SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
HUKUM ISLAM KELAS B KELOMPOK 4
Sabrina Budiarti { 3021210310 }
Dhafa Aresty F { 3021210224 }
Eriza Novalliyah { 3021210150 }
Muhammad Alwi { 3021210117 }
Dominico Savio Hugo M B { 3021210223 }
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERNIKAHAN
BEDA AGAMA DALAM HUKUM ISLAM
Salah satu polemik yang masih kontroversial dalam masyarakat hingga saat ini
adalah pernikahan beda agama. Nikah beda agama merupakan pernikahan yang
dilakukan oleh pasangan yang saling mencintai dan bersepakat untuk hidup
bersama dalam suatu keluarga dengan perbedaan keyakinan. Ada dua cara
penyelundupan nikah beda agama, diantaranya adalah :
a. Mengenyampingkan hukum nasional, dengan cara melakukan perkawinan di
luar negeri dan melangsungkan perkawinan secara adat.
b. Mengenyampingkan hukum agama, dengan cara menikah dua kali dan
berpindah agama sementara pada saat perkawinan dilangsungkan, kemudian
kembali pada agama semula setelah perkawinan dilangsungkan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terjadinya penyelundupan pernikahan beda agama membuat hukum perkawinan
kehilangan kewibawaannya dan menunjukkan bahwa kini hukum perkawinan tidak
sesuai lagi dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, telah
terjadi suatu kesenjangan antara hukum yang dicita-citakan dengan realitas hukum yang
ada di masyarakat mengenai permasalahan hukum perkawinan beda agama.
Berdasarkan hukum perkawinan Islam, perkawinan dapat diterima dan dianggap sah
dalam agama apabila memenuhi syarat suatu perkawinan dimana kedua pengantin yang
ingin membentuk suatu keluarga dalam ikatan perkawinan harus memiliki keyakinan
yang sama yaitu beragama Islam. Namun kini di masyarakat telah terjadi pengabaian
hukum agama. Maka dari itu, perlu diadakan suatu penelitian tentang “Tinjauan Yuridis
Terhadap Pernikahan Beda Agama Dalam Hukum Islam”.
1. Undang-undang Perkawinan Pasal 1 Tahun 1974
Isinya mengenai “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
2. Undang-Undang Perkawinan Pasal 2 Ayat (1) Tahun 1974
Isinya mengenai “Perkawinan adalah sah apabila dilakukan
menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya
itu”.
B. POKOK PERMASALAHAN
Konsep Al-Maqasid As-Syariah
Al-Maqasid As-Syariah yaitu makna dan tujuan yang yang
dikehendaki syarat dalam mensyariatkan suatu hukum bagi
kemaslahatan umat manusia. Al-Maqasid As-Syariah ini telah ada
sebagai landasan untuk menetapkan hukum sejak zaman Nabi
Muhammad SAW.
Seorang ahli usul fikih kontemporer dari Tunisia yakni Muhammad
Thahi bin Asyur membagi Al Maqasid As- Syariah dilihat dari segi
objeknya menjadi tiga bagian yaitu:
Al-Maqasid Al-Ammah
Al-Maqasid Al-Khassah
Al-Maqasid Al-Juz’iyyah
Sedangkan menurut Imam Asy-Syatibi yang merupakan ahli usul fikih
Mazhab Maliki untuk dapat mewujudkan kemaslahatan dunia dan
akhirat ada lima pokok yang harus diwujudkan dan dipelihara
diantaranya adalah :
Pemeliharaan agama
Pemeliharaan jiwa
Pemeliharaan akal
Pemeliharaan keturunan
Pemeliharaan harta
Kelima hal tersebut pada kasus nikah beda agama dalam hukum islam
apabila dikaitkan dengan konsep Al-Maqasid As-Syariah akan
bertentangan dengan konsep - konsep pemeliharaan tersebut, karena
tidak ada tujuan yang dapat diperoleh sesuai dengan Al-Maqasid As-
Syariah.
Teori-teori berlakunya Hukum Islam di Indonesia
•Ajaran Islam tentang pentaatan hukum :
-Dalam Al-Qur'an ada ketentuan bahwa bag orang Islam pada dasarnya diperintahkan untuk tat kepada Allah dan
Rasulnya (Q. 4: 59, Q. 24: 51, Q. 33:36 )
-Mengambil pilihan hukum lain selain Al-Qur'an & Sunnah adalah lalim (Q. 5:44, 45, 47)
•Teori Otoritas Hukum
-Apabila orang islam telah menerima Islam sebagai agamanya maka ia menerima otoritas hukum Islam atas dirinya (HAR.
Gibb)
•Teori Receptie In Complexu
-Bagi orang Islam yang berlaku adalah Hukum Islam sebab dia telah memeluk agama Islam, walaupun dalam
pelaksanaanya terdapat penyimpangan-penyimpangan (LWC van den Berg)
•Teori Receptie (Teori Belah Bambu)
-Bagi rakyat pribumi pada dasarnya berlaku Hukum Adat, Hukum Islam berlaku kalau norma hukum Islam telah diterima
oleh masyarakat sebagai Hukum Adat. (C. Snouck Hurgronye,Ter Har Bzn, Van Vollenhoven
•Teori Receptie Exit (Hukum Iblis)
-Orang Islam harus keluar dari teori receptie karena bertentangan dengan Al-Qur'an dan Hadits ( Hazairin)
-Q.S 2:170, 5:104
•Teori Receptio a contrario
-Yang berlaku bagi masyarakat pribumi adalah hukum agamanya, hukum adat dapat berlaku apabila tidak
bertentangan dengan hukum agama ( Sajuti Thalib)
•Teori Existensi
-Hukum Islam ada dalam sistem Hukum Nasional (Ichtijanto)
•Usaha Pemerintah Hindia Belanda Melemahkan Hukum Islam di Indonesia
-Menanggalkan wewenang Raad Agama (PA) untuk mengadili masalah-masalah waris di Jawa dan Madura dan
Kalimantan Selatan
-Memberikan wewenang mengadili masalah waris yang telah dicabut dari Pengadilan Agama tsb kepada
Landraad
-Melarang Penyelesaian menurut Hukum Islam jikalau di tempat adanya perkara tidak diketahui bagaimana
bunyinya Hukum Adat.
A. Pernikahan Beda Agama Menurut Agama
Perkawinan beda agama tidak hanya merupakan larangan agama,
tetapi juga telah dilarang oleh undang-undang, namun demikian tidak
sedikit umat Islam Indonesia dengan berbagai alasan telah melakukan
perkawinan dengan orang yang tidak seagama dengan mereka.
Sebenarnya, Allah SWT dalam firman-firman-Nya yang tercantum di Al-
Qur'an telah menjelaskan hukum pernikahan seorang muslim dengan
non-muslim, atau singkatnya disebut sebagai pernikahan beda agama.
BAB II PEMBAHASAN
Semua Ulama sepakat bahwa sesungguhnya pernikahan antar agama ini sampai
kapanpun tidak dapat dibenarkan Melanggar Hukum Agama. Al-Qur'an dengan tegas
,melarang pernikahan seorang muslim / muslimah dengan orang musyrik / kafi
sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah ayat 221:12


