SlideShare a Scribd company logo
UU Desa:
Layu Sebelum Berkembang?
Sutoro Eko
Tukang Ngurusi Desa
Tentang UU Desa
• Kombinasi antara pengetahuan, gerakan, aspirasi dari bawah, hasrat
politik dan momentum politik menjelang Pemilu 2014, dengan gegap
gempita melahirkan UU No. 6/2014 tentang Desa
• Pasca pengesahan 18 Desember 2013, UU Desa disambut dengan
gembira, antusias dan penuh kemenangan.
• Presiden SBY, Mendagri Gawaman Fauzi, seluruh jajaran dan staf PMD
Kemendagri, DPR, DPD, aparat desa, NGOs pegiat desa menyambut
kemenangan atas.
• Diskusi dan sosialisasi kami di berbagai daerah sejak akhir 2013, UU Desa
disambut dengan penuh semangat oleh orang desa dan pegiat desa.
• Dirjen PMD Tarmizi A Karim juga mempunyai kesaksian sama: “Masyarakat
bawah menyambut UU Desa dengan semangat luar biasa, tampak the new
life akan segera hadir”.
• Kalangan OMS juga penuh semangat menjangkar UU Desa sebagai
modalitas untuk gerakan dan advokasi.
Layu Sebelum Berkembang
1. PP 43 dan PP 60 mendistorsi substansi UU Desa.
2. Sosialisasi dan instalasi UU Desa yang mengalami delay.
3. Dana Desa hanya sebesar 9.1 T dari yang seharusnya 63 T
4. Resistensi daerah terhadap UU Desa
5. Bom waktu PNPM Mandiri
6. Jebakan proyek dan uang dalam pemahaman UU Desa
7. Pembelahan Desa oleh Perpres 11/2015 (Kemendagri) dan
Perpres 12/2015 (Kemendesa), akibat konflik antara
Kemendagri dan Kemendesa.
1. DISTORSI UU DESA oleh PP
• PP 43/2014 menggelapkan dan mendistorsi tiga
asas penting dalam UU Desa, yakni rekognisi,
subsidiaritas dan demokrasi.
• PP 60 tentang Dana Desa keliru dalam membuat
formula sehingga menciptakan disparitas
antardesa.
– Ia taat pada subsidiaritas, tetapi tidak mengakui rezim
desa (termasuk keuangan desa) secara utuh.
– Dana Desa masih ditempatkan semacam program
pemerintah di desa, yang belum terkonsolidasi secara
utuh sebagai hak, kewajiban dan rezim desa.
2. DELAY SOSIALISASI DAN INSTALASI UU DESA
• UU Desa dan PP 43 mengamanatkan UU Desa
berjalan per 1 Januari 2015.
• Tetapi sosialiasi dan instalasi UU Desa oleh
pemerintah di daerah dan di desa mengalami
penundaan dan pelambatan. Sosialisasi dilakukan
secara parsial.
• Delay dan pendekatan parsial ini juga
menciptakan distorsi mulai dari pemahaman
sampai dengan kesiapan lokal.
• Hiruk pikuk politik 2014 dan keterbatasan
anggaran menjadi kambing hitam atas delay.
3. Dana Desa Mimimalis
• Dana Desa diberikan secara bertahap.
• Dana Desa dari Kemenkeu pada dasarnya mengonsolidasikan dana
Bantuan Langsung Masyarakat berbasis desa yang selama ini
dikelola oleh K/L.
• Kemenkeu menetapkan tidak ada lagi BLM, melainkan seluruh dana
yang masuk ke desa dikonsolidasikan ke Dana Desa.
• Kemenkeu mengidentifikasi dana program berbasis desa pada
seluruh K/L, tetapi yang ditemukan hanya PNPM Mandiri dan PPIP
PU. Niainya sekitar 9.1 T.
• K/L lain tidak menyuguhkan data ke Kemenkeu.
• Ada usulan dana desa meningkat menjadi 29 T.
• Posisi sekarang: Kemenkeu merevisi PP 60, dan menetapkan dana
desa naik menjadi 19 T. Ini akan dibagi ke 74.095 desa.
4. Resistensi daerah terhadap UU Desa
• Di saat orang desa dan pegiat desa menyambut UU Desa dengan
hangat, Pemerintah Kabupaten cenderung merespons dengan lesu
dan resisten.
• Pada umumnya daerah mengatakan: (a) UU Desa membuat collaps
APBD karena mengambil 10% dana perimbangan (minus DAK)
untuk Alokasi Dana Desa (ADD naik rata-rata 300% dari
sebelumnya); (b) UU akan menciptakan konflik karena penetapan
desa adat dan uang besar yang masuk ke desa; (c) desa tidak siap
dan tidak mampu kelola uang besar, sehingga akan banyak kepala
desa masuk penjara.
• Karena resistensi daerah, maka delivery UU Desa (baik sosialisasi
maupun instalasi) sampai ke desa sangat terhambat. Daerah belum
menyiapkan perangkat peraturan, dan memberikan pelatihan desa
secara terbatas sebagai proyek.
5. Bom waktu PNPM Mandiri
• PNPM menggunakan nalar community driven (CDD)
development, UU Desa menggunakan nalar village driven
development.
• UU Desa menggulung PNPM karena proyek ini ad hoc, non
sistemik dan berskala lokal.
• Tetapi PNPM telah menjadi rezim tersendiri yang sulit
digulung oleh UU Desa.
• PNPM menghadirkan bom waktu, terkait dengan
keberlanjutan program, fasilitator dan warisan aset.
• Secara de facto PNPM dan fasilitatornya sudah berakhir per
31 Desember 2014. Tetapi mereka terus gerilya agar bisa
terus berlanjut.
• Kalau PNPM terus belanjut, maka bisa mendistorsi
pelaksanaan UU Desa
6. Jebakan Uang dan Proyek
• Sebagian besar pihak memahami UU Desa terjebak pada uang besar, 1.4 milyar per
desa.
• Orang bilang: desa akan kebanjiran uang, sehingga akan menimbulkan korupsi
besar-besaran di desa. Karena itu korupsi perlu dicegah dan uang perlu
dikendalikan.
• Argumen kepala desa progresif:
– Kades di Sentani Jayapura: UU Desa bukan sekadar membagi uang, tetapi mengangkat harkat
martabat desa.
– Kades di Kupang: Korupsi bukan masalah kapasitas, tetapi masalah moralitas.
• Uang desa memang besar, tetapi angka 1.4 M itu hanya angka politik saja. Kalau
dibandingkan dengan kewenangan desa dan mandat pembangunan, uang 1 M itu
terlalu kecil dan tidak cukup.
