Teorema Bayes digunakan untuk menarik kesimpulan dari eksperimen probabilitas berdasarkan evidence. Teorema ini menghitung probabilitas terjadinya suatu hipotesis berdasarkan evidence yang diketahui dengan mempertimbangkan probabilitas awal hipotesis tersebut. Contoh kasus menunjukkan bagaimana probabilitas hipotesis berubah setelah ditemukan evidence baru.
Hak Kekayaan Intelektual, disingkat “HKI” atau akronim “HaKI”, adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
Hak Kekayaan Intelektual, disingkat “HKI” atau akronim “HaKI”, adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
Setiap badan usaha dan perorangan yang membuat dan/atau merancang suatu perjanjian/kontrak dengan itikad baik di Indonesia berdasarkan pada buku III Pasal 1338 KUHPerdata yang menyebutkan semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang - undang bagi mereka yang membuatnya (asas kebebasan berkontrak). Dalam membuat perjanjian/kontrak harus mempunyai anatomi perjanjian/kontrak yang jelas agar dapat dipahami oleh para pihak yang membuat, anatomi perjanjian/kontrak yang digunakan dalam bisnis, yaitu memuat:
Kepala Perjanjian/Kontrak
Judul dari suatu perjanjian/kontrak.
Komparasi/Preamble
Hari, Tanggal, Tahun pembuatan perjanjian/kontrak dan data para pihak yang melakukan perjanjian/kontrak.
Latar belakang/Recital
Latar belakang di adakannya suatu perjanjian/kontrak antara para pihak dan kedudukan para pihak.
Kalimat Penghubung
Kalimat berupa pernyataan kesepakatan para pihak sebelum memuat pasal - pasal tentang isi atau muatan perjanjian.
Substansi Perjanjian/Kontrak
Definisi, obyek perjanjian/kontrak, jangka waktu perjanjian/kontrak, cara pembayaran, hak dan kewajiban para pihak.
Klausul Penunjang
Force majeur/keadaan kahar, addendum, pilihan penyelesaian sengketa, notice/pemberitahuan, pengakhiran perjanjian/kontrak, dan bahasa yang digunakan.
Penutup/Testimonium
Memuat pernyataan tegas kekuatan hukum dalam perjanjian/kontrak yang dibuat para pihak yang berlaku sama dan tanda tangan para pihak.
Lampiran
Lampiran yang memuat hal - hal detail atau penjelasan lebih lanjut dari klausul - klausul dalam kontrak.
Original file name: _PERLINDUNGAN KONSUMEN2.ppt
Field of Study : Accounting, Management
Subject : Hukum Bisnis II
Author : Nurti Widayati, SH., MH.
Filetype : ppt
Setiap badan usaha dan perorangan yang membuat dan/atau merancang suatu perjanjian/kontrak dengan itikad baik di Indonesia berdasarkan pada buku III Pasal 1338 KUHPerdata yang menyebutkan semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang - undang bagi mereka yang membuatnya (asas kebebasan berkontrak). Dalam membuat perjanjian/kontrak harus mempunyai anatomi perjanjian/kontrak yang jelas agar dapat dipahami oleh para pihak yang membuat, anatomi perjanjian/kontrak yang digunakan dalam bisnis, yaitu memuat:
Kepala Perjanjian/Kontrak
Judul dari suatu perjanjian/kontrak.
Komparasi/Preamble
Hari, Tanggal, Tahun pembuatan perjanjian/kontrak dan data para pihak yang melakukan perjanjian/kontrak.
Latar belakang/Recital
Latar belakang di adakannya suatu perjanjian/kontrak antara para pihak dan kedudukan para pihak.
Kalimat Penghubung
Kalimat berupa pernyataan kesepakatan para pihak sebelum memuat pasal - pasal tentang isi atau muatan perjanjian.
Substansi Perjanjian/Kontrak
Definisi, obyek perjanjian/kontrak, jangka waktu perjanjian/kontrak, cara pembayaran, hak dan kewajiban para pihak.
Klausul Penunjang
Force majeur/keadaan kahar, addendum, pilihan penyelesaian sengketa, notice/pemberitahuan, pengakhiran perjanjian/kontrak, dan bahasa yang digunakan.
Penutup/Testimonium
Memuat pernyataan tegas kekuatan hukum dalam perjanjian/kontrak yang dibuat para pihak yang berlaku sama dan tanda tangan para pihak.
Lampiran
Lampiran yang memuat hal - hal detail atau penjelasan lebih lanjut dari klausul - klausul dalam kontrak.
Original file name: _PERLINDUNGAN KONSUMEN2.ppt
Field of Study : Accounting, Management
Subject : Hukum Bisnis II
Author : Nurti Widayati, SH., MH.
Filetype : ppt
Analisis kritis jurnal ini membahas konsep dan sejarah perkembangan aliran perenialisme, tokoh-tokohnya, serta implementasinya dalam pendidikan Islam, sekaligus menyoroti pentingnya bahasa ibu dalam proses pembelajaran dan perannya dalam perkembangan awal bahasa seseorang yang diperoleh dari lingkungan keluarga, terutama dari ibu.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
Istilah profetik mempunyai makna kenabian, profetik menurut Kuntowijoyo adalah suatu tujuan yang ingin di capai untuk menjadi manusia kebebasan dan dekat dengan robnya. Terdapat 3 poin utama dari pembahasan teori profetik menurut Kuntowijoyo, terdiri dari nilai humanisasi, liberasi dan transendensi.
2. TEORI PROBABILITAS
• Digunakan dalam menarik kesimpulan dari eksperiment
yang memuat suatu kejadian yang tidak pasti
Konsep Probabilitas
• Eksperiment yang diulang-ulang dalam kondisi yang sama
akan memberikan hasil yang berbeda, sehingga hasil
eksperiment sangat bervairasi dan tidak tunggal
Contoh :
3. PROBABILITAS
Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali diantara N
peristiwa yang saling eksklusif (saling asing/terjadinya peristiwa yang
satu mencegah terjadinya peristiwa yang lain) dan masing-masing
terjadi dengan kesempatan yang sama, maka probabilitas terjadinya
peristiwa E adalah :
𝑃 𝐸 =
𝑛
𝑁
dengan batas-batas 0 ≤ 𝑃(𝐸) ≤ 1
Jika P(E) = 0, maka diartikan peristiwa E pasti tidak terjadi, sedangkan
P(E)=1, dapat diartikan peristiwa E pasti terjadi, apabila 𝐸menyatakan
bukan peristiwa E, maka diperoleh :
𝑃 𝐸 = 1 − 𝑃(𝐸)
Atau berlaku hubungan : P E + 𝑃 𝐸 = 1
4. PROBABILITAS BERSYARAT
Jika P(A) menyatakan probabilitas kejadian A
P(B) menyatakan probabilitas kejadian B
Probabilitas A terjadi jika B (BA) disimbolkan P(A|B), dan besarnya
𝑃 𝐴 𝐵 =
𝑃(𝐴∩𝐵)
𝑃(𝐵)
Dengan cara yang sama, probabilitas bahwa kejadian B terjadi jika
kejadian A terjadi terlebih dahulu adalah :
𝑃 𝐵 𝐴 =
𝑃(𝐴∩𝐵)
𝑃(𝐴)
KarenaP(𝐴 ∩ 𝐵) = P 𝐵 ∩ 𝐴 maka diperoleh : 𝑃 𝐴 𝐵 =
𝑃(𝐴∩𝐵)×𝑃(𝐴)
𝑃(𝐵)
5. CONTOH
P(Terkena Cacar|Punya Bintik Bintik) adalah 0.8
IF Dila mempunyai bintik-bintik di wajah THEN Dila terkena cacar (0,8)
Rule ini mempunyai arti sbb :
Jika Dila mempunyai bintik-bintik diwajah, maka probabilitas
(kemungkinan) Dila terkena cacar adalah 0,8
6. TEOREMA BAYES
Ditemukan oleh Reverend Thomas Bayes abad ke 18.
Dikembangkan secara luas dalam statistik inferensia.
Aplikasi banyak untuk : DSS
7. LANJUTAN
Bentuk teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis tunggal H adalah :
• 𝑃 𝐻 𝐸 =
𝑃(𝐸|𝐻)×𝑃(𝐻)
𝑃(𝐸)
KETERANGAN
•p(H|E) = probabilitas hipotesis H terjadi jika evidence E terjadi
•P(E|H) = probabilitas munculnya evidence E, jika hipotesis H terjadi
•P(H) = probabilitas hipotesis H tanpa memandang evidence apap pun
•P(E) = probabilitas evidence E tanpa memandang apa pun
10. JAWAB SOAL B
𝑃 𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚 =
𝑃(𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚|𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ)×𝑃(𝑀𝑢𝑛𝑡𝑎ℎ)
𝑃(𝐷𝑒𝑚𝑎𝑚)
=
0.75 × 0.3
0.1
= 2.25
Jawaban di atas salah. Karena nilai probabilitas haruslah antara 0 dan 1.
Perhatikan : p(demam) harus lebih besar atau sama dengan p(demam n
muntah).
untuk menghitung p(demam n muntah) rumusnya adalah
p(demam n muntah) = p(demam|muntah) x p (muntah) = 0,75 x 0,3 =
0,225
Jadi, p(demam) ≥ 0,225Untuk nilai p(demam) = 0,1 tidak memenuhi syarat
sehingga menghasilkan perhitungan yang salah.
11. BENTUK TEOREMA BAYES UNTUK
EVIDENCE TUNGGAL E DAN
HIPOTESIS TUNGGAL H
𝑃 𝐻𝑖 𝐸 =
𝑃 𝐸 𝐻𝑖 ×𝑃 𝐻𝑖
𝑘=1
𝑛
𝑃 𝐸 𝐻𝑘 ×𝑃 𝐻𝑘
dengan:
p(Hi|E) = probabilitas hiposesis Hi benar jika diberikan evidence E.
p(E|Hi) = probabilitas munculnya evidence E, jika diketahui hipotesis Hi benar.
p(Hi) = probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil sebelumnya) tanpa memandang
evidence apapun.
n = jumlah hipotesis yang mungkin.