‫ُحوا‬ ‫ِك‬ ‫ن‬
‫ُْت‬
‫ر‬ ‫ِْش‬ ‫ُم‬ ‫َل‬ ‫ْم‬ ‫و‬ ‫ة‬‫َن‬‫ِم‬ ‫ؤ‬ ‫ْم‬ُّ ‫ْن‬ ‫ة‬ ‫َك‬ ‫م‬ ِ ‫ر‬ ‫ِْش‬ ‫ْو‬ ‫ُّم‬ ‫ر‬ ‫ي‬‫ْخ‬َ ‫َل‬‫َو‬َ ‫َمة‬ ْ ‫ى‬‫ّٰت‬ ‫ال‬ ‫َح‬ ۗ ‫ن‬ ‫ِم‬ ‫ْؤ‬ ‫ُي‬ ‫ل‬‫َو‬َ ‫ِت‬ ‫ُحوا‬ ‫ِك‬ ‫ن‬‫َْت‬ ‫ٰك‬ ‫ر‬ ‫ِْش‬ ‫ُم‬
‫ْو‬ ‫ُع‬‫ْد‬‫َي‬ ‫ا‬ ٰٰۤ ‫ُك‬‫َب‬‫َج‬ ‫َك‬ ‫ِٕى‬ ۗ ‫ْع‬ ‫َا‬ ‫َل‬ ‫ْم‬ ‫و‬ ‫َع‬‫َل‬‫َو‬ ‫ك‬ ‫ْن‬ ‫م‬ ِ ‫ر‬ ‫ي‬‫ْخ‬َ ‫ن‬ ‫ِم‬ ‫ؤ‬ ‫ْم‬ُّ ‫ر‬ ‫ِْش‬ ‫ْو‬ ‫ُّم‬ ‫ْبد‬ ‫ْوا‬ ‫ُۗن‬‫ِم‬ ‫ْؤ‬ ‫ُي‬ ْ ‫ى‬‫ّٰت‬ ‫ال‬ ‫َح‬ ‫ُك‬‫ْت‬‫َب‬‫َج‬ ‫َل‬ ۚ ‫ْع‬ ‫َا‬ ‫َو‬ ‫َن‬ ‫ي‬‫ْك‬ِ
ࣖ ‫ك‬ ‫َذ‬‫َت‬‫َي‬ ‫م‬‫ُْه‬ ‫ِس‬ ‫ا‬ ‫ِللن‬ ‫ا‬ ٰ ‫ي‬‫َب‬‫ُي‬‫َو‬ ‫ه‬ ‫ِت‬‫ٰي‬ ِ ‫ُن‬ ‫ب‬ ِ ‫ْذ‬‫ِا‬ ‫َوال‬ ‫ۚه‬ ‫ِن‬ ْ ‫ف‬‫ِْغ‬ ‫َم‬ ‫ِة‬ ‫ال‬ ‫َر‬ ْ ‫َجن‬ ‫ىَل‬‫ِا‬ ‫وا‬
ْْٓ
‫ُع‬‫ْد‬‫َي‬ ‫ُال‬‫ل‬ّّٰ ۖ ‫ا‬ ‫الن‬ ‫َو‬ ‫ِة‬ َ ‫ِال‬ ‫ِر‬ ‫ُول‬ ‫ى‬ ‫َن‬
‫َن‬ ‫و‬‫ْر‬ُ ‫ل‬ ٢٢١ -
B. Pernikahan Beda Agama Menurut Hadist
Dalam Alquran, setidaknya ada dua ayat yang menegaskan haramnya beda agama yaitu pertama:
‫ٍك‬‫ِر‬ ‫ْش‬‫ُّم‬ ‫ْن‬‫ِّم‬ ‫ٌر‬‫ْي‬‫َخ‬ ‫ٌن‬‫ِم‬‫ْؤ‬‫ُّم‬ ‫ٌد‬‫ْب‬‫َع‬‫َل‬‫َو‬ ۗ ‫ا‬‫ْو‬‫ُن‬‫ِم‬‫ْؤ‬‫ُي‬ ‫ى‬‫ّٰت‬‫َح‬ ‫َن‬‫ْي‬‫ِك‬‫ِر‬ ‫ْش‬‫ُم‬‫ْل‬‫ا‬ ‫وا‬‫ُح‬‫ِك‬‫ْن‬‫ُت‬ ‫اَل‬‫َو‬ ۚ ‫ْم‬‫ُك‬‫ْت‬‫َب‬‫َج‬‫ْع‬‫َا‬ ‫ْو‬‫َل‬‫َّو‬ ‫ٍة‬‫َك‬‫ِر‬ ‫ْش‬‫ُّم‬ ‫ْن‬‫ِّم‬ ‫ٌر‬‫ْي‬‫َخ‬ ‫ٌة‬‫َن‬‫ِم‬‫ْؤ‬‫ُّم‬ ‫ٌة‬‫َم‬‫َاَل‬‫َو‬ ۗ ‫َّن‬‫ِم‬‫ْؤ‬‫ُي‬ ‫ى‬‫ّٰت‬‫َح‬ ‫ِت‬‫ٰك‬‫ِر‬ ‫ْش‬‫ُم‬‫ْل‬‫ا‬ ‫وا‬‫ُح‬‫ِك‬‫ْن‬‫َت‬ ‫اَل‬‫َو‬
‫َن‬‫ُرْو‬‫َّك‬‫َذ‬‫َت‬‫َي‬ ‫ْم‬‫ُه‬‫َّل‬‫َع‬‫َل‬ ‫اِس‬‫َّن‬‫ِلل‬ ‫ِتٖه‬‫ٰي‬‫ٰا‬ ‫ُن‬‫َبِّي‬‫ُي‬‫َو‬ ‫ٖۚه‬‫ِن‬‫ْذ‬‫ِا‬‫ِب‬ ‫ِة‬‫َر‬‫ِف‬‫ْغ‬‫َم‬‫ْل‬‫ا‬‫َو‬ ‫ِة‬‫َّن‬‫َج‬‫ْل‬‫ا‬ ‫ىَل‬‫ِا‬ ‫ا‬‫ْٓو‬‫ْدُع‬‫َي‬ ‫ُهّٰللا‬‫َو‬ ۖ ‫ِر‬‫ا‬‫َّن‬‫ال‬ ‫ىَل‬‫ِا‬ ‫َن‬‫ْو‬‫ْدُع‬‫َي‬ ‫َك‬ ‫ِٕى‬
‫ٰۤل‬
‫و‬‫ُا‬ ۗ ‫ْم‬‫ُك‬‫َب‬‫َج‬‫ْع‬‫َا‬‫ْو‬‫َل‬‫َّو‬
"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang
mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang
musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran." (QS Al Baqarah ayat 221)
Imam Ibnu Jarir ath-Thabari berkata, "Allah mengharamkan wanita-wanita mukmin untuk dinikahkan dengan lelaki
musyrik mana saja (baik ahli kitab maupun tidak)." (Jami' al-Bayan 2/379).
Imam al-Qurthubi berkata, "Jangan kalian nikahkan wanita muslimah dengan lelaki musyrik. Umat telah bersepakat
bahwa orang musyrik tidak boleh menikahi wanita mukminah, karena hal itu merendahkan Islam." (Al-Jami' li Ahkam
Alquran 1/48-49).
Al-Baghowi berkata, "Tidak bolehnya wanita muslimah menikah dengan lelaki musyrik merupakan ijma(kesepakatan ulama)." (Ma'alim at-Tanzil 1/225).
Sementara itu dalil yang kedua adalah sebagai berikut:
‫َح‬‫َنا‬‫ُج‬ ‫اَل‬‫َو‬‫ۗا‬‫ْو‬‫ْنَفُق‬‫َا‬ ‫ٓا‬‫َّم‬ ‫ْم‬‫ُه‬‫ْو‬‫ُت‬‫ٰا‬‫َو‬
‫َّۗن‬‫ُه‬‫َل‬ ‫َن‬‫ْو‬‫ُّل‬‫ِح‬‫َي‬ ‫ْم‬‫ُه‬ ‫اَل‬‫َو‬ ‫ْم‬‫ُه‬‫َّل‬ ‫ٌّل‬‫ِح‬ ‫َّن‬‫ُه‬ ‫اَل‬ ‫ِۗر‬‫ا‬‫ُكَّف‬‫ْل‬‫ا‬ ‫ىَل‬‫ِا‬ ‫َّن‬‫ُه‬‫ْو‬‫ُع‬‫ِج‬‫ْر‬‫َت‬ ‫َفاَل‬ ‫ٍت‬‫ٰن‬‫ِم‬‫ْؤ‬‫ُم‬ ‫َّن‬‫ُه‬‫ْو‬‫ُم‬‫ُت‬ ‫ْم‬‫ِل‬‫َع‬ ‫ْن‬‫ِا‬‫َف‬ ‫َّن‬ ‫ِه‬‫اِن‬‫َم‬‫ْي‬‫ِا‬‫ِب‬ ‫ُم‬‫َل‬‫ْع‬‫َا‬ ‫ُهّٰللَا‬ ‫َّۗن‬‫ُه‬‫ْو‬‫ُن‬‫َتِح‬ ‫ْم‬‫ا‬‫َف‬ ‫ٍت‬‫ٰر‬‫ِج‬ ‫ٰه‬‫ُم‬ ‫ُت‬‫ٰن‬‫ِم‬‫ْؤ‬‫ُم‬‫ْل‬‫ا‬ ‫ُم‬‫ُك‬‫َء‬‫ۤا‬‫َج‬ ‫ا‬‫َذ‬‫ِا‬ ‫ا‬‫ْٓو‬‫ُن‬‫َم‬‫ٰا‬ ‫َن‬‫ْي‬‫ِذ‬‫َّل‬‫ا‬ ‫ا‬‫ُّيَه‬‫ٰٓيَا‬
‫ٌم‬‫ْي‬‫ِك‬‫َح‬ ‫ٌم‬‫ْي‬‫ِل‬‫َع‬ ‫ُهّٰللا‬‫َو‬ ‫ْۗم‬‫ُك‬‫َن‬‫ْي‬‫َب‬ ‫ُم‬‫ُك‬‫ْح‬‫َي‬ۗ ‫ِهّٰللا‬ ‫ُم‬‫ْك‬‫ُح‬ ‫ْم‬‫ُك‬‫ِل‬‫ٰذ‬‫ۗا‬‫ْو‬‫ْنَفُق‬‫َا‬‫ٓا‬‫َم‬ ‫ا‬‫ْو‬‫ُل‬ ‫َٔـ‬ ‫ْس‬‫َي‬‫ْل‬‫َو‬ ‫ْم‬‫ُت‬‫ْنَفْق‬‫َا‬ ‫ٓا‬‫َم‬ ‫ا‬‫ْو‬‫ُل‬ ‫َٔـ‬ ‫َوْس‬ ‫ِر‬‫اِف‬‫َو‬‫َك‬‫ْل‬‫ا‬ ‫ِم‬ ‫َص‬‫ِع‬‫ِب‬ ‫ا‬‫ْو‬‫ُك‬ ‫ِس‬ ‫ْم‬‫ُت‬ ‫اَل‬‫َو‬
‫َّۗن‬‫ُه‬‫َر‬‫ُجْو‬‫ُا‬ ‫َّن‬‫ُه‬‫ْو‬‫ُم‬‫ُت‬‫ْي‬‫َت‬‫ٰا‬ ‫ٓا‬‫َذ‬‫ِا‬ ‫َّن‬‫ُه‬‫ُحْو‬‫ْنِك‬‫َت‬ ‫ْن‬‫َا‬ ‫ْم‬‫ُك‬‫ْي‬‫َل‬‫َع‬
"Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, Maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka.
Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka;maka jika kamu Telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman Maka janganlah kamu
kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir.
Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. dan berikanlah kepada (suami suami) mereka, mahar
yang Telah mereka bayar. dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya.
Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang Telah kamu
bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang Telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkanNya di antara kamu. dan Allah Maha
mengetahui lagi Mahabijaksana." (QS Al Mumtahanah ayat 10).
Imam Ibnu Katsir berkata, "Ayat inilah yang mengharamkan pernikahan perempuan muslimah dengan lelaki musyrik (non Muslim)." (Tafsir al-Quran al-
Adzim 4/414).
Imam asy-Syaukani juga berkata, "Dalam firman Allah ini terdapat dalil bahwa wanita mukminah tidak halal (dinikahi) orang kafir." (Fath al-Qadir, 5/255)
Lebih lanjut, Ustadz Ubaidah membeberkan dalil larangan nikah beda agama dari hadits Rasulullah SAW. Hadits Jabir bahwa Nabi SAW bersabda:
‫َنا‬‫َئ‬‫ا‬ ‫َس‬‫ِن‬ ‫َن‬‫ُّوُجْو‬‫َز‬‫َت‬‫َي‬ ‫َال‬‫َو‬ ‫ِب‬‫ِكَتا‬‫ْل‬‫ا‬ ‫ِل‬‫ْه‬‫َأ‬ ‫اَء‬ ‫َس‬‫ِن‬ ‫ُج‬‫َّو‬‫َز‬‫َت‬‫َن‬ “Kita boleh menikah dengan wanita ahli kitab, tetapi mereka tidak boleh nikah dengan wanita kita.”
Ibnu Jarir berkata dalam Tafsirnya 4/367,
C. Pernikahan Beda Agama Menurut Undang-Undang
1. Menurut Undang-Undang Perkawinan Pasal 1 Tahun 1974
Pernikahan dapat diartikan sebagai suatu ikatan lahir batin antara pria dan wanita yang
bertujuan untuk membentuk keluarga yang sakral, penuh kasih sayang, dan saling
menyantuni berdasarkatan Ketuhanan Yang Mahaesa. Peraturan tersebut menegaskan
tentang peraturan perundang-undangan yang mengatur perkawinan secara seragam
dan terhadapat seluruh masyarakat Indonesia. Ketika disahkannya undang-undang ini
merupakan perwujudan dari adanya aturan perkawinan yang dimiliki negara Indonesia
sebagai negara hukum. Dengan demikian, pernikahan merupakan bagian dari hak warga
negara yang harus dilindungi dan dipenuhi haknya agar pelaksanaannya memenuhi
aspek legalitas yang bersifat yuridis formal.
Maka Undang-Undang No 1 Tahun 1974 merupakan acuan dasar yang bisa kita pahami
dalam melaksanakan pernikahan. Meskipun mengenai pernikahan di Indonesia telah
ditentukan aturannya dalam pasal ini bukan berarti undang-undang ini dapat benar-
benar mengatur tentang pernikahan yang berlangsung di Indonesia. Mengapa? Karena
dimasa kini, marak terjadinya pernikahan yang berbeda keyakinan yaitu antara pria dan
wanitanya. Hal ini merupakan contoh bahwa undang-undang ini belum tentu bisa
mengatur setiap masyrakat di Indonesia.
2. Menurut Undang-Undang Perkawinan Pasal 2 Ayat (1) Tahun 1974
Berdasarkan pasal tersebut, dijelaskan bahwa suatu perkawinan dapat dikatakan sah
apabila dilakukan menurut hukum masing-masing dan kepercayaannya itu, kemudian
dijelaskan dalam ayat berikutnya bahwa setiap perkawinan dicatat sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sesungguhnya di dalam peraturan perundang-
undangan di Indonesia tidak diatur secara khusus mengenai pasangan nikah beda
agama. Sahnya perkawinan dilakukan sesuai agama masing-masing. Perkawinan
menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaaqan
gholidhzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.
Berdasarkan kompilasi hukum Islam pasal 40 huruf c dan pasal 44 diatur mengenai
larangan perkawinan antar lelaki muslim dengan wanita non muslim dan begitupun
sebaliknya.
Pasal tersebut menjelaskan mengenai pencegahan perkawinan terhadap calon
pasangan penhantin yang tidak memenuhi syarat berdasarkan hukum Islam serta
peraturan yang berlaku. Pasal tersebut secara tegas menguatkan pelarangan nikah beda
agama.
Dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 221 disebutkan “Dan janganlah kamu menikahi
wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang
mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik”.
D. Pernikahan Beda Agama Menurut Kompilasi Hukum Islam
Berdasarkan kompilasi hukum Islam pasal 40 huruf c dan pasal 44 diatur mengenai
larangan perkawinan antar lelaki muslim dengan wanita non muslim dan begitupun
sebaliknya. Dalam pasal 40 huruf c kompilasi hukum Islam, tidak diperbolehkan
dilangsungkannya perkawinan antara seorang pria dengan wanita berdasarkan suatu
keadaan tertentu diantaranya adalah :
a. Karena wanita yang bersangkutan masih terikat satu perkawinan dengan pria lain
b. Seorang wanita yang masih berada dalam masa iddah dengan pria lain
c. Seorang wanita yang tidak beragama Islam.
Kemudian berdasarkan pasal 60 kompilasi hukum Islam dinyatakan bahwa :
a. Pencegahan perkawinan bertujuan untuk menghindari suatu perkawinan yang
dilarang hukum Islam dan Peraturan Perundang-Undangan.
b. Pencegahan perkawinan dapat dilakukan bila calon suami atau calon isteri yang akan
melangsungkan perkawinan tidak memenuhi syarat-syarat untuk melangsungkan
perkawinan menurut hukum Islam dan Peraturan Perundang-undangan.
Mengenai pasal tersebut tentang pencegahan perkawinan terhadap calon pasangan
pengantin yang yang dapat dikatakan memenuhi syarat berdasarkan hukum islam serta
peraturan yang telah ditetapkan. Pasal tersebut secara tegas menguatkan mengenai
larangan adanya pernikahan beda agama.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pernikahan beda agama memang menjadi salah suatu fenomena yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat dengan pluralisme.
Pernikahan beda agama tidak bisa begitu saja dihilangkan hanya dengan peraturan
hukum, karena mencintai orang lain tidak bisa dibatasi dengan agama. Keutuhan dan
keharmonisan hubungan menjadi dambaan bagi semua pasangan suami istri, tak
terkecuali pasangan suami istri beda agama.
Perbedaan agama memang menjadi suatu hal yang rentan terhadap munculnya masalah
dan konflik dalam kehidupan berumah tangga pasangan beda agama. karena banyak
perbedaan dalam pola pikir, cara pandang, aktivitas dan kebiasaan sehari-hari yang
sedikit banyak disebabkan oleh perbedaan agama yang dimiliki oleh keduanya.
B. Saran
Dapat diketahui bahwa terjadinya pernikahan beda agama dikalangan masyarakat
Indonesia disebabkan karena masyarakat Indonesia masih banyak yang belum paham
akan dengan ajaran hukum Islam dan juga belum begitu paham akan dampak dari
pernikahan tersebut. Selain itu, pihak pemerintah juga tidak memberikan peraturan yang
tegas tentang pernikahan beda agama. Karena itu masih banyak masyarakat Indonesia
yang masih melakukan pernikahan beda agama meskipun tidak dilaksanakan di
Indonesia.
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka kami menyarankan sebagai berikut :
Bagi pasangan yang memutuskan menikah beda agama, kelak dapat bertanggung jawab
dan mampu menjaga keharmonisan beragama di keluarga dan lingkungan masyarakat.
Demi menciptakan keselarasan keluarga dapat terwujud dengan sempurna ketika suami
dan istri dapat berpegang teguh pada ajaran yang sama
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to NBRAgama

Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail FiqhiyahPernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail FiqhiyahAZA Zulfi
 
Nasikh wal mansukh
Nasikh wal mansukhNasikh wal mansukh
Nasikh wal mansukhDanialkmal
 
Pembentangan Al-Quran dan Sunnah
Pembentangan Al-Quran dan SunnahPembentangan Al-Quran dan Sunnah
Pembentangan Al-Quran dan Sunnahsurrenderyourthrone
 
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinanDicky Arpakh
 
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
Tujuan dan hikmah pernikahan  2Tujuan dan hikmah pernikahan  2
Tujuan dan hikmah pernikahan 2Arya D Ningrat
 
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih IslamKawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih IslamRendra Fahrurrozie
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiMarhamah Saleh
 
Hukum Menikahi Wanita Hamil
Hukum Menikahi Wanita HamilHukum Menikahi Wanita Hamil
Hukum Menikahi Wanita HamilEka Fatma
 
pernikahan dalam islam
pernikahan dalam islampernikahan dalam islam
pernikahan dalam islamaamridwan
 
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaKetentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaYulia Fauzi
 
Pernikahan Beda Agama.pptx
Pernikahan Beda Agama.pptxPernikahan Beda Agama.pptx
Pernikahan Beda Agama.pptxEgi Fahroji
 
Perkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamPerkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamArra Asri
 
Nikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleNikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleYunus Thariq
 

Similar to NBRAgama (20)

Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail FiqhiyahPernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
 
Nasikh wal mansukh
Nasikh wal mansukhNasikh wal mansukh
Nasikh wal mansukh
 
Fiqh Munakahat
Fiqh MunakahatFiqh Munakahat
Fiqh Munakahat
 
Pembentangan Al-Quran dan Sunnah
Pembentangan Al-Quran dan SunnahPembentangan Al-Quran dan Sunnah
Pembentangan Al-Quran dan Sunnah
 
Fiqh munakahat
Fiqh munakahatFiqh munakahat
Fiqh munakahat
 
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
 
Makalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agamaMakalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agama
 
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
Tujuan dan hikmah pernikahan  2Tujuan dan hikmah pernikahan  2
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
 
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih IslamKawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
 
Makalah pernikahan
Makalah pernikahanMakalah pernikahan
Makalah pernikahan
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh Poligami
 
7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat
 
Hukum Menikahi Wanita Hamil
Hukum Menikahi Wanita HamilHukum Menikahi Wanita Hamil
Hukum Menikahi Wanita Hamil
 
pernikahan dalam islam
pernikahan dalam islampernikahan dalam islam
pernikahan dalam islam
 
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaKetentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
 
Pernikahan Beda Agama.pptx
Pernikahan Beda Agama.pptxPernikahan Beda Agama.pptx
Pernikahan Beda Agama.pptx
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
Perkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamPerkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islam
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
Nikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleNikah, Connecting People
Nikah, Connecting People
 

Recently uploaded

MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 

NBRAgama

  • 1. HUKUM ISLAM KELAS B KELOMPOK 4 Sabrina Budiarti { 3021210310 } Dhafa Aresty F { 3021210224 } Eriza Novalliyah { 3021210150 } Muhammad Alwi { 3021210117 } Dominico Savio Hugo M B { 3021210223 } TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM HUKUM ISLAM
  • 2. Salah satu polemik yang masih kontroversial dalam masyarakat hingga saat ini adalah pernikahan beda agama. Nikah beda agama merupakan pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang saling mencintai dan bersepakat untuk hidup bersama dalam suatu keluarga dengan perbedaan keyakinan. Ada dua cara penyelundupan nikah beda agama, diantaranya adalah : a. Mengenyampingkan hukum nasional, dengan cara melakukan perkawinan di luar negeri dan melangsungkan perkawinan secara adat. b. Mengenyampingkan hukum agama, dengan cara menikah dua kali dan berpindah agama sementara pada saat perkawinan dilangsungkan, kemudian kembali pada agama semula setelah perkawinan dilangsungkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
  • 3. Terjadinya penyelundupan pernikahan beda agama membuat hukum perkawinan kehilangan kewibawaannya dan menunjukkan bahwa kini hukum perkawinan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, telah terjadi suatu kesenjangan antara hukum yang dicita-citakan dengan realitas hukum yang ada di masyarakat mengenai permasalahan hukum perkawinan beda agama. Berdasarkan hukum perkawinan Islam, perkawinan dapat diterima dan dianggap sah dalam agama apabila memenuhi syarat suatu perkawinan dimana kedua pengantin yang ingin membentuk suatu keluarga dalam ikatan perkawinan harus memiliki keyakinan yang sama yaitu beragama Islam. Namun kini di masyarakat telah terjadi pengabaian hukum agama. Maka dari itu, perlu diadakan suatu penelitian tentang “Tinjauan Yuridis Terhadap Pernikahan Beda Agama Dalam Hukum Islam”.
  • 4. 1. Undang-undang Perkawinan Pasal 1 Tahun 1974 Isinya mengenai “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. 2. Undang-Undang Perkawinan Pasal 2 Ayat (1) Tahun 1974 Isinya mengenai “Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu”. B. POKOK PERMASALAHAN
  • 5. Konsep Al-Maqasid As-Syariah Al-Maqasid As-Syariah yaitu makna dan tujuan yang yang dikehendaki syarat dalam mensyariatkan suatu hukum bagi kemaslahatan umat manusia. Al-Maqasid As-Syariah ini telah ada sebagai landasan untuk menetapkan hukum sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Seorang ahli usul fikih kontemporer dari Tunisia yakni Muhammad Thahi bin Asyur membagi Al Maqasid As- Syariah dilihat dari segi objeknya menjadi tiga bagian yaitu: Al-Maqasid Al-Ammah Al-Maqasid Al-Khassah Al-Maqasid Al-Juz’iyyah
  • 6. Sedangkan menurut Imam Asy-Syatibi yang merupakan ahli usul fikih Mazhab Maliki untuk dapat mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat ada lima pokok yang harus diwujudkan dan dipelihara diantaranya adalah : Pemeliharaan agama Pemeliharaan jiwa Pemeliharaan akal Pemeliharaan keturunan Pemeliharaan harta Kelima hal tersebut pada kasus nikah beda agama dalam hukum islam apabila dikaitkan dengan konsep Al-Maqasid As-Syariah akan bertentangan dengan konsep - konsep pemeliharaan tersebut, karena tidak ada tujuan yang dapat diperoleh sesuai dengan Al-Maqasid As- Syariah.
  • 7. Teori-teori berlakunya Hukum Islam di Indonesia •Ajaran Islam tentang pentaatan hukum : -Dalam Al-Qur'an ada ketentuan bahwa bag orang Islam pada dasarnya diperintahkan untuk tat kepada Allah dan Rasulnya (Q. 4: 59, Q. 24: 51, Q. 33:36 ) -Mengambil pilihan hukum lain selain Al-Qur'an & Sunnah adalah lalim (Q. 5:44, 45, 47) •Teori Otoritas Hukum -Apabila orang islam telah menerima Islam sebagai agamanya maka ia menerima otoritas hukum Islam atas dirinya (HAR. Gibb) •Teori Receptie In Complexu -Bagi orang Islam yang berlaku adalah Hukum Islam sebab dia telah memeluk agama Islam, walaupun dalam pelaksanaanya terdapat penyimpangan-penyimpangan (LWC van den Berg) •Teori Receptie (Teori Belah Bambu) -Bagi rakyat pribumi pada dasarnya berlaku Hukum Adat, Hukum Islam berlaku kalau norma hukum Islam telah diterima oleh masyarakat sebagai Hukum Adat. (C. Snouck Hurgronye,Ter Har Bzn, Van Vollenhoven
  • 8. •Teori Receptie Exit (Hukum Iblis) -Orang Islam harus keluar dari teori receptie karena bertentangan dengan Al-Qur'an dan Hadits ( Hazairin) -Q.S 2:170, 5:104 •Teori Receptio a contrario -Yang berlaku bagi masyarakat pribumi adalah hukum agamanya, hukum adat dapat berlaku apabila tidak bertentangan dengan hukum agama ( Sajuti Thalib) •Teori Existensi -Hukum Islam ada dalam sistem Hukum Nasional (Ichtijanto) •Usaha Pemerintah Hindia Belanda Melemahkan Hukum Islam di Indonesia -Menanggalkan wewenang Raad Agama (PA) untuk mengadili masalah-masalah waris di Jawa dan Madura dan Kalimantan Selatan -Memberikan wewenang mengadili masalah waris yang telah dicabut dari Pengadilan Agama tsb kepada Landraad -Melarang Penyelesaian menurut Hukum Islam jikalau di tempat adanya perkara tidak diketahui bagaimana bunyinya Hukum Adat.
  • 9. A. Pernikahan Beda Agama Menurut Agama Perkawinan beda agama tidak hanya merupakan larangan agama, tetapi juga telah dilarang oleh undang-undang, namun demikian tidak sedikit umat Islam Indonesia dengan berbagai alasan telah melakukan perkawinan dengan orang yang tidak seagama dengan mereka. Sebenarnya, Allah SWT dalam firman-firman-Nya yang tercantum di Al- Qur'an telah menjelaskan hukum pernikahan seorang muslim dengan non-muslim, atau singkatnya disebut sebagai pernikahan beda agama. BAB II PEMBAHASAN
