SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH FITOKIMIA
“PERBANDINGAN SENYAWA TANNIN PADA TANAMAN PUTRI
MALU DAN DAUN ALPUKAT SEBAGAI PEWARNA ALAMI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOXHLETASI”
tugas fitokimia yang dibina oleh bapak Choirul Huda, S.farm.,Apt
Oleh:
Efi Ratna Sari
(1413206018)
S1 FARMASI
STIKES KARYA PUTRA BANGSA
TULUNGAGUNG
2016
i FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya makalah fitokimia hasil perbadingan jurnal dapat diselesaikan dengan
tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Choirul Huda, S.farm.,Apt selaku
dosen pembimbing karena dengan adanya tugas ini dapat menambah wawasan kami.
Laporan ini berisikan tentang “Perbandingan Senyawa Tanin Pada Tanaman Putri
Malu dan Daun Alpukat Sebagai Pewarna Alami Dengan Menggunakan Metode
Soxhletasi”
Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembacanya serta dapat memenuhi tugas fitokimia seperti yang diharapkan. Makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Tulungagung, 15 Mei 2016
Penyusun
ii FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat.....................................................................................................6
3.2 Bahan...................................................................................................6
3.3 Prosedur................................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Ekstraksi Daun Apukat......................................................................8
4.2 Hasil Ekstraksi tanaman putri malu..................................................9
BAB V PENUTUP..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
iii FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri tekstil dan dunia fashion saat ini semakin
berkembang pesat. Pewarnaan tekstil sebagian besar menggunakan pewarna
buatan. Pewarna sintetis yang mengandung bahan kimia dapat berbahaya dan
limbah yang dibuang dapat merusak lingkungan, sehingga pengolahan limbahnya
pun membutuhkan biaya yang cukup besar bagi industri. Di berbagai negara
maju dan berkembang, kini pewarnaan sudah mulai beralih menggunakan zat
warna alami, yang lebih ramah lingkungan dibandingkan pewarnaan dengan
pewarna buatan.
Karena penggunaan pewarna sintetis memiliki beberapa kerugian ini yang
menyebabkan perlu adanya penelitian dan pengembangan inovasi pewarna yang
bersumber dari alam. Tanaman Putri malu dan daun alpukat merupakan salah
satu yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi zat warna alami untuk
pewarnaan tekstil.
Tanin dapat digunakan sebagai pewarna alami, diketahui bahwa daun
alpukat mengandung senyawa tannin, sebagai zat pewarna akan menimbulkan
warna cokelat atau kecokelatan (Prayitno dkk., 2003). Sedangkan Tannin yang
terdapat dalam batang dan akar tanaman putri malu juga dapat dipakai pewarna
alami (Winarno dan Rahayu, 1994).
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas perlu dibandingkan
seberapa banyak senyawa tannin yang terkandung pada masing – masing
senyawa, sehingga diketahui tanaman mana yang lebih efektif digunakan sebagai
pewarna alami.
1 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perbandingan senyawa tannin pada tanaman putri malu dan daun
alpukat sebagai pewarna alami dengan menggunakan metode soxhletasi?
2. Bagaimana metode ekstraksi dan pelarut yang cocok untuk penarikasn
senyawa tannin?
3. Berapa hasil senyawa tannin yang diperoleh melalui metode penarikan
soxhletasi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui perbandingan senyawa tannin pada tanaman putri malu dan daun
alpukat sebagai pewarna alami dengan menggunakan metode soxhletasi.
2. Mengetahui metode ekstraksi dan pelarut yang cocok untuk penarikan
senyawa tannin pada tanaman putri malu dan daun alpukat.
3. Mengetahui hasil rendemen senyawa tannin pada tanaman putri malu dan
daun alpukat.
1.4 Manfaat
Untuk mengetahui perbandingan senyawa tannin pada tumbuhan putri malu dan
daun alpukat sehingga dapat diketahui efektifitas tanaman putri malu dan daun
alpukat sebagai pewarna alami.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
Tanin adalah senyawa fenol yang memiliki berat molekul 500-3000 daltons
(Da). Tanin diklasifikasi atas dua kelompok atas dasar tipe struktur dan aktivitasnya
terhadap senyawa hidrolitik,yaitutanin terkondensasi (condensed tannin) dan tanin
yang dapat dihidrolisis (hyrolyzable tannin) (Hagerman, 2002).
Tanin hidrolisis adalah tanin pada pemanasan dengan asam klorida atau asam
sulfat menghasilkan asam galat atau asam elagat. Tanin terkondensasi adalah tanin
pada pemanasan dengan asam klorida menghasilkan phlobaphenes seperti
phloroglucinol (Browning, 1966).
Tanin dapat dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan, baik tumbuhan
tingkat tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang berbeda-beda.
Sumber tanin antara lain diperoleh dari jenis bakau-bakauan atau jenis-jenis dari
tumbuhan seperti akasia (Acacia sp), ekaliptus (Eucalyptus sp), pinus (Pinus sp) dan
sebagainya. Tanin selama ini banyak digunakan sebagai bahan perekat tipe eksterior,
yang terutama terdapat pada bagian kulit kayu. Tanin memiliki sifat antara lain dapat
larut dalam air atau alkohol karena tanin banyak mengandung fenol yang memiliki
gugus OH, dapat mengikat logam berat, serta adanya zat yang bersifat anti rayap dan
jamur (Carter et al., 1978).
Jika R1=R2=OH, R3=H maka struktur ini
adalah grup (-) epicatechin dan jika pada R1
dan R2 sebagaikomponen lain maka grup
ini terindikasi di bawah struktur R2=O-
galloyl pada catechin gallat.
Tanin dapat digunakan sebagai pewarna alami, menurut Prayitno dkk., (2003)
diketahui bahwa daun alpukat mengandung senyawa tannin, sebagai zat pewarna
3 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
akan menimbulkan warna cokelat atau kecokelatan. Sedangkan Tannin yang terdapat
dalam batang dan akar tanaman putri malu juga dapat dipakai pewarna alami
(Winarno dan Rahayu, 1994).
Penggunaan tannin sebagai bahan pewarna yaitu sebagai mordant biasanya
dilakukan dengan dikombinasi dengan bahan logam tertentu. Prabhu dan Teli (2011)
mengekstraksi tannin dari asam jawa (Tamarindus indica L.) sebagai mordant alami
yang dicampur dengan tembaga sulfat sebagai bahan pewarna alami pada bahan
katun, wol dan kain sutra. Kekuatan warna hasil pencelupan dengan mordant
selanjutnya diuji dengan pencucian dan paparan terhadap cahaya ternyata mordant ini
lebih tahan luntur jika dibandingkan dengan pencelupan dengan pewarna alami
(kunyit dan kulit delima) tanpa mordant. Tannin terkondensasi (proanthocyanidins
tannin) memberikan kekuatan warna menjadi tidak luntur. Seni Tekstil Indonesia,
menggunakan pencelupan mordant yang berupa kombinasi tannin dan garam
aluminium untuk memberikan warna merah, sedangkan kombinasi tannin dan zat besi
akan memberikan warna nila.
Pengambilan tannin dari tanaman dapat dilakukan dengan ekstraksi
menggunakan pelarut organik. Markom dkk. (2007) mengekstraksi tannin dari
Phyllanthus niruri Linn, menggunakan berbagai pelarut organik (petroleum eter,
dikhorometana, khloroform, metanol, etanol dan aseton) dengan metoda ekstraksi
Sohxlet. Chavan dkk. (2001) mengektrak tannin kental dari kacang pantai,
kacanghijau dan kacang rumput menggunakan pelarut metanol dan aseton dengan
variasi konsentrasi pelarut, tanpa pemanasan. Hasil terbaik diperoleh pada ekstraksi
tannin dengan pelarut aseton dengan kemurnian 70%. Artikel ini melaporkan kajian
mengenai ekstraksi tannin dari putrimalu dengan metode soxhlet menggunakan
beberapa jenis pelarut organik dan pemodelan matematik untuk menggambarkan
perpindahan massa di dalam proses ekstraksi tersebut
Menurut Tjukup Marnoto dkk 2012 mekanisme proses ekstraks yaitu, terjadi
perpindahan massa (solute) dari padatan ke pelarut. Mekanisme perpindahan massa
pada proses ekstraksi menggunakan soxhlet yaitu dimana uap pelarut yang timbul
sebagai akibat dari pemanasan pelarut akan bergerak ke atas. Selanjutnya, uap ini
4 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
diembunkan di atas padatan dan embunan yang terbentuk tercurah ke tumpukan
padatan untuk mengekstrak solute sehingga terjadi ekstraksi. Selanjutnya, luapan
pelarut yang mengandung ekstrak turun ke labu penampung pelarut yang dipanaskan
dan akan kembali menguapkan pelarut. Proses ini terjadi secara berulang dan terus
menerus sehingga terjadi ekstraksi secara kontinyu.
BAB III
METODOLOGI
a.1 Alat
5 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
Seperangkat alat soxhlet
a.2 Bahan
a) Untuk ekstraksi Daun alpukat
• Daun alpukat yang tua (yang dekat dengan pangkal dan berwarna hijau tua)
• Pelarut yang digunakan yaitu etanol 95 % (teknis) dan aseton (teknis).
b) Untuk Ekstraksi Tanaman Putri Malu
• Tanaman putri malu yang digunakan diambil batang dan daunnya
• Pelarut organik yang digunakan yaitu metanol dengan kemurnian 96%,
aseton kemurnian 96%, n-heksan kemurnian 98% dan etanol 96%
a.3 Prosedur
a) Daun Putri Malu
1. Diambil Sebanyak 10 gram yang sudah kering
2. Dibungkus dengan kertas saring
3. Dimasukkan ke dalam thimbel soxhlet
4. Diisi dengan pelarut pada labu alas bulat sebanyak 2/3 bagian dari isi
labu yaitu 350 ml. Selanjutnya, Water bath difungsikan,dan pada saat
yang sama air pendingin dialirkan menuju pendingin tegak.
5. Diekstraksi sampai terjadi kesetimbangan ekstrak tannin yang ditandai
dengan kadar tannin di dalam pelarut relatif tetap.
b) Daun Alpukat
1. Daun alpukat dikeringkan dalam oven dengan menggunakan suhu 800 C
selama kurang lebih 5 jam dan dihaluskan menjadi serbuk.
6 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
2. Ditimbang sebanyak 10 gram, kemudian dibungkus (dilapisi) dengan
kapas dan kertas saring.
3. Dimasukkan ke dalam soxhlet dan diekstraksi menggunakan pelarut
sesuai dengan perlakuan jenis pelarut yaitu menggunakan etanol 95% dan
aseton dengan perbandingan etanol 95% dan aseton 3:0; 3:1 dan 3:2,
masing-masing sebanyak 300 mL, serta menggunakan perlakuan waktu
ekstraksi yaitu selama 150 menit dan 180 menit.
4. Diekstraksi secara soxhletasi menggunakan suhu pemanasan 800 C. 4.
Hasil ektraksi dengan soxhletasidisaring dengan kertas saring dan
dipisahkan dari endapannya
5. Diekstrak daun alpukat kemudian dievaporasi menggunakan rotary
vacuum evaporator untuk menghilangkan pelarut dalam ekstrak, dengan
suhu di bawah titik didih pelarut (50 - 600 C). Evaporasi dilakukan
sampai pelarut pada labu pemisah tidak menetes lagi, sehingga dihasilkan
ekstrak kasar daun alpukat yang diharapkan sudah tidak mengandung
pelarut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Ekstraksi Daun alpukat
7 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
Dari hasil penelitian ekstraksi tanin dari daun alpukat tersebut, diketahui
total tanin yang terkandung dalam ekstrak berkisar 15,81 – 22,07 %. Pada data
analisis ragam rerata total tanin, diketahui bahwa pelarut dan waktu ekstraksi
berbeda nyata terhadap total tanin ekstrak. Dengan kata lain pelarut dan waktu
ekstraksi mempengaruhi nilai tanin yang terekstrak. Begitu juga dengan interaksi
antara faktor pelarut dengan waktu ekstraksi menunjukkan interaksi yang nyata.
