasi Fungsi Dengan Satu Variabel BebasOptimisasi Fungsi Dengan Satu Variabel Bebas
Optimisasi Fungsi Dengan Satu Variabel Bebas
 
Stat prob06 probabilitytheory_samplespace
Stat prob06 probabilitytheory_samplespaceStat prob06 probabilitytheory_samplespace
Stat prob06 probabilitytheory_samplespace
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 03
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens  - 03Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens  - 03
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 03
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nash
 
Perlindungan konsumen
 Perlindungan konsumen Perlindungan konsumen
Perlindungan konsumen
 
Peta konsep ilmu ekonomi
Peta konsep ilmu ekonomiPeta konsep ilmu ekonomi
Peta konsep ilmu ekonomi
 
Contoh kasus hak paten
Contoh kasus hak patenContoh kasus hak paten
Contoh kasus hak paten
 
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaanJenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
 
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian SengketaMetode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
 
Perhitungan dan akuntansi bai salam
Perhitungan dan akuntansi bai salamPerhitungan dan akuntansi bai salam
Perhitungan dan akuntansi bai salam
 
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
 
Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )
 
Teknik teknik pengintegralan
Teknik teknik pengintegralanTeknik teknik pengintegralan
Teknik teknik pengintegralan
 

Similar to PPT.pptx

12017098.ppt
12017098.ppt12017098.ppt
12017098.ppt
Bernad Bear
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
Heni Widayani
 
Hipotesis(11)
Hipotesis(11)Hipotesis(11)
Hipotesis(11)
rizka_safa
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
Rani Nooraeni
 
Polinomial tak tereduksi
Polinomial tak tereduksiPolinomial tak tereduksi
Polinomial tak tereduksi
Penny Charity Lumbanraja
 
Rekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaRekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi Matematika
Heni Widayani
 
Binomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialBinomial dan Multinomial
Binomial dan Multinomial
Heni Widayani
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaMarlyd Talakua
 
Anova 1way & uji lanjut
Anova 1way & uji lanjutAnova 1way & uji lanjut
Anova 1way & uji lanjut
Suci Agustina
 
Makalah peluang new
Makalah peluang newMakalah peluang new
Makalah peluang new
Yusrin21
 
4. uji chi square
4. uji chi square4. uji chi square
4. uji chi square
عفيف محصن
 
Bnp.01.uji tanda (sign test)
Bnp.01.uji tanda (sign test)Bnp.01.uji tanda (sign test)
Bnp.01.uji tanda (sign test)raysa hasdi
 
6. Probabilitas.pdf
6. Probabilitas.pdf6. Probabilitas.pdf
6. Probabilitas.pdf
Jurnal IT
 
6. Konsep Dasar Peluang.pdf
6. Konsep Dasar Peluang.pdf6. Konsep Dasar Peluang.pdf
6. Konsep Dasar Peluang.pdf
RizkiArumningTyas1
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
silvia kuswanti
 
Makalah Distribusi Binomial
Makalah Distribusi BinomialMakalah Distribusi Binomial
Makalah Distribusi Binomial
Jenny Givany
 
Ade caca
Ade cacaAde caca
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturmBedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturmrukmono budi utomo
 

Similar to PPT.pptx (20)

12017098.ppt
12017098.ppt12017098.ppt
12017098.ppt
 
Ai 6
Ai 6Ai 6
Ai 6
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
 
Hipotesis(11)
Hipotesis(11)Hipotesis(11)
Hipotesis(11)
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
 
Polinomial tak tereduksi
Polinomial tak tereduksiPolinomial tak tereduksi
Polinomial tak tereduksi
 
Rekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaRekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi Matematika
 
Binomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialBinomial dan Multinomial
Binomial dan Multinomial
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydya
 
Anova 1way & uji lanjut
Anova 1way & uji lanjutAnova 1way & uji lanjut
Anova 1way & uji lanjut
 
Makalah peluang new
Makalah peluang newMakalah peluang new
Makalah peluang new
 
4. uji chi square
4. uji chi square4. uji chi square
4. uji chi square
 
Bnp.01.uji tanda (sign test)
Bnp.01.uji tanda (sign test)Bnp.01.uji tanda (sign test)
Bnp.01.uji tanda (sign test)
 
