Dokumen tersebut membahas tentang tahapan pemeliharaan ayam petelur mulai dari fase starter, grower, hingga layer. Termasuk didalamnya adalah target pertumbuhan berat badan, kepadatan kandang, program vaksinasi, dan pengobatan untuk mendapatkan produksi telur yang optimal.
Proses penetasan telur ayam meliputi pengolahan telur tetas, pengaturan suhu dan kelembapan di setter dan hatcher, transfer telur ke hatcher, pengelolaan mesin hatcher, dan pengangkatan DOC. Faktor-faktor seperti suhu, kelembapan, sirkulasi udara, dan sanitasi mempengaruhi hasil penetasan.
Organ reproduksi jantan terdiri dari organ primer (testis), organ pelengkap (epididimis, vas deferens), dan organ luar (penis). Testis berfungsi memproduksi sperma dan menghasilkan hormon testosteron, sedangkan epididimis berperan dalam transportasi, konsentrasi, maturasi, dan penyimpanan sperma.
Dokumen tersebut membahas tentang telur, mulai dari pengertian, jenis, bagian, fungsi, mutu, dan struktur telur. Telur dijelaskan sebagai hasil pembuahan sel telur dan memiliki nilai gizi tinggi. Terdapat beberapa jenis telur seperti telur ayam, itik, dan puyuh yang berbeda ukuran dan warna cangkangnya. Mutu telur ditentukan secara subjektif dan objektif, antara lain berdasarkan warn
Analisis proksimat merupakan metode kimia untuk mengidentifikasi kandungan zat makanan dalam suatu bahan pakan/pangan dengan menentukan fraksi seperti air, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas bahan pakan dan membuat rumusan ransum. Prosedur sampling dan penyiapan sampel harus
Dokumen tersebut membahas tentang tahapan pemeliharaan ayam petelur mulai dari fase starter, grower, hingga layer. Termasuk didalamnya adalah target pertumbuhan berat badan, kepadatan kandang, program vaksinasi, dan pengobatan untuk mendapatkan produksi telur yang optimal.
Proses penetasan telur ayam meliputi pengolahan telur tetas, pengaturan suhu dan kelembapan di setter dan hatcher, transfer telur ke hatcher, pengelolaan mesin hatcher, dan pengangkatan DOC. Faktor-faktor seperti suhu, kelembapan, sirkulasi udara, dan sanitasi mempengaruhi hasil penetasan.
Organ reproduksi jantan terdiri dari organ primer (testis), organ pelengkap (epididimis, vas deferens), dan organ luar (penis). Testis berfungsi memproduksi sperma dan menghasilkan hormon testosteron, sedangkan epididimis berperan dalam transportasi, konsentrasi, maturasi, dan penyimpanan sperma.
Dokumen tersebut membahas tentang telur, mulai dari pengertian, jenis, bagian, fungsi, mutu, dan struktur telur. Telur dijelaskan sebagai hasil pembuahan sel telur dan memiliki nilai gizi tinggi. Terdapat beberapa jenis telur seperti telur ayam, itik, dan puyuh yang berbeda ukuran dan warna cangkangnya. Mutu telur ditentukan secara subjektif dan objektif, antara lain berdasarkan warn
Analisis proksimat merupakan metode kimia untuk mengidentifikasi kandungan zat makanan dalam suatu bahan pakan/pangan dengan menentukan fraksi seperti air, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas bahan pakan dan membuat rumusan ransum. Prosedur sampling dan penyiapan sampel harus
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara lain nutrisi, media, dan kondisi fisik seperti suhu, oksigen, pH, dan lingkungan. Bakteri dibedakan menjadi autotrof, heterotrof, aerob, anaerob, dan lainnya berdasarkan kebutuhan nutrisi dan oksigen. Pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi oleh jenis media, suhu, pH, dan kadar garam. Bakteri berkembang biak se
Standar ini menetapkan persyaratan mutu, pengambilan contoh, pengujian, pengemasan, dan pelabelan untuk susu sapi segar. Susu harus memenuhi syarat mutu seperti kadar lemak minimal 3%, kadar bahan kering tanpa lemak minimal 7,8%, dan jumlah sel somatis maksimal 4x105 sel/ml. Susu diambil dan diuji sesuai standar, dikemas dalam wadah tertutup yang aman, dan dilabeli dengan informasi produk dan produsen.
Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangThonce Thesia
Persyaratan Pembuatan dan Tataletak Kandang
Persyaratan Pendirian Sebuah Kandang
Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
(1) Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
(2) Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
(3) Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
(4) Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
(5) Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
(6) Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin.
Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga..
(2) Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
(3) Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.