12. EVIDENCE GANDA E1, E2,…. , EM
DAN HIPOTESIS GANDA H1, H2, …
𝑃 𝐻𝑖 𝐸1𝐸2 … 𝐸𝑚 =
𝑃(𝐸1𝐸2…𝐸𝑚|𝐻𝑖)×𝑃(𝐻𝑖)
𝑘=1
𝑛 𝑃(𝐸1𝐸2…𝐸𝑚|𝐻𝑘)×𝑃(𝐻𝑘)
untuk mengaplikasikan persamaan di atas, maka harus diketahui
probabilitas bersyarat dari semua kombinasi yang mungkin dari
evidence-evidence untuk seluruh hipotesis. Secara praktis, ini tidak
mungkin. Oleh karena itu, persamaan di atas, diganti dengan
persamaan :
𝑃 𝐻𝑖 𝐸1𝐸2 … 𝐸𝑚 =
𝑃 𝐸1 𝐻𝑖 ×𝑃 𝐸2 𝐻𝑖 ……×𝑃(𝐸𝑚|𝐻𝑖)×𝑃(𝐻𝑖)
𝑘=1
𝑛
𝑃 𝐸1 𝐻𝑘 ×𝑃 𝐸2 𝐻𝑘 …×𝑃 𝐸𝑚 𝐻𝑘 ×𝑃(𝐻𝑘)
13. CONTOH KASUS
Tabel berikut menunjukkan tabel probabilitas bersyarat evidence
𝐸1, 𝐸2, 𝐸3dan hipotesis 𝐻1, 𝐻2, 𝐻3 . Misalkan pertama kali kita hanya
mengamati evidence 𝐸3 , hitung probabilitas terjadinya hipotesis :
a. 𝐻1 jika semula hanya evidence 𝐸3 yang teramati
b. 𝐻2 jika semula hanya evidence 𝐸3 yang teramati
c. 𝐻3 jika semula hanya evidence 𝐸3 yang teramati
Probabilitas
Hipotesis
i=1 i=2 i=3
𝑃(𝐻𝑖) 0.40 0.35 0.25
𝑃(𝐸1|𝐻𝑖) 0.3 0.8 0.5
𝑃(𝐸2|𝐻𝑖) 0.9 0.0 0.7
𝑃(𝐸3|𝐻𝑖) 0.6 0.7 0.9
14. Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk evidence tunggal
E dan hipotesis ganda H1H2H3 dengan persamaan berikut :
𝑃 𝐻𝑖 𝐸 =
𝑃(𝐸|𝐻𝑖)×𝑃(𝐻𝑖)
𝑘=1
𝑛 𝑃(𝐸|𝐻𝑘)×𝑃(𝐻𝑘)
Sehingga :
𝑃 𝐻1 𝐸3 =
𝑃 𝐸3 𝐻1 ×𝑃(𝐻1)
𝑃(𝐸3|𝐻1)×𝑃(𝐻1)+𝑃(𝐸3|𝐻2)×𝑃(𝐻2)+𝑃(𝐸3|𝐻3)×𝑃(𝐻3)
=
0.6×0.4
0.6×0.4 + 0.7×0.35 + 0.9×0.25
=
0.24
0.71
= 0.34
16. tampak bahwa setelah evidence 𝐸3 teramati, kepercayaan terhadap
hipotesis Hi berkurang dan menjadi sama dengan kepercayaan
terhadap 𝐻2 . kepercayaan terhadap hipotesis 𝐻3 bertambah bahkan
hampir sama dengan 𝐻1 dan 𝐻2 .
Misalkan setelah kita mengamati evidence 𝐸3 kemudian teramati pula
adanya evidence 𝐸1 hitung probabilitas terjadinya hipotesis:
𝐻1 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸1
𝐻2 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸1
𝐻3 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸1
19. LATIHAN
Misalkan setelah kita mengamati evidence 𝐸1 kemudian teramati pula
adanya evidence 𝐸2 hitung probabilitas terjadinya hipotesis:
𝐻1 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸2
𝐻2 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸2
𝐻3 jika kemudian teramati pula adanya evidence 𝐸2
𝑃 𝐻2 𝐸1𝐸2𝐸3 =?
20. LATIHAN
Si Ani mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya.
Dokter menduga bahwa Si Ani terkena:
Cacar, dengan:
Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani terkena cacar; p(Bintik2|Cacar) = 0,8.
Probabilitas Si Ani terkena cacar tanpa memandang gejala apapun; p(Cacar) = 0,4
Alergi, dengan :
Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani alergi; p(Bintik2|Alergi) = 0,3.
Probabilitas Si Ani terkena alergi tanpa memandang gejala apapun; p(Alergi) = 0,7.