SlideShare a Scribd company logo
MEMBANGUN HUBUNGAN KONSELING
INDIVIDUAL
Disusun Oleh Kelompok 3:
1. Christy Sellina Br. Ginting (1193351045)
2. Graciella Ellovany Br. Pandia (1193351050)
3. Lilis Granella Sidabutar (1193351051)
Contoh Kasus
Arman rasa kurang semangatnya terhadap sekolah, dan rasa
kurang perhatian dari orang tua konseli tersebut. Penyebabnya
yaitu konseli tidak bisa mengatur waktu saat pulang jam kerja,
rasa malasnya tersebut di karenakan saat konseli pulang kerja
konseli tidak langsung pulang, tetapi konseli singgah dirumah
temanya untuk bermain dan konseli selalu pulang larut malam,
akhirnya konseli selalu susah untuk bangun pagi, dampaknya
konseli selalu terlambat dan tidak masuk sekolah.
Diagnosis
Berdasarkan hasil konseling yang sudah
dilakukan terhadap konseli, dapat diimpulkan
bahwa konseli mempunyai masalah terhadap
kurang semangatnya saat sekolah faktor-faktor
tersebut adalah:
- Faktor Internal
1. Kurangnya motivasi untuk belajar dan
sekolah.
2. Kurangnya disiplin dalam memanfaatkan
waktu.
- Faktor Eksternal
1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap
anaknya.
2. Pergaulan teman sebaya.
Prognosis
Setelah melakukan diagnosis, maka saran dan
masukkan yang akan saya berikan kepada konseli
untuk memecahkan masalah konseli, yaitu:
- Perlunya perhatian yang lebih dari orang tua untuk
anaknya.
- Orang tua harus membatasi waktu bermainnya.
- Lebih bisa menghargai dan memanfaatkan waktu
dengan sebaik-baiknya
- Pendidikan itu sangat penting, karna masih banyak
anak di luar sana yang ingin bersekolah tetapi orang
tua mereka tidak mampu untuk membiayai mereka jadi
selagi orang tua masih sanggup membiayai kamu
sekolah, belajarlah dengan rajin dan tekun buat orang
tua kamu bangga.
Hasil Layanan yang
Dicapai
Konseli dapat
memecahkan masalah
interpersonal,emosional,da
n keputusan tertentu.
Identitas Buku
Judul : Psikologi Konseling Sebuah
Pengantar Bagi Konselor Pendidikan
Penulis : Mulawarman, Ph. D dan
Eem Munawaroh, M.PD
Tahun : 2016
Penerbit : Universitas Negeri Malang
Judul : Kominikasi Konseling
Penulis : Drs.Enjang AS.,M.Si.,M.Ag
Tahun : 2018
Penerbit : PENERBIT NUANSA
CENDEKIA
Tempat : Bandung
ISBN : 978-602-8023-02-3
Judul : Pendekatan-Pendekatan
Konseling”Teori dan Aplikasi
Penulis : M.Andi Setiawan
Tahun : 2018
Penerbit : CV BUDI UTAMA
Tempat : Yogyakarta
ISBN : 978-602-475-808-0
Identitas Jurnal
Judul Jurnal Penulis Jurnal Vol/No/Tahun ISSN
Transference and Countertraference dalam Relasi
Konseling
MM Sri Hastuti 19(1)2010 -
Terminasi Hubungan Konseling Riem Malini 11(2)2017 2406-9485
Problematika Pelaksanaan Konseling Individual M.Fatchurahman 3(2)2017 2477-6300
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Konseling Individual
(PSIKOLOGI KONSELING: Sebuah Pengantar Bagi Konselor Pendidikan
Oleh Mulawarman,ph.D;halaman 23-26)
Menurut Gladding (2009) menyebutkan ada lima faktor yang mendukung konseling, yaitu:
1. Struktur
Mengenai struktur Gladding (2009) menjelaskan sebagai pemahaman bersama antara konselor dan klien mengenai karakteristik, kondisi, prosedur dan
parameter konseling.Struktur membantu memperjelas hubungan antara konselor dan klien, memberinya arah, melindungi hak-hak masing-masing peran
dan obligasi-obligasi baik dari konselor maupun klien dan menjamin konseling yang sukses.
2. Inisiatif
Inisiatif dapat dilihat sebagai motiviasi untuk berubah. Kebanyakan konselor berpendapat bahwa klien yang datang akan bersikap kooperatif.
Memang betul, banyak klien yang datang untuk konseling, atas kemauan sendiri dan atas kehendak sendiri. Sebagian dari mereka ini bersedia untuk
bekerja keras menghadapi permasalahannya, tetapi sebagian enggan dan segan (reluctant) berpartisipasi dalam sesi-sesi konseling. Kebanyakan klien
yang mengunjungi konselor mempunyai keengganan sampai taraf tertentu.
3. Seting fisik
Konseling dapat terjadi dimana saja, tetapi seting fisik yang nyaman, dapat meningkatkan proses menjadi lebih baik. Salah satu hal yang dapat
membantu atau merugikan proses konseling adalah tempat dimana konseling itu berlangsung. Biasanya konseling berlangsung di suatu ruangan. Setting
fisik ini perlu diperhatikan karena dapat
4. Kualitas klien
Kualitas klien juga memiliki peranan penting dalam mendukung hubungan maupun proses konseling yang kondusif. Kualitas dapat dilihat dari
kesiapan klien untuk berubah. Konseling tidak bisa dimulai kalau orang tidak mengenali adaanya kebutuhan untuk berubah. Konseling baru bisa
dimulai kalau orang sudah siap untuk menerjunkan diri mereka sendiri ke dalam proses perubahan (Lesmana, 2006).
5. Kualitas konselor
Konselor yang berkualitas sangat mendukung berhasilnya konseling. Ada beberapa karakteristik umum yang harus dipenuhi oleh seorang konselor
supaya dapat membantu terjadinya perubahan dalam diri klien yang dihadapinya. Gladding (2009) mengutip pendapat beberapa ahli Misalnya Okun
(1997), menyebutkan kesadaran diri, kejujuran, kongruensi, kemampuan untuk berkomunikasi, sebagai karakteristik yang harus dimiliki oleh konselor
2. Wawancara Awal Konseling Individual
(Komunikasi Konseling Penulis :Drs.Enjang AS.,M.Si.,M.Ag; halaman 147-154)
Pada dasarnya dalam proses konseling terdapat trik khusus untuk memancing klien agar memulai memaparkan problemnya. Di antara caranya
adalah sebagai berikut:
1. Pertama, ajakan untuk memulai (inovation to talk). Pada fase pembukaan ini, konselor mempersilakan konseli mulai menjelaskan masalah
yang ingin dibicarakan
2. Kedua, penerimaan atau penunjukan pengertian (acceptance, understanding). Dalam hal ini konselor menyatakan pengertiannya dan atau
penerimaan terhadap hal yang terungkapkan oleh klien.
3. Ketiga, perumusan kembali pikiran-gagasan atau refleksi (refflection content). Perumusan kembali pikiran-gagasan akan melibatkan
komponen pengalaman dan refleksi dalam pesan konseli, disebut pikiran-gagasan
4. Keempat, perumusan kembali perasaan atau refleksi perasaan (reflection of feeling). Tindakan ini menyangkut komponen efektif dalam pesan
klien.
5. Kelima, menjelaskan pikiran-gagasan atau klarifikasi pikiran
6. Keenam, penjelasan perasaan atau klarifikasi perasaan (clarification of feelings) yang menyangkut komponen afektif dalam pesan klien.
7. Ketujuh, permintaan untuk melanjutkan (general lead). Konselor mempersilakan klien untuk memberikan ulasan lebih lanjut tentang sesuatu
yang telah dikemukakannya.
8. Kedelapan, pengulangan satu-dua kata (accent). Dalam hal ini, konselor mengulangi satu-dua kata kunci dalam bentuk kalinat tanya.
9. Kesembilan, ringkasan (summary).
10. Kesepuluh, pertanyaan mengenai hal tertentu (question probing).
11. Kesebelas, pemberian umpan balik. Pemberian umpan balik terhadap keadaan seseorang disampaikan kepada
klien tentang bagaimana ungkapannya, sikapnya, dan tindakannya yang kemudian ditafsirkan orang lain
12. Kedua belas, pemberian informasi (information giving). Dalam hal ini konselor menyampaikan pengetahuan
tentang sesuatu kepada klien
.13. Ketiga belas, penyajian alternatif (forking respons). Dalam hal ini konselor mengemukakan beberapa alternatif
yang disuguhkan kepada klien
14. Keempat belas, penyelidikan (investigation). Konselor mengajak untuk bersama-sama menyatakan alasan pro
dan kontra pada masing-masing alternatif
15. Kelima belas, pemberian struktur (structuring). Konselor memberikan petunjuk tentang urutan langkah berpikir
atau urutan tahap dalam pembicaraan yang sebaiknya diikuti.
16. Keenam belas, interpretasi (interpretation). Kepada konseli diutarakan arti atau makna dari kata-kata atau
perbuatannya.
17. Ketujuh belas, konfrontasi (confrontation). Konselor mengarahkan perbuatan klien atas beberapa hal yang
menurut pandangan konselor tidak sesuai satu sama lain
18. Kedelapan belas, diagnosis. Konselor mengatakan kepada konseli apa yang menjadi inti masalah atau mengapa
masalah itu timbul.
19. Kesembilan belas, dukungan dan bimbingan (reassurance dan support).
20. Kedua puluh, penilaian (critism, negative evaluation). Konselor menyatakan pendapatnya berdasarkan
pertimbangan obyektif yang bersifat menolak pandangan, tindakan atau rencana klien.
3. Teriminasi Hubungan Konseling Individual
(Jurnal Terminasi Hubungan Konseling
Oleh Riem Malini Pane;halaman 3)
A. Pengertian Teriminasi
Terminasi adalah salah satu tahap dalam konseling dimana konselor harus mengakhiri konseling, keputusan ini dapat dilakukan sepihak atau bersama.
Terminasi merupakan aspek konseling yang paling sedikit dibahas. Kebanyakan konseling dianggap sudah selesai apabila klien merasa sudah puas dan tidak
memiliki masalah lagi. Tapi terminasi hubungan konseling mempunyai dampak pada semua pihak yang terlibat, dan biasanya kompleks serta rumit.
Terminasi dalam konseling memiliki beberapa fungsi penting antara lain:
a. Terminasi adalah tanda bahwa sesuatu telah selesai dilakukan. Untuk memulai pengalaman baru, pengalaman terdahulu harus diselesaikan dan dipecahkan.
b. Terminasi berarti mempertahankan perubahan yang telah dicapai dan mengembangkan keahlian untuk memecahkan masalah yang telah didapat dari konseling.
c. Terminasi bertindak sebagai pengingat bahwa klien adalah orang dewasa.
B. Hubungan Konseling Individual (Hal 24, Psikologi Konseling)
Hubungan konseling mempunyai kualitas tersendiri yang mungkin tidak terdapat dalam hubungan lain. Menurut Surya (2003:38) ada beberapa kualitas
hubungan konseling yang tidak dapat dijumpai dalam hubungan lain, yaitu:
1. Ketulusan konselor dalam melakukan hubungan membantu ditandai dengan sikap ramah, hangat, bersahabat, dsb, dapat menggugah klien untuk lebih meyakini
dirinya.
2. Pemahaman yang diberikan konselor terhadap klien dengan segala latar belakang dan masalah-masalahnya dapat membuat klien merasa diterima.
3. Ketulusan orang,akan diperoleh dan berkembang melalui interaksi dengan konselor yang tulus.
4. Resiko yang timbul dari hubungan dengan konselor, dengan sendirinya tidak menimbulkan akibat yang bersifat merusak, akan tetapi dapat menunjang
perkembangan.
5. Respon-respon baru, akan diperoleh melalui serangkaian interaksi dalam hubungan yang bersifat membantu. Dalam konseling, klien belajar bagaimana
membuat respon yang baru dan efektif dalam berinteraksi dengan lingkungan
4. Transferensi dan Resistensi
a. Transferensi. (Pendekatan-Pendekatan Konseling”Teori dan Aplikasi oleh M.Andi Setiawan; halaman 24-28)
Biasanya, di terjadi antara 3 sampai 6 bulan setelah konseli memiliki asumsi yang jelas, adanya hubungan yang khas dan dinamisyang terjadi antara
konsleor dan konseli. Tahap krisis bagi konseli merupakan masa dimana konseli akan menemukan berbagai masalah, menemukan permasalahan dalam
mengemukakan masalahnya, dan melakukan transferensi. Konselor mengantisipasi perkembangan transferensi, di mana, melalui pemikiran predikat, konseli
tidak sadar transfer konflik ke konselor yang belum diselesaikan dengan orang lain dari masa lalu, biasanya orang tuanya nya.
Analisis Transferensi (Analysis of Transference):
Transference terjadi ketika konseli memandang konselor seperti orang lain. Pada proses konseling konseli biasanya akan mengirim perasaaan-perasaan
tentang orang yang penting baginya pada masa lalu kepada konselor. Dalam analisis transferensi, konselor mendorong transferensi ini dan
menginterpretasikan perasaan perasan positif dan negatif yang diekspresikan. Pelepasan ini bersifat terapeutis, katarsis, emosional. Tetapi nilai sesungguhnya
dari analisis konselor tentang transferensi yang terjadi
b. Resistensi (Jurnal Resistensi dalam Psikoterapi: Hal 3)
Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan
analisis mimpi, klien dapat menunjukkan ketidaksediaan untuk menghubungkan pikiran, perasaan, dan pengalaman tertentu.
Freud memandang bahwa resistensi merupakan suatu dinamika yang tidak disadari untuk mempertahankan kecemasan. Resistensi atau penolakan adalah
keengganan klien untuk mengungkapkan materi ketidaksadaran yang mengancam dirinya, yang berarti ada pertahanan diri terhadap kecemasan yang
dialaminya. Apabila hal ini terjadi, maka sebenarnya merupakan kewajaran. Namun, yang penting bagi konselor adalah bagaimana pertahanan diri tersebut
dapat diterobos sehingga dapat teramati, untuk selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan, sehingga klien menyadari alasan timbulnya resistensi tersebut.
Interpretasi konselor terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi
Proses interpretasi resistensi, terapis meminta klien melakukan asosiasi bebas dan analisis mimpi yang dapat menunjukkan kesediaan klien untuk
menghubungkan pikiran, perasaan dan pengalaman klien. Terapis menanyakan bila terjadi hal yang berbeda dengan apa yang di utarakan misal klien bercerita
dengan penuh semangat namun tiba-tiba sedih.
Kesimpulan
Membangun hubungan dalam konseling merupakan langkah pertama dalam peroses konseling, membina hubungan
sangatlah penting. Konseling adalah bentuk khusus dari hubungan atau komunikasi interpersonal. Berarti kaidah-kaidah
yang berlaku dalam komunikasi, berlaku juga dalam konseling. Menjalin hubungan dalam dalam konseli.
Kualitas hubungan konseling yang tidak dapat dijumpai dalam hubungan lain yaitu ketulusan konselor dalam
melakukan hubungan membantu ditandai dengan sikap ramah, hangat, bersahabat, dsb, dapat menggugah klien untuk
lebih meyakini dirinya.Pemahaman yang diberikan konselor terhadap klien dengan segala latar belakang dan masalah-
masalahnya dapat membuat klien merasa diterima.Ketulusan orang,akan diperoleh dan berkembang melalui interaksi
dengan konselor yang tulus.Resiko yang timbul dari hubungan dengan konselor, dengan sendirinya tidak menimbulkan
akibat yang bersifat merusak, akan tetapi dapat menunjang perkembangan.Respon-respon baru, akan diperoleh melalui
serangkaian interaksi dalam hubungan yang bersifat membantu. Dalam konseling, klien belajar bagaimana membuat
respon yang baru dan efektif dalam berinteraksi dengan lingkungan.
PPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptx

More Related Content

What's hot

Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
Nur Arifaizal Basri
 
Psikologi umum 1, kode etik
Psikologi umum 1, kode etik Psikologi umum 1, kode etik
Psikologi umum 1, kode etik
Irvan Khoerul
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilakuAfra Balqis
 
sejarah bimbingan dan konseling
 sejarah bimbingan dan konseling sejarah bimbingan dan konseling
sejarah bimbingan dan konseling
komisariatimmbpp
 
Materi training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajar
Materi training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajarMateri training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajar
Materi training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajar
Namin AB Ibnu Solihin
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial
rizkyaden
 
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Hudenk Hudunx
 
Satuan layanan bk karir
Satuan layanan bk karirSatuan layanan bk karir
Satuan layanan bk karir
siti rahma
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1
Umi Arifah
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
Puryanto SS
 
prokrastinasi akademik
prokrastinasi akademikprokrastinasi akademik
prokrastinasi akademik
bkupstegal
 
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
elmakrufi
 
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
Nur Arifaizal Basri
 
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIFKONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
Muslikahfipunnes
 
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
aji ali mabruri
 
Motivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar PptMotivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar Ppt
desips_1012
 
AUM PTSDL
AUM PTSDLAUM PTSDL
AUM PTSDL
Adri Hermawan
 
Proposal Penawaran Jasa psikotest, tes psikologi, tes minat bakat & tes p...
Proposal Penawaran Jasa psikotest, tes psikologi, tes minat bakat & tes p...Proposal Penawaran Jasa psikotest, tes psikologi, tes minat bakat & tes p...
Proposal Penawaran Jasa psikotest, tes psikologi, tes minat bakat & tes p...
Kang Vajar
 
Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)
Ikha Mardiyah
 

What's hot (20)

PPT STRES
PPT STRESPPT STRES
PPT STRES
 
Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
 
Psikologi umum 1, kode etik
Psikologi umum 1, kode etik Psikologi umum 1, kode etik
Psikologi umum 1, kode etik
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilaku
 
sejarah bimbingan dan konseling
 sejarah bimbingan dan konseling sejarah bimbingan dan konseling
sejarah bimbingan dan konseling
 
Materi training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajar
Materi training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajarMateri training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajar
Materi training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajar
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial
 
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
 
Satuan layanan bk karir
Satuan layanan bk karirSatuan layanan bk karir
Satuan layanan bk karir
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
prokrastinasi akademik
prokrastinasi akademikprokrastinasi akademik
prokrastinasi akademik
 
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
 
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
 
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIFKONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
 
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
 
Motivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar PptMotivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar Ppt
 
AUM PTSDL
AUM PTSDLAUM PTSDL
AUM PTSDL
 
Proposal Penawaran Jasa psikotest, tes psikologi, tes minat bakat & tes p...
Proposal Penawaran Jasa psikotest, tes psikologi, tes minat bakat & tes p...Proposal Penawaran Jasa psikotest, tes psikologi, tes minat bakat & tes p...
Proposal Penawaran Jasa psikotest, tes psikologi, tes minat bakat & tes p...
 
Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)
 

Similar to PPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptx

Penstrukturan
PenstrukturanPenstrukturan
Penstrukturan
Ade Dini Afry Annisa
 
peta kognitif
peta kognitif peta kognitif
peta kognitif
herry17
 
Profesi Kependidikan : Konsep Konseling
Profesi Kependidikan : Konsep KonselingProfesi Kependidikan : Konsep Konseling
Profesi Kependidikan : Konsep Konseling
Anisa Nur Lail
 
PROSES KAUNSELING INDIVIDU.docx
PROSES KAUNSELING INDIVIDU.docxPROSES KAUNSELING INDIVIDU.docx
PROSES KAUNSELING INDIVIDU.docx
ssuserebee75
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
MartinusOlaNedin
 
Power Point
Power PointPower Point
Power Point
IlahNursilah
 
Unit 2 teknik dan proses kaunseling (1)
Unit 2 teknik dan proses kaunseling (1)Unit 2 teknik dan proses kaunseling (1)
Unit 2 teknik dan proses kaunseling (1)Nazrul azizi
 
ESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencana
Stiunus Esap
 
Nota ringkas edu 3107
Nota ringkas edu 3107Nota ringkas edu 3107
Nota ringkas edu 3107
dhuhahuda
 
DASAR-DASAR KONSELING
DASAR-DASAR KONSELINGDASAR-DASAR KONSELING
DASAR-DASAR KONSELING
Nurfadhilah Idris
 
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan KonsleingInterview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
PunikDani
 
Konsep bimbingan dan kaunseling
Konsep bimbingan dan kaunselingKonsep bimbingan dan kaunseling
Konsep bimbingan dan kaunseling廷武 邹
 
4. 4.1
4. 4.14. 4.1
4. 4.1
Ayudhyna
 
Konseling Individu NL kelas 9 sekolah penggerak .pdf
Konseling Individu NL kelas 9 sekolah penggerak   .pdfKonseling Individu NL kelas 9 sekolah penggerak   .pdf
Konseling Individu NL kelas 9 sekolah penggerak .pdf
alifiapramida47
 
Tutoial minggu 3
Tutoial minggu 3Tutoial minggu 3
Tutoial minggu 3
irenelina91
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Kristyawan Sutriyanto
 
NOTA RINGKAS EDU3107
NOTA RINGKAS EDU3107NOTA RINGKAS EDU3107
NOTA RINGKAS EDU3107
Syafiqah Mohamed Noor
 
Dewi rizki agustina 4520210075 helping and facilitating_kelas b
Dewi rizki agustina 4520210075 helping and facilitating_kelas bDewi rizki agustina 4520210075 helping and facilitating_kelas b
Dewi rizki agustina 4520210075 helping and facilitating_kelas b
DewiRizki4
 
Presentation (bhs)
Presentation (bhs)Presentation (bhs)
Presentation (bhs)
mohdnursani
 

Similar to PPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptx (20)

Penstrukturan
PenstrukturanPenstrukturan
Penstrukturan
 
peta kognitif
peta kognitif peta kognitif
peta kognitif
 
Profesi Kependidikan : Konsep Konseling
Profesi Kependidikan : Konsep KonselingProfesi Kependidikan : Konsep Konseling
Profesi Kependidikan : Konsep Konseling
 
PROSES KAUNSELING INDIVIDU.docx
PROSES KAUNSELING INDIVIDU.docxPROSES KAUNSELING INDIVIDU.docx
PROSES KAUNSELING INDIVIDU.docx
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
Power Point
Power PointPower Point
Power Point
 
Power Point
Power PointPower Point
Power Point
 
Unit 2 teknik dan proses kaunseling (1)
Unit 2 teknik dan proses kaunseling (1)Unit 2 teknik dan proses kaunseling (1)
Unit 2 teknik dan proses kaunseling (1)
 
ESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencana
 
Nota ringkas edu 3107
Nota ringkas edu 3107Nota ringkas edu 3107
Nota ringkas edu 3107
 
DASAR-DASAR KONSELING
DASAR-DASAR KONSELINGDASAR-DASAR KONSELING
DASAR-DASAR KONSELING
 
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan KonsleingInterview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
 
Konsep bimbingan dan kaunseling
Konsep bimbingan dan kaunselingKonsep bimbingan dan kaunseling
Konsep bimbingan dan kaunseling
 
4. 4.1
4. 4.14. 4.1
4. 4.1
 
Konseling Individu NL kelas 9 sekolah penggerak .pdf
Konseling Individu NL kelas 9 sekolah penggerak   .pdfKonseling Individu NL kelas 9 sekolah penggerak   .pdf
Konseling Individu NL kelas 9 sekolah penggerak .pdf
 
Tutoial minggu 3
Tutoial minggu 3Tutoial minggu 3
Tutoial minggu 3
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
 
NOTA RINGKAS EDU3107
NOTA RINGKAS EDU3107NOTA RINGKAS EDU3107
NOTA RINGKAS EDU3107
 
Dewi rizki agustina 4520210075 helping and facilitating_kelas b
Dewi rizki agustina 4520210075 helping and facilitating_kelas bDewi rizki agustina 4520210075 helping and facilitating_kelas b
Dewi rizki agustina 4520210075 helping and facilitating_kelas b
 
Presentation (bhs)
Presentation (bhs)Presentation (bhs)
Presentation (bhs)
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
opkcibungbulang
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
PutraDwitara
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 

PPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptx

  • 1. MEMBANGUN HUBUNGAN KONSELING INDIVIDUAL Disusun Oleh Kelompok 3: 1. Christy Sellina Br. Ginting (1193351045) 2. Graciella Ellovany Br. Pandia (1193351050) 3. Lilis Granella Sidabutar (1193351051)
  • 2. Contoh Kasus Arman rasa kurang semangatnya terhadap sekolah, dan rasa kurang perhatian dari orang tua konseli tersebut. Penyebabnya yaitu konseli tidak bisa mengatur waktu saat pulang jam kerja, rasa malasnya tersebut di karenakan saat konseli pulang kerja konseli tidak langsung pulang, tetapi konseli singgah dirumah temanya untuk bermain dan konseli selalu pulang larut malam, akhirnya konseli selalu susah untuk bangun pagi, dampaknya konseli selalu terlambat dan tidak masuk sekolah. Diagnosis Berdasarkan hasil konseling yang sudah dilakukan terhadap konseli, dapat diimpulkan bahwa konseli mempunyai masalah terhadap kurang semangatnya saat sekolah faktor-faktor tersebut adalah: - Faktor Internal 1. Kurangnya motivasi untuk belajar dan sekolah. 2. Kurangnya disiplin dalam memanfaatkan waktu. - Faktor Eksternal 1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya. 2. Pergaulan teman sebaya. Prognosis Setelah melakukan diagnosis, maka saran dan masukkan yang akan saya berikan kepada konseli untuk memecahkan masalah konseli, yaitu: - Perlunya perhatian yang lebih dari orang tua untuk anaknya. - Orang tua harus membatasi waktu bermainnya. - Lebih bisa menghargai dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya - Pendidikan itu sangat penting, karna masih banyak anak di luar sana yang ingin bersekolah tetapi orang tua mereka tidak mampu untuk membiayai mereka jadi selagi orang tua masih sanggup membiayai kamu sekolah, belajarlah dengan rajin dan tekun buat orang tua kamu bangga. Hasil Layanan yang Dicapai Konseli dapat memecahkan masalah interpersonal,emosional,da n keputusan tertentu.
  • 3. Identitas Buku Judul : Psikologi Konseling Sebuah Pengantar Bagi Konselor Pendidikan Penulis : Mulawarman, Ph. D dan Eem Munawaroh, M.PD Tahun : 2016 Penerbit : Universitas Negeri Malang Judul : Kominikasi Konseling Penulis : Drs.Enjang AS.,M.Si.,M.Ag Tahun : 2018 Penerbit : PENERBIT NUANSA CENDEKIA Tempat : Bandung ISBN : 978-602-8023-02-3 Judul : Pendekatan-Pendekatan Konseling”Teori dan Aplikasi Penulis : M.Andi Setiawan Tahun : 2018 Penerbit : CV BUDI UTAMA Tempat : Yogyakarta ISBN : 978-602-475-808-0
  • 4. Identitas Jurnal Judul Jurnal Penulis Jurnal Vol/No/Tahun ISSN Transference and Countertraference dalam Relasi Konseling MM Sri Hastuti 19(1)2010 - Terminasi Hubungan Konseling Riem Malini 11(2)2017 2406-9485 Problematika Pelaksanaan Konseling Individual M.Fatchurahman 3(2)2017 2477-6300
  • 5. 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Konseling Individual (PSIKOLOGI KONSELING: Sebuah Pengantar Bagi Konselor Pendidikan Oleh Mulawarman,ph.D;halaman 23-26) Menurut Gladding (2009) menyebutkan ada lima faktor yang mendukung konseling, yaitu: 1. Struktur Mengenai struktur Gladding (2009) menjelaskan sebagai pemahaman bersama antara konselor dan klien mengenai karakteristik, kondisi, prosedur dan parameter konseling.Struktur membantu memperjelas hubungan antara konselor dan klien, memberinya arah, melindungi hak-hak masing-masing peran dan obligasi-obligasi baik dari konselor maupun klien dan menjamin konseling yang sukses. 2. Inisiatif Inisiatif dapat dilihat sebagai motiviasi untuk berubah. Kebanyakan konselor berpendapat bahwa klien yang datang akan bersikap kooperatif. Memang betul, banyak klien yang datang untuk konseling, atas kemauan sendiri dan atas kehendak sendiri. Sebagian dari mereka ini bersedia untuk bekerja keras menghadapi permasalahannya, tetapi sebagian enggan dan segan (reluctant) berpartisipasi dalam sesi-sesi konseling. Kebanyakan klien yang mengunjungi konselor mempunyai keengganan sampai taraf tertentu. 3. Seting fisik Konseling dapat terjadi dimana saja, tetapi seting fisik yang nyaman, dapat meningkatkan proses menjadi lebih baik. Salah satu hal yang dapat membantu atau merugikan proses konseling adalah tempat dimana konseling itu berlangsung. Biasanya konseling berlangsung di suatu ruangan. Setting fisik ini perlu diperhatikan karena dapat 4. Kualitas klien Kualitas klien juga memiliki peranan penting dalam mendukung hubungan maupun proses konseling yang kondusif. Kualitas dapat dilihat dari kesiapan klien untuk berubah. Konseling tidak bisa dimulai kalau orang tidak mengenali adaanya kebutuhan untuk berubah. Konseling baru bisa dimulai kalau orang sudah siap untuk menerjunkan diri mereka sendiri ke dalam proses perubahan (Lesmana, 2006). 5. Kualitas konselor Konselor yang berkualitas sangat mendukung berhasilnya konseling. Ada beberapa karakteristik umum yang harus dipenuhi oleh seorang konselor supaya dapat membantu terjadinya perubahan dalam diri klien yang dihadapinya. Gladding (2009) mengutip pendapat beberapa ahli Misalnya Okun (1997), menyebutkan kesadaran diri, kejujuran, kongruensi, kemampuan untuk berkomunikasi, sebagai karakteristik yang harus dimiliki oleh konselor
  • 6. 2. Wawancara Awal Konseling Individual (Komunikasi Konseling Penulis :Drs.Enjang AS.,M.Si.,M.Ag; halaman 147-154) Pada dasarnya dalam proses konseling terdapat trik khusus untuk memancing klien agar memulai memaparkan problemnya. Di antara caranya adalah sebagai berikut: 1. Pertama, ajakan untuk memulai (inovation to talk). Pada fase pembukaan ini, konselor mempersilakan konseli mulai menjelaskan masalah yang ingin dibicarakan 2. Kedua, penerimaan atau penunjukan pengertian (acceptance, understanding). Dalam hal ini konselor menyatakan pengertiannya dan atau penerimaan terhadap hal yang terungkapkan oleh klien. 3. Ketiga, perumusan kembali pikiran-gagasan atau refleksi (refflection content). Perumusan kembali pikiran-gagasan akan melibatkan komponen pengalaman dan refleksi dalam pesan konseli, disebut pikiran-gagasan 4. Keempat, perumusan kembali perasaan atau refleksi perasaan (reflection of feeling). Tindakan ini menyangkut komponen efektif dalam pesan klien. 5. Kelima, menjelaskan pikiran-gagasan atau klarifikasi pikiran 6. Keenam, penjelasan perasaan atau klarifikasi perasaan (clarification of feelings) yang menyangkut komponen afektif dalam pesan klien. 7. Ketujuh, permintaan untuk melanjutkan (general lead). Konselor mempersilakan klien untuk memberikan ulasan lebih lanjut tentang sesuatu yang telah dikemukakannya. 8. Kedelapan, pengulangan satu-dua kata (accent). Dalam hal ini, konselor mengulangi satu-dua kata kunci dalam bentuk kalinat tanya. 9. Kesembilan, ringkasan (summary). 10. Kesepuluh, pertanyaan mengenai hal tertentu (question probing).
  • 7. 11. Kesebelas, pemberian umpan balik. Pemberian umpan balik terhadap keadaan seseorang disampaikan kepada klien tentang bagaimana ungkapannya, sikapnya, dan tindakannya yang kemudian ditafsirkan orang lain 12. Kedua belas, pemberian informasi (information giving). Dalam hal ini konselor menyampaikan pengetahuan tentang sesuatu kepada klien .13. Ketiga belas, penyajian alternatif (forking respons). Dalam hal ini konselor mengemukakan beberapa alternatif yang disuguhkan kepada klien 14. Keempat belas, penyelidikan (investigation). Konselor mengajak untuk bersama-sama menyatakan alasan pro dan kontra pada masing-masing alternatif 15. Kelima belas, pemberian struktur (structuring). Konselor memberikan petunjuk tentang urutan langkah berpikir atau urutan tahap dalam pembicaraan yang sebaiknya diikuti. 16. Keenam belas, interpretasi (interpretation). Kepada konseli diutarakan arti atau makna dari kata-kata atau perbuatannya. 17. Ketujuh belas, konfrontasi (confrontation). Konselor mengarahkan perbuatan klien atas beberapa hal yang menurut pandangan konselor tidak sesuai satu sama lain 18. Kedelapan belas, diagnosis. Konselor mengatakan kepada konseli apa yang menjadi inti masalah atau mengapa masalah itu timbul. 19. Kesembilan belas, dukungan dan bimbingan (reassurance dan support). 20. Kedua puluh, penilaian (critism, negative evaluation). Konselor menyatakan pendapatnya berdasarkan pertimbangan obyektif yang bersifat menolak pandangan, tindakan atau rencana klien.
  • 8. 3. Teriminasi Hubungan Konseling Individual (Jurnal Terminasi Hubungan Konseling Oleh Riem Malini Pane;halaman 3) A. Pengertian Teriminasi Terminasi adalah salah satu tahap dalam konseling dimana konselor harus mengakhiri konseling, keputusan ini dapat dilakukan sepihak atau bersama. Terminasi merupakan aspek konseling yang paling sedikit dibahas. Kebanyakan konseling dianggap sudah selesai apabila klien merasa sudah puas dan tidak memiliki masalah lagi. Tapi terminasi hubungan konseling mempunyai dampak pada semua pihak yang terlibat, dan biasanya kompleks serta rumit. Terminasi dalam konseling memiliki beberapa fungsi penting antara lain: a. Terminasi adalah tanda bahwa sesuatu telah selesai dilakukan. Untuk memulai pengalaman baru, pengalaman terdahulu harus diselesaikan dan dipecahkan. b. Terminasi berarti mempertahankan perubahan yang telah dicapai dan mengembangkan keahlian untuk memecahkan masalah yang telah didapat dari konseling. c. Terminasi bertindak sebagai pengingat bahwa klien adalah orang dewasa. B. Hubungan Konseling Individual (Hal 24, Psikologi Konseling) Hubungan konseling mempunyai kualitas tersendiri yang mungkin tidak terdapat dalam hubungan lain. Menurut Surya (2003:38) ada beberapa kualitas hubungan konseling yang tidak dapat dijumpai dalam hubungan lain, yaitu: 1. Ketulusan konselor dalam melakukan hubungan membantu ditandai dengan sikap ramah, hangat, bersahabat, dsb, dapat menggugah klien untuk lebih meyakini dirinya. 