  • 10. Semua Ulama sepakat bahwa sesungguhnya pernikahan antar agama ini sampai kapanpun tidak dapat dibenarkan Melanggar Hukum Agama. Al-Qur'an dengan tegas ,melarang pernikahan seorang muslim / muslimah dengan orang musyrik / kafi sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah ayat 221:12 ‫ُحوا‬ ‫ِك‬ ‫ن‬ ‫ُْت‬ ‫ر‬ ‫ِْش‬ ‫ُم‬ ‫َل‬ ‫ْم‬ ‫و‬ ‫ة‬‫َن‬‫ِم‬ ‫ؤ‬ ‫ْم‬ُّ ‫ْن‬ ‫ة‬ ‫َك‬ ‫م‬ ِ ‫ر‬ ‫ِْش‬ ‫ْو‬ ‫ُّم‬ ‫ر‬ ‫ي‬‫ْخ‬َ ‫َل‬‫َو‬َ ‫َمة‬ ْ ‫ى‬‫ّٰت‬ ‫ال‬ ‫َح‬ ۗ ‫ن‬ ‫ِم‬ ‫ْؤ‬ ‫ُي‬ ‫ل‬‫َو‬َ ‫ِت‬ ‫ُحوا‬ ‫ِك‬ ‫ن‬‫َْت‬ ‫ٰك‬ ‫ر‬ ‫ِْش‬ ‫ُم‬ ‫ْو‬ ‫ُع‬‫ْد‬‫َي‬ ‫ا‬ ٰٰۤ ‫ُك‬‫َب‬‫َج‬ ‫َك‬ ‫ِٕى‬ ۗ ‫ْع‬ ‫َا‬ ‫َل‬ ‫ْم‬ ‫و‬ ‫َع‬‫َل‬‫َو‬ ‫ك‬ ‫ْن‬ ‫م‬ ِ ‫ر‬ ‫ي‬‫ْخ‬َ ‫ن‬ ‫ِم‬ ‫ؤ‬ ‫ْم‬ُّ ‫ر‬ ‫ِْش‬ ‫ْو‬ ‫ُّم‬ ‫ْبد‬ ‫ْوا‬ ‫ُۗن‬‫ِم‬ ‫ْؤ‬ ‫ُي‬ ْ ‫ى‬‫ّٰت‬ ‫ال‬ ‫َح‬ ‫ُك‬‫ْت‬‫َب‬‫َج‬ ‫َل‬ ۚ ‫ْع‬ ‫َا‬ ‫َو‬ ‫َن‬ ‫ي‬‫ْك‬ِ ࣖ ‫ك‬ ‫َذ‬‫َت‬‫َي‬ ‫م‬‫ُْه‬ ‫ِس‬ ‫ا‬ ‫ِللن‬ ‫ا‬ ٰ ‫ي‬‫َب‬‫ُي‬‫َو‬ ‫ه‬ ‫ِت‬‫ٰي‬ ِ ‫ُن‬ ‫ب‬ ِ ‫ْذ‬‫ِا‬ ‫َوال‬ ‫ۚه‬ ‫ِن‬ ْ ‫ف‬‫ِْغ‬ ‫َم‬ ‫ِة‬ ‫ال‬ ‫َر‬ ْ ‫َجن‬ ‫ىَل‬‫ِا‬ ‫وا‬ ْْٓ ‫ُع‬‫ْد‬‫َي‬ ‫ُال‬‫ل‬ّّٰ ۖ ‫ا‬ ‫الن‬ ‫َو‬ ‫ِة‬ َ ‫ِال‬ ‫ِر‬ ‫ُول‬ ‫ى‬ ‫َن‬ ‫َن‬ ‫و‬‫ْر‬ُ ‫ل‬ ٢٢١ -
  • 11. B. Pernikahan Beda Agama Menurut Hadist Dalam Alquran, setidaknya ada dua ayat yang menegaskan haramnya beda agama yaitu pertama: ‫ٍك‬‫ِر‬ ‫ْش‬‫ُّم‬ ‫ْن‬‫ِّم‬ ‫ٌر‬‫ْي‬‫َخ‬ ‫ٌن‬‫ِم‬‫ْؤ‬‫ُّم‬ ‫ٌد‬‫ْب‬‫َع‬‫َل‬‫َو‬ ۗ ‫ا‬‫ْو‬‫ُن‬‫ِم‬‫ْؤ‬‫ُي‬ ‫ى‬‫ّٰت‬‫َح‬ ‫َن‬‫ْي‬‫ِك‬‫ِر‬ ‫ْش‬‫ُم‬‫ْل‬‫ا‬ ‫وا‬‫ُح‬‫ِك‬‫ْن‬‫ُت‬ ‫اَل‬‫َو‬ ۚ ‫ْم‬‫ُك‬‫ْت‬‫َب‬‫َج‬‫ْع‬‫َا‬ ‫ْو‬‫َل‬‫َّو‬ ‫ٍة‬‫َك‬‫ِر‬ ‫ْش‬‫ُّم‬ ‫ْن‬‫ِّم‬ ‫ٌر‬‫ْي‬‫َخ‬ ‫ٌة‬‫َن‬‫ِم‬‫ْؤ‬‫ُّم‬ ‫ٌة‬‫َم‬‫َاَل‬‫َو‬ ۗ ‫َّن‬‫ِم‬‫ْؤ‬‫ُي‬ ‫ى‬‫ّٰت‬‫َح‬ ‫ِت‬‫ٰك‬‫ِر‬ ‫ْش‬‫ُم‬‫ْل‬‫ا‬ ‫وا‬‫ُح‬‫ِك‬‫ْن‬‫َت‬ ‫اَل‬‫َو‬ ‫َن‬‫ُرْو‬‫َّك‬‫َذ‬‫َت‬‫َي‬ ‫ْم‬‫ُه‬‫َّل‬‫َع‬‫َل‬ ‫اِس‬‫َّن‬‫ِلل‬ ‫ِتٖه‬‫ٰي‬‫ٰا‬ ‫ُن‬‫َبِّي‬‫ُي‬‫َو‬ ‫ٖۚه‬‫ِن‬‫ْذ‬‫ِا‬‫ِب‬ ‫ِة‬‫َر‬‫ِف‬‫ْغ‬‫َم‬‫ْل‬‫ا‬‫َو‬ ‫ِة‬‫َّن‬‫َج‬‫ْل‬‫ا‬ ‫ىَل‬‫ِا‬ ‫ا‬‫ْٓو‬‫ْدُع‬‫َي‬ ‫ُهّٰللا‬‫َو‬ ۖ ‫ِر‬‫ا‬‫َّن‬‫ال‬ ‫ىَل‬‫ِا‬ ‫َن‬‫ْو‬‫ْدُع‬‫َي‬ ‫َك‬ ‫ِٕى‬ ‫ٰۤل‬ ‫و‬‫ُا‬ ۗ ‫ْم‬‫ُك‬‫َب‬‫َج‬‫ْع‬‫َا‬‫ْو‬‫َل‬‫َّو‬ "Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran." (QS Al Baqarah ayat 221) Imam Ibnu Jarir ath-Thabari berkata, "Allah mengharamkan wanita-wanita mukmin untuk dinikahkan dengan lelaki musyrik mana saja (baik ahli kitab maupun tidak)." (Jami' al-Bayan 2/379). Imam al-Qurthubi berkata, "Jangan kalian nikahkan wanita muslimah dengan lelaki musyrik. Umat telah bersepakat bahwa orang musyrik tidak boleh menikahi wanita mukminah, karena hal itu merendahkan Islam." (Al-Jami' li Ahkam Alquran 1/48-49).
  • 12. Al-Baghowi berkata, "Tidak bolehnya wanita muslimah menikah dengan lelaki musyrik merupakan ijma(kesepakatan ulama)." (Ma'alim at-Tanzil 1/225). Sementara itu dalil yang kedua adalah sebagai berikut: ‫َح‬‫َنا‬‫ُج‬ ‫اَل‬‫َو‬‫ۗا‬‫ْو‬‫ْنَفُق‬‫َا‬ ‫ٓا‬‫َّم‬ ‫ْم‬‫ُه‬‫ْو‬‫ُت‬‫ٰا‬‫َو‬ ‫َّۗن‬‫ُه‬‫َل‬ ‫َن‬‫ْو‬‫ُّل‬‫ِح‬‫َي‬ ‫ْم‬‫ُه‬ ‫اَل‬‫َو‬ ‫ْم‬‫ُه‬‫َّل‬ ‫ٌّل‬‫ِح‬ ‫َّن‬‫ُه‬ ‫اَل‬ ‫ِۗر‬‫ا‬‫ُكَّف‬‫ْل‬‫ا‬ ‫ىَل‬‫ِا‬ ‫َّن‬‫ُه‬‫ْو‬‫ُع‬‫ِج‬‫ْر‬‫َت‬ ‫َفاَل‬ ‫ٍت‬‫ٰن‬‫ِم‬‫ْؤ‬‫ُم‬ ‫َّن‬‫ُه‬‫ْو‬‫ُم‬‫ُت‬ ‫ْم‬‫ِل‬‫َع‬ ‫ْن‬‫ِا‬‫َف‬ ‫َّن‬ ‫ِه‬‫اِن‬‫َم‬‫ْي‬‫ِا‬‫ِب‬ ‫ُم‬‫َل‬‫ْع‬‫َا‬ ‫ُهّٰللَا‬ ‫َّۗن‬‫ُه‬‫ْو‬‫ُن‬‫َتِح‬ ‫ْم‬‫ا‬‫َف‬ ‫ٍت‬‫ٰر‬‫ِج‬ ‫ٰه‬‫ُم‬ ‫ُت‬‫ٰن‬‫ِم‬‫ْؤ‬‫ُم‬‫ْل‬‫ا‬ ‫ُم‬‫ُك‬‫َء‬‫ۤا‬‫َج‬ ‫ا‬‫َذ‬‫ِا‬ ‫ا‬‫ْٓو‬‫ُن‬‫َم‬‫ٰا‬ ‫َن‬‫ْي‬‫ِذ‬‫َّل‬‫ا‬ ‫ا‬‫ُّيَه‬‫ٰٓيَا‬ ‫ٌم‬‫ْي‬‫ِك‬‫َح‬ ‫ٌم‬‫ْي‬‫ِل‬‫َع‬ ‫ُهّٰللا‬‫َو‬ ‫ْۗم‬‫ُك‬‫َن‬‫ْي‬‫َب‬ ‫ُم‬‫ُك‬‫ْح‬‫َي‬ۗ ‫ِهّٰللا‬ ‫ُم‬‫ْك‬‫ُح‬ ‫ْم‬‫ُك‬‫ِل‬‫ٰذ‬‫ۗا‬‫ْو‬‫ْنَفُق‬‫َا‬‫ٓا‬‫َم‬ ‫ا‬‫ْو‬‫ُل‬ ‫َٔـ‬ ‫ْس‬‫َي‬‫ْل‬‫َو‬ ‫ْم‬‫ُت‬‫ْنَفْق‬‫َا‬ ‫ٓا‬‫َم‬ ‫ا‬‫ْو‬‫ُل‬ ‫َٔـ‬ ‫َوْس‬ ‫ِر‬‫اِف‬‫َو‬‫َك‬‫ْل‬‫ا‬ ‫ِم‬ ‫َص‬‫ِع‬‫ِب‬ ‫ا‬‫ْو‬‫ُك‬ ‫ِس‬ ‫ْم‬‫ُت‬ ‫اَل‬‫َو‬ ‫َّۗن‬‫ُه‬‫َر‬‫ُجْو‬‫ُا‬ ‫َّن‬‫ُه‬‫ْو‬‫ُم‬‫ُت‬‫ْي‬‫َت‬‫ٰا‬ ‫ٓا‬‫َذ‬‫ِا‬ ‫َّن‬‫ُه‬‫ُحْو‬‫ْنِك‬‫َت‬ ‫ْن‬‫َا‬ ‫ْم‬‫ُك‬‫ْي‬‫َل‬‫َع‬ "Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, Maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka;maka jika kamu Telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman Maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. dan berikanlah kepada (suami suami) mereka, mahar yang Telah mereka bayar. dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang Telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang Telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkanNya di antara kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Mahabijaksana." (QS Al Mumtahanah ayat 10). Imam Ibnu Katsir berkata, "Ayat inilah yang mengharamkan pernikahan perempuan muslimah dengan lelaki musyrik (non Muslim)." (Tafsir al-Quran al- Adzim 4/414). Imam asy-Syaukani juga berkata, "Dalam firman Allah ini terdapat dalil bahwa wanita mukminah tidak halal (dinikahi) orang kafir." (Fath al-Qadir, 5/255) Lebih lanjut, Ustadz Ubaidah membeberkan dalil larangan nikah beda agama dari hadits Rasulullah SAW. Hadits Jabir bahwa Nabi SAW bersabda: ‫َنا‬‫َئ‬‫ا‬ ‫َس‬‫ِن‬ ‫َن‬‫ُّوُجْو‬‫َز‬‫َت‬‫َي‬ ‫َال‬‫َو‬ ‫ِب‬‫ِكَتا‬‫ْل‬‫ا‬ ‫ِل‬‫ْه‬‫َأ‬ ‫اَء‬ ‫َس‬‫ِن‬ ‫ُج‬‫َّو‬‫َز‬‫َت‬‫َن‬ “Kita boleh menikah dengan wanita ahli kitab, tetapi mereka tidak boleh nikah dengan wanita kita.” Ibnu Jarir berkata dalam Tafsirnya 4/367,