• Pendekatan PENGENDALIAN adalah ekspresi dari paranoid. Ini akan terjebak pola
PNPM, yang berhasil mengendalikan uang, menyenangkan rakyat tetapi tidak
menolong rakyat.
• Di sisi lain, kondisi internal di Kemendesa juga bermasalah. Nalar dan pendekatan
proyek sangat kuat dalam memahami UU Desa. Misalnya bikin proyek membangun
5000 pasar desa, 5000 BUMDes, 5000 revitalisasi pasar tradisional. Ini berbeda
dengan semangat DESA MEMBANGUN yang diamanahkan UU Desa.
7. Pembelahan Desa: Kemendagri Vs Kemendesa
• Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (yang disiapkan oleh Tim
Arsitektur Kabinet Tim Transisi Jokowi-JK) terlalu prematur.
• KDPDTT itu tidak berbasis dan meng-upgrade PMD Kemendagri,
melainkan meletakkan basisnya pada Kementerian PDT. Transmigrasi
dan PMD Kemendagri digabungkan di dalamnya.
• Prasyarat, proses dan keputusan politik terhadap Kemendesa juga
prematur dan lemah.
• Ini berbeda dengan rekomendasi Pokja Desa Tim Transisi: (1) Desa
harus dikelola secara utuh dan terkonsolidasi, tidak boleh dibelah; (2)
Kemendesa secara utuh dan bulat, dengan basis PMD, yang
menangani desa; (3) Kalau Kemendesa tidak bisa dibuat secara utuh,
maka desa lebih baik ditangani oleh Kemendagri.
• Akibatnya terjadi konflik antara Kemendesa dan Kemendagri dalam
proses penataan kelembagaan Kemendesa dan proses
penggabungan PMD Kemendagri ke dalam Kemendesa.
7. Pembelahan Desa
• Pada prinsipnya UU Desa membagi domain desa terdiri dari:
– Pemerintahan desa
– Pembangunan desa
– Pembinaan kemasyarakatan
– Pemberdayaan masyarakat desa.
• Aspek pemerintahan desa dan sedikit pemberdayaan masyarakat desa
yang menjadi komoditas perebutan antara Kemendagri dan Kemendesa.
• Argumen Kemendagri: Pemerintahan satu kesatuan sistematik yang
mengalir dari Presiden sampai Desa, dengan kontrol oleh Kemendagri,
yang tidak boleh dipisah dan dibengkokkan. Pemisahan pemerintahan desa
dari Kemendagri bisa mengancam keutuhan NKRI.
• Argumen Kemendesa: Pemerintahan desa adalah pemerintahan yang lain,
yakni self governing community (mayasrakat berpemerintahan), yang
berbeda dengan pemerintahan formal, pemerintahan umum dan
pemerintahan daerah. Sesuai UU Desa, seluruh aspek pemerintahan desa,
pembangunan desa, kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat
ditangani oleh Kemendesa, kecuali aspek pemerintahan umum dan
kelurahan.
Item Kemendagri Kemendesa
Konsep Local self government Self governing community
Landasan Pasal 18 ayat 7 UUD 1945 Pasal 18 B ayat 2
Ranah pemerintahan Pemerintahan dalam negeri berdasarkan
asas desentralisasi
Pemerintahan desa berdasarkan asas
rekognisi dan subsidiaritas
Perspektif Melihat desa dari sisi pemerintahan Melihat pemerintahan dari sisi desa
Cakupan Pusat, provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan dan desa/kelurahan
merupakan satu kesatuan pemerintahan
yang hirarkhis-sistemik
Penyelenggaraan dan tatakelola
pemerintahan dalam (internal) desa
Posisi desa Desa sebagai organisasi pemerintahan
terbawah dan terendah yang
berhubungan langsung dengan
masyarakat
Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum
yang menjalankan pemerintahan,
pembangunan, pemberdayaan dan
kemasyarakatan
Tujuan/orientasi • Menjaga koherensi, keteraturan,
stabilitas pemerintahan dalam negeri
dari pusat sampai ke desa
• Menjaga keutuhan desa dalam
kerangka NKRI
• Menempatkan kepala desa sebagai
wakil pemerintah di desa.
• Memastikan tugas-tugas negara dan
kepentingan nasional bekerja di desa
• Memuliakan dan memperkuat desa
agar tumbuh menjadi desa mandiri
• Memastikan kewenangan asal usul dan
kewenangan lokal desa berjalan
dengan efektif
• Memperkuat kepala desa sebagai
pemimpin masyarakat
• Memperkuat penyelenggaraan
pemerintahan desa berlangsung secara
efektif dan demokratis
Milestone SOTK Kemendesa
Waktu SOTK Desa
3 Nov • Ditjen Pemerintahan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat
• Ditjen Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan
7 Nov • Dalam Pertemuan antar menteri, Sekab menegaskan bahwa seluruh
urusan desa ada di Kemendesa
13 November • Ditjan Tata Pemerintahan Desa
• Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Desa
• Ditjen Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan
17 Nov • Ditjen Tata Kelola Desa
• Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Desa
• Ditjen Pembangunan Desa
• Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan
1 Desember • Ditjen Pemerintahan Desa
• Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Desa
• Ditjen Pembangunan Desa
• Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan
9 Desember Presiden memberikan instruksi kepada Mendagri dan PMD untuk melakukan
penggabungan total ke dalam Kemendesa
Akhir desember Ada dua opsi yang diberikan KemenPAN
Pembelahan Desa oleh Perpres 11 dan 12
• Perpres 11/2015 (Kemendagri) membentuk Ditjen Bina
Pemerintahan Desa. Ditjen ini menjadi pengganti Ditjen
PMD.
• Perpres 12/2015 (Kemendesa) membentuk Ditjen
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat serta Ditjen
Pembangunan Kawasan Perdesaan di Kemendesa.
• Risiko pembelahan:
– Desa tidak ditangani secara utuh, terfokus dan terkonsolidasi.
– Benturan antara Kemendagri dan Kemendesa dari Jakarta
sampai level desa.
– Distorsi terhadap substansi dan pelaksanaan UU Desa
Pemilahan dan Perbedaan Perpres 11 dan 12
Ditjen Bina Pemerintahan Desa
Kemendagri
Ditjen Pembangunan dan PMD
Kemendesa
Tugas Menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
pemerintahan desa
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan
pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha
ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam
dan teknologi tepat guna, pembangunan sarana
prasarana desa, dan pemberdayaan masyarakat
desa
Fungsi fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan
administrasi pemerintahan desa,
pengelolaan keuangan dan aset desa, produk
hukum desa, pemilihan kepala desa,
perangkat desa, pelaksanaan penugasan
urusan pemerintahan, kelembagaan desa,
kerja sama pemerintahan, serta
evaluasi perkembangan desa;
Pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan
usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya
alam dan teknologi tepat guna, dan pembangunan
sarana prasarana desa, serta pemberdayaan
masyarakat desa
NSPK –
direktorat
penataan desa, penyelenggaraan administrasi
pemerintahan desa, pengelolaan keuangan
dan aset desa, kelembagaan desa, dan kerja
sama desa
pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha
ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam
dan teknologi tepat guna, dan pembangunan sarana
prasarana desa, serta pemberdayaan masyarakat
desa
Isu Abu-abu
Isu Ditjen BPD Ditjen PPMD
Kewenangan asal-usul dan
kewenangan lokal
• Fungsi eksplisitnya adalah pembinaan
di bidang penugasan urusan
pemerintahan.
• Fugsi pembinaan kewenangan asal-
usul dan lokal tidak eksplisit
• Mungkin akan membuat tafsir bahwa
kewenangan merupakan aspek
pemerintahan
Tidak memperoleh mandat
melakukan pembinaan dan
penanganan bidang pemerintahan
dan kewenangan desa.
Musyawarah desa Menafsirkan bahwa musdes merupakan
domain pemerintahan desa.
Memperkuat dan memastikan
partisipasi berbagai elemen
masyarakat dalam musdes
Pengembangan kapasitas
dan pendampingan
Akan melakukan pengembangan kapasitas
dan pendampingan terhadap pemerintah
desa beserta seluruh kegiatannya
Akan melakukan pengembangan
kapasitas dan pendampingan
terhadap masyarakat
Perencanaan pembangunan
desa
• Perencanaan desa merupakan fungsi
pemerintah desa.
• Kemendagri menangani aspek sistem,
tatakelola dan mekanisme
perencanaan pembangunan desa
Perencanaan merupakan domain
pembangunan, tetapi Ditjen ini
tidak mempunyai mandat
pembangunan partisipatif
Badan Usaha Milik
AntarDesa
Bumades adalah domain kerjasama
antardesa, shg ditangani Kemendagri
Bumades merupakan usaha
ekonomi desa, shg ditangani
Kemendesa
Catatan atas Pembelahan
• Secara kelembagaan Kementerian Desa dengan kondisi
saat ini sangat sulit menjalankan misi memuliakan,
memajukan dan memperkuat desa. Ini karena
beberapa hal:
– Prasyarat politik tidak tercukupi.
– Fragmentasi hubungan antara Kemendesa dengan
Kemendagri, K/L lain, Provinsi dan Kabupaten/Kota
• Tetapi secara historis dan dari sisi pendekatan,
Kemendagri telah terbukti gagal memajukan,
memuliakan dan memperkuat desa. Hakekat
Kemendagri adalah pembinaan. Hakekat pembinaan
adalah pengendalian. Hakekat pengendalian adalah
pengerdilan.
Posisi dan Strategi Kemendesa
• Kemendesa fokus pada pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, serta
pembangunan kawasan perdesaan.
• Kemendesa tidak mempunyai otoritas untuk mengendalikan kepala desa secara politik,
melainkan memfasilitasi dan menggerakkan kepala desa untuk memakmurkan rakyat desa.
• Seperti halnya demokrasi yang mengendal demokrasi prosedural dan demokrasi substansial,
maka ada juga desa prosedural (Kemendagri) dan desa substansial (Kemendesa).
• Atas fokus itu, Kemendesa bisa mengambil strategi-agenda sebagai berikut:
– Memperkuat demokrasi desa dari pintu masyarakat.
– Memfasilitasi dan memastikan delivery desa terhadap pelayanan dasar kepada
masyarakat.
– Memfasilitasi dan memastikan desa memakmurkan (desa makmur) masyarakat desa
dengan mengembangkan sumber-sumber penghidupan seperti pangan, energi, ikan,
kebun, hutan, tambang, dll.
– Akselerasi pembangunan kawasan perdesaan untuk membuka akses desa keluar
(infrastruktur, komunikasi, transportasi, ekonomi), pertumbuhan ekonomi lokal dan
pembukaan lapangan pekerjaan.
– Pemberdayaan masyarakat desa melalui pendidikan, pelatihan, pendampingan dan
pengorganisasian masyarakat desa serta berjaringan dengan organisasi masyarakat sipil.
Monitoring Kemendesa atas Desa
• Ketersediaan data tentang desa sangat terbatas.
• Lemahnya kesiapan desa menyambut dan melaksanaan mandat UU
Desa
• Daerah pengin dana proyek dari Kemendesa, tetapi resisten dan
enggan dalam pelaksanaan UU Desa
• Tipologi perkembangan desa (tertinggal, berkembang dan mandiri)
terlalu bias perdesaan dan sektoral, tidak relevan dengan UU Desa.
• Pendampingan desa menjadi modalitas penting bagi perubahan
desa. Pendampingan oleh OMS memberikan sumbangan berharga
bagi perubahan desa. Tetapi pendampingan desa oleh PNPM
Mandiri Perdesaan di 67 ribu desa, memberi sumbangan yang
terlalu minimalis.

More Related Content

What's hot

Materi kpmd
Materi kpmdMateri kpmd
Materi kpmd
Eka Saputra
 
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Salim SAg
 
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangunBuku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
Agus hariyanto
 
Penataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa revisi
Penataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa  revisiPenataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa  revisi
Penataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa revisi
Dhamy Manesi
 
Permen no.07 2007
Permen no.07 2007Permen no.07 2007
Permen no.07 2007
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Kelembagaan BUM Desa Bersama
Kelembagaan  BUM Desa BersamaKelembagaan  BUM Desa Bersama
Kelembagaan BUM Desa Bersama
Ahmad Rofik
 
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desaSeri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Agus hariyanto
 
Kesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEAKesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEA
suryokoco suryoputro
 
Ppt Memahami sistem pemerintah desa dan pemerintahan kecamatan
Ppt Memahami sistem pemerintah desa dan pemerintahan kecamatanPpt Memahami sistem pemerintah desa dan pemerintahan kecamatan
Ppt Memahami sistem pemerintah desa dan pemerintahan kecamatanCha-cha Taulanys
 
RUU BUMDes, Untuk Apa ? | KADES Iwan #01
RUU BUMDes, Untuk Apa ? | KADES Iwan #01RUU BUMDes, Untuk Apa ? | KADES Iwan #01
RUU BUMDes, Untuk Apa ? | KADES Iwan #01
TV Desa
 
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisi
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisiMateri legalitas kerjasama desa pur_revisi
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisideivie dedep
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
Yudhi Aldriand
 
Implementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desa
Implementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desaImplementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desa
Implementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desa
Joenas Sianturi
 
22. bumdes dalam alur regulasi
22. bumdes dalam alur regulasi22. bumdes dalam alur regulasi
22. bumdes dalam alur regulasi
keuangandesa
 
Powerpoint desa
Powerpoint desaPowerpoint desa
Powerpoint desa
vae ri
 
Kajian regulasi harmonisasi uu desa
Kajian regulasi harmonisasi uu desaKajian regulasi harmonisasi uu desa
Kajian regulasi harmonisasi uu desa
JARI Indonesia Borneo Barat
 
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
suryokoco suryoputro
 
Pid 1
Pid 1Pid 1
PENATAAN KELEMBAGAAN BKAD PNPM
PENATAAN KELEMBAGAAN BKAD PNPMPENATAAN KELEMBAGAAN BKAD PNPM
PENATAAN KELEMBAGAAN BKAD PNPM
diponegoro university
 

What's hot (20)

Materi kpmd
Materi kpmdMateri kpmd
Materi kpmd
 
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
 
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangunBuku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
 
Penataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa revisi
Penataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa  revisiPenataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa  revisi
Penataan kelembagaan antar desa dlm implemtasi uu desa revisi
 
Permen no.07 2007
Permen no.07 2007Permen no.07 2007
Permen no.07 2007
 
Kelembagaan BUM Desa Bersama
Kelembagaan  BUM Desa BersamaKelembagaan  BUM Desa Bersama
Kelembagaan BUM Desa Bersama
 
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desaSeri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
 
Kesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEAKesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEA
 
Ppt Memahami sistem pemerintah desa dan pemerintahan kecamatan
Ppt Memahami sistem pemerintah desa dan pemerintahan kecamatanPpt Memahami sistem pemerintah desa dan pemerintahan kecamatan
Ppt Memahami sistem pemerintah desa dan pemerintahan kecamatan
 
RUU BUMDes, Untuk Apa ? | KADES Iwan #01
RUU BUMDes, Untuk Apa ? | KADES Iwan #01RUU BUMDes, Untuk Apa ? | KADES Iwan #01
RUU BUMDes, Untuk Apa ? | KADES Iwan #01
 
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisi
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisiMateri legalitas kerjasama desa pur_revisi
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisi
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
 
Implementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desa
Implementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desaImplementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desa
Implementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desa
 
2 draft art bkad
2 draft art bkad2 draft art bkad
2 draft art bkad
 
22. bumdes dalam alur regulasi
22. bumdes dalam alur regulasi22. bumdes dalam alur regulasi
22. bumdes dalam alur regulasi
 
Powerpoint desa
Powerpoint desaPowerpoint desa
Powerpoint desa
 
Kajian regulasi harmonisasi uu desa
Kajian regulasi harmonisasi uu desaKajian regulasi harmonisasi uu desa
Kajian regulasi harmonisasi uu desa
 
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
 
Pid 1
Pid 1Pid 1
Pid 1
 
PENATAAN KELEMBAGAAN BKAD PNPM
PENATAAN KELEMBAGAAN BKAD PNPMPENATAAN KELEMBAGAAN BKAD PNPM
PENATAAN KELEMBAGAAN BKAD PNPM
 

Similar to Ppt desa uu desa layu sebelum berkembang

Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
Tomy Risqi
 
Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
Pengelolaan Keuangan Desa.pptxPengelolaan Keuangan Desa.pptx
Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
AgusthinMinggu1
 
Materi Seminar Potret Politik dan Pembangunan Desa di Jawa Timur 22 Juni 2023...
Materi Seminar Potret Politik dan Pembangunan Desa di Jawa Timur 22 Juni 2023...Materi Seminar Potret Politik dan Pembangunan Desa di Jawa Timur 22 Juni 2023...
Materi Seminar Potret Politik dan Pembangunan Desa di Jawa Timur 22 Juni 2023...
NovySetiaYunas
 
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptxPPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
ssuser305239
 
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
Akademi Desa 4.0
 
bimtek rt.pptx
bimtek rt.pptxbimtek rt.pptx
bimtek rt.pptx
UmmuFathiya1
 
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPDTupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
Unggul Sagena
 
PPT Pengelolaan_keuangan_deas 20-2018.pptx
PPT Pengelolaan_keuangan_deas 20-2018.pptxPPT Pengelolaan_keuangan_deas 20-2018.pptx
PPT Pengelolaan_keuangan_deas 20-2018.pptx
RismawanAris
 
Sosialisasi UU Desa.ppt
Sosialisasi UU Desa.pptSosialisasi UU Desa.ppt
Sosialisasi UU Desa.ppt
ArifYuliSetyono
 
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.pptDPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
karyainindah
 
UU desa no 6 th 2014 Dr. Ir. Wayan Koster, MM.
UU desa no 6 th 2014  Dr. Ir. Wayan Koster, MM.UU desa no 6 th 2014  Dr. Ir. Wayan Koster, MM.
UU desa no 6 th 2014 Dr. Ir. Wayan Koster, MM.
Love Bali Forum | www.BalidesaAdat.com
 
PPT Pengelolaan Keuangan Desa
PPT Pengelolaan Keuangan DesaPPT Pengelolaan Keuangan Desa
PPT Pengelolaan Keuangan Desa
BuyungRahmadPaijo
 
Mengurai Janji Pemerintah untuk Desa
Mengurai Janji Pemerintah untuk Desa Mengurai Janji Pemerintah untuk Desa
Mengurai Janji Pemerintah untuk Desa
suryokoco suryoputro
 
iv_pembangunan-desa.ppt
iv_pembangunan-desa.pptiv_pembangunan-desa.ppt
iv_pembangunan-desa.ppt
ZaenudinAmrulloh1
 
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)agus raharjo
 
LPD.pptx
LPD.pptxLPD.pptx
LPD.pptx
RiskiAnanda28
 
PokokPokok Substansi RUU BUMDes | KADES Iwan #01
PokokPokok Substansi RUU BUMDes  | KADES Iwan #01 PokokPokok Substansi RUU BUMDes  | KADES Iwan #01
PokokPokok Substansi RUU BUMDes | KADES Iwan #01
TV Desa
 
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by SukimanRangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by SukimanSukiman Sukiman
 
Gambaran umum uu desa
Gambaran umum uu desaGambaran umum uu desa
Gambaran umum uu desa
Formasi Org
 

Similar to Ppt desa uu desa layu sebelum berkembang (20)

Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
 
Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
Pengelolaan Keuangan Desa.pptxPengelolaan Keuangan Desa.pptx
Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
 
Materi Seminar Potret Politik dan Pembangunan Desa di Jawa Timur 22 Juni 2023...
Materi Seminar Potret Politik dan Pembangunan Desa di Jawa Timur 22 Juni 2023...Materi Seminar Potret Politik dan Pembangunan Desa di Jawa Timur 22 Juni 2023...
Materi Seminar Potret Politik dan Pembangunan Desa di Jawa Timur 22 Juni 2023...
 
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptxPPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
 
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
 
bimtek rt.pptx
bimtek rt.pptxbimtek rt.pptx
bimtek rt.pptx
 
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPDTupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
 
PPT Pengelolaan_keuangan_deas 20-2018.pptx
PPT Pengelolaan_keuangan_deas 20-2018.pptxPPT Pengelolaan_keuangan_deas 20-2018.pptx
PPT Pengelolaan_keuangan_deas 20-2018.pptx
 
Sosialisasi UU Desa.ppt
Sosialisasi UU Desa.pptSosialisasi UU Desa.ppt
Sosialisasi UU Desa.ppt
 
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.pptDPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
 
UU desa no 6 th 2014 Dr. Ir. Wayan Koster, MM.
UU desa no 6 th 2014  Dr. Ir. Wayan Koster, MM.UU desa no 6 th 2014  Dr. Ir. Wayan Koster, MM.
UU desa no 6 th 2014 Dr. Ir. Wayan Koster, MM.
 
PPT Pengelolaan Keuangan Desa
PPT Pengelolaan Keuangan DesaPPT Pengelolaan Keuangan Desa
PPT Pengelolaan Keuangan Desa
 
Mengurai Janji Pemerintah untuk Desa
Mengurai Janji Pemerintah untuk Desa Mengurai Janji Pemerintah untuk Desa
Mengurai Janji Pemerintah untuk Desa
 
iv_pembangunan-desa.ppt
iv_pembangunan-desa.pptiv_pembangunan-desa.ppt
iv_pembangunan-desa.ppt
 
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
 
LPD.pptx
LPD.pptxLPD.pptx
LPD.pptx
 
Prop pontren
Prop pontrenProp pontren
Prop pontren
 
PokokPokok Substansi RUU BUMDes | KADES Iwan #01
PokokPokok Substansi RUU BUMDes  | KADES Iwan #01 PokokPokok Substansi RUU BUMDes  | KADES Iwan #01
PokokPokok Substansi RUU BUMDes | KADES Iwan #01
 
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by SukimanRangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
 
Gambaran umum uu desa
Gambaran umum uu desaGambaran umum uu desa
Gambaran umum uu desa
 

Recently uploaded

Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Mirza Sohirin
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
MuhamadIkbalThola1
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
teraspky798
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
PemerintahanNagariKu1
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 

Recently uploaded (17)

Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 

Ppt desa uu desa layu sebelum berkembang

  • 1. UU Desa: Layu Sebelum Berkembang? Sutoro Eko Tukang Ngurusi Desa
  • 2. Tentang UU Desa • Kombinasi antara pengetahuan, gerakan, aspirasi dari bawah, hasrat politik dan momentum politik menjelang Pemilu 2014, dengan gegap gempita melahirkan UU No. 6/2014 tentang Desa • Pasca pengesahan 18 Desember 2013, UU Desa disambut dengan gembira, antusias dan penuh kemenangan. • Presiden SBY, Mendagri Gawaman Fauzi, seluruh jajaran dan staf PMD Kemendagri, DPR, DPD, aparat desa, NGOs pegiat desa menyambut kemenangan atas. • Diskusi dan sosialisasi kami di berbagai daerah sejak akhir 2013, UU Desa disambut dengan penuh semangat oleh orang desa dan pegiat desa. • Dirjen PMD Tarmizi A Karim juga mempunyai kesaksian sama: “Masyarakat bawah menyambut UU Desa dengan semangat luar biasa, tampak the new life akan segera hadir”. • Kalangan OMS juga penuh semangat menjangkar UU Desa sebagai modalitas untuk gerakan dan advokasi.
  • 3. Layu Sebelum Berkembang 1. PP 43 dan PP 60 mendistorsi substansi UU Desa. 2. Sosialisasi dan instalasi UU Desa yang mengalami delay. 3. Dana Desa hanya sebesar 9.1 T dari yang seharusnya 63 T 4. Resistensi daerah terhadap UU Desa 5. Bom waktu PNPM Mandiri 6. Jebakan proyek dan uang dalam pemahaman UU Desa 7. Pembelahan Desa oleh Perpres 11/2015 (Kemendagri) dan Perpres 12/2015 (Kemendesa), akibat konflik antara Kemendagri dan Kemendesa.
  • 4. 1. DISTORSI UU DESA oleh PP • PP 43/2014 menggelapkan dan mendistorsi tiga asas penting dalam UU Desa, yakni rekognisi, subsidiaritas dan demokrasi. • PP 60 tentang Dana Desa keliru dalam membuat formula sehingga menciptakan disparitas antardesa. – Ia taat pada subsidiaritas, tetapi tidak mengakui rezim desa (termasuk keuangan desa) secara utuh. – Dana Desa masih ditempatkan semacam program pemerintah di desa, yang belum terkonsolidasi secara utuh sebagai hak, kewajiban dan rezim desa.
  • 5. 2. DELAY SOSIALISASI DAN INSTALASI UU DESA • UU Desa dan PP 43 mengamanatkan UU Desa berjalan per 1 Januari 2015. • Tetapi sosialiasi dan instalasi UU Desa oleh pemerintah di daerah dan di desa mengalami penundaan dan pelambatan. Sosialisasi dilakukan secara parsial. • Delay dan pendekatan parsial ini juga menciptakan distorsi mulai dari pemahaman sampai dengan kesiapan lokal. • Hiruk pikuk politik 2014 dan keterbatasan anggaran menjadi kambing hitam atas delay.
  • 6. 3. Dana Desa Mimimalis • Dana Desa diberikan secara bertahap. • Dana Desa dari Kemenkeu pada dasarnya mengonsolidasikan dana Bantuan Langsung Masyarakat berbasis desa yang selama ini dikelola oleh K/L. • Kemenkeu menetapkan tidak ada lagi BLM, melainkan seluruh dana yang masuk ke desa dikonsolidasikan ke Dana Desa. • Kemenkeu mengidentifikasi dana program berbasis desa pada seluruh K/L, tetapi yang ditemukan hanya PNPM Mandiri dan PPIP PU. Niainya sekitar 9.1 T. • K/L lain tidak menyuguhkan data ke Kemenkeu. • Ada usulan dana desa meningkat menjadi 29 T. • Posisi sekarang: Kemenkeu merevisi PP 60, dan menetapkan dana desa naik menjadi 19 T. Ini akan dibagi ke 74.095 desa.
  • 7. 4. Resistensi daerah terhadap UU Desa • Di saat orang desa dan pegiat desa menyambut UU Desa dengan hangat, Pemerintah Kabupaten cenderung merespons dengan lesu dan resisten. • Pada umumnya daerah mengatakan: (a) UU Desa membuat collaps APBD karena mengambil 10% dana perimbangan (minus DAK) untuk Alokasi Dana Desa (ADD naik rata-rata 300% dari sebelumnya); (b) UU akan menciptakan konflik karena penetapan desa adat dan uang besar yang masuk ke desa; (c) desa tidak siap dan tidak mampu kelola uang besar, sehingga akan banyak kepala desa masuk penjara. • Karena resistensi daerah, maka delivery UU Desa (baik sosialisasi maupun instalasi) sampai ke desa sangat terhambat. Daerah belum menyiapkan perangkat peraturan, dan memberikan pelatihan desa secara terbatas sebagai proyek.
  • 8. 5. Bom waktu PNPM Mandiri • PNPM menggunakan nalar community driven (CDD) development, UU Desa menggunakan nalar village driven development. • UU Desa menggulung PNPM karena proyek ini ad hoc, non sistemik dan berskala lokal. • Tetapi PNPM telah menjadi rezim tersendiri yang sulit digulung oleh UU Desa. • PNPM menghadirkan bom waktu, terkait dengan keberlanjutan program, fasilitator dan warisan aset. • Secara de facto PNPM dan fasilitatornya sudah berakhir per 31 Desember 2014. Tetapi mereka terus gerilya agar bisa terus berlanjut. • Kalau PNPM terus belanjut, maka bisa mendistorsi pelaksanaan UU Desa
  • 9. 6. Jebakan Uang dan Proyek • Sebagian besar pihak memahami UU Desa terjebak pada uang besar, 1.4 milyar per desa. • Orang bilang: desa akan kebanjiran uang, sehingga akan menimbulkan korupsi besar-besaran di desa. Karena itu korupsi perlu dicegah dan uang perlu dikendalikan. • Argumen kepala desa progresif: – Kades di Sentani Jayapura: UU Desa bukan sekadar membagi uang, tetapi mengangkat harkat martabat desa. – Kades di Kupang: Korupsi bukan masalah kapasitas, tetapi masalah moralitas. • Uang desa memang besar, tetapi angka 1.4 M itu hanya angka politik saja. Kalau dibandingkan dengan kewenangan desa dan mandat pembangunan, uang 1 M itu terlalu kecil dan tidak cukup. • Pendekatan PENGENDALIAN adalah ekspresi dari paranoid. Ini akan terjebak pola PNPM, yang berhasil mengendalikan uang, menyenangkan rakyat tetapi tidak menolong rakyat. • Di sisi lain, kondisi internal di Kemendesa juga bermasalah. Nalar dan pendekatan proyek sangat kuat dalam memahami UU Desa. Misalnya bikin proyek membangun 5000 pasar desa, 5000 BUMDes, 5000 revitalisasi pasar tradisional. Ini berbeda dengan semangat DESA MEMBANGUN yang diamanahkan UU Desa.
  • 10. 7. Pembelahan Desa: Kemendagri Vs Kemendesa • Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (yang disiapkan oleh Tim Arsitektur Kabinet Tim Transisi Jokowi-JK) terlalu prematur. • KDPDTT itu tidak berbasis dan meng-upgrade PMD Kemendagri, melainkan meletakkan basisnya pada Kementerian PDT. Transmigrasi dan PMD Kemendagri digabungkan di dalamnya. • Prasyarat, proses dan keputusan politik terhadap Kemendesa juga prematur dan lemah. • Ini berbeda dengan rekomendasi Pokja Desa Tim Transisi: (1) Desa harus dikelola secara utuh dan terkonsolidasi, tidak boleh dibelah; (2) Kemendesa secara utuh dan bulat, dengan basis PMD, yang menangani desa; (3) Kalau Kemendesa tidak bisa dibuat secara utuh, maka desa lebih baik ditangani oleh Kemendagri. • Akibatnya terjadi konflik antara Kemendesa dan Kemendagri dalam proses penataan kelembagaan Kemendesa dan proses penggabungan PMD Kemendagri ke dalam Kemendesa.
  • 11. 7. Pembelahan Desa • Pada prinsipnya UU Desa membagi domain desa terdiri dari: – Pemerintahan desa – Pembangunan desa – Pembinaan kemasyarakatan – Pemberdayaan masyarakat desa. • Aspek pemerintahan desa dan sedikit pemberdayaan masyarakat desa yang menjadi komoditas perebutan antara Kemendagri dan Kemendesa. • Argumen Kemendagri: Pemerintahan satu kesatuan sistematik yang mengalir dari Presiden sampai Desa, dengan kontrol oleh Kemendagri, yang tidak boleh dipisah dan dibengkokkan. Pemisahan pemerintahan desa dari Kemendagri bisa mengancam keutuhan NKRI. • Argumen Kemendesa: Pemerintahan desa adalah pemerintahan yang lain, yakni self governing community (mayasrakat berpemerintahan), yang berbeda dengan pemerintahan formal, pemerintahan umum dan pemerintahan daerah. Sesuai UU Desa, seluruh aspek pemerintahan desa, pembangunan desa, kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat ditangani oleh Kemendesa, kecuali aspek pemerintahan umum dan kelurahan.
  • 12. Item Kemendagri Kemendesa Konsep Local self government Self governing community Landasan Pasal 18 ayat 7 UUD 1945 Pasal 18 B ayat 2 Ranah pemerintahan Pemerintahan dalam negeri berdasarkan asas desentralisasi Pemerintahan desa berdasarkan asas rekognisi dan subsidiaritas Perspektif Melihat desa dari sisi pemerintahan Melihat pemerintahan dari sisi desa Cakupan Pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan merupakan satu kesatuan pemerintahan yang hirarkhis-sistemik Penyelenggaraan dan tatakelola pemerintahan dalam (internal) desa Posisi desa Desa sebagai organisasi pemerintahan terbawah dan terendah yang berhubungan langsung dengan masyarakat Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang menjalankan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan dan kemasyarakatan Tujuan/orientasi • Menjaga koherensi, keteraturan, stabilitas pemerintahan dalam negeri dari pusat sampai ke desa • Menjaga keutuhan desa dalam kerangka NKRI • Menempatkan kepala desa sebagai wakil pemerintah di desa. • Memastikan tugas-tugas negara dan kepentingan nasional bekerja di desa • Memuliakan dan memperkuat desa agar tumbuh menjadi desa mandiri • Memastikan kewenangan asal usul dan kewenangan lokal desa berjalan dengan efektif • Memperkuat kepala desa sebagai pemimpin masyarakat • Memperkuat penyelenggaraan pemerintahan desa berlangsung secara efektif dan demokratis
  • 13. Milestone SOTK Kemendesa Waktu SOTK Desa 3 Nov • Ditjen Pemerintahan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat • Ditjen Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 7 Nov • Dalam Pertemuan antar menteri, Sekab menegaskan bahwa seluruh urusan desa ada di Kemendesa 13 November • Ditjan Tata Pemerintahan Desa • Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Desa • Ditjen Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 17 Nov • Ditjen Tata Kelola Desa • Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Desa • Ditjen Pembangunan Desa • Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan 1 Desember • Ditjen Pemerintahan Desa • Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Desa • Ditjen Pembangunan Desa • Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan 9 Desember Presiden memberikan instruksi kepada Mendagri dan PMD untuk melakukan penggabungan total ke dalam Kemendesa Akhir desember Ada dua opsi yang diberikan KemenPAN
