Dokumen tersebut membahas proses pembuatan kertas dan jenis-jenis limbah yang dihasilkan beserta cara pengolahannya. Proses pembuatan kertas meliputi pembuatan bubur kayu (pulp), pembuatan barang setengah jadi, dan pembuatan barang jadi. Limbah yang dihasilkan berupa cairan, padatan, dan gas, yang kemudian diolah menggunakan berbagai metode seperti sedimentasi, koagulasi, adsorpsi, ozonasi, filtrasi membran,
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...Abu Yazid
PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah dari industri tekstil : limbah cair dari proses
basah tekstil, debu dan kebisingan terutama dari prosesproses
pemintalan, penenunan, perajutan, serta limbah
padat berupa potongan serat, benang, kain, dan bekas
kemasan serta lumpur dari unit pengolahan limbah cair.Proses fisik : adsorbsi
Proses kimia : koagulasi, oksidasi kimia
Proses biologi : aerobik, anaerobik dan
gabungan aerobik dengan anaerobik
Teknologi AOP dengan kombinasi ozon dan
ultraviolet
Penanganan Limbah Industri Tekstil dengan Proses BiologiDelia Damayanti
pengolahan limbah yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik industri tekstil diolah dengan menggunakan mikroorganisme agar lebih aman untuk lingkungan sekitar
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...Abu Yazid
PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah dari industri tekstil : limbah cair dari proses
basah tekstil, debu dan kebisingan terutama dari prosesproses
pemintalan, penenunan, perajutan, serta limbah
padat berupa potongan serat, benang, kain, dan bekas
kemasan serta lumpur dari unit pengolahan limbah cair.Proses fisik : adsorbsi
Proses kimia : koagulasi, oksidasi kimia
Proses biologi : aerobik, anaerobik dan
gabungan aerobik dengan anaerobik
Teknologi AOP dengan kombinasi ozon dan
ultraviolet
Penanganan Limbah Industri Tekstil dengan Proses BiologiDelia Damayanti
pengolahan limbah yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik industri tekstil diolah dengan menggunakan mikroorganisme agar lebih aman untuk lingkungan sekitar
Mangan di alam, sebagian besar sebagai pirolusit (MnO2) yang stabil dalam asam atau alkali pengoksidasi, sehingga proses leaching Mangan dari sumber dilakukan dalam kondisi tereduksi. Beberapa zat pereduksi telah digunakan sebelumnya dalam media asam yang berbeda seperti batubara, pirit, besi sulfat, sulfur dioksida dan peroksida (Zhang, et al., 2007).
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasiMuhammad Luthfan
Mata kuliah tentang Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi. Cari lebih banyak lagi di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-2.html
Mangan di alam, sebagian besar sebagai pirolusit (MnO2) yang stabil dalam asam atau alkali pengoksidasi, sehingga proses leaching Mangan dari sumber dilakukan dalam kondisi tereduksi. Beberapa zat pereduksi telah digunakan sebelumnya dalam media asam yang berbeda seperti batubara, pirit, besi sulfat, sulfur dioksida dan peroksida (Zhang, et al., 2007).
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasiMuhammad Luthfan
Mata kuliah tentang Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi. Cari lebih banyak lagi di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-2.html
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Ibarat pisau bermata dua rumah sakit memiliki dua sisi yang berbeda. Sisi baiknya adalah peran penting rumah sakit dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat utamanya pada upaya kuratif. Sisi buruknya adalah dampak negatif dari berbagai bahan buangan yang ditimbulkan oleh aktivitas rumah sakit berupa limbah. Menurut Permenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004, limbah rumah sakit yaitu semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
Kegiatan rumah sakit yang beragam seperti penanganan orang sakit, laboratorium, pengobatan serta pelayanan penunjang lainnya. Beragamnya kegiatan rumah sakit dapat menimbulkan limbah yang beragam pula. Limbah rumah sakit pada umumnya terdiri dari limbah medis (layanan kesehatan) dan limbah domestik (umum). Menurut Pruss dkk (2005), karakteristik limbah layanan kesehatan terdiri dari limbah infeksius, limbah pathologis, benda tajam, limbah farmasi, limbah genotoksik, limbah kimia, logam berat, wadah bertekanan, radioaktif dan limbah umum. Limbah infeksius, benda tajam, genotoksik, kimia, farmasi, wadah bertekanan dan radioaktif dapat menjadi risiko timbulnya ganguan kesehatan ataupun bahaya bagi masyarakat yang terpapar oleh limbah tersebut.
Hasil kajian terhadap 100 rumah sakit di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa rata-rata produksi sampah sebesar 3,2 kg/tempat tidur/hari. Analisis lebih jauh menunjukkan, produksi sampah berupa sampah domestik sebesar 76,8 % dan berupa sampah infeksius sebesar 23,2 %. Diperkirakan secara nasional produksi sampah rumah sakit sebesar 376.089 ton/hari. Dari gambaran tersebut dapat dibayangkan betapa besar potensi rumah sakit untuk mencemari lingkungan dan kemungkinannya menimbulkan kecelakaan serta penularan penyakit. (Depkes 1997, dalam Hapsari 2010). Hasil penelitian mengenai kualitas mikrobiologis efluen limbah cair beberapa rumah sakit yang terangkum dalam Makka (2011) menunjukkan bahwa kualitasnya belum memenuhi syarat baku mutu. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa efluen limbah cair rumah sakit yang dibuang ke lingkungan masih berisiko terhadap kesehatan masyarakat yang akan terpapar.
Limbah rumah sakit (limbah cair) bisa saja menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia. Salah satu dampak yang mungkin timbul adalah penularan penyakit yang ditularkan melalui limbah cair. “Penyakit-penyakit yang bisa ditimbulkan oleh limbah cair antara lain ; polio, kolera, Typhus abdominalis, Disentry basiler, Antraks, Brusellosis, Tubercolosis, Weil (leptospira), Schistosomiasis, cacing pita, dll.” (Daud, 2005). Disamping itu pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan adalah sebagai berikut : Gangguan kenyamanan dan estetika; Kerusakan harta benda ; Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang; Gangguan terhadap kesehatan manusia; Gangguan genetik dan reproduksi (Wisaksono, 2008).
Adanya potensi risiko kesehatan dari limbah rumah sakit
ABSTRAK
Saat ini pertumbuhan industry pulp dan kertas semakin meningkat seiring perkembangan zaman. Hal ini mendorong terjadinya peningkatan penggunakan kertas yang bahan bakunya bersal dari kayu. Akibat adanya pembangunan ini menyebabkan eksploitasi terhadap hasil hutan. Disisi lain dari pembangunan industry pulp dan kertas ini adalah limbah yang dihasilkan yang cukup besar. Dikhawatiran limbah yang berupa serat limbah (sludge) dari proses pengolahan tersebut dibuang ke badan air yang dapat saja menyebabkan pencemaran lingkungan. Untuk itu perlu adanya solusi mencegah pencemaran lingkungan seperti yang disebutkan sebelumnya dengan cara mengolah limbah sludge menjadi kompos.
Kata kunci:.industri pulp dan kertas, sludge, kompos, kestabilan lingkungan.
Polusi merupakan masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
Lingkungan yang mengalami pencemaran akan memberikan dampak negatif bagi MH di dalamnya
Similar to PPT LIMBAH INDUSTRI KERTAS.pptx pertemuan 11.pptx (20)
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
pelajaran geografi kelas 10
Geografi pada hakekatnya mempelajari permukaan bumi melalui pendekatan keruangan yang mengkaji keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan kewilayahannya. Pentransformasian pengetahuan geografi lebih efektif jika disajikan melalui media peta, hal ini karena peta merupakan media yang sangat penting dalam pem-belajaran geografi. Pembelajaran Geografi pada materi “Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi” merasa belum mampu mengoptimalkan aktivitas siswa khususnya kemampuan membaca peta sehingga ber-pengaruh pada perolehan hasil belajar. Guru merasa kesulitan mem-belajarkan konsep-konsep geografi pada siswa. Hasil identifikasi awal, ditemukan beberapa indikator penyebab diantaranya: (1) minimnya kemampuan siswa menunjukkan letak suatu tempat/lokasi geografis tertentu, (2) kurangpahamnya siswa tentang orientasi peta (menentukan arah pada peta), (3) minimnya kemampuan siswa dalam mengartikan simbol-simbol yang ada pada peta, dan (4) kemampuan siswa mengungkap informasi yang ada pada peta sangat kurang. Pelatihan melengkapi peta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca peta sehingga ada peningkatan pada hasil belajar geografi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta. Kemampuan membaca peta tersebut meliputi: (1) kemampuan menunjukkan letak suatu tempat/ lokasi geografis tertentu, (2) kemampuan mengartikan/ membaca simbol-simbol yang ada pada peta, dan (3) kemampuan memahami orientasi peta (menentukan arah pada peta).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis Taggart 1999. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan rumus ”Gain Score” yaitu membandingkan data sebelum tindakan dengan data sesudah dilakukan tindakan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan test. Instrumen penelitian adalah peneliti dan pedoman atau pengumpul data.
Hasil penelitian dalam tindakan siklus I, II, dan III pada pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) melalui pelatihan melengkapi peta setelah dilakukan refleksi, evaluasi serta analisis statistik deskriptif ternyata memperoleh peningkatan dalam hal; pertama, kemampuan membaca peta pada pra tindakan hanya memperoleh nilai 50% akan tetapi setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus ternyata mengalami peningkatan yaitu 56% (siklus I), 63% (siklus II), dan 72% (siklus III); kedua, proses pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rubaru melalui pelatihan melengkapi peta pada setiap siklus juga memperoleh peningkatan yaitu 63% (siklusI), 65% (siklus II), dan 70% (siklus III); ketiga, aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu 50% (siklus I), 65% (siklus II), dan 75% (siklus III).
Temuan penelitian ini mendukung teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky bahwa pros
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
3. Pembuatan Barang Setengah
Jadi (Pulp)
Penghancuran bubur kayu (pulp)
Pulping Cleaning Refining
Oksigen
Delignification
Bleaching
Mixing
Blending
Paper Making
6. Potensi Limbah
Proses Bahan Jenis Limbah yang dihasilkan
Chemical Pulping
Bleaching
Papermaking
Pelapisan dan
Pewarnaan
Pembersihan
Asam/basa, lime, asm sulfat, sodium
hidroksida, sodium sulfide.
Pemutih klorin, sulfat, kloroform,
pelarut
Pigmen Sludge, lem, resins sintesis,
hidrokarbon
Tinta, cat, pelarut, karet dan zat
pewarna
Tetrakloroetilen, Trikloroetilen,
methilen klorida, trikloroethan,
karbon tetraklorida
Limbah asam basa
Air limbah beracun, limbah sludge, dan
limbah asam/basa.
Limbah beracun termasuk air limbah dan
sludge
Sisa pelarut,tinta cat dan limbah beracun
lain.
Limbah pelarut dan air bilasan beracun.
7. Limbah Cair
Limbah Sumber
Padatan tersuspensi
Senyawa organik koloid
cair berwarna pekat
Bahan anorganik terlarut
partikel kayu, serat, pigmen,
debu dan sejenisnya
serat hemisellulosa, gula, lignin,
alkohol, terpentin, zat pengurai
serat, perekat pati dan zat
sintetis yang menghasilkan BOD
tinggi.
lignin dan pewarna kertas
NaOH, Na2SO4, klorin
12. Limbah Gas
Limbah Sumber
Gas sulfur
Oksida sulfur dan uapnya
merkaptan dan H2S yang
dilepaskan dari berbagai tahap
dalam proses kraft pulping dan
proses pemulihan bahan yang
digunakan
pembakaran bahan bakar fosil,
kraft recovery furnace dan lime
Kiln
(Nahda, 201)
14. Karakteristik Air Limbah Industri
Kertas
No Parameter Satuan Konsentrasi
Baku mutu limbah cair
Kep.No.51/MENLH/10/1995
Lampiran B
1.
2.
3.
4.
pH
TSS
COD
BOD5
-
mg/L
mg/L
mg/L
6,5-7,2
28-230
369-1.907
178-805
6-9
80
175
90
15. Penjelasan masing-masing
parameter
1. pH
Limbah cair industri kertas bersifat sedikit asam hingga netral (pH= 6,5 – 7,2)
Hal ini dapat disebabkan oleh keberadaan logam-logam (transisi) yang membuat pH
limbah cenderung tinggi (mendekati netral atau cenderung lebih basa)
16. TSS
Nilai TSS yang tinggi pada limbah cair mengindikasikan tingginya kadar bahan
tersuspensinya, dapat berupa partikel anorganik dan organik
Hal disebabkan oleh adanya partikel-partikel yang membentuk koloid baik dari spesi
logam-logam berat maupun spesi organik sisa produksi cat
TSS ini juga dipengaruhi oleh pH limbah
17. COD
Nilai COD yang tinggi pada limbah cair industri kertas, menunjukkan tingkat
pencemaran yang tinggi (terutama oleh bahan-bahan organik)
Senyawa organik koloid terlarut serat hemisellulosa, gula, lignin, alkohol, terpentin,
zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD tinggi.
18. BOD5
Nilai BOD5 yang tinggi menunjukkan tingginya kadar oksigen biologis dari limbah
Hal ini mengindikasikan cukup tingginya kuantitas bahan organik biologis dan
mikroorganisme (aerobik) yang ada
Keberadaan mikrorganisme juga dipengaruhi kandungan limbah (misalnya logam
ataupun senyawa organik tertentu)
19. Teknologi pulping
Mechanical pulping
Hasil pulp dari proses
ini sebesar 90-95%
kualitas pulpnya kelas
rendah.
Chemical pulping
Hasil pulp pada proses
ini adalah sekitar 40-
50% dari bahan kayu
asli
Chemo-mechanical pulping
(CMP)
Efisiensi pulp yang diperoleh
berkisar antara 85-90% dan
kualitas pulp relatif lebih baik
dibanding mekanikal pulp.
Asam
Basa
Thermo-mechanical pulping
(TMP)
Proses ini melibatkan uap
air bahan baku di bawah
tekanan selama jangka
pendek, sebelum dan selama
penyulingan.
5. Pembuatan kertas
Persiapan stok
dengan cara
menyiapkan bubur
kertas ke tingkat
kecocokan yang
dibutuhkan
Pembuatan kertas
dimana pulp yang
diolah dilewatkan
pada cetakan untuk
membentuk
lembaran.
1
2 5
4
3
20. Tabel data jumlah polutan yang dihasilkan dari industri pulp dan kertas.
Data Karakteristik Air Limbah
21. Karakteristik umum air limbah yang dihasilkan pada berbagai tahap
proses dan sumber polusi disajikan pada tabel data 5,6 dan 7 berikut.
Data Karakteristik Air Limbah
24. PRINSIP PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS
Proses pengolahan limbah kertas secara fisiokimia
Metode
fisikokimia
Sedimentasi
Koagulasi dan
presipitasi
Adsorpsi
Oksidasi kimia
Filtrasi
membran
Ozonasi
25. METODE
Koagulasi dan presipitasi
Sedimentasi
Sedimentasi merupakan pilihan di dalam pabrik kertas mampu
menghilangkan lebih dari 80% rata-rata penghilangan padatan
tersuspensi.
Koagulan yang digunakan seperti (Al2(SO4)3), heksametilena diamina
epiklorohidrin polikondensat (HE), polietilenaimin (PEI), kitosan.
Kitosan efektif, namun mahal
26. METODE
Adsorpsi
Mampu menghilangkan 90% zat warna, COD, DOC, dan AOX dari
proses adsorpsi air limbah dengan menggunakan kokas aktif sebagai
adsorben.
mampu menghilangkan lignin dari debu tanur tinggi (BFD) dan slag
melalui mekanisme adsorpsi..
27. Oksidasi kimia
METODE
oksidasi fotokatalitik dapat menurunkan nilai COD dan klorida dari air
limbah pemutihan bubur kertas.
Oksidasi basah meningkatkan biodegradabilitas suatu efluen dari 30%
sampai 70%.
28. Filtrasi membran
Pengolahan pewarnaan kertas melalui perlakuan effluent oleh
filtrasi membran menunjukkan bahwa komposisi warna memiliki
pengaruh terhadap kinerja membran yang cukup signifikan.
filtrasi membran (MF), dan filtrasi membran butiran (GMF) cocok untuk
menghilangkan logam berat dari air limbah pabrik pulp dan kertas .
METODE
29. Ozonasi
Menghapus substansi dari COD, TOC, dan toksisitas dari pabrik
pulp efluen dan meningkatkan biodegradabilitas dari efluen
Pengurangan 12% total karbon organik, pengurangan total fenol
sampai 70%, dan warna efluen sampai 35% dari limbah pabrik
pulp yang diputihkan terjadi setelah 60 menit ozonisasi.
Menghilangkan senyawa beracun, COD, dan penghilangan warna
dengan perawatan ozon
30. Proses pengolahan limbah
kertas secara Biologi
Pengolahan
Aerobik
• Proses Aktivasi Lumpur
Proses aktivasi lumpur dilakukan dengan cara memvariasi pH, suhu,
dan H2O2 dan DTPA dari lumpur aktif
Floobeds (floating biological bed) meningkatkan penghilangan
COD dari 51% menjadi 90% dan BOD dari 70% hingga 93%
31. • Aerasi laguna
untuk penghilangan BOD berkisar antara 50% - 75% dan phenolic
chlorinated sekitar 10–50% serta penghilangan AOX dan fenolat
poliklorinat.
• Reaktor Aerobik Biologis
menghilangkan mencapai 76%, 62%, 81%, dan 48% pada
pemindahan BOD, COD, SS, dan AOX, menggunakan biofilter.
Proses pengolahan limbah kertas
secara Biologi
Pengolahan
Aerobik
32. Pengolahan Anaerobik
Proses pengolahan limbah kertas
secara Biologi
perbandingan perlakuan anaerob dan aerobik untuk limbah pabrik
TMP menunjukkan bahwa penghilangan COD dari sistem
pengolahan anaerobik 84% dan aerobik 86% .
pemutihan klorin tidak sesuai untuk pengolahan secara anaerob
karena biodegradabilitasnya rendah dan adanya zat beracun
yang mempengaruhi methanogen.
33. (1) pengupasan sulfida dan komponen volatil lainnya dari
kondensat;
(2) oksidasi termal regeneratif dari gas;
(3) adsorpsi sulfur oksida untuk mengolah foul kondensat
(sulfida) dari cairan hitam.
Efisiensi penyisihan COD 80% dapat dicapai
secara konstan namun COD residu sekitar 800
mg / L
Hasil
Proses pengolahan limbah kertas
secara Biologi
Pengolahan Anaerobik
36. REVIEW PERBANDINGAN METODE
Proses yang paling sering diadopsi oleh industri pulp dan
kertas untuk menghilangkan padatan tersuspensi.
Data kinerja yang diberikan oleh Springer (2000)
menunjukkan pemindahan padatan tersuspensi 80-90% dari
sebagian besar pabrik kecuali pabrik penghilang bau.
Flotasi juga biasa digunakan di industri pulp dan kertas
namun sebagian besar waktu sebagai perawatan tersier.
SEDIMENTASI /FLOTASI
37. KOAGULASI
Proses untuk menghilangkan kekeruhan dan warna dari air limbah. Hasil
yang dilaporkan menunjukkan bahwa proses tersebut mampu mengurangi
COD, TOC, dan AOX sampai batas tertentu.
38. Menghilangkan warna, COD, dan AOX. arang aktif, tanah fuller, dan
abu batu bara menunjukkan hasil yang baik untuk menghilangkan
warna. Arang yang diaktivasi sendiri mampu menghilangkan 90%
COD, AOX, DOC, dan warna.
ADSORPSI
39. Oksidan seperti ozone + photocatalysis, dan ozon + UV mampu memberikan
efisien dalam menghilangkan COD , TOC dan warna. Ozon sendiri mampu
menghilangkan 90% dari EDTA dan AOX, dan lebih dari 80% COD.
OZONISASI
40. Proses membran memberikan efisien dalam
mengurangi lebih dari 90% warna, TSS, dan AOX
.
FILTRASI MEMBRAN
41. PENANGANAN BIOLOGI SECARAAEROB
lumpur teraktivasi a dapat menghapus semua jenis polutan yang berkaitan
dengan industri pulp dan kertas
Hasil yang didapat dari laguna aerasi adalah menghilangkan BOD lebih dari 95%
Penghilangan COD moderat antara 60% dan 70%, AOX sekitar 50%, dan
Penghilangan (85%) untuk fenolat terklorinasi
42. PENANGANAN BIOLOGI SECARAANAEROB
Reaktor kontak anaerobik efisien dalam menghilangkan senyawa
organik biodegradable seperti BOD, dan COD. Filter anaerob dan
reaktor terfluidisasi cocok untuk mengurangi polutan organik saja.
Reaktor kontak anaerob mampu menghilangkan lebih dari 90%
BOD dan 65% COD
43. Penggunaan jamur mampu memberikan efisien dalam
mengeluarkan warna dan COD dari limbah cair pabrik bubur
kertas. Penghapusan warna menggunakan jamur putih busuk
berada di atas 80% dan nilai OD di atas 75%.
PENANGANAN MENGGUNAKAN JAMUR