  • 13. C. Pernikahan Beda Agama Menurut Undang-Undang 1. Menurut Undang-Undang Perkawinan Pasal 1 Tahun 1974 Pernikahan dapat diartikan sebagai suatu ikatan lahir batin antara pria dan wanita yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang sakral, penuh kasih sayang, dan saling menyantuni berdasarkatan Ketuhanan Yang Mahaesa. Peraturan tersebut menegaskan tentang peraturan perundang-undangan yang mengatur perkawinan secara seragam dan terhadapat seluruh masyarakat Indonesia. Ketika disahkannya undang-undang ini merupakan perwujudan dari adanya aturan perkawinan yang dimiliki negara Indonesia sebagai negara hukum. Dengan demikian, pernikahan merupakan bagian dari hak warga negara yang harus dilindungi dan dipenuhi haknya agar pelaksanaannya memenuhi aspek legalitas yang bersifat yuridis formal.
  • 14. Maka Undang-Undang No 1 Tahun 1974 merupakan acuan dasar yang bisa kita pahami dalam melaksanakan pernikahan. Meskipun mengenai pernikahan di Indonesia telah ditentukan aturannya dalam pasal ini bukan berarti undang-undang ini dapat benar- benar mengatur tentang pernikahan yang berlangsung di Indonesia. Mengapa? Karena dimasa kini, marak terjadinya pernikahan yang berbeda keyakinan yaitu antara pria dan wanitanya. Hal ini merupakan contoh bahwa undang-undang ini belum tentu bisa mengatur setiap masyrakat di Indonesia.
  • 15. 2. Menurut Undang-Undang Perkawinan Pasal 2 Ayat (1) Tahun 1974 Berdasarkan pasal tersebut, dijelaskan bahwa suatu perkawinan dapat dikatakan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing dan kepercayaannya itu, kemudian dijelaskan dalam ayat berikutnya bahwa setiap perkawinan dicatat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesungguhnya di dalam peraturan perundang- undangan di Indonesia tidak diatur secara khusus mengenai pasangan nikah beda agama. Sahnya perkawinan dilakukan sesuai agama masing-masing. Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaaqan gholidhzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Berdasarkan kompilasi hukum Islam pasal 40 huruf c dan pasal 44 diatur mengenai larangan perkawinan antar lelaki muslim dengan wanita non muslim dan begitupun sebaliknya.
  • 16. Pasal tersebut menjelaskan mengenai pencegahan perkawinan terhadap calon pasangan penhantin yang tidak memenuhi syarat berdasarkan hukum Islam serta peraturan yang berlaku. Pasal tersebut secara tegas menguatkan pelarangan nikah beda agama. Dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 221 disebutkan “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik”.
  • 17. D. Pernikahan Beda Agama Menurut Kompilasi Hukum Islam Berdasarkan kompilasi hukum Islam pasal 40 huruf c dan pasal 44 diatur mengenai larangan perkawinan antar lelaki muslim dengan wanita non muslim dan begitupun sebaliknya. Dalam pasal 40 huruf c kompilasi hukum Islam, tidak diperbolehkan dilangsungkannya perkawinan antara seorang pria dengan wanita berdasarkan suatu keadaan tertentu diantaranya adalah : a. Karena wanita yang bersangkutan masih terikat satu perkawinan dengan pria lain b. Seorang wanita yang masih berada dalam masa iddah dengan pria lain c. Seorang wanita yang tidak beragama Islam.
  • 18. Kemudian berdasarkan pasal 60 kompilasi hukum Islam dinyatakan bahwa : a. Pencegahan perkawinan bertujuan untuk menghindari suatu perkawinan yang dilarang hukum Islam dan Peraturan Perundang-Undangan. b. Pencegahan perkawinan dapat dilakukan bila calon suami atau calon isteri yang akan melangsungkan perkawinan tidak memenuhi syarat-syarat untuk melangsungkan perkawinan menurut hukum Islam dan Peraturan Perundang-undangan. Mengenai pasal tersebut tentang pencegahan perkawinan terhadap calon pasangan pengantin yang yang dapat dikatakan memenuhi syarat berdasarkan hukum islam serta peraturan yang telah ditetapkan. Pasal tersebut secara tegas menguatkan mengenai larangan adanya pernikahan beda agama.
  • 19. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pernikahan beda agama memang menjadi salah suatu fenomena yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat dengan pluralisme. Pernikahan beda agama tidak bisa begitu saja dihilangkan hanya dengan peraturan hukum, karena mencintai orang lain tidak bisa dibatasi dengan agama. Keutuhan dan keharmonisan hubungan menjadi dambaan bagi semua pasangan suami istri, tak terkecuali pasangan suami istri beda agama. Perbedaan agama memang menjadi suatu hal yang rentan terhadap munculnya masalah dan konflik dalam kehidupan berumah tangga pasangan beda agama. karena banyak perbedaan dalam pola pikir, cara pandang, aktivitas dan kebiasaan sehari-hari yang sedikit banyak disebabkan oleh perbedaan agama yang dimiliki oleh keduanya.
  • 20. B. Saran Dapat diketahui bahwa terjadinya pernikahan beda agama dikalangan masyarakat Indonesia disebabkan karena masyarakat Indonesia masih banyak yang belum paham akan dengan ajaran hukum Islam dan juga belum begitu paham akan dampak dari pernikahan tersebut. Selain itu, pihak pemerintah juga tidak memberikan peraturan yang tegas tentang pernikahan beda agama. Karena itu masih banyak masyarakat Indonesia yang masih melakukan pernikahan beda agama meskipun tidak dilaksanakan di Indonesia. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka kami menyarankan sebagai berikut : Bagi pasangan yang memutuskan menikah beda agama, kelak dapat bertanggung jawab dan mampu menjaga keharmonisan beragama di keluarga dan lingkungan masyarakat. Demi menciptakan keselarasan keluarga dapat terwujud dengan sempurna ketika suami dan istri dapat berpegang teguh pada ajaran yang sama