  • 14. Pembelahan Desa oleh Perpres 11 dan 12 • Perpres 11/2015 (Kemendagri) membentuk Ditjen Bina Pemerintahan Desa. Ditjen ini menjadi pengganti Ditjen PMD. • Perpres 12/2015 (Kemendesa) membentuk Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat serta Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan di Kemendesa. • Risiko pembelahan: – Desa tidak ditangani secara utuh, terfokus dan terkonsolidasi. – Benturan antara Kemendagri dan Kemendesa dari Jakarta sampai level desa. – Distorsi terhadap substansi dan pelaksanaan UU Desa
  • 15. Pemilahan dan Perbedaan Perpres 11 dan 12 Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri Ditjen Pembangunan dan PMD Kemendesa Tugas Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pemerintahan desa Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna, pembangunan sarana prasarana desa, dan pemberdayaan masyarakat desa Fungsi fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa, produk hukum desa, pemilihan kepala desa, perangkat desa, pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan, kelembagaan desa, kerja sama pemerintahan, serta evaluasi perkembangan desa; Pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna, dan pembangunan sarana prasarana desa, serta pemberdayaan masyarakat desa NSPK – direktorat penataan desa, penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa, kelembagaan desa, dan kerja sama desa pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna, dan pembangunan sarana prasarana desa, serta pemberdayaan masyarakat desa
  • 16. Isu Abu-abu Isu Ditjen BPD Ditjen PPMD Kewenangan asal-usul dan kewenangan lokal • Fungsi eksplisitnya adalah pembinaan di bidang penugasan urusan pemerintahan. • Fugsi pembinaan kewenangan asal- usul dan lokal tidak eksplisit • Mungkin akan membuat tafsir bahwa kewenangan merupakan aspek pemerintahan Tidak memperoleh mandat melakukan pembinaan dan penanganan bidang pemerintahan dan kewenangan desa. Musyawarah desa Menafsirkan bahwa musdes merupakan domain pemerintahan desa. Memperkuat dan memastikan partisipasi berbagai elemen masyarakat dalam musdes Pengembangan kapasitas dan pendampingan Akan melakukan pengembangan kapasitas dan pendampingan terhadap pemerintah desa beserta seluruh kegiatannya Akan melakukan pengembangan kapasitas dan pendampingan terhadap masyarakat Perencanaan pembangunan desa • Perencanaan desa merupakan fungsi pemerintah desa. • Kemendagri menangani aspek sistem, tatakelola dan mekanisme perencanaan pembangunan desa Perencanaan merupakan domain pembangunan, tetapi Ditjen ini tidak mempunyai mandat pembangunan partisipatif Badan Usaha Milik AntarDesa Bumades adalah domain kerjasama antardesa, shg ditangani Kemendagri Bumades merupakan usaha ekonomi desa, shg ditangani Kemendesa
  • 17. Catatan atas Pembelahan • Secara kelembagaan Kementerian Desa dengan kondisi saat ini sangat sulit menjalankan misi memuliakan, memajukan dan memperkuat desa. Ini karena beberapa hal: – Prasyarat politik tidak tercukupi. – Fragmentasi hubungan antara Kemendesa dengan Kemendagri, K/L lain, Provinsi dan Kabupaten/Kota • Tetapi secara historis dan dari sisi pendekatan, Kemendagri telah terbukti gagal memajukan, memuliakan dan memperkuat desa. Hakekat Kemendagri adalah pembinaan. Hakekat pembinaan adalah pengendalian. Hakekat pengendalian adalah pengerdilan.
  • 18. Posisi dan Strategi Kemendesa • Kemendesa fokus pada pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, serta pembangunan kawasan perdesaan. • Kemendesa tidak mempunyai otoritas untuk mengendalikan kepala desa secara politik, melainkan memfasilitasi dan menggerakkan kepala desa untuk memakmurkan rakyat desa. • Seperti halnya demokrasi yang mengendal demokrasi prosedural dan demokrasi substansial, maka ada juga desa prosedural (Kemendagri) dan desa substansial (Kemendesa). • Atas fokus itu, Kemendesa bisa mengambil strategi-agenda sebagai berikut: – Memperkuat demokrasi desa dari pintu masyarakat. – Memfasilitasi dan memastikan delivery desa terhadap pelayanan dasar kepada masyarakat. – Memfasilitasi dan memastikan desa memakmurkan (desa makmur) masyarakat desa dengan mengembangkan sumber-sumber penghidupan seperti pangan, energi, ikan, kebun, hutan, tambang, dll. – Akselerasi pembangunan kawasan perdesaan untuk membuka akses desa keluar (infrastruktur, komunikasi, transportasi, ekonomi), pertumbuhan ekonomi lokal dan pembukaan lapangan pekerjaan. – Pemberdayaan masyarakat desa melalui pendidikan, pelatihan, pendampingan dan pengorganisasian masyarakat desa serta berjaringan dengan organisasi masyarakat sipil.
  • 19. Monitoring Kemendesa atas Desa • Ketersediaan data tentang desa sangat terbatas. • Lemahnya kesiapan desa menyambut dan melaksanaan mandat UU Desa • Daerah pengin dana proyek dari Kemendesa, tetapi resisten dan enggan dalam pelaksanaan UU Desa • Tipologi perkembangan desa (tertinggal, berkembang dan mandiri) terlalu bias perdesaan dan sektoral, tidak relevan dengan UU Desa. • Pendampingan desa menjadi modalitas penting bagi perubahan desa. Pendampingan oleh OMS memberikan sumbangan berharga bagi perubahan desa. Tetapi pendampingan desa oleh PNPM Mandiri Perdesaan di 67 ribu desa, memberi sumbangan yang terlalu minimalis.