TATALETAK KANDANG
Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang
Rumah dan Banguan Lain
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah
Membangun Kandang Dalam Bentuk Bangunan
hal yang harus diperhatikan membangun kandang:
Struktur tanah,
hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada ternak, tanah yang cenderung
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit non infeksius pada ternak, seperti asidosis rumen, indigesti, milk fever, downer cow syndrome, grass tetany, asetonemia, dan pregnancy toxemia. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti pemberian pakan yang tidak seimbang, produksi susu tinggi, perubahan lingkungan, dan kebuntingan lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang ayam kampung, termasuk spesies, bibit, pakan, sistem pemeliharaan, perkandangan, dan penyakitnya. Ayam kampung merupakan hasil domestikasi dari ayam liar yang tersebar di Indonesia.
Protein merupakan komponen penting dalam sel dan tubuh manusia. Protein dibedakan menjadi protein nabati yang berasal dari tumbuhan dan protein hewani yang berasal dari hewan. Protein diklasifikasi berdasarkan kelarutannya dan fungsinya dalam tubuh.
Ada beberapa metode untuk menghitung jumlah sel bakteri, baik secara langsung maupun tidak langsung. Metode tidak langsung meliputi metode hitung cawan baik dengan metode cawan tuang atau metode cawan sebar. Prinsip metode cawan tuang adalah mengencerkan sampel bakteri agar hanya tersisa satu bakteri per tabung.
Ringkasan dokumen tentang fermentasi kecap adalah sebagai berikut:
1. Fermentasi kecap melibatkan fermentasi kedelai menggunakan jamur aspergillus oryzae dan aspergillus wentii.
2. Proses pembuatan kecap meliputi pencucian, pengukusan, pengirisan, fermentasi, penambahan bumbu dan penyimpanan.
3. Fermentasi kedelai menghasilkan kecap sebagai produk akhir yang kaya akan protein dan memiliki
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan hormon bovine somatotropin (BST) pada ternak sapi perah untuk meningkatkan produksi susu. Hormon ini dapat meningkatkan produksi susu hingga 20% dan telah disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat meskipun masih dilarang di Eropa. Namun, penggunaan hormon ini juga berisiko meningkatkan penyakit mastitis pada sapi dan mengurangi kandungan lemak dalam dagingnya.
Telur merupakan bahan pangan yang sempurna karena mengandung zat gizi lengkap untuk pertumbuhan. Protein telur bermutu tinggi dengan asam amino esensial yang lengkap. Kerusakan telur setelah panen mencapai 15-21% karena faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban yang tinggi serta rantai pemasaran yang panjang. Upaya menghasilkan telur bersih dapat menekan kerusakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara lain nutrisi, media, dan kondisi fisik seperti suhu, oksigen, pH, dan lingkungan. Bakteri dibedakan menjadi autotrof, heterotrof, aerob, anaerob, dan lainnya berdasarkan kebutuhan nutrisi dan oksigen. Pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi oleh jenis media, suhu, pH, dan kadar garam. Bakteri berkembang biak se
Standar ini menetapkan persyaratan mutu, pengambilan contoh, pengujian, pengemasan, dan pelabelan untuk susu sapi segar. Susu harus memenuhi syarat mutu seperti kadar lemak minimal 3%, kadar bahan kering tanpa lemak minimal 7,8%, dan jumlah sel somatis maksimal 4x105 sel/ml. Susu diambil dan diuji sesuai standar, dikemas dalam wadah tertutup yang aman, dan dilabeli dengan informasi produk dan produsen.
Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangThonce Thesia
Persyaratan Pembuatan dan Tataletak Kandang
Persyaratan Pendirian Sebuah Kandang
Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
(1) Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
(2) Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
(3) Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
(4) Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
(5) Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
(6) Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin.
Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga..
(2) Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
(3) Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.
TATALETAK KANDANG
Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang
Rumah dan Banguan Lain
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah
Membangun Kandang Dalam Bentuk Bangunan
hal yang harus diperhatikan membangun kandang:
Struktur tanah,
hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada ternak, tanah yang cenderung
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit non infeksius pada ternak, seperti asidosis rumen, indigesti, milk fever, downer cow syndrome, grass tetany, asetonemia, dan pregnancy toxemia. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti pemberian pakan yang tidak seimbang, produksi susu tinggi, perubahan lingkungan, dan kebuntingan lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang ayam kampung, termasuk spesies, bibit, pakan, sistem pemeliharaan, perkandangan, dan penyakitnya. Ayam kampung merupakan hasil domestikasi dari ayam liar yang tersebar di Indonesia.
Protein merupakan komponen penting dalam sel dan tubuh manusia. Protein dibedakan menjadi protein nabati yang berasal dari tumbuhan dan protein hewani yang berasal dari hewan. Protein diklasifikasi berdasarkan kelarutannya dan fungsinya dalam tubuh.
