SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
PATOFISIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
SERTA PENILAIANNYA
ILMU GIZI / FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Disusun Oleh
• Ari Vita Indah
• Dewi Nurhasanah Putri
• Elsa Maulina S
• Fariqoh
• Martha Uly Agnes
• Meishinta Nabilah
Keseimbangan cairan dan elektrolit mencakup
komposisi dan perpindahan berbagai cairan
tubuh.
Cairan tubuh → larutan yang terdiri dari air dan zat terlalut.
Elektrolit → partikel bermuatan listrik yang di sebut ion jika
berada dalam larutan.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
bahwa cairan dan elektrolit tubuh total (Total
Body Water/TBW) yang normal, demikian juga
distribusinya di dalam tubuh.
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit di
hubungkan dengan semua penyakit utama
dan beberapa penyakit minor.
CAIRAN TUBUH TOTAL DAN DISTRIBUSINYA
Air tubuh total (Total Body Water/TBW) yaitu presentase
dari berat tubuh total yang tersusun atas air, jumlahnya
bervariasi sesuai dengan JK, usia, dan lemak tubuh. Yaitu :
Bayi (baru lahir) 75 %
Dewasa :
Wanita (20-40 th) 50 %
Laki-laki (20-40 th) 60 %
Lansia (50+th) 45-50%
Lemak tubuh ↑ maka ↓ TBW
Bagian Utama Cairan Tubuh
TBW di pisahkan dalam 2 bagian tubuh utama yaitu cairan
ekstraseluler (ECF/ Extra Celular Fluid) dan cairan intraseluler
(ICF/ Intra Celular). ICF mengandung 40% (2/3) dan ECF
mengandung 20% (1/3). ECF selanjutnya di bagi menjadi ISF
yang mengandung 15% dan IVF 5%.
Elektrolit Utama dan Distribusinya
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi dari satu bagian
dengan bagian yang lainnya
ECF : Kation utama Na+, anion utama Cl- dan HCO3
-. ICF = kation
utama K+ , anion utama HPO4
-, dan sebaliknya anion dan kation ini
rendah pada ECF. ICF di bagi menjadi 2 yaitu cairan interstisial
(ISF/Interstitial fluid) dan cairan plasma darah (IVF/intra vaskuler
fluid). Perbedaannya adalah IVF mengandung protein yang lebih
tinggi dari ISF.
Satuan Pengukuran Zat
Terlarut
 Dinyatakan dalam miligram/ desiliter (mg/dl atau mg %),
milimol/liter (mmol/L atau mM/L), miliekuivalen/liter (mEq/L) atau
miliosmol/kilogram (mOsm/kg)
 Berat molekul zat = jumlah berat atom dr unsur
 1 mol = berat molekul (atau berat atom), dinyatakan dlm gram dan 1
mmol = 1/1000 dr 1 mol atau beratnya dlm miligram
 Mmol atau mol dapat dipakai pd semua zat
(organik/anorganik/terionisasi atau tidak)
 1 mmol glukosa = 180 mg [6(12) +(1) + 6(16) = 180] ; 1 mol NaCl =
58mg ( 23+35)
 Miliekuivalen = 1/1000 dr ekuivalen atau berat molekul (mg)/valensi
 Miliekuivalen senyawa ion sama dengan nilai miliekuivalennya , tapi
tidak sama jika dalam satuan mg atau mmol
Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh
 Asupan dan keluaran cairan terjadi terus-
menerus utk membawa nutrisi dan oksigen
ke sel
 Oksigen, nutrisi, cairan dan elektrolit
diangkut ke paru dan saluran cerna (bagian dr
IVF, kemudian bagian tubuh (sistem sirkulasi)
 IVF dan zat-zat terlarut saling bertukaran
cepat dg ISF (membran kapiler) bersifat
semipermeabel
 ISF dan zat-zat yg ada saling bertukaran dg
ICF membran sel bersifat permeabel selektif
 Homeostatis
 Transpor aktif perlu energi
 Transpor pasif (difusi dan osmosis)
Perpindahan Zat Terlarut di Antara
Bagian-bagian Cairan Tubuh
Pembatas pemindahan zat terlarut adalah membran sel
(molekul lemak dan protein)
Pori-pori membran dpt dilewati air dan zat kecil yg
larut dlm air (ion, glukosa, urea, oksigen, CO2)
Difusi sederhana : perpindahan partikel dlm segala
arah melaui larutan atau gas
Permeabilitas , kosentrasi, potensial listrik dan
perbedaan adalah faktor penentu zat terlarut
Perbandingan antara uk.partikel yang berdifusi dg
uk.pori-pori membran
Glukosa dan asam amino melalui proses difusi
terfasilitasi
Perpindahan Air di Antara Bagian-
bagian Cairan Tubuh
• Perpindahan air diantara berbagai bagian
dikendalikan oleh dua kekuatan : tekanan osmotik
dan tekanan hidrostatik
Tekanan Osmotik dan Tekanan Hidrostatik
Tekanan
Osmotik
Daya dorong air yang dihasilkan oleh
partikel-partikel zat terlarut di dalamnya
Dapat diukur oleh penurunan titik beku
Dinyatakan sebagai osmolalitas (jumlah
osmol perkilogram pelarut) dan osmolaritas
(jumlah osmol per liter larutan)
• Konsentrasi osmotik sebuah larutan hanya bergantung
pada jumlah partikel-partikel
• Partikel zat terlarut dapat berupa kristaloid (zat yang
membentuk larutan sejati) atau koloid (zat yang tidak
mudah terurai menjadi larutan sejati).
• Na sangat menentukan osmolalitas ECF karena membran
sel nya relatif tidak permeabel. K berperan sama dalam
ICF
• Urea dan glukosa bebas berdifusi menembus membran
sel dan tidak terlalu menentukan osmolalitas plasma ,
meskipun mereka zat terlarut dalam plasma.
Perpindahan Air Di Antara Plasma dan
Cairan Interstisial
• Distribusi air diatur oleh tekanan hidrostatik darah
kapiler yang dihasilkan oleh pemompaan jantung dan
tekanan osmotik koloid/ tekanan ankotik.
• Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang
interstisial disebut ultrafiltrasi
Contoh: korpuskel ginjal (glomerulus)
Kecepatan dan arah pertukaran cairan di antara kapiler
dan ISF ditentukan oleh tekanan hidrostatik dan tekanan
osmotik koloid dari kedua cairan.
Proses ini melepaskan oksigen dan nutrisi ke sel,
mengangkut karbondioksida dan produk-produk sisa
Penimbunan cairan yang berlebih pada ruang
interstisial disebut edema.
4 faktor penyebab terjadi edema:
1. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler
2. Penurunan tekanan onkotik plasma
3. Peningkatan permeabilitas kapiler yang
mengakibatkan peningkatan tekanan osmotik
koloid
4. Obstruksi aliran limfe/ peningkatan tekanan
onkotik interstisial
Perpindahan Air Di Antara ECF dan
ICF
• Ditentukan oleh kekuatan osmotik.
• Osmosis adalah perpindahan air menembus membran
semipermeabel ke arah yang mempunyai konsentrasi partikel tak
berdifusi lebih tinggi.
• Natrium klorida pada ECF dan kalium dengan zat organik pada ICF
sangat berperan dalam menentukan konsentrasi air pada kedua sisi
membran.
• Prinsip osmosis dapat diterapkan pada pemberian larutan IV
(isotonik, hipotonik, atau hipertonik). Pemberian larutan IV yang
aman adalah dengan memakai larutan yang hampir isoosmatik
dengan cairan tubuh karena terjadi difusi air dari sel darah merah
ke larutan hipertonik.
• Larutan isotonik secara fisiologis isoosmotik terhadap plasma dan
cairan sel. Osmolalitas plasma normal berkisar 287 mOsmol/kg.
Pertukaran Air Dengan Lingkungan
Eksternal
• Kebutuhan air normal: 1500 ml/m² luas
permukaan badan
• Secara normal, air akan hilang dari tubuh ke
lingkungan melalui 4 rute:
1. ginjal (urine)
2. Usus halus (feses)
3. Paru-paru (uap air dalam udara ekspirasi)
4. Kulit (penguapan dan keringat)
• Prinsip utama keseimbangan cairan:
“Pemasukan cairan sebanding dengan
pengeluaran cairan”
Pemasukan air minimal adalah jumlah yang
dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan air
dari semua sumber pada tubuh
Pemasukan maksimum adalah jumlah yang
dapat diekskresi oleh ginjal.
Pengaturan fisiologi cairan dan Elektrolit
Sejumlah mekanisme homeostatik bekerja tidak hanya
memperthankan konsentrasi elektrolit dan osmotik cairan
tubuh, tetapi juga volume cairan tubuh total.
Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit normal terjadi
akibat keseimbangan dinamis antara makanan dan
minuman yang masuk dengan keseimbagan yang
melibatkan sejumlah besar sistem organ.
Yang terutama berperan adalah ginjal, sistem
kardiovaskular, kelenjar hipofise, kelenjar paratiroid,
kelenjar adrenal, dan paru.
Ginjal memperantarai sebagian besar pengendalian
kadar eektrolit dan cairan. TBW dan konsentrasi
elektrolit sangat ditentukan oleh apa yang disimpan
ginjal. Ginjal sendiri berespon terhadap sejumlah
hormon dalam menjalankan fungsi regulasinya.
Natrium dan Air
• Keseimbangan tubuh dan garam (NaCl) berkaitan erat
mempengaruhi osmolaritas maupun volume ECF.
Tetapi, keseimbangan natrium dan air melibatkan
mekanisme yang berbeda namun saling tumpah tindih.
• Keseimbangan air tubuh terutama diatur oleh
mekanisme rasa haus dan hormon antidiuretik (ADH)
untuk mempertahankan isoosmotik plasma. Sebaliknya
keseimbangan natrium terutama diatur oleh
aldosteron untuk mempertahankan volume ECF dan
perfusi jaringan.
Keseimbangan Air Dan Pengaturan
Osmotik
• Pengaturan osmotik diperantarai oleh
hipotalamus, hipofisis dan tubulus ginjal
• ADH adl hormon peptida yg disintesis di
hipotalamus dan disimpan di hipofisis
• Hipotalamus merupakan pusat rasa haus dan
mempunyai osmoreseptor yg peka terhadap
osmolalitas darah
• Peningkatan osmolalitas plasma merangsang
rasa haus maupun pelepasan ADH
• Rasa haus merangsang pemasukan air dan
merangsang ADH untuk mengubah permeabilitas
duktus koligentes gijal, meningkatkan absorpsi air.
• Akibatnya terjadi peningkatan volume air tubuh
yg akan memulihkan osmolalitas plasma kembali
ormal dan terbentuknya urin yang hiperosmotik
(pekat) dalam volume lebih sedikit.
• Penurunan osmolalitas plasma mengakibatkan
hal yg sebaliknya yi terjadi penekanan rasa haus
dan pelepasan ADH
Pengaturan Keseimbangan Natrium dan Air
• Mekanisme pengaturan ekskresi natrium oleh ginjal
sangat berperan penting dalam pengaturan volume
dalam darah
• Sistem renin-agiotensin-aldosteron adl mekanisme
yang snagat penting dlm pengaturn volume ECF
dan ekskresi natrium oleh ginjal
• Aldosteron adl hormon yg disekresi oleh daerah
gloerulosa korteks adrenal. Produksi aldosteron
terutama dirangsang oleh refleks yg diatur oleh
baroreseptor yg terdapat pd arteriol aferen ginjal.
• Penurunan volume sirkulasi efektif dideteksi oleh
baroreseptor, yg mengakibatkan sel2
jugstaglomerular ginjal memproduksi protein yaitu
renin.
• Renin bekerja sbg enzim yg melepaskan angiotensi
1 dari protein plasma angiotensinogen.
• Angiotensin 1 kemudian dirubah menjadi angiotensi
II pd paru.
• Angiotensin II merangsang korteks adrenal utuk
menyekresi hormol aldosteron
• Aldosteron bekerja pd duktus koligentes gijal yg
mengakibatkan retensi natriium (dan air)
• Angiotensin juga menyebabkan vasokontriksi pd
otot polos ateriol.
• Kedua mekanisme ini membantu emulihkan volume
sirkulasi efektif
• Penurunan konsentrasi natrium plasma yg hanya
sebanya 4-5 mEq /L adl rangsangan lain untuk
pengeluaran aldosteron
• Sekresi aldostreon meningkat pd psien yg
hiponatremia yg volumenya menurun, tetapi
menurun pada pasien dg volume ECF yg meningkat
akibat adanya retensi air
Pengaturan Kalium pada ECF
Aldosteron adalah mekanisme pengendali utama bagi
sekresi kalium pada nefron distal ginjal. Peningkatan
sekresi aldosteron menyebabkan reabsorbsi natrium
(dan air) dan ekskresi kalium. Sebaliknya, penurunan
akan menyebabkan ekskresi natrium dan air serta
penyimpanan kalium.
Ekskresi kalium dipengaruhi  status asam basa dan
kecepatan aliran di tubulus distal. Pada keadaan
alkali(basa) ekskresi kalium meningkat, begitu
sebaliknya.
Lanjutan...
Berikut sedikit penjelasan mekanisme
hipokalemi biasa disertai dengan alkalosis, dan
hiperkalemi disertai asidosis : pada tubulus
distal, ion H+ dan ion K+ bersaing untuk
dieksresi sebagai pertukaran dengan reabsorbsi
Na+ untuk mempertahankan muatan listrik tubuh
yang netral. Keadaan akalosis metabolik yang
disertai kekurangan ion H+, tubulus akan
menukar Na+ dengan K+ demi
mempertahankan ion H+. Sedangkan asidosis
metabolik meningkatkan ekskresi H+ dan
menurunkan ekskresi K+.
Kecepatan aliran urin juga mempengaruhi
ekskresi K+, kecepatan tinggi  peningkatan
Pengaturan Kalsium dan Fosfat pada ECF
Diatur oleh tiga mekanisme: absorpsi usus halus, pertukaran antara ECF
dan tulang, dan ekskresi ginjal. Diatur dibawah kendali hormon, hormon
paratiroid.
Kadar kalsium dan fosfat serum saling berbanding terbalik.
Pelepasan PTH disebabkan oleh penurunan kadar Ca++ serum.
PTH akan meningkatkan kadar Ca++ serum melaui tiga jalan :
1) Merangsang reabsorsi tulang jika tersedia vitamin D3 dalam jumlah cukup,
yang menyebabkan kalsium fosfat.
2) Merangsang aktivasi vitamin D3 oleh ginjal, yang akan merangsang absorbsi
kalsium fosfat melalui mukosa usus halus.
3) Meningkatkan reabropsi kalsium pada tubulus ginjal dan ekskresi fosfat pada
urin; kenaikan kadar Ca++ serum akan menekan sekresi PTH.
Kalsitonin adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel parafolikular
kelenjar tiroid dan dilepaskan jika terdapat peningkatan Ca++ serum.
Pengaturan Konsentrasi Hidrogen pada ECF
Bufer darah, paru dan ginjal berperan penting dalam
memelihara keseimbangan asam-basa dengan
mengatur konsentrasi ion H+ pada ECF.
Bufer darah dapat menerima atau melepaskan H+
sehingga dapat bekerja cepat untuk mencegah
fluktuasi besar dalam keseimbangan asam-basa.
Paru mengatur H+ dengan mengendalikan kadar CO2
dalam ECF.
Ginjal mengatur dengan mengeksresikan kelebihan H+
dan mampu mengkompensasi asidosis dan alkalosis
respiratorik dengan meningkatkan atau menurunkan
reabsorpsi bikarbonat.
Pengaturan Konsentrasi Ion Hidrogen Pada ECF
• Bufer darah, paru, dan ginjal berperan penting dalam
memelihara keseimbangan asam-basa dengan mengatur
konsentrasi ion hidrogen (H+) pada ECF.
• Bufer darah dapat menerima atau melepaskan H+, sehingga
dapat bekerja cepat untuk mencegah fluktuasi besar dalam
keseimbangan asam-basa.
• Paru berperan penting dalam memelihara homeostatis.
Paru mengatur (H+) dengan mengendalikan kadar CO2
dalam ECF.
• Ginjal berperan dalam homeostatis asam-basa dengan
mengekskresi kelebihan h+ dan mampu mengkompensasi
asidosis dan alkalosis respiratorik dengan meningkatkan
atau menurunkan reabsorpsi bikarbonat.
Penilaian Status Cairan & Elektrolit
Anamnesis : Petunjuk untuk mengetahui ketidakseimbangan
• Cara yang baik untuk menilai status cairan dan elektrolit
berdasarkan hubungan dan analisa dari anamnesis,
penilaian data klinis dan tes laboratorium.
• Pada pasien gagal ginjal tahap akhir, dapat mengantisipasi
keadaan volume cairan yang meningkat, asidosis metabolik,
hiperkalemia dan gangguan kalsium karena
ketidakmampuan ginjal untuk mengekskresi metabolit-
metabolit asam, kalium dan cairan dalam jumlah yang
cukup. Gangguan kalsium disebabkan oleh retensi folat dan
hiperparatiroidisme sekunder.
• Saluran gastrointestinal (GI) adalah tempat tersering
terjadinya kehilangan cairan.
• Dalam keadaan normal, kira-kira 8 liter sekresi GI
diproduksi tiap hari, sebagian besar direabsorpsi kembali
(sekitar 100 sampai 200 ml diekskresi dalam feses).
• Kehilangan volume cairan paling sering terjadi akibat
muntah, penyedotan lambung, diare atau drainase dari
fistula atau ostomi.
• Sekresi lambung sangat bersifat asam (pH = 1-3) dan
mengandung cukup banyak natrium dan kalium klorida.
Muntah dan penyedotan lambung dalam jangka panjang
sering menyebabkan kekurangan kalium, natrium serta
alkalosis metabolik.
• Sekresi empedu, usus halus dan pankreas cukup bersifat
basa (pH = 8) dan mempunyai kadar natrium, kalium dan
bikarbonat yang tinggi.
• Diare, penyedotan usus halus, fistula atau drainase pipa-T
dari kantong empedu setelah operasi kantong empedu
sering disertai dengan kekurangan volume cairan, natrium,
kalium dan asidosis metabolik akibat hilangnya bikarbonat.
• Keringat (cairan hipotonik dapat menyebabkan kehilangan
air dan meningkatnya kadar natrium ) mengakibatkan
hipernatremia. Pengeluaran cairan melalui keringat dapat
meningkat secara berlebihan sampai 1 L per hari (latihan
berat dan lingkungan panas)
Penilaian Klinis
TERIMAKASI
H

More Related Content

Similar to PPT-UEU-Patofisiologi-Penyakit-Tidak-Menular-Pertemuan-11.pptx

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1pjj_kemenkes
 
Metabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan ElektrolitMetabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan ElektrolitDedi Kun
 
Tugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolit
Tugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolitTugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolit
Tugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolitPutriWulandari97
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CYNTHIA487534
 
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxSukriSultra
 
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasikebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasiNursyamsu Hidayat
 
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxLaksanakanTerbaru
 
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxAyuMustika17
 
teknologi keperawatan patofisiologi
teknologi keperawatan patofisiologiteknologi keperawatan patofisiologi
teknologi keperawatan patofisiologiNINING14
 
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitValny Majid
 
keseimbangan cairan dan asam basa.pptx
keseimbangan cairan dan asam basa.pptxkeseimbangan cairan dan asam basa.pptx
keseimbangan cairan dan asam basa.pptxYessyKurniati1
 
Homeostasis , cairan, asam basa
Homeostasis , cairan, asam basaHomeostasis , cairan, asam basa
Homeostasis , cairan, asam basaSAPRIL1
 
Manajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuh
Manajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuhManajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuh
Manajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuhWayan Sutresna Yasa
 
Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)
Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)
Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)stikesby kebidanan
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitsiakadurban
 

Similar to PPT-UEU-Patofisiologi-Penyakit-Tidak-Menular-Pertemuan-11.pptx (20)

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
 
Metabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan ElektrolitMetabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan Elektrolit
 
P2. keseimbangan cairan dan elektrolit
P2. keseimbangan cairan dan elektrolitP2. keseimbangan cairan dan elektrolit
P2. keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Cairan
CairanCairan
Cairan
 
Tugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolit
Tugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolitTugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolit
Tugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolit
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
 
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
 
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasikebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
 
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
 
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
 
teknologi keperawatan patofisiologi
teknologi keperawatan patofisiologiteknologi keperawatan patofisiologi
teknologi keperawatan patofisiologi
 
Cairan dan Elektrolit (2).ppt
Cairan dan Elektrolit (2).pptCairan dan Elektrolit (2).ppt
Cairan dan Elektrolit (2).ppt
 
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit
 
keseimbangan cairan dan asam basa.pptx
keseimbangan cairan dan asam basa.pptxkeseimbangan cairan dan asam basa.pptx
keseimbangan cairan dan asam basa.pptx
 
Homeostasis , cairan, asam basa
Homeostasis , cairan, asam basaHomeostasis , cairan, asam basa
Homeostasis , cairan, asam basa
 
Manajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuh
Manajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuhManajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuh
Manajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuh
 
Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)
Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)
Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)
 
Kdm
KdmKdm
Kdm
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Dinamika cairan
Dinamika cairanDinamika cairan
Dinamika cairan
 

More from anangkuniawan

askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
601_20230723182549.pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmnmmmmmmmmmmmmhj
601_20230723182549.pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmnmmmmmmmmmmmmhj601_20230723182549.pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmnmmmmmmmmmmmmhj
601_20230723182549.pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmnmmmmmmmmmmmmhjanangkuniawan
 
Immune System Disease_ Arthritis by Slidesgo.pptx
Immune System Disease_ Arthritis by Slidesgo.pptxImmune System Disease_ Arthritis by Slidesgo.pptx
Immune System Disease_ Arthritis by Slidesgo.pptxanangkuniawan
 
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmjejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmanangkuniawan
 
hormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdf
hormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdfhormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdf
hormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdfanangkuniawan
 
perawatan untuk popGFGFGulasi rentan.pptx
perawatan untuk popGFGFGulasi rentan.pptxperawatan untuk popGFGFGulasi rentan.pptx
perawatan untuk popGFGFGulasi rentan.pptxanangkuniawan
 
thyroid-template-slidesppt-230801221032-cee8f80a.pdf
thyroid-template-slidesppt-230801221032-cee8f80a.pdfthyroid-template-slidesppt-230801221032-cee8f80a.pdf
thyroid-template-slidesppt-230801221032-cee8f80a.pdfanangkuniawan
 
2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx
2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx
2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptxanangkuniawan
 
12. Gangguan Endokrin.pptxhhhhhhhhhhhhhhhh
12. Gangguan Endokrin.pptxhhhhhhhhhhhhhhhh12. Gangguan Endokrin.pptxhhhhhhhhhhhhhhhh
12. Gangguan Endokrin.pptxhhhhhhhhhhhhhhhhanangkuniawan
 
KELOMPOK_2_SPGDT fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptx
KELOMPOK_2_SPGDT  fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptxKELOMPOK_2_SPGDT  fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptx
KELOMPOK_2_SPGDT fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptxanangkuniawan
 
Bahan-Presentasi-Dir-PNK3-di-UGM-24-Okt-2018-2.ppt
Bahan-Presentasi-Dir-PNK3-di-UGM-24-Okt-2018-2.pptBahan-Presentasi-Dir-PNK3-di-UGM-24-Okt-2018-2.ppt
Bahan-Presentasi-Dir-PNK3-di-UGM-24-Okt-2018-2.pptanangkuniawan
 

More from anangkuniawan (11)

askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
601_20230723182549.pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmnmmmmmmmmmmmmhj
601_20230723182549.pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmnmmmmmmmmmmmmhj601_20230723182549.pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmnmmmmmmmmmmmmhj
601_20230723182549.pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmnmmmmmmmmmmmmhj
 
Immune System Disease_ Arthritis by Slidesgo.pptx
Immune System Disease_ Arthritis by Slidesgo.pptxImmune System Disease_ Arthritis by Slidesgo.pptx
Immune System Disease_ Arthritis by Slidesgo.pptx
 
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmjejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
 
hormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdf
hormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdfhormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdf
hormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdf
 
perawatan untuk popGFGFGulasi rentan.pptx
perawatan untuk popGFGFGulasi rentan.pptxperawatan untuk popGFGFGulasi rentan.pptx
perawatan untuk popGFGFGulasi rentan.pptx
 
thyroid-template-slidesppt-230801221032-cee8f80a.pdf
thyroid-template-slidesppt-230801221032-cee8f80a.pdfthyroid-template-slidesppt-230801221032-cee8f80a.pdf
thyroid-template-slidesppt-230801221032-cee8f80a.pdf
 
2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx
2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx
2. KONSEP ASUHANkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk KEPERAWATAN.pptx
 
12. Gangguan Endokrin.pptxhhhhhhhhhhhhhhhh
12. Gangguan Endokrin.pptxhhhhhhhhhhhhhhhh12. Gangguan Endokrin.pptxhhhhhhhhhhhhhhhh
12. Gangguan Endokrin.pptxhhhhhhhhhhhhhhhh
 
KELOMPOK_2_SPGDT fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptx
KELOMPOK_2_SPGDT  fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptxKELOMPOK_2_SPGDT  fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptx
KELOMPOK_2_SPGDT fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptx
 
Bahan-Presentasi-Dir-PNK3-di-UGM-24-Okt-2018-2.ppt
Bahan-Presentasi-Dir-PNK3-di-UGM-24-Okt-2018-2.pptBahan-Presentasi-Dir-PNK3-di-UGM-24-Okt-2018-2.ppt
Bahan-Presentasi-Dir-PNK3-di-UGM-24-Okt-2018-2.ppt
 

PPT-UEU-Patofisiologi-Penyakit-Tidak-Menular-Pertemuan-11.pptx

  • 1. PATOFISIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT SERTA PENILAIANNYA ILMU GIZI / FAKULTAS ILMU KESEHATAN
  • 2. Disusun Oleh • Ari Vita Indah • Dewi Nurhasanah Putri • Elsa Maulina S • Fariqoh • Martha Uly Agnes • Meishinta Nabilah
  • 3. Keseimbangan cairan dan elektrolit mencakup komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh → larutan yang terdiri dari air dan zat terlalut. Elektrolit → partikel bermuatan listrik yang di sebut ion jika berada dalam larutan.
  • 4. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti bahwa cairan dan elektrolit tubuh total (Total Body Water/TBW) yang normal, demikian juga distribusinya di dalam tubuh. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit di hubungkan dengan semua penyakit utama dan beberapa penyakit minor.
  • 5. CAIRAN TUBUH TOTAL DAN DISTRIBUSINYA Air tubuh total (Total Body Water/TBW) yaitu presentase dari berat tubuh total yang tersusun atas air, jumlahnya bervariasi sesuai dengan JK, usia, dan lemak tubuh. Yaitu : Bayi (baru lahir) 75 % Dewasa : Wanita (20-40 th) 50 % Laki-laki (20-40 th) 60 % Lansia (50+th) 45-50% Lemak tubuh ↑ maka ↓ TBW
  • 6. Bagian Utama Cairan Tubuh TBW di pisahkan dalam 2 bagian tubuh utama yaitu cairan ekstraseluler (ECF/ Extra Celular Fluid) dan cairan intraseluler (ICF/ Intra Celular). ICF mengandung 40% (2/3) dan ECF mengandung 20% (1/3). ECF selanjutnya di bagi menjadi ISF yang mengandung 15% dan IVF 5%.
  • 7. Elektrolit Utama dan Distribusinya
  • 8. Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi dari satu bagian dengan bagian yang lainnya ECF : Kation utama Na+, anion utama Cl- dan HCO3 -. ICF = kation utama K+ , anion utama HPO4 -, dan sebaliknya anion dan kation ini rendah pada ECF. ICF di bagi menjadi 2 yaitu cairan interstisial (ISF/Interstitial fluid) dan cairan plasma darah (IVF/intra vaskuler fluid). Perbedaannya adalah IVF mengandung protein yang lebih tinggi dari ISF.
  • 9. Satuan Pengukuran Zat Terlarut  Dinyatakan dalam miligram/ desiliter (mg/dl atau mg %), milimol/liter (mmol/L atau mM/L), miliekuivalen/liter (mEq/L) atau miliosmol/kilogram (mOsm/kg)  Berat molekul zat = jumlah berat atom dr unsur  1 mol = berat molekul (atau berat atom), dinyatakan dlm gram dan 1 mmol = 1/1000 dr 1 mol atau beratnya dlm miligram  Mmol atau mol dapat dipakai pd semua zat (organik/anorganik/terionisasi atau tidak)  1 mmol glukosa = 180 mg [6(12) +(1) + 6(16) = 180] ; 1 mol NaCl = 58mg ( 23+35)  Miliekuivalen = 1/1000 dr ekuivalen atau berat molekul (mg)/valensi  Miliekuivalen senyawa ion sama dengan nilai miliekuivalennya , tapi tidak sama jika dalam satuan mg atau mmol
  • 10. Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh  Asupan dan keluaran cairan terjadi terus- menerus utk membawa nutrisi dan oksigen ke sel  Oksigen, nutrisi, cairan dan elektrolit diangkut ke paru dan saluran cerna (bagian dr IVF, kemudian bagian tubuh (sistem sirkulasi)  IVF dan zat-zat terlarut saling bertukaran cepat dg ISF (membran kapiler) bersifat semipermeabel  ISF dan zat-zat yg ada saling bertukaran dg ICF membran sel bersifat permeabel selektif  Homeostatis  Transpor aktif perlu energi  Transpor pasif (difusi dan osmosis)
  • 11. Perpindahan Zat Terlarut di Antara Bagian-bagian Cairan Tubuh Pembatas pemindahan zat terlarut adalah membran sel (molekul lemak dan protein) Pori-pori membran dpt dilewati air dan zat kecil yg larut dlm air (ion, glukosa, urea, oksigen, CO2) Difusi sederhana : perpindahan partikel dlm segala arah melaui larutan atau gas Permeabilitas , kosentrasi, potensial listrik dan perbedaan adalah faktor penentu zat terlarut Perbandingan antara uk.partikel yang berdifusi dg uk.pori-pori membran Glukosa dan asam amino melalui proses difusi terfasilitasi
  • 12. Perpindahan Air di Antara Bagian- bagian Cairan Tubuh • Perpindahan air diantara berbagai bagian dikendalikan oleh dua kekuatan : tekanan osmotik dan tekanan hidrostatik
  • 13. Tekanan Osmotik dan Tekanan Hidrostatik Tekanan Osmotik Daya dorong air yang dihasilkan oleh partikel-partikel zat terlarut di dalamnya Dapat diukur oleh penurunan titik beku Dinyatakan sebagai osmolalitas (jumlah osmol perkilogram pelarut) dan osmolaritas (jumlah osmol per liter larutan)
  • 14. • Konsentrasi osmotik sebuah larutan hanya bergantung pada jumlah partikel-partikel • Partikel zat terlarut dapat berupa kristaloid (zat yang membentuk larutan sejati) atau koloid (zat yang tidak mudah terurai menjadi larutan sejati). • Na sangat menentukan osmolalitas ECF karena membran sel nya relatif tidak permeabel. K berperan sama dalam ICF • Urea dan glukosa bebas berdifusi menembus membran sel dan tidak terlalu menentukan osmolalitas plasma , meskipun mereka zat terlarut dalam plasma.
  • 15. Perpindahan Air Di Antara Plasma dan Cairan Interstisial • Distribusi air diatur oleh tekanan hidrostatik darah kapiler yang dihasilkan oleh pemompaan jantung dan tekanan osmotik koloid/ tekanan ankotik. • Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisial disebut ultrafiltrasi Contoh: korpuskel ginjal (glomerulus) Kecepatan dan arah pertukaran cairan di antara kapiler dan ISF ditentukan oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid dari kedua cairan. Proses ini melepaskan oksigen dan nutrisi ke sel, mengangkut karbondioksida dan produk-produk sisa
  • 16. Penimbunan cairan yang berlebih pada ruang interstisial disebut edema. 4 faktor penyebab terjadi edema: 1. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler 2. Penurunan tekanan onkotik plasma 3. Peningkatan permeabilitas kapiler yang mengakibatkan peningkatan tekanan osmotik koloid 4. Obstruksi aliran limfe/ peningkatan tekanan onkotik interstisial
  • 17. Perpindahan Air Di Antara ECF dan ICF • Ditentukan oleh kekuatan osmotik. • Osmosis adalah perpindahan air menembus membran semipermeabel ke arah yang mempunyai konsentrasi partikel tak berdifusi lebih tinggi. • Natrium klorida pada ECF dan kalium dengan zat organik pada ICF sangat berperan dalam menentukan konsentrasi air pada kedua sisi membran. • Prinsip osmosis dapat diterapkan pada pemberian larutan IV (isotonik, hipotonik, atau hipertonik). Pemberian larutan IV yang aman adalah dengan memakai larutan yang hampir isoosmatik dengan cairan tubuh karena terjadi difusi air dari sel darah merah ke larutan hipertonik. • Larutan isotonik secara fisiologis isoosmotik terhadap plasma dan cairan sel. Osmolalitas plasma normal berkisar 287 mOsmol/kg.
  • 18. Pertukaran Air Dengan Lingkungan Eksternal • Kebutuhan air normal: 1500 ml/m² luas permukaan badan • Secara normal, air akan hilang dari tubuh ke lingkungan melalui 4 rute: 1. ginjal (urine) 2. Usus halus (feses) 3. Paru-paru (uap air dalam udara ekspirasi) 4. Kulit (penguapan dan keringat)
  • 19. • Prinsip utama keseimbangan cairan: “Pemasukan cairan sebanding dengan pengeluaran cairan” Pemasukan air minimal adalah jumlah yang dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan air dari semua sumber pada tubuh Pemasukan maksimum adalah jumlah yang dapat diekskresi oleh ginjal.
  • 20. Pengaturan fisiologi cairan dan Elektrolit Sejumlah mekanisme homeostatik bekerja tidak hanya memperthankan konsentrasi elektrolit dan osmotik cairan tubuh, tetapi juga volume cairan tubuh total. Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit normal terjadi akibat keseimbangan dinamis antara makanan dan minuman yang masuk dengan keseimbagan yang melibatkan sejumlah besar sistem organ.
  • 21. Yang terutama berperan adalah ginjal, sistem kardiovaskular, kelenjar hipofise, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, dan paru. Ginjal memperantarai sebagian besar pengendalian kadar eektrolit dan cairan. TBW dan konsentrasi elektrolit sangat ditentukan oleh apa yang disimpan ginjal. Ginjal sendiri berespon terhadap sejumlah hormon dalam menjalankan fungsi regulasinya.
  • 22. Natrium dan Air • Keseimbangan tubuh dan garam (NaCl) berkaitan erat mempengaruhi osmolaritas maupun volume ECF. Tetapi, keseimbangan natrium dan air melibatkan mekanisme yang berbeda namun saling tumpah tindih. • Keseimbangan air tubuh terutama diatur oleh mekanisme rasa haus dan hormon antidiuretik (ADH) untuk mempertahankan isoosmotik plasma. Sebaliknya keseimbangan natrium terutama diatur oleh aldosteron untuk mempertahankan volume ECF dan perfusi jaringan.
  • 23. Keseimbangan Air Dan Pengaturan Osmotik • Pengaturan osmotik diperantarai oleh hipotalamus, hipofisis dan tubulus ginjal • ADH adl hormon peptida yg disintesis di hipotalamus dan disimpan di hipofisis • Hipotalamus merupakan pusat rasa haus dan mempunyai osmoreseptor yg peka terhadap osmolalitas darah • Peningkatan osmolalitas plasma merangsang rasa haus maupun pelepasan ADH
  • 24. • Rasa haus merangsang pemasukan air dan merangsang ADH untuk mengubah permeabilitas duktus koligentes gijal, meningkatkan absorpsi air. • Akibatnya terjadi peningkatan volume air tubuh yg akan memulihkan osmolalitas plasma kembali ormal dan terbentuknya urin yang hiperosmotik (pekat) dalam volume lebih sedikit. • Penurunan osmolalitas plasma mengakibatkan hal yg sebaliknya yi terjadi penekanan rasa haus dan pelepasan ADH
  • 25. Pengaturan Keseimbangan Natrium dan Air • Mekanisme pengaturan ekskresi natrium oleh ginjal sangat berperan penting dalam pengaturan volume dalam darah • Sistem renin-agiotensin-aldosteron adl mekanisme yang snagat penting dlm pengaturn volume ECF dan ekskresi natrium oleh ginjal
  • 26. • Aldosteron adl hormon yg disekresi oleh daerah gloerulosa korteks adrenal. Produksi aldosteron terutama dirangsang oleh refleks yg diatur oleh baroreseptor yg terdapat pd arteriol aferen ginjal. • Penurunan volume sirkulasi efektif dideteksi oleh baroreseptor, yg mengakibatkan sel2 jugstaglomerular ginjal memproduksi protein yaitu renin.
  • 27. • Renin bekerja sbg enzim yg melepaskan angiotensi 1 dari protein plasma angiotensinogen. • Angiotensin 1 kemudian dirubah menjadi angiotensi II pd paru. • Angiotensin II merangsang korteks adrenal utuk menyekresi hormol aldosteron
  • 28. • Aldosteron bekerja pd duktus koligentes gijal yg mengakibatkan retensi natriium (dan air) • Angiotensin juga menyebabkan vasokontriksi pd otot polos ateriol. • Kedua mekanisme ini membantu emulihkan volume sirkulasi efektif • Penurunan konsentrasi natrium plasma yg hanya sebanya 4-5 mEq /L adl rangsangan lain untuk pengeluaran aldosteron