2. Pemahaman yang diberikan konselor terhadap klien dengan segala latar belakang dan masalah-masalahnya dapat membuat klien merasa diterima. 3. Ketulusan orang,akan diperoleh dan berkembang melalui interaksi dengan konselor yang tulus. 4. Resiko yang timbul dari hubungan dengan konselor, dengan sendirinya tidak menimbulkan akibat yang bersifat merusak, akan tetapi dapat menunjang perkembangan. 5. Respon-respon baru, akan diperoleh melalui serangkaian interaksi dalam hubungan yang bersifat membantu. Dalam konseling, klien belajar bagaimana membuat respon yang baru dan efektif dalam berinteraksi dengan lingkungan
  • 9. 4. Transferensi dan Resistensi a. Transferensi. (Pendekatan-Pendekatan Konseling”Teori dan Aplikasi oleh M.Andi Setiawan; halaman 24-28) Biasanya, di terjadi antara 3 sampai 6 bulan setelah konseli memiliki asumsi yang jelas, adanya hubungan yang khas dan dinamisyang terjadi antara konsleor dan konseli. Tahap krisis bagi konseli merupakan masa dimana konseli akan menemukan berbagai masalah, menemukan permasalahan dalam mengemukakan masalahnya, dan melakukan transferensi. Konselor mengantisipasi perkembangan transferensi, di mana, melalui pemikiran predikat, konseli tidak sadar transfer konflik ke konselor yang belum diselesaikan dengan orang lain dari masa lalu, biasanya orang tuanya nya. Analisis Transferensi (Analysis of Transference): Transference terjadi ketika konseli memandang konselor seperti orang lain. Pada proses konseling konseli biasanya akan mengirim perasaaan-perasaan tentang orang yang penting baginya pada masa lalu kepada konselor. Dalam analisis transferensi, konselor mendorong transferensi ini dan menginterpretasikan perasaan perasan positif dan negatif yang diekspresikan. Pelepasan ini bersifat terapeutis, katarsis, emosional. Tetapi nilai sesungguhnya dari analisis konselor tentang transferensi yang terjadi b. Resistensi (Jurnal Resistensi dalam Psikoterapi: Hal 3) Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan analisis mimpi, klien dapat menunjukkan ketidaksediaan untuk menghubungkan pikiran, perasaan, dan pengalaman tertentu. Freud memandang bahwa resistensi merupakan suatu dinamika yang tidak disadari untuk mempertahankan kecemasan. Resistensi atau penolakan adalah keengganan klien untuk mengungkapkan materi ketidaksadaran yang mengancam dirinya, yang berarti ada pertahanan diri terhadap kecemasan yang dialaminya. Apabila hal ini terjadi, maka sebenarnya merupakan kewajaran. Namun, yang penting bagi konselor adalah bagaimana pertahanan diri tersebut dapat diterobos sehingga dapat teramati, untuk selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan, sehingga klien menyadari alasan timbulnya resistensi tersebut. Interpretasi konselor terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi Proses interpretasi resistensi, terapis meminta klien melakukan asosiasi bebas dan analisis mimpi yang dapat menunjukkan kesediaan klien untuk menghubungkan pikiran, perasaan dan pengalaman klien. Terapis menanyakan bila terjadi hal yang berbeda dengan apa yang di utarakan misal klien bercerita dengan penuh semangat namun tiba-tiba sedih.
  • 10. Kesimpulan Membangun hubungan dalam konseling merupakan langkah pertama dalam peroses konseling, membina hubungan sangatlah penting. Konseling adalah bentuk khusus dari hubungan atau komunikasi interpersonal. Berarti kaidah-kaidah yang berlaku dalam komunikasi, berlaku juga dalam konseling. Menjalin hubungan dalam dalam konseli. Kualitas hubungan konseling yang tidak dapat dijumpai dalam hubungan lain yaitu ketulusan konselor dalam melakukan hubungan membantu ditandai dengan sikap ramah, hangat, bersahabat, dsb, dapat menggugah klien untuk lebih meyakini dirinya.Pemahaman yang diberikan konselor terhadap klien dengan segala latar belakang dan masalah- masalahnya dapat membuat klien merasa diterima.Ketulusan orang,akan diperoleh dan berkembang melalui interaksi dengan konselor yang tulus.Resiko yang timbul dari hubungan dengan konselor, dengan sendirinya tidak menimbulkan akibat yang bersifat merusak, akan tetapi dapat menunjang perkembangan.Respon-respon baru, akan diperoleh melalui serangkaian interaksi dalam hubungan yang bersifat membantu. Dalam konseling, klien belajar bagaimana membuat respon yang baru dan efektif dalam berinteraksi dengan lingkungan.