Ada beberapa metode untuk menghitung jumlah sel bakteri, baik secara langsung maupun tidak langsung. Metode tidak langsung meliputi metode hitung cawan baik dengan metode cawan tuang atau metode cawan sebar. Prinsip metode cawan tuang adalah mengencerkan sampel bakteri agar hanya tersisa satu bakteri per tabung.
Ringkasan dokumen tentang fermentasi kecap adalah sebagai berikut:
1. Fermentasi kecap melibatkan fermentasi kedelai menggunakan jamur aspergillus oryzae dan aspergillus wentii.
2. Proses pembuatan kecap meliputi pencucian, pengukusan, pengirisan, fermentasi, penambahan bumbu dan penyimpanan.
3. Fermentasi kedelai menghasilkan kecap sebagai produk akhir yang kaya akan protein dan memiliki
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan hormon bovine somatotropin (BST) pada ternak sapi perah untuk meningkatkan produksi susu. Hormon ini dapat meningkatkan produksi susu hingga 20% dan telah disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat meskipun masih dilarang di Eropa. Namun, penggunaan hormon ini juga berisiko meningkatkan penyakit mastitis pada sapi dan mengurangi kandungan lemak dalam dagingnya.
Telur merupakan bahan pangan yang sempurna karena mengandung zat gizi lengkap untuk pertumbuhan. Protein telur bermutu tinggi dengan asam amino esensial yang lengkap. Kerusakan telur setelah panen mencapai 15-21% karena faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban yang tinggi serta rantai pemasaran yang panjang. Upaya menghasilkan telur bersih dapat menekan kerusakan.
laporan pengetahuan bahan pangan telurYuni Qurrota
Laporan praktikum ini membahas tentang telur, mulai dari latar belakang pentingnya telur bagi kesehatan, kandungan gizi telur, bagian-bagian telur beserta fungsinya, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas telur.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi penyakit melalui makanan, termasuk cara pemindahan, pengendalian penyakit, dan beberapa jenis patogen pembawa penyakit seperti Salmonella, Staphylococcus, Clostridium botulinum. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, epidemiologi, dan pencegahan berbagai penyakit makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang metode budidaya burung puyuh, mulai dari persiapan awal seperti lokasi dan peralatan kandang, penyediaan bibit, pemeliharaan, pengaruh pakan terhadap kualitas telur, dan tahapan pemanenan. Faktor-faktor seperti genetik, lingkungan, dan pakan dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas telur puyuh. Budidaya puyuh dijelaskan sebagai usaha yang
Dokumen tersebut membahas tentang pembenihan udang galah, mulai dari morfologi, perbedaan jantan dan betina, siklus hidup, teknik pembenihan seperti persiapan, pematangan gonad, pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva, persiapan pakan, dan pencegahan penyakit.
Dokumen ini membahas proses terbentuknya telur ikan dan jenis telur ikan berdasarkan lingkungan dan cara penjagaan oleh induk. Juga dibahas faktor yang mempengaruhi telur ikan, tahap perkembangan embrio, dan jumlah telur beberapa spesies ikan air tawar, payau, dan laut seperti nila, patin, lele, kakap, sumpit, bandeng, tuna, dan medaka.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pemeliharaan ayam lokal unggul yang meliputi pemeliharaan mulai dari umur nol hingga empat minggu, empat hingga sepuluh minggu, sepuluh hingga dua puluh minggu, dan ayam dewasa. Dokumen juga membahas pencegahan penyakit, pakan, analisis usaha, serta strategi keberlanjutan usaha ayam lokal.
Makalah ini membahas tentang infeksi toxoplasmosis dan dampaknya terhadap kehamilan. Infeksi ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan seperti abortus dan kelainan bawaan pada janin. Parasit ini biasanya ditularkan melalui kontak dengan kotoran kucing atau makanan yang terkontaminasi. Pemeriksaan darah dapat digunakan untuk mendiagnosis infeksi ini.
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGANchindest
Laporan praktikum ini membahas proses pembuatan telur asin dengan menggunakan adonan garam. Telur diasinkan dengan cara diberi garam berlebih untuk menonaktifkan enzim dan mencegah pertumbuhan mikroba. Proses pengasinan membutuhkan waktu 12-30 hari."
Penelitian ini mengkaji penetasan telur walet putih menggunakan mesin tetas dengan mengatur suhu 34-35°C dan kelembaban 70%. Rata-rata bobot telur 1,81 gram, panjang 20 mm, lebar 12 mm. Bobot tetas rata-rata 1,25-1,66 gram. Tingkat fertilitas telur 78,83% dan daya tetas 26,84%. Penelitian ini bertujuan meningkatkan daya tetas telur walet.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
PPT Sifat Fisik kima dan mikrobiologi telur.ppt
1. Page 1
SIFAT FISIK-
KIMIA &
MIKROBIOLO
GI TELUR
Oleh:
ARYO MUSTIKA
FAJAR
216406030003
Prodi Peternakan
Fakultas Peternakan
Universitas PGRI
Kanjuruhan Malang
3. Page 3
• Berdasarkan SNI 3926 (2008), bobot telur ayam yang tergolong
sedang adalah 50-60 gr sedangkan telur yang tergolong besar >
60 gr.
• Kerabang mempunyai bobot 10%- 12% dari seluruh berat telur
unggas. Semakin tebal kerabang maka bobot kerabang akan
semakin tinggi. Sehingga kualitas telurpun semakin meningkat.
• Ketebalan kerabang telur berkisar antara 0,33-0,35 mm.
Ketebalan kulit kerabang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor
yaitu faktor keturunan (genetik), perubahan musim, suhu
kandang, umur, kesehatan unggas dan pakan.
• Kulit yang tipis relatif pori-porinya terlihat jelas dan besar,
sehingga mempercepat turunnya kualitas telur akibat penguapan
dan pembusukan lebih cepat.
• Bentuk telur ideal mempunyai nilai indeks telur 0,80. Indeks telur
menggambarkan bentuk telur, bentuk telur dipengaruhi oleh
genetik dan penyimpangan telur pada saat di dalam saluran
reproduksi.
• Berdasarkan acuan SNI 3926-2008 nilai IPT, meliputi: mutu I
0,134-0,175, mutu II 0,092-0,133, mutu III 0,050-0,091.
Keluarnya air dari jala-jala ovomucin yang berfungsi sebagai
pembentuk struktur putih telur menjadi penyebab penurunan nilai
Indeks Putih Telur (IPT) sehingga semakin lama telur disimpan,
Indeks Putih Telur (IPT) makin kecil.
• Indeks kuning telur yang normal berada pada kisaran 5-8. variasi
warna yolk dipengaruhi oleh pakan dan lingkungan hidup unggas
6. • Putih telur terdiri atas 12% protein dan 88% air.
Komposisi asam amino pada putih dan kuning telur
merupakan sumber berharga dari asam amino esensial.
• Kuning telur mempunyai kandungan bahan padat segar
sebesar 50% tetapi persentase ini akan turun selama
penyimpanan karena migrasi air dari bagian putih telur.
Bahan padat tersebut terdiri dari atas lemak dan
protein.
9. 9
• Pencemaran mikroba pada telur dapat berasal dari saluran
reproduksi unggas dan dari luar tubuh setelah dikeluaran dari
kloaka. Adanya kontaminasi pertama waktu telur keluar dari
induknya, tidak selalu diikuti masuknya mikroba ke dalam isi
telur. Invasi mikroba ke isi telur tergantung pada tingkat
kontaminasi dan kondisi kulit telurnya
• Mikroba patogenik yang mencemari telur adalah kelompok
bakteri koliform seperti Salmonella sp (dapat mengontaminasi
telur segar) dan Escerichia coli, mikroba pembusuk seperti
Ps. Fluorescencs, Achromobacter sp, Micrococcus sp,
Staphyllococcus sp, dan Bacillus sp., sedangkan kapang
yang biasanya mencemari telur adalah Penicillum sp, Mucor
sp, Thamnidium sp, dan Cladosporium sp.
• Salah satu persyaratan yang penting untuk kualitas produk
asal ternak adalah produk tersebut harus bebas bakteri
patogen termasuk Salmonella sp. Salmonelosis adalah
penyakit yang disebabkan bakteri Salmonella sp. Penyakit ini
dapat menyerang unggas, hewan mamalia dan manusia,
sehingga memiliki arti penting bagi manusia karena penyakit
ini dapat terjadi akibat mengonsumsi makanan/air yang
tercemar Salmonella
7/18/2023 Designed by PoweredTemplate.com
10. DAFTAR PUSTAKA
Afiyah, D. N., & Rahmawati, N. (2017). Kualitas Fisik Dan
Mikrobiologi Telur Ayam Ras Di Pasar Tradisional Kota
Kediri. In Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas
Kanjuruhan Malang. Universitas Kanjuruhan. Malang.
Anggraini, S. M. (2011). Kajian sifat fisik, kimia dan mikrobiologi
kuning telur yang ditambah madu dengan jenis dan umur
telur yang berbeda.
Giyono, S. (2020). Pengaruh Lama Penyimpanan Telur Ayam
Terhadap Penurunan Berat, Indeks Kuning Telur (Ikt),
Indeks Putih Telur dan Haugh Unit (Hu).
Zelpina, E., & Rizaldi, A. (2020). Kualitas Mikrobiologi Telur
Ayam Berdasarkan Jumlah Total Mikroba dan Kolifrom di
Pasar Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur. Journal
of Livestock and Animal Health, 3(2), 45-48.
7/18/2023 Designed by PoweredTemplate.com 10