R5 g kel 2 statdas 2
R5 g kel 2 statdas 2R5 g kel 2 statdas 2
R5 g kel 2 statdas 2
 
6. Probabilitas.pdf
6. Probabilitas.pdf6. Probabilitas.pdf
6. Probabilitas.pdf
 
6. Konsep Dasar Peluang.pdf
6. Konsep Dasar Peluang.pdf6. Konsep Dasar Peluang.pdf
6. Konsep Dasar Peluang.pdf
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
Makalah Distribusi Binomial
Makalah Distribusi BinomialMakalah Distribusi Binomial
Makalah Distribusi Binomial
 
Ade caca
Ade cacaAde caca
Ade caca
 
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturmBedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
 

Recently uploaded

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
naqarin2
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf
9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf
9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf
YuniTriAstuti6
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
LabibAqilFawaizElB
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
AndrianiWimarSarasWa1
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 

Recently uploaded (20)

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf
9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf
9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 

PPT.pptx

  • 2. TEORI PROBABILITAS • Digunakan dalam menarik kesimpulan dari eksperiment yang memuat suatu kejadian yang tidak pasti Konsep Probabilitas • Eksperiment yang diulang-ulang dalam kondisi yang sama akan memberikan hasil yang berbeda, sehingga hasil eksperiment sangat bervairasi dan tidak tunggal Contoh :
  • 3. PROBABILITAS Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali diantara N peristiwa yang saling eksklusif (saling asing/terjadinya peristiwa yang satu mencegah terjadinya peristiwa yang lain) dan masing-masing terjadi dengan kesempatan yang sama, maka probabilitas terjadinya peristiwa E adalah : 𝑃 𝐸 = 𝑛 𝑁 dengan batas-batas 0 ≤ 𝑃(𝐸) ≤ 1 Jika P(E) = 0, maka diartikan peristiwa E pasti tidak terjadi, sedangkan P(E)=1, dapat diartikan peristiwa E pasti terjadi, apabila 𝐸menyatakan bukan peristiwa E, maka diperoleh : 𝑃 𝐸 = 1 − 𝑃(𝐸) Atau berlaku hubungan : P E + 𝑃 𝐸 = 1
  • 4. PROBABILITAS BERSYARAT Jika P(A) menyatakan probabilitas kejadian A P(B) menyatakan probabilitas kejadian B Probabilitas A terjadi jika B (BA) disimbolkan P(A|B), dan besarnya 𝑃 𝐴 𝐵 = 𝑃(𝐴∩𝐵) 𝑃(𝐵) Dengan cara yang sama, probabilitas bahwa kejadian B terjadi jika kejadian A terjadi terlebih dahulu adalah : 𝑃 𝐵 𝐴 = 𝑃(𝐴∩𝐵) 𝑃(𝐴) KarenaP(𝐴 ∩ 𝐵) = P 𝐵 ∩ 𝐴 maka diperoleh : 𝑃 𝐴 𝐵 = 𝑃(𝐴∩𝐵)×𝑃(𝐴) 𝑃(𝐵)
  • 5. CONTOH P(Terkena Cacar|Punya Bintik Bintik) adalah 0.8 IF Dila mempunyai bintik-bintik di wajah THEN Dila terkena cacar (0,8) Rule ini mempunyai arti sbb : Jika Dila mempunyai bintik-bintik diwajah, maka probabilitas (kemungkinan) Dila terkena cacar adalah 0,8
  • 6. TEOREMA BAYES Ditemukan oleh Reverend Thomas Bayes abad ke 18. Dikembangkan secara luas dalam statistik inferensia. Aplikasi banyak untuk : DSS
  • 7. LANJUTAN Bentuk teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis tunggal H adalah : • 𝑃 𝐻 𝐸 = 𝑃(𝐸|𝐻)×𝑃(𝐻) 𝑃(𝐸) KETERANGAN •p(H|E) = probabilitas hipotesis H terjadi jika evidence E terjadi •P(E|H) = probabilitas munculnya evidence E, jika hipotesis H terjadi •P(H) = probabilitas hipotesis H tanpa memandang evidence apap pun •P(E) = probabilitas evidence E tanpa memandang apa pun
  • 8. CONTOH Diketahui p(demam)=0,4. p(muntah)=0,3. p(demam|muntah)=0,75. Pertanyaan : a. Berapa nilai dari p(muntah|demam) ? b. Berapa nilai dari p(muntah|demam) jika p(demam)=0,1
  • 9. JAWAB SOAL A 𝑃 𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚 = 𝑃(𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚|𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ)×𝑃(𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ) 𝑃(𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚) = 0.75 × 0.3 0.4 = 0.56
  • 10. JAWAB SOAL B 𝑃 𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚 = 𝑃(𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚|𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ)×𝑃(𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ) 𝑃(𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚) = 0.75 × 0.3 0.1 = 2.25 Jawaban di atas salah. Karena nilai probabilitas haruslah antara 0 dan 1. Perhatikan : p(demam) harus lebih besar atau sama dengan p(demam n muntah). untuk menghitung p(demam n muntah) rumusnya adalah p(demam n muntah) = p(demam|muntah) x p (muntah) = 0,75 x 0,3 = 0,225 Jadi, p(demam) ≥ 0,225Untuk nilai p(demam) = 0,1 tidak memenuhi syarat sehingga menghasilkan perhitungan yang salah.
  • 11. BENTUK TEOREMA BAYES UNTUK EVIDENCE TUNGGAL E DAN HIPOTESIS TUNGGAL H 𝑃 𝐻𝑖 𝐸 = 𝑃 𝐸 𝐻𝑖 ×𝑃 𝐻𝑖 𝑘=1 𝑛 𝑃 𝐸 𝐻𝑘 ×𝑃 𝐻𝑘 dengan:  p(Hi|E) = probabilitas hiposesis Hi benar jika diberikan evidence E.  p(E|Hi) = probabilitas munculnya evidence E, jika diketahui hipotesis Hi benar.  p(Hi) = probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil sebelumnya) tanpa memandang evidence apapun.  n = jumlah hipotesis yang mungkin.
  • 12. EVIDENCE GANDA E1, E2,…. , EM DAN HIPOTESIS GANDA H1, H2, … 𝑃 𝐻𝑖 𝐸1𝐸2 … 𝐸𝑚 = 𝑃(𝐸1𝐸2…𝐸𝑚|𝐻𝑖)×𝑃(𝐻𝑖) 𝑘=1 𝑛 𝑃(𝐸1𝐸2…𝐸𝑚|𝐻𝑘)×𝑃(𝐻𝑘) untuk mengaplikasikan persamaan di atas, maka harus diketahui probabilitas bersyarat dari semua kombinasi yang mungkin dari evidence-evidence untuk seluruh hipotesis. Secara praktis, ini tidak mungkin. Oleh karena itu, persamaan di atas, diganti dengan persamaan : 𝑃 𝐻𝑖 𝐸1𝐸2 … 𝐸𝑚 = 𝑃 𝐸1 𝐻𝑖 ×𝑃 𝐸2 𝐻𝑖 ……×𝑃(𝐸𝑚|𝐻𝑖)×𝑃(𝐻𝑖) 𝑘=1 𝑛 𝑃 𝐸1 𝐻𝑘 ×𝑃 𝐸2 𝐻𝑘 …×𝑃 𝐸𝑚 𝐻𝑘 ×𝑃(𝐻𝑘)
  • 13. CONTOH KASUS Tabel berikut menunjukkan tabel probabilitas bersyarat evidence 𝐸1, 𝐸2, 𝐸3dan hipotesis 𝐻1, 𝐻2, 𝐻3 . Misalkan pertama kali kita hanya mengamati evidence 𝐸3 , hitung probabilitas terjadinya hipotesis :  a. 𝐻1 jika semula hanya evidence 𝐸3 yang teramati  b. 𝐻2 jika semula hanya evidence 𝐸3 yang teramati  c. 𝐻3 jika semula hanya evidence 𝐸3 yang teramati Probabilitas Hipotesis i=1 i=2 i=3 𝑃(𝐻𝑖) 0.40 0.35 0.25 𝑃(𝐸1|𝐻𝑖) 0.3 0.8 0.5 𝑃(𝐸2|𝐻𝑖) 0.9 0.0 0.7 𝑃(𝐸3|𝐻𝑖) 0.6 0.7 0.9
  • 14. Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis ganda H1H2H3 dengan persamaan berikut : 𝑃 𝐻𝑖 𝐸 = 𝑃(𝐸|𝐻𝑖)×𝑃(𝐻𝑖) 𝑘=1 𝑛 𝑃(𝐸|𝐻𝑘)×𝑃(𝐻𝑘) Sehingga : 𝑃 𝐻1 𝐸3 = 𝑃 𝐸3 𝐻1 ×𝑃(𝐻1) 𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐻1)+𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻2)+𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐻3) = 0.6×0.4 0.6×0.4 + 0.7×0.35 + 0.9×0.25 = 0.24 0.71 = 0.34