  • 29. • Sekresi aldostreon meningkat pd psien yg hiponatremia yg volumenya menurun, tetapi menurun pada pasien dg volume ECF yg meningkat akibat adanya retensi air
  • 30. Pengaturan Kalium pada ECF Aldosteron adalah mekanisme pengendali utama bagi sekresi kalium pada nefron distal ginjal. Peningkatan sekresi aldosteron menyebabkan reabsorbsi natrium (dan air) dan ekskresi kalium. Sebaliknya, penurunan akan menyebabkan ekskresi natrium dan air serta penyimpanan kalium. Ekskresi kalium dipengaruhi  status asam basa dan kecepatan aliran di tubulus distal. Pada keadaan alkali(basa) ekskresi kalium meningkat, begitu sebaliknya.
  • 31. Lanjutan... Berikut sedikit penjelasan mekanisme hipokalemi biasa disertai dengan alkalosis, dan hiperkalemi disertai asidosis : pada tubulus distal, ion H+ dan ion K+ bersaing untuk dieksresi sebagai pertukaran dengan reabsorbsi Na+ untuk mempertahankan muatan listrik tubuh yang netral. Keadaan akalosis metabolik yang disertai kekurangan ion H+, tubulus akan menukar Na+ dengan K+ demi mempertahankan ion H+. Sedangkan asidosis metabolik meningkatkan ekskresi H+ dan menurunkan ekskresi K+. Kecepatan aliran urin juga mempengaruhi ekskresi K+, kecepatan tinggi  peningkatan
  • 32. Pengaturan Kalsium dan Fosfat pada ECF Diatur oleh tiga mekanisme: absorpsi usus halus, pertukaran antara ECF dan tulang, dan ekskresi ginjal. Diatur dibawah kendali hormon, hormon paratiroid. Kadar kalsium dan fosfat serum saling berbanding terbalik. Pelepasan PTH disebabkan oleh penurunan kadar Ca++ serum. PTH akan meningkatkan kadar Ca++ serum melaui tiga jalan : 1) Merangsang reabsorsi tulang jika tersedia vitamin D3 dalam jumlah cukup, yang menyebabkan kalsium fosfat. 2) Merangsang aktivasi vitamin D3 oleh ginjal, yang akan merangsang absorbsi kalsium fosfat melalui mukosa usus halus. 3) Meningkatkan reabropsi kalsium pada tubulus ginjal dan ekskresi fosfat pada urin; kenaikan kadar Ca++ serum akan menekan sekresi PTH. Kalsitonin adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel parafolikular kelenjar tiroid dan dilepaskan jika terdapat peningkatan Ca++ serum.
  • 33. Pengaturan Konsentrasi Hidrogen pada ECF Bufer darah, paru dan ginjal berperan penting dalam memelihara keseimbangan asam-basa dengan mengatur konsentrasi ion H+ pada ECF. Bufer darah dapat menerima atau melepaskan H+ sehingga dapat bekerja cepat untuk mencegah fluktuasi besar dalam keseimbangan asam-basa. Paru mengatur H+ dengan mengendalikan kadar CO2 dalam ECF. Ginjal mengatur dengan mengeksresikan kelebihan H+ dan mampu mengkompensasi asidosis dan alkalosis respiratorik dengan meningkatkan atau menurunkan reabsorpsi bikarbonat.
  • 34. Pengaturan Konsentrasi Ion Hidrogen Pada ECF • Bufer darah, paru, dan ginjal berperan penting dalam memelihara keseimbangan asam-basa dengan mengatur konsentrasi ion hidrogen (H+) pada ECF. • Bufer darah dapat menerima atau melepaskan H+, sehingga dapat bekerja cepat untuk mencegah fluktuasi besar dalam keseimbangan asam-basa. • Paru berperan penting dalam memelihara homeostatis. Paru mengatur (H+) dengan mengendalikan kadar CO2 dalam ECF. • Ginjal berperan dalam homeostatis asam-basa dengan mengekskresi kelebihan h+ dan mampu mengkompensasi asidosis dan alkalosis respiratorik dengan meningkatkan atau menurunkan reabsorpsi bikarbonat.
  • 35. Penilaian Status Cairan & Elektrolit Anamnesis : Petunjuk untuk mengetahui ketidakseimbangan • Cara yang baik untuk menilai status cairan dan elektrolit berdasarkan hubungan dan analisa dari anamnesis, penilaian data klinis dan tes laboratorium. • Pada pasien gagal ginjal tahap akhir, dapat mengantisipasi keadaan volume cairan yang meningkat, asidosis metabolik, hiperkalemia dan gangguan kalsium karena ketidakmampuan ginjal untuk mengekskresi metabolit- metabolit asam, kalium dan cairan dalam jumlah yang cukup. Gangguan kalsium disebabkan oleh retensi folat dan hiperparatiroidisme sekunder.
  • 36. • Saluran gastrointestinal (GI) adalah tempat tersering terjadinya kehilangan cairan. • Dalam keadaan normal, kira-kira 8 liter sekresi GI diproduksi tiap hari, sebagian besar direabsorpsi kembali (sekitar 100 sampai 200 ml diekskresi dalam feses). • Kehilangan volume cairan paling sering terjadi akibat muntah, penyedotan lambung, diare atau drainase dari fistula atau ostomi. • Sekresi lambung sangat bersifat asam (pH = 1-3) dan mengandung cukup banyak natrium dan kalium klorida. Muntah dan penyedotan lambung dalam jangka panjang sering menyebabkan kekurangan kalium, natrium serta alkalosis metabolik.
  • 37. • Sekresi empedu, usus halus dan pankreas cukup bersifat basa (pH = 8) dan mempunyai kadar natrium, kalium dan bikarbonat yang tinggi. • Diare, penyedotan usus halus, fistula atau drainase pipa-T dari kantong empedu setelah operasi kantong empedu sering disertai dengan kekurangan volume cairan, natrium, kalium dan asidosis metabolik akibat hilangnya bikarbonat. • Keringat (cairan hipotonik dapat menyebabkan kehilangan air dan meningkatnya kadar natrium ) mengakibatkan hipernatremia. Pengeluaran cairan melalui keringat dapat meningkat secara berlebihan sampai 1 L per hari (latihan berat dan lingkungan panas)