Dari tabel dapat diketahui rerata total tanin dengan perlakuan proporsi
pelarut dan waktu ekstraksi memiliki sangat mempengaruhi hasil. Dengan kata
lain proporsi pelarut dengan waktu ekstraksi berpengaruh pada total tanin ekstrak
yang dihasilkan. Pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama dengan
senyawa tanin yang diekstrak dan waktu ekstraksi dengan soxhletasi yang lebih
lama akan menghasilkan ekstrak senyawa tannin yang maksimal. Dari hasil
diketahui total tanin tertinggi didapat pada perlakuan waktu ekstraksi 180 menit.
Hal ini dikarenakan semakin lama waktu ekstraksi, maka kontak antara pelarut
dan bahan yang diekstrak juga akan semakin lama, sehingga ekstraksi senyawa
pada bahan juga akan semakin banyak. Robinson (1995) menyatakan struktur
senyawa tanin tersusun atas atom-atom yang berbeda dan tanin memiliki gugus
hidroksi lebih dari satu dan memiliki momen dipol tidak sama dengan nol (μ ≠ 0)
yang menyebabkan tanin bersifat polar, sehingga harus dilarutkan dengan pelarut
8 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
yang bersifat polar, jadi karena sifat kepolaran pelarut yang berbeda yang
membuat kemampuan untuk mengekstrak tanin pun berbeda pula.
4.2 Ekstraksi Tanaman Puri Malu
Grafik Kadar tannin di dalam pelarut yang diambil setiap selang waktu 20 menit
pada berbagai jenis pelarut
9 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa dengan menggunakan
pelarut yang berbeda, jumlah tannin yang terekstrak juga berbeda, walaupun
volume pelarut yang digunakan adalah sama. Menurut Markom dkk. (2007)
ekstraksi tannin dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Sifat fisikokimia pelarut yang
ditandai dengan indeks polaritas dan momen dipole dapat dilihat pada Tabel 2.
Hasil ekstrak paling rendah diperoleh pada pelarut non polar n-heksana yaitu
0,0031 g/mL. Aseton, metanol dan etanol merupakan pelarut polar. Aseton
merupakan pelarut polar-aprotik yang tidak dapat memberikan ion OH-,
sedangkan metanol dan etanol merupakan pelarut polar-protik yaitu yang dapat
memberikan ion OH-, sehingga lebih mudah berinteraksi dengan gugus
fungsional yang polar pada tannin. Oleh karena itu, aseton menghasilkan ekstrak
tannin yang lebih rendah (0,016 g/mL) dibanding pelarut polar-protik (metanol
dan etanol).
Pelarut metanol dan etanol yang sama-sama bersifat polar-protik
menghasilkan ekstrak tannin yang berbeda yaitu metanol 0,0274 g/mL dan
etanol 0,044 g/mL, hal ini disebabkan pelarut metanol tidak mengandung air,
sedangkan etanol lebih banyak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada akhirnya
dapat melarutkan lebih banyak tannin. proses ekstraksi tannin dari tanaman
putrimalu dikaji menggunakan larutan etanol 96% ; 81% ; 66% ; 51% ; 36%
berat.
Pada ekstraksi soxhlet kemurnian uap pelarut yang diembunkan dan
dicurahkan ke padatan adalah selalu murni, tidak sama dengan kemurnian cairan
pelarut (ekstrak). Koefisien perpindahan massa gabungan atau koefisien adsorpsi
tannin padat-cair pada kemurnian pelarut etanol 66%, 81%, dan 96% adalah
0,0161, 0,0196 dan 0,0213 (1/menit). Hasil ekstraksi tannin yang terdapat pada
batang dan daun tanaman putri malu setelah dimurnikan adalah 3,65% (berat).
10 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perbandingan antara ektraksi pada tanaman putri malu dan
daun apukat diketahui bahwa kendungan senyawa tanin lebih banyak diperoleh
pada daun apukat denga total tanin daun apukat sebesar 22,07%, sedangkan pada
tanaman putri malu tannin secara murni hanya sebesar 3,65% dari total berat
sampel. Sehingga dapat dikatakan tannin pada daun apukat memiliki efektifitas
lebih besar yang dapat digunakan sebagai pewarna alami dibandingkan dengan
tanaman putri malu.
Pelarut yang cocok digunakan untuk metode ekstraksi soxhletasi untuk
penarikan senyawa tannin yaitu pelarut yang sifatnya polar karena senyawa
tannin bersifat polar.
Ekstraksi soxhletasi juga berpengaruh terhadap waktu, semakin lama waktu
ekstraksi, maka kontak antara pelarut dan bahan yang diekstrak juga akan
semakin lama, sehingga ekstraksi senyawa pada bahan juga akan semakin
banyak.
11 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
DAFTAR PUSTAKA
Hagerman, A. E. 2002. Tannin Chemistry, Department of Chemistry and
Biochemistry, Miamy University, Oxford.
Browning, B. L. 1966. Methods of Wood Chemistry. Vol I, II. Interscience
Publishers. New York.
Carter, F. L., A. M. Carlo and J. B Stanley. 1978. Termiticidal Components of
Wood Extracts Methyljuglone from Diospyros Virginia. Journal Agriculture.
26(4):869-873
Winarno, and Rahayu, T.S., (1994), Bahan Tambahan untuk Makanan dan
Kontaminan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Chavan, U.D., Shahidi, F., and Naczk, M., (2001), Extraction of condensed tannins
from beach pea (Lathyrus maritimus L.) as affected by different solvents,
Food Chemistry, 75, pp. 509-512
Prabhu, K.H. and Teli, M.D., (2011), Eco-Deing using Tamarindus Indica L. Seed
Coat Tannin as a Natural Mordant for Textiles with Antibacterial Activity,
Journal of Saudi Chemical Society : xxx, xxx–xxx, Article in Press.
Marnoto, T., (2010), Analisis Numerik dan Pemrograman dengan Bahasa Scilab,
percetakan UPN “Veteran”, Yogyakarta.
Markom, M., Hasan, M., Daud, W.R.W., Singh, H., and Jaim, J.M., (2007),
Extraction of hydrolysable tannins from Phyllanthus niruri Linn:Effects of
solvents and extraction methods, Separation andPurification Technology, 52,
pp. 487-496.
12 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
13 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”

More Related Content

What's hot

Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
evindatoh
 
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanolEkstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
Farhan Yuzevan
 
Makalah nanoteknologi alam
Makalah nanoteknologi alamMakalah nanoteknologi alam
Makalah nanoteknologi alam
Futhanul Wwee
 
penelitian terlengkap
penelitian terlengkappenelitian terlengkap
penelitian terlengkap
joyo oscar
 
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwaIdentifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
muhammadfurqon36
 
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassumfisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassumIrham Maladi
 
Bab i 5
Bab i 5Bab i 5
Bab i 5
TeguhWiyono8
 
Presentation1 partisi
Presentation1 partisiPresentation1 partisi
Presentation1 partisiDiana syam M
 
Uv vis
Uv visUv vis
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining FitokimiaPresentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
farmasistikes
 
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
Repository Ipb
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)
Hani Ani
 
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Hani Ani
 
53 101-1-sm
53 101-1-sm53 101-1-sm
53 101-1-sm
qheqhe96
 

What's hot (18)

Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
 
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanolEkstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
 
Makalah nanoteknologi alam
Makalah nanoteknologi alamMakalah nanoteknologi alam
Makalah nanoteknologi alam
 
penelitian terlengkap
penelitian terlengkappenelitian terlengkap
penelitian terlengkap
 
3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm
 
Daun kemuning
Daun kemuningDaun kemuning
Daun kemuning
 
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwaIdentifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
 
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassumfisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
 
antidiare
antidiareantidiare
antidiare
 
Bab i 5
Bab i 5Bab i 5
Bab i 5
 
Monoterpena
MonoterpenaMonoterpena
Monoterpena
 
Presentation1 partisi
Presentation1 partisiPresentation1 partisi
Presentation1 partisi
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining FitokimiaPresentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
 
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)
 
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
 
53 101-1-sm
53 101-1-sm53 101-1-sm
53 101-1-sm
 

Viewers also liked

Review Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan
Review Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada TumbuhanReview Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan
Review Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan
dewisetiyana52
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahari
nisha althaf
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangLauri Bintang
 
Senyawa metabolit sekunder
Senyawa metabolit sekunderSenyawa metabolit sekunder
Senyawa metabolit sekunder
miomadre
 
Jurnal penelitian
Jurnal penelitianJurnal penelitian
Jurnal penelitianuiia
 
Understanding Iso 9001 2008
Understanding Iso 9001 2008Understanding Iso 9001 2008
Understanding Iso 9001 2008Bala Subramanian
 
Iso 9001 2008 mmb41
Iso 9001 2008 mmb41Iso 9001 2008 mmb41
Iso 9001 2008 mmb41Efi Sari
 
JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN
Ichwan Aridanu
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah JurnalPENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
Diana Amelia Bagti
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
Muhd ASRUL
 
Farmakognosi
FarmakognosiFarmakognosi
Farmakognosi
Ilma Alvia Bayatika
 
contoh jurnal
contoh jurnalcontoh jurnal
contoh jurnal
diasnf
 
Procedure of ISO 9001:2008 QMS
Procedure of ISO 9001:2008 QMSProcedure of ISO 9001:2008 QMS
Procedure of ISO 9001:2008 QMSRajesh Damera
 
ISO 9001: 2008 QMS Awareness PPT
ISO 9001: 2008 QMS Awareness PPTISO 9001: 2008 QMS Awareness PPT
ISO 9001: 2008 QMS Awareness PPT
knp_slidess
 
Iso 9001 2008 awareness training-slides
Iso 9001 2008 awareness training-slidesIso 9001 2008 awareness training-slides
Iso 9001 2008 awareness training-slidesumar farooq
 

Viewers also liked (19)

Review Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan
Review Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada TumbuhanReview Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan
Review Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahari
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintang
 
Senyawa metabolit sekunder
Senyawa metabolit sekunderSenyawa metabolit sekunder
Senyawa metabolit sekunder
 
1. sosialisasi iso
1. sosialisasi iso1. sosialisasi iso
1. sosialisasi iso
 
Jurnal penelitian
Jurnal penelitianJurnal penelitian
Jurnal penelitian
 
Understanding Iso 9001 2008
Understanding Iso 9001 2008Understanding Iso 9001 2008
Understanding Iso 9001 2008
 
Iso 9001 2008 mmb41
Iso 9001 2008 mmb41Iso 9001 2008 mmb41
Iso 9001 2008 mmb41
 
JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah JurnalPENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
 
Artikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiahArtikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiah
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
 
Farmakognosi
FarmakognosiFarmakognosi
Farmakognosi
 
contoh jurnal
contoh jurnalcontoh jurnal
contoh jurnal
 
Procedure of ISO 9001:2008 QMS
Procedure of ISO 9001:2008 QMSProcedure of ISO 9001:2008 QMS
Procedure of ISO 9001:2008 QMS
 
Iso 9001 training
Iso 9001 trainingIso 9001 training
Iso 9001 training
 
Introduction to iso 9001
Introduction to iso 9001 Introduction to iso 9001
Introduction to iso 9001
 
ISO 9001: 2008 QMS Awareness PPT
ISO 9001: 2008 QMS Awareness PPTISO 9001: 2008 QMS Awareness PPT
ISO 9001: 2008 QMS Awareness PPT
 
Iso 9001 2008 awareness training-slides
Iso 9001 2008 awareness training-slidesIso 9001 2008 awareness training-slides
Iso 9001 2008 awareness training-slides
 

Similar to Pembahasn jurnal

PPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxPPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptx
Irenee9
 
Tugas atnopedagogie Kain sasirangan
Tugas atnopedagogie Kain sasiranganTugas atnopedagogie Kain sasirangan
Tugas atnopedagogie Kain sasirangan
Mutiara Cess
 
contoh Abstract laporan
contoh Abstract laporancontoh Abstract laporan
contoh Abstract laporan
Politeknik STT Tekstil Bandung
 
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
aufia w
 
Sokletasi
SokletasiSokletasi
Sokletasi
ershahasan
 
Monascus nata kompleks
Monascus nata kompleksMonascus nata kompleks
Monascus nata kompleks
Muhammad Luthfan
 
13. lap kompos
13. lap kompos13. lap kompos
13. lap kompos
LatifahAnnisa2
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiFransiska Puteri
 
9. ririn.pdf
9. ririn.pdf9. ririn.pdf
9. ririn.pdf
ririnsagita1
 
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
Repository Ipb
 
P15-16 Final.pptx
P15-16 Final.pptxP15-16 Final.pptx
P15-16 Final.pptx
Cahyaning Utami
 
Laporan tanin
Laporan tanin Laporan tanin
Laporan tanin
CarlosEnvious
 
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK Ilmianisa Azizah
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
qlp
 
Presentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptx
Presentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptxPresentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptx
Presentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptx
LENADIANSAPUTRI1
 
Trepium Sertik
Trepium SertikTrepium Sertik
Trepium Sertik
rindaaulutamii
 
Pembuatan sediaan pewarna_rambut_2
Pembuatan sediaan pewarna_rambut_2Pembuatan sediaan pewarna_rambut_2
Pembuatan sediaan pewarna_rambut_2
safridha kemala putri
 

Similar to Pembahasn jurnal (20)

PPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxPPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptx
 
Tugas atnopedagogie Kain sasirangan
Tugas atnopedagogie Kain sasiranganTugas atnopedagogie Kain sasirangan
Tugas atnopedagogie Kain sasirangan
 
contoh Abstract laporan
contoh Abstract laporancontoh Abstract laporan
contoh Abstract laporan
 
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
 
Sokletasi
SokletasiSokletasi
Sokletasi
 
Monascus nata kompleks
Monascus nata kompleksMonascus nata kompleks
Monascus nata kompleks
 
13. lap kompos
13. lap kompos13. lap kompos
13. lap kompos
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
 
Asam Tanat
Asam TanatAsam Tanat
Asam Tanat
 
9. ririn.pdf
9. ririn.pdf9. ririn.pdf
9. ririn.pdf
 
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
 
P15-16 Final.pptx
P15-16 Final.pptxP15-16 Final.pptx
P15-16 Final.pptx
 
Laporan tanin
Laporan tanin Laporan tanin
Laporan tanin
 
239 580-1-pb
239 580-1-pb239 580-1-pb
239 580-1-pb
 
1884 3673-1-sm
1884 3673-1-sm1884 3673-1-sm
1884 3673-1-sm
 
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
Presentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptx
Presentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptxPresentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptx
Presentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptx
 
Trepium Sertik
Trepium SertikTrepium Sertik
Trepium Sertik
 
Pembuatan sediaan pewarna_rambut_2
Pembuatan sediaan pewarna_rambut_2Pembuatan sediaan pewarna_rambut_2
Pembuatan sediaan pewarna_rambut_2
 

Recently uploaded

Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
ABDULRASIDSANGADJI1
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 

Recently uploaded (20)

Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 

Pembahasn jurnal

  • 1. MAKALAH FITOKIMIA “PERBANDINGAN SENYAWA TANNIN PADA TANAMAN PUTRI MALU DAN DAUN ALPUKAT SEBAGAI PEWARNA ALAMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOXHLETASI” tugas fitokimia yang dibina oleh bapak Choirul Huda, S.farm.,Apt Oleh: Efi Ratna Sari (1413206018) S1 FARMASI STIKES KARYA PUTRA BANGSA TULUNGAGUNG 2016 i FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya makalah fitokimia hasil perbadingan jurnal dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Choirul Huda, S.farm.,Apt selaku dosen pembimbing karena dengan adanya tugas ini dapat menambah wawasan kami. Laporan ini berisikan tentang “Perbandingan Senyawa Tanin Pada Tanaman Putri Malu dan Daun Alpukat Sebagai Pewarna Alami Dengan Menggunakan Metode Soxhletasi” Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembacanya serta dapat memenuhi tugas fitokimia seperti yang diharapkan. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Tulungagung, 15 Mei 2016 Penyusun ii FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 3. DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar...............................................................................................ii Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang....................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah................................................................................2 1.3 Tujuan..................................................................................................2 1.4 Manfaat................................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3 BAB III METODOLOGI 3.1 Alat.....................................................................................................6 3.2 Bahan...................................................................................................6 3.3 Prosedur................................................................................................6 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Daun Apukat......................................................................8 4.2 Hasil Ekstraksi tanaman putri malu..................................................9 BAB V PENUTUP..........................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12 iii FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri tekstil dan dunia fashion saat ini semakin berkembang pesat. Pewarnaan tekstil sebagian besar menggunakan pewarna buatan. Pewarna sintetis yang mengandung bahan kimia dapat berbahaya dan limbah yang dibuang dapat merusak lingkungan, sehingga pengolahan limbahnya pun membutuhkan biaya yang cukup besar bagi industri. Di berbagai negara maju dan berkembang, kini pewarnaan sudah mulai beralih menggunakan zat warna alami, yang lebih ramah lingkungan dibandingkan pewarnaan dengan pewarna buatan. Karena penggunaan pewarna sintetis memiliki beberapa kerugian ini yang menyebabkan perlu adanya penelitian dan pengembangan inovasi pewarna yang bersumber dari alam. Tanaman Putri malu dan daun alpukat merupakan salah satu yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi zat warna alami untuk pewarnaan tekstil. Tanin dapat digunakan sebagai pewarna alami, diketahui bahwa daun alpukat mengandung senyawa tannin, sebagai zat pewarna akan menimbulkan warna cokelat atau kecokelatan (Prayitno dkk., 2003). Sedangkan Tannin yang terdapat dalam batang dan akar tanaman putri malu juga dapat dipakai pewarna alami (Winarno dan Rahayu, 1994). Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas perlu dibandingkan seberapa banyak senyawa tannin yang terkandung pada masing – masing senyawa, sehingga diketahui tanaman mana yang lebih efektif digunakan sebagai pewarna alami. 1 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 5. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Perbandingan senyawa tannin pada tanaman putri malu dan daun alpukat sebagai pewarna alami dengan menggunakan metode soxhletasi? 2. Bagaimana metode ekstraksi dan pelarut yang cocok untuk penarikasn senyawa tannin? 3. Berapa hasil senyawa tannin yang diperoleh melalui metode penarikan soxhletasi? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui perbandingan senyawa tannin pada tanaman putri malu dan daun alpukat sebagai pewarna alami dengan menggunakan metode soxhletasi. 2. Mengetahui metode ekstraksi dan pelarut yang cocok untuk penarikan senyawa tannin pada tanaman putri malu dan daun alpukat. 3. Mengetahui hasil rendemen senyawa tannin pada tanaman putri malu dan daun alpukat. 1.4 Manfaat Untuk mengetahui perbandingan senyawa tannin pada tumbuhan putri malu dan daun alpukat sehingga dapat diketahui efektifitas tanaman putri malu dan daun alpukat sebagai pewarna alami. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 6. Tanin adalah senyawa fenol yang memiliki berat molekul 500-3000 daltons (Da). Tanin diklasifikasi atas dua kelompok atas dasar tipe struktur dan aktivitasnya terhadap senyawa hidrolitik,yaitutanin terkondensasi (condensed tannin) dan tanin yang dapat dihidrolisis (hyrolyzable tannin) (Hagerman, 2002). Tanin hidrolisis adalah tanin pada pemanasan dengan asam klorida atau asam sulfat menghasilkan asam galat atau asam elagat. Tanin terkondensasi adalah tanin pada pemanasan dengan asam klorida menghasilkan phlobaphenes seperti phloroglucinol (Browning, 1966). Tanin dapat dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan, baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang berbeda-beda. Sumber tanin antara lain diperoleh dari jenis bakau-bakauan atau jenis-jenis dari tumbuhan seperti akasia (Acacia sp), ekaliptus (Eucalyptus sp), pinus (Pinus sp) dan sebagainya. Tanin selama ini banyak digunakan sebagai bahan perekat tipe eksterior, yang terutama terdapat pada bagian kulit kayu. Tanin memiliki sifat antara lain dapat larut dalam air atau alkohol karena tanin banyak mengandung fenol yang memiliki gugus OH, dapat mengikat logam berat, serta adanya zat yang bersifat anti rayap dan jamur (Carter et al., 1978). Jika R1=R2=OH, R3=H maka struktur ini adalah grup (-) epicatechin dan jika pada R1 dan R2 sebagaikomponen lain maka grup ini terindikasi di bawah struktur R2=O- galloyl pada catechin gallat. Tanin dapat digunakan sebagai pewarna alami, menurut Prayitno dkk., (2003) diketahui bahwa daun alpukat mengandung senyawa tannin, sebagai zat pewarna 3 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 7. akan menimbulkan warna cokelat atau kecokelatan. Sedangkan Tannin yang terdapat dalam batang dan akar tanaman putri malu juga dapat dipakai pewarna alami (Winarno dan Rahayu, 1994). Penggunaan tannin sebagai bahan pewarna yaitu sebagai mordant biasanya dilakukan dengan dikombinasi dengan bahan logam tertentu. Prabhu dan Teli (2011) mengekstraksi tannin dari asam jawa (Tamarindus indica L.) sebagai mordant alami yang dicampur dengan tembaga sulfat sebagai bahan pewarna alami pada bahan katun, wol dan kain sutra. Kekuatan warna hasil pencelupan dengan mordant selanjutnya diuji dengan pencucian dan paparan terhadap cahaya ternyata mordant ini lebih tahan luntur jika dibandingkan dengan pencelupan dengan pewarna alami (kunyit dan kulit delima) tanpa mordant. Tannin terkondensasi (proanthocyanidins tannin) memberikan kekuatan warna menjadi tidak luntur. Seni Tekstil Indonesia, menggunakan pencelupan mordant yang berupa kombinasi tannin dan garam aluminium untuk memberikan warna merah, sedangkan kombinasi tannin dan zat besi akan memberikan warna nila. Pengambilan tannin dari tanaman dapat dilakukan dengan ekstraksi menggunakan pelarut organik. Markom dkk. (2007) mengekstraksi tannin dari Phyllanthus niruri Linn, menggunakan berbagai pelarut organik (petroleum eter, dikhorometana, khloroform, metanol, etanol dan aseton) dengan metoda ekstraksi Sohxlet. Chavan dkk. (2001) mengektrak tannin kental dari kacang pantai, kacanghijau dan kacang rumput menggunakan pelarut metanol dan aseton dengan variasi konsentrasi pelarut, tanpa pemanasan. Hasil terbaik diperoleh pada ekstraksi tannin dengan pelarut aseton dengan kemurnian 70%. Artikel ini melaporkan kajian mengenai ekstraksi tannin dari putrimalu dengan metode soxhlet menggunakan beberapa jenis pelarut organik dan pemodelan matematik untuk menggambarkan perpindahan massa di dalam proses ekstraksi tersebut Menurut Tjukup Marnoto dkk 2012 mekanisme proses ekstraks yaitu, terjadi perpindahan massa (solute) dari padatan ke pelarut. Mekanisme perpindahan massa pada proses ekstraksi menggunakan soxhlet yaitu dimana uap pelarut yang timbul sebagai akibat dari pemanasan pelarut akan bergerak ke atas. Selanjutnya, uap ini 4 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 8. diembunkan di atas padatan dan embunan yang terbentuk tercurah ke tumpukan padatan untuk mengekstrak solute sehingga terjadi ekstraksi. Selanjutnya, luapan pelarut yang mengandung ekstrak turun ke labu penampung pelarut yang dipanaskan dan akan kembali menguapkan pelarut. Proses ini terjadi secara berulang dan terus menerus sehingga terjadi ekstraksi secara kontinyu. BAB III METODOLOGI a.1 Alat 5 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 9. Seperangkat alat soxhlet a.2 Bahan a) Untuk ekstraksi Daun alpukat • Daun alpukat yang tua (yang dekat dengan pangkal dan berwarna hijau tua) • Pelarut yang digunakan yaitu etanol 95 % (teknis) dan aseton (teknis). b) Untuk Ekstraksi Tanaman Putri Malu • Tanaman putri malu yang digunakan diambil batang dan daunnya • Pelarut organik yang digunakan yaitu metanol dengan kemurnian 96%, aseton kemurnian 96%, n-heksan kemurnian 98% dan etanol 96% a.3 Prosedur a) Daun Putri Malu 1. Diambil Sebanyak 10 gram yang sudah kering 2. Dibungkus dengan kertas saring 3. Dimasukkan ke dalam thimbel soxhlet 4. Diisi dengan pelarut pada labu alas bulat sebanyak 2/3 bagian dari isi labu yaitu 350 ml. Selanjutnya, Water bath difungsikan,dan pada saat yang sama air pendingin dialirkan menuju pendingin tegak. 5. Diekstraksi sampai terjadi kesetimbangan ekstrak tannin yang ditandai dengan kadar tannin di dalam pelarut relatif tetap. b) Daun Alpukat 1. Daun alpukat dikeringkan dalam oven dengan menggunakan suhu 800 C selama kurang lebih 5 jam dan dihaluskan menjadi serbuk. 6 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 10. 2. Ditimbang sebanyak 10 gram, kemudian dibungkus (dilapisi) dengan kapas dan kertas saring. 3. Dimasukkan ke dalam soxhlet dan diekstraksi menggunakan pelarut sesuai dengan perlakuan jenis pelarut yaitu menggunakan etanol 95% dan aseton dengan perbandingan etanol 95% dan aseton 3:0; 3:1 dan 3:2, masing-masing sebanyak 300 mL, serta menggunakan perlakuan waktu ekstraksi yaitu selama 150 menit dan 180 menit. 4. Diekstraksi secara soxhletasi menggunakan suhu pemanasan 800 C. 4. Hasil ektraksi dengan soxhletasidisaring dengan kertas saring dan dipisahkan dari endapannya 5. Diekstrak daun alpukat kemudian dievaporasi menggunakan rotary vacuum evaporator untuk menghilangkan pelarut dalam ekstrak, dengan suhu di bawah titik didih pelarut (50 - 600 C). Evaporasi dilakukan sampai pelarut pada labu pemisah tidak menetes lagi, sehingga dihasilkan ekstrak kasar daun alpukat yang diharapkan sudah tidak mengandung pelarut. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Daun alpukat 7 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 11. Dari hasil penelitian ekstraksi tanin dari daun alpukat tersebut, diketahui total tanin yang terkandung dalam ekstrak berkisar 15,81 – 22,07 %. Pada data analisis ragam rerata total tanin, diketahui bahwa pelarut dan waktu ekstraksi berbeda nyata terhadap total tanin ekstrak. Dengan kata lain pelarut dan waktu ekstraksi mempengaruhi nilai tanin yang terekstrak. Begitu juga dengan interaksi antara faktor pelarut dengan waktu ekstraksi menunjukkan interaksi yang nyata. Dari tabel dapat diketahui rerata total tanin dengan perlakuan proporsi pelarut dan waktu ekstraksi memiliki sangat mempengaruhi hasil. Dengan kata lain proporsi pelarut dengan waktu ekstraksi berpengaruh pada total tanin ekstrak yang dihasilkan. Pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama dengan senyawa tanin yang diekstrak dan waktu ekstraksi dengan soxhletasi yang lebih lama akan menghasilkan ekstrak senyawa tannin yang maksimal. Dari hasil diketahui total tanin tertinggi didapat pada perlakuan waktu ekstraksi 180 menit. Hal ini dikarenakan semakin lama waktu ekstraksi, maka kontak antara pelarut dan bahan yang diekstrak juga akan semakin lama, sehingga ekstraksi senyawa pada bahan juga akan semakin banyak. Robinson (1995) menyatakan struktur senyawa tanin tersusun atas atom-atom yang berbeda dan tanin memiliki gugus hidroksi lebih dari satu dan memiliki momen dipol tidak sama dengan nol (μ ≠ 0) yang menyebabkan tanin bersifat polar, sehingga harus dilarutkan dengan pelarut 8 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 12. yang bersifat polar, jadi karena sifat kepolaran pelarut yang berbeda yang membuat kemampuan untuk mengekstrak tanin pun berbeda pula. 4.2 Ekstraksi Tanaman Puri Malu Grafik Kadar tannin di dalam pelarut yang diambil setiap selang waktu 20 menit pada berbagai jenis pelarut 9 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 13. Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa dengan menggunakan pelarut yang berbeda, jumlah tannin yang terekstrak juga berbeda, walaupun volume pelarut yang digunakan adalah sama. Menurut Markom dkk. (2007) ekstraksi tannin dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Sifat fisikokimia pelarut yang ditandai dengan indeks polaritas dan momen dipole dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil ekstrak paling rendah diperoleh pada pelarut non polar n-heksana yaitu 0,0031 g/mL. Aseton, metanol dan etanol merupakan pelarut polar. Aseton merupakan pelarut polar-aprotik yang tidak dapat memberikan ion OH-, sedangkan metanol dan etanol merupakan pelarut polar-protik yaitu yang dapat memberikan ion OH-, sehingga lebih mudah berinteraksi dengan gugus fungsional yang polar pada tannin. Oleh karena itu, aseton menghasilkan ekstrak tannin yang lebih rendah (0,016 g/mL) dibanding pelarut polar-protik (metanol dan etanol). Pelarut metanol dan etanol yang sama-sama bersifat polar-protik menghasilkan ekstrak tannin yang berbeda yaitu metanol 0,0274 g/mL dan etanol 0,044 g/mL, hal ini disebabkan pelarut metanol tidak mengandung air, sedangkan etanol lebih banyak mengandung air sebagai pengotor yang menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tannin. proses ekstraksi tannin dari tanaman putrimalu dikaji menggunakan larutan etanol 96% ; 81% ; 66% ; 51% ; 36% berat. Pada ekstraksi soxhlet kemurnian uap pelarut yang diembunkan dan dicurahkan ke padatan adalah selalu murni, tidak sama dengan kemurnian cairan pelarut (ekstrak). Koefisien perpindahan massa gabungan atau koefisien adsorpsi tannin padat-cair pada kemurnian pelarut etanol 66%, 81%, dan 96% adalah 0,0161, 0,0196 dan 0,0213 (1/menit). Hasil ekstraksi tannin yang terdapat pada batang dan daun tanaman putri malu setelah dimurnikan adalah 3,65% (berat). 10 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 14. BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil perbandingan antara ektraksi pada tanaman putri malu dan daun apukat diketahui bahwa kendungan senyawa tanin lebih banyak diperoleh pada daun apukat denga total tanin daun apukat sebesar 22,07%, sedangkan pada tanaman putri malu tannin secara murni hanya sebesar 3,65% dari total berat sampel. Sehingga dapat dikatakan tannin pada daun apukat memiliki efektifitas lebih besar yang dapat digunakan sebagai pewarna alami dibandingkan dengan tanaman putri malu. Pelarut yang cocok digunakan untuk metode ekstraksi soxhletasi untuk penarikan senyawa tannin yaitu pelarut yang sifatnya polar karena senyawa tannin bersifat polar. Ekstraksi soxhletasi juga berpengaruh terhadap waktu, semakin lama waktu ekstraksi, maka kontak antara pelarut dan bahan yang diekstrak juga akan semakin lama, sehingga ekstraksi senyawa pada bahan juga akan semakin banyak. 11 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Hagerman, A. E. 2002. Tannin Chemistry, Department of Chemistry and Biochemistry, Miamy University, Oxford. Browning, B. L. 1966. Methods of Wood Chemistry. Vol I, II. Interscience Publishers. New York. Carter, F. L., A. M. Carlo and J. B Stanley. 1978. Termiticidal Components of Wood Extracts Methyljuglone from Diospyros Virginia. Journal Agriculture. 26(4):869-873 Winarno, and Rahayu, T.S., (1994), Bahan Tambahan untuk Makanan dan Kontaminan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Chavan, U.D., Shahidi, F., and Naczk, M., (2001), Extraction of condensed tannins from beach pea (Lathyrus maritimus L.) as affected by different solvents, Food Chemistry, 75, pp. 509-512 Prabhu, K.H. and Teli, M.D., (2011), Eco-Deing using Tamarindus Indica L. Seed Coat Tannin as a Natural Mordant for Textiles with Antibacterial Activity, Journal of Saudi Chemical Society : xxx, xxx–xxx, Article in Press. Marnoto, T., (2010), Analisis Numerik dan Pemrograman dengan Bahasa Scilab, percetakan UPN “Veteran”, Yogyakarta. Markom, M., Hasan, M., Daud, W.R.W., Singh, H., and Jaim, J.M., (2007), Extraction of hydrolysable tannins from Phyllanthus niruri Linn:Effects of solvents and extraction methods, Separation andPurification Technology, 52, pp. 487-496. 12 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”