  • 15. 𝑃 𝐻2 𝐸3 = 𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻1) 𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐻1)+𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻2)+𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐻3) = 0.7×0.35 0.71 = 0.34 𝑃 𝐻3 𝐸3 = 𝑃𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻1) 𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐻1)+𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻2)+𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐻3) = 0.9×0.25 0.71 = 0.32
  • 16. tampak bahwa setelah evidence 𝐸3 teramati, kepercayaan terhadap hipotesis Hi berkurang dan menjadi sama dengan kepercayaan terhadap 𝐻2 . kepercayaan terhadap hipotesis 𝐻3 bertambah bahkan hampir sama dengan 𝐻1 dan 𝐻2 . Misalkan setelah kita mengamati evidence 𝐸3 kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸1 hitung probabilitas terjadinya hipotesis:  𝐻1 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸1  𝐻2 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸1  𝐻3 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸1
  • 17. Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk evidence ganda E1 E3 dan hipotesis ganda H1 , H2 , H3 dengan persamaan 𝑃 𝐻1 𝐸1𝐸3 = 𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐸1|𝐻1)×𝑃(𝐻1) 𝑃(𝐸1|𝐻1)×𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐻1)+𝑃(𝐸1|𝐻2)×𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻2)+𝑃(𝐸1|𝐻3)×𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐻3) = 0.3 × 0.6 × 0.4 0.3 × 0.6 × 0.4 + 0.8 × 0.7 × 0.35 + 0.5 × 0.9 × 0.9 × 0.25 = 0.072 0.3805 = 0.19
  • 18. 𝑃 𝐻2 𝐸1𝐸3 = 𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐸1|𝐻2)×𝑃(𝐻2) 𝑃(𝐸1|𝐻1)×𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐻1)+𝑃(𝐸1|𝐻2)×𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻2)+𝑃(𝐸1|𝐻3)×𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐻3) = 0.8 × 0.7 × 0.35 0.3 × 0.6 × 0.4 + 0.8 × 0.7 × 0.35 + 0.5 × 0.9 × 0.25 = 0.196 0.3805 = 0.52 𝑃 𝐻3 𝐸1𝐸3 = 𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐸1|𝐻3)×𝑃(𝐻3) 𝑃(𝐸1|𝐻1)×𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐻1)+𝑃(𝐸1|𝐻2)×𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻2)+𝑃(𝐸1|𝐻3)×𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐻3) = 0.5 × 0.9 × 0.25 0.3 × 0.6 × 0.4 + 0.8 × 0.7 × 0.35 + 0.5 × 0.9 × 0.25 = 0.1125 0.3805 = 0.29
  • 19. LATIHAN Misalkan setelah kita mengamati evidence 𝐸1 kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸2 hitung probabilitas terjadinya hipotesis:  𝐻1 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸2  𝐻2 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸2  𝐻3 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸2 𝑃 𝐻2 𝐸1𝐸2𝐸3 =?
  • 20. LATIHAN Si Ani mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Si Ani terkena:  Cacar, dengan:  Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani terkena cacar; p(Bintik2|Cacar) = 0,8.  Probabilitas Si Ani terkena cacar tanpa memandang gejala apapun; p(Cacar) = 0,4  Alergi, dengan :  Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani alergi; p(Bintik2|Alergi) = 0,3.  Probabilitas Si Ani terkena alergi tanpa memandang gejala apapun; p(Alergi) = 0,7.