Studi kasus ini membahas asuhan kebidanan pada Ny. R, ibu nifas post sectio caesarea dengan KPD lebih dari 12 jam dan CPD. Laporan ini menjelaskan latar belakang, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil pemeriksaan objektif, diagnosa, dan rencana tindakan pada kasus tersebut.
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Defisit Perawatan Diri.pptx
PPT LTA AYU.pptx
1. STUDI KASUS
ASUHAN NIFAS
PADA NY. R POST SECTIO CAESAREA DENGAN
KPD>12 JAM +CPD DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh
AYU AGUS TINAA
NIM. 712405S.19.004
PROGRAM STUDI DII KEBIDANAN
STIKES ABDI PERSADA BANJARMASIN
TAHUN 2022
2. LATAR BELAKANG
Berdasarkan yang telah dipublikasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2017
Angka Kematian Maternal (AKI) di dunia mencapai angka 830 jiwa per hari. Dimana kasus ini disebabkan
karena tidak tertanganinya komplikasi kebidanan dengan baik dan tepat waktu, salah satunya penanganan
dalam kasus Ketuban Pecah Dini, angka kejadian KPD di dunia pada tahun 2017 sebanyak 50- 60% (WHO,
2018). Menurut hasil kinerja Kemenkes RI tahun 2015-2017 data menyatakan bahwa kasus kematian ibu
menurun. Pada tahun 2015 kasus AKI mencapai angka 4.999 kasus, di tahun 2016 terjadi sedikit penurunan
pada kasus AKI menjadi 4.912 kasus dan di tahun 2017 terjadi penurunan tajam pada kasus AKI yaitu 1.712
kasus. (Kemenkes RI, 2015-2017). Di Indonesia sendiri setiap tahunnya diperkirakan terjadi 20-30% wanita
yang mengalami kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) berkisar antara 8-10% dari semua persalinan (Depkes.
RI, 2017). Untungnya, angka kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) yang dilaporkan, bahwa lebih banyak
terjadi pada kehamilan cukup bulan yaitu sekitar 66%, sedangkan pada kehamilan preterm terjadi sekitar
34%. (Iswanti, 2017).
Data yang didapatkan RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin kejadian KPD pada tahun 2018
terdapat 157 (8%) kasus Ketuban Pecah Dini dari 1933 jumlah persalinan. Data KPD pada bulan Januari-
Februari 2022 sekitar 15 jiwa (25%) (Rekapitulasi kasus KPD di Rs. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjrmasin,
2022).
3. Rumusan Masalah Tujuan Manfaat
Dapat memberikan
asuhan kebidanan ibu
nifas dengan KPD pada
Ny. R dengan
manajemen asuhan
kebidanan yang sesuai
standar.
Tujuan umum
Memberikan asuhan
kebidanan Ibu Nifas
dengan Ketuban Pecah
Dini pada Ny. R dengan
manajemen asuhan
kebidanan sesuai
dengan standar
pelayanan kebidanan.
Berdasarkan uraian
latar belakang diatas
maka penulis
memberikan asuhan
kepada ibu nifas post
SC pada Ny. R dengan
KPD>12 jam+CPD di
RSUD Dr. H. Moch.
Ansari saleh
Banjarmasin.
4. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Etiologi
Tanda dan Gejala
KETUBAN PECAH DINI adalah pecahnya ketuban
sebelum terdapat tanda-tanda persalinan, dan ditunggui 1 jam
belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban
sampai terjadi kontraksi rahim disebut kejadian ketuban pecah
dini. Ketuban pecah dini merupakan keadaan pecahnya selaput
ketuban sebelum persalinan (Endang & Elisabeth, 2019).Menurut
(Sagita, 2017) ketuban pecah dini ditandai dengan keluarnya
cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan berusia 22
minggu dan dapat dinyatakan pecah dini terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung. Cairan keluar melalui selaput ketuban
yang mengalami robekan, muncul setelah usia kehamilan
mencapai 28 minggu dan setidaknya satu jam sebelum waktu
kehamilan yang sebenarnya. Dalam keadaan normal 8-10%
perempuan hamil aterm akan mengalami KPD. Jadi ketuban
pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan.
Menurut Feny (2019), penyebab dari
KPD tidak atau masih belum diketahui
secara jelas maka usaha preventif tidak
dapat dilakukan, kecuali dalam usaha
menekan infeksi. Faktor yang
berhubungan dengan meningkatnya
insidensi KPD antara lain:
a.Usia
b.Paritas
c.Tekanan Intra Uterin
- Trauma
- Gameli
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma air
ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, berwarna pucat, cairan ini tidak akan
berhenti atau kering karena uterus diproduksi sampai kelahiran mendatang. Tetapi, bila
duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau
“menyumbat” kebocoran untuk sementara. Sementara itu, demam, bercak vagina yang
banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah capat merupakan tanda-tanda infeksi
yang terjadi (Sunarti, 2017).
5. TINJAUAN PUSTAKA
CEPHALOPELVIC
DISPROPORTION(CPD)
Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah ketidaksesuaian
antara ukuran kepala janin dan kapasitas panggul (pelvis) ibu
yang menyebabkan hambatan persalinan per vaginam. (Jones,
2019).
KONSEP DASAR
PANGGUL
Klasifikasi menurut Caldwell dan Molloy, bentuk panggul
terbagi menjadi 4 yaitu :
a. Panggul Gynecoid
b. Panggul Android
c. Panggul Anthropoid
d. Panggul Platypeloid
6. Metode Penelitian
Lokasi dan waktu Jenis Data
Add Text Here Add Text Here Add Text Here
Jenis laporan
Add Text Here
metode kualitatif.
merupakan proses
pengumpulan data
yang diperoleh
melalui wawancara,
gambar atau
dokumen lainnya .
Tempat dan Waktu
penelitian diruang
Nifas Rs. Dr. H.
Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin pada
bulan April 2022
Primer
dan
Sekunder
Teknik Pengumpulan Data
wawancara
observasi
rekam medik
Subjek
Ny.R umur 30 tahun
ibu nifas post SC
atas indikasi
KPD >12 jam+CPD
di Rs. Dr. H. Moch.
Ansari Saleh
Banjarmasin.
Analisa Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif
menggunakan prinsip-prinsip manajemen asuhan
kebidanan dengan menggunakan SOAP.
7. Tinjauan Kasus
Subjektif
Objektif
Assesment
Planning
Ny.R umur 30 tahun mengatakan melahirkan secara SC pada
tanggal 19 April 2022 pukul 15.50 wita. Ibu mengatakan
penyulit persalinan karena ketuban pecah dini,ibu mengeluh
nyeri pada luka bekas oprasi
Dilakukan pemeriksaan umum dan khusus pada ny. R didapatkan
hasil TD 113/63 mmHg, Nadi 83 x/menit, Suhu 36°C, Respirasi:
24 x/menit SPO2 :98, urine: 100cc. Inspeksi kedua putting susu
menonjol,pada abdomen ada luka bekas oprasi yang tertutup kasa
steril, pada bagian genetalia pemeriksaan vulva dan vagina
terdapat loche rubra berwarna merah segar dan tidak ada tanda-
tanda infeksi dan terpasang kateter. Palpasi TFU 2 jari dibawah
pusat
Ny.R P1A0 post SC 6 jam atas indikasi KPD >12 jam + CPD
Memberitahukan hasil pemeriksaan, menjelaskan pada ibu
tentang rasa nyeri dan memberi tahu ibu waktu pemulihan
luka,memberitahu ibu bahwa sudah diperbolehkan minum,
memberikan Pemberian terapi yaitu infus RL500cc+oxytocin
20 iu 20 tpm ,diberikan terapi ceftriaxone 2x1gr/IV, asam
tranexamat 3x500mg/IV, ketorolac 3x30mg/IV.
8. Pembahasan
Berdasarkan data subjektif yang didapat pada tanggal 19 April 2022 pada pukul
22.00 wita dilakukan anamnesa pada Ny. R, ibu mengatakan pada pukul 16.00
WITA sudah berada diruangan nifas, dan bersalin pada tanggal 19 April 2022
pukul 15.50 wita secara SC dengan tanda persalinan keluarnya cairan dari jalan
lahir pada pukul 02.00 , ibu mengatakan sempat mencurigai bahwa itu adalah
cairan ketuban namun karena tidak disertai dengan adanya kontraksi , jadi ibu
beranggapan itu adalah cairan keputihan biasa. Kontraksi pada terjadi pada pukul
09.00 WITA, namun masih belum sering. Pada pukul 13.00 WITA dirumah sakit,
ibu mengatakan merasakan kontraksi sudah semakin sering dan keluar lendir darah.
Jika dibandingkan dengan teori dari (Endang & Elisabeth, 2019) yaitu tentang
keluhan yang dialami ibu itu serupa dengan teori mengenai KPD yang berbunyi
ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda
persalinan, dan ditunggui 1 jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak
pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut kejadian ketuban pecah
dini. Ketuban pecah dini merupakan keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan.
9. Lanjutan....
Ibu mengatakan sudah mengetahui dan merencanakan persalinan dirumah sakit sesuai dengan anjuran bidan dan dokter
dikarenakan pada saat pemeriksaan objektif pada saat hamil tinggi badan ibu 143cm dan TBJ 3.255 gram hal ini sesuai
dengan teori Poedji Rochjati bahwa ibu dengan tinggi badan <145 berisiko untuk melakukan persalinan normal. Jika
dilhiat dari keadaan ibu, kemungkinan besar ibu akan mengalami hambatan jika bersalin secara normal. Dikarenakan
janin tidak akan bisa melewati panggul, hal ini dipertegas oleh teori dari (Jones, 2019) yaitu Cephalopelvic
disproportion (CPD) adalah ketidaksesuaian antara ukuran kepala janin dan kapasitas panggul (pelvis) ibu yang
menyebabkan hambatan persalinan per vaginam. Selain ukuran panggul yang sempit, kriteria lain yang perlu dinilai
pada antropometri adalah tinggi badan ≤145 cm.
Diagnosa pada kasus Ny.R adalah P1A0
post SC atas indikasi KPD >12 jam+CPD.
Data yang mendukung diagnosa di atas
adalah hasil dari anamnesa, data objektif
serta dari rekam medic pasien. Dari rekam
medic pasien diketahui bahwa pasien ada
indikasi KPD+CPD.
10. Kesimpulan
Pengumpulan data dasar diperoleh dari data subjektif dan
objektif yaitu Ny.R P1A0 post SC atas indikasi KPD >12
jam+CPD jam. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital normal,
kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di bawah pusat, dan luka
bekas operasi tertutup kassa steril.
Intrepretasi data pada Ny.R didapatkan masalah yaitu
kehamilan dengan indikasi KPD >12 jam+CPD dan
dianjurkan dokter untuk melahirkan di rumah sakit
dengan operasi SC.
Diagnosa asuhan kebidanan dilakukan
berdasarkan data Ny. R P1A0 post SC atas
indikasi KPD >12 jam+CPD.
.
.
Tindakan yang dilakukan pada Ny.R dengan
indikasi KPD >12 jam+CPD yaitu kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain untuk dilakukan
persalinan dengan operasi SC.
Rencana Asuhan Kebidanan pada Ny. R P1A0 post SC atas
indikasi KPD >12 jam+CPD yaitu ibu diperbolehkan minum air
sedikit setelah 6 jam pasca operasi dan makan-makanan lunak dan
menganjurkan ibu untuk miring kiri dan kanan setelah 6 jam pasca
operasi untuk membantu proses pemulihan dan involusi uterus.
Melakukan evaluasi sesuai dengan diagnosis atau masalah
dari asuhan ibu nifas Ny. R P1A0 post SC atas indikasi
KPD >12 jam+CPD
.
11. SARA
N
Bagi Institusi Pendidikan
agar lebih menambah
dan memperbarui
kepustakaan agar
kegiatan implementasi
Asuhan Kebidanan
Pada ibu nifas post SC
atas indikasi KPD >12
jam+CPD bisa lebih
ditingkatkan lagi.
Bagi Mahasiswa
penulis memiliki saran
untuk memperdalam teori
mengenai KPD >12
jam+CPD. Pengalaman
berpraktik di Rs.Dr. H.
Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin juga dapat
dijadikan pembelajaran
selain menambah
wawasan melalui bacaan
atau perkuliahan di
kampus.
Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat memberikan
tambahan ilmu
pengetahuan dan sebagai
bahan pertimbangan
dalampembelajaran
asuhan kebidanan serta
meningkatkan
keterampilan dalam
asuhan kebidanan ibu
nifas post SC atas
indikasi KPD >12
jam+CPD di Rs. H.
Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
Bagi pelayanan kesehatan
RS
untuk mempertahankan
kualitas asuhan
kebidanan pada ibu nifas
post SC atas indikasi
KPD >12 jam+CPD di